BAB 5 PEMBAHASAN Dalam sebuah produk pangan dengan kemasan yang akan diproduksi atau dimasukkan ke wilayah Indonesia wajib mecantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan (Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999). Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Perdagangan
No.67/M-DAG/PER/11/2013
mengatakan bahwa, label adalah setiap keterangan mengenai barang yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan, bahwa label pangan sekurang-kurangnya berisi informasi tentang: nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih/ isi bersih, nama dan alamat atau importir untuk makan dan luar nergeri, keterangan halal, dan tanggal, bulan dan kadaluarsa. Pada praktikum kali ini kami menggunakan 8 sampel untuk mengidentifikasi label pada produk pangan tersebut. 5. 1 Mei Instant Sampel mie instant yang digunakan adalah “Mie Gepeng” yang diproduksi PT. Jakarana Tama, Jakarta Utara. Berdasarkan hasil praktikum “Mie Gepeng” sudah memenuhi syarat label yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam daftar bahan mie terdapat natrium tripolifosfat yang diguakan untuk mempercepat proses pematangan ketika direbus oleh konsumen. Kemuadian terdapat kaliaum korbanat dan natirum korbat sebagai bahan untuk mempercepat pengukusan saat di pabrik. Pengawet yang digunakan mie ini adalah natrium benzoat. Pada produk ini terdapat sedikit penyimpangan pada berat bersih. Berat bersih yang tertera pada label adalah 75 gram sedangkan dari hasil penimbangan didapatkan 60 gram yang berarti selisih 10 gram. Hal ini sedikit merugikan konsumen karena berat aslinya kurang dari 10%. Selain itu, produk ini sudah benar
mendapatkan
sertifikat
halal
dengan
nomer
registrasi
MUI
00090012840700 serta terdaftar di BPOM dengan nomer registrasi MD 231510003083 (Makanan Merek Dalam). Artinya produk ini memiliki izin industri besar dan bersifat lokal. Nomor pendaftaran tersebut akan terus berlaku selama tidak ada perubahan dalam komposisi bahan, pengolahan, lokasi pengolahan dan lain-lain. Dalam produk ini juga mencantumkan angka kecukupan gizi (AKG) perproduknya yakni 360 kkal. Artinya setiap makan 1 kemasan telah mengonsumsi sejumlah kalori yang tertera. 5.2 Minuman Rasa Buah Produk yang digunakan sebagai sampel sendiri adalah “Yeo’s” produksi dari PT YHS Indonesia, Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil praktikum “Yeo’s” sudah memenuhi atau melengkapi syarat label yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam komposisi bahan terdapat ektrak licorice yang merupakan bahan herbal untuk penambah fungsi pada produk tersebut. Produk ini sendiri tidak ditemukan penyimpangan. Selain itu produk ini juga, terdaftar halal dengan nomer registrasi MUI 00120065430613 serta terdaftar dalam BPOM degan nomer registrasi ML 269009005270 (Makanan Merek Luar). Artinya produk ini memiliki izin industri besar dan bersifat impor sebab ini adalah produk milik negara Malaysia. Nomor pendaftaran tersebut akan terus berlaku selama tidak ada perubahan dalam komposisi bahan, pengolahan, lokasi pengolahan dan lain-lain. Dalam produk ini juga mencantumkan angka kecukupan gizi (AKG) perproduknya yakni 100 kkal. Artinya setiap makan 1 kemasan telah mengonsumsi sejumlah kalori yang tertera. 5.3 Biskuit Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah “Butter Coconut” produksi dari PT. Aneka Indomakmur, Sidoarjo. Berdasarkan hasil dari praktikum produk biskuit “Butter Coconut” sudah memenuhi atau melengkapi syarat label yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan adanya kelengkapan pada label yang mencatumkan semua ketentuan/ persyaratan label kemasan.
Dalam label kemasan produk ini mecantumkan AKG (Angka Kecukupan Gizi). Hal ini menunjukkan dalam 1 produk tersebut mengandung 60 kkal. Hal ini untuk memberi informasi kepada konsumen. Produk ini terdapat beberapa penyimpangan pada berat bersih dan izin BPOM. Berat bersih yang tertera pada label produk adalah 120 gram sedang hasil timbang sendiri 107 gram. Namun, ini tidak terlalu merugikan konsumen sebab berat aslinya tidak terlalu jauh 10% dari berat yang tertera pada label. Selain itu, pada label produk ini tertera nomor pendaftaran BPOM. Namun, ketika di cek tidak terdaftar, hal ini bisa dikarenakan ada perubahan pada komposisi, pengolahan atau lokasi produksi dan tidak melakukan pendaftran ulang. Bisa juga dikarenakan tidak memperpangjang masa registrasi produk atau database pada BPOM belum terupdate atau bahkan bisa saja produk tersebut memalsukan Perizinan BPOM. Hal ini dapat memberi kerugian pada konsumem sebab, konsumen akan merasa bingung atau bahkan merasa ditipu oleh produsen. 5.4 Sarden Sampel sarden yang digunakan adalah “Cip” yang diproduksi PT. Blambangan Foodpackers, Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan hasil praktikum “Cip” tidak memasukkan klam gizi. Namun hal ini, tidak dipermasalahkan sebab menurut SK Dirjen POM no. 02240/B/SK/VI/91 meliputi nama makanan/ produk, komposisi, netto, nama dan alamat perusahaan, dan nomor pendaftaran. Sehingga produk ini dikatakan memenuhi syarat label kemasan. Pada produk ini sendiri tidak ada penyimpangan yang merugikan konsumen. Walau berat bersih dari ikan sarden sendiri kurang dari 10%, namun berat bersih keseluruhan pada saat penimbangan melebihi berat pada label. Produk ini
juga
mengantongi
sertifikat
halal
dengan
nomer
registrasi
MUI
00030010200599 serta terdaftar di BPOM dengan nomor registrasi MD 543913003182 yang berarti telah memiliki izin industri besar dan bersifat lokal. Nomor pendaftaran tersebut akan terus berlaku selama tidak ada perubahan dalam komposisi bahan, pengolahan, lokasi pengolahan dan lain-lain. Namun sangat
disangkan produk ini tidak mencantumkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) perproduknya. 5.5 Susu Kental Manis Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah “Enaak” produksi dari PT. Indolakto, kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hasil praktikum “Enaak” sudah memenuhi atau melengkapi syarat label yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam kompisis produk ini terdapat bubuk whey yang merupakan limbah dari pembuatan keju yang mengandung protein dan laktosa dengan tujuan untuk mereduksi biaya produksi. Produk ini memiliki penyimpangan yang dapat membuat konsumen resah yakni label halal tidak tertera pada produk ini. Sehingga dapat membuat konsumen enggan membeli produk ini. Namun berat bersih pada label dan hasil penimbangan sama. Selain itu, produkni juga telah registrasi atau sudah memiliki izin industry besar dan bersifat lokal dengan nomor registrasi MD 602110054157. Susu Kental Manis ini sendiri memiliki 120 kkal setiap sasetnya berdasarkan AKG (Angka Kecukupan Gizi). Artinya setiap makan 1 kemasan
telah
mengonsumsi sejumlah kalori yang tertera. 5.6 Bumbu Ayam Goreng Sampel bumbu ayam goreng yang digunakan adalah “Munik” yang diproduksi PT. Sarimunik Mandiri, Jakarta Timur. Berdasarkan hasil praktikum “Munik” tidak memasukkan klam gizi. Namun hal ini, tidak dipermasalahkan sebab menurut SK Dirjen POM no. 02240/B/SK/VI/91 meliputi nama makanan/ produk, komposisi, netto, nama dan alamat perusahaan, dan nomor pendaftaran. Sehingga produk ini dikatakan memenuhi syarat label kemasan. Pada produk ini sendiri tidak ada penyimpangan yang merugikan konsumen. Walaupun berat bersih pada label lebih berat daripada hasil penimbangan. Namun berat hasil penimbangan tersebut tidak kurang dari 10% sehingga tidak terlalu merugikan. Produk ini juga mengantongi sertifikat halal
dengan nomer registrasi MUI 000603833026 serta terdaftar di BPOM dengan nomor registrasi MD 85560900918 yang berarti telah memiliki izin industri besar dan bersifat lokal. Nomor pendaftaran tersebut akan terus berlaku selama tidak ada perubahan dalam komposisi bahan, pengolahan, lokasi pengolahan dan lainlain. Namun sangat disangkan produk ini tidak mencantumkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) perproduknya. 5.7 Kripik Singkong Kripik singkong yang digunakan sebagai sampel dari praktikum kali ini adalah kripik “Kusuka” yang diproduksi oleh CV. Arira Pangindo, Bogor. Berdasarkan hasil praktikum “Kusuka” sudah memenuhi syarat label yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam produk ini sendiri tidak ditemukan penyimpangan. Berat bersih antara label dengan hasil penimbangan lebih besar hasil penimbangan. Produk ini juga mengantongi sertifikat halal dengan nomer registrasi MUI 01101007030205 serta terdaftar di BPOM dengan nomor registrasi MD 672810027094 yang berarti telah memiliki izin industri besar dan bersifat lokal. Nomor pendaftaran tersebut akan terus berlaku selama tidak ada perubahan dalam komposisi bahan, pengolahan, lokasi pengolahan dan lain-lain. Kripik ini juga mencantumkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) perkemasan adalah 130 kkal. Artinya setiap makan 1 kemasan “Kusuka” telah memakan kalori sebanyak 130 kkal. 5.8 Kopi Susu Jahe Sampel kopi susu jahe yang digunakan adalah “Anget Sari” yang diproduksi PT. Forisa Nusapersada, Tangerang. Berdasarkan hasil praktikum “Anget Sari” tidak memasukkan klam gizi. Namun hal ini, tidak dipermasalahkan sebab menurut SK Dirjen POM no. 02240/B/SK/VI/91 meliputi nama makanan/ produk, komposisi, netto, nama dan alamat perusahaan, dan nomor pendaftaran. Sehingga produk ini dikatakan memenuhi syarat label kemasan. Pada produk ini sendiri tidak ada penyimpangan yang merugikan konsumen. Sebab berat bersih pada label dengan hasil penimbangan sama. “Anget
Sari”
juga
memiliki
sertifikat
halal
dengan
nomer
registrasi
MUI
00130023344302 serta terdaftar di BPOM dengan nomor registrasi MD 667031151020 yang berarti telah memiliki izin industri besar dan bersifat lokal. Nomor pendaftaran tersebut akan terus berlaku selama tidak ada perubahan dalam komposisi bahan, pengolahan, lokasi pengolahan dan lain-lain. Namun sangat disangkan produk ini tidak mencantumkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) perproduknya.
Akhmad, Chairul. 2012. Halalan Thayyiban: Dampak Whey dalam Produk Pangan.http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/12/08/04/m8896x-halalan-thayyiban-dampak-wheydalam-produk-pangan-1 (diakses pada tanggal 18 Maret 2017) Merina, Nely. Perbedaan dan Pengertian PIRT, MD, ML, dan SP. http://goukm.id/izin-bpom-pirt-md-ml-dan-sp/. (diakses pada tanggal 18 Maret 2017)