PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
BAB 4 PERENCANAAN DRAINASE 4.1.
PERENCANAAN DRAINASE
4.1.1. Umum Di dalam perencanaan bandar udara, harus diperhatikan mengenai permasalahanpermasalahan yang dapat mengganggu operasional kegiatan penerbangan, yang dapat mengakibatkan bahaya pada keselamatan penerbangan. Genangan air salah satu-nya yang menjadi faktor yang dapat mengganggu operasional penerbangan, tinggi nya genangan air di permukaan runway, taxiway maupun apron akan mengakibatkan tergelincirnya pesawat dan keluar dari badan perkerasan. Untuk itu perencanaan drainase harus dilakukan dengan baik, agar tercipta hasil perencanaan yang baik dan dapat diaplikasikan di lapangan. Bandara Soekarno-Hatta memiliki sistem drainase eksisting primer yang mampu mengalirkan debit banjir 25 tahunan, dengan tersedianya stiiling basin, dan juga saluran pembuangan utama lain nya, seperti sungai yang ada di sekitar bandara. Di dalam perencanaan Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway SP1 & NP1, terdapat beberapa spot lokasi pelaksanaan pekerjaan yang perlu dilakukan kajian perhitungan drainase, sesuai dengan karakteristik lokasi perencanaan, mengingat beberapa spot sudah memiliki saluran eksisting yang tetap harus dipertahankan, dan juga drainase baru dengan dimensi yang baru pula sesuai dengan hasil perhitungan. 4.1.2. Perencanaan dan S tandar Perencanaan drainase dilakukan mengacu pada standar Airport Drainage yang dikeluarkan Federal Aviation Administration (FAA) dalam Advisory Circular /AC No.150/5320-5B. PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–1
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
4.2.
SISTIM JARINGAN DRAINASE BANDARA
Bandara Soekarno-Hatta memiliki sistem jaringan drainase yang cukup baik, hal ini didukung dengan banyak nya outlet pembuangan dari debit banjir yang ada di bandara melalui sungaisungai yang ada di sekitar dan juga ketersediaan tampungan debit banjir yang berada di sebelah Timur Bandara Soekarno-Hatta yang berupa stilling basin dengan luasan dan kapasitas tampungan debit banjir yang cukup untuk menampung debit banjir hingga debit banjir 25 tahunan. Selain itu, untuk pengaliran air hujan, pada Bandara Soekarno-Hatta ini memiliki channelchannel yang berdimensi cukup besar baik di sebelah Selatan runway, tengah maupun di sebelah Utara runway. Adapun dapat diuraikan mengenai sistem jaringan utama Bandara Soekarno-Hatta didalam uraian berikut : a. Saluran utama di runway Selatan
Channel 100;
Channel 101;
Channel 102.
b. Saluran utama di area terminal
Channel 203;
Channel 500;
Channel 600;
c. Saluran utama di runway Utara
Channel 200;
Channel 201;
Channel 202;
Channel 203.
Keberadaan saluran ini cukup untuk mengalirkan debit air hujan, dengan kemiringan saluran rata-rata 0.1%, arah pembungan saluran sebagian kecil dialirkan melalui saluran di sebelah Barat di luar bandara, sebagian lagi dialirkan melalui saluran atau sungai di sebelah Utara, dan sebagian lagi dialirkan menuju stilling basin. Sistem jaringan eksisting yang sudah ada ini, menjadi acuan di dalam perencanaan drainase di dalam Rencana Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway SP1 & NP1 ini dimana aliran air akan dialirkan menuju saluran utama yang sudah tersedia, dan juga sebagian dialirkan langsung menuju tampungan air hujan berupa stilling basin yang berada di sebelah Timur bandara. PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–2
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Gambaran mengenai sistem jaringan drainase Bandara Soekarno-Hatta ini dapat dilihat di dalam gambar berikut : Gambar 4.1. Sistem Jaringan Drainase Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta
4.2.1. Jaringan Drainase Utama Terminal 3 Secara umum sistem jaringan drainase Terminal 3 ini dibagi menjadi 3 kelompok, disesuaikan dengan outlet dari masing-masing bagian tersebut, adapun pembagian kelompok ini sebagai berikut : a. Saluran eksiting Pier 1 Saluran eksisting Pier 1 ini dialirkan menuju saluran 600 yang berada di sebelah Barat dari bangunan Pier 1; b. Saluran di areal Apron pengembangan bagian dalam/Main Apron; Saluran ini terbagi menjadi 4 saluran utama, yaitu saluran A, B, C dan D yang akan dialirkan menuju channel 202 untuk selanjutnya dialirkan menuju sungai/Kali Dadap; c. Saluran Di sebelah Timur Pier 2 Saluran ini terdiri atas 4 saluran, yaitu saluran E, Saluran F, Saluran G dan saluran H, yang akan dialirkan ke areal stilling basin di sebelah Utara.
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–3
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Gambar 4.2. Sistem Jaringan Drainase Utama Terminal 3
Dari gambar di atas, dapat dilihat arah aliran air hujan yang berada di areal Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Kebutuhan prasarana pengaliran air hujan untuk Apron Terminal 3 disesuaikan dengan Kebutuhan dan kondisi eksisting yang ada, serta standar yang berlaku di dalam perencanaan drainase bandara. Beberapa jenis saluran yang akan digunakan diantaranya yaitu : a. Saluran Terbuka/Open Channel Saluran ini ditempatkan pada areal perencanaan east cross taxiway. b. Box Culvert Saluran ini ditempatkan pada bagian yang berada di bawah taxiway, dengan dimensi yang disesuaikan dengan ukuran dimensi saluran eksisting, sehingga tidak terjadi banyak perubahan dimensi, sedangkan bagian lain ditempatkan pada jalan service road. c. Split Gully Split gully ini ditempatkan di tengah Apron, agar dapat mengalirkan air hujan dengan cepat sehingga tidak menimbulkan genangan air di tengah Apron, dan mampu menahan beban pesawat, karena posisinya yang berada di daerah pergerakan pesawat.
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–4
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Untuk lebih jelas mengenai sistem saluran khususnya saluran di Terminal 3, dapat dilihat didalam gambar berikut ini. Gambar 4.3. Aliran Drainase Utama Terminal 3
Beberapa persyaratan dan pertimbangan terhadap saluran yang akan direncanakan, sesuai dengan standar dan karakteristik khusus diantaranya adalah : 1. Tanah di bawah runway, taxiway dan Apron harus mempunyai daya dukung yang cukup terhadap beban pesawat yang melaluinya. 2. Sebagian besar permukaan daerah bandar udara terdiri atas beton dan aspal sehingga air hujan akan melimpas (run off) di atas permukaan. 3. Sistem drainase pada bandar udara harus menjamin tidak ada genangan pada landasan. Sistem drainase pada runway dan sekitarnya dapat dirinci sebagi berikut : 1. Tidak diperkenankan ada selokan terbuka kecuali selokan keliling bandar udara (Interseption Ditch, selanjutnya disebut saluran sekunder) yang menampung air yang akan memasuki bandar udara dari daerah sekelilingnya. Jadi sistem drainasenya merupakan gabungan dari surface dan subsurface drainase. 2. Air hujan yang melimpas di atas Runway, Taxiway dan Shoulder dialirkan masuk ke dalam lubang–lubang inlet yang terletak 75 m dari runway di daerah shoulder. Dari inlet air dialirkan keluar lewat pipa beton di dalam tanah ke out fall. Dan diteruskan ke Interseption Ditch. Jika Interseption Ditch terletak di ujung runway, maka harus dibuat konstruksi selokan tertutup dari beton pada bagian itu. Sungai yang PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–5
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
merupakan daerah yang dekat bagian ujung dari runway juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengaliran akhir beban hujan dari daerah ini. 4.2.2. Debit Rencana Debit rencana diperhitungkan berdasarkan jumlah limpasan air hujan (pada intensitas rancangan) yang membebani daerah bandara. Untuk kawasan yang relatif tidak luas, beban limpasan air hujan (dalam bentuk direct run off) dapat diperkirakan dengan metode rasional sebagai berikut :
Q . .I t tc .A Dengan : Q = Debit limpasan air hujan ( m3/det ) = Koefisien limpasan = Koefisien sebaran hujan I = Intensitas curah hujan selamam waktukonsentrasi tc (l/det/ha, mm3/det/km2) A = Luas lahan (m2)
Nilai koefisien limpasan () untuk beberapa penutupan lahan adalah sebagai berkut ini : Tabel 4.1. Nilai Koefisien Limpasan ()
Kondisi Lahan Atap rumah Perkerasan aspal Tanah padat sukar tembus air Taman
Koefisien Limpasan 0,75 – 0,95 0,8 – 0,95 0,40 – 0,55 0,05 – 0,25
Waktu konsentrasi untuk daerah yang relatif kecil menurut Kinori (1984) dapat dihitung dengan menjumlahkan waktu tempuh aliran limpasan pada lebar lahan (dengan mempertimbangkan jenis penutup permukaan lahan dan kemiringan lahan) dan waktu tempuh aliran di saluran (dengan mempertimbangkan jenis bahan saluran, dimensi dan kemiringan dasar saluran). Secara sederhana asumsi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
t c = to + ts Dengan : tc = to = ts =
Waktu konsentrasi Waktu tempuh limpasan di permukaan lahan (waktu masuk) Waktu tempuh aliran melewati saluran (waktu pengaliran)
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–6
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Dengan waktu konsentrasi yang diperhitungkan terhadap area pembebanan hujan pada ruas saluran yang bersangkutan, dapat dihitung debit rencana yang dipergunakan sebagai dasar dalam penetapan dimensi saluran drainase untuk masing–masing ruas saluran yang ditinjau. Waktu masuk (ti) didapatkan dengan menggunakan Grafik Kurva Waktu masuk menurut FAA untuk jarak lintasan dan kemiringan tertentu sesuai dengan kondisi lahan, sedangkan waktu pengaliran di saluran (ts) dihitung berdasarkan kecepatan aliran minimal untuk mencegah aksi erosi yang dapat menyebabkan di saluran yang ditetapkan oleh FAA sebesar 2,5 kaki/detik (0,762 meter/detik). 4.2.3. Hidrolika Ditinjau dari aspek hidrolika, kapasitas saluran drainase direncanakan berdasarkan aliran dalam saluran terbuka (open channel flow). Kapasitas saluran direncanakan berdasarkan debit limpasan air hujan yang membebani kawasan perencanaan. Rumusan yang digunakan untuk analisis kapasitas saluran drainase adalah sebagai berikut :
Q = V xA Dengan : Q = V = A = R = I = n
=
Debit saluran (m3/detik) Kecepatan aliran (m/detik) Luas tampang saluran (m2) Jari – jari hidrolis (m) Kemiringan saluran = 1/L (kemiringan dasar saluran ditentukan dengan mempertimbangkan kecepatan yang akan terjadi dalam saluran, dan ketinggian kolom air yang tersedia di lapangan berdasarkan elevasi rencana permukaan) Angka kekasaran dasar menurut Manning (kekasaran dasar manning diambil berdasarkan bahan saluran yang digunakan yaitu beton, sehingga dapat di ambil = 0,015)
Untuk mencegah luapan air diambil terlampauinya kapasitas saluran, dalam perencanaan saluran drainase diperlukan diberikan tinggi jagaan yang cukup. Besar tinggi jagaan disesuaikan dengan debit air yang ditampung dan jenis konstruksi saluran yang digunakan seperti tampak pada tabel berikut ini : Tabel 4.2. Tinggi Jagaan Berdasarkan Debit dan Jenis Bahan Debit (m3/detik)
Tinggi Jagaan (m)
< 0,5 0,5 – 1,5 1,5 – 5,0 5,0 – 10,0 10,0 – 15,0 > 15,0
PT. INDULEXCO
Saluran Tanah 0,40 0,50 0,60 0,75 0,85 1,00
Saluran Pasangan 0,20 0,20 0,20 0,30 0,40 0,50
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–7
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
4.2.4. Perhitungan Curah Hujan a. Hujan Rencana Hujan merupakan faktor yang terpenting dan sangat mempengaruhi debit dari suatu pengaliran air hujan. Hujan terjadi karena penguapan air, terutama air dari permukaan laut yang naik ke atmosfer dan mendingin kemudian menyublin dan jatuh sebagian di atas laut dan sebagian di atas daratan. Faktor–faktor yang menentukan besarnya curah hujan rata-rata tahunan di suatu tempat adalah geografis dan waktu. Tabel 4.3 Data Curah Hujan
PT. INDULEXCO
No
Tahun
Curah Hujan
1
1975
105
2
1976
175
3
1977
225
4
1978
165
5
1979
215
6
1980
125
7
1981
240
8
1982
110
9
1983
200
10
1984
90
11
1985
165
12
1986
115
13
1987
145
14
1988
150
15
1989
165
16
1990
120
17
1991
220
18
1992
160
19
1993
150
20
1994
205
21
1995
115
22
1996
240
23
1997
195
24
1998
240
25
1999
210
26
2000
220
27
2001
210
28
2002
200
29
2003
225
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–8
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
30
2004
180
31
2005
156
32
2006
125
Dalam merencanakan perhitungan kapasitas saluran harus diketahui terlebih dahulu waktu ulang (return period) tertentu, yang diartikan sebagai besarnya curah hujan yang dalam jangka waktu ulang itu (rata–rata jangka panjang) satu kali akan disamakan atau dilampaui. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa selama satu jangka waktu ulang itu (misalnya Tr tahun) hanya terjadi satu kejadian yang menyamai atau melampaui, tetapi merupakan perkiraan bahwa debit tersebut akan disamai atau dilampaui sebanyak beberapa kali dalam jangka panjang dengan rata-rata pengulangan sepanjang periode ulangnya. Untuk dapat memperkirakan besarnya curah hujan dengan jangka waktu ulang (Tr) tahun ini, ketersediaan data curah hujan merupakan hal yang sangat penting. Akan lebih baik apabila data diperoleh dalam waktu yang cukup panjang (misalkan data 5 tahun terakhir). Dalam perencanaan sistem saluran pembuangan air hujan dibutuhkan data-data curah hujan yang jatuh di sekitar lokasi. Pengumpulan data curah hujan diambil berdasarkan data–data curah hujan maksimum harian pada stasiun curah hujan dengan periode pengamatan 5 tahun. Tabel 4.4 Reduce Mean (Yn) n
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0.4952
0.4996
0.5035
0.5070
0.5100
0.5128
0.5157
0.5181
0.5202
0.5220
20
0.5236
0.5252
0.5268
0.5283
0.5296
0.5300
0.5820
0.5882
0.5343
0.5353
30
0.5362
0.5371
0.5380
0.5388
0.5396
0.5400
0.5410
0.5418
0.5424
0.5430
40
0.5436
0.5442
0.5448
0.5453
0.5458
0.5468
0.5468
0.5473
0.5477
0.5481
50
0.5485
0.5489
0.5493
0.5497
0.5501
0.5504
0.5508
0.5511
0.5515
0.5518
60
0.5521
0.5524
0.5527
0.5530
0.5533
0.5535
0.5538
0.5540
0.5543
0.5545
70
0.5548
0.5550
0.5552
0.5555
0.5557
0.5559
0.5561
0.5563
0.5565
0.5567
80
0.5569
0.5570
0.5572
0.5574
0.5576
0.5578
0.5580
0.5581
0.5583
0.5585
90
0.5586
0.5589
0.5589
0.5591
0.5592
0.5593
0.5595
0.5596
0.5598
0.5599
100
0.5600
-
-
-
-
-
-
-
-
-
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–9
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Tabel 4.5 Reduced Mean (Yn) Dan Reduced Standard Deviation (Sn)
PT. INDULEXCO
n
Yn
Sn
n
Yn
8
0.48430
0,90430
51
0,54890
9
0.49020
0,92880
52
0,54930
10
0.49520
0,94970
53
0,54970
11
0,49960
0,96760
54
0,55010
12
0.50350
0,98330
55
0,55040
13
0.50700
0,99720
56
0,55080
14
0,51000
1.00950
57
0,55110
15
0,51280
1.02057
58
0,55150
16
0,51570
1.03160
59
0,55180
17
0,51810
1.04110
60
0,55208
18
0,52020
1.49300
62
0,55270
19
0,52200
1.05660
64
0,55330
20
0,52355
1.06283
66
0,55380
21
0,52520
1.36960
68
0,55430
22
0,52680
1.07540
70
0,55477
23
0.52830
1.08110
72
0,55520
24
0,52960
1.08640
74
0,55570
25
0,53086
1.09145
76
0,55610
26
0,53200
1.09610
78
0,55650
27
0,53320
1.10040
80
0,55683
28
0,53430
1.10470
82
0,55720
29
0,53630
1.10860
84
0,55760
30
0.53622
1.11238
86
0,55800
31
0.53710
1.11590
88
0,55830
32
0,53800
1.11930
90
0,55860
33
0,53880
1.12260
92
0,55890
34
0,53960
1.12550
94
0,55920
35
0,54034
1.12847
96
0,55950
36
0,54100
1.13130
98
0,55980
37
0,54180
1.13390
100
0,56002
38
0,54240
1.13630
150
0,56461
39
0,54300
1.13880
200
0,56715
40
0,54362
1.14132
250
0,56878
41
0,54420
1.14360
300
0,56993
42
0,54480
1.14580
400
0,57144
43
0,54530
1.14800
500
0,57240
44
0,54580
1.14990
750
0,57377
45
0,54630
1.15185
1000
0,57450
46
0,54680
0.66790
-
-
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–10
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
47
0,54730
0.67140
-
-
48
0,54770
0.67490
-
-
49
0,54810
0.67840
-
-
50
0,54854
0.68190
-
-
b. Periode Hujan Besarnya curah hujan rencana dalam perencanaan ini dapat dihitung dengan menggunakan metode yaitu Metode Pearson Tipe III. Tabel 4.6. Tabel Hubungan Syarat Pemilihan Distribusi Data dengan Parameter Statistik No
Jenis Distribusi
Syarat
1
Distribusi Normal
g = 0 dan g = 3,0
2
Distribusi Gumbell
g = 1,14
3
Distribusi Pearson Tipe III
g = 0 dan g ¹ 0
Penentuan Angka gumbel ditentukan dengan rumus berikut :
n
g
n. ( X i X t ) 4 i
(n 1)(n 2) S 3 n
N 2 . ( X i X t ) 4 i 1
[( N 1)( N 2)( N 3) S 4 ] de
Berdasarkan syarat pemilihan tipe distribusi yang bisa dilihat dalam Tabel 4.3, metode yang sesuai dengan data tersebut adalah metode Pearson Tipe III. Rumus umum untuk menghitung analisa frekuensi dengan metode Pearson Tipe III adalah :
XTr = Xa + Sx x K (Tr,g) Dimana : XTr Xa Sx K(Tr,g)
= = = =
Tr g
= =
PT. INDULEXCO
Curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun Curah hujan harian maksimum rata-rata Standar deviasi data pengamatan Faktor frekuensi Pearson III yang besarnya tergantung pada harga Tr dan g, yang di baca pada Tabel 4.4 Periode ulang T tahun Koefisien skewness
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–11
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Tabel 4.7 Nilai X dan X2 No
Tahun
X
X2
1
1975
105
11.025
2
1976
175
30.625
3
1977
225
50.625
4
1978
165
27.225
5
1979
215
46.225
6
1980
125
15.625
7
1981
240
57.600
8
1982
110
12.100
9
1983
200
40.000
10
1984
90
8.100
11
1985
165
27.225
12
1986
115
13.225
13
1987
145
21.025
14
1988
150
22.500
15
1989
165
27.225
16
1990
120
14.400
17
1991
220
48.400
18
1992
160
25.600
19
1993
150
22.500
20
1994
205
42.025
21
1995
115
13.225
22
1996
240
57.600
23
1997
195
38.025
24
1998
240
57.600
25
1999
210
44.100
26
2000
220
48.400
27
2001
210
44.100
28
2002
200
40.000
29
2003
225
50.625
30
2004
180
32.400
31
2005
156
24.336
32
2006
125
15.625
5561
1.029.311
32
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–12
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
N
= 32
XR
=
X/N
=
5561/32
=
173.7813 mm
X
= 5561
X2
= 5561
SX
= ((X2-XR.X)/(N-1))2 = 45.0496 Tabel 4.8 Nilai Yt n
X2 X5 X10 X15
=
32
Yn
=
0.5283
Sn
=
1.0811
T
=
2
Tahun
Yt
=
0.3665
T
=
5
Tahun
Yt
=
1.4999
T
=
10
Tahun
Yt
=
2.2502
T
=
15
Tahun
Yt
=
2.6054
= 174 +((0.3665 – 0.5283)/1.0811) x 45.0496 = 174 +((1.4999 – 0.5283)/1.0811) x 45.0496 = 174 +((2.2502 – 0.5283)/1.0811) x 45.0496 = 174 +((2.6054 – 0.5283)/1.0811) x 45.0496
= 167.04 mm = 214.27 mm = 245.53 mm = 260.33 mm
c. Intensitas Curah Hujan Intensitas Curah Hujan dapat dihitung dengan adanya data curah hujan maksimum yang diperoleh dari pengukuran stasiun curah hujan. Rumus Intensitas Curah Hujan menggunakan metode Mononobe :
I
=
R24 24
2
3
24 tc
Dimana : I R24 tc I5
PT. INDULEXCO
= = = =
Intensitas curah hujan pada periode ulang T tahun (mm/jam) Curah hujan harian maksimum dalam periode ulang T tahun (mm) Waktu konsentrasi (jam) (167.04/24)
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–13
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Tabel 4.9 Intensitas Curah Hujan t
Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
(menit) 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
I2 303.530 191.212 145.922 120.456 103.806 91.925 82.947 75.883 70.152 65.394 61.368 57.909 54.900 52.254 49.905 47.803 45.909 44.193
I5 389.351 245.276 187.180 154.514 133.156 117.916 106.400 97.338 89.987 83.883 78.719 74.283 70.423 67.028 64.015 61.319 58.890 56.688
I10 446.163 281.065 214.493 177.060 152.586 135.122 121.926 111.541 103.117 96.123 90.205 85.122 80.698 76.808 73.356 70.266 67.483 64.960
I15 473.059 298.008 227.423 187.734 161.784 143.268 129.276 118.265 109.334 101.917 95.643 90.253 85.563 81.439 77.778 74.502 71.551 68.876
Gambar 4.4 Intensitas Hujan
d. Metoda Rational Penggunaan metoda rasional banyak dipakai di dalam berbagai perhitungan perencanaan hidrologi, karena metoda ini dianggap mudah untuk di implementasikan dan mudah dimengerti. Dan cukup akurat dipakai untuk luasan hingga 200 hektar.
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–14
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Gambar 4.5. Grafik Rational Methode
Rumus dari debit banjir secara sederhana dapat dilihat sebagai berikut :
Qp = CiA Dimana : Qp C I A
= = = =
Debit banjir (m3/Jam) Koefisien Runoff Intensitas Hujan (mm/Jam) Luas Tangkapan Hujan (M2)
Tabel 4.10. Runoff Coefficient (C)
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–15
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
4.3.
STRUKTUR DRAINASE
4.3.1. Saluran U Gratting Saluran ini ditempatkan pada daerah jalan service road, dengan area tangkapan hujan yang tidakterlalu besar. Untuk memudahkan pengaliran dipermukaan pada daerah ini di berikan gratting. Saluran ini lebih sekedar menampung air hujan yang berada disekitar terminal. Gambaran mengenai saluran ini dapat dilihat didalam Gambar berikut 4.6 dan 4.7. Gambar 4.6. Typical 1 Saluran U Gratting
Typical 1 Saluran U Gratting : a. Parameter Perencanaan : W = 1 m s = 1.7 Ton/M3 ctbc = 2 Ton/M3 cruss aggregate = 1.85 Ton/M3 3 sand = 1.8 Ton/M c = 2.4 Ton/M3 H1 = 0.9 m H2 = 0.9 m Kp = 4.596 (α = 90, β = 0, Ф = 25, δ = 20) Ka = 0.38 Kas = 0.3645
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–16
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
b. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif Pa01 Pa02 Pa1 W. h1 . Ka Pa2 P active
= = = = =
(qu1 + γc . 0.55 + γCTBC . 0.15 + γCrush . 0.15 ). W. 0,6 . Kas 1.94588 Ton 0.5 γsand (0.6)2 Kas 0.1181 Ton (qu1 + γc . 0.55 + γCTBC . 0.15 + γCrush . 0.15 + γSand . 0.6).
= = = = =
3.1661 Ton 0.5 γs h12 Ka 0.2616 Ton Pa1 + Pa2 + Pa01 + Pa02 5.4917 Ton
c. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif MC
= Pa1 (0.5. h1) + Pa2 (1/3. h1) + 0.5 qu1 (0.5 B)2 + 0.5 (γc T Slab) 0.352 = 2.4297 Ton m Pp1 = (qu2 + γc. 0.25 + γCTBC . 0.15 + γCrush. 0.15). W. h2. Kp = 51.1052 Ton Pp2 = 0.5 γs (h2 )2 Kp = 12.6574 Ton P Pasive= Pp1 + Pp2 = 63.7626 Ton = 79.6791 Ton MB = Pp1 (0.5 . h2) + Pp2 (1/3. h2) + 0.5 qu1 (0.5 B)2 = 54.4641 Ton
P Pasive > P aktif
------ ok!
d. Reinforcement Design d.1.
Bending d.1.1. Bottom Slab MU = As Req = fc’ fy bw d Z As Req As Min
= = =
Use @D16 – 200 ρb = = Max
PT. INDULEXCO
=
3.8303 ton m/m MU/Fy Z = 0.85 = 250 Kg/cm2 (25 Mpa) = 4000 Kg/cm2 = 100 cm = 30 cm = 0.85d = 25.5 cm = 0.85 4.42 cm2 0.25% bw d 7.5 cm2 (As Provided = 10.053 cm2) 0.02762 b
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–17
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
=
0.02071
As Max
= =
.bw. d 62.145 cm2
As min
<
As Provided < As max
------ ok!
For Longitudinal Rebar taken 20% of As provided As long = 2.0106 cm2 Use @D13 – 200 (As Provided = 6.637 cm2) d.1.2. Wall Slab MU As Req
= =
3.8875 Ton m/m 4.48 cm2
As Req < As min Use @D16 – 200 (As Provided = 10.053 cm2) Use @D13 – 200 (As Provided = 6.637 cm2) d.1.3. Top Slab MU As Req
= =
0.76832 ton m/m 0.8862 cm2
As Req < As min Use @D16 – 200 (As Provided = 10.053 cm2) Use @D13 – 200 (As Provided = 6.637 cm2) Gambar 4.7. Typical 2 Saluran U Gratting
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–18
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
d.2.
Shear & Punching Vu P
= =
3.36 Ton 3360 Kg
Vc
= =
λ 0.53 Ѵfc' bw d 25140.1 Kg
= =
15084.1 Kg 7542.03 Kg >
(normal concrete) No reqired rebar for share
Vu
ok
Typical 2 Saluran Gratting : a. Parameter Perencanaan : W = s = ctbc = cruss aggregate= sand = c = H1 = H2 = Kp = Ka = Kas = Kps =
1m 1.7 Ton/M3 2 Ton/M3 1.85 Ton/M3 1.8 Ton/M3 2.4 Ton/M3 0.5 m 0.5 m 4.596 (α = 90, β = 0, Ф = 25, δ = 20) 0.357 0.355 7.013
b. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif Pa1 = (qu1 + γc. 0.55 + γCTBC . 0.15 + γCrush. 0.15 + γSand. 0.6). W. h1. Ka = 1.2425 Ton Pa2 = 0.5 γs h12 Ka = 0.0799 Ton P active
= =
Pa1 + Pa2 1.3224 Ton
c. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif MC = Pa1 (0.5. h1) + Pa2 (1/3. h1) + 0.5 qu1 (0.5 B)2 + 0.5 (γc T Slab) = 0.9204 Ton m Pp1 = (qu2 + γc. 0.25 + γCTBC. 0.15 + γCrush. 0.15). W. h2. Kp = 31.1991 Ton Pp2 = 0.5 γs (h2)2 Kp = 1.5779 Ton P Pasive
PT. INDULEXCO
= =
Pp1 + Pp2 32.7770 Ton LAPORAN AKHIR
Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–19
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
MB
= =
Pp1 (0.5. h2) + Pp2 (1/3. h2) + 0.5 qu1 (0.5 B)2 8.9378 Ton
P Pasive > P aktif d.
---------- ok!
Reinforcement Design d.1.
Bending d.1.1. Bottom Slab MU As Req
= = fc’ fy bw d Z
As Req As Min
= = =
Use @D16 – 200 ρb
3.4700 ton m/m = 0.85 = 250 Kg/cm2 (25 Mpa) = 4000 Kg/cm2 = 100 cm = 30 cm = 0.85d = 25.5 cm = 0.85 4.00 cm2 0.25% bw d 7.5 cm2 (As Provided = 10.053 cm2)
= =
0.02762
= =
0.02071
As Max
= =
.bw. d 62.145 cm2
As min
<
As Provided < As max
Max
b
------ ok!
For Longitudinal Rebar taken 20% of As provided As long = Use @D13 – 200
2.0106 cm2 (As Provided = 6.637 cm2)
d.1.2. Wall Slab MU As Req
= =
1.4726 Ton m/m 1.70 cm2
As Req < As min Use @D16 – 200 (As Provided = 10.053 cm2) Use @D13 – 200 (As Provided = 6.637 cm2) d.1.3. Top Slab MU As Req PT. INDULEXCO
= =
0.76832 ton m/m 0.8862 cm2 LAPORAN AKHIR
Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–20
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
As Req < As min Use @D16 – 200 Use @D13 – 200 d.2.
(As Provided = 10.053 cm2) (As Provided = 6.637 cm2)
Shear & Punching Vu P
= =
3.8304 Ton 3830.4 Kg
Vc
= =
λ 0.53 Ѵfc' bw d 25140.1 Kg
= =
15084.1 Kg 7542.03 Kg
(normal concrete) No reqired rebar for share
>
ok
Vc Vc
Vu
Gambar 4.8. Saluran U Shaped With Gratting
4.3.2. Saluran Split Gully Saluran ini di tempatkan pada daerah apron, yang lebih tertutup, sehingga penampungan air hujan ini menggunakan area sempit di tengah saluran. Hal ini di lakukan agar tidak terjadi kemungkinan patah akibat beban pesawat yang bekerja diatas saluran. Typical saluran ini lebih pada bangunan struktur beton bertulang yang di jepit oleh pavement apron. Gambaran mengenai sal ini dapat dilihat didalam Gambar 4.8 dan 4.9 berikut ini.
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–21
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Gambar 4.9. Typical 1 Saluran Split Gully
Typical 1 Saluran Split Gully : a. Parameter Perencanaan : W = s = ctbc = cruss aggregate= sand = c = H1 = H2 = Kp = Ka = Kas =
1m 1.7 Ton/M3 2 Ton/M3 1.85 Ton/M3 1.8 Ton/M3 2.4Ton/M3 0.9 m 1.8 m 4.596 (α = 90, β = 0, Ф = 25, δ = 20) 0.38 0.3645
b. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif Pa01 = (qu1 + γc. 0.55 + γCTBC. 0.15 + γCrush. 0.15 ). W. 0,6. Kas = 1.9459 Ton Pa02= 0.5 γsand (0.6)2 Kas = 0.1181 Ton Pa1 = (qu1 + γc. 0.55 + γCTBC. 0.15 + γCrush. 0.15 + γSand. 0.6). W. h1. Ka = 3.0429 Ton Pa2 = 0.5 γs h12 Ka = 0.2616 Ton P active
PT. INDULEXCO
= =
Pa1 + Pa2 + Pa01 + Pa02 3.3046 Ton
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–22
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
c. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif MC = Pa1 (0.5. h1) + Pa2 (1/3. h1) + 0.5 qu1 (0.5 B)2 + 0.5 (γc T Slab) = 4.82392 Ton m Pp1 = (qu2 + γc. 0.25 + γCTBC. 0.15 + γCrush. 0.15). W. h2. Kp = 51.1052 Ton Pp2 = 0.5 γs (h2)2 Kp = 12.6574 Ton P Pasive = Pp1 + Pp2 = 63.7626 Ton MB = Pp1 (0.5. h2) + Pp2 (1/3. h2) + 0.5 qu1 ( 0.5 B )2 = 54.4641 Ton
P Pasive > P aktif d.
---------- ok!
Reinforcement Design d.1.
Bending d.1.1. Bottom Slab MU As Req fc’ fy bw d Z As Req As Min
= 3.8303 ton m/m = = 0.85 = 250 Kg/cm2 (25 Mpa) = 4000 Kg/cm2 = 100 cm = 30 cm = 0.85d = 25.5 cm = 0.85 = 4.42 cm2 = 0.25% bw d = 7.5 cm2
Use @D16 – 200 ρb
(As Provided = 10.053 cm2)
= =
0.02762
= =
0.02071
As Max
= =
.bw. d 62.145 cm2
As min
<
As Provided < As max
Max
b
------ ok!
For Longitudinal Rebar taken 20% of As provided As long
PT. INDULEXCO
=
2.0106 cm2
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–23
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Use @D13 – 200
(As Provided = 6.637 cm2)
d.1.2. Wall Slab MU As Req
= =
7.7428 Ton m/m 8.93 cm2
As Req < As min Use @D16 – 200 Use @D13 – 200
(As Provided = 10.053 cm2) (As Provided = 6.637 cm2)
d.1.3. Top Slab MU As Req
= 0.76832 ton m/m = 0.8862 cm2 As Req < As min Use @D16 – 200 Use @D13 – 200
d.2.
(As Provided = 10.053 cm2) (As Provided = 6.637 cm2)
Shear & Punching Vu P
= 3.36 Ton = 3600 Kg
Vc
= λ 0.53 Ѵfc' bw d = 25140.1 Kg Vc
= =
15084.1 Kg 7542.03 Kg
(normal concrete) No reqired rebar for share
>
ok
Vu
Gambar 4.10. Typical 2 Saluran Split Gully
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–24
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Typical 2 Saluran Split Gully : a. Parameter Perencanaan : W
=1m = 1.7 Ton/M3 = 2 Ton/M3 cruss aggregate= 1.85 Ton/M3 and = 1.8 Ton/M3 c = 0.5 Ton/M3 H1 = 0.5 m H2 = 1.8 m Kp = 4.596 (α = 90, β = 0, Ф = 25, δ = 20) Ka = 0.357 Kas = 0.355 Kps = 7.013 s
b. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif Pa1 = (qu1 + γc. 0.55 + γCTBC. 0.15 + γCrush. 0.15 + γSand. 0.6). W. h1 . Ka = 1.2495 Ton Pa2 = 0.5 γs h12 Ka = 0.0759 Ton P active = Pa1 + Pa2 = 1.3254 Ton c. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif MC = Pa1 (0.5. h1) + Pa2 (1/3. h1) + 0.5 qu1 (0.5 B )2 + 0.5 (γc T Slab) = 0.9208 Ton m Pp1= (qu2 + γc. 0.25 + γCTBC. 0.15 + γCrush. 0.15). W. h2. Kp = 31.1991 Ton Pp2= 0.5 γs (h2)2 Kp = 1.4903 Ton P Pasive = Pp1 + Pp2 = 32.6893 Ton MB = Pp1 (0.5. h2) + Pp2 (1/3. h2) + 0.5 qu1 (0.5 B)2 = 8.9231 Ton
P Pasive > P aktif d.
---------- ok!
Reinforcement Design d.1.
Bending d.1.1. Bottom Slab MU = As Req =
PT. INDULEXCO
3.5133 ton m/m
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–25
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
fc’ fy bw d Z As Req As Min
= = = = = = =
0.85 250 4000 100 30 0.85d 0.85
= = =
4.05 0.25% bw d 7.5 cm2
Use @D16 – 200 ρb
Kg/cm2 (25 Mpa) Kg/cm2 cm cm = 25.5 cm cm2
(As Provided = 10.053 cm2)
= =
0.02762
= =
0.02076
As Max
= =
.bw. d 62.145 cm2
As min
<
As Provided < As max
Max
b
------ ok!
For Longitudinal Rebar taken 20% of As provided As long = Use @D13 – 200
2.0106 cm2 (As Provided = 6.637 cm2)
d.1.2. Wall Slab MU = As Req =
1.4734 Ton m/m 1.70 cm2
As Req < As min Use @D16 – 200 (As Provided = 10.053 cm2) Use @D13 – 200 (As Provided = 6.637 cm2) d.1.3. Top Slab MU = As Req =
1.5301 ton m/m 1.7648 cm2
As Req < As min Use @D16 – 200 (As Provided = 10.053 cm2) Use @D13 – 200 (As Provided = 6.637 cm2) d.2.
Shear & Punching Vu P = = Vc
PT. INDULEXCO
= =
3.36 Ton 3600 Kg λ 0.53 Ѵfc' bw d 25140.1 Kg LAPORAN AKHIR
Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–26
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Vc Vc Vc
= =
15084.1 Kg 7542.03 Kg >
(normal concrete) No required rebar for
Vu
ok
No required rebar
Gambar 4.11. Saluran Split Gully
4.3.3. Saluran Box Culvert Saluran box culvert di tempatkan dibawah permukaan pavement, dan bersifat struktur beton bertulang, sebagaimana terlihat didalam gambar berikut ini. Gambar 4.12. Typical 1 Saluran Box Culvert
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–27
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Tabel 4.10. Distribusi Momen A
JOINT MEMBER
D
C
E
F
AF
AB
BA
BC
BE
CB
CD
DC
DE
ED
EB
EF
FE
FA
0.4255
0.7407
0.7407
0.7407
0.4255
0.7407
0.4255
0.4255
0.7407
0.7407
0.4255
0.7407
0.7407
0.4255
DF
0.3649
0.6351
0.3884
0.3884
0.2231
0.6351
0.6351
0.3884
0.2231
0.3884
0.6351
0.3649
FEM
1.5683
0
1.0631
1.0631
1.0682
EI/L Cycle 1
B
4
5
6
1.5683 0.0003
1.0682 0.0019
1.0631
1.0631
-0.0032
0
0
-1.5692
1.5692
0
0.0006
0
0
0
0 0.0006
-0.0003
0.0003
0
0
0.0009
0.0002
0
0.0016
0
0 0.0016
BAL
0.0003 0.0009 0.0003
0
0
0.0006
0.0003
0
0.00029
0
0
0
0
0 0.0001
0
0
BAL
0
0.0000
0
0
0
0
0
0.0001 0.0002 0.0001
0.00011
CO
0 0.0003
-0.0001
CO
0
0
-1E-05
0
0
0
0
0
BAL
0
0.0000
0
0
0
0
0
CO
0
0
1E-05
0
0
0
0
BAL
0
0
0
0
0
0
CO
0
0
-3E-07
0
0
BAL
0
0
0
0
-1.569
1.569
-1.569
1.569
CO
3
0.3649
1.5692
BAL 2
0.3649
1.5692 0.0006
SUM
0.0032
0
0 0.0001
0.0019 0.0002 0.0001
0
0.0001
0
0.0002
0
0
0.0001
0.0001
0
0.0001
0
0 0.0001
0
0.0000
0
4E-06
0
0
0
0.0000
0.0000
0
0
0
0
0.0000
0
0
0
0
-4E-06
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1E-07
0
0
0
0
0
0
-1.569
1.569
-1.070
1.060
-1.062
0
1.062
-1.060
1.070
Typical Saluran Box Culvert : a. Parameter Perencanaan : W
= = ctbc = cruss aggregate and = c = H1 = H2 = Kp = Ka = Kas = Kps =
1m 1.7 Ton/M3 2 Ton/M3 = 1.85 Ton/M3 1.8 Ton/M3 2.4 Ton/M3 0.9 m 0.9 m 4.596 (α = 90, β = 0, Ф = 25, δ = 20) 0.38 0.3645 7.013
b. Perhitungan Tekanan Tanah Aktif Pa01
= (qu1 + γc. 0.55 + γCTBC. 0.15 + γCrush. 0.15). W. 0,6 Kas = 1.94588 Ton
Pa02
= 0.5 γsand (0.6)2 Kas = 0.1181 Ton
PT. INDULEXCO
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–28
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
Pa1
= (qu1 + γc. 0.55 + γCTBC. 0.15 + γCrush . 0.15 + γSand. 0.6). W. h1. Ka = 2.9609 Ton
Pa2
= 0.5 γs h12 Ka = 0.2616 Ton
P active = =
Pa1 + Pa2 + Pa01 + Pa02 5.2865 Ton
c. Perhitungan Tekanan Tanah Pasif Pp01
= =
(qu1 + γc. 0.55 + γCTBC. 0.15 + γCrush. 0.15 ). W. 0,6. Kps 37.4389 Ton
Pp02
= =
0.5 γsand (0.6)2 Kps 2.2722 Ton
Pp1
= =
(qu2 + γc. 0.25 + γCTBC. 0.15 + γCrush. 0.15 ). W. h2. Kp 36.8036 Ton
Pp2
= =
0.5 γs (h2)2 Kp 3.1643 Ton
P Pasive =
Pp1 + Pp2 + Pp01 + Pp02 (Neglected if Pactive < Ppasive for calculation rebar) = 79.6791 Ton P Pasive > P aktif d. Reinforcement Design d.1.
Bending d.1.1. Bottom Slab MU As Req
= = fc’ fy bw d Z
As Req As Min
= = = Use @D16 – 200 ρb = = = Max = As Max = PT. INDULEXCO
1.569 = = = = = = =
0.85 250 4000 100 30 0.85d 0.85
Kg/cm2 (25 Mpa) Kg/cm2 cm cm = 25.5 cm
1.81 cm2 0.25% bw d 7.5 cm2 (As Provided = 10.053 cm2) 0.02762 b
0.02071 .bw. d LAPORAN AKHIR
Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–29
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR PUSAT Gedung 600 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
=
62.145 cm2
As min < As Provided < As max For Longitudinal Rebar taken 20% of As provided As long = Use @D13 – 200
2.0106 cm2 (As Provided = 6.637 cm2)
d.1.2. Wall Slab MU As Req
= 1.569 = 1.81 cm2 Use @D16 – 200 (As Provided = 10.053 cm2) Use @D13 – 200 (As Provided = 6.637 cm2) As min < As Provided < As max
d.1.3. Top Slab MU As Req
= 1.062 = 1.2244 cm2 Use @D16 – 200 (As Provided = 10.053 cm2) Use @D13 – 200 (As Provided = 6.637 cm2) As min <
d.2.
As Provided
< As max
Shear & Punching Vu
= = = = =
Vc Vc Vc
PT. INDULEXCO
5.37288 Ton 5372.88 Kg λ 0.53 Ѵfc' bw d 25140.1 Kg 15084.1 Kg = 7542.03 Kg > Vu
(normal concrete) No reqired rebar for share ok
LAPORAN AKHIR Rancangan Teknik Terinci (RTT) Extension Taxiway NP1 dan SP1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta
IV–30