berisi materi tentang ruang lingkup pertemuanFull description
test
PengertianFull description
kirDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Ruang lingkup pekerjaan
Deskripsi lengkap
Ruang Lingkup di dalam Hukum Perdata
BAB 2
RUANG LINGKUP K EGIATAN, EGIATAN, K ERANGKA ERANGKA DASAR DAN METODE PENELITIAN 2.1 Ruang Lingkup Kegiatan Lingkup pekerjaan meliputi pembuatan Peta Sebaran Kerusakan Tanah serta faktor pembatasnya di wilayah administrasi Kabupaten Pangkajene Pangkajene dan Kepulauan. Wilayah ini meliputi 13 keamatan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulau Kepulauan an yaitu Keamatan eamatan Pangkajene angkajene!! Keamatan eamatan "aloi! "aloi! Keamatan eamatan "ungoro! "ungoro! Keamat Keamatan an Labakkang! Labakkang! Keamat Keamatan an #a$rang! #a$rang! Keamat Keamatan an Segeri! Segeri! Keama eamatan tan #inasa #inasa Te$ne! e$ne! Keamat eamatan an Tondong ondong Tallasa! allasa! dan Keamat eamatan an #andalle.
2.1.1 Tahap Pe!iapan Tahap Tahap ini dilaksanakan sebelum kegiatan dilakukan. Tahap ini meliputi pekerjaa pekerjaan%pek n%pekerja erjaan an antara antara lain konsultas konsultasii pendahuluan pendahuluan &meliputi &meliputi tujuan kegia kegiatan tan!! jenis jenis data data yang yang akan akan diguna digunakan kan!! asumsi asumsi yang yang digunak digunakan! an! luas luas lok lokasi' asi'da daer erah ah kegia egiata tan n sert serta a inte intens nsit itas as(( dan dan pemb pembua uata tan n peta peta kerja erja.. Konsultasi Konsultasi pendahuluan meliputi pekerjaan%pekerjaan pekerjaan%pekerjaan antara antara lain Penetapan Penetapan yang jelas tentang tujuan kegiatan! jenis data yang akan digunakan! asumsi yang digunakan dalam e)aluasi! luas lokasi'daerah kegiatan serta intensitas. *alam kegiatan ini tujuan utama yang diinginkan adalah menggali potensi daerah daerah serta serta menye menyedia diakan kan infor informas masii yang yang lengk lengkap ap dan akura akuratt tentan tentang g kerusakan tanah. *engan tujuan tersebut! maka jenis data yang diperlukan akan terdiri dari data primer mengenai kualitas dan karakteristik lahan yang diperoleh dari sur)ei lahan serta data sekunder yang berupa peta%peta dasar antara lain peta topogra+! peta penggunaan lahan! peta jenis tanah! peta administrasi dan serta peta urah hujan. Lokasi Lokasi kegia kegiatan tan adalah adalah lokasi lokasi yang yang telah telah diteta ditetapk pkan an yaitu yaitu wilaya wilayah h admi admini nist stra rasi si Kabu Kabupat paten en Pangka angkaje jene ne dan Kepul epulaua auan n yang yang ter terdiri diri dari dari , keamatan. -ntensitas dan skala pemetaan telah ditetapkan pada tingkat semi detail. detail.
Pe"#uatan Peta Ke$a Kegia egiata tan n ini ini dila dilaku kuka kan n berd berdas asar arka kan n pedo pedoma man n krit kriter eria ia stat status us dan dan potensi KABUPATEN PANGKA'ENE DAN % PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPA KEPULAUAN
kerusakan tanah! mengau pada P/0#/L2 .45 Tahun 4556. 7dapun peta yang dibutuhkan peta urah hujan! peta topogra+! peta jenis tanah! peta kemiringan lereng! peta penggunaan lahan. *engan mengintegrasikan peta% peta tersebut diatas dari "akosurrtanal dengan hasil ground heking dari hasil pendigitasian dan pengukuran topogra+ dilapangan diharapkan didapatkan peta lahan dan atau tanah kritis skala 1849.555 sebagai dasar persyaratan pengendalian kerusakan tanah untuk produksi biomassa. *ari peta tersebut didapatkan potensi kerusakan tanah. Proses pengintegrasian ini dibantu oleh software 7rh :-S .
2.1.2 Tahap Su(ei )an Pene*itian a. O#!e(a!i Lapangan Kegiatan ini merupakan tahap pengenalan medan'daerah sur)ey seara keseluruhan untuk menyusun renana kerja yang akurat bagi pekerjaan selanjutnya. *isamping itu dengan obser)asi dapat dilakukan koreksi baik berupa penambahan maupun pengurangan pada peta unit lahan mengenai ketepatan letak batas alam! penggunaan lahan utama! populasi tanaman dan informasi lain yang belum terantum pada peta kerja.
#. Penentuan Letak L+ka!i Sa"p*ing *alam kegiatan ini penetapan lokasi sampling ada setiap unit lahan sudah dapat dibuat berdasarkan penampakan'iri +sik lingkungan dan populasi tanaman yang paling dominant dalam penggunaan lahan utama maupun fenomena alam lainnya &depresi! lahan terfrakmentasi! berbatu( yang merupakan peniri utama unit lahan tersebut.
. Penga"#i*an -+nt+h Tanah )an Penga"atan Bi+!ik Lahan Setelah penetapan lokasi sampling di seluruh wilayah kerja selesai! kegiatan selanjutnya adalah pengambilan ontoh tanah setiap lokasi untuk keperluan analisa di laboratorium serta penatatan semua iri atau penampakan bio+sik lahan. Pengamatan bio+sik lahan yang diamati antara lain koordinat lokasi! kedalam tanah! lereng! penggunaan lahan beserta )egetasinya! kenampakan erosi dan usaha konser)asi tanah serta pengumpulan data iklim.
). Ana*i!i! -+nt+h Tanah ;ntuk melengkapi data lapangan! setiap ontoh tanah dianalisa di laboratorium sehingga mendapatkan angka%angka kuantitatif baik sifat +sik! 9 %
PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPATEN PANGKA'ENE DAN KEPULAUAN
kimia tanah maupun biologi tanah. Sifat%sifat +sik tanah yang dianalisa antara lain permeabilitas! tekstur! porositas. Sifat%sifat kimia tanah yang dianalisa antara lain p2 24! redoks dan daya hantar listrik. Sifat biologi tanah yang dianalisa adalah mikroorganisme.
2.1./ Tahap Pen0e*e!aian *ari hasil tahapan interpretasi data maka tahapan hasil tersebut disajikan seara sistematis berupa peta sebaran kerusakan tanah beserta faktor penyebabnya. *ari hasil pekerjaan ini kemudian dibuat laporan untuk dipresentasikan. *ari hasil presesntasi kemudian dilakukan penyempurnaan laporan akhir.
2.2 Met+)e Pene*itian a. Pe"#uatan Peta Ke$a *idalam pembuatan peta kerja sebagai satuan analisis adalah peta satuan pengamatan lahan yang berupa peta kerusakan tanah tingkat sedang. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan pedoman kriteria status dan potensi kerusakan tanah! mengau pada P/0#/L2 . 45 Tahun 4556. 7dapun peta yang dibutuhkan peta urah hujan! peta topogra+! peta jenis tanah! peta emiringan lereng! peta penggunaan lahan. 1. Peta ! ;S*7( dan kadang%kadang juga disertakan padanannya dari klasi+kasi Puslittan dan ?7. "erdasarkan sistem klasi+kasi Soil Ta=onomy! di -ndonesia tersebar 15 ordo tanah! yaitu 2istosols yaitu ordo untuk tanah basah dan /ntisols! -neptisols! @ertisols! 7ndisols! 7l+sols! ;ltisols! =isols! serta Spodosols yaitu ordo untuk tanah lahan kering. *alam menduga potensi kerusakan! tanah%tanah dikelompokkan ke dalam 9 &lima( kelas potensi kerusakan tanah. ilai rating potensi kerusakan tanah &dapat dilihat pada tabel( diberikan terutama berdasarkan pendekatan nilai erodibilitas tanah. A %
PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPATEN PANGKA'ENE DAN KEPULAUAN
Tabel 4.1 Penilaian Potensi Kerusakan Tanah #enurut
@ertisol tanah dengan regim kelembaban aBuik =isol 7l+sol! #ollisol! ;ltisol -neptisols! /ntisol! istosols Spodosol! 7ndisol
P+ten!i Keu!akan Tanah Sangat ringan
Si"#+*
Ratin g
Sk+ Pe"#+#+tan ating #+#+t3
T1
1
4
0ingan Sedang Tinggi
T4 T3 T
4 3
A 6
Sangat tinggi
T9
9
15
4. Peta Lereng *alam kaitannya dengan kerusakan tanah! tingkat kemiringan lereng sangat berpengaruh terhadap proses kerusakan tanah yang disebabkan oleh erosi tanah. *alam menduga potensi kerusakan tanah berdasarkan kondisi kelerengan lahan! tanah dikelompokkan ke dalam 9 &lima( kelas potensi kerusakan tanah. *asar penetapan klas lereng adalah pembagian klas lereng yang digunakan dalam penetapan potensi lahan kritis seperti yang diatur dalam peraturan *irjen 0ehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial *ephut! SK.1AC'@%S/T'4%. Peta lahan kritis yang disusun oleh *eptan juga menggunakan pembagian klas lereng yang sama. Tabel 4.4 Penilaian Potensi Kerusakan Tanah "erdasarkan Kemiringan Lahan Lereng &D( 1E6 , E 19 1A E 49 4A E 5 F5
Potensi Kerusakan Tanah Sangat 0ingan 0ingan Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Simbol
0ating
1!1 1!4 1!3 1! 1!9
1 4 3 9
Skor Pembobotan &rating = bobot( 3 A , 14 19
3. Peta Gurah 2ujan Gurah hujan adalah salah satu dari agen utama dari kerusakan tanah melalui proses erosi. ;ntuk hal itu ketersediaan data melalui peta urah hujan sangat diperlukan untuk penilaian potensi kerusakan tanah. Pengelompokan urah hujan didasarkan pada pengelompokan urah hujan tahunan. Klas C %
PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPATEN PANGKA'ENE DAN KEPULAUAN
urah hujan ahunan dalam kaitannya dengan potensi kerusakan tanah disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Penilaian Potensi Kerusakan Tanah #enurut Gurah 2ujan Gurah 2ujan &mm'tahun ( H 1555 1555%4555 4555%3555 3555%555 F555
Potensi Kerusakan Tanah Sangat rendah 0endah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Simbol 21 24 23 2 29
0ating
Skor pembobotan &rating = bobot(
1 4 3 9
3 A , 14 19
. Peta Penggunaan Lahan Penilaian potensi kerusakan tanah berdasarkan penggunaan lahan didekati dengan mengau kepada koe+sien tanaman &faktor G(. "erdasarkan pendekatan tersebut! jenis%jenis penggunaan lahan &baik penggunaan lahan di daerah pertanian maupun )egetasi alami( dikelompokkan ke dalam 9 &lima( kelas potensi kerusakan tanah sebagaimana disajikan pada Tabel . Sekalipun informasi pada satuan penggunaan lahan bersifat lebih umum! namun informasi%informasi yang lebih detil menyangkut jenis komoditas')egetasi! tipe pengelolaan dan langkah%langkah konser)asi yang diterapkan yang terkait erat dengan sifat tanah sangat penting dan bermanfaat dalam menduga potensi kerusakan tanah. leh karena itu! datadata tersebut penting untuk diatat dan diperhatikan dalam pemanfaatan peta penggunaan lahan untuk penyusunan peta kondisi awal tanah. daerah pertanian maupun )egetasi alami( dikelompokkan ke dalam 9 &lima( kelas potensi kerusakan tanah sebagaimana disajikan pada Tabel . Sekalipun informasi pada satuan penggunaan lahan bersifat lebih umum! namun informasi%informasi yang lebih detil menyangkut jenis komoditas')egetasi! tipe pengelolaan dan langkah%langkah konser)asi yang diterapkan yang terkait erat dengan sifat tanah sangat penting dan bermanfaat dalam menduga potensi kerusakan tanah. leh karena itu! datadata tersebut penting untuk diatat dan diperhatikan dalam pemanfaatan peta penggunaan lahan untuk penyusunan peta kondisi awal tanah. 6 %
PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPATEN PANGKA'ENE DAN KEPULAUAN
Tabel 4. Penilaian Kerusakan Tanah #enurut Penggunaan Lahan Potensi Skor Penggunaan Kerusakan Simbol 0ating Pembobot Lahan Tanah an % 2utan 7lam % Sawah Sangat 0endah T1 1 4 % 7lang%alang % Kebun Gampuran % Semak "elukar 0endah T4 4 % Padang 0umput % 2utan Produksi Sedang T3 3 A % Perladangan % Tegalan &Tanaman Tinggi T 6 Semusim( % Tanah Terbuka Sangat Tinggi T9 9 15 *engan mengintegrasikan peta%peta tersebut diatas dari "akosurtanal dengan hasil ground heking dari hasil pendigitasian dan pengukuran topogra+ dilapangan diharapkan didapatkan peta lahan dan atau tanah kritis skala 1849.555 sebagai dasar persyaratan pengendalian kerusakan tanah untuk produksi biomassa. *ari peta tersebut didapatkan tanah kritis! dan potensi kerusakan tanah. Proses pengintegrasian ini dibantu oleh software 7rg :-S. Prinsip kerja dari software ini adalah dengan mengo)erlay peta yang sudah didapat sehingga mengahasilkan peta kerusakan tanah.
, %
PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPATEN PANGKA'ENE DAN KEPULAUAN
Gambar 2.1. Diagram alir proses pembuatan peta kerja dan peta status dan potensi kerusakan lahan (Sumber:Lampiran 2 Petunjuk Teknis Permen No.2 ahun 2! "
7nalisa spasial! sistem proyeksi dan koordinat menggunakan metode ;ni)ersal Trans)erse #erator &;T#(. Sistem koordinat dari ;T# adalah meter! sehingga dimungkinkan analisa yang membutuhkan informasi dimensidimensi linier seperti jarak dan luas. Sistem proyeksi laIim digunakan dalam pemetaan topogra+ sehingga sesuai untuk pemetaan tematik termasuk pemetaan potensi kerusakan tanah. #etode yang digunakan dalam analisis tabular adalah metode skoring. Pada unit analisis hasil tumpangsusun atau o)erlay data spasial dilakukan dengan menjumlahkan skor. 2asil penjumlahan skor digunakan untuk klasi+kasi penentuan tingkat potensi kerusakan tanah. Klasi+kasi tingkat kerusakan tanah menurut penjumlahan skor dengan parameter kerusakan tanah digunakan untuk mengelompokkan terhadap akumulasi tematik berdasarkan Tabel 4.A. Kriteria pembagian kelas potensi kerusakan tanah menurut jumlah skor disajikan pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Kriteria Kelas Potensi Kerusakan Tanah #enurut
#. Met+)e Penga"#i*an -+nt+h Tanah Pengambilan ontoh tanah di setiap lokasi dilakukan dengan pengeboran tanah untuk tanah terusik dan pengambilan tanah tidak terusik dengan menggunakan ring sample. Pengambilan ontoh tanah dilakukan pada kedalaman 5 E 35 m. Pengambilan ontoh tanah terusik dilakukan untuk analisa berat isi! porositas! tekstur! pengukuran p2 24! redoks! daha hantar listrik dan mikro organisme. Pengambilan ontoh tanah tidak terusik dilakukan untuk pengukuran permeabilitas. . Met+)e Penga"atan Bi+!ik Lahan Pengamatan bio+sik lahan yang diamati antara lain koordinat lokasi! kedalam tanah! lereng! penggunaan lahan beserta )egetasinya! kenampakan erosi dan usaha konser)asi tanah serta pengumpulan data iklim. Pengamatan koordinat lokasi dilakukan dengan menggunakan :lobal Positioning System &:PS(. Kedalaman tanah efektif sangat mempengaruhi pertumbuhan akar tanaman menembus tanah. Kedalaman tanah efektif yang 15 %
PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPATEN PANGKA'ENE DAN KEPULAUAN
baik untuk pertumbuhan akar tanaman yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus akar tanaman. Kedalaman tanah efektif pada umumnya berhubungan erat dengan tekstur tanah! keuali ada faktor%faktor lain di bawah lapisan permukaan tanah bagian atas atau telah dilakukan pengolahan tanah yang berat. Kedalaman tanah efektif diperoleh dari pengukuran langsung pada setiap pro+l tanah yang telah dibuat. Pengukuran dimulai dari lapisan atas sampai lapisan padas atau batuan yang sekiranya akar tidak dapat menembus. Lereng ini timbul karena adanya perbedaan tinggi antara suatu tempat dengan tempat lain yang berdekatan. ;ntuk di lapang lereng dapat diukur dengan menggunakan abney le)el maupun linometer. Penggunaan lahan merupakan bentuk inter)ensi manusia terhadap sumberdaya lahan. -nformasi penggunaan lahan dspt diperoleh darin interpretasi peta rupa bumi yang disertai uj lapangan. Tingkat erosi ini merupakan faktor penting! karena akan menentukan besarnya unsur hara yang hilang akibat erosi! sehingga mempengaruhi hasil tanaman dan untuk penggantian unsur hara yang hilang diperlukan biaya. Tingkat erosi ini sangat berhubungan dengan lereng permukaan lahan dan pengolahan lahan yang dilakukan. Pada umumnya semakin tinggi lereng permukaan lahan! semakin berat tingkat erosinya! jika tidak dilakukan pengolahan lahan yang benar. 2al ini berarti meskipun lereng permukaan lahan termasuk bergelombang! tetapi pengolahan lahan benar maka tingkat erosi ini dapat ditekan serendah mungkin. Tingkat erosi ini dapat diprediksi dari pengamatan bentuk permukaan lahan! kelerengan! penutup lahan yang diperoleh dari peta rupa bumi serta itra satelit dan ditunjang dengan pengamatan langsung ke lapangan. Pengamatannya melalui deskripsi penampang pro+l tanah maupun melihat alur%alur dipermukaan lahan dalam atau tidak. Konser)asi tanah merupakan upaya mempertahankan! merehabilitasi dan meningkatkan daya guna lahan sesuai dengan peruntukannya. "entukbentuk usaha konser)asi tanah diperoleh dari pengamatan laangsung di lapangan adatidaknya bentuk konser)asi yang dilakukan. "entuk konser)asi tanah dan air antara lain ada%tidaknya teras! rorak! jenis tanaman penahan erosi terutama pada lahan%lahan yang mempunyai kemiringan lahan F 19 D.Sebaran batuan akan mempengaruhi tindakan pengolahan tanah dan sebagai pembatas ruang gerak akar tanaman. Sebaran batuan ini diamati seara langsung dari persentase sebaran batuan'kerikil yang ada terhadap luas satuan pemetaan. *erajat pelulusan air juga dikenal dengan istilah permeabilitas. Permeabilitas tanah ini menunjukan keepatan bergeraknya suatu airan pada suatu media berpori &dalam hal ini adalah tanah( dan kemampuan 11 %
PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPATEN PANGKA'ENE DAN KEPULAUAN
tanah untuk memindahkan air. Pada umumnya permeabilitas tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah. Laju pergerakan air di dalam tanah sangat penting ditinjau dari aspek pertanian. :erakan ini bisa berupa masuknya air ke dalam tanah! gerakan air ke dalam akar%akar tanaman! aliran air pada proses pengatusan dan penguapan air dari permukaan tanah.
#. Met+)e Ana*i!a -+nt+h Tanah Pe!iapan -+nt+h Tanah Gontoh tanah yang berasal dari lapangan tidak langsung dianalisa! tetapi terlebih dahulu harus dikeringanginkan pada suhu udara ruang selama 4 E 3 hari di dalam ruang pengering. Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kandungan kadar air ontoh tanah sehingga diperoleh ontoh tanah dengan kadar air kurang lebih seragam. Setelah tanah ukup kering! kemudian ditandai dengan label khusus dan dimasukan ke dalam kantong plastik. Tanah%tanah tersebut sebelum dianalisa! dihaluskan terlebih dahulu dengan menggunakan alat penggerus dari porselin dan diayak dengan ukuran J 4 mm. Gontoh tanah setelah melalui perlakuan tersebut sudah siap untuk dianalisa seara kuantitatif. Met+)e Ana*i!a )an Pengukuan Ka)a Un!u p& ke"a!a"an3 Tanah Kemasaman tanah ditetapkan dengan dua metode yaitu pengeneran tanah dengan air murni &aBuadest( dengan perbandingan 1 8 1! sebagai p2 aktual tanah dan pengeneran tanah menggunakan larutan KGl 1 dalam perbandingan 1 8 1 sebagai p2 potensial tanah. Tanah%tanah yang sudah dienerkan tersebut! kemudian didiamkan selama 1 jam dan selanjutnya diukur dengan menggunakan alat p2 meter. •
•
Tek!tu Tanah Tekstur tanah sebenarnya merupakan perbandingan antara fraksifraksi tanah ang terdiri dari pasir! debu dan liat. leh karena itu penetapan tekstur tanah dilakukan dengan ara mengukur kadar masing%masing frkasi &pasir! debu dan liat( menggunakan metode :ranuler &pipet(. 2asil pengukuran ini dinyatakan dalam persen berat tanah.
e. Intepeta!i Data untuk Keu!akan Tanah ;ntuk mengetahui faktor pembatas untuk kerusakan tanah dilakukan dengan metode penyesesuaian &mathing( antara hasil penelitian dengan kriteria baku kerusakan tanah berdasarkan Lampiran Peraturan Pemerintah 0epublik -ndonesia o. 195 Tahun 4555 Tanggal 43 *esember 4555 tentang Kriteria "aku Kerusakan Tanah untuk Produksi "iomassa. 7dapun kriteria tersebut sebagai berikut. 14 %
PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPATEN PANGKA'ENE DAN KEPULAUAN
Tabel N+ . 1. 4.
4.A Kriteria "aku Kerusakan Tanah di Lahan Kering
PARAMETER
AMBANG KRITIS
% Ketebalan solum % Kebatuan permukaan
H 45 m F 5 D H 16 D koloid 65 D pasir kuarsitik F 1! g'm3 H 35 D F C5 D H 5!C m'jam F 6!5 m'jam H !9 F 6!9 F !5 mS'm 455 m@ H 154 fu'g tanah
3.
% komposisi fraksi
. 9.
% "erat isi % Porositas total
A.
% *erajat pelulusan air
C. 6. ,. 15.
% % % %
13 %
p &245( 1 8 4!9 *aya 2antar Listrik'*2L 0edoks
PENGENDALIAN KERUSAKAN TANA& UNTUK PRODUKSI BIOMASSA KABUPATEN PANGKA'ENE DAN KEPULAUAN