PENYELESAIAN PENGUJIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN : PENGAUDITAN AKUN-AKUN TERPILIH
(PENGAUDITAN 2)
OLEH KELOMPOK 9: 1. PUTU KEVIN YUDHIA
(1515351125) (1515351125)
2. I GEDE ARDIAN ANDRIAWAN
(1515351126) (1515351126)
3. I PUTU PUTRA WASISTA
(1315351136)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2017
1
A. JENIS JENIS AKUN-AKUN PEMBAYARAN
LAIN
DALAM
SIKLUS
PEMBELIAN
DAN
Akun-Akun dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
Aset Kas Persediaan Perlengkapan Properti, mesin dan peralatan Hak paten, merk dagang, copy right Sewa dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Asuransi dibayar dimuka
Beban Harga Pokok Penjualan Beban Sewa Pajak Kekayaan Pajak Penghasilan Beban Asuransi Beban penasehat hukum dan audit Beban Pensiun Beban listrik, air dan gas
Liabilitis Utang Usaha Utang Sewa Utang Pajak Kekayaan Utang Beban lain Utang Pajak Penghasilan
Akun utama dalam siklus ini akan dibahas persoalan-persoalan audit yang berkaitan hanya untuk beberapa akun terpilih, yang audit atas:
• Properti, mesin, dan peralatan • Beban dibayar di muka • Utang lain-lain • Akun pendapatan dan beban B. PENGAUDITAN ATAS PROPERTI, MESIN, DAN PERALATAN
Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang diharapkan memiliki umur lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali. Tujuan untuk menggunakan aset sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan taksiran umur penggunaan lebih dari satu tahun adalah karakteristik utama yang membedakannya dari aset-aset seperti persedian, beban dibayar dimuka, dan investasi. Pembelian properti, mesin dan peralatan terjadi melalui siklus pembelian dan pembayaran. Karena pengauditan atas akun-akun properti, mesin dan peralatan serupa satu sama lain, digunakan satu contoh yaitu akun peralatan, untuk melukiskan pendekatan untuk mengaudit ketiga tipe aset tetap tersebut. Akun-akun terkait dengan Peralatan
Pendebetan atas peralatan timbul dari siklus pembelian dan pembayaran. Karena sumber pendebetan dalam akun aset adalah jurnal pembelian, sistem akuntansi biasanya sudah diuji untuk mencatat penambahan yang terjadi dalam periode ini ke akun peralatan sebagai bagian dari pengujian siklus pembelian dan pembayaran. Namun demikian, karena penambahan peralatan relatif jarang terjadi, sering melibatkan julmah rupiah yang besar, dan perlu mendapat pengawasan khusus, seperti misalnya persetujuan dari dewan komisaris, maka auditor biasanya memutuskan untuk tidak terlalu mengandalkan pada pengujian tersebut sebagai bukti pendukung penambahan aset tetap. Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan dan properti, mesin dan peralatan lainnya biasanya adalah master file aset tetap. Master file meliputi suatu catatan rinci untuk setiap unit peralatan dan jenis properti lain yang dimiliki. Setiap catatan dalam file mencakup suatu deskripsi tentang aset 2
yang bersangkutan, tanggal pembelian, harga perolehan, depresiasi tahun ini dan akumulasi depresiasi untuk peralatan yang bersangkutan. Akun-akun yang Audit atas peralatan dan aset aset tetap lainnya, berbeda dari audit atas akun-akun yang tergolong aset lancar, karena tiga alasan berikut: 1. Pembelian peralatan dalam suatu periode biasanya tidak begitu sering. 2. Jumlah rupiah dari setiap pembelian biasanya material. 3. Peralatan biasanya dibukukan dan berada dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun. Taksiran umur aset lebih dari setahun menimbulkan akun beban depresiasi dan akumulasi depresiasi. Dalam mengaudit akun peralatan dan akun-akun terkait, akan sangat bermanfaat apabila dilakukan pemisahan pengujian menjadi beberapa kategori berikut : a. b. c. d. e. f.
Melaksanakan prosedur analitis Memeriksa pembelian peralatan periode ini Memeriksa pelepasan peralatan periode ini Memeriksa saldo akhir dalam akun aset Memeriksa beban depresiasi Memeriksa saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
Berikut adalah prosedur analitis yang sering digunakan untuk peralatan
Bandingkan beban penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya. Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya. Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban perlengkapan, beban peralatan kecil tahunan dengan tahun sebelumnya. Bandingkan biaya manufaktur kotor dibagi dengan suatu pengukur produksi dengan tahun lalu. (Peralatan menganggur atau telah dilepas tetapi tidak dihapus dari pembukuan)
MEMERIKSA PEMBELIAN PERALATAN TAHUN INI
Perusahaan harus mencatat penambahan pembelian asset tahun berjalan dengan benar karena asset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan. Tujuan Audit Saldo:
Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan jumlah pada berkas induk yang terkait, dan jumlah total cocok dengan buku besar. Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah ada Perolehan yang ada telah dicatat Perolehan tahun berjalan yang tercatat dihitung dengan akurat 3
Perolehan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat Verifikasi Pelepasan TPerolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang benar Klien memiliki hak kepemilikan dan perolehan tahun berjalan
MEMERIKSA PELEPASAN ASET (DISPOSAL) TAHUN INI
Prosedur berikut seringkali digunakan untuk memverifikasi penghentian:
Menelaah apakah ada aktiva yang baru menggantikan aktiva yang ada. Menganalisa keuntungan dan kerugian akibat pelepasan aktiva dan pendapat rupa-rupa dari adanya penerimaan akibat pelepasan aktiva Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak-pajak property, atau penutupan asuransi atas adanya penghapusan peralatan. Tanya jawab dengan manajemen dan pelaksana produksi mengenai kemungkinan pelepasan aktiva.
MEMERIKSA SALDO AKHIR TAHUN ASET
Dua dari tujuan-tujuan auditor sewaktu mengaudit peralatan manufaktur meliputi penentuan bahwa: 1. Semua peralatan yang dimiliki telah dibukukan. 2. Semua peralatan pisik yang ada dibukukan pada tanggal neraca, Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan manufaktur. MEMERIKSA BEBAN DEPRESIASI
Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:
Masa manfaat aset yang dibeli pada periode ini Metode depresiasi Taksiran nilai residu Kebijakan depresiasi aset pada periode pembelian dan pelepasan.
MEMERIKSA SALDO AKHIR DALAM AKUN AKUMULASI DEPRESIASI
Debet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagai bagian dari audit penghentian asset dan kreditnya deverifikasi sebagai bagian dari beban depresiasi. Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam pengauditan atas saldo akhir dalam akumulasi depresiasi :
Akumulasi depresiasi sebagaimana tercantum dalam master file properti cocok dengan buku besar. Akumulasi depresiasi dalam master file adalah akurat.
C. PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA 4
Beban dibayar di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset yang umurnya bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. GAMBARAN UMUM ASURANSI DIBAYAR DI MUKA
Akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar di muka dan hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran dengan mendebet akun asuransi dibayar di muka. PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat dibagi menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. PENGUJIAN AUDIT
Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu berpikir bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini berasal dari saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayara premi selama tahun tersebut dan saldo akhirnya. Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi:
Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun sebelumnya. Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya. Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi. Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas kesalahan perhitungan. Review kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama pegawai klien atau pegawai asuransi.
Polis Asuransi dalam Daftar Asuransi Dibayar di Muka Benar-benar Ada dan Semua Polis yang Berlaku Tercantum dalam Daftar (Keberadaan dan Kelengkapan)
Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul. 2. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan.
5
Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi yang Tercantum dalam Daftar Asuransi Dibayar di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai pihak yang memiliki hak.
Jumlah yang Dibayar di Muka dalam Daftar adalah Akurat dan Totalnya telah Dijumlah dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar (Ketlitian dan Kecocokan Saldo)
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka juga meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi atas asuransi yang belum jatuh tempo.
Beban Asuransi yang Berkaitan dengan Asuransi Dibayar di Muka telah Digolongkan dengan Benar (Penggolongan)
Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah sebagai pengujian laporan laba/rugi. Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Tepat (Pisah Batas) Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis tidak banyak dan jumlahnya tidak material.
D. PENGAUDITAN BEBAN-BEBAN TERUTANG
Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan untuk jasa yang belum dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca. Utang sejenis lainnya adalah : 1. Utang Gaji 2. Utang Pajak penghasilan karyawan 3. Utang Bonus Pimpinan 4. Utang Komisi 5. Utang Honorarium Profesional 6. Utang Sewa 7. Utang Bunga
6
PENGAUDITAN PAJAK KEKAYAAN TERUTANG
Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, maka pembayaran pajak properti sudah diuji melalui pengujian transaksi siklus akuisisi dan pembayaran. Dua hal di bawah ini merupakan hal penting, yaitu: Properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam skedul akrual. Pajak properti akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan konsistensi perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi).
E. PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN
Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masing-masing dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan laba bersih tanpa salah saji material. Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban merupakan hal penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba/rugi: a. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang benar. b. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk perbandingan.
PENDEKATAN UNTUK PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN
Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan bagian terpisah dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan audit pada bagian lain. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah: • Prosedur Analitis. • Pengujian pengendalian dan pengujian subst antif atas transaksi. • Pengujian perincian saldo.
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran penyajian, baik untuk akun,akun neraca maupun akun-akun laba rugi.
PENGUJIAN TRANSAKSI
PENGENDALIAN
DAN
PENGUJIAN
7
SUBSTANTIF
GOLONGAN
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN – ANALISIS BEBAN
Analisis akun beban adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumen-dokumen pendukung transaksi individual dan jumlah yang membentuk rincian dari total suatu akun beban. Dokumen-dokumen sama jenisnya dengan yang telah diuraikan dan digunakan untuk pengujian transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi pembelian, termasuk misalnya faktur, laporan penerimaan barang, order pembelian dan kontrak-kontrak pembelian.
F. PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN-PENGALOKASIAN
Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan bukan merupakan transaksi tersendiri. Beban seperti itu misalnya depresiasi, dan amortisasi copyright. Pengalokasian overhead pabrik menjadi persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh tipe lain pengalokasian yang mempengaruhi beban. Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu pengeluaran merupakan aset atau beban periode ini. Apabila klien gagal mengikuti standar akuntansi keuangan atau gagal menghitung kesalahan penyajian material. Pengalokasian beban seperti depresiasi aset tetap dan amortisasi copyright diperlukan karena aset memiliki masa manfaat lebih dari setahun. Biaya perolehan asli dari suatu aset diverifikasi pada saat pembelian, tetapi penyusutan terjadi selama bertahun-tahun. Tipe lain pengalokasian yang langsung mempengaruhi laporan keuangan timbul karena aset berumur pendek masih belum terpakai seluruhnya pada tanggal neraca. Dalam pengauditan pengalokasian pengeluaran seperti misalnya asuransi dibayar dimuka dan overhead pabrik, dua pertimbangan penting yang harus diperhatikan auditor adalah ketaatan pada standar akuntansi keuangan dan dan konsistensi dengan periode sebelumnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Haryono Al. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta : Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
9