BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR LATAR BELAKANG Dari suatu studi di Amerika,didapatkan 13% abses hati dari 48% abses
viseral. Abses hati dapat berbentuk soliter ataupunmultipel. Sekitar 90% dari abses lobus kanan hepar merupakan abses soliter, sedangkan abseslobus kiri hana 10% ang merupakan abses soliter. !al ini dapat ter"adi dari penebaran hematogen maupun se#ara langsung dari tempat ter"adina in$eksi di dalam rongga peritoneum. Abses hati terbagi se#ara umum, aitu abses hati amuba dan abses hati piogenik. Angka ke"adian abses hati piogenik lebih tinggi dibandingkan abses hati amuba. Angka ke"adian abseshati amuba hana sekitar 0% dari semua abses hati. &ada &ada '% '% kasu kasuss tidak tidak dike diketah tahui ui pen peneb ebab ab ang "elas "elas (kri (kript ptog ogen enik ik). ). &enebab lainna adalah in$eksi sekunder bakteri pada abses hati amuba dan kista hidatid hidatidosa osa.Se .Sedan dangka gkan n abses abses hati hati amuba amuba mun#ul mun#ul sebagai sebagai salah salah satu kompli komplikas kasii amebiasis ekstraintestinalang paling sering di"umpai di daerah tropik*subtropik, termasuk +ndonesia. 1.2 TUJUA TUJUAN N
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Abses hati adalah bentuk in$eksi pada hati ang disebabkan karena in$eksi bakteri, parasit, "amur maupun nekrosis steril ang bersumber dari sistem gastrointestinal ang ditandai dengan adana proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati (Aru Sudoo, 00-). Abses adalah pengumpulan #airan nanah tebal, berarna kekuningan disebabkan oleh bakteri, proto/oa atau invasi "amur ke"aringan tubuh. Abses dapat ter"adi di kulit, gusi, tulang, dan organ tubuh seperti hati, paruparu, bahkan otak, area ang ter"adi abses berarna merah dan menggembung, biasana terdapat sensasi neri dan panas setempat (i#roso$t 2n#arta e$eren#e ibrar, 004) Abs#ess adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga ang tidak akibat kerusakan "aringan, !epar adalah hati (Dorland, 199-). 5adi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati ang diakibatkan oleh in$eksi.
2.2 ETIOLOGI.
Abses hati dibagi atas dua se#ara umum, aitu abses hati amoeba dan abses hati pogenik. a. Abses hati amoeba Didapatkan beberapa spesies amoeba ang dapat hidup sebgai parasit non patogen dalam mulut dan usus, tapi hana 2nteremoeba histolti#a ang dapat menebabkan penakit. !ana sebagian individu ang terin$eksi 2nteremoeba histolti#a ang memberi ge"ala invasi$, sehingga di duga ada dua "enis 2. !istolti#a aitu starin patogen dan non patogen. 6ervariasina virulensi strain ini berbeda berdasarkan kemampuanna menimbulkan lesi pada hepar (Aru Sudoo, 00-). 2.histolti#a di dlam $e#es dapat di temukan dalam dua bentuk vegetati$ atau tropo/oit dan bentuk kista ang bisa bertahan hidup di luar tuibuh manusia. 7ista deasa berukuran 100 mikron, resisten terhadap suasana kering dan asam. 6entuk tropo/oit akan mati dalam suasana kering dan asam. ro$o/oit besar sangat akti$ bergerak, mampu memangsa eritrosit, mengandung protease aitu
hialuronidase dan mukopolisakaridase ang mampu mengakibatkan destruksi "aringan.
b. Abses hati piogenik +n$eksi terutama disebabkan oleh kuman gram negati$ dan penebab ang terbanak adalah 2.#oli. Selain itu, penebabna "uga adalah strepto#o##us $ae#alis, &roteus vulgaris, dan Salmonellla phi. Dapat pula bakteri anaerob seperti bakteroides, aerobakteria, akttinomesis, dan strepto#o##us anaerob. ntuk penetapanna perlu dilakukan biakan darah, pus, empedu, dan sab se#ara anaerob maupun aerob (Aru Sudoo, 00-).
2.3 PATOFISIOLOGI
2.4 TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS.
7eluhan aal: demam*menggigil, neri abdomen, anokresia*malaise, mual*muntah, penurunan berat badan, keringan malam, diare, demam
( ;
38<), hepatomegali, neri tekan kuadran kanan atas, ikterus, asites, serta sepsis ang menebabkan kematian. (=ameron 199>) Di#urigai adana A!& apabila ditemukan sindrom klinis klisik berupa neri spontan perut kanan atas, ang di tandai dengan "alan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di atasna. Demam*panas tinggi merupakan keluhan ang paling utama, keluhan lain aitu neri pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan sok. Apabila A!& letakna dekat dig$ragma, maka akan ter"adi iritasi diag$ragma sehingga ter"adi neri pada bahu sebelah kanan, batuk ataupun ter"adi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangna na$su makan, ter"adi penurunan berat badan ang unintentional. (http:**adriananers.blogspot.#om*011*1*abseshepar.html di akses pada tanggal > April 013). Abses adalah tahap terakhir dari suatu in$eksi "aringan ang diaali dengan proses ang disebut peradangan. Aalna, seperti bakteri mengakti$kan sistem kekebalan tubuh, beberapa ke"adian ter"adi:
a. b. #. d. e. $.
Darah mengalir ke daerah meningkat. Suhu daerah meningkat karena meningkatna pasokan darah. ilaah membengkak akibat akumulasi air, darah, dan #airan lainna. ernata merah. asana sakit, karena iritasi dari pembengkakan dan aktivitas kimia. 7eempat tandapanas, bengkak, kemerahan, dan sakit#iri peradangan
2.5 PENATALAKSANAAN
1. edikamentosa Derivat
nitroimida/ole
dapat
memberantas
tropo/oit
intestinal*ekstraintestinal atau kista. ?bat ini dapat diberikan se#ara oral atau intravena. Se#ara singkat pengobatan amoebiasis hati sebagai berikut : 1.
etronida/ole : 3@>'0 mg selama '10 hari dan ditambah dengan
.
7loroBuin $os$at : 1 g*hr selama hari dan diikuti '00*hr selama 0 hari, ditambah
3.
Dehdroemetine : 11,' mg*kg 66*hari intramuskular (maksimum 99 mg*hr) selama 10 hari.
. indakan aspirasi terapeutik +ndikasi : Abses ang dikhaatirkan akan pe#ah 1.
espon terhadap medikamentosa setelah ' hari tidak ada.
.
Abses di lobus kiri karena abses disini mudah pe#ah ke rongga perikerdium atau peritoneum.
3.
3.
indakan pembedahan
&embedahan dilakukan bila : 1.
Abses disertai komplikasi in$eksi sekunder.
.
Abses ang "elas menon"ol ke dinding abdomen atau ruang interkostal.
3.
6ila teraoi medikamentosa dan aspirasi tidak berhasil.
4.
uptur abses ke dalam rongga intra peritoneal*pleural*peri#ardial. indakan bisa berupa drainase baik tertutup maupun te rbuka, atau tindakan
reseksi misalna lobektomi.
2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
enurut 5ulius, ilmu penakit dalam "ilid +, (1998). &emeriksaan penun"ang antara lain a. aboratorium ntuk mengetahui kelainan hematologi antara lain hemoglobin, leukosit, dan pemeriksaan $aal hati. b. Coto dada Dapat ditemukan berupa dia$ragma kanan, berkurangna pergerakkan dia$ragma, e$usi pleura, kolaps paru dan abses paru. #. Coto polos abdomen 7elainan dapat berupa hepatomegali, gambaran ileus, gambaran udara bebas diatas hati. d. ltrasonogra$i endeteksi kelainan traktus bilier dan dia$ragma. e. omogra$i elihat kelainan di daerah posterior dan superior, tetapi tidak dapat melihat integritas dia$ragma. $. &emeriksaan serologi enun"ukkan sensiti$itas ang tinggi terhadap kuman.
enurut 5ulius, ilmu penakit dalam "ilid + (1998) &engobatan dilakukan tiga #ara : a. 7emotrapi ?batobat dapat diberikan se#ara oral atau intravena sebagai #ontoh untuk gram negati$ diberi etranida/ol, =lindamisin atau 7loram$enikal. b. Aspirasi 5arum &anda abses ang ke#il atau tidak toksik tidak perlu dilakukan aspirasi. !ana dilakukan pada an#aman ruktur atau gagal pengobatan konser$ati$. Sebalikna
aspirasi
ini
dilakukan
dengan
tuntunan
S. (http:**muna"at9-.blogspot.#om*01*03*lpabseshepar.html di akses pada tanggal > April 013).
2.7 KOMPLIKASI
7omplikasi ang paling sering adalah berupa rupture abses sebesar ' E 1',-%, per$orasi abses keberbagai organ tubuh seperti ke pleura, paru, peri#ardium, usus, intraperitoneal atau kulit. 7adangkadang dapat ter"adi superin$eksi, terutama setelah aspirasi atau drainase. (enurut 5ulius, +lmu penakit dalam, "ilid +, 1998).
Dapat "uga komplikasi seperti: 1. +n$eksi sekunder erupakan komplikasi paling sering, ter"adi pada 100% kasus. . uptur atau pen"alaran langsung ongga atau organ ang terkena tergantung pada letak abses. &er$orasi paling sering
ke
pleuropulmonal,
kemudian
kerongga
intraperitoneum,
selan"utna
peri#ardium dan organorgan lain. 3.
7omplikasi vaskuler uptur kedalam vena porta, saluran empedu atau traktus gastrointestinal "arang
ter"adi. 4.
&arasitemia, amoebiasis serebral 2. histolti#a bisa masuk aliran darah sistemik dan menangkut di organ lain
misalna otak ang akan memberikan gambaran klinik dari lesi $okal intrakranial.
2.8 As!"# K$%$&"'"("#
1. &2F7A5+AF Adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisana sehingga dapat diketahui kebutuhan peraatan pasien tersebut. enurut Doenges,2. (000), data dasar pengka"ian pasien dengan Abses !epar, meliputi: a. Aktivitas*istirahat, menun"ukkan adana kelemahan, kelelahan, terlalu lemah, latergi, penurunan massa otot*tonus. b. Sirkulasi, menun"ukkan adana gagal "antung kronis, kanker, distritmia, buni "antung ekstra, distensi vena abdomen. #. 2liminasi, Diare, 7eringat pada malam hari menun"ukkan adana $latus, distensi abdomen, penurunan*tidak ada bising usus, $eses arna tanah liat, melena, urine gelap pekat. d. akanan*#airan,
menun"ukkan
adana
anoreksia,
tidak
toleran
terhadap
makanan*tidak dapat men#erna, mual*muntah, penurunan berat badan dan peningkatan #airan, edema, kulit kering, turgor buruk, ikterik. e. Feurosensori, menun"ukkan adana perubahan mental, halusinasi, koma, bi#ara tidak "elas.
$. Feri*kenamanan, menun"ukkan adana neri abdomen kuadran kanan atas, pruritas, sepsi perilaku berhatihati*distraksi, $o#us pada diri sendiri. g. &ernapasan, menun"ukkan adana dispnea, takipnea, pernapasan dangkal, buni napas tambahan, ekspansi paru terbatas, asites, hipoksia. h. 7eamanan, menun"ukkan adana pruritas, demam, ikterik, ekimosis, patekis, angioma spider, eritema. i.
.
Seksualitas, menun"ukkan adana gangguan menstruasi, impotent, atro$i testis.
D+AF?SA 72&2AAAF a. +ntoleransi akti$itas berhubungan dengan kelemahan umum. b. &erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual*muntah. #. 7elebihan volume #airan berhubungan dengan asites dan edema d. esiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam "aringan. e. 7urang pengetahuan berhubungan dengan kurangna in$ormasi dengan proses penakit. $. !ipertermi berhubungan dengan proses in$eksi. g. Feri berhubungan dengan kerusakan "aringan hepar. h. &ola napas tidak e$ekti$ berhubunagn dengan asites dan restriksi pengembangan toraks akibat asites, distensi abdomen serta adana #airan dalam rongga toraks.
3.
R$#)"#" K$%$&"'"("# DG.+ : +ntoleransi akti$itas berhubungan dengan kelemahan umum. u"uan : 7lien menun"ukkan perbaikan terhadap akti$itas. 7riteria hasil :
a.
engekspresikan pemahaman tentang pentingna perubahan tingkat akti$itas.
b.
eningkatkan akti$itas ang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan
otot. en#ana keperaatan dan rasional
I#($&*$#s+ R"s+,#"1. ingkatkan tirah baring, #iptakan1. eningkatkan ketenangan istirahat
lingkunga ang tenang.
dan
menediakan
energi
ang
digunakan untuk penembuhan. . . ingkat akti$itas sesuai toleransi.
iarah
baring
lama
dapat
menurunkan kemampuan. +ni dapat ter"adi karena keterbatasan akti$itas ang mengganggu periode istirahat. 3.
3. Aasi kadar en/im hepar
embantu
menurunkan
kadar
akti$itas tepat, sebagai peningkatan prematur
pada
potensial
resiko
berulang. DG.++ : &erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual* muntah u"uan : 7lien menun"ukkan status nutrisi ang adekuat. 7riteria hasil : a. Fa$su makan baik. b. idak ada keluhan mual*muntah. #. en#apai 66 , mengarah kepada 66 normal .
en#ana keperaatan dan rasional I#($&*$#s+ 1. Aasi
keluhan
R"s+,#"anoreksia,1. 6erguna dalam mende$inisikan
mual*muntah. .
dera"at, luasna masalah dan pilihan
Aasi pemasukan diet*"umlah . kalori. 6erikan makanan sediki dalam $rekensi sering.
intervensi ang tepat. akan banak mengatur
klien
untuk
anoreksia.
Anoreksia "uga paling buruk pada siang
3.
bila
sulit
hari,
membuat
masukan
akukan peraatan mulut sebelum
makanan sulit pada sore hari. 3. enghilangkan rasa tidak enak dan
makan 4. imbang berat badan. meningkatkan na$su makan '. 6erikan obat vit. 6 kompleks, vit. 4. &enurunan 66 menun"ukkan tidak # tambahan diet lain sesuai indikasi. adekuatna nutrisi klien. '. emperbaiki kekurangan dan
I#($&*$#s+
R"s+,#"membantu dan proses penembuhan.
DG.+++ : 7elebihan volume #airan berhubungan dengan asites dan edema u"uan : pemulihan kepada volume #airan ang normal en#ana keperaatan dan rasional I#($&*$#s+ R"s+,#"1. 6atasi asupan Fatrium dan #airan 1. eminimalkan pembentukan asites
"ika Diinstruksikan
dan edema.
. 6erikan diureti#, suplemen kalium . eningkatkan ekskresi #airan leat gin"al dan mempertahankan dan protein. keseimbangan #airan serta elektrolit
3. =atat asupan dan haluaran #airan. 4. kur dan #atat lingkar abdomen
g normal. 3.
setiap hari.
enilai
e$ektivitas
terapi
dan
ke#ukupan asupan #airan. 4. emantau perubahan pembentukan asites dan pembentukan #airan
DG.+H : esiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam "aringan . u"uan : 7lien menun"ukkan "aringan kulit ang utuh. 7riteria hasil : a.
elaporkan penurunan proritus atau menggaruk.
b. +kut serta dalam akti$itas untuk mempertahankan integritas kulit
en#ana keperaatan dan rasional I#($&*$#s+ R"s+,#"1. akukan peraatan kulit dengan 1. en#egah kulit kering berlebihan.
sering,hindari sabun alkali. .
emberikan penghilang gatal
&ertahankan kuku klien terpotong . pendek.
+nstruksikan
menggunakan
u"ung
"ari
7lien untuk 3.
menekan pada kulit bila sangat perlu menggaruk
ntuk
menurunkan
resiko
kerusakan kulit bila menggaruk. &akaian basah dan berkeringat adalah sumber ketidak namanan
I#($&*$#s+ R"s+,#"3. &ertahankan liner dan pakaian
kering.
DG.H : 7urang pengetahuan berhubungan kurangna in$ormasi tentang proses pen akit. u"uan : 7lien dan keluarga mengetahui tentang proses pen akitna. 7riteria hasil : a.
engungkapkan pengertian tentang proses penakit.
b.
elakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan
en#ana keperaatan dan rasional I#($&*$#s+ R"s+,#"1. 7a"i tingkat pemahaman proses 1. engidenti$ikasi area kekurangan
penakit,
harapan
*prognosis,
kemungkinan pilihan pengobatan. .
. 6erikan in$ormasi khusus tentang penakitna.
3.
5elaskan pentingna istirahat dan 3. latihan.
* salah in$ormasi dan memberikan in$ormasiambahan sesuai keperluan. 7ebutuhan atau rekomendasi akan bervariasi karena tipe hepatitis dan situasi individu. Akti$itas perlu dibatasi sampai hepar kembali normal.
DG.H+ : !ipertermi berhubungan dengan proses in$eksi. u"uan : 7lien menu"ukkan suhu tubuh dalam batas normal 7riteria hasil : a. 7lien tidak mengeluh panas b. 6adan tidak teraba hangat #. Suhu tubuh 3- I 3> 0= en#ana keperaatan dan rasional I#($&*$#s+ R"s+,#"1. 7a"i Adana keluahan tanda 1. &eningkatan
tanda peningkatan suhu tubuh .
suhu
tubuh
menu"ukkan berbagai ge"ala seperti
onitor tanda tanda vital uka merah, badan teraba hangat . Demam disebabkan e$ek e$ek dari terutama suhu tubuh endotoksin pada hipotalamus dan
I#($&*$#s+
R"s+,#"e$ine$rin ang melepaskan pirogen
3.
Ak@ila merupakan "aringan tipis dan
3.
6erikan kompres hangat pada aksila * dahi
terdapat
pembulu
darah
sehingga akan memper#epat pross konduksi dan dahi berada didekat hipotalamus
sehingga
#epat
memberikan respon dalam mengatur suhu tubuh.
DG.H++. Feri berhubungan dengan kerusakan "aringan hepar. u"uan : klien mengungkapkan neri berkurang * teratasi en#ana keperaatan dan rasional I#($&*$#s+ 1. 7a"i tingkat neri
. 3.
R"s+,#"1. engetahui persepsi dan reaksi
klien terhadap neri serta sebagai
onitor tanda tanda vital 6erikan kenamanan tindakan
selan"utna
misalna perubahan posisi relaksasi 4.
A"arkan tehnik penangan rasa. &erubahan $rekuensi "antung atau neri #ontrol stress dan #ara D menu"ukkan baha pasien mengalami neri, khususna bila
relaksasi '.
dasar kee$ekti$an untuk intervensi
7olaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
3.
alasan lain untuk perubahan tanda vital talah terlihat indakan non analgetik diberikan dengan
sentuhan
lembut
dapat
menghilangkan ketidak namanan 4.
ntuk
mengalihkan
eningkatkan #ontrol meningkatkan
perhatian. rasa serta kemampuan
I#($&*$#s+
R"s+,#"mengatasi rasa neri dan stress
dalam periode ang lama '.
Analgetik
ber$ungsi
untuk
mengurangi rasa sakiti individu.
DG.H+++ : &ola napas tidak e$ekti$ berhubunagn dengan asites dan restriksi pengembangan toraks akibat asites, distensi abdomen serta adana #airan dalam rongga toraks. u"uan : &erbaikan status pernapasan +ntervensi en#ana keperaatan dan rasional I#($&*$#s+ R"s+,#"1. inggikan bagian kepala tempat 1. engurangi tekanan abdominal
tidur. pada dia$ragma dan memungkinkan . !emat tenaga pasien pengembangan toraks dan ekspansi 3. 6antu pasien men"alani dalam paru g maksimal. &aresentesis dan torakosintesis . engurangi kebutuhan metaboli# dan oksigen pasie 4. &aresentesis dan torakosintesis merupakan menakutkan
tindakan bagi
pasien.
ang 6antu
pasien untuk beker"asama dalam men"alani prosedur ini.
BAB III PEMBAHASAN 3.1 K"ss
Seorang laki E laki berusia '' tahun datang kerumah sakit diantar oleh keluargana dengan mengeluhkan demam menggigil, tidak na$su makan, mual*muntah, keringat malam, diare, neri tekan kuadran kanan atas, sklera kununing, perut membesar (asites),pemeriksaan $isik ang didapat berat badan 40 kg tinggi badan 1>#m,tekanan darah 130*80 mm!g,perna$asan >@*menit,nadi >-@*menit,suhu 38 #. !asil pemeriksaan laboratorium hemoglobin : 1- mg*dl,leukosit 19000 mg*dl,S? >' *,S& 111*, hasil pemeriksaan $oto polos abdomen terdapat hepatomegali. Diagnosa medis sementara adalah abses hepar. erapi ang diberikan : metronida/ole : 3@>'0 mg, kloroBuin $os$at : 1 g*hr, nebuli/er (ventholin).
3.2 As!"# K$%$&"'"("# S$s"+ K"ss
Diagnosa 7eperaatan &ola napas tidak e$ekti$
7riteria !asil empertahankan pola
M"#+&+
berhubungan
perna$asan e$ekti$, bebas
dengan
pengumpulan #airan intra
dispnea dan sianosis,
abdomen (asites)
dengan nilai DA dan
Di tandai dengan :
kapasitas vital dalam
D? : : >@* menit DS :
+ntervensi Aasi
$rekuensi,
kedalaman, dan upaa perna$asan Auskultasi buni na$as, #atat
rentang normal
krekels,
mengi,
ronki Selidiki
tingkat kesadaran &ertahankan kepala
perubahan
tetap tidur tinggi, posisi
miring bah posisi seing,
enun"ukan peningkatan berat badan progresi$ men#apai tu"uan dengan
&erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dengan
dorong
na$as
dalam, latihan dan batuk M"#+&+
kur masukan diet
nilai laboratorium normal idak mengalami tanda
harian dengan "umlah
malnutrisi lebih lan"ut
kalori kur tinggi berat badan
anoreksia, mual*muntah
dan ketebalan kelipatan
Di tandai dengan
kulit trisep(atau
penurunan berat badan
pengukuran
D? :
antropometrik lain
sesuai indikasi)
66 : 40 7g 6 : 1>- #m
6andingkan perubahan status #airan. iaat
DS :
idak na$su makan ual*muntah Diare
berat badan. 6antu dan dorong pasien untuk makan: "elaskan alasan tipe diet. 6eri pasien makan bila pasien mudah lelah, atau biarkan orang terdekat membantu pasien. &ertimbangkan pilihan
makanan ang disukai. Dorong pasien untuk makan semua makanan * makanan makanan
tambahan.. 6erikan makan sedikit
dan sering 6atasi masukan ka$ein,
makanan ang menghasilkan gas atau berbumbu dan terlalu panas atau terlalu dingin Filai diet sebelumna dan segera setelah pengobatan . misalna : makanan bening, #airan dingin, saring, krekers kering, roti panggang, minuman berkarbonat. 6erikan #airan 1 "am sebelum atau satu "am
setelah makan 6erikan peraatan mulut sering dan
sebelum makan An"urkan menghentikan
mengkonsumsi al#ohol. +denti$ikasi pasien ang mengalami mual*muntah ang diantisipasi
!ipertermia berhubungan
engembalikan suhu
K,-",&"s+ M"#+&+
kebatas normal idak mengalami
dengan peningkatan tingkat metabolisme karena penakit Ditandai dengan peningkatan suhu tubuh ang lebih besar dari "angkauan normal dan peningkatan tingkat pernapasan
&antau suhu pasien. 6erikan kompres mandi
komplikasi ang
hangat hindari
berhubungan
penggunaan al#ohol K,-",&"s+ 06erikan antipiretik
misalna ASA (aspirin), Asetamino$en(lenol)
D?: Suhu : 38 0= : >@*menit DS : Demam esiko penebaran in$eksi
enatakan pemahaman
M"#+&+
berhubungan dengan
penebab individu atau
0
kurang pengetahuan untuk
$aktor resiko enun"ukkan teknik,
menghindari pema"anan bakteri*patogen Ditandai dengan D? : 6= : 19.000
melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari in$eksi ulang*transmisi ke orang lain
DS : Demam
BAB I PENUTUP 4.1 KESIMPULAN
Abses hati merupakan in$eksi pada hati ang di sebabkan bakteri, "amur, maupun nekbrosis steril ang dapat masuk melalui kandung kemih ang terin$eksi, in$eksi dalam perut, dsb. Adapun ge"alage"ala ang sering timbul di antarana demam tinggi, neri pada kuadran kanan atas abdomen, dll. Dan pada umumna diagnosis ang di pakai sama seperti penakit lain aitu pemeriksaan $isik, pemeriksaan penun"ang, dan laboratorium. Se#ara konvensional penatalaksanaan dapat dilakukan dengan drainase terbuka se#ara operasi dan antibiotik spektrum luas.
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Aru, . Sudoo, dkk. (00-). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, "ilid 1 2disi 2mpat. 5akarta : 6alai &enerbitan C7+.
6runner J Suddarth. (00). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. 5akarta: 2= =ameeron. (199'). Prinsip-prinsip Penyakit Dalam. 5akarta: 6inarupa Aksara. Doenges, 2., oorhouse, C dan eissler, A. (000). Rencana Asuhan Keperawatan. 5akarta : 2=. !ar"ono, dkk. (199-). Kamus Kedokteran Dorland . 2disi -. 5akarta: 6uku kedokteran 2=. ans"oer, Arie$. dkk. (001). Kapita Selekta Kedokteran; 5ilid 1, 2disi 7etiga. 5akarta : edia Aes#ulapius. !alaman '1. Sherood. (001). Sstem &en#ernaan, dalam Cisiologi anusia dari Sel ke sistem. 5akarta : 2=. !alaman '-'. Slvia a. &ri#e. (00-). Ganuan System Gastro Intestinal! dalam "uku Pato#ioloi . 5akarta : &enerbit 6uku 7edokteranm 2=. !alaman 4>4>4. Abses hepar. (online). (http:**adriananers.blogspot.#om*011*1*abseshepar.html di akses pada tanggal > April 013). (http:**muna"at9-.blogspot.#om*01*03*lpabseshepar.html di akses pada tanggal > April 013).