TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I ASUHAN KEPERAWATAN TOTAL HIP REPLACEMENT
Disusun oleh: Faisalado Candra Widyanto G1D008045
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN K ESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2010
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat bermanfaat
BAB I PENDAHULUAN
Manusia tersusun oleh kurang lebih 206 tulang. Tulang-tulang dalam tubuh dihubungkan satu sama lain dengan sendi atau artikulasi yang memungkinkan berbagai macam gerakan. Ada tiga macam sendi, antara lain sendi sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis. Penyakit yang terjadi pada sendi biasanya disebut
dengan
deformitas.
Terkadang
penyakit
sendi
atau
deformitas
memerlukan intervensi bedah untuk mengurangi nyeri, meningkatkan stabilitas dan memperbaiki fungsi. Terapi pembedahan yang dilakukan pada penyakit sendi meliputi eksisi jaringan rusak dan sakit, perbaikan struktur yang rusak, pembuangan jaringan lepas, fusi imobilisasi sendi dan penggantian semua atau sebagian permukaan sendi. Kebanyakan penggantian sendi terdiri atas komponen logam dan polietilen densitas tinggi. Dengan penggantian sendi, pengurangan nyeri yang sempurna dapat diperoleh 85% sampai 90% pasien. Pengembalian fungsi dan gerakan bergantung pada kondisi preoperatif jaringan lunak, reaksi jaringan lunak, dan kekuatan otot secara umum. Kegagalan awal pada penggantian sendi ada hubungannya hubungannya dengan aktivitas yang sangat tinggi dan patologi sendi preoperatif. Tindakan penggatian sendi biasanya dilakukan pada sendi lutut, pinggul, bahu, dan jari. Sendi (siku pergelangan tangan dan kaki) lebih jarang, lebih kompleks diganti. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai total hip replacement atau penggantian panggul total (PPT) mulai dari definisi, indikator sampai dengan asuhan keperawatannya. Pasien yang mendapatkan tindakan PPT biasanya berusia lebih dari 60 tahun dengan nyeri yang tak tertahankan atau kerusakan sendi pinggul ireversibel. Dengan perkembangan bahan prostesis dan teknik operasi yang makin baik, masa hidup prostesis dapat diperpanjang, pasien muida dengan kerusakan panggul berat yang sangat nyeri pun dapat menjalani penggantian panggul total.
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat bermanfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Penggantian panggul total (PPT) adalah penggantian sendi panggul yang rusak berat dengan sendi buatan (Smeltzer dan Bre nda, 2002). 2. PPT merupakan penggantian kaput femur dan astebulum, keduanya disemen ke dalam tulang. 3. PPT
adalah
penggantian
sendi
total
dengan
prostesis
untuk
memberikan stabilitas dan gerakan yang dilakukan pada penderita penyakit atau trauma sendi (Tucker dkk, 1998) 4. Artroplasti panggul total adalah penggantian sendi panggul melalui pembedahan (kepala dan mangkuk) dengan sendi panggul prostetik (Engram, 1999). 5. Artroplasti
Hip
adalah
penggantian
sendi
pinggul
dengan prostesis dan merupakan salah satu tindakan operasi rekonstruksi yang paling umum dilakukan (Huo et al 2008). Berdasarkan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa total hip replacement atau PPT adalah penggantian panggul yang rusak berat dengan sendi buatan.
B. Anatomi Fisiologi
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan bursa. Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (trabekular atau spongius) atau kortikal (kompak) selain itu juga tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia yang terbagi menjadi empat kategori, yaitu tulang pipih, tulang tak teratur, tulang pendek dan tulang panjang misalnya femur. Tulang panggul atau hip bone merupakan tulang yang dibentuk oleh penyatuan tiga ruas tulang yang berbeda yaitu ilium, iskium, dan pubis. Tulang panggul berfungsi sebagai penyambung antara tubuh bagian atas dan tubuh bagian bawah (Gibson, 2003).
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
Gambar 1. Tulang Panggul
C. Indikasi
Pasien dengan nyeri sendi dan disabilitas berat merupakan calon untuk penggantian sendi. PPT diindikasikan bila penyakit panggul mengakibatkan nyeri berat dan kronis, gerakan terbatas, kehilangan stabilitas, dan deformitas. Indikasi penyebab pada kebanyakan PPT adalah nyeri berat dan kronis pada istirahat dan ambulasi, yang tidak hilang dengan analgesik dan obat antiinflamasi. Keadaan yang mengakibatkan degenerasi sendi meliputi : a. Arthritis rheumatoid b. Osteoarthritis (penyakit sendi degeneratif) c. Trauma d. Deformitas kongenital Penggantian sendi dapat pula dilakukan pada keadaan dimana terjadi terputusnya asupan darah dan nekrosis avaskuler yang diakibatkannya. Indikasi lain yang dapat memungkinkan PPT adalah fraktur kolum femoralis, kegagalan pembedahan
rekonstruksi
sebelumnya
(kerusakan
prostesis,
osteotomi,
penggantian kaput femoralis) dan masalah karena penyakit panggul kongenital. PPT dapat dilakukan pada kedua panggul pada saat yang bersamaan, atau
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
pembedahan dapat dilakukan pada satu panggul yang lain setelah panggul yang pertama sembuh. PPT dilakukan melalui insisi lateral di atas panggul yang sakit. Kegagalan awal pada PPT ada hubungannya dengan aktivitas yang sangat tinggi dan patologi sendi preoperatif (Smeltzer dan Bre nda, 2002).
D. Penggantian Panggul Total
Penggantian sendi total merupakan salah satu pilihan terapi pembedahan yang dilakukan pada penyakit sendi. Prosedurnya dipilih berdasarkan kondisi ortopedi pasien yang mendasarinya, kesehatan umum fisik, dampak disabilitas sendi terhadap kehidupannya dan usia. Pengambilan waktu prosedur ini sangat penting agar fungsinya dapat maksimal. Pembedahan harus dilakukan sebelum otot disekitarnya mengalami kontraktur dan atrofi atau terjadi abnormalitas struktur yang serius (Smeltzer dan Brenda, 2002).
Gambar 2. Patah Tulang Panggul Tersedia berbagai prostesis panggul total. Prostesis merupakan alat buatan untuk menggantikan bagian tubuh yang hilang (Hinchliff, 1999). Kebanyakan prostesis tersusun atas komponen femoral logam yang bagian atasnya dilapisi dengan bola sferis yang berukuran tepat dengan soket asetabulum dari plastik. Asetabulum merupakan mangkok sendi pada permukaan lateral pelvis tempat kaput femoralis bersemayam untuk membentuk sendi paha (Hinchliff, 1999).
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
Prostese jari biasanya silastik. Implan sendi biasanya disemen ke permukaan tulang yang telah dipersiapkan memakai polimetil metakrilat (PMMA; bahan yang dapat melakatkan tulang) yang mempunyai sifat menyerupai tulang.
Komponen asetabuler (pelvis)
Komponen femoral (distal)
Gambar 3. Komponen Prostesis
Pelonggaran
prostesis
akibat
kegagalan
penyatuan
semen-tulang
merupakan penyebab kegagalan prostesis yang sering terjadi. Prostese yang tumbuh ke dalam (komponen sendi buatan, berpori, tanpa semen) yang memungkinkan tulang pasien tumbuh ke dalamnya dan dengan kuat memfiksasi prostesis dalam tulang sekarang lebih sering digunakan. Pengukuran tulang yang akurat dan keadaan tulang yang sehat dengan asupan darah yang adekuat sangat penting pada penggunaan komponen tanpa semen. Usaha untuk mengurangi angka kegagalan melalui modifikasi teknik, perbaikan material dan penggunaan graft tulang masih terus berlanjut (Smeltzer dan Brenda, 2002).
E. Pedoman Tindakan Penggantian Panggul Total
1. Pasien harus menyebutkan namanya, nomor pasien pada rekam medik dan pada gelang nama harus sama 2. Ijin operasi harus menyebutkan panggul yang akan diganti 3. Pasien harus menyebutkan panggul mana yang akan dioperasi
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
4. Pasien harus tahu apa yang diharapkan dari anestesia, terutama bila direncanakan mendapat analgesik regional dan akan tetap sadar selama operasi 5. Perhatikan apakah pasien alergi obat dan juga sensitiv terhadap bahan bahan persiapan topikal seperti yang mengandung iodium 6. Periksa apakah antibiotika praoperatif telah diberikan, jika dipesan sebeleum operasi dimulai 7. Seringkali, pasien menjalani persiapan tempat operasi satu malam sebelum operasi. Misalnya mencukur rambut. Periksa apakah hal tersebut sudah dilakukan. 8. Laporkan nilai pemeriksaan laboratorium yang abnormal 9. Pemeriksaan seperti film rontgen dan skans MRI dilihat selama operasi, hasil pemeriksaan ini harus ada di OK 10. Produk darah pengganti perlu dipersiapkan karena jumlah darah yang hilang pada penggantian panggul total berkisar antara 400-1000 ml 11. Alat pengatur posisi seperti penahan panggul lateral, kantung penahan, papan lengan ganda digunakan untuk menstabilkan posisi pasien. 12. Periksa apakah sistem instrumentasi panggul dan prostesis yang tepat telah tersedia sesuai permintaan ahli bedah. 13. Privasi pasien harus dijaga setiap saat selama prosedur pemindahan dan pemberian posisi 14. Perawat perlu mempersiapkan tenaga bantuan yang cukup untuk prosedur pemindahan dan meletakkan pasien pada posisi lateral 15. Sabuk pengaman harus dipasang 2 inci di atas lutut pasien jika pasien tetap dalam posisi telentang untuk prosedur induksi anest esia 16. Bila dipesan, keteter foley harus dipasang sebelum pasien diberi posisi untuk pembedahana. Gunakan teknik aseptik untuk pemasangan kateter. Gantungkan kantung drainase di tempat yang mudah diamati. Catat pemasangan kateter dan keluaran urin 17. Pasien harus dibalikkan ke sisi tubuh yang tidak dioperasi dengan kedua lengan dalam posisi ke arah dapan bersudut 90 derajat atau kurang. Pasien dapat diletakkan di atas papan lengan ganda atau bantal dan harus difiksasi
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
dengan ikat pergelangan tangan. Pastikan bahwa panggul pasien berada di atas, meja bedah. Fleksikan tungkai yang bebas dan beri bantalan pada lutut dan pergelangan kaki. Letakkan rol aksila pada area aksila pasein yang bebas. Letakkan penahan ginjal lateral berbantalan setinggi panggul pasien dan penahan abdomen berbantalan pada abdomen bawah pasien 18. Bantalan dispersif bedah listrik harus dipasang pada paha yang tidak dioperasi kecuali terdapat prostesis atau perangkat keras pada ekstremitas tersebut. 19. Tungkai yang dioperasi harus disokong dengan alat penopang (atau oleh bantuan seseorang) untuk persiapan kulit untuk pembedahan 20. Perawat sirkulasi harus memantau, melaporkan, dan mencatat jumlah kehilangan darah selama prosedur 21. Jika digunakan semen tulang metil metakrilat, siapkan ventilasi asap yang adekuat. Waspadai suhu ruangan karena berhubungan erat dengan konsistensi semen tersebut 22. Siapkan sistem irigasi pulsatil untuk mengangkat semen atau tulang yang lepas. Jika antibiotika ditambahkan ke dalam cairan irigasi, catat hasil tersebut 23. Ikuti SOP institusi untuk mencatat prostesis yang telah diimplantasi 24. Catat hasil hitungan spons, instrumen, dan benda-benda tajam 25. Pertahankan kepatenan drain luka. Pastikan bahwa selang tidak tertekuk atau tersumbat dan peralatan pengisapan berfungsi dengan baik. Catat adanya drain 26. Ikuti SOP untuk pengawetan dan pengiriman spesimen bedah 27. Balutan steril harus terpasang dan diplester 28. Bantalan dispersif bedah listrik harus diangkat dan periksa kembali integritas kulit 29. Tungkai yang dioperasi harus dipertahankan dalam posisi abduksi dan rotasi ekstenal set iap waktu. Pembalikan dan pemindahan pasien ke tempat tidur harus mendapat perhatian khusus 30. Bidai abduksi dan bantal diantara tungkai membantu mempetaahankan tungkai dalam keadaan abduksi dan rotasi eksternal
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
31. Perngkajian neurovaskuler pascaoperasi harus dibandingkan dengan pengkajian praoperasi, dan bagian tubuh yang tertekan harus diperiksa kembali 32. Pastikan bahwa minimal ada 6 personel OK untuk memindahkan pasien ke tempat tidur dengan aman 33. Pertahankan pasien dalam posisi yang benar selama pemindahan ke unit perawatan pascaanestesia (Engram, 1999).
F. Komplikasi
Komplikasi utama yang berhubungan dengan PPT adalah infeksi, emboli lemak, hemoragi, tromboflebitis, dan perubahan posisi prostese. Komplikasi lain yang biasanya terjadi adalah disorientasi, takikardia, takipnea, nyeri dada, atelektasis, pneumonia, emboli pulmoner, sindrom kompartemen (lutut, siku), dan syok (Engram, 1999).
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Periode praoperasi Pengkajian pasien dan penanganan praoperasi ditujukan agar pasien dalam keadaan sehat optimal pada saat pembedahan. Evaluasi pengkajian periode praoperasi yang lengkap ditujukan kearah fungsi kardiovaskuler,
pernafasan,
ginjal,
dan
hati.
Data
pengkajian
pascaoperasi dibandingkan dengan data pengkajian praoperasi untuk mengidentifikasi adanya perubahan dan defisit. Adapaun beberapa hal yang perlu dikaji pada periode praoperasi adalah sebagai berikut: I.
Pengumpulan riwayat a. Umum
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Latar belakang budaya
Status ekonomi
b. Keluhan utama (contoh nyeri)
Lokasi
Kualitas
Kuantitas
Awitan
Latar belakang
Faktor penyebab dan penyembuh
Manifestasi yang berkaitan
c. Pernyataan-pernyataan spesifik untuk pasien ortopedi
Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas kehidupan seharihari?
Perubahan rentang gerak normal?
Deformitas atau pembengkakan sendi?
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
Krepitasi atau sensasi grating?
Perubahan kekuatan?
Kondisi jaringan sekitar?
Mekanisme cedera? (pasien trauma dan gawat darurat)
Posisi ekstremitas selama cedera? (pasien trauma dan gawat darurat)
d. Riwayat medis lalu e. Riwayat keluarga f.
Situasi rumah
II. Pemeriksaan fisik a. Tinjauan umum
Gaya berjalan
Postur
Aktivitas fisik
Penampilan fisik umum
b. Inspeksi
Kesemitirisan bagian tubuh
Ekimosis
Laserasi
Deformitas yang tampak
Massa
Warna kulit
Deformitas kongenital
c. Palpasi
Krepitus
Suhu
Konsistensi otot
Massa
Nyeri tekan deformitas
d. Rentang gerakan
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
e. Sirkulasi
f.
Nadi
Pengisian dan pemusatan kapiler
Warna kulit
Suhu kulit
Sensori
Sentuhan
Tusukkan jarum
Dermatom
g. Kekuatan motorik
Artritis reumatoid
Osteoartritis
Displasia panggul kongenital
Ekrosis avaskuler panggul
2. Periode pascaoperasi a. Pada penerimaan pasien lakukan : a. Pengkajian rutin pascaoperasi (Apendiks L) b. Pengkajian neurovaskuler (Apendiks D) pada kedua ekstremitas bawah b. Kaji letak insisi c. Kaji lokasi dan karakter dari nyeri d. Status pernafasan e. Observasi posisi ekstremitas dan sendi yang sakit f.
Kaji kesadaran mental
g. Kaji kemampuan untuk memenuhi AKS (perawatan diri)
B. Pemeriksaan laboratorium atau diagnostik
Secara umum, pemeriksaan laboratorium atau diagnostik sangat penting dilakukan untuk membantu menentukan diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Informasi yang bermanfaat tentang pasien ortopedi dapat diperoroleh dari berbagai prsedur diagnostik. Masing-masing prosedur
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
mungkin tidak diindikasikan untuk semua pasien. Akan tetapi, secara umum pemeriksaan yang spesifik menunjukkan data yang paling penting mengenai kondisi pasien. Pembagian pemeriksaan diagnostik dibagi menjadi pemeriksaan diagnosik noninvasif dan invasif. 1. Pemeriksaan diagnostik noninvasif antara lain rontgen, MRI, dan CT. 2. Pemeriksaan diagnostik invasif antara lain antrogram 3. Mielogram 4. Skan tulang 5. Aspirasi sendi 6. Biopsi 7. Artroskopi 8. Elektromiografi 9. Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan darah rutin, seperti hitung darah lengkap, kadar elektrolit serum, dan pemeriksaan pembekuan darah, sering diperlukan untuk pasien ortopedi. Pemeriksaan diagnostik khusus akan dipesan sesuai dengan kondisi medis pasien dan diagnosis yang spesifik.
C. Diagnosa
1. Periode praoperasi Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peristiwa praoperasi dan pascaoperasi 2. Periode pascaoperasi a. Nyeri berhubungan dengan penggantian paggul total (PPT) b. Risiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan komplikasi
PPT
:
infeksi,
sindrom
embolisme
lemak,
tromboflebitis, hemoragi, perubahan posisi prostese. c. Kerusakan mobilitas yang berhubungan dengan keharusan tirah baring setelah penggantian sendi pinggul d. Potensial
kerusakan
penatalaksanaan
kesehatan
berhubungan dengan penggantian sendi total
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
di
rumah
D. Intervensi
1. Periode praoperasi a. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peristiwa praoperasi dan pascaoperasi Intervensi
Rasional
Jelaskan apa yang terjadi selama periode
Pengetahuan
tentang
apa
praoperasi dan pascaoperasi, termasuk tes yang diperkirakan membantu laboratorium praoperasi, persiapan kulit, alasan
mengurangi
status puasa, obat-obatan praoperasi, aktivitas
meningkatkan
area tunggu, tinggal di ruang pemulihan, dan pasien
ansietas kerja
selama
bahwa
obat
nyeri
tersedia
bila analgesik
diperlukan untuk mengontrol nyeri. Anjurkan
memberikan
pasien untuk meminta obat nyeri sebelum nyeri
terbaik.
sama
pemulihan.
program pasca operasi. Informasikan pada Mempertahankan pasien
dan
kadar
darah
konstan
kontrol
nyeri
menjadi nyeri berat. Anjurkan dan izinkan pasien mempraktikan
Mempraktikan aktivitas ini
latihan pascaoperasi yang tidak diajarkan oleh memudahkan terapi dokter
pascaoperasi
Membalik dengan bantal abduksi di antara kaki
Menggunakan spirometri insentif untuk nafas dalam
Menggunakan trapez untuk mengangkat panggul
dari
tempat
tidur
untuk
pemasangan bedpan. Instruksikan pasien untuk fleksi pada lutut yang tak sakit dan panggul untuk mengangkat panggul dari tempat tidur untuk memasang bedpan. Bila pasien terlalu lemah untuk mengangkat panggul, angkat pasien pada sisi taksakit untuk pemasangan bedpan. Jelaskan bahwa abduksi bantal dipertahankan di antara
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
pemulihan
kaki bila membalik Ajarkan dan usahakan pasien untuk :
Untuk
mendorong
a. Nafas dalam
keterlibatan
pasien
b. Berbalik
perawatan diri
dalam
c. Turun dari tempat tidur d. Membebebat bagian yang dibedah ketika batuk Jika ada, gunakanlah program audiovisual untuk pembedahan khusus Biarkan
pasien
dan
orang
terdekat
Dengan
mengungkapkan
mengungkapkan perasaan tentang pengalaman perasaan
membantu
pembedahan. Perbaiki jika ada kekeliruan pemecahan
masalah
konsep. Rujuk pertanyaan khusus tentang
memungkinkan
pembedahan kepada ahli bedah
perawatan
dan
pemberi untuk
mengidentifikasi
kekeliruan
yang dapat menjadi sumber ketakutan.
Orang
terdekat
adalah sistem pendukung bagi pasien. Agar efektif, sistem pendukung harus mempunyai mekanisme yang kuat Lengkapi daftar aktivitas pada daftar cek Daftar cek memastikan semua praoperatif (Apendiks K).
aktivitas telah tersebut
yang
diperlukan
lengkap.
Aktivitas
dirancang
untuk
memastikan pasien telah siap secara
fisiologis
pembedahan,
untuk sehingga
mengurangi resiko lamanya penyembuhan
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
2. Periode pascaoperasi a. Nyeri berhubungan dengan penggantian sendi panggul total (PPT) Intervensi
Rasional
Kaji pasien mengenai adanya Nyeri biasanya dialami setelah prosedur nyeri
pembedahan akibat trauma dan respons jaringan.
Spasme
otot
terjadi
setelah
penggantian sendi panggul total. Imobilisasi menyebabkan ketidaknyamanan pada titik tekanan. Minta
pasien
menerangkan Karakteristik
ketidaknyamanannya
menentukan Nyeri
dapat
(hematoma,
nyeri
dapat
penyebab sebagai
membantu
ketidaknyamanan. akibat
infeksi,
komplikasi
flatus).
Nyeri
merupakan pengalaman individual dapat mempunyai arti berbeda-beda bagi setiap orang Pahami adanya nyeri dengan
Peredaan nyeri dapat dialami oleh pasien
menginformasikan
dengan mengkomunikasikan keprihatinan
pasien
kepada
macam-macam dan ketersediaan bantuan untuk membantu
analgesik dan relaksan otot pasien menghadapi nyeri yang tersedia Gunakan
teknik
modifikasi
nyeri : 1. Menggunakan analgesik
1. Pasien mungkin memerlukan oploid paenteral selama 24-48 jam pertama, dan kemudian menjadi analgetik oral
2. Mengubah
posisi
pada
batas yang diperbolehkan
2. Penggunakan bantal dapat memberikan penyanggaan mengurangi
yang tekanan
memadai; pada
tonjolan
tulang 3. Memodifikasi lingkungan
3. Interaksi dengan orang lain, distrkasi, dan kelebihan atau deprivasi sensori
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
dapat mempengaruhi pengalaman nyeri 4. Memberitahu
dokter
4. Intervensi bedah mungkin diperlukan
bedah bila perlu
bila nyeri disebabkan oleh hematoma atau edema berlebihan
Mengevaluasi
dan
mencatat Keefektifan
ketidaknyamanan
tindakan
dan pengalaman;
data
keefektifan teknik modifikasi mengenai nyeri
b. Risiko
didasarkan
pada
tentang
pengenalan
pengalaman
nyeri,
penatalaksanaan dan pengurangan nyeri.
tinggi
kerusakan
integritas
jaringan
berhubungan
dengan
komplikasi PPT : infeksi, sindrom embolisme lemak, tromboflebitis, hemoragi, perubahan posisi prostese Intervensi
Rasional
Tromboflebitis 1. Pantau
status
vaskuler
perifer 1.
(Apendiks E) setiap 8 jam
Untuk
mengidentifikasi
indikasi-indikasi kemajuan kearah atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
2. Pertahankan
kaki
yang
sakit
2.
ditinggikan diatas tingkat jantung
Untuk meningkatkan aliran vena
dan
menurunkan
bengkak 3. Ukur lingkar ekstremitas bawah
3.
Pengukuran
memberikan
dan bandingkan dengan ekstremitas
data
objektif
yang sakit
mengevaluasi
untuk
keefektifan
terapi 4. Pertahankan tirah baring sampai bengkak Mulai
dan
nyeri
4.
berkurang.
tindakan-tindakan
Tirah baring menurunkan kebutuhan energi
untuk
mencegah komplikasi imobilitas saat tirah baring 5. Berikan
stoking
antiembolisme
tinggi lutut sesuai pesanan. Ikuti
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
5.
Stoking
antiembolisme
membantu dalam kompresi
petunjuk
pemakaian
stoking.
vena
dan
Hindari pengguanaan stoking pada
mencegah
kaki yang sakit bila bengkak hebat
bekuan baru
membantu pembentukan
terjadi. Lepaskan stoking pada pagi hari dan pada saat tidur untuk inspeksi,
kebersihan
dan
pelumasan kulit. Jelaskan bahwa stoking harus selalu digunakan 6. Anjurkan masukan sedikitnya 2-3 liter
cairan,
kecuali
dikontraindikasikan. pertahankan
6.
Mulai
dan
IV
yang
terapi
Untuk memberikan akses vaskuler untuk pemberian obat-obatan dan menjamin hidrasi
diresepkan.
adekuat
menurunkan
untuk
viskositas
darah 7. Berikan
obat-obatan
diresepkan
yang
7.
(antikoagulan,
Antikoagulan
mencegah
pembentukan bekuan baru.
trombilitik, atau keduanya)
Agen-agen
trombolitik
mengencerkan
bekuan-
bekuan yang ada. Masalah utama pada kelebihan obat adalah perdarahan 8. Ingatkan
pasien
untuk
tidak 8.
melakukan masase keras pada area
Masase
meningkatkan
risiko perpindahan bekuan
yang sakit 9. Gunakan bantalan K-termia untuk 9.
Panas
meningkatkan
memberikan kehangatan, kompres
vasodilatasi
hangat pada tungkai yang sakit
memperbaiki aliran darah
sesuai ketentuan.
ke area
10. Intervensi
dengan
tepat
dan
10. Embolisme
beritahu dokter dengan segera bila
adalah
pasien
berkenaan
mengalami
emboli pulmonal
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
manifestasi
dan
pulmonal
komplikasi
utama dengan
thrombosis vena dalam
Dislokasi panggul : Ikuti
langkah
Untuk
pengamanan
a. Pertahankan kaki yang dioperasi pada posisi abduksi. Bila mengubah posisi, pertahankan bantal abduksi selalu diantara kaki bila di tempat tidur. Gunakan bantal regular bila dikursi
roda
untuk
mempertahankan abduksi b. Hindari fleksi panggul diatas 90 derajat c. Hindari menyilangkan kaki d. Tempatkan dudukan tinggi pada pispot e. Jamin
bahwa
terapi
memberikan
pasien
meraih.
Izinkan
alat
mendeminstrasikan
fisik untuk pasien
bagaimana
menggunakan alat untuk meraih dan jelaskan penggunaannya f. Dukung kaki yang dioperasi pada abduksi saat pasien turun dan naik ke tempat tidur g. Gunakan
kursi
roda
dengan
dudukan keras bila memindahkan pasien h. Hindari membalik pasien pada sisi yang dioperasi. Bila mengubah posisi
pasien,
gunakan
posisi
berbaring telentang atau miring pada posisi yang tidak dioperasi
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
prostese
untuk panggul tetap pada posisi natural
mencegah dislokasi panggul :
duduk
menjamin
Konsultasi dengan dokter bila tanda
Perbaikan
perubahan prostese dicurigai :
pembedahan terhadap prostese
a. Nyeri tiba-tiba, tajam dan menetap adalah tidak
hilang
dengan
analgesic
posisi
satu-satunya
melalui
tindakan
untuk perubahan posisi prostese
narkotik disertai dengan bunyi klik atau bunyi nyaring (temuan paling menonjol) b. Pemendekan ekstremitas yang sakit dengan
telapak
kaki
rotasi
eksternal c. Penurunan gerakan kaki d. Benjolan
dapat
diraba
pada
panggul yang sakit e. Bengkak pada panggul yang sakit
c. Kerusakan mobilitas yang berhubungan dengan keharusan tirah baring setelah penggantian sendi pinggul Intervensi
Rasional
Pertahankan posisi sendi pinggul yang
Cegah dislokasi prostesis sendi
benar (abduksi, rotasi netral, fleksi panggul terbatas Instruksikan dan membantu perubahan
Berikan dorongan partisipasi aktif
posisi dan perpindahan
pada pasien sambil mencegah terjadinya dislokasi
Instruksikan dan berikan pengawasan
Perkuat
latihan
pengesetan
otot
kuardrisep
dan
untuk berjalan
dengan
ahli
Beratnya
yang
diperlukan
gluteal Dalam
berkonsultasi
pembebanan
berat
fisioterapi, instruksikan dan berikan badan bergantung pada kondisi pengawasan ambulasi progresif yang pasien dan prostesis; alat bantu aman dalam batasan pembebanan berat
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
ambulasi
dipergunakan
untuk
badan yang diperbolehkan
membantu pasien dalam ambulasi tanpa pembebanan berat badan dan
pembebanan
berat
badan
parsial
d. Potensial kerusakan penatalaksanaan kesehatan di rumah berhubungan dengan penggantian sendi total Intervensi
Rasional
Kaji lingkungan rumah untuk perencanaan
Hambatan
pulang
anak
fisik
(terutama
tangga)
membatasi
dapat
kemampuan
pasien melakukan ambulasi dan melakukan perawatan di rumah Dorong
pasien
kekuatirannya
mengekspresikan
mengenai
perawatan
Pasien mungkin mempunyai
di masalah khusus yang perlu
rumah; eksplorasi bersama kemungkinan
diidentifikasi
pemecahan masalah
diselesaikan
dan
Kaji ketersediaan bantuan fisik untuk Karena aktivitas perawatan kesehatan
keterbatasan
mobilitas
dan
keterbatasan
tentang gerak sendi pinggul, pasien mungkin memerlukan bantuan
dalam
perawatan
kesehatan rutin Ajar pemberi perawatan tentang program Pemahaman perawatan kesehatan di rumah
rehabilitasi
program perlu
untuk
kepatuhan Beri instruksi kepada pasien mengenai
Kurangnya pengetahuan dan
perawatan pascahospitalisasi:
persiapan perawatan di rumah
a. pembatasan aktivitas (menghindari yang stres karena protesis) b. memperkuat instruksi latihan
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
buruk
menimbulkan
ansietas, rasa tak aman, dan ketidakpatuhan
terhadap
c. penggunaan alat bantu ambulasi program terapi yang aman d. perawatan luka e. tindakan
untuk
memprcepat
penyembuhan f. obat, bila ada g. masalah potensial h. lanjutkan
pengawasan
penatalaksanaan kesehatan
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
dan
perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Brian, Lucas. 2008. Total Hip and Total Knee Replacement: Postoperative Nursing Management.
www.cinahl.com/cgi-bin/refsvc?jid=596&accno
=2010126 106. Diakses tanggal 11 Desember 2010 Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah vol.2. Jakarta : EGC Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah vol.3. Jakarta : EGC Gibson, John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC Huo et al. 2008. Council of Musculoskeletal Specialty Societies (COMSS) of the American Academy of Orthopaedic Surgeons. The Journal of Bone and Joint Surgery. American Volume. 91, 10, 2522-2534 Rothrock, Jane C. 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan Preioperatif. Jakarta : EGC Sjamsuhidayat, R. dan Wim De Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah ed.2. Jakarta : EGC Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah vol.3. Jakarta : EGC Tucker, Susan Martin, dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien vol.3. Jakarta : EGC
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat