ASPEK HUBUNGAN SOSIAL PADA LANSIA
Lilian Troll (1994, 200 dalam Santrock, 2006) menemukan bahwa la nsia yang dekat dengan keluarganya mempunyai kecenderungan lebih sedikit untuk stres dibanding lansia yang hubungan nya nya jauh. Berikut adalah 3 aspek hubungan hubungan sosial pada lansia, yaitu hubungan pertemanan (Friendship), dukungan sosial (social support) dan integrasi sosial ( social integration) a. Friendship Laura Carstensen (1998) menyimpulkan bahwa orang cenderung mencari teman dekat dibanding teman baru ketika mereka semakin tua. Penelitian membuktikan bahwa lansia perempuan yang tidak memiliki memil iki teman baik kurang puas akan hidupnya dibanding mempunyai teman baik. b. Sosial Support dan Sosial Integration Menurut penelitian, dukungan sosial dapat membantu manusia mengatasi masalahnya secara efektif. Dukungan sosial juga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada lansia (Bioschop&Others, 2004 Erber, Erber, 2005; Prunchnop&Rosenbaum,2003 Prunchnop&Rosenbaum,2003 dalam Santrock, 2006). Dukungan sosial berhubungan dengan pengurangan gejala penyakit dan kemampuan untuk untuk memenuhi kebutuhannya kebutuhannya sendiri akan perawatan kesehatan. Teori antonucci (1990, dalam Santrock 1999) menyimpulkan bahwa interaksi sosial dengan orang-orang yang menyediakan dukungan sosial memberikan pandangan yang lebih positif mengenai dirinya kepada orang-orang tua tersebut. Dukungan sosial juga mempengaruhi kesehatan mental dari para orang tua tersebut. Para orang tua yang mengalami depresi memiliki jaringan sosial yang kecil, mengalami masalah dalam berintegrasi dengan anggota keluarga dalam jaringan sosial yang mereka miliki, dan sering mengalami pengalaman kehilangan dalam hidup mereka. c. Integrasi Sosial Integrasi sosial memainkan peranan yang sangat penting pada kehidupan lansia. Kondisi kesepian terisolasi secara sosial akan menjadi faktor faktor yang berisiko bagi kesehatan lansia. Sebuah studi menemukan bahwa dengan menjadi bagian dari jaringan sosial, hal ini akan berdampak pada lamanya masa hidup, hidup, terutama pada lakilaki SIKAP SOSIAL TERHADAP USIA LANJUT
Pendapat klisen tentang usia lanjut mempengaruhi yang besar terhadap sikapsosial baik terhadap usia lanjut maupun terhadap orang berusia lanjut. Dan karena kebanyakan pendapat klise tersebut tidak menyenangkan, maka sikap sosial tampak cenderung cenderung menjadi tidak menyenangk an. an. Seperti yang diungkapkan oleh Bernett, “ Adalah sulit untuk mengungkapkan usia lanjut atau sulit juga mengunyah daya tarik seksual dalam kondisi demikian. Arti penting tentang sikap sosial terhadap usia lanjut yang tidak menyenangkan mempengaruhi cara mereka memperlakukan orang usia lanjut. Sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap usia lanjut, dalam kebudayaan Amerika dewasa ini hampir bersifat universal, tetapi mereka cenderung menjadi kelompok rasial yang kuat diantara kelompok rasial dan kelas tertentu dibanding kelompok lain Lansia Mempunyai Status Kelompok Minoritas
Lansia harus memaikan peranan baru . dinegara untuk efisiensi, kekuatan, kecepatan dan kemenarikan bentuk fisik sangat dihargai, mengakibatkan orang usia lanjut dianggap tidak berguna lagi. Kerena mereka tidak dapat bersaing dengan orang yang lebih mudah dalam berbagai bidang tertentu dimana kriteria nilai sangat diperlukan dan sikapsosial terhadap mereka tidak menyenangkan. Lansia diharapkan untuk mengurangi peran aktifnya dalam urusan masyarakat dan sosial. Demikian juga halnya dalam dunia usaha dan profesionalisme. Hal ini mengakibatkan pengurangan jumlah kegiatan yang dapat dilakukan pada la nsia, perubahan peran seperti sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan seseorang, jadi bukan atas dasar tekanan yang datang dari kelompok sosial. Tetapi pada kenyataannnya pengurangan dan perubahan peran ini banyak terjadi karena tekanan sosial. Jenis Kegiatan Yang Mulai Dihentikan
Berhentinya seseorang dalam pekerjaan bisa terjadi secara sukarela atau terpaksa. Dalam hal ini pengunduran diri secara suka rela, me reka menganggap bahwa jenis kegiatan itu sudah tidak cocok dengan kebutuhan mereka. Seperti minat terhadap orang lain berkurang sampai minat sosial mereka dibatasi oleh kondisi keluarga yang ada sekarang. Semakin terisolir dari kegiatan sosial, semakin tidak berkembang dan kecil kesempatan lansia untuk tetap mempertahankan aktualisasinya. Sebagai akibatnya, mereka menjadi bosan pada orang lain, padahal sikap seperti ini menjadikan mereka terisolir dari kegiatan sosial.
SUMBER KONTAK SOSIAL
Ada sumber dalam masyarakat yang berbeda, yang dapat dimanfaatkan oleh lansia untuk melakukan kontak sosial dimasa tuanya, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi 3 sumber yang sangat dipengaruhi oleh lansia : 1. Persahabatan pribadi yang akrab Persahabatan pribadi yang akrab dengan para anggota dari kelompok jenis kelamin yang sama ( pria dengan wanita atau wanita dengan wanita) yang dibina ulang sejak masa dewasa atau pada awal tahn pernikahannya, sering terhenti apabila salah satunya mati, atau pindah tempat tinggal sehingga menjadi jauh, dalam hal seperti ini nampaknya seorang lansia tidak mampu lagi menetapkan jenis persahabatan lain yang semacam itu. 2. Kelompok Persahabatan Kelompok ini terbentuk dari pasangan-pasangan yang bersatu yang dibentuk pada waktu mereka masih muda kerena mereka mempunyai minat dan kesenangan ini
antara lain bisa berasal dari perkumpulan usaha para suami atau karena para istri dengan keluarga mempnyai timbal balik yang sama atau dalam bentuk organisasi masyarakat.pada saat pria sudah mulai pensiun sert a kegiatan para wanita dalam rumah tangga dan masyarakat mulai berkurang , anggota kelompok persahabatan juga berkurang dan secara bertahap mulai menghilang. 3. Kelompok atau perkumpulan Apabila peranan kepemimpinan dalam kelompok atau perkumpulan formal diambil oleh anggota yang lebih muda dan apabila perencanaan kegiatan terutama berorientasi pada minat yang lebih muda itu, orang usia lanjut tidak diperlukan lagi dalam organisasi semacam ini dan ada kecenderungan menghentikan keanggotaan mereka dalam perkumpulan tersebut.
Bahaya Penyesuaian Pribadi dan Sosial pada Lansia
Dengan makin bertambahnya usia seseorang maka partisipasi sosialnya semakin berkurang dan cakupannya juga menyempit. Dimana terdapat tingkat penurunan yang cepat dalam hal keanggotaan dan kegiatan sosial atau organisasi masyarakat setelah usia 60 tahun. Mereka jarang hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan dalam organisasi mas yarakat dan ada kecenderungan kurang aktif dalam pengelolaan organisasi. Ada beberapa waktu disepanjang kehidupan seseorang terdapat bahaya serius yang lebih potensial sehingga proses penyesuaian pribadi dan sosial tidak dapat dilakukan secara baik di usia lanjut. Sebagian dari masalah ini disebabkan karena menurunnya kemampuan mental dan fisik yang mengakibatkan orang usia lanjut lebih mudah diserang oleh bahaya potensial dibanding usia sebelumnya. Disamping itu disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam mengenal bahaya potensi ini dalam kehidupan kelompok masyarakat. Sebagai akibatnya beberapa orang mencoba untuk mempersiakan diri terhadap bahaya semacam itu sejalan dengan usianya yang semakin bertambah. Sebagai contoh orang usia lanjut itu sendiri mencoba untuk mempersiapkan diri terhadap bahaya yang sewaktu waktu bisa datang yang biasa terjadi pada lansia, maupun bagaimana cara menghindari masalah hal tersebut. Hal yang serupa adalah beberapa orang mencoba untuk memberikan pertolongan bagaimana cara memanfaatkan waktu yang luang mereka yang sesuai dengan kondisi kekuatan dan energi yang menurun, serta pendapatan yang menurun juga.