PENYAKIT TROFOBLAS GESTASIONAL (PTG)
Trofoblas Gestasional merupakan salah satu bentuk kegagalan kehamilan. Jaringan trofoblas merupakan satu bentuk diferensiasi paling dini dari jaringan embrio yang dalam keadaan normal selanjutnya mengalami perubahan dan perkembangan menjadi bagian plasenta yang melekat pada dinding uterus. Penyakit Troboflas Gestasional biasa berupa tumor atau keadaan yang merupakan predisposisi untuk menjadi tumor. Secara umum terdapat 2 bentuk Penyakit Trofoblas Gestasional yakni mola hidatidosa yang sifatnya jinak dan tumor trofoblastik gestasional. A. MOLA HIDATIDOSA ( KEHAMILAN MOLA ) PENGERTIAN Mola hidatidosa ditandai oleh proliperasi trofoblastik dengan derajad berfariasi dan edema stroma vilosa. Mola biasanya terdapat dirongga uterus namun mola kadang – kadang – kadang kadang terletak di tuba falopi atau di ovarium ( Leveno, Kenneth j, 2013 ). Klasifikasi mola berdasarkan ada tidaknya janin atau elemen mudigah yang terbagi menjadi : i.
Mola Hidatidosa Komplit Mola Komplit ditandai oleh :
Degenerasi hidropik dan pembengkakan stroma vilus
Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak
Proliferasi epitel trofoblastik dengan derajad berfariasi
Tidak adanya janin dan amnion, vilus korion berubah menjadi suatu massa vesikel jernih yang ukurannya berbeda – berbeda – beda beda dari sulit terlihat hingga bergaris tengah.
Komposisi kromosomnya adalah 46, XX, dan kromosom semuanya berasal dari ayah. Resiko terbentuknya tumor trofoblastik dari mola komplit adalah sekitar 20 %. ii.
Mola Hidatidosa Parsial Pada mola hidatidosa parsial biasanya dijumpai jaringan janin. Komposisi kromosomnya adalah triploid – 69, XXX, 69, XXY, atau 69, XYY dengan 1 komplemen haploid ibu dan 2 haploid ayah. Janin pada mola prsial memiliki stigmata triploidi yaitu marformasi congenital multiplel dan hambatan pertumbuhan serta tidak mungkn hidup. Resiko dari mola hedatidosa parsial sangat rendah.
1) ETIOLOGI Penyebab terjadinya Molahidatidosa belum di ketahui secara pasti. Namun factor – factor yang mungkin menjadi penyebab adalah
Factor ovum
Keadaan social ekonomi yang rendah
Paritas tinggi
Kekurangan protein
Infeksi virus
2) MANIFESTASI KLINIS Perdarahan uterus Pembesaran ukuran uterus Biasanya tidak dijumpai aktifitas denyut jantung janin Preeklamsia Mual dan muntah Kadar tiroksin plasma meningkat, tetapi biasanya jarang terjadi gejala klinis
hipertiroidisme.
3) PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG Pemeriksaan hCG Foto Thorax
4) PENATALAKSANAAN Terminasi kehamilan Prosedur tindak lanjut :
Mencegah kehamilan selama periode tindak lanjut minimal selama 1
-
tahun -
Mengukur kadar hCG serum setiap 2 minggu
-
Jika kadar hCG telah mencapai batas bawah pemeriksaan dilakukan setiap bulan selama 6 bulan dan kemudian setiap 2 bulan untuk total 1 tahun Pasien dibolehkan hamil setelah 1 tahun
-
B. TUMOR TROFOBLASTI GESTASIONAL
1) PENGERTIAN Tumor
Trofoblasti
Gestasional
merujuk
pada
suatu
mola
invasive,
koriokarsinoma, atau tumor trofoblastk di tempat plasenta. Penyakit ini dibagi menjadi 2 kategori klinis yaitu nonmetastasik dan metastatic.
2)
ETIOLOGI Tumor trofoblastik gestasional dapat terjadi setelah :
3)
Mola hidatidosa
Abortus
Kehamilan ektopik
Kehamilan normal
MANIFESTASI KLINIK Perdarahan tak teratur mungkin terus menerus atau intermitten kadang –
kadang diselingi oleh perdarahan mendadak dan massif
Lesi metastatic ke paru ( menyebabkan batuk dan sputum berdarah ) Dalam beberapa bulan jika tidak diobati biasanya dapat menyebabkan
kematian.
4)
PEMERIKSAAN PENUNJANG USG Pemeriksaan hCG Foto Thorax MRI
5)
PENATALAKSANAAN Untuk penyakit non metastatic atau beresiko rendah untuk bermetastatik
diberikan kemoterapi obat tunggal Untuk beresiko tinggi didasarkan pada factor resiko sebagai berikut :
-
Penyakit lebih dari 4 bulan
-
Kadar hCG serum lebih dari 40.000 mIU/ mL
-
Metastasis ke otak atau hati
-
Tumor yang timbul setelah kehamilan aterm
-
Riwayat kegagalan kemoterapi Untuk yang beresiko tinggi tindakan yang dilakukan adalah histerektomi.
ASUHAN KEPERAWATAN TROFOBLAST GESTASIONAL
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah : 1. Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat. 2. Keluhan utama: kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang. 3. Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:
Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
Riwayat kesehatan masa lalu: kaji adanya kehamilan molahidatidosa sebelumnya, apa tindakan yang dilakukan, kondisi klien pada saat itu.
Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
4. Riwayat penyakit yang pernah dialami: kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh
klien misalnya DM, jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya. 5. Riwayat kesehatan keluarga: yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram
tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga. 6. Riwayat kesehatan reproduksi: kaji tentang menorhoe, siklus menstruasi, lamanya,
banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluhan yang menyertainya.
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: kaji bagaimana keadaan anak klien mulai
dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya. 8. Riwayat seksual: kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluhan yang menyertainya. 9. Riwayat pemakaian obat: kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat
digitalis dan jenis obat lainnya. 10. Pola aktivitas sehari-hari: kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB
dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung. Hal yang diinspeksi antara lain :
Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase,
Pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan,
Bahasa
tubuh,
pergerakan
dan
postur,
penggunaan
ekstremitas,
adanya
keterbatasan fifik, dan seterusnya. 2. Palpasi Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari. Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus. Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor. Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal. 3. Perkusi Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan
ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak.
4. Auskultasi Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar: mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin(Johnson & Taylor, 2005 : 39). Diangnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pendarahan. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah. 4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 5. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase. 6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
NO 1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
NOC NIC Setelah diberikan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala
selama...x 24 jam diharapkan klien akan menunjukkan nyeri berkurang/hilang.
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam.
Dengan Kriteria hasil :
3. Anjurkan
2.
Kekurangan
volume
cairan
berhubungan dengan pendarahan
nyeri yang dirasakan klien.
Klien mengatakan nyeri
berkurang
klien
untuk
melakukan
teknik relaksasi
atau hilang,
4. Beri posisi yang nyaman.
Ekspresi wajah tenang,
5. Kolaborasi pemberian analgetik.
TTV dalam batas normal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Awasi
jumlah
selama …x 24 jam
diharapkan
cairan.
klien
perubahan
2. Diskusikan
akan
menunjukkan
keseimbangan
cairan.
Dengan
kriteria
hasil:
dan
tipe
masukan
strategi
untuk
menghentikan pendarahan. 3. Identifikasikan
rencana
untuk
TTV normal
meningkatkan/mempertahankan
Membran Mukosa lembab
keseimbangan cairan ptimal. 4. kaji hasil tes fungsi elektrolit. 5. Tambahan kalium,oral sesuai indikasi.
3.
Perubahan nutrisi kurang dari
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kebutuhan berhubungan dengan
selama …x 24 jam diharapkan klien akan 2. Anjurkan makan sedikit demi sedikit
mual muntah
mengungkapkan nutrisi terpenuhi dengan
kritea hasil:
1. Kaji status nutrisi klien
tapi sering
3. Anjurkan
untuk
makan-makanan
Nafsu makan meningkat
dalam keadaan hangat dan bervariasi
Porsi makan di habiskan
4. Timbang berat badan sesuai indikasi 5. Tingkatkan kenyamanan lingkungan termasuk
sosialisasi
saat
makan,anjurkan orang terdekat untuk membawa
makanan
yang
disukai
klien. 4.
Ansietas
berhubungan
dengan
perubahan status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Pengurangan kecemasan
selama …x 24 jam diharapkan tingkat
1. Kaji tanda verbal dan non verbal
kecemasan
berkurang
dengan
kriteria
hasil:
Dapat beristirahat
Perasaan tidak gelisah
Menyampaikan rasa takut dan cemas secara lisan
kecemasan 2. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 3. Nyatakan
dengan
jelas
harapan
terhadap perilaku klien 4. Berikan
informasi
faktual
terkait
kritea hasil:
3. Anjurkan
untuk
makan-makanan
Nafsu makan meningkat
dalam keadaan hangat dan bervariasi
Porsi makan di habiskan
4. Timbang berat badan sesuai indikasi 5. Tingkatkan kenyamanan lingkungan termasuk
sosialisasi
saat
makan,anjurkan orang terdekat untuk membawa
makanan
yang
disukai
klien. 4.
Ansietas
berhubungan
dengan
perubahan status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Pengurangan kecemasan
selama …x 24 jam diharapkan tingkat
1. Kaji tanda verbal dan non verbal
kecemasan
berkurang
dengan
kriteria
hasil:
Dapat beristirahat
Perasaan tidak gelisah
Menyampaikan rasa takut dan cemas secara lisan
Tidak mengalami gangguan tidur
TTV dalam batas normal
kecemasan 2. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 3. Nyatakan
dengan
jelas
harapan
terhadap perilaku klien 4. Berikan
informasi
faktual
terkait
diagnosis perawatan dan prognosis 5. Berada
disisi
klien
untuk
meningkatkan rasa aman 6. Dengarkan klien 7. Dorong verbalisasi perasaan 8. Identifikasi
pada
saat
terjadi
perubahan tingkat kecemasan 9. Atur
penggunaan
obat-obat
untuk
mengurangi kecemasan secara tepat Tekhnik menenangkan
1. Pertahankan sikap yang tenang dan hati-hati 2. Pertahankan kontak mata 3. Kurangi stimuli yang menciptakan perasaan takut maupun cemas 4. Berada disisi klien 5. Duduk dan bicara dengan klien 6. Instruksikan
klien
menggunakan metode
untuk mengurangi
kecemasan (mis. Tehnik nafas dalam) 5.
Risiko berhubungan
terjadi dengan
infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
tindakan
selama …x 24 jam diharapkan klien akan
2. Observasi vital sign
perubahan tingkat kecemasan 9. Atur
penggunaan
obat-obat
untuk
mengurangi kecemasan secara tepat Tekhnik menenangkan
1. Pertahankan sikap yang tenang dan hati-hati 2. Pertahankan kontak mata 3. Kurangi stimuli yang menciptakan perasaan takut maupun cemas 4. Berada disisi klien 5. Duduk dan bicara dengan klien 6. Instruksikan
klien
menggunakan metode
untuk mengurangi
kecemasan (mis. Tehnik nafas dalam) 5.
Risiko berhubungan
terjadi dengan
infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
tindakan
selama …x 24 jam diharapkan klien akan
2. Observasi vital sign
terbebas dari infeksi. Dengan kriteria hasil:
3. Observasi
kuretase
daerah
kulit
yang
Tidak tampak tanda-tanda infeksi
mengalami kerusakan (luka, garis,
Vital sign dalam batas normal
jahitan) daerah yang terpasang alat invasif (invus, cateter) 4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat antibioti
6.
intoleran aktivitas berhubungan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
dengan kelemahan.
selama …x 24 jam diharapkan klien akan menunjukkan
terpenuhinya
kebutuhan
rawat diri. Dengan kriteria hasil:
Kebutuhan personal hygiene terpenuhi,
Klien nampak rapi dan bersih.
1. Kaji kemampuan klien dalam memenuhi rawat diri. 2. Bantu
klien
dalam
memenuhi
kebutuhan sehari-hari. 3. Anjurkan
klien
untuk
melakukan
aktivitas sesuai kemampuannya. 4. Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada di dekat klien dan membantu memenuhi kebutuhan klien.
6.
intoleran aktivitas berhubungan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
dengan kelemahan.
selama …x 24 jam diharapkan klien akan menunjukkan
terpenuhinya
kebutuhan
rawat diri. Dengan kriteria hasil:
1. Kaji kemampuan klien dalam memenuhi rawat diri. 2. Bantu
klien
dalam
memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Kebutuhan personal hygiene terpenuhi,
Klien nampak rapi dan bersih.
3. Anjurkan
klien
untuk
melakukan
aktivitas sesuai kemampuannya. 4. Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada di dekat klien dan membantu memenuhi kebutuhan klien.
Pathway Mola Hidatidosa
Trofoblas normal
Peningkatan
Tindakan
tumbuh invasif
hCG serum
kuretase
Erosi pembuluh
Mual ,
Sisa-sisa
Resiko
darah
muntah
mola
infeksi
Menyerang
Perubahan
Penyakit
Endometrium
nutrisi
trofoblas ganas
kurang dari
Pathway Mola Hidatidosa
Trofoblas normal
Peningkatan
Tindakan
tumbuh invasif
hCG serum
kuretase
Erosi pembuluh
Mual ,
Sisa-sisa
Resiko
darah
muntah
mola
infeksi
Menyerang
Perubahan
Penyakit
Endometrium
nutrisi
trofoblas ganas
kurang dari Kekurangan
Perdarahan
kebutuhan
Pelaksanaan kemoterapi
volume Infeksi
Toxik terhadap sum-sum
permukaan
tulang belakang, fungsi tulang terhambat
Nyeri Akut Menghambat agregasi dalam pelepasan trombosit Intoleran aktivitas
Anemia
Perdarahan memanjang
Ansietas
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek,
Gloria M, dkk (2016), Nursing Intevensions Classification Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: ISBN Herman , T. Heather (2015), Nursing Diagnoses Definitions and Classification 20152017 . Jakarta : EGC Leveno, Kenneth J (2013), Obstetri William: Panduan Ringkas Ed.21, Jakarta: EGC Moorhead, Sue, dkk (2016), Nursing Outcomes Classification Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : ISBN Wiknjosastro , Hanifa(2011), Ilmu Kandungan Edisi Ketiga.Yogyakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo