ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PRURITUS Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : Keperawatan Gerontik Pengampu : Suparno, S.kep. Ns
Sulastika Ertina (010701126) Mariunani
(
)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2010
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat sang Pencipta Allah SWT yang telah melimpahkan segala Karunia serta Rahmat kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah degan judul “PRURITUS” dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terutama kepada kelompok kami yang telah membantu untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik serta pihak-pihak lain yang membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini,akan tetapi kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.Amiin
Ungaran,4 November 2010
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah
mempelajari
makalah
ini,
mahasiswa
mampu
memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan pruritu 2. Tujuan Khusus Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu: a. Menjelaskan definisipruritus b. Memahami etiologi dari spruritus c.Menyebutkan manifestasi klinis d. Menjelaskan patofisiologi pruritus e. Menjelaskan kompikasi pruritus f. Menjelaskan cara penanganan pruritus g. Menjelaskan penatalaksanaan pruritus a.Menjelaskan proses keperawatan spruritus D. Manfaat Adapun makalah ini dapat digunakan sebagai : a. Bahan untuk belajar tentang perawatan pruritusdalam keperawatan gerontik. b. Menambah bacaan tentang pruritus c. Salah satu acuan belajar tentang asuhan pasien pruritus d. Sebagai motivator dan sumber informasi bagi mahasiswa tentang pruritus.
BAB II
TINJAUAN TEORI A. DEFINISI -
Pruritus ialah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk menggaruk (Djuandha, Adhi, 1993 : 268, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI Jakarta)
-
Pruritus merupakan hasil stimulasi gradasi ringan pada serat saraf (Djuandha, Adhi, 1993 : 274)
-
Pruritus (gatal) merupakan ketidaknyamanan utama sampai tingkat ringan atau berat pada inflamasi kulit (Long, BC, 1996 : 611, Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3, Alumni Pendidikan Keperawatan, Padjajaran, Bandung)
-
Pruritus (gatal-gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan (Brunner dan Suddarth, 2002 : 1854)
-
Pruritus (gatal-gatal) adalah suatu perasaan yang secara otomatis menuntut penggarukan (www.medicastore.com)
A. ANATOMI FISIOLOGI Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15 % dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1,75 m2. Rata-rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit terbagi atas 3 kalipsan pokok atau epidermis, dermis / korium dan jaringan subkutan / subkutis. Epidermis terbagi atas lima lapisan : 1. Lapisan basal / stratum germinativum 2. Lapisan malpighi / stratum spinosom 3. Lapisan lusidium / sel-sel jernih pada telapak tangan dan kaki 4. Lapisan granular / stratum granulosum 5. Lapisan tanduk / stratum korneum
Lapisan basal terdiri dari satu lapis sel-sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis. Di dalam sel terdapat sitoplasma yang basfilik dengan inti yang besar, lonjong, berwarna hitam. Sel-sel basal ini tersusun sebagai tiang pagar (polisade). Lapisan basal merupakan lapisan paling bawah dari epidermis dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat melanosit. Melanosit adalah sel dendritik yang membentuk melanin. Melanosit berisi dari bagian neural embrio. Melanin berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari. Semua ras memiliki jumlah melanosit yang sama. Perbedaan warna kulit bergantung pada kegiatan melanosit. Lapisan malpighi merupakan lapisan epidermis yang paling tebal dan kuat. Terdiri dari sel-sel poligonal yang di lapisan atas menjadi lebih gepeng. Selsel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri-duri. Lapisan granular terdiri dari 1-4 baris sel-sel berbentuk intan, berisi butir-butir (granul) keratohialin yang basofilik. Lapisan lusidium terdiri dari satu lapis sel-sel tanpa inti. Lapisan tanduk / stratum korneum terdiri dari 20-25 lapis sel-sel tanduk tanpa inti, gepeng, tipis dan mati. Pada permukaan lapisan ini sel-sel mati terus menerus mengelupas tanpa terlihat. Anatomi Patologi Histologi selaput lendir adalah sama dengan kulit tetapi tidak mengandung lapisan granular dan lapisan tanduk kecuali di dorsam lidah dan palatum. Epidermis mengandung : 1. Kelenjar ekrin
2. Kelenjar apokrin 3. Kelenjar sebaseus 4. Rambut 5. Kuku Kelenjar keringat terbagi atas ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur suhu dengan cara melepaskan panas dengan penguapan. Grandula ekrin terdapat di semua daerah kulit, tetapi tidak terdapat di selaput lendir. Seluruhnya berjumlah 2-5 juta. Yang terbanyak di telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kira-kira 99 % mengandung klorida, asam laktat, nitrogen, zat lain. Grandula apokrin adalah kelenjar keringat besar yang bermuara di folikel rambut terdapat di ketiak, daerah anogenital, putting susu dan greola. Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di telapak tangan, telapak kaki dan punggung kaki, terdapat banyak di kulit kepala, muka, kening dan dagu. Sekretnya berupa sabum dan mengandung lemak, kolesterol dan zat lain. Bermacam-macam asesoris kulit : 1. Rambut Rambut terdapat di seluruh kulit, kecuali di tapak tangan, tapak kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan dan kaki, penis, labiaminora, dan bibir. Ada 2 jenis rambut yaitu rambu terminal dan velus. Rambut terminal dapat panjang / pendek, sedangkan rambut velus pendek, lembut dan halus. Fungsi rambut : -
melindungi mata dari pengaruh buruk, misalnya alis mata melindungi mata agar keringat tidak mengalir ke mata
-
bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara
-
pengatur suhu dengan penguapan keringat
-
sebagai indra peraba yang sensitif Rambut terdiri dari akar yang terdiri dari sel-sel tanpa keratin, dan
batang yang terdiri dari sel-sel keratin. Akar dan bagian bawah kandung rambut mengandung sel-sel matrik rambut. Bagian dermis yang masuk ke dalam kandung rambut disebut papil. Banyak saraf dan pembuluh darah masuk ke dalam pupil. Melanosit yang terdapat di bagian atas kandung rambut menghasilkan pigmen yang memberi warna pada rambut. 2. Kuku
Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutupi permukaan dorsal ujung jari tangan dan kaki lempeng kuku terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir bebas, badan dan akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit lateral dan froksimal. Fungsi kuku untuk mengutip benda-benda kecil. Dermis Dermis dan korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang di lapisan atas terjalin rapat (parspapilaris, sedangkan di bagian bawah terjalin longgar (pars reticularis) lapisan pars reticularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, grandula keringat, grandula sebaseus. Jaringan subkutan (subkutis / hipodermis) Sel-sel yang terbanyak adalah liposit yang menghasilkan banyak lemak, jaringan subkutan mengandung saraf, PD dan limfe, kandung rambut dan lapisan atas jaringan sub kutan terdapat kelenjar keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan penumpukan energi. B. ETIOLOGI Pruritus dapat disebabkan oleh faktor eksogen atau endogen. a. Eksogen, misalnya dermatitis kontak (pakaian, logam, benda asing), rangsangan oleh ektoparasit (serangga, tengau, skabies, pedikulus, larva migrans) atau faktor lingkungan yang membuat kulit lembab atau kering. b. Endogen, misalnya reaksi obat atau penyakit sebagai contoh dapat disebut diskriasia darah, limfoma, keganasan alat dalam dan kelainan hepar atau ginjal. Acapkali kausa secara klinis pada permulaan belum diketahui. C. MANIFESTASI KLINIK Manifestasi klinik pruritus adalah tanda-tanda garukan dan ekskoriasi. Pada garukan akut dapat timbul urtikaria, sedangkan garukan akut dapat timbul urtika, sedangkan pada garukan kronik dapat timbul perdarahan kutan dan likenifikasi. Garukan dengan kuku menyebabkan ekskoriasi linear pada kulit dan laserasi pada kukunya sendiri.
Keringanan perasaan gatal dengan garukan hanya akan ada, bila kausa pruritus tidak terletak di alat sentral. D. PATOFISIOLOGI Prutitus merupakan sistom kutan yang memprovokasi keinginan untuk menggaruk dan merupakan gejala yang mendasari banyak gangguan. Merupakan modifikasi rasa nyeri tapi kurang dapat ditolerir. Hanya terjadi pada kulit, jaringan mukosa tertentu dan mata. Daerah yang paling sering sensitif terhadap gatal ialah lubang hidung, hubungan mukokutaneus, telinga luar, perineum. Salah satu penyebab pruritus adalah kulit kering, kadang-kadang akibat mandi yang berlebihan, terutama terlalu banyak busa, yang pengaruhnya bisa menimbulkan kekeringan. Penyebab umum dari gatal adalah kulit kering, yang mengiritasi kulit : plastik kaca fiber, wol, produk tanaman, serangga, reaksi obat ireaksi psikogenis, penyakit kulit : inflamasi, dermatitis, penyakit infeksi, penyakit sistemik : penyakit kandung empedu obstruktif, uremi, diabetes melitus, neoplasia : penyakit hodgin, leukemia, limfoma. Faktor yang menambah intensitas gatal adalah vasodilatasi, anoksia jaringan dan sirkulasi statis. Pruritus memicu respon motoris untuk menggaruk. Orang dengan gatal intensif dapat mengupas kulit tergali sampai ke dalam kulit dengan kuku untuk mengurangi rasa gatal. Orang dengan gatal yang menyeluruh akan tampak dengan gerakan yang konstan menekuk-nekukan anggota badan, menggosok-gosok dan menggaruk-garuk. Seperti rasa sakit,rasa gatal timbul akibat aktivitas ujung-ujung saraf sensorik diperbatasan dermis dan epidermis. Menurut Bickfoard ada dua jenis respon terhadap stimulus rasa gatal. a) Rasa gatal setempat (spontanius itch) Yaitu rasa gatal yang timbul sesudah stimulus dan masa laten,rasa gatal ini cepat hilang. b) Rasa gatal difus (itchy skin) Rasa gatal timbul sesudah stimulus,berikutnya dan meluas kesekitarnya. (Long, B.C, 1996 : 612).
E. PATHWAY PRURITUS Faktor Eksogen (Dermatitis kontak rangsangan ektoparasit : serangga, tengau, skabies, pedukulus, larva migrans, faktor lingkungan yang membuat kulit lembab / kering
Faktor Endogen Reaksi obat / penyakit Mengakibatkan iritasi kulit / peradangan
Kontak langsung dengan kulit
Pelepasan histamin selama peradangan
Kulit terjadi ekskeriasi linier, adanya papula-papula dan vesikel Mengenai jari-jari, siku, pergelangan tangan, dada, alat kelamin, jaringan mukosa Timbul rasa gatal (pruntus) Memicu saraf motorik untuk menggaruk Kerusakan garukan dengan kuku Kerusakan pelindungan kulit Penurunan imunitas terhadap mikroorganisme Resti infeksi
Terjadi ulserasi pada mukosa hidung
Kerusakan jaringan kulit
Kecacatan kulit
Edema mukosa dan hilangnya kerja silia
Nyeri akut
Gangguan citra tubuh
Bersihan jalan napas tidak efektif
(Doenges, M.E, dkk, 1999 : 804-823, Price, SA dan Wilson, LM, 1991 : 498-500), Corwin Elizabeth J, 2000 : 595) F. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resti Infeksi berhubungan dengan kerusakan perlindungan kulit 2. Nyeri (akut) berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit 3. Gangguan citra tubuh dengan HDR berhubungan dengan kecatatan kulit. G. PENYEBABNYA Faktor-faktor atau keadaan yang bisa pruritus antara lain:
HDR
1. Faktor lokal,sensitivitas kulit terhadap sesuatu stimulu, kulit kering akibat kelembaban kurang,mandi terlalu sering,pada orang tua akibat faal perubagan kulit yang menimbulkan iskemi dan atropi kulit. 2. Faktor lingkungan : suhu tinggi 3. Uremi penyakit pada gagal ginjal kronik 4. Bendungan saluran empedu dimana terjadi peningkatan kadar garam empedu. 5. Policytemia urea. Rasa gatal diprofokasi oleh kontak dengan air,disebut aquagenik pruritus. Berasosiasi dengan konsentrasi darah vena yang tinggi,mungkin histamin berperan sebagai modiator,biasanya rasa gatal bisa dikurangi oleh anti histamin. 6. Kehamilan trimester akhir. Pruritus bisa timbul dengan atau tanpa kelainan kulit,bisa lokal atau generalisata. Pruritus generalisata bisa merupakan gejala utama penyakit sistemik,maka harus ditanggapi dengan serius seperi demam oleh sebab yang tiada diketahui. Penelitian membuktikan bahwa reseptor gatal hanya ditemukan pada lapisan kulit teratas, sehingga gatal tidak pernah dirasakan pada jaringan yang lebih dalam seperti otot, sendi, maupun organ dalam. Mekanisme gatal dapat berasal dari: 1. Sistem saraf, yaitu akibat akumulasi bahan perangsang gatal dan akibat kerusakan saraf yang ditimbulkan oleh berbagai penyakit seperti tumor otak dan kencing manis. 2. Faktor psikologis yang berhubungan dengan gejala kelainan jiwa seperti halusinasi. 3. Ransangan pada respon syaraf kulit.
H. KOMPLIKASI Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul
karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering. I. PENANGANAN Penanganan gatal harus ditujukan pada penyebab yang mendasarinya. Untuk mendiagnosis penyebabnya secara tepat diperlukan keahlian dokter yang telah berpengalaman ditambah bantuan berbagai pemeriksaan penunjang bila perlu. Jika Anda mengalami gatal-gatal berat yang mengganggu atau disertai gejala penyakit serius seperti yang telah diuraikan di atas, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Penderita dermatitis, infestasi parasit, penyakit jamur dan penyakit kulit lain sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Untuk gatal ringan dengan penyebab yang tidak membahayakan seperti kulit kering, dapat dilakukan penanganan sendiri berupa:
1. Mengoleskan pelembab kulit berulang kali sepanjang hari dan segera setelah mandi. 2. Tidak mandi terlalu sering dengan air berkadar kaporit tinggi. 3. Menggunakan sabun hipoalergenik dan nonbasa. 4. Memasang alat pelembab udara, terutama di ruangan ber-AC. 5. Mengenakan pakaian yang tidak mengiritasi kulit seperti katun dan sutra, menghindari bahan wol serta bahan sintesis yang tidak menyerap keringat. 6. Menghindari konsumsi kafein, alkohol, rempah-rempah, air panas dan keringat berlebihan. 7. Menghindari hal-hal yang telah diketahui merupakan penyebab gatal. 8. Menjaga higiene pribadi dan lingkungan. 9. Mencegah komplikasi akibat garukan dengan jalan memotong kuku dan menggosok kulit yang gatal menggunakan telapak tangan sebagai ganti menggaruk. Obat yang dapat dipergunakan antara lain obat oles antigatal
(dengan kandungan mentol, kampor, kalamin dan doxepin HCl) serta obat minum, seperti doxepin dan antihistamin.(dari berbagai sumber)
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN NO 1.
Diagnosa Resti infeksi berhubungan dengan kerusakan
Tujuan
Intervensi
Rasional
perlindungan kulit
2.
Nyeri (akut) berhubungan
•
• Tutup jari atau
• Berfungsi utuk
dengan kerusakan jaringan
ektremitas pada
menurunkan
kulit
posisi berfungsi
defermitas/kontrakt
(menghindari
ur dan
posisi fleksi
meningkatkan
sendi yang
kenyamaman
sakit)
• Meningkatkan
menggunakan
relaksasi,menurunk
beban dan
an tegangan otot
papan kaki
dan kelelahan
sesuaikeperluan
umum
• Berikan
• Membantu
tindakan
mengurangi
kenyamanan
konsentrasi nyeri
dasar :contoh:
yang dialami dan
pijatan pada
memfokuskan
area yang tak
kembali perhatian
sakit,perubahan posisi denagn sering. • Berikan aktifitas trapeutik tepat untuk usia atau kondisi. • Berikan analgesik sesuai 3
Gangguan citra tubuh
indikasi •Berikan
• Episode traumatik
dengan HDR berhubungan
penguatan
mengakibatkan
dengan kecatatan kulit
positif terhadap
perubahan tiba-
kemajuan dan
tiba,tak
dorong usaha
diantisipasi,membu
untuk mengikuti
at perasaan
tujuan
kehilangan pada
rehabilitasi.
kehilangan
•Dorong intraksi
aktual/yang dirasakan
keluarga dengan tim rehabilitasi.
• Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping (+) • Mempertahankan/ membuka garis komunikasi dan memberikan dukungan terus menerus pada pasien dan keluarga. • Membantu dalam identifikasi cara/alat untuk meningkatkan /mempertahankan kemandirian dan dapat membantu pasien untuk mengatasi masih emosi mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adi, Dr, 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI Jakarta. Long, Barbara, C, 1996. Keperawatan Medical Bedah, Volume 3. VAIA Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.
Price, Sylvia, Anderson dan Wilson, LM, 1991. Patofisiologi : Konsep Klinik Prosesproses Penyakit, EGC, Jakarta. Corwin, Elizabeth, J, 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC, Jakarta. Doenges, M,E, dkk, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC, Jakarta. Narahap, Marwati, Dr, Prof, 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates, Jakarta.