Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ttg penyakit, penyebab infeksi dan tindakan pencegahannya. Kurang pengetahuan berhubunagn dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri. Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.
C. Rencana Asuhan Keperawatan Dignosa keperawatan
Tujuan dan kreteria hasil
Intervensi
Rasional
Nyeri akut bd agen cedera biologis, fisik, kimia.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang Kriteria hasil : - Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol. - Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.
1. Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas skala nyeri (0-4). 2. Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided imagery. 3. Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai indikasi
1. Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya. 2. Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri. 3.Membantu mengurangi nyeri
Nyeri b/d proses inflamasi
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang Kriteria hasil : - Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol. - Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.
1. Memberi info untuk mengkaji respon terhadap intervensi. 2. membantu dalam memberi intervensi selanjutnya. 3. mengurangi nyeri. 4. . untuk menjaga kanalis tetap terbuka.
Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsi
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran pasien meningkat. Kreteria hasil : - Pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara dan sisi paling keras dari garputala, membedakan suara jam dengan gesekan tangan.
1. Kaji tingkat nyeri ssi skala nyeri. 2. Kolaborasi beri preparat analgetik. 3. Memasang sumbu bila kanalis auditorius mengalami edema. 4. Memasang sumbu bila kanalis auditorius mengalami edema. 1.Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat. 2. Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau , jika diperlukan seperti musik lembut. 3. Anjurkan pasien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan.
1.Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya. 2.Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang. 3. Mematuhi program terapi akan mempercepat proses penyembuhan.