ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUS LABIRINITIS
Disusun Oleh: Kelompok 1
Wahyu Gustiantoro Lukman Nulhakim Fandy Herman S.
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami sampaikan rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayat-Nya penulisan makalah ini dapat di selesaikan. Makalah ini disajikan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem Persepsi sensori dengan judul “suhan !epera"atan pada !lien dengan !asus #abirinitis$ yang dibimbing oleh %apak Ns. M. Taukhid, M,!ep. Mudah& mudahan makalah ini dapat membantu para pemba'a untuk memahami tentang suhan !epera"atan pada !lien dengan #abirinitis. Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini belum memuat bahan makalah se'ara lengkap dan mendalam. (ntuk itu, penulis mengharapkapkan kritik yang si)atnya membangun agar sekiranya dapat memenuhi kesempurnaan tugas ini.
!ediri, * +uli /
!elompok
BAB I PENDAHULUAN
. #T0 %E#!N1 #abirinitis pada dasarnya dikenal dua ma'am dan dengan gejala yang berbeda, labirinitis mengenai seluruh bagian labirin disebut dengan labirinitis umum 2 general 3, dengan gejala 4ertigo berat dan tuli sara) berat, kemudian yang mengenai hanya sebagian atau terbatass disebut labinitis terbatas 2 labirinitis sirkumskripta3 menyebabkan terjadinya 4ertigo saja atau tuli saja. 25ahyanur, 3 6eperkirakan penyebab albirinitis yang saling sering di absorbsi produk bakteri di telinga dan mastoid ke dalam labirin, dibentuk ringan labirinitis sr'ara selalu terjadi pada operasi telinga pada misalnya pada operasi )enestrasi, terjadi singkat dan biasnya tidak menyebabkan gangugan pendengaran, kelainan patologik seperti in)lamasi non porulen. %. T(+(N . Tujuan umum (ntuk
mendapatkan
gambaran
asuhan
kepera"atan
pada
system
pendenggaran sehingga apabila menemui pasien dengan penyakit labirinitis ini, kita bisa melakukan dan memberikan asuhan kepera"atan. . Tujuan kusus a. b. '.
(ntuk mengetahui de)inisi gangguan persepsi sensori, #abirinitis (ntuk mengetahui etiologi gangguan persepsi sensori, #abirinitis (ntuk mengetahui mani)estasi klinis gangguan persepsi sensori,
#abirinitis d. (ntuk mengetahui mekanisme gangguan persepsi sensori, #abirinitis e. (ntuk mengetahui penatalaksanaan gangguan persepsi sensori, #abirinitis ). (ntuk mengetahui 785 gangguan persepsi sensori, #abirinitis
g.
(ntuk mengetahui asuhan kepera"atan gangguan persepsi sensori, #abirinitis BAB II TINJAUAN TEORITIS
. 6E9:N:S: #abirinitis adalah in)eksi pada telinga dalam 2labirin3 yang disebabkan oleh bakteri atau 4irus. 2Eugster ; Pes'u4it<, ==*3 #abirinitis adalah radang pada telinga dalam 2labirin3. #abirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum atau di)us dengan gejala 4ertigo berat dan tuli sara) yang berat, sedangkan labirinitis yang terbatas atau labirinitis sirkumskripta menyebabkan terjadinya 4ertigo saja atau tuli sara) saja. 25or"in, >3 #abirinitis adalah in)eksi pada teling dalam, yang disebabkan oleh bakteri atau 4irus, yang mana dapat terjadi karena komplikasi otitis media, meningitis, :SP dan setelah in)eksi telinga tengah. 2ri) Mutta?in, =3. %. ET:8#81: :n)eksi bakteri yang disebabkan otitis media, atau kolesteatoma, dapat memasuki telinga tengah dengan menembus membrane jendela bulat atau o4al. #abirintitis 4iral merupakan diagnosis medis yang sering, namun hanya sedikit yang diketahui mengenai kelainan ini, yang mempengaruhi baik keseimbangan maupun pendengaran. @irus penyebab yang paling sering teridenti)ikasi adalah gondongan, rubella, rubeola, dan in)luen
Pada labirinitis serosa taksin menyebabkan dis)ungsi labirin tanpa in4asi sel radang, sedangkan pada labirin supurati) dengan in4asi sel radang ke labirin. Sehingga terjadi kerusakan yang lere4ersibel. Seperti )ibrosa dan osi)ikasi. Pada kedua
jenis
labirinitis
tersebut
operasi
harus
segera
dilakukan
untuk
menghilangkan in)eksi dari telinga tengah. !adang & kadang diperlukan juga drai)ase nanah dari labirin untuk men'egah terjadinya meningitis. Pemberian antibiotika yang adekuat terutama ditujukan pada pengobatan otitis media kronik. #abirinitis serosa di)us sering kali terjadi sekunder dari labirinitis sirkumskri)ta oleh pada terjadi primer pada otitis media akut. Masuknya toksin oleh bakteri melalui tingkap bulat, tingkap lontong untuk melalui erosi tulang labirin.
:n)eksi
tersebut
men'apai
endosteum
melalui
seluruh
darah.
6iperkirakan penyebab labirinitis yang paling sering absorbsi produk bakteri di telinga dan mastoid ke dalam labirin, dibentuk ringan labirinitis serosa selalu terjadi pada operasi telinga dalam misalnya pada operasi )enestrasi, terjadi singkat dan biasanya tidak menyebabkan gangguan pendengaran, kelainan patologiknya seperti in)lamasi non purulen labirin. 5. !#S:9:!S: . #abirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum 2 general 3, dengan gejala )ertigo berat dan tuli sara) berat, sedangkan labirinitis yang terbatas 2 labirinitis sirkumskripta 3 menyebabkan terjadinya 4ertigo saja C tuli sara) saja. . #abirinitis terjadinya oleh karena penyebaran in)eksi ke ruang perlim)a. Terdapat dua bentuk labirinitis yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supurati). #abirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis serosa di)us dan labirinitis serosa sirkumskripta. #abirinitis supurati) dibagi dalam bentuk labirinitis supurati) akut di)us dan labirinitis supurati) kronik di)us. D. #abirinitis serosa toksin menyebabkan dis)ungsi labirin tanpa in4asi sel radang, sedangkan pada labirinitis supurati), sel radang mengin4asi labirin, sehingga terjadi kerusakan yang ire4ersibel, seperti )ibrosis dan osi)ikasi.
Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan in)eksi dari telinga tengah. !adang & kadang diperlukan juga drenase nanah dari labirin untuk men'egah terjadinya meningitis. Pemberian antibiotika yang adekuat terutama ditujukan kepada pengobatan otitis media kronik dengan atau tanpa kolesteatoma.
6. MN:9ESTS: !#:N:S . 4ertigo . mual dan muntah D. kehilangan pendengaran derajat tertentu . Nyeri Episode pertama biasanya serangan mendadak paling berat, yang biasanya terjadi selama periode beberapa minggu sampai bulan, yang lebih ringan. Pengobatan untuk labirintitis balterial meliputi terapi antibiotika intra4ena, penggantian 'airan, dan pemberian supresan 4estibuler maupun obat anti
muntah.
Pengobatan
labirintitis
4iral
adalah
sintomatik
dengan
menggunakan obatantimuntah dan anti4ertigo. 1ejala dan tanda F Terjadi tuli total disisi yang sakit, 4ertigo ringan nistagmus spontan biasanya kea rah telinga yang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan atau sampai sisa labirin yang ber)ungsi dapat menkompensasinya. Tes kalori tidak menimbulkan respons disisi yang sakit dan tes )istulapur negati) "alaupun dapat )istula E. PT89:S:8#81: !ira & kira akhir minggu setelah serangan akut telinga dalam hampir seluruhnya terisi untuk jaringan gramulasi, beberapa area in)eksi tetap ada.
+aringan gramulasi se'ara bertahap berubah menjadi jaringan ikat dengan permulaan. Pembentukan tulang baru dapat mengisi penuh ruangan labirin dalam B bulan sampai beberapa tahun pada / G kasus. 9. PEME0:!SN PEN(N+N1 9istula dilabirin dapat diketahui dengan testula, yaitu dengan memberikan tekanan udara positi) ataupun nrgati) ke liang telinga melalui otoskop siesel dengan 'orong telinga yang kedap atau balon karet dengan bentuk elips pada ujungnya yang di masukan ke dalam liang telinga. %alon karet di pen'et dan udara di dalamnya akana menyebabkan perubahan tekanan udara di liang telinga. %ila )istula yang terjadi masih paten maka akan terjadi kompresi dan ekspansi labirin membrane. Tes )istula positi) akan menimbulkan ristamus atau 4ertigo. Tes )istula bisa negati), bila )istulanya bisa tertutup oleh jaringan granulasi atau bila labirin sudah mati atau paresis kanal. Pemeriksaan radiologik tomogra)i atau 5T S'an yang baik kadang & kadang dapat memperlihatkan )istula labirin, yang biasanya ditemukan dikanalis semisirkularis
hori
Pada )istula labirin C labirintis, operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan in)eksi dan menutup )istula, sehingga )ungsi telinga dalam dapat pulih kembali. Tindakan bedah harus adekuat untuk mengontrol penyakit primer. Matriks kolesteatom dan jaringan granulasi harus diangkat dari )istula sampai bersih dan didaerah tersebut harus segera ditutup dengan jaringan ikat C sekeping tulang C tulang ra"an. 1. PENT#!SNN Terapi lo'al harus ditujukan kesetiap in)eksi yang mungkin ada, diagnosa bedah untuk eksenterasi labirin tidak diindikasikan, ke'uali suatu )o'us dilabirin untuk daerah perilabirin telah menjalar untuk di'urigai menyebar ke struktur intrakronial dan tidak memberi respons terhadap terapi antibiotika bila di'urigai ada )o'us in)eksi di labirin atau di ospretosus dapat dilakukan drerase labirin dengan salah satu operasi labirin setiap skuestrum yang lepas harus dibuang, harus dihindari terjadinya trauma N(. %ila sara) )osial lumpuh, maka harus dilakukan
dengan kompresi sara) tersebut. %ila dilakukan operasi tulang temporal maka harus diberikan antibiotika sebelum dan sesudah operasi.
A. !8MP#:!S: .Tuli total .meningitis.
WOC
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
.
PEN1!+:N . identitas klien . ri"ayat kesehatan
•
keluhan utama
Fklien merasa pendengarannya kurang dan sering
pusing !lien mengeluh nyeri pada telinga kanan •
ri"ayat kesehatan sekarang
•
ri"ayatkesehatan
F !lien merasakan mual, muntah, 4ertigo
keluarga
F
Penyakit ini
tidak
diturunkan,
melainkan disebabkan oleh 4irus danbakteri. •
0i"ayat kesehatan dahulu
F klien tidak ada menderita penyakit ini
sebelunnya D. Tanda-tanda 4ital Nadi
F /=HCi
•
Td
F C= mmhg
•
Perna)asan
F BHCi
•
Suhu
F DB ℃
•
. Pemeriksaan )isik •
0ambut
F rambut klien terlihat bersih dan tidak rontok
•
#eher
F tidak ada pembesaran kelenjar lim)e
•
Telinga
F
Saat
pemeriksaan
telinga
menggunakan
otoskop
salurantelinga terlihat memerah, saat pera"at berbi'ara di dekatklien, klien hanya diam saja, menandakan bah"a )ungsipendengaran klien kurang baik. Saat di palpasi terasasakit pada daun telinga. !aji 4ertigo yang meliputiri"ayat, a"itan, gambaran serangan, durasi, )rek"ensi,dan adanya gejala telinga yang terkait 2kehilanganpendengaran, tinnitus, rasa penuh di telinga3. •
%ibir
F bibir tampak kering
•
Mata
F pergerakan mata diluar kehendak.dan 'onjungti4a pu'at
•
7ajah
F"ajah klien terlihat pu'at
•
+antung F
:nspeksiF Terlihat iktus 'ordis pada dada kiri Palpasi F Tidak dilakukan palpasi Perkusi F Tidak dilakukan perkusi uskultasi F tidak dilakukan •
Paru
:nspeksi F %entuk dada simetris kanan dan kiri, 00 /= HCmenit Palpasi F tidak dilakukan PerkusiF Tidak dilakukan perkusi. uskultasF Terdapat bunyi stidor pada paru sinistra dan "hee
bdomen F
:nspeksiF Tidak ada psikatrik, tidak tampak distensi abdomen uskultasiF Tidak dilakukan auskultasi Palpasi F Tidak dilakukan palpasi Perkusi F Tidak dilakukan perkusi •
1enetalia F %ersih, terpasang kateter
•
0ektal
•
Ekstremitas
tas
F %ersih.
F %agian kiri lemah, bagian kanan dapat digerakkan
%a"ah
F tidak sianosis
•
kti4itas Fklien tidak dapat mealkukan akti4itas sehari-hari
•
Pola eiminasi
F klien mengatakan tidak ada bab semenjak sakit dan
bak H sehari •
Pola metaboli' F berat badan klien turun selama sakit karena klien bisa menghabiskan makanan I porsi
•
0i"ayat psikologiF klien sangat teganggu dengan keadaanya sekarang dan klien snagat memikirkan mengenai penyakitnya.
5. 6:1N8S !EPE07TN . 0esiko tinggi 'edera berhubungan dengan perubahan mobilitas akibat 4ertigo . 0esiko terjadi trauma berhubungan dengan perubahan keseimbangan D. 0esiko terhadap penurunan 4olume 'airan berhubungan dengan oeningkatan haluaran 'airan. No
Diagnosa
T!an
Keperawa
.
Kriteria
Inter"ensi
Rasiona#
HasiL
tan 0esiko
6iharapka
!lien
a.kaji 4ertigo
a. 0i"ayat
tinggi
n 'edara
mampu
meliputi ri"ayat,
penyakit
'edera
tidak
melakukan
durasi, )rekuensi
memberikan
berhubung
terjadinya
akti4itas.
dan adanya gejala
dasar untuk
an dengan 'idera
penyakit telinga.
inter4ensi
perubahan
b. !aji luasnya
b. #uasnya
mobilitas
ketidakmampuan
ketidakmampu
akibat
dalam adl
an
4ertigo.
'. Pemberian
menunjukkan
terapi anti4ertigo
resiko jatuh
d. 6orong klien
'. 8bat 4ertigo
untuk istirahat
berguna untuk
bila pusing
mennghilangka
.
e. njurkan klien
n gejala akut
tetap membuka
4ertigo
mata dan
d. mengurangi
memandang lurus
jatuh dan
kedepan ketika
'edera
mengalami
e. Mengurangi
4ertigo
perasaan
0esiko
6iharapka
!lien tidak a. lakukan
4ertigo a. kelainan
terjadi
n trauma
lagi
pengkajian test
4estibular
trauma
klien
mengalami
keseimbangan.
menyebabkan
berhubung
berkurang
trauma
b. %antu ambulasi
gejala dan
an dengan
bila ada indikasi.
tanda ini,
perubahan
'. %antu
b. 5ara jalan
keseimban
mengidenti)ikasik yang abnormal
gan
an bahaya di
menimbulkan
lingkungan
klien tidak bisa
rumah.
tegak '. daptasi terhadap lingkungan rumah dapat menurunkan resiko jatuh selama proses
D.
0esiko
6iharapka
Ter'apainy
a. kaji intake dan
rehabilitasi. a. Pen'atatan
terhadap
n intake
a 4olume
output
yang akurat
penurunan
oral klien
'airan
b. kaji indikator
merupakan
4olume
terpenuhi
yang
dehidrasi
dasar untuk
seimbang
'. 6orong
penggantian
berhubung
konsumsi 'airan
'airan
an dengan
oral dan hindari
b. pengenalan
'airan
peningkata
minuman yang
segera
n haluaran
mengandung
memungkinkan
'airan
ka)ein
inter4ensi
d. Pemberian
segera
antiemetik
'. Penggantian 'airan oral dapat berguna untuk mengganti kehilangan 'airan dan ka)ein dapat meningkatkan diare d. ntiemetik mengurangi mual dan muntah sehingga mengurangi kehilangan 'airan
6. :mplementasi !epera"atan Pelaksanaan adalah inisiati) dari ren'ana tindakan untuk men'apai tujuan yang
spesi)ik
dilaksanakan untuk
memodi)ikasi
)aktor
&
)aktor
yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan pelaksanaan adalah membantu klien dalam men'apai tujuan yang telah ditetapkan, yang men'akup peningkatan kesehatan, pen'egahan penyakit, pemulihan kesehatan dan mem)asilitasi koping.
Pendekatan tindakan kepera"atan meliputi F . :ndependen dalah kegiatan yang dilaksanakan oleh pera"at tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. . :nterdependen dalah tindakan kepera"atan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya misalnya tenaga sosial, ahli gi
tindakan kepera"atan. Sistem penulisan ada tahap e4aluasi ini bisa menggunakan sistem “S8P$ atau model komponen lainnya.
BAB I$ PENUTUP
%&' KESI(PULAN
#abirinitis adalah in)lamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri ataupun 4irus 2!M% @ol.D3
#abirinitis dapat disebabkan oleh bakteri atau 4irus. Pada labirinitis akut, mikroorganisme penyebab S. Pneumoni, Streptokokus dan Aemo)ilus in)luen
%&) SARAN
.
Pera"at bisa mengenal dengan 'epat 'iri-'iri dari gangguan penyakit telinga dalam khususnya #abirintitis.
. Pera"at bisa menangani pasien dengan gangguan penyakit telinga dalam khususnya labirintitis dengan 'epat, teliti dan terampil. D. Pera"at dapat membuat suhan !epera"atan pada pasien yang menderita gangguan penyakit telinga dalam khususnya #abirinitis dengan tepat. . Pera"at dapat bekerjasama dengan baik dengan tim kesehatan lain maupun pasien dalam tahap pengobatan
DA*TAR PUSTAKA
6MS %8:ES A:1#E0. Buku Ajar Penyakit THT. EDISI 6 , +!0TF E15 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis.+akarta F 1ramediaPustaka (tama.Pri'e, Syl4ia . ==/.
Buku Ajar e!era"atan Medikal %edah edisi * 4ol . +akarta F E15.Pear'e, E4elyn 5. =>=. %runner ; suddarth.. #uku ajar e!era"atan Medikal$Beda%. &ol ' , +akartaJE15. Pato(isiologi onse! linik Proses$Proses Penyakit edis .+akarta F E15.Soepardi, E)iaty ssyad dkk. Telinga Hidung Tenggorok edisi D. +akarta. %alaiPenerbit 9!(:.Syai)uddin. ==>.natomi 9isiologi untuk sis"a Pera"at edisi .+akarta F E15