Labrinitis
Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum tulang temporalis. Telinga dalam di bentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa) yang di dalamnya terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan perilimf sedangkan labirin membranasea berisi cairan endolimf.
Labirin Tulang dibagi atas : •
Kanalis semisirkularis
•
Vestibulum
•
Koklea Tulang
Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu sistem saluran yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Labirin ini dipisahkan dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan perilimf.
Labirinitis adalah radang pada telinga dalam (labirin). ecara garis besar dibagi atas
!: •
Labirinitis umum : labrinitis yang mengenai seluruh bagian labirin. Gejala :
"ertigo berat dan tuli saraf yang berat. •
Labirinitis yang terbatas atau labirinitis sirkumskripta menyebabkan ter#adinya "ertigo sa#a atau tuli saraf sa#a.
Labirinitis ter#adi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa.
Serosa Difus Labrinitis
Serosa
Labrinitis
Labrinitis Supuratif akut
Labrinitis Supuratif
$ada labirinitis serosa toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa in"asi sel radang, sedangkan pada labirinitis supuratif, sel radang mengin"asi labirin, sehingga ter#adi kerusakan yang irre"ersible, seperti fibrosis dan osifikasi. $ada kedua bentuk labirinitis itu, operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan infeksi dari telinga tengah. Kadang-kadang diperlukan #uga drenase nanah dari labirin untuk mencegah ter#adinya meningitis.$emberian antibiotik yang adekuat terutama ditu#ukan pada pengobatan otitis media kronik dengan atau tanpa kolesteatoma. (%)
ETIOLOGI (!)
Virus yang dapat menyebabkan labirinitis : • • • • • •
Cytomegalovirus Mumps virus Varicella-zoster virus Rubeola virus Influenza virus Parainfluenza virus
Rubella virus Herpes simplex virus 1 Adenovirus Coxsackievirus Respiratory syncytial virus
• • • • •
Labrinitis karena virus biasanya dikarakterisasi oleh kehilangan pendengaran salah satu telinga secara tiba-tiba. Keluhan lainnya seperti vertigo, mual dan muntah. Pasien biasanya mengaku baring dapat mengurangi keluhan. Pemberian terapi sesuai keluhan pasien.
&akteri yang dapat menyebabkan labirinitis : • • • • • • • • • •
Streptococcus pneumoniae Haemophilus influenzae Moraxella catarrhalis Neisseria meningitidis Streptococcus species Staphylococcus species Proteus species Bacteroides species Escherichia coli Mycobacterium tuberculosis
LABIRINITIS SEROSA DIFUS
Etiologi
Labirinitis serosa difus seringkali ter#adi sekunder dari labirinitis sirkumskripta atau dapat ter#adi primer pada otitis media akut dengan atau tanpa kolesteatoma dan reakti"asi otomastoiditis kronis. 'asuknya toksin bakteria dan at-at yang diproduksi secara difus melalui membran fenestra o"ale dan fenestra rotundum. nfeksi tersebut mencapai endosteum melalui saluran darah. elain itu, labirinitis serosa sering ter#adi pada operasi telinga dalam misalnya pada stapedektomi. Labirinitis serosa difus ini adalah satu proses inflamasi yang steril.*+ Pemeriksaan
Kelainan patologi yaitu inflamasi non purulen pada labirin. $emeriksaan histologik pada potongan labirin menun#ukkan infiltrasi seluler aal dengan eksudat serosa atau serofibrin.* Gejala klinis
/e#ala dan tanda serangan akut labirinitis serosa difus adalah "ertigo spontan dengan dera#at ringan- sedang dan nistagmus rotatoar, biasanya ke arah telinga yang sakit. Terdapat #uga tuli sensorineural yang bersifat sementara. Kadang-kadang disertai mual dan muntah, biasanya tidak berat.*0 Terapi
$engobatan pada stadium akut yaitu pasien harus tirah baring total. 1arus diberikan antibiotika yang tepat dengan dosis yang adekuat untuk mengeradikasi bakteria penyebab. elain itu utuk mengurangi ge#ala gangguan keseimbangan diberikan sedatif ringan. $ada stadium lan#ut dari otitis media akut diperlukan dreanase telinga tengah dan mastoidektomi sederhana.*2
LABIRINITIS SUPURATIF AKUT DIFUS
Etiologi
Labirinitis supuratif akut difus dapat merupakan kelan#utan dari labirinitis serosa yang infeksinya masuk melalui fenestra o"ale dan fenestra rotundum $ada banyak ke#adian, labirinitis ini ter#adi sekunder dari otitis media akut maupun kronik atau mastoiditis. $ada beberapa kasus abses subdural atau meningitis, infeksi dapat menyebar ke dalam labirin dengan atau tanpa terkenanya telinga tengah, sehingga men#adi labirin supuratif. &akteria secara langsung masuk ke dalam membran dan erosi tulang labirin. *+ Pemeriksaan
$ada pemeriksaan histologik didapatkan infiltrsi labirin oleh sel-sel leukosit polimorfonuklear dan destruksi struktur #aringan lunak. ebagian dari tulang labirin nekrosis, dan terbentuk #aringan granulasi yang dapat menutup bagian tulang yang nekrotik tersebut. Keadaan ini akan menyebabkan osifikasi labirin.* Gejala klinis
Labirinitis supuratif akut difus , ditandai dengan tuli total pada telinga yang sakit diikuti dengan "ertigo yang berat, mual, muntah, dan nistagmus spontan ke arah telinga yang sehat. elama fase akut, posisi pasien sangat khas. $asien akan berbaring pada sisi yang sakit, #adi ke arah komponen lambat nistagmus. $osisi ini akan mengurangi perasaan "ertigo.3ika fungsi koklea hancur, akan mengakibatkan tuli saraf total permanen. *0
Terapi
4iperlukan tirah baring total selama fase akut, yang dapat berlangsung sampai 2 minggu.$erbaikan ter#adi bertahap, mulai dari hari pertama. edatif ringan diperlukan pada periode aal. 4osis antibiotika yang adekuat harus diberikan selama suatu periode baik untuk mencegah komplikasi intrakranial, maupun untuk mengobati labirinitisnya.1arus dilakukan kultur untuk identifikasi kuman dan untuk tes sensiti"itas kuman.5ntibiotika penisilin harus segera diberikan sebelum hasil tes resistensi didapat, #ika alergi terhadap penisilin dapat diberikan tetrasiklin, dengan dosis tinggi secara parenteral.6espons klinik lebih utama dari tes sensi"itas kuman dalam menentukan #enis antibiotika. 4renase, atau membuang sebagian labirin yang rusak, dilakukan bila terdapat komplikasi intrakranial dan tidak memberi respon terhadap pengobatan dengan antibiotika. *2 Prognosis
$rognosis baik pada labirinitis supuratif akut difus tanpa komplikasi.
LABIRINITIS SUPURATIF KRONIK (LATEN) DIFUS
Etiologi
Labirinitis supuratif stadium kronik atau laten dimulai, segera sesudah ge#ala "estibuler akut berkurang. 1al ini mulai dari !-2 minggu sesudah aal periode akut. *+ Pemeriksaan
$emeriksaan patologi menun#ukkan telinga dalam hampir seluruhnya terisi oleh #aringan granulasi setelah %7 minggu serangan akut.3aringan granulasi secara bertahap berubah men#adi #aringan ikat dengan permulaan kalsifikasi.$embentukan tulang baru dapat mengisi penuh ruangan-ruangan labirin dalam 2 bulan sampai beberapa tahun.Tes kalori tidak menimbulkan respons di sisi yang sakit * Gejala klinis
Ter#adi tuli total di sisi yang sakit.Vertigo ringan nistagmus spontan biasanya ke arah telinga yang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan . Terapi
Terapi lokal ditu#ukan ke setiap infeksi yang mungkin ada.4renase labirin dilakukan apabila terdapat suatu fokus infeksi di labirin atau daerah perilabirin telah men#alar atau dicurigai menyebar ke struktur intrakranial dan tidak memberi respons terhadap terapi antibiotika. *2
Labirinitis toksik
Labirinitis toksik dapat disebabkan oleh keracunan at-at toksik seperti arsen, ink, kuinin dan pemakaian obat antibiotik yang ototoksik seperti streptomicin, aminoglikosida, dan dihydrostreptomicin./e#ala yang timbul seperti "ertigo, tinitus dan tuli.
4aftar $ustaka : %. &uku 8K 9 disi 2
2. http://emedicine.medscape.com/article/85625!o"er"ie#$a#2aab6b2b2aa 3. Woolley AL, Kirk KA, Neumann AM Jr, McWilliams SM, Murray J, Freind D. Risk factors for hearing loss from meningitis in children: the Children's Hospital experience. Arch Otolaryngol Head Neck Surg. May 1999. 4. Schraff SA, Schleiss MR, Brown DK, Meinzen-Derr J, Choi KY, Greinwald JH, et al. Macrophage inflammatory proteins in cytomegalovirus-related inner ear injury. Otolaryngol Head Neck Surg. Oct 2007. 5. Gulya AJ. Infections of the labyrinth. In: Bailey BJ, Johnson JT, Pillsbury HC, Tardy ME, Kohut RI, eds. Head and Neck Surgery-Otolaryngology. Vol 2. Philadelphia, Pa: JB Lippincott;1993 available at https://profreg.medscape.com (Accessed Augustus 16, 2010.) 6. Kuhweide R, Van de Steene V, Vlaminck S, Casselman JW. Ramsay Hunt syndrome: pathophysiology of cochleovestibular symptoms. J Laryngol Otol. Oct 2002.