Askep Kista Ovarii BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau atau kista kista ovarium ovarium dapat dapat timbu timbull akibat akibat pertum pertumbuha buhan n abdome abdomen n dari dari epithe epitheliu lium m ovarium. Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik kronik.. GejalGejal-gej gejala ala tentan tentang g ruptur rupturee kista kista mensti menstimul mulasi asi berbag berbagai ai kedaru kedarurat ratan an abdomen akut, seperti apendisitis, atau kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat dapat menyeb menyebabka abkan n pemben pembengkak gkakan an abdome abdomen n dan penekana penekanan n pada organorgan-org organ an abdomen yang berdekatan. Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak tampak terisi terisi oleh cairan atau fisilogis fisilogis pada pada pasien pasien muda muda yang yang sehat, sehat, kontra kontrasep sepsi si oral oral dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk menekan menekan aktivi aktivitas tas ovariu ovarium m dan menghi menghilan langkan gkan kista. kista. Sekita Sekitarr 98 % lesi lesi yang yang terjad terjadii pada pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengang mengangkat kat kista kista ovariu ovarium m adalah adalah serupa serupa dengan dengan perawat perawatan an setela setelah h pembed pembedahan ahan abdo abdome men, n, denga dengan n satu satu penge pengecu cual alia ian. n. Penur Penuruna unan n teka tekanan nan intr intraa aabdo bdome men n yang yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdome abdomen n yang yang berat. berat. Kompli Komplikas kasii ini dapat dapat dicega dicegah h sampai sampai suatu suatu tingka tingkatt dengan dengan memberikan gurita abdomen yang ketat. Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih banyak bagaimana asuhan keperawatan yang diberikam pada penderita kistoma ovari. 2. Tujuan Umum Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovari 3. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kista ovari b. Mampu menemukan masalah keperawatan pada klien dengan kista ovari c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kista ovari
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kista ovari e. Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan pada klien dengan kista ovari f. Mampu mengidentifikasi factor-faktor pendukung, penghambat serta dapat mencari solusinya. g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. •
•
•
•
II.
DEFINISI
Kista adalah suatu jenis tumor, emyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006) Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur (Dewa, 2000) Kista Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Sjamsuhidajat, 1998). Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti balon yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi Kista adalah indung telur. Tidak ada keterkaitan apakah indung telur kiri atau kanan. Pada kebanyakan kasus justru tak memerlukan operasi. (http:// suara merdeka.com) SIFAT KISTA 1. Kista Fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal normal saja. Sasu Sasuai ai sukl suklus us mens menstr trua uasi si,, di ovar ovariu ium m timb timbul ul foli folike kell dan dan foli folike keln lnya ya berke berkemba mbang, ng, dan gambar gambarany anyaa sepert sepertii kista. kista. Biasan Biasanya ya kista kista terseb tersebut ut ber beruk ukur uran an diba dibawa wah h 5 cm, cm, dapa dapatt dide didete teks ksii deng dengan an meng menggu guna naka kan n pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang bersifat fisi fisiol olog ogis is tida tidak k perl perlu u oper operas asi, i, kare karena na tida tidak k berb berbah ahay ayaa dan dan tida tidak k menyeb menyebabka abkan n keganas keganasan, an, tetapi tetapi perlu perlu diamat diamatii apakah apakah kista kista terseb tersebut ut mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena dia masih mengalami mengalami menstruasi menstruasi.. Bila seseorang seseorang diperiksa diperiksa ada kista, kista, jangan jangan takut takut dulu, dulu, karena karena mungki mungkin n kstany kstanyaa bersif bersifat at fisiol fisiologi ogis. s. Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid. 2.
Kist Kistaa Pato Patolo logi giss (Kan (Kanke kerr Ovar Ovariu ium) m) Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium ovarium merupak merupakan an penyeba penyebab b kemati kematian an terban terbanyak yak dari dari semua semua kanker kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasi metastasis, s, sehingga sehingga 60-70% pasien dating pada stadium lanjut, penyakit penyakit ini disebut disebut juga juga sebaga sebagaii silent silent killer killer.. Angka Angka kemati kematian an penyak penyakit it ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.
Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi relative cepat, yang kadang tidak disadari si penderita. penderita. Karena, kista tersebut tersebut sering sering muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa aalnya agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi, sehingga tidak perlu dilakukan pengirisan di bagian perut penderita. Setelah di angkat pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak. Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak tidak menyeb menyebar. ar. Meski Meski jinak jinak kista kista ini dapat dapat berubah berubah menjad menjadii ganas. ganas. Sayang Sayangnya nya sampai sampai saat saat ini, ini, belum belum diketa diketahui hui dengan dengan pasti pasti penyeb penyebab ab perubahan sifat tersebut. Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas. III.
JENIS KISTA
Jenis kista indung telur meliputi: 1. Kist Kistaa Fung Fungsi sion onal al.. Sering tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila d isertai komplikasi seprti terpuntir/ pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang. Dan sangat jarang pada kedua indung telur. Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bilan. 2. Kist Kistaa Der Dermoi moid. Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/ pecah. 3. Kista Kista Cokela Cokelat. t. (Edome (Edometri trioma oma)) Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam ragim tetapi melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilakan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan
menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua d ua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexsuale intercourse. 4. Kist Kistad aden enom oma. a. Berasal dari pembungkus indung telur yang tumbuh menjadi kista. Kista jenis ini juga dapat menyerang indung telur kanan dan kiri. Gejala yang timbul biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti VU sehingga dapat menyebabkan inkontinensia. Jarang terjadi tetapi mudah menjadi ganas terutama pada usia diatas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun. Contoh Kistadenoma; Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel germinativum. Bentuk umunya unilokuler, bila multilokuler perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa intraabdominal, dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama seperti Kistadenoma ovarii musinosum. Kistadenoma ovarii musinosum. Asal kista belum pasti. Menurut Meyer, kista ini berasal dari teratoma, pendap at lain mengemukakan kista ini berasal dari epitel germinatifum atau mempunyai asal yang sama dengan tumor Brener. Bentuk kista multilobuler, biasanya unilatelar dapat tumbuh menjadi sangat bersar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul pelekatan kista dengan omentum, usus dan peritoneum parietal. Selain itu, bisa terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista tanpa pungsi terlebih dahulu dengan atau tanpa salpingo ooforektomi tergantung besarnya kista. IV.
ETIOLOGI
Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi; 1.
Gaya hidup tidak dak sehat hat. Diantaranya;
2.
1. 2. 3. 4. 5. 6. Faktor
Konsu Konsums msii mak makana anan n yang yang tin tinggi ggi lema lemak k dan dan kura kurang ng ser serat at Zat ta tambaha ahan pa pada ma makanan nan Kurang olah raga Mero Meroko kok k dan dan kons konsum umsi si alco alcoho holl Terp Terpap apar ar den denga ga pol polus usii dan dan agen agen inf infek eksi sius us Sering stress ge genetic.
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker. V.
TANDA DAN GEJALA
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;
Gangguan haid Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut. Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut; • •
• • •
VI.
Asites Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati) Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, Gangguan buang air besar dan kecil. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada. PEMERIKS IKSAAN AAN DI DIAGNOST STIIK
Deteksi dini Keterlambatan mendiagnosis kanker ovarium sering terjadi karena letak ovarium berada didalam rongga panggul sehingga tidak terlihat dari luar. Biasanya kanker ovarium ini di deteksi lewat pemeriksaan dalam. Bila kistanya sudah membesar maka akan terabab ada benjolan. Jika dokter menemukan kista, maka selanjutanya akan dilakukan USG untuk memastikan apakah ada tanda tanda kanker atau tidak.
Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsy) untuk memastikan kista tersebut jinak atau ganas. Ini bisa dilakukan dengan laparskopi, melalui lubang kecil di perut. Pemeriksaan lainnya dengan CT Scan dan tumor marker dengan pemeriksaan darah. VII.
PENATALAKSANAAN
Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani d engan operasi yang kemudian dilanjutkan dengan terapi. Bila kanker ovarium telah memasuki stadium lanjut baru di lakukan kemoterapi atau radiasi. 1.
Pengkajian.
Pengkajian umum kista:
Ada tidaknya keluhan nyeri diperut bagian bawah? Ada tidaknya gangguan BAB dan BA? Ada tidaknya asites? Ada tidaknya perut membuncit? Ada tidaknya gangguan nafsu makan? Ada tidaknya kembung? Ada tidaknya sesak nafas?
Pengkajian diagnostic kista: • •
USG : Ada tidaknya benjolan berdiameter > 5 cm CT Scan: Ada tidaknya benjolan dan ukuran benjolan. 2.
Nursing Care Plan
Diagnosa yang muncul
1. Gangguan Gangguan harga harga diri berhubungan berhubungan dengan dengan masalah masalah tentang tentang ketidakny ketidaknyamanan amanan mempunyai anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual. 2. Disfungsi Disfungsi seksual seksual,, resiko resiko tinggi terhada terhadap p kemungkinan kemungkinan pola respon respon seksual, seksual, contoh ketidaknyamanan / nyeri vagina. 3. Eliminasi Eliminasi urinar urinarius, ius, perubaha perubahan n / retensi retensi berhubungan berhubungan dengan adanya adanya edema edema pada jaringan local. 4. Nyeri berhubu berhubungan ngan dengan dengan prases penyaki penyakitt (penekanan/ko (penekanan/kompres mpresi) i) jaringan jaringan pada organ ruang abdomen Jika diagnosa yang diambil adalah nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen maka : Tujuan .
Klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan/nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan. Kriteria hasil : • • • • •
Klien mengatakan nyeri hilang/berkurang . Ekspresi wajah rileks Klien dapat menggambarkan keadaan nyeri minimal atau tidak ada. Klien mampu melakukan teknik relaksasi dan distraksi saat nyeri timbul. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Intervensi :
1. Identifik Identifikasi asi karakter karakteristi istik k nyeri nyeri dan tindakan tindakan penghilang penghilang nyeri nyeri R : informasi memberikan data dasar untuk evaluasi kebutuhan /keefektifan intervensi. 2. Berikan Berikan tindakan tindakan kenyamanan kenyamanan dasar dasar (reposi (reposisi, si, gosok gosok punggung), punggung), hiburan hiburan dan dan lingkungan. R : meningkatkan relaksasi dan membentu pasien focus kembali ke perhatian 3. Ajar Ajarka kan n tekni teknik k rela relaks ksas asii R : partisipasi pasien secara aktifdan meningkatkan rasa kontrol 4. Kembangkan Kembangkan rencana rencana manajemen manajemen nyeri nyeri antara pasien dan dokter dokter R : mengembangkan kesempatan control nyeri 5. Berika Berikan n analg analgesi esicc sesu sesuai ai rese resep. p. R : mengurangi nyeri
Daftar Pustaka o
Doenges, Marilynn E. Rencana E. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2000.
o
o o o o
Mansjoer, Arif dkk. Kapita dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius. 2000. http://www.ibuhamil.com http://www.republika.co.id.. http://www.republika.co.id http://www.suaramerdeka.com http://www.pdpersi.co.iD
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM RISIKO TINGGI A. DEFINISI
Post partum risiko: •
Perdarahan post partum
•
Infeksi post partum
•
Tromboembolok
•
Masalah psikologis post partum
Perdarahan post partum/post partum hemorrhage (HPP) adalah kehilangan 500 ml darah pada persalinan normal (per vaginam) atau 1000 ml lebih pada persalinan SC penyebab kematian pada ibu. Perdarahan post partum dibedakan menjadi dua: - HPP dini/primer/awal: terjadi dalam batas waktu 24 jam. - HPP lanjut/sekunder: terjadi lebih dari 24 jam tetapi kurang dari 6 minggu. B. ETIOLOGI
HPP primer: Atonia uteri (1 dari 20 persalinan), tersering Retensi plasenta Laserasi jalan lahir Ruptur uteri Gangguan pembekuan darah
HPP sekunder: Retensi sisa plasenta Sub involusi Endometritis
C. FAKTOR RISIKO Kelahiran SC Bayi besar Persalinan dengan tindakan forsep/VE Riwayat HPP Multiparitas Manipulasi intrauterin/manual plasenta Penggunaan MgSO4 atau oksitosin dalam persalinan
D. MANIFESTASI KLINIS
HPP Primer Perubahan hemodinamik: hipotensi, takikardi Oligouria (urin < 300 cc/ 24 jam) Perdarahan > 500 cc/24 jam Distensi kandung kemih
HPP Sekunder Perdarahan kadang banyak kadang sedikit Perdarahan dengan bekuan sisa plasenta Terdapat tanda subinvolusi Lochea merah tua dan berbau jika terdapat infeksi Kenaikan suhu badan
E. KOMPLIKASI
- Syok - Syok dapat diatasi anemia dan infeksi - Sepsis - Kegagalan fungsi ginjal F. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Pengkajian HPP Primer - Kaji tanda-tanda perdarahan dan syok hipovolemi: TD, nadi, suara nafas, suara jantung (murmur), warna kulit, tingkat kesadaran, kapiler refill, urin output, vena leher, membran mukosa, kecemasan disorientasi, kelelahan. - Faktor risiko dan predisposisi - Pengkajian fundus: kontraksi lemah, TFU - Kaji perdarahan (warna dan jumlah) - Kaji adanya laserasi atau hematom yang mungkin menjadi sumber perdarahan. - Vital sign (takikardi, takipneu, hipotensi) - Distensi blader 2. Pengkajian HPP Sekunder HPP sekunder sering terjadi ketika klien sudah pulang, oleh karena itu, discharge planning diperlukan sebelum klien pulang. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PRE dan POST OP SECSIO CESAREA A. PENGERTIAN Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bera janin diatas 500gram. ( Wiknjosastro,2005). Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan diatas 500gram , melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. (siaksoft.net). Jenis–jenis seksio sesare : 1. Seksio sesarea klasik (korporal) Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm. 2. Seksio sesarea ismika (profunda) Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.
B. ETIOLOGI 1. Indikasi yang berasal dari ibu ( etiologi )
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada, dispro dispropor porsi si sefalo sefalo pelvik pelvik (dispr (dispropor oporsi si janin janin / panggul panggul)) ada, ada, sejara sejarah h kehami kehamilan lan dan
persal persalina inan n yang yang buruk, buruk, terdapa terdapatt kesemp kesempit itan an panggul panggul,, Plase Plasenta nta previa previa teruta terutama ma pada primigravida, solutsio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsiaeklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit ( jantung, DM ), gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri da n sebagainya ). 2. Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.
C. PATOFISIOLOGI
terjadi Kelainan Pada Ibu dan Kelainan Pada Janin menyebabkan Persalinan Normal Tidak Memungkunkan akhirnya harus dilakukan SC D. KOMPLIKASI 1.
Infeksipuerperal Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
2.
Perdarahan Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi Komplikasi-kompl -komplikasi ikasi lain seperti seperti luka kandung kencing, embolisme embolisme paru-paru, paru-paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi. 4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, uterus, sehingga sehingga pada kehamilan berikutnya berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
E. PENATALAKSANAAN
1. Perawatan Pre Operasi Seksio Sesarea a. Persiapan Kamar Operasi •
Kamar operasi telah dibersihkan dan siap untuk dipakai
•
Peralatan dan obat-obatan telah siap semua termasuk kain operasi
b. Persiapan Pasien •
Pasien telah dijelaskan tentang prosedur operasi.
•
Informed consent telah ditanda tangani oleh pihak keluarga pasien
•
Perawat member support kepada pasien.
•
Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan sekitar abdomen telah dibersihkan dengan antiseptic).
•
Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui penyakit yang pernah di derita oleh pasien.
•
Pemeriksaan laboratorium (darah, urine).
•
Pemeriksaan USG.
•
Pasien puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi.
2. Perawatan Post Operasi Seksio Sesarea. a. Analgesia Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra muskuler) setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan dengan cara serupa 10 mg morfin.
- Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah 50 mg. - Wa Wani nita ta denga dengan n ukur ukuran an besa besar, r, dosi dosiss yang yang lebi lebih h tepa tepatt adala adalah h 100 100 mg Meperidin. - Obat-o Obat-obat batan an antiem antiemeti etik, k, misal misalnya nya protas protasin in 25 mg biasan biasanya ya diberi diberikan kan bersama-sama dengan pemberian preparat narkotik. b. Tanda-tanda Vital Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi jumla jumlah h urine urine serta serta jumlah jumlah darah darah yang yang hilang hilang dan keadaan keadaan fundus fundus harus harus diperiksa. c. Terapi cairan dan Diet Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup sela selama ma pemb pembed edah ahan an dan dan dalam dalam 24 jam jam perta pertama ma beri beriku kutn tnya ya,, mesk meskip ipun un demikian, jika output urine jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi kembali paling lambat pada hari kedua. d. Vesika Urinarius dan Usus Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan paginy paginyaa setela setelah h operasi operasi.. Biasan Biasanya ya bising bising usus usus belum belum terdeng terdengar ar pada pada hari hari pertama setelah pembedahan, pada hari kedua bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari ketiga. e. Ambulasi Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan dapat bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien dapat berjalan dengan pertolongan.
f. Perawatan Luka Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi. g. Laboratorium Secara Secara rutin rutin hematokrit hematokrit diukur pada pagi setelah setelah operasi operasi hematokrit hematokrit tersebut harus segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yang menunjukkan hipovolemia. h. Perawatan Payudara Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak tidak menyus menyusui, ui, pemasa pemasanga ngan n pembal pembalut ut payudar payudaraa yang yang mengenc mengencang angkan kan payudara payudara tanpa banyak menimbulkan menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri. i. Memulangkan Pasien Dari Rumah Sakit Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada hari ke empat dan ke lima post operasi, aktivitas ibu seming semingguny gunyaa harus harus dibata dibatasi si hanya hanya untuk untuk perawa perawatan tan bayiny bayinyaa dengan dengan bantuan orang lain.
F. ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital. b. Data Riwayat Kesehatan - Riwayat kesehatan sekarang. Meli Meliput putii kelu keluha han n atau atau yang yang berhu berhubun bunga gan n denga dengan n gang ganggua guan n atau atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi. - Riwayat Kesehatan Dahulu Melipu Meliputi ti penyaki penyakitt yang yang lain lain yang yang dapat dapat mempeng mempengaru aruhi hi penyaki penyakitt sekarang, Maksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama (Plasenta previa). - Riwayat Kesehatan Keluarga Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga mempunyai riwayat persalinan plasenta previa. previa. c. Data Sosial Ekonomi Penyakit Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, akan tetapi kemungkinan dapat lebih lebih sering sering terjad terjadii pada penderi penderita ta malnut malnutris risii dengan dengan sosial sosial ekonomi ekonomi rendah. d. Data Psikologis - Pasien biasanya dalam keadaan labil. - Pasien biasanya cemas akan keadaan seksualitasnya.
- Harga diri pasien terganggu e. Pemeriksaan Penunjang - USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta. - Pemeriksaan hemoglobin - Pemeriksaan Hema tokrit . 2. DIAGNOSA a. Transisi Transisi Perubahan Perubahan proses keluarga berhubungan berhubungan dengan perkembangan
atau adanya peningkatan anggota keluarga (Doengoes,2001). b. Gangguan nyaman : nyeri akut berhubungan dengan trauma pembedahan
(Doengoes,2001). c. Ansietas berhubungan dengan situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi / kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi (Doengoes,2001). d. Harga Harga diri diri rendah rendah berhub berhubunga ungan n dengan dengan merasa merasa gagal gagal dalam dalam perist peristiwa iwa kehidupan (Doengoes,2001). e. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan fungsi biokimia atau regulasi (Doengoes,2001) f. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kulit rusak (Doengoes,2001) g. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot (Doengoes,2001).
h. Kurang Kurang penget pengetahu ahuan an mengena mengenaii perawa perawatan tan diri diri dan bayi bayi berhubu berhubunga ngan n dengan kurang pemajanan stsu mengingati kesalahan interpretasi , tidak mengenal sumber-sumber (Doengoes,2001) i. Peru Peruba bahan han elim elimin inas asii urin urin berh berhub ubung ungan an denga dengan n trau trauma ma atau atau dive divers rsii mekanisme efek-efek hormonal/anastesi (Doengoes,2001) j. Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anestesi, penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidatnyamana fisik (Doengoes,2001) 3. INTERVENSI a. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi /
peningkatan anggota keluarga. - Tujuan : dapat menerima menerima perubahan perubahan dalam keluarga keluarga dengan anggotanya anggotanya baru. - Kriteria hasil : a) Menggendong bayi, bila kondisi memungkinkan b) Mendemontrasikan prilaku kedekatan dan ikatan yang tepat c) Mulai Mulai secara secara aktif aktif mengik mengikuti uti perawat perawatan an bayi bayi baru baru lahir lahir dengan dengan cepat. - Intervensi : a) Anjurkan Anjurkan pasien pasien untuk menggendong, menggendong, menyetuh menyetuh dan memeriksa memeriksa bayi bayi,, terg tergant antun ung g pada pada kondi kondisi si pasie pasien n dan dan bayi bayi,, bant bantu u sesu sesuai ai kebutuhan. Rasional : Jam pertama setelah kelahiran memberikan kesempatan unik unik untuk untuk ikatan ikatan keluar keluarga ga terjad terjadii karena karena ibu dan bayi bayi secara secara
emosional dan menerima isyarat satu sama lain, yang memulai kedekatan dan proses pengenalan. b) Berikan kesempatan untuk ayah / pasangan untuk menyentuh dan meng menggen gendo dong ng bayi bayi dan dan Bantu Bantu dalam dalam pera perawat watan an bayi bayi sesu sesuai ai kemungkinan situasi. Rasional : membantu membantu memudahkan memudahkan ikatan / kedekatan kedekatan diantara diantara ayah dan bayi. Memberikan kesempatan untuk ibu memvalidasi realitas situasi dan bayi baru lahir. c) Observasi Observasi dan catat interaksi interaksi keluarga keluarga bayi, perhatikan perhatikan perilaku perilaku yang yang dian diangg ggap ap meng mengga ganda ndaka kan n dan kedek kedekat atan an dala dalam m buday budayaa tertentu. Rasional : pada kontak pertama dengan bayi, ibu menunjukkan pola progresif dari perilaku dengan cara menggunakan ujung jari. d) Diskusikan kebutuhan kemajuan dan sifat interaksi yang lazim dari ikatan. ikatan. Perhatikan Perhatikan kenormalan dari variasi variasi respon dari satu waktu ke waktu. Rasion Rasional al : membant membantu u pasien pasien dan pasang pasangan an memaham memahamii makna makna pentingnya proses dan memberikan keyakinan bahwa perbedaan diperkirakan. e) Sambut Sambut keluar keluarga ga dan sibli sibling ng untuk untuk kunjunga kunjungan n sifat sifat segera segera bila bila kondisi ibu atau bayi memungkinkan. Rasional : meningkatkan kesatuan keluarga dan membantu sibling memu memula laii pros proses es adap adapta tasi si posi positi tiff terh terhad adap ap pera peran n baru baru dan dan memasukkan anggota baru kedalam struktur keluarga.
f) Berikan informasi, sesuai kebutuhan, keamanan dan kondisi bayi. Dukungan pasangan sesuai kebutuhan. Ras Rasiional onal
: memba embant ntu u
pas pasanga angan n
unt untuk
mempr empros oses es
dan dan
mengevaluasi informasi yang diperlukan, khususnya bila periode pengenalan awal telah terlambat. g) Jawab Jawab pertan pertanyaa yaan n pasien pasien mengena mengenaii protok protokol, ol, perawa perawatan tan selama selama periode pasca kelahiran. Ras Rasio iona nall
: info inform rmas asii
mengh menghil ilang angka kan n
ansie ansieta tass
yang yang
dapat dapat
meng mengga gang ngu u ikat ikatan an atau atau meng mengak akib ibat atka kan n abso absorp rpsi si dari dari pada pada perhatian terhadap bayi baru lahir. b. Ketidaknyamanan : nyeri, akut berhubungan dengan trauma pembedahan. - Tujuan : ketidaknyamanan ; nyeri berkurang atau hilang. - Kriteria hasil : a) Mengungkapkan kekurangan rasa nyeri. b) Tampak rileks mampu tidur. - Intervensi : a) Tentuk Tentukan an lokasi lokasi dan karakt karakteri eristi stik k ketida ketidakny knyama amanan nan perhat perhatika ikan n isyarat verbal dan non verbal seperti meringis. Rasional : pasien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan secara langsung. Membedakan karakteristik khusus dari nyeri membantu membedakan nyeri paska operasi dari terjadinya komplikasi.
b) Berika Berikan n inform informasi asi dan petunj petunjuk uk antisi antisipas pasii mengen mengenai ai penyeb penyebab ab ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat. Ras Rasio iona nall
: meni mening ngkat katka kan n
peme pemeca caha han n
masa masala lah, h,
memb memban antu tu
mengurangi nyeri berkenaan dengan ansietas. c) Evaluasi tekanan darah dan nadi ; perhatikan perubahan prilaku. Rasional Rasional : pada banyak pasien, pasien, nyeri dapat menyebabkan menyebabkan gelisah, gelisah, sert sertaa teka tekana nan n dara darah h dan dan nadi nadi meni mening ngka kat. t. Anal Analge gesi siaa dapa dapatt menurunkan tekanan darah. d) Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya atau karakteristik nyeri. Rasional Rasional : selama selama 12 jam pertama pertama paska partum, kontraksi kontraksi uterus uterus kuat dan teratur dan ini berlanjut 2 – 3 hari berikutnya, meskipun frek frekue uens nsii
dan dan
inte intens nsit itas asny nyaa
diku dikura rang ngii
fakt faktor or-f -fak akto torr
yang yang
memper memperber berat at nyeri nyeri penyer penyerta ta melipu meliputi ti multi multipar para, a, overdi overdiste stersi rsi uterus. e) Ubah Ubah posisi posisi pasien pasien,, kurang kurangii rangsa rangsangan ngan berbaha berbahaya ya dan berika berikan n gosokan punggung dan gunakan teknik pernafasan dan relaksasi dan distraksi. Rasion Rasional al : merile merileksk kskan an otot otot dan mengal mengalihk ihkan an perhat perhatian ian dari dari sens sensas asii nyer nyeri. i. Meni Mening ngka katk tkan an keny kenyam amana anan n
dan dan
menu menuru runka nkan n
distraksi tidak menyenangkan, meningkatkan rasa sejahtera. f) Lakuka Lakukan n nafas nafas dalam dalam dengan dengan menggun menggunakan akan prosed prosedurur- prosed prosedur ur pembebasan dengan tepat 30 menit setelah pemberian analgesik. Ras Rasio iona nall
: nafa nafass
dalam dalam
meni mening ngkat katka kan n
upay upayaa
pern pernap apas asan an..
Pembebasan menurunkan regangan dan tegangan area insisi dan
mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan berkenaan dengan gerakan otot abdomen. g) Anjurkan ambulasi dini. Anjurkan menghindari makanan atau cairan berbentuk gas; misal : kacang-kacangan, kol, minuman karbonat. Rasion Rasional al : menuru menurunkan nkan pemben pembentuk tukan an gas dan mening meningkat katkan kan peri perist stal alti tik k
untu untuk k
meng menghi hila lang ngkan kan
ketid ketidakn aknya yaman manan an
kare karena na
akumulasi gas. h) Anjurkan penggunaan posisi rekumben lateral kiri Rasional Rasional : memungkinkan gas meningkatkan dari kolon desenden ke sigmoid, memudahkan pengeluaran. i) Infeksi hemoroid pada perineum. Anjurkan penggunaan es secara 20 menit setiap 24 jam, penggunaan bantal untuk peninggian pelvis sesuai kebutuhan. Rasional : membantu regresi hemoroid dan varises vulva dengan meningkatkan vasokontriksi, menurunkan ketidak nyamanan dan gatal, dan meningkatkan fungsi usus normal. j) Palpasi kandung kemih, perhatikan adanya rasa penuh. Memudahkan berkemih periodik setelah pengangkatan kateter indwelling. Rasional : kembali fungsi kandung kemih normal memerlukan 4-7 hari dan overdistensi kandung kemih menciptakan perasaan dan ketidaknyamanan. c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi / kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi. - Tujuan : ansietas dapat berkurang atau hilang.
- Kriteria hasil : a) Mengungkapkan perasaan ansietas b) Melaporkan bahwa ansietas sudah menurun c) Kelihatan rileks, dapat tidur / istirahat dengan benar. - Intervensi : a) Dorong keberadaan atau partisipasi pasangan Rasional : memberikan memberikan dukungan dukungan emosional; emosional; dapat mendorong mendorong mengungkapkan masalah. b) Tent Tentuka ukan n tingk tingkat at ansi ansiet etas as pasi pasien en dan sumb sumber er dari dari masa masala lah. h. Mendorong pasien atau pasangan untuk mengungkapkan keluhan atau harapan yang tidak terpenuhi dalam proses ikatan/menjadi orangtua. c) Bantu pasien atau pasangan dalam mengidentifikasi mengidentifikasi mekanisme mekanisme koping baru yang lazim dan perkembangan strategi koping baru jika dibutuhkan. Rasional : membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap peran baru, mengurangi perasaan ansietas. d) Member Memberika ikan n inform informasi asi yang yang akurat akurat tentan tentang g keadaan keadaan pasien pasien dan bayi. Ras Rasiional onal
: khay khayal alan an
yang yang
dise diseba babk bkan an
infor nforma masi si
atau atau
kesalahpahaman dapat meningkatkan tingkat ansietas. e) Mula Mulaii konta kontak k anta antara ra pasi pasien/ en/pa pasa sang ngan an denga dengan n baik baik sese sesege gera ra mungkin.
Rasion Rasional al : mengur mengurangi angi ansiet ansietas as yang yang mungki mungkin n berhub berhubunga ungan n denga dengan n pena penanga ngana nan n bayi, bayi, taku takutt terh terhad adap ap sesu sesuat atu u yang yang tida tidak k diketa diketahui hui,, atau atau mengang menganggap gap hal yang yang buruk buruk berken berkenaan aan dengan dengan keadaan bayi. d. Harga Harga diri diri rendah rendah berhub berhubunga ungan n dengan dengan merasa merasa gagal gagal dalam dalam perist peristiwa iwa kehidupan. - Tujuan : tidak lagi mengungkapkan perasaan negatif diri dan situasi - Kriteria hasil : a) Mengu Mengung ngkap kapka kan n pema pemaham haman an meng mengena enaii fakt faktor or indi indivi vidu du yang yang mencetuskan situasi saat ini. b) Mengekspresikan diri yang positif. - Intervensi : a) Tentukan respon emosional pasien / pasangan terhadap kelahiran sesarea. Rasional : kedua anggota pasangan mungkin mengalami reaksi emosi emosi negati negatiff terhada terhadap p kelahi kelahiran ran sesare sesareaa meskip meskipun un bayi bayi sehat, sehat, oran orangt gtua ua seri sering ng berduk berdukaa dan mera merasa sa kehi kehila langa ngan n karena karena tida tidak k mengalami kelahiran pervagina sesuai yang diperkirakan. d iperkirakan. b) Tinj Tinjau au ulang ulang part partis isip ipas asii pasi pasien en/p /pas asang angan an dan dan pera peran n dala dalam m pengalaman kelahiran. Identifikasi perilaku positif selama proses prenatal dan antepartal. Rasion Rasional al : respon respon berduk berdukaa dapat dapat berkur berkurang ang bila bila ibu dan ayah ayah mampu saling membagi akan pengalaman kelahiran, sebagai dapat membantu menghindari rasa bersalah.
c) Teka Tekank nkan an kemi kemiri ripa pan n
anta antara ra kela kelahi hira ran n
sesa sesare reaa
dan dan
vagi vagina na..
Sampai Sampaikan kan sifat sifat positi positiff terhad terhadap ap kelahi kelahiran ran sesare sesarea. a. Dan atur atur perawa perawatan tan pasca pasca patum patum sedeka sedekatt mungki mungkin n pada perawa perawatan tan yang yang diberikan pada pasien setelah kelahiran vagina. Rasional: pasien dapat merubah persepsinya tentang pengalaman kelahiran sesarea sebagaiman persepsinya tentang kesehatannya / penyakitnya berdasarkan pada sikap professional. e. Risiko Risiko tinggi tinggi terhadap terhadap infeksi infeksi berhubungan dengan trauma trauma jaringan jaringan / kulit rusak. - Tujuan : infeksi tidak terjadi - Kriteria hasil : a) Luka bebas dari drainase purulen dengan tanda awal penyembuhan. b) Bebas dari infeksi, tidak demam, urin jernih kuning pucat. - Intervensi : a) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan pemb pembuan uanga gan n penga pengala lass kotor kotoran an,, pemba pembalu lutt perin perinea eall dan dan linen linen terkontaminasi dengan tepat. Rasion Rasional al : membant membantu u mencega mencegah h atau atau membat membatasi asi penyeb penyebara aran n infeksi. b) Tinjau Tinjau ulang ulang hemogo hemogolob lobin in / hemato hematokri kritt pranant pranantal al ; perhat perhatika ikan n adanya adanya kondisi kondisi yang yang mempre mempredis dispos posisi isikan kan pasien pasien pada infeks infeksii pasca operasi.
Rasional : anemia, anemia, diabet diabetes es dan persal persalina inan n yang yang lama lama sebelu sebelum m kelahiran sesarea meningkatkan resiko infeksi dan memperlambat penyembahan. c) Kaji status nutrisi pasien. Perhatikan penampilan rambut, kuku jari, kulit dan sebagainya Perhatikan berat badan sebelum hamil dan penambahan berat badan prenatal. Rasional : pasien yang berat badan 20% dibawah berat badan norma normall atau atau yang yang anem anemia ia atau atau yang yang maln malnut utri risi si,, lebi lebih h rent rentan an terhadap infeksi pascapartum dan dapat memerlukan diet khusus. d) Dorong masukkan cairan oral dan diet tinggi protein, vitamin C dan besi. Rasional : mencegah dehidrasi ; memaksimalkan volume, sirkulasi dan dan ali aliran ran uri urin, prot protei ein n dan dan vit vitami amin C dipe diperrlukan ukan unt untuk pembentukan kolagen, besi diperlukan untuk sintesi hemoglobin. e) Inspek Inspeksi si baluta balutan n abdomi abdominal nal terhada terhadap p eksudat eksudat atau atau rembes rembesan. an. Lepasnya balutan sesuai indikasi. Rasion Rasional al : balut balutan an steri sterill menutu menutupi pi luka luka pada 24 jam pertam pertamaa kelahi kelahiran ran sesare sesareaa memban membantu tu melind melindung ungii luka luka dari dari cedera cedera atau atau kontaminasi. Rembesan dapat menandakan hematoma. f) Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikan kemerahan udem, nyeri, eksudat atau gangguan penyatuan. Rasion Rasional al : tanda-t tanda-tanda anda ini menand menandakan akan infeks infeksii luka luka biasan biasanya ya disebabkan oleh steptococus. oleh steptococus. g) Bantu sesuai kebutuhan pada pengangkatan jahitan kulit, atau klips.
Rasional Rasional : insisi insisi biasanya sudah cukup membaik untuk dilakukan dilakukan pengangkatan jahitan pada hari ke 4 / 5. h) Dorong pasien untuk mandi shower dengan menggunakan air hangat setiap hari. Rasional Rasional :Mandi Mandi shower shower biasan biasanya ya diizin diizinkan kan setela setelah h hari hari kedua kedua setela setelah h kelahi kelahiran ran sesare sesarea, a, mening meningkat katkan kan hiegeni hiegeniss dan dan dapa dapatt merangsang sirkulasi atau penyembuhan luka. i) Kaji suhu, nadi dan jumlah sel darah putih. Rasion Rasional al : Demam Demam paska paska operasi operasi hari hari ketiga ketiga,, leucositosis dan tachicardia menunjukkan infeksi. Peningkatan suhu sampai 38,3 C dalam 24 jam pertama sangat mengindentifikasikan infeksi. j) Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus ; perhatikan perubahan involusi atau adanya nyeri tekan uterus yang ekstrem. Rasional Rasional : Setelah kelahiran sesarea fundus tetap pada ketinggian umbilikus selama sampai 5 hari, bila involusi mulai disertai dengan peningkatan peningkatan aliran aliran lokhea, lokhea, perlambata perlambatan n involusi involusi meningkatkan meningkatkan resi resiko ko
endo endome metr trit itis is..
Perk Perkem emba bang ngan an
nyer nyerii
teka tekan n
ekst ekstre rem m
menandakan kemungkinan jaringan plasenta tertahan atau infeksi.