BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG Hemiparesis adalah suatu penyakit sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak ,progesif cepat,berupa defisit neurologis yang berlangsung 24 jam atau lebih langsung menimbulkan kematian dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic. Faktor resiko pada hemiparesis yaitu :
Faktor yang tidak dapat diubah : usia,jenis kelamin,pria,ras,riwayat keluarga,riwayat stroke,riwayat jantung koroner,fibrilasi antrium dan heterozigot atau hemosistinuria.
Faktor yang dapat diubah : hipertensi,DM,merokok,penyalahgunaan obat dan alkohol,kontrasepsi oral,dan hematrokrit meningkat.
Manifestasi klinis pada hemiparesis akut dapat berupa : •
Kelumpuhan wajah anggota badan
•
Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan
•
Perubahan mendadak status mental
•
Ataksia
•
Vertigo ,mual,dan muntah
1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. DEFIN DEFINISI ISI PE PENY NYAK AKIT IT Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, mendadak, progesif cepat, berupa deficit neurologis neurologis fokal,/dan fokal,/dan global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic (sumber : Kapita Selekta Kedokteran Jilid II). Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (sumber : Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin). B. ETIOL IOLOGI Infark otak (80%) a. Emboli Φ Emboli kardiogenik • Fibrilasi atrium dan aritmia lain • Thrombus mural dan ventrikel kiri • Penyakit katub mitral atau aorta • Endokarditis (infeksi atau non infeksi) Φ Emboli paradoksal (foramen ovalepaten) Φ Emboli arkus aorta •Aterotrombotik (penyakit pembuluh darah sedang-besar) Φ Penyakit eksrakanial • Arteri karotis interna • Arteri vertebralis Φ Penyakit intracranial • Arteri karotis interna • Arteri serebri interna • Arteri basilaris • Lakuner (oklusi arteri perforans kecil) b. Pendarahan Pendarahan intraserebral intraserebral (15%) (15%) . • Hipertensi •.Malformasi artei-vena •.Angipati amiloid c.Pendarahan subaraknoid (5%) d. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan) • Trobus sinus dura • Diseksi arteri karotis atau vertebralis • Vaskulitis system saraf pusat • Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intracranial yang progesif) • Migren • Kondisi hiperkoagulasi 2
•. Penyalahgunaan obat •. Kelainan hematologist (anemia sel sabit, polisistemia,atau leukemia) •. Miksoma atrium .Factor Risiko : Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, pria, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau Stroke, riwayat jantung koroner, fibrilasi atrium & heterozigot atau untuk hemosistinuria. Yang dapat diubah : hipertensi, DM, merokok, penyalahgunaan obat & alcohol, kontrase kontrasepsi psi oral, oral, hemato hematokrit krit mening meningkat, kat, bruit bruit karotis, karotis, asimtom asimtomati atis, s, hiperuri hiperurisem semia, ia, dan dislipedemia. C. Manif Manifest estasi asi Klini Kliniss Pada stroke non hemoragik (iskemik), gejala utamanya adalah timbulnya deficit neurologist secara mendadak/subakut, di dahului gejala prodromal, terjadinya pada waktu istirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran tidak menurun, kecuali bila embolus cukup besar, biasanya biasanya terjadi terjadi pada usia usia > 50 tahun. tahun. Menurut WHO dalan International Statistical Dessification Of Disease And Realeted Health Problem 10 th revitoan, stroke hemoragik dibagi atas : 1. Pendarahan Intraserebral (PIS) 2. Pendarahan Subaraknoid (PSA) Stroke akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi, hipertensi, biasanya terjadi pada siang hari, saat aktifitas aktifitas atau emosi/marah, emosi/marah, sifat: nyeri kepala hebat, mual dan muntah sering terjadi pada permulaan serangan.Hemiparesis/hemiplagi biasa terjadi pada permulaan serangan, kesadaran menurun dan cepat masuk koma (60% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara stengah jam s.d 2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari). Pada pasien PSA gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut, kesadaran sering terganggu & sangat bervariasi, ada gejala/tanda rangsangan maningeal, oedema pupil dapat terjadi bila ada subhialoid karena pecahnya aneurisma pada arteri komunikans anterior atau arteri karotis interna. Gejala neurologist tergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa : • Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis yang timbul mendadak) • Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemiparesik) • Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma) • Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami ucapan) • Disartria (bicara pelo atau cadel) • Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler, atau diplopia) • Ataksia (trunkal atau anggota badan) • Vertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala. D. Pato Patofi fisi siol olog ogii Pathway a. Stroke non hemoragik b. Stroke hemoragik hemoragik c. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan radiologi sietem saraf 3
• Miografi • CT Scan • Angiografi • MRI • EEG • EMG 2. laboratorium • Darah • Urine • Cairan serebrospinal E. Penatalaksanaan 1. Demam : deman dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan harus diobati secara agresif dengan antipiretik (asetaminofen) atau kompres hangat, jika diperlukan. Penyebab deman adalah pneumonia aspirasi, lakukan kultur darah dan urine kemudian berikan antibiotik intravena secara empiris (sulbenisilin,sepalosporin, dll) dan terapi akhir sesuai hasil kultur. 2. Nutrisi : pasien stroke memiliki risiko tinggi untuk aspirasi. Bila pasien sadar penuh, tes kemampuan menelan dapat dilakukan dengan memberikan satu sendok air putih kepada pasien dengan posisi setengah setengah duduk dan kepala fleksi kedepan sampai dagu menyentuh menyentuh dada, perhatikan pasien tersedak atau batuk dan apakah suaranya berubah (negative). Bila tes menelan negative dan pasien dengan kesadaran menurun, berikan makanan enteral melalui pipa nasoduodenal ukuran kecil dalam 24 jam pertama setelah onset stroke. 3. Hidrasi intravena : hipovolemia sering ditemukan dan harus dikoreksi dengan kristaloid isotonis. Cairan hipotonis (misalnya dektrosa 5% dalam air, larutan NaCL 0,45%) dapat memperhebat edema serebri dan harus dihindari. 4. Gluko Glukosa sa : hiper hipergl glike ikemi miaa dan hipog hipogli like kemi miaa dapat dapat menim menimbu bulk lkan an sksase sksaserba rbasii siiske skemia mia.. Walaupun relevansi klinis dari efek ini pada manusia belum jelas, tetapi para ahli sepakat bahwa hiperglikemia hiperglikemia (kadar glukosa darah sewaktu sewaktu >200mg/dl)harus >200mg/dl)harus dicegah. Skala luncur (sliding scale) setiap 6 jam selama 3-5 hari sejak onset stroke. 5. Perawatan paru : fisioterapi dada setiap 4 jam harus dilakukan untuk mencegah atelaktsis paru pada pasien yang tidak bergerak. bergerak. 6. Aktivitas : pasien dengan stroke harus diimobilisasi dan harus dilakukan fisioterapi sedini mungkin bila kondisi klinis neurologist dan hemodinamik stabil. Untuk fisioterapi pasif pada pasien pasien yang belum belum bergerak, bergerak, perubahan posisi badan badan dan ekstremitas ekstremitas setiap setiap 2 jam. untuk mencegah dekubitus, latihan gerakan sendi anggota badan secara pasif 4 kali sehari untuk untuk mence mencega gahh kontr kontrakt aktur. ur. Splin Splin tumit tumit untuk untuk mempe mempert rtaha ahanka nkann kaki kaki dalam dalam posis posisii dorsofleksi dorsofleksi dan dapat juga mencegah pemendekan tendon Achilles. Achilles. Posisi kepala 30 derajat dari bidang horisontal untuk menjamin aliran darah yang adekuat ke otak dan aliran balik vena ke jantung, kecuali pada pasien hipotensi (posisi datar), pasien dengan muntah-muntah (dekubitus lateral kiri), pasien dengan gangguan jalan nafas (posisi kepala ekstensi). Bila kondisi memungkinkan, maka pasien harus diimobillisasi aktif ke posisi tegak, duduk dan pindah ke kursi sesuai sesuai toleransi toleransi hemodinamik hemodinamik dan dan neurologist. neurologist. 7. Neurorestorasi dini : stimulasi sensorik, kognitif, memori, bahasa, emosi serta otak yang terganggu. Depresi dan amnesia juga harus dikenali dan diobati sedini mungkin. 8. Profilaksis trombosis vena dalam : pasien stroke iskemiok dengan imobilisasi lama yang tidak dalam pengobatan heparin intravena harus diobati dengan heparin 5.000 unit atau fraksiparin 0,3 cc setiap 12 jam selama 5-10 hari untuk mencegah pembentukan thrombus 4
dalam vena profunda, karena insidennya sangat tinggi Terapi ini juga dapat diberikan dengan pasien perdarahan intraserebral setelah 72 jam sejak onset. 9. Perawatan vesika : kateter urine menetap (kateter foley), sebaiknya hanya dipakai hanya ada pertimbangan pertimbangan khusus khusus (kesadaran menurun, menurun, demensia, demensia, afasia afasia global). global). Pada pasien pasien yang sadar dengan gangguan berkemih, kateterisasi intermiten secara steril setiap 6 jam lebih disukai untuk mencegah kemungkinan infeksi, pembentukan batu, dan gangguan sfingter vesika terutama pada pasien laki-laki yang mengalami retensi urine atau pasien wanita dengan inkontinensia atau retensio urine. Latihan vesika harus dilakukan bila pasien sudah sadar.
BAB III ASKEP TEORI
A.PENGKAJIAN Pengk Pengkaji ajian an merup merupak akan an pemiki pemikiran ran dasar dasar dari dari prosos prosos keper keperaw awata atann yang yang bertu bertuju juan an untuk untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapar mengidentifikasi, mengenali 5
masalahmasalah-masa masalah lah,, kebutuh kebutuhan an kesehata kesehatan, n, dan keperaw keperawatan atan pasien pasien baik mental mental,, sosial sosial dan lingkungan. (Isi kapan pengkajian dilakukan, jam brapa, siapa yang melakukan,data diperoleh dari pasien, keluarga, catatan medik, perawat, dokter atau tim kesehatan lain) Nama Mahasiswa Mahasiswa : Alfaera Alfaera Dwi ANjani ANjani Tempat praktik :RSUD Dr.Soeroto Ngawi Tanggal pengkajian :15-12-2010 Sumber informasi :Pasien,Keluarga,& :Pasien,Keluarga, & Perawat sebelumnya 1.Identitas diri klien Pasien (diisi lengkap) : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Tgl Masuk RS, No. CM, Alamat. Penanggung Penanggung Jawab (diisi lengkap) : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat. 2. Riwayat kesehatan Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien) riwayat kesehatan keluarga (adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak) 3. Pemeriksaan fisik Keadaan umum . pemeriksaan persistem a. sist sistem em per perse seps psii & sens sensor orii (pemeriksaan 5 indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa) b. Sistem persarafan (bagaimana tingkat kesadaran, GCS, reflek bicara, pupil, orientasi waktu & tempat) c. Sist Sistem em per perna nafa fasa sann (Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas) d. Sist Sistem em kardi kardiov ovas asku kule ler r (nilai TD, nadi dari irama, kualitas dan frekuensi) e. Sist Sistem em gastr gastroi oint ntes esti tina nall (nilai kemampuan menelan, nafsu makan/minum, peritaltik, eliminasi) f. Sist Sistem em int integum egumeen (nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien) g. Sist Sistem em repr reprod oduk uksi si h. Sist Sistem em perk perkem emih ihan an (nilai frekunsi BAK, volume BAK) 4. Pola fungsi kesehatan 6
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : pada klien hipertensi terdapat juga kebiasaan untuk merokok, minum alcohol dan penggunaan obat-obatan. Pola aktifitas dan latihan : pada klien hipertensi terkadang mengalami/merasa lemas, pusing, kelelahan, kelelahan, kelemahan kelemahan otot otot dan kesadaran kesadaran menurun. menurun. Pola nutrisi dan metabolisme : pada pasien hipertensi terkadang mengalami mual dan muntah. Pola eliminasi : pada pasien hipertensi terkadang mengalami oliguri. Pola tidur dan istirahat. Pola kognitif dan perceptual Persepsi diri/konsep diri Pola toleransi dan koping stress : pada pasien hipertensi biasanya mengalami stress psikologi. psikologi. Pola seksual reproduktif Pola hubungan dan peran Pola nilai dan keyakinan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan stroke adalah sebagai berikut: 1. Perfusi Perfusi jaringan jaringan tidak tidak efektif efektif (spesifik (spesifik : renal, renal, serebral serebral,, kardiova kardiovaskul skuler,p er,pulm ulmonal onal,, gastrointestinal, perifer) b/d aliran arteri terhambat. 2. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan muskuloskeletal & neurovaskeler. 3. Risiko disfungsi neurovakuler perifer b/d imobilisasi. 4. Konstipasi b/d aktifitas fisik tidak adekuat. 5. Gangguan cirta tubuh b/d penyakit. 6. Kurang perawatan diri : mandi, berpakaian, makan, toileting b/d tidak berfungsinya anggota gerak. C. PRIORITAS DIAGNOSA 1. Perfusi jaringan jaringan tidak efektif efektif (spesifik (spesifik : serebral) b/d aliran aliran arteri terhambat. terhambat. 2. Kerusakan Kerusakan mobilitas mobilitas fisik b/d kerusakan kerusakan muskuloskeleta muskuloskeletall & neurovaskeler. neurovaskeler. 3. Kurang perawatan diri:mandi,berpakaian,makan,toileting b/d tidak berfungsinya anggota gerak. D. INTERVENSI & RASIONAL KEPERAWATAN • Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik : serebral) Kreteria hasil : 1. Tekanan darah dalam dalam batas-batas batas-batas yang yang dapat dapat diterima diterima 2. Tid Tidak ak ada keluhan keluhan sakit sakit kepala, kepala, pusing pusing 3. Nilai laboratorium laboratorium dalam dalam batas-bata batas-batass normal normal 4. Tanda-ta Tanda-tanda nda vita vitall stabil stabil Intervensi : 1. Monitor Monitor tekanan darah tiap 4 jam, nadi apical dan neurologis tiap 10 menit. Rasional : Untuk mengevaluasi perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi. 2. Pertahankan Pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler sampai tekanan darah dipertahankan dipertahankan pada tingkat tingkat yang dapat dapat diterima. diterima. 7
Rasional Rasional : Tirah Tirah baring baring membant membantuu menurun menurunkan kan kebutuha kebutuhann oksigen oksigen,, posisi posisi duduk duduk meningkatkan aliran darah ateri berdasarkan gaya grafitasi, konstruksi arteriol pada hipertensi menyebabkan peningkatan darah pada arteri. 3. Pantau data laboratorium misal: GDA, kreatinin. Rasional : Indicator perfusi atau fungsi organ. 4. Anjurkan tidak tidak menggunakan menggunakan rokok atau nikotin. Rasional : Meningkatkan vasokontriksi. Kolaborasi asi pember pemberian ian obat-oba obat-obatan tan antihip antihiperte ertensi nsi misal misal golonga golongann inhibit inhibitor or simpa simpa 5. Kolabor (propanolol, atenolol), golongan vasodilator (hidralazin). Rasional : Golongan inhibitor secara umum menurunkan tekanan darah melalui efek kombinasi penurunan tahanan perifer, menurunkan curah jantung, menghambat syaraf simpa simpati tis, s, dan dan menek menekan an pelepa pelepasan san renni rennin. n. Golon Golonga gann vasod vasodil ilat ator or berfu berfungs ngsii untuk untuk merilekkan otot polos vaskuler. • Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan muskuloskeletal & neurovaskeler. Kreteria hasil : a. Kerusakan kulit terhindar, tidak ada kontraktur dan footdrop. b. Klien Klien berpartisipasi berpartisipasi dalam dalam program latihan c. Klien mencapai keseimbangan saat duduk d. Klien mampu menggunakan sisi tubuh yang tidak sakit untuk kompensasi hilangnya fungsi pada sisi yang hemiplagi. Intervensi : 1. Berikan posisi yang benar. Rasio Rasiona nall : pembe pemberia riann posis posisii yang yang benar benar penti penting ng untuk untuk mence mencega gahh kontr kontrakt aktur; ur; meredakan tekanan; membantu kesejajaran tubuh yang baik; mencegah neuropati kompresif; khususnya terhadap saraf ulnar dan pireneal. 2. Berikan posisi tidur yang tepat. Rasional : mempertahankan posisi tegak ditempat tidur dalam periode yang lama akan memperberat deformitas fleksi panggul dan pembentukan dekubitus disakrum. 3. Berikan papan kaki. Rasional : digunakan sesuai interval selama periode flaksid setelah stroke untuk mempertahankan kaki pada sudut yang benar terhadap tungkai ketiak pasien pada posisi terlentang. Hal ini mencegah mencegah footdrop dan korda tumit menjadi pendek akibat kontraktur otot gastroknemius. 4. Cegah adduksi bahu. Rasional : membantu mencegah edema dan fibrosis yang akan mencegah rentang gerak normal bila pasien telah dapat melakukan kontrol lengan. 5. Cegah rotasi panggul. 6. Atur posisi tangan dan jari. a. Jari-jar Jari-jarii diposisik diposisikan an sedikit sedikit fleksi fleksi b.Tangan ditempat ditempatkan kan agak supinasi supinasi Rasional : posisi tangan dan jari yang fungsional dapat mencegah edema tangan. 7.Ubah posisi pasien tiap 2 jam Rasional : pemberian posisi ini penting untuk mengurangi tekanan dan mengubah posisi dengan sering untuk mencegah pembentukan dekubitus. 8. Latihan rom (range of motion) 4 s/d 5 kali sehari. 8
Rasional : latihan bermanfaat untuk mempertahankan mobilitas sendi, mengembalikan control motorik, mencegah terjadinya kontraktur pada ekstremitas yang mengalami paralysis, paralysis, mencegah mencegah bertambah bertambah buruknya system neurovaskuler neurovaskuler dan meningkatkan meningkatkan sirkulasi. Latihan juga menolong dalam mencegah terjadinya stasis vena yang dapat mengakibatkan adanya trombus dan emboli paru. 9. Siapkan pasien untuk ambulasi Rasional : untuk mempertahankan keseimbangan saat duduk dan saat berdiri. •.Kurang perawatan diri : mandi, berpakaian, makan, toileting b/d tidak berfungsinya anggota gerak. Kreteria hasil : a. Pasien dapat merawat diri berpakaian b. Pasien dapat merawat merawat diri mandi c. Pasien dapat merawat diri makan d. Pasien dapat merawat diri toileting Intervensi (self care assistance) : 1. Kaji kemampuan klien untuk perawatan diri 2. Pantau kebutuhan klien untuk alat bantu dalam mandi, berpakaian, makan, toileting. 3. Berikan bantuan hingga klien sepenuhnya dapat mandiri 4. Dukung klien untuk menunjukkan aktivitas normal sesuai kemampuan 5. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien E.IMPLEMENTASI & RESPON 1.Memonitor Tekanan darah tiap 4 jam sekali Respon : pasien merasa lebih nyaman,mengetahui perkembangannya tiap 4 jamnya 2.Memberikan pengarahan posisi tidur yang tepat Respon : pasien dapat beristirahan dengan nyenyak 3.Mengkaji kemampuan klien untuk perawatan diri Respon : pasien merasa diperhatikan dan terpenuhinya kebutuhannya
BAB IV ASKEP KASUS
Nama mahasiswa mahasiswa Tgl Praktek NIM Paraf Ruang Tanggal Pengkajian A. Peng Pengka kaji jiaan 9
: Alfaera Alfaera Dwi Anjani Anjani : 14 S/D 20-12-2010 : 04.03.0183 04.03.0183 : :ANGGREK 7/1 : 15-12-2010
1. IDENTITAS DATA. Identitas diri klien Nomer Rekam Rekam Medis Medis Tanggal masuk RS Nama Klien Klien Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Agama Status perkawinan Alamat
: 384585 : 11-12-2010 : NY.A : 55 tahun : perempuan : SD : Wiraswasta : islam : kawin :Sempol 03/12,Gendingan,Kauman,Mgawi
Penanggung jawab Nama Jenis kelamin Alamat Pekerjaan
: Tn. A : laki-laki : Sempol 03/12,Gendingan,Kauman,Mgawi : wiraswsta
2. GENOGRAM : Keterangan : : perempuan : ibu klien dengan riwayat sama : pasien perempuan : laki-laki Riwayat Kesehatan a. Riwa Riwaya yatt keseh kesehat atan an sekara sekarang ng • Keluhan utama Setengah badan sebelah kiri tidak terasa, berat & tidak bisa digerakkan, badan terasa lemas. • Faktor pencetus Pasien mempunyai penyakit darah tinggi yang berlang sung lama ± sudah 1 tahun. • Awal serangan Sejak 1 mingggu sebelum pasien masuk rumah sakit setengah anggota badan sebelah kiri terasa dingin. • Usaha yang pernah dilakukan Pasien pernah memeriksakan kondisinya ke Puskemas apabila kepala pasien pusing, dan pada tanggal tanggal 11 agustus agustus 2006 pasien masuk masuk rumah sakit sakit dengan dengan keluhan tiba-tiba badan terasa lemas, setengah badan sebelah kiri tidak terasa & berat untuk untuk digerakkan. digerakkan. • Upaya pengobatan Di UGD pasien mendapat pengobatan : 1. Oksigen Oksigen 2-3 Lite Liter/me r/menit nit 2. Injeksi Injeksi pirace piracetam tam 3 gr gr IV/12 IV/12 jam 3. Injeksi Injeksi brainae brainaett 1 Amp IV/12 IV/12 jam jam 10
4. Captopri Captoprill 2 x 25 gram b. Riwayat Riwayat kesehatan kesehatan yang lalu lalu Pasien pernah menderita hipertensi.± 1 tahun yang lalu. c. Riwayat Riwayat Kesehat Kesehatan an Kelua Keluarga rga Ibu dari pasien memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien 3. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum Personal hygine : cukup Status gizi : tidak ada masalah b. pemeriksaan pemeriksaan persistem persistem a. sist sistem em per perse seps psii & sens sensor orii Pendengaran : normal, tanpa bantuan Penglihatan : baik, tidak ada keluhan Penciuman : baik, tidak ada septum. Pengecapan : baik,masih bisa merasakan makanan. Perasa : masih dapat merasakan stimulus b. Sistem persarafan persarafan Tingkat kesadaran : composmentis GCS : 4-5-6 Bicara : lancar Pupil : isokor Orientasi waktu : klien mengetahui waktu azdan Orienta ntasi tempat pat : kl klien ien me menge ngetahui hui dir dirin inya ya dira diraw wat dir diruumah sa sakit kit c. Sist Sisteem pern pernaf afas asan an Frekuensi : 20X/menit Kualitas : kuat Suara : vesikuler Jalan nafas : terpasang O2 2 – 3 ltr/menit d. Siste Sistem m kardi kardiova ovasku skule ler r TD : 170/130 mmHg Nadi • Irama : teratur • Kualitas : kuat • Frekuensi : 78X/menit e. Siste Sistem m gastr gastroin ointe testi stinal nal Nafsu makan.minum makan.minum : baik, 3X sehari Kemampua puan menel nelan : baik baik Eliminasi : BAB 5X sehari f. Sist Sisteem inte integu gume menn Warna kulit : sawo matang Turgor kulit : kembali cepat Tekstur kulit : baik (tidak ada luka) g. Sist Sistem em repr reprod oduk uksi si 11
Tidak ada masalah h. Sist Sistem em perk perkem emih ihan an Freku Frekunsi nsi BAK BAK : 3-5X 3-5X sehar sehari,i, tidak tidak ada masal masalah ah Volume BAK : ± 1000-1500 CC/hari c. Pola fungsi kesehatan 1. Pola persepsi - pemeliharaan kesehatan Pasien mengatakan bahwa sakit adalah suatu rasa tidak enak pada badan yang membuat kita menjadi tidak nyaman dan pasien mengatakan bahwa kesehatan merupakan suatu keadaan dimana dia dapat melakukan aktifitas tanpa disertai gangguan pada tubuh dan persaannya (rohani). Pasien mengatakan bahwa sering mengkomsumsi makanan yang berlemak merugikan kesehatan, tetapi pasien setiap hari sering mengkonsumsinya. 2. Pola aktivitas - latihan Kemampuan pasien dalam menata dirinya sebelum dan selama sakit adalah : Aktifitas 0 1 2 3 4 Makan √ Mandi √ Berpakaian √ Toileting √ Tingkat mobilitas ditempat tidur √ Berpi Berpinda ndahh √ Kemampuan ROM √ Berjalan √ Kekuatan otot √ Keterangan : 0 : Mandiri 1 : Menggunakan alat Bantu 2 : Dibantu orang lain 3 : Dibantu orang dan peralatan 4 : ketergantungan/tidak mampu
3.
Selama sakit pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas rutinnya yaitu berjalan karena karena setengah setengah dari badannya badannya bagian bagian kiri tidak tidak bisa digerakkan. digerakkan. Pola tidur-is -istirahat Sebelum sakit, pasien mengatakan pasien jarang melakukan tidur siang kecuali dalam keadaan lelah/mengalami kelelahan. Biasanya pasien tidur malam mulai pukul 21.00 21.00 WIB sampai sampai pukul 04.30 WIB dam lamanya lamanya tidur tidur pasien ± 8,5 jam. Selama sakit pasien mengatakan merasa sulit memasuki awal tidur karena nyeri kepala, terkadang terbangun pada malam hari dan ketika bangun tidur nyeri kepala berkurang. Dan lamanya lamanya tidur ± 6 jam dan dan awal tidur tidur malam malam mulai mulai pukul 22.00 22.00 dan bangun pada pukul 04.00. 4. Pola Pola nutrisi nutrisi dan metab metabolis olisme me Sebelum sakit, pasien mengatkan bahwa sebelum sakit pasien makan 3x sehari dengan porsi 1 piring yang isinya nasi, sayur, tempe, tahu, dan ayam. Pasien minum sehari ± 7 gelas/hari, kadang-kadang pasien minum teh pada pagi hari. 12
Selama sakit, pasien tidak mengalami perubahan nafsu makan atau pola makan, frekuensi makan tetap 3x/hari, minum ± 6x/hari dan pasien tidak merasakan adanya mual-mual dan muntah. 5. Pola Pola elim elimina inasi si Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa dalam BAB biasanya 1-3x sehari dengan konsistensi feses lembek dengan warna kuning dan BAK 3-5x sehari dengan warna kuning. Pasien mengatakan bahwa ia merasa tenang menghadapi masalahnya 6. Pola Pola kogniti kognitiff – perceptu perceptual al Pasien selama sakit mampu berkomunikasi dan mengerti apa yang sedang dibicarakan, merespon dan berorientasi dengan baik dengan orang lain. Terdapat gangguan persepsi sensorik berupa nyeri pada dareah kepala. 7. Persepsi Persepsi diri/ko diri/konsep nsep diri Karena ia percaya bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya dan kepercayaan terhadap anak-anaknya yang dapat menggantikan perannya sewaktu menyelelesaikan masalah yang terdapat di rumah. Tetapi meskipun demikian pasien juga juga merasa cemas cemas terhadap terhadap penyakitnya penyakitnya apakah apakah bisa sembuh sembuh dengan dengan total dan tidak terjangkit lagi. 8. Pola Pola toleransi toleransi - kopi koping ng stress stress Selama menyelesaikan masalah pasien selalu terbuka dengan anggota keluarga yang lain sehingga ketika ada masalah selalu dipecahkan bersama terutama dengan suamin dan anak-anaknya. 9. Pola Pola hubunga hubungann dan peran peran Hubungan pasien dengan keluarga baik dan dengan masyarakat sekitar. Keluarga pasien khawatir khawatir dengan dengan kondisi kondisi pasien dan dan keluarganya keluarganya selalu selalu mendampingi mendampingi pasien. 10.Pola nilai dan keyakinan Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa ia dalam menjalankan ibadah/sholat tidak secara rutin dilakukan. Selama sakit, dia selalu berdikir dan berdoa agar kondisinya dapat pulih kembali. 11.Pola Seksual dan Reproduksi Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah dalam BAK tetap lancar dan normal. Pasien juga lancar setiap bulan dalam menstruasi. Saat ini : Pasien dalam hal BAK dan menstruasi juga tidak masalah sama seperti sebelum sakit. d. Pemeriksaan head to toe 1. Pemeriksaan kulit dan rambut Kuli Kulitt : Sian Sianos osis is (-) (-),, ikte ikteru russ (-), (-), puc pucat at (-) (-),, turg turgor orke kemb mbal alii cepa cepat,t, ede edema ma (-) (-).. Rambut : Warna hitam keputihan, distribusi merata tidak botak dan lebat. 2. Pemriksaan kepala dan leher Kepala : Mata, reflek pupil (+), konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik. Telinga, pada daun telinga, liang telinga, membrane timpani, mastoid tidak ada tanda adanya peradangan dan terlihat bersih, pendengaran baik. Mulut, Mulut, bibir bibir gusi dan lidah lidah radang (-), tidak memakai memakai gigi pasangan, kondisi kondisi gigi gigi tidak terdapat caries. Hidung, tidak terdapat polip, sekrer/lendir (-). 13
3.Pemeriksaan dada Lehe Leherr : Pas Pasie ienn men menga gata taka kann lehe lehern rnya ya ter teras asaa kaku kaku,, mas massa sa (-) (-),, nyer nyerii tel telan an (-) (-).. Paru-paru : Bentuk Bentuk dada dada simetris, simetris, pergerakan pergerakan nafas teratur, teratur, suara suara nafas vesikuler. vesikuler. Jantu Jantung ng : denyu denyutt nadi nadi agak agak cepat cepat dan dan iram iramany anyaa regula regular/t r/tera eratu tur, r, frekue frekuensi nsi 78x/menit, tidak ada suara jantung tambahan. Tekanan darah 170/130 mmHg. 4.Pemeriksaan abdomen Tidak ada lesi pada dinding/kulit perut, ketegangan dinding perut (-), nyeri tekan (-). 5. Ek Ektr trim imit itas as Edema (-), rentang gerak baik, kekuatan otot 5 0 e. Pemeriksaan Penunjang 1. Kimia klinik •.Parmeter Hasil Satuan Nilai normal •.GDS •.Trigleserida •.colesterol total •.HDL •.LDL •.Kreatinin •.ureum 2. Urine lengkap • Warna • Reaksi • Protein • Gula • Keton • Urobilin • Bilirubin • Nitrite • Darah • Protein esbach • P.P test
: kuning : asam :+ ::::::::-
3.sediment • leukocyte : +++ • eritrocyte eritrocyte : ++ • epithel cell :4.PROGRAM TERAPI : TANGGAL JAM JENIS TERAPI 16/08/2006 16:00 Piracetam 3 gr/12 jam IV Cholinar 250 mg/12 jam IV Lasix 1 Amp/8 jam IV Forbion 2 x 1 per-Oral 14
16/08/2006 24:00:00 Lasix 1 Amp/8 jam IV 17/08/2006 04:00 Piracetam 3 gr/12 jam IV Cholinar 250 mg/12 jam IV Forbion 2 x 1 per-Oral 08:00 Lasix 1 Amp/8 jam IV Captopril 2 x 25 gr per-Oral 16:00 Forbion 2 x 1 per-Oral Piracetam 2 x 280 mg per-Oral Cholinar 3 x 500 mg per-Oral 20:00 Captopril 2 x 25mg per-Oral 18/08/2006 24:00:00 Cholinar 3 x 500 mg per-Oral 04:00 Forbion 2 x 1 per-Oral Piracetam 2 x 280 mg per-Oral Captopril 2 x 25mg per-Oral 08:00 Cholinar 3 x 500 mg per-Oral Bioneuron 2x1 per-Oral Ranitidine 2 x1 per-Oral vit B1/B6/B12 2 x 1 per-Oral 16:00 Cholinar 3 x 500 mg per-Oral 20:00 Bioneuron 2x1 per-Oral Ranitidine 2 x1 per-Oral vit B1/B6/B12 2 x 1 per-Oral 19/08/2006 24:00:00 Cholinar 3 x 500 mg per-Oral 08:00 Bioneuron 2x1 per-Oral Ranitidine 2 x1 per-Oral vit B1/B6/B12 2 x 1 per-Oral Forbion 2 x1 per-Oral Piracetam 2 x 280 mg per-Oral Radin 2 x1 per-Oral Brainact 2 x 1 per-Oral 20:00 Forbion 2 x1 per-Oral Piracetam 2 x 280 mg per-Oral Radin 2 x1 per-Oral Brainact 2 x 1 per-Oral 20/08/2006 08:00 Forbion 2 x1 per-Oral Piracetam 2 x 280 mg per-Oral Radin 2 x1 per-Oral Brainact 2 x 1 per-Oral Captopril 2 x 25mg per-Oral Figo1 x10 mg per-Oral B. ANAL ANALIS ISA A DATA DATA DATA PROBLEM SIMTOM • Jam/tgl 15
•
•
•.16-08-2006/09:00 DS Pasien mengatakan setengah anggota badan kiri kaku. Pasien mengatakan kepalanya pusing. Pasien mengatakan tekanan darahnya tinggi. Pasien mengatakan setengah dari badannya susah untuk digerakkan Pasien mengatakan tidak mampu mandi, berpakaian, makan, toileting secara mandiri. DO • TD : 170/130. •N : 78X/menit. •S : 36,5 °C. Perfusi jaringan tidak efektif (spesfik : serebral),Aliran arteri terhambat Pasien tampak susah untuk berpindah posisi Pasien bedrest,Kerusakan mobilitas fisik,Kerusakan muskuloskeletal & neurovaskuler Dalam mandi, berpakaian, makan, toileting pasien dibantu oleh keluarga. Kurang perawatan perawatan diri : makan, makan, mandi, mandi, berpakaian, berpakaian, toileting toileting Tidak Tidak berfungsinya berfungsinya anggota anggota gerak
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik : renal, serebral, kardiovaskuler, pulmonal, gastrointestinal, perifer) b/d aliran arteri terhambat. 2. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan muskuloskeletal & neurovaskeler. 3. Kurang perawatan diri : makan, mandi, berpakaian, toileting b/d tidak berfungsinya anggota gerak. BAB V PENUTUP
A.KESIMPULAN adalah kelemahan pada satu sisi tubuh. Kontras dengan Hemiplegia , yang kelumpuhan kelumpuhan total total pada lengan, lengan, kaki, kaki, dan bagasi di sisi yang sama dari tubuh. tubuh. Hemipare Hemiparesis sis adalah adalah generall generallyy penyebab luka dari the corticospinal corticospinal tract. tract. Hemiparesis umumnya disebabkan oleh lesi pada saluran kortikospinalis , yang berjalan turun dari kortikal neuron di lobus frontal ke motor neuron saraf tulang belakang (lihat paragraf kedua Amyotrophic Amyotrophic lateral sclerosis sclerosis ) dan bertanggung jawab untuk gerakan otot-otot tubuh dan anggota tubuhnya. Hemiparesis
Stroke Stroke adalah adalah suatu suatu keadaan keadaan hilangn hilangnya ya sebagia sebagiann atau atau seluruh seluruh fungsi fungsi neurolog neurologis is (defisit (defisit neurologik fokal atau global) yang terjadi secara mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak karena berkurangnya berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) iskemik) atau pecahnya pembuluh pembuluh darah secara spontan (stroke perdarahan). Pada kasus ini, pasien tiba-tiba tiba-tiba merasa tubuh sebelah kiri lemah saat bangun tidur dan bicara pelo. pelo. Berdasarkan Berdasarkan anamnesis anamnesis dan pemeriksaan pemeriksaan fisik dibuat dibuat diagnosis diagnosis stroke iskemik. iskemik.
16
17