������� ��������� �����������
�������� ������ �����������
(Askep Goiter)
����
� � �� � � � �� � �� � � � �� �� ��������� � � � �
2
Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Endokrin
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia. Fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Hormon yang terpenting ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3).
Sumber : bigworld027.wordpress.com bigworld027.wordpress.com
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah kanan dan satu lagi disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur ( yang dinamakan isthmus atau ismus). Setiap lobus berbentuk seperti buah pir. Kelenjar tiroid mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal fascia. Pada keadaan tertentu kelenjar tiroid aksesoria dapat ditemui di
sepanjang jalur perkembangan embriologi tiroid. (Brunner, Suddath 2001)
���������� ���������� �������� ����
Page 2
3
Sumber : sarwoedi.wordpress.com Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat menyerap iodin atau yodium yang diambil melalui pencernaan makanan. Iodin ini akan bergabung dengan asam amino tirosin yang kemudian akan diubah menjadi T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin). Dalam keadaan normal pengeluaran T4 sekitar 80% dan T3 15%. Sedangkan yang 5% adalah hormon-hormon lain seperti T2. T3 dan T4 membantu sel mengubah oksigen dan kalori menjadi tenaga (ATP = adenosin tri fosfat). T3 bersifat lebih aktif daripada T4. T4 yang tidak aktif itu diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang ada di dalam hati dan ginjal. Proses ini juga berlaku di organ-organ lain seperti hipotalamus yang berada di otak tengah. Hormon-hormon lain yang berkaitan dengan fungsi tiroid ialah TRH (thyroid releasing hormon) dan TSH ( thyroid stimulating hormon). Hormon-hormon ini membentuk satu sistem aksis otak (hipotalamus dan pituitari)- kelenjar tiroid. TRH dikeluarkan oleh hipotalamus yang kemudian merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan TSH. TSH yang dihasilkan akan merangasang tiroid untuk mengeluarkan T3 dan T4. Oleh kerena itu hal yang mengganggu jalur di atas akan menyebabkan produksi T3 dan T4. Adapun struktur tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder disatukan oleh jaringan ikat selselnya mengeluarkan sera. Adapun fungsi kelenjar tiroid adalah: 1.
Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2.
Mengatur pengguanaan oksidasi
3.
Mengatur pengeluaran karbondioksida
4.
Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5.
Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Definisi Goiter
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid disebut juga struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat
���������� ���������� �������� ����
Page 3
4
kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya. Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Struma dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia. Hal tersebut akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Bila pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia
Pembesaran
ini
dapat
memiliki
fungsi
kelenjar
yang
normal
(eutirodisme), pasien tyroid (hipotiroidisme) atau kelebihan produksi hormon (hipetiroidisme). Terlihat pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. (Suddath, 2001)
Etiologi
a.
Defisiensi Yodium. Yodium sendiri dibutuhkan untuk membentuk hormon tyroid yang
nantinya akan diserap di usus dan disirkulasikan menuju bermacam-macam kelenjar. Kejadian defisiensi yodium bersifat endemik, banyak dijumpai di darah pegunungan atau dataran tinggi dimana tanah dan airnya kurang mengandung zat yodium. Kadar yodium normal hanya 100-150 mikrogram (0,1-0,15 mg) perhari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari konsumsi 6 gram garam beriodium dengan kandungan minimal 40 ppm, sekitar 60 mikrogram. Kelenjar tersebut diantaranya: 1. Choroid 2. Ciliary body 3. Kelenjar susu 4. Plasenta 5. Kelenjar air ludah 6. Mukosa lambung 7. Intenstinum tenue
���������� ���������� �������� ����
Page 4
5
8. Kelenjar gondok Sebagaian besar unsur yodium ini dimanfaatkan di kelenjar gondok. Jika kadar yodium di dalam kelenjar gondok kurang, dipastikan seseorang akan mengidap penyakit gondok. b.
Tiroiditis Hasimoto’s Ini adalah kondisi autoimun di mana terdapat kerusakan kelenjar tiroid
oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Sebagai kelenjar menjadi lebih rusak, kurang mampu membuat persediaan yang memadai hormon tiroid. c.
Penyakit Graves Sistem kekebalan menghasilkan satu protein, yang disebut tiroid
stimulating imunoglobulin (TSI). Seperti dengan TSH, TSI merangsang kelenjar tiroid untuk memperbesar memproduksi sebuah gondok. d.
Multinodular Gondok Individu dengan gangguan ini memiliki satu atau lebih nodul di dalam
kelenjar tiroid yang menyebabkan pembesaran. Hal ini sering terdeteksi sebagai nodular pada kelenjar perasaan pemeriksaan fisik. Pasien dapat hadir dengan nodul tunggal yang besar dengan nodul kecil di kelenjar, atau mungkin tampil sebagai nodul beberapa ketika pertama kali terdeteksi. e.
Kanker Tiroid Thyroid dapat ditemukan dalam nodul tiroid meskipun kurang dari 5
persen dari nodul adalah kanker. Sebuah gondok tanpa nodul bukan merupakan resiko terhadap kanker.
f.
Kehamilan Sebuah hormon yang disekresi selama kehamilan Chorionic manusia
(gonadotropin) dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang tinggi akan menginduksi keadaan hipertiroid dimana kadar tiroksin bebas meningkat dan kadar TSH ditekan sehingga wanita hamil berisiko tinggi terkena goiter. g.
Tiroiditis
���������� ���������� �������� ����
Page 5
6
Peradangan
dari
kelenjar
tiroid
sendiri
dapat
mengakibatkan
pembesaran kelenjar tiroid. Hal ini dapat mengikuti penyakit virus atau kehamilan. (Suddath, 2001)
Klasifikasi
1. Goiter kongenital Hampir selalu ada pada bayi hipertiroid kongenital, biasanya tidak besar dan sering terjadi pada ibu yang memiliki riwayat penyakit graves. 2. Goiter endemik dan kretinisme Biasa terjadi pada daerah geografis dimana detistensi yodium berat, dekompensasi dan hipotiroidisme dapat timbul karenanya, goiter endemik ini jarang terjadi pada populasi yang tinggal disepanjang laut. 3. Goiter sporadis Goiter yang terjadi oleh berbagai sebab diantaranya tiroiditis fositik yang terjadi lazim pada saudara kandung, dimulai pada awal kehidupan dan kemungkinan bersama dengan hipertiroidisme yang merupakan petunjuk penting untuk diagnosa. Digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu : a. Goiter yodium Goiter akibat pemberian yodium biasanya keras dan membesar secara difus, dan pada beberapa keadaan, hipotirodisme dapat berkembang. b. Goiter sederhana (Goiter kollot) Yang tidak diketahui asalnya. Pada pasien bistokgis tiroid tampak normal atau menunjukan berbagai ukuran follikel, koloid dan epitel pipih. c. Goiter multinodular Goiter keras dengan permukaan berlobulasi dan tunggal atau banyak nodulus yang dapat diraba, mungkin terjadi perdarahan, perubahan kistik dan fibrosis. 4. Goiter intratrakea Tiroid intralumen terletak dibawah mukosa trakhea dan sering berlanjut dengan tiroid ekstratrakea yang terletak secara normal.
���������� ���������� �������� ����
Page 6
7
Klasifikasi Goiter menurut WHO : a. Stadium O – A: tidak ada goiter. b. Stadium O – B: goiter terdeteksi dari palpasi tetapi tidak terlihat walaupun leher terekstensi penuh. c. Stadium I : goiter palpasi dan terlihat hanya jika leher terekstensi penuh. d. Stadium II: goiter terlihat pada leher dalam Potersi. e. Stadium III : goiter yang besar terlihat dari Darun
Patofisiologi
Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium dari darah untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon tiroid cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi yodium individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormon tiroid terlalu rendah dan mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroid stimulating hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dan tumbuh dalam ukuran yang besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran menghasilkan apa yang disebut sebuah gondok Kelenjar tiroid dikendalikan oleh thyroid stimulating hormone (TSH) yang juga dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh hormon thyrotropin releasing hormon (TRH) dari hipotalamus. Thyrotropin bekerja pada reseptor TSH
terletak pada kelenjar tiroid. Serum hormon tiroid levothyroxine dan triiodothyronine umpan balik ke hipofisis, mengatur produksi TSH.
Interferensi dengan sumbu ini TRH hormon tiroid TSH menyebabkan perubahan fungsi dan struktur kelenjar tiroid. Stimulasi dari reseptor TSH dari tiroid oleh TSH, TSH reseptor antibodi, atau agonis reseptor TSH, seperti chorionic gonadotropin, dapat mengakibatkan gondok difus. Ketika sebuah kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas metastasis untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat berkembang.
���������� ���������� �������� ����
Page 7
8
Kekurangan dalam sintesis hormon tiroid atau asupan menyebabkan produksi TSH meningkat. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan cellularity dan hiperplasia kelenjar tiroid dalam upaya untuk menormalkan kadar
hormon
tiroid.
Jika
proses
ini
berkelanjutan,
maka
akan
mengakibatkan gondok. Penyebab kekurangan hormon tiroid termasuk kesalahan bawaan sintesis hormon tiroid, defisiensi yodium, dan goitrogens. Gondok dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor TSH. Pendorong reseptor TSH termasuk antibodi reseptor TSH, resistensi terhadap hormon tiroid hipofisis, adenoma kelenjar hipofisis hipotalamus atau, dan tumor memproduksi human chorionic gonadotropin. Pemasukan iodium yang kurang, gangguan berbagai enzim dalam tubuh, hiposekresi TSH, glukosil goitrogenik (bahan yang dapat menekan sekresi hormone tiroid), gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta factor pengikat dalam plasma sangat menentukan adekuat tidaknya sekresi hormone tiroid. Bila kadar – kadar hormone tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap kelenjar tiroid sehingga aktifitas kelenjar meningkat dan terjadi pembesaran (hipertrofi). Dampak goiter terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ lain di sekitarnya. Di bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Goiter dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia yang akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Penekanan pada pita suara akan menyebabkan suara menjadi serak atau parau. Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat simetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia. Tentu dampaknya lebih ke arah estetika atau kecantikan. Perubahan bentuk leher dapat mempengaruhi rasa aman dan konsep diri klien
Manifestasi Klinis
���������� ���������� �������� ����
Page 8
9
Gejala utama : a. Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah Adam’s apple. b. Perasaan sesak di daerah tenggorokan. c. Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi batang tenggorokan). d. Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus). e. Suara serak. f. Distensi vena leher. g. Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala h. Kelainan fisik (asimetris leher)
Dapat juga terdapat gejala lain, diantaranya : 1. Tingkat peningkatan denyut nadi 2. Detak jantung cepat 3. Diare, mual, muntah 4. Berkeringat tanpa latihan 5. Goncangan 6. Agitasi
Pemeriksaan Diagnostik
a.
Pengukuran T 3 (Triodothyroxin) dan T4 (Tiroksin) Nilai normal pada orang dewasa adalah Iodium bebas : 0,1-0,6 ml/dl ; T3 : 0,2-0,3 ml/dl ; T4 : 6-12 ml/d, nilai normal pada bayi/anak adalah T3 : 180-240 Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah ukuran, bentuk lokasi, dan yang utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini pasien diberi NaI peroral dan setelah 24 jam secara fotografik ditentukan konsentrasi yodium radioaktif yang ditangkap oleh tiroid. Nilai normalnya 10-35%. Jika , 10% disebut menurun (hipotiroidisme), jika .35% disebut meninggi (hipertiroidisme).Dari hasil sidik tiroid dibedakan 3 bentuk :
���������� ���������� �������� ����
Page 9
10
1. Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan sekitarnya. 2. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih. 3. Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi nodul sama dengan bagian tiroid yang lain. b.
Scintiscan yodium radio aktif dengan teknetium porkeknera, untuk melihat medulanya.
c.
Sidik ultrasoud untuk mendeteksi perubahan-perubahan kistik pada medula tiroid. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara padat, cair, dan beberapa bentuk kelainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti ganas atau jinak. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis dengan USG :
d.
1.
Kista
2.
Adenoma
3.
Kemungkinan karsinoma
4.
Tiroiditis
Foto polos leher dan dada atau berguna untuk menunjukan pergeseran trakea dan esofagus.
e.
Esofagogram untuk menunjukan goiter sebagai penyebab disfagia
Penatalaksanaan
Perawatan akan tergantung pada penyebab gondok. 1.
Defisiensi Yodium Gondok disebabkan kekurangan yodium dalam makanan maka akan diberikan suplementasi yodium melalui mulut. Hal ini akan menyebabkan penurunan ukuran gondok, tapi sering gondok tidak akan benar-benar menyelesaikan.
2.
Hashimoto Tiroiditis Jika gondok disebabkan Hashimoto tiroiditis dan hipotiroid, maka akan diberikan suplemen hormon tiroid sebagai pil setiap hari. Perawatan ini akan mengembalikan tingkat hormon tiroid
���������� ���������� �������� ����
Page 10
11
normal, tetapi biasanya tidak membuat gondok benar-benar hilang. Walaupun gondok juga bisa lebih kecil, kadang-kadang ada terlalu banyak bekas luka di kelenjar yang memungkinkan untuk mendapatkan gondok yang jauh lebih kecil. Namun, pengobatan hormon tiroid biasanya akan mencegah bertambah besar. 3.
Multinodular Banyak gondok, seperti gondok multinodular, terkait dengan tingkat normal hormon tiroid dalam darah. Gondok ini biasanya tidak memerlukan perawatan khusus setelah dibuat diagnosa yang tepat.
���������� ���������� �������� ����
Page 11
12
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas klien Penyakit ini dominan terjadi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. Goiter biasanya terjadi pada daerah geografis dimana detistensi yodium berat, dekompensasi dan hipotiroidisme dapat timbul karenanya, goiter ini jarang terjadi pada populasi yang tinggal disepanjang laut. 2. Keluhan utama Klien biasanya mengeluh sesak dan sulit menelan. 3. Riwayat penyakit sekarang Klien dengan goiter, merasakan tidak bersemangat, kurang nafsu makan, suara parau, dan terjadi pembesaran pada leher. 4. Riwayat penyakit keluarga Pada dasarnya penyakit ini tidak menurun, namun karena penyakit ini menyerang sekelompok populasi dalam suatu daerah, maka dalam satu keluarga, semua anggotanya dapat terkena. 5. Riwayat psikososial Meliputi perasaan klien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku klien terhadap tindakan yang dilakukan
terhadap
dirinya.
Klien
juga
merasa
malu
terhadap
penampilannya karena terdapat pembesaran pada lehernya. 6. Riwayat lingkungan Daerah yang defisit yodium, sepeti pegunungan, daerah rawan banjir, dan erosi memiliki penduduk yang rentan terhadap penyakit goiter. 7.
Pemeriksaan Fisik B1: sesak, RR 28x /mnt B2: B3: nyeri, pusing, suara serak. B4: B5: sulit menelan, anoreksia B6: lemah, kurang semangat
���������� ���������� �������� ����
Page 12
13
8. Pengkajian psikososial Klien
sangat
sulit
membina
hubungan
sasial
dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri 9. Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum; pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya pembesaran jaringan pada leher, penekanan trakhea. Tujuan : Menunjukkan pola nafas efektif Kriteria hasil : a. Dalam 3x 24 jam, pasien b. RR= 16-20x/ menit c. Kedalaman inspirasi dan kedalaman bernafas d. Ekspansi dada simetris e. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Intervensi Pantau
frekwensi
pernafasan
Rasional ,
Untuk mengetahui adanya gangguan
kedalaman, dan kerja pernafasan
pernafasan pada pasien
Waspadakan klien agar leher tidak
Menghindari penekanan pada jalan
tertekuk/posisikan semi ekstensi atau
nafas
eksensi pada saat beristirahat
penyempitan jalan nafas
Ajari klien latihan nafas dalam
Untuk menstabilkan pola nafas
Persiapkan operasi bila diperlukan.
untuk
meminimalkan
Operasi diperlukan untuk memperbaiki kondisi pasien
���������� ���������� �������� ����
Page 13
14
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya penekanan daerah oesofagus, penurunan nafsu makan. Tujuan : Pasien menunjukkan status gizi yang adekuat Kriteria Hasil : a. Dalam 3×24 jam, pasien menunjukkan b. BB normal c. Albumin normal 3,5-5 mg/dL d. Peningkatan nafsu makan
Intervensi
Rasional
Kaji adanya kesulitan menelan, selera makan,
kelemahan
umum
dan
munculnya mual dan muntah.
kesulitan
menelan,
selera
makan,
kelemahan umum dan munculnya mual dan
muntah
adalah
factor
yang
menentukan asupan makan pasien
Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat bada setiap hari serta
Mengetahui status nutrisi pasien
laporkan adanya penurunan. Dorong
klien
untuk
makan
dan
meningkatkan jumlah makan dan juga beri
makanan
lunak,
dengan
menggunakan makanan tinggi kalori
Mempermudah
pasien
menelan
makanan
yang mudah dicerna. Beri/tawarkan makanan kesukaan klien. Kolaborasi : konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.
Meningkatkan nafsu makan pasien Mencukupi
nutrisi
sesuai
yang
dibutuhkan pasien
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya coping individu, adanya pembesaran pada leher Tujuan :Menunjukkan peningkatan harga diri Kriteria Hasil : a. Dalam 3×24 jam, pasien menunjukkan harga diri yang membaik b. Penerimaan diri secara verbal c. Mengerti akan kekuatan diri
���������� ���������� �������� ����
Page 14
15
d. Melakukan perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya diri
Intervensi
Rasional
Pantau tingkat perubahan rentang harga diri rendah
Mengetahui kopping individu pasien
Pastikan tujuan tindakan yang kita
Meningkatkan hubungan saling percaya
lakukan adalah realistis
dengan pasien
Sampaikan hal-hal yang positif secara mutlak
untuk
klien,
tingkatkan
pemahaman tentang penerimaan anda
Meningkatkan harga diri pasien
pada pasien sebagai seorang individu yang berharga. Diskusikan masa depan klien, bantu klien dalam menetapkan tujuan-tujuan jangka pendek dan panjang.
Membantu
klien
menentukan
masa
depan yang diinginkan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. Tujuan : Menunjukkan peningkatan pengetahuan klien Kriteria Hasil : a. Dalam 2×24 jam, pasien mampu memahami penyakit dan gejalanya. b. Mengikuti pengobatan yang disarankan c. Peningkatan pengetahuan pasien d. Dapat menghindari sumber stress
Intervensi
Rasional
Berikan informasi yang tepat dengan keadaan individu Identifikasi
sumber
stress
Meningkatkan pengetahuan pasien
dan
diskusikan faktor pencetus krisis tiroid
Agar pasien bisa menghindari sumber
yang
stress
terjadi,
seperti
orang/sosial,
pekerjaan, infeksi, kehamilan
���������� ���������� �������� ����
Page 15
16
Berikan informasi tentang tanda dan gejala dari penyakit gondok serta penyebabnya Diskusikan
mengenai
terapi
Dapat mengidentifikasi gejala awal dari gondok
obat-
obatan termasuk juga ketaatan terhadap
Pasien
bisa
pengobatan dan tujuan terapi serta efek
disarankan
mengikuti
terapi
yang
samping obat tersebut
���������� ���������� �������� ����
Page 16
17
PENUTUP
Kesimpulan
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran ini dapat memiliki
fungsi
kelenjar
yang
normal
(eutirodisme),
pasien
tyroid
(hipotiroidisme) atau kelebihan produksi hormon (hipetiroidisme). Terlihat pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Goiter disebabkan oleh defisiensi yodium, tiroiditis Hasimoto’s, penyakit Graves, Multinodular Gondok, kanker Tiroid, kehamilan, Tiroiditis. Klasifikasi goiter adalah Goiter kongenital, Goiter sporadis, Goiter endemik dan kretinisme, Goiter intratrakea. Manifestasi klinisnya adalah pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah Adam’s apple, perasaan sesak di daerah tenggorokan, kesulitan bernapas (sesak
napas), batuk, mengi (karena kompresi batang tenggorokan), kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus), suara serak, distensi vena leher, pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala, kelainan fisik (asimetris leher)
Saran
Sebagai perawat dan masyarakat harus lebih memilih dalam hal makanan dan pola gaya hidup agar terhindar dari penyakit goiter. Kita harus pandai dalam mengatur dalam mengkonsumsi yodium, tidak boleh kekurangan atau berlebihan harus seimbang agar kita dapat hidup sehat.
���������� ���������� �������� ����
Page 17
18
DAFTAR PUSTAKA
Bruner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Doenges Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC http://yancenk.blogspot.com/2012/03/askep-goiter.html. Diakses pada 02 Mei 2012 pukul 08.00 WIB
���������� ���������� �������� ����
Page 18
19 WOC � Penyakit autoimun (Tiroiditis � Defisiensi Yodium � Kehamilan
Faktor
Penyebab
� �
yang mungkin
menghasilkan gonadotropin
� �
Hasimoto) Penyakit Graves Multinodular Gondok Kanker Tiroid Tiroiditis
Hormone tiroid
Kerja hipofisis
Hipotalamus
menurun
Sekresi TSH
TRH
Peningkatan cellulant dan hyperplasia kelenjar tiroid
Pembesaran Kelenjar Tiroid
GOITER
Kurangnya informasi tentang keadaan
daerah
tempat
Kompresi ada trakea
Kompresi
Perubahan bentuk
esofa us
leher membesar
tinggal mereka Disfagia
Sulit Kurangnya
informasi
tentang
bernapas
akibat
kekurangan yodium
Koping Anoreksia
individu
tidak aktif
Sesak Nutrisi
Kurang
Pola
pengetahuan
tidak efektif
nafas
dari tubuh
kurang
kebutuhan
Gangguan Konsep diri:
harga
rendah
���������� ���������� �������� ����
Page 19
diri
20
Penatalaksanaan
Pembedahan
MK : Nyeri
MK : Risiko infeksi
���������� ���������� �������� ����
Page 20