ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR BY: BY:
S1 KEPERAWATAN FIK UM SURABAYA 2011
1. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price, 1995). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges, 2000).
2. Etiologi 1. Cedera traumatic: • Cedera langsung • Cedera tidak langsung • Kontraksi keras yang mendadak dari otot yang
kuat 2. Fraktur Patologik:
Tumor tulang (jinak atau ganas)
Infeksi seperti osteomielitis
Rakhitis
3. Secara spontan
3. Jenis-jenis Fraktur 1)
Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan):
o
Fraktur tertutup (Closed) Apabila fagmen tulang yang patah tidak tampak dari luar
o
Fraktur terbuka (Open/Compound) Bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat, yaitu : 1) Derajat I • Luka kurang dari 1 cm • Kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda luka remuk. • Fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan. • Kontaminasi ringan. 2) Derajat II • Laserasi lebih dari 1 cm • Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulse • Fraktur komuniti sedang. 3) Derajat III • Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan neurovaskuler serta
• Fraktur komplit • Fraktur inkomplit
3) Berdasarkan bentuk garis patah & hubungan dengan mekanisme trauma • Fraktur transversal Arah melintang dan merupakan akibat akibat trauma angulasi / langsung • Fraktur oblik Arah garis patah membentuk sudut sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat dari trauma langsung
Lanjutan ……………. • Fraktur spiral
Arah garis patah spiral dan akibat akibat dari trauma rotasi • Fraktur kompresi
Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang) • Fraktur Avulsi
Fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
4) Berdasarkan jumlah garis patah a)
Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
b) Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah
lebih dari satu tapi tidak berhubungan. c)
Fraktur Multiple Fraktur Multiple:: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.
Web Of Caution Fraktur
4. Manifestasi Klinik • Deformitas • Bengkak • Spasme otot • Nyeri • Kehilangan sensasi • Pergerakan abnormal • Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah • Krepitasi (suara berderik)
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rontgen
Scan CI
Hitung darah lengkap
Peningkatan jumlal SDP
Kreatinin
6. Penanganan Fraktur ( 4R ) 1)
Rekognisi : Diagnosis dan penilaian fraktur
2) Reduksi : Tindakan dengan membuat posisi
tulang mendekati keadaan normal 3)
Retensi : Imobilisasi fraktur
4)
Rehabilitasi : Mengembalikan fungsi ke semula termasuk fungsi tulang, otot dan jaringan sekitarnya
Penatalaksanaan Dengan Konservatif & Operatif
Cara Konservatif Dilakukan pada anak-anak dan remaja dimana masih memungkinkan terjadinya pertumbuhan tulang panjang. Selain itu, dilakukan karena adanya infeksi atau diperkirakan dapat terjadi infeksi. Tindakan yang dilakukan adalah dengan gips dan traksi.
a. Gips Gips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah : • Immobilisasi dan penyangga fraktur • Istirahatkan dan stabilisasi • Koreksi deformitas • Mengurangi aktifitas • Membuat cetakan tubuh orthotic
b. Traksi Traksi (mengangkat (mengang kat / menarik) menarik ) Traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada ekstermitas pasien. Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah.
Metode Pemasangan traksi
Traksi manual : Tujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, fraktur, dan pada keadaan emergency. Traksi mekanik, ada 2 macam :
1. Traksi kulit (skin traction)
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot. Digunakan Di gunakan dalam waktu 4 minggu dan beban < 5 kg.
2. Traksi Traksi skeletal skeletal Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal / penjepit melalui tulang / jaringan metal.
Macam-Macam Traksi a) Traksi extention (buck’s extention). Lebih sederhana daripada traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Di gunakan untuk immobilisai tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.
b) Bryant’s traction
Disebut juga Gallow’s traction Pada anak < 1 tahun Dislokasi sendi panggul Skin traksi
c) Weber
Extensionsapparat
Traksi kulit dan traksi skeletal Fraktur batang femur pada anak-anak
d) Dunlop traction - Pada fraktur supracondylar humerus. - Lengan tangan digantung dengan skin traksi
e) Russell traction
Suatu balanced traction Skin traksi Kegunaannya pada orangtua dengan fraktur pelvis dan pada anak-anak dengan fraktur femur
f) Well-Leg traction
Gips pada kedua kaki dengan batang yang menghubungkan keduanya. Digunakan pada fraktur femur
Cara operatif / pembedahan
Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur.
Proses penyembuhan tulang : 1) Formasi hematom • Fibrin terbentuk untuk melindungi daerah fraktur. fraktur. • Kapiler baru terbentuk. • Suplai darah meningkat setelah 24 jam. • Daerah yang terluka diinvasi oleh makrofag yang
membersihkan area, muncul peradangan, penebalan, dan nyeri. • Perbaikan pada fase ini ditandai dengan penurunan
nyeri dan penebalan.
2) Proliferasi sel
Proliferasi terjadi setelah 5 hari. Terjadi diferensiasi fibrokratilago, hyaline pada daerah fraktur menjadi osteogenesis, tulang membesar, sudah mulai terbentuk jembatan fraktur.
Mulai juga terbentuk fibrin diantara clot cl ot membuat jaringan untuk revaskularisasi. revaskularisasi.
Jaringan kartilago dan fibrosa berkembang.
ormas proca us
• Sudah terbentuk matriks dan kartilago, antar matriks
dan tulang sudah terbentuk jembatan, terjadi pada hari 6-10. 4) Ossifikasi Terjadi kalus permanent yang kaku karena terjadi deposi garam kalsium. Pertama terjadi pada external kalus ( antara kortex dan periosteum ). Pada waktu 3-10 minggu kalus berubah menjadi tulang.
Lanjutan ………………
5) Konsolidasi dan remodeling Terbentuk
tulang yang kuat akibat aktifitas osteoblast dan osteoklast.
Pembentukan
tulang sesuai dengan hukum Wolff’s Wolff’s ; struktur tulang terbentuk sesuai dengan fungsinya yaitu adanya tekanan dan tarikan.
Waktu
yang dibutuhkan sampai 1 tahun.
Proses
perkembangan pertumbuhan tulang dimonitor dengan pemeriksaan roentgen.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur:
Imobilisasi fragmen tulang Maksimum kontak dari fragmen tulang Suplai darah yang adekuat 4. Nutrisi yang baik 5. Hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vitamin D. 1. 2. 3.
Faktor yang menghambat penyembuhan tulang: 1. Trauma lokasi yang luas 2. Imobilisasi yang tidak adekuat 3. Adanya jarak/jaringan antara fragmen fragmen tulang 4. Infeksi 5. Nekrosis 6. Usia
Komplikasi 1.
Komplikasi Dini
a) Acute Compartemen Syndrome Syndrome ( ACS ) b) Syok hipovolemik c)
Fat Embolism Syndrome ( FES )
d)
Infeksi
Lanjuuuuuut…. Lanjuuuuuut …. 2. Komplikasi Lanjut a) Nekrosis avaskuler
Disebut juga sebagai nekrosis aseptic atau iskemik atau juga osteonekrosis, disebabkan oleh adanya gangguan aliran darah sehingga menyebabkan kematian jaringan. b) Delayed union, nonunion, mal union. Delayed union terjadi bila penyembuhan fraktur lebih dari 6 bulan, nonunion diartikan sebagai gagal tersambungnya tulang yang fraktur, fraktur, sedangkan malunion adalah penyambungan yang tidak normal pada fraktur.
ASUHAN KEPERA KEPERAW WATAN
1) Pengkajian Keluhan Utama
Provoking Incident
Quality of Pain
Region : radiation, relief
Severity (Scale) of Pain
Time
• Keadaan Lokal
Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenai status neurovaskuler (untuk (untuk status neurovaskuler 5 P yaitu Pain, Palor, Parestesia, Pulse, Pergerakan). Pergerakan) . Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah: 1.
Look (inspeksi)
• Cicatriks • Fistulae. • Kemerahan atau kebiruan (livide) atau
hyperpigmentasi. • Benjolan, pembengkakan, • Deformitas
Posisi jalan
2. Feel (palpasi)
• • • •
Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi). Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. Capillary refill time Normal 3 – 3 – 5 “ Apabila ada pembengkakan, pembengkakan, apakah terdapat terdapat fluktuasi atau oedema terutama disekitar persendian. Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3 proksimal, tengah, atau distal). Otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, benjolan yang terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. Apabila ada benjolan, benjolan, maka sifat benjolan benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, permukaannya, nyeri nyeri atau tidak, dan ukurannya.
3.
Move (terutama lingkup gerak)
Menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.
Pemeriksaan Diagnostik • Pemeriksaan Radiologi : Menggunakan sinar
rontgen (x-ray). • Pemeriksaan Laboratorium a) Kalsium Serum dan Fosfor Serum b) Alkalin Fosfat c) Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST). • Pemeriksaan lain-lain – Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas – Biopsi tulang dan otot
2. Analisa Analisa Data Data
DS: 1. Klien lien menge ngeluh luh nyer nyerii DO: 1. 2.
Etiologi
Masalah
Benturan/cidera, kelemahan tulang Trauma/ fraktur
Nyeri
Kerusakan fragmen tulang
Wajah ta tampak
Pembuluh darah terputus
meringis
Dilatasi pembuluh kapiler
Klien se selalu melindungi area
Spasme otot Nyeri
fraktur DS: 1. Klien lien menge ngeluh luh tida tidak k bisa beraktivitas karena penyakitnya. DO: 1. Klien lien tampa ampak k lem lemaah. 2. ADL klien di dibantu keluarga
Fraktur Pergeseran Tulang Deformitas Ekstermitas Ekstermitas tdk berfungsi dg baik Gangguan Mobilitas fisik
Gangguan Mobilitas Fisik
Data
Etiologi
Masalah
DS: 1. Klie Klien n menge engelu luh h nyer nyerii DO: 1. Tampak meringis gis 2. Klie Klien n sela selalu lu melin elindu dung ngii are areaa fraktur
Fraktur Adanya tindakan rekontruksi pada tulang (Pembedahan)
Nyeri
DS: 1. Klie Klien n menge engelu luh h tida tidak k bisa bisa beraktivitas karena penyakitnya. DO: 1. Klien ta tampak pak le lemah. 2. ADL ADL klie klien n dib diban antu tu kelu keluar arga ga 3. Klie Klien n terpa erpasa sang ng gips gips
DS:DO: 1. Nam Nampak pak ada ada luka uka ter terbu buka ka
Rangsangan prostaglandin Afferent cortex serebri Nyeri di persepsikan Pembedahan
Gangguan Mobilitas Fisik
Nyeri timbul saat bergerak Pembatasan aktivitas Gangguan Mobilitas fisik
Pembedahan Luka terbuka/ terputusnya kontinuitas jar. sekitar Port d’entry kuman
Resiko Infeksi
Diagnosa Keperawatan • 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pre Operasi Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, cedera jaringan lunak. Resiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah (cedera vaskuler, edema, pembentukan trombus) Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli, perubahan membran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti) Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, k awat, sekrup) Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang terpajan atau salah interpretasi i nterpretasi terhadap informasi(Doengoes, 2000)
Post Operasi 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan, pemasangan gips. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/keletihan, ansietas, dan gangguan pola tidur. tidur. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan. Resiko infeksi berhubungan (dengan sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
Intervensi Keperawatan • Pre Operasi
• • • •
Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, cedera jar. jar. lunak. Tujuan: Dalam waktu 2 jam diharapkan klien dapat beradaptasi dan mengontrol nyeri. Kriteria Hasil: Klien mengatakan nyeri berkurang. Klien tampak santai dan rileks. Mampu berpartisipasi dalam beraktivitas, tidur dan istirahat yang tepat. Mampu menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas trapeutik sesuai indikasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN 1.
RASIONAL
Pertah Pertahank ankan an imob imobila ilasas sasii bagia bagian n yang yang sakit sakit dengan dengan 1. Mengurangi nyeri dan mencegah malformasi. tirah baring, gips, bebat dan atau traksi
2. Meningkatkan aliran balik vena, mengurangi
2.
Tinggi Tinggikan kan posisi posisi ekstre ekstremi mitas tas yang yang terk terkena. ena.
edema/nyeri.
3.
Lakukan Lakukan dan awasi awasi latiha latihan n gera gerak k pasi pasif/a f/akti ktif. f.
3. Mempertahankan kekuatan otot dan
4.
Lakuka Lakukan n tind tindaka akan n untu untuk k meni meningk ngkatk atkan an kenyam kenyamanan anan meningkatkan sirkulasi vaskuler. vaskuler. (masase, perubahan posisi)
5.
4. Meningkatkan sirkulasi umum, menurunakan
Ajar Ajarka kan n pengg penggun unaa aan n tekni teknik k manaj manajem emen en nyer nyerii area tekanan lokal dan kelelahan otot. (latihan napas dalam, imajinasi visual, aktivitas 5. Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, dipersional)
6.
meningkatkan kontrol terhadap nyeri yang
Lakuka Lakukan n komp kompres res dingi dingin n sela selama ma fase fase akut akut (24-4 (24-48 8 mungkin berlangsung lama. jam pertama) sesuai sesuai keperluan.
6. Menurunkan edema dan mengurangi rasa
7.
Kolabor Kolaborasi asi pember pemberian ian analget analgetik ik sesuai sesuai indikas indikasi. i.
nyeri.
8.
Evalua Evaluasi si keluha keluhan n nyeri nyeri (skal (skala, a, petu petunju njuk k verb verbal al dan dan 7. Menurunkan nyeri melalui mekanisme non verval, perubahan tanda-tanda vital)
penghambatan rangsang nyeri baik secara sentral maupun perifer perifer.. 8. Menilai perkembangan masalah klien.
Post Operasi Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan, pemasangan pemasangan gips. Tujuan: Dalam waktu 3 jam diharapkan nyeri berkurang dan klien dapat melakukan aktivitas ringan. Kriteria Hasil:
Klien mengatakan nyeri berkurang. Klien mampu melakukan aktivitas ringan seperti membaca buku.
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
1.
Bant Bantu u dala dalam m menen menentu tuka kan n posis posisii yang yang nya nyama man n 1.
Mengu Me ngura rang ngii tek tekana anan n pada pada sis sisii yang yang sak sakit it..
2.
Ajark Ajarkan an Klien Klien dan keluar keluarga ga teknik teknik distr distraks aksii 2.
Teori eori aktiva aktivasi si reti retikul kuler er,, yaitu yaitu meng mengham hambat bat
(Menonton TV, Mendengarkan musik).
stimulus nyeri ketika seseorang menerima
Kola Kolabor boras asii dala dalam m pemb pember eria ian n analg analges esic ic..
masukan sensori yang cukup atau berlebihan,
3.
sehingga menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien). Stimulus sensori yang menyenangkan endorfin,
akan
sehingga
merangsang stimulus
sekresi
nyeri
yang
dirasakan oleh klien menjadi berkurang. 3.
Anal Analge gesi sikk (Memb (Membant antu u mengur mengurang angii rasa rasa nyeri nyeri))
TERIMA TERIM A KASIH KASIH AT ATAS PERHATIANNYA!! SEMOGA JELAS DAN TIDAK ADA PERTANYAAN..