N A H U S A
P E K
W A R E
N A T A
B AI D
E T E
M S
S U TI L L E a v o ni r T
r g u N o t n a Y l
o h o
9 0 0 2
Disusun Oleh Trinoval Yanto Nugroho, S.Kep
Nu_groz Computer www.retnoval.blogspot.com
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS Disusun Oleh : Trinoval Yanto Nugroho Mahasiswa Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
A.
Definisi Diab Diabet etes es Meli Melitu tus s adal adalah ah su suat atu u kump kumpul ulan an geja gejala la yang ang timb timbul ul pada pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Noer, 2003). Diabetes mellitus adalah penyakit dimana penderita tidak bisa mengontrol kada kadarr gula gula dala dalam m tubu tubuhn hnya ya.. Tubu Tubuh h akan akan sela selalu lu keku kekura rang ngan an atau ataupu pun n kel kelebiha bihan n gula gula sehi ehingga ngga mengg enggan angg ggu u sy syst stem em ker kerja tubu tubuh h sec secara ara keselu keseluruh ruhan an (FKUI, (FKUI, 20 2001 01). ). Diabet Diabetes es melli mellitus tus adalah adalah penyak penyakit it yang yang sering sering dijump dij umpai ai sebaga sebagaii akibat akibat dari dari defisi defisiens ensii ins insuli ulin n atau atau penuru penurunan nan efekti efektivi vitas tas insulin (Brooker, 2001).
B.
Klasifikasi Jenis diabetes Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1) Kekerapan DM Tipe 1 di negara barat + 10% dari DM Tipe 2. Di negara tropik jauh lebih sedikit lagi. Gambaran kliniknya biasanyatimbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balig. Tetapi ada juga yang timbul pada masa dewasa. Diabates Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) DM Tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%). Timbul makin sering setelah umur 40 dengan catatan pada dekade ketuju ketujuh h keker kekerapan apan diabet diabetes es mencap mencapai ai 3 sampai sampai 4 kali kali lebih lebih tinggi tinggi daripada rata-rata orang dewasa. Diabetes Melitus Tipe Lain Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti defek genetik fungsi sel beta beta,, defe defek k gene geneti tik k kerj kerja a insu insuli lin, n, peny penyak akit it ekso eksokr krin in pank pankre reas as,, endokr endokrino inopat pati, i, karena karena obat obat atau atau zat kimia, kimia, infeks infeksi, i, sebab sebab imunol imunologi ogi yang jarang dan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM. Diabetes Melitus Gestasional Diabet Diabetes es Melit Melitus us Gestas Gestasion ional al adalah adalah diabet diabetes es yang yang timbul timbul selama selama kehamilan. kehamilan. Jenis ini sangat penting diketahui diketahui karena karena dampaknya dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar.
Tab Tabel el : Kadar Kadar gluko glukosa sa darah darah sewa sewakt ktu u dan dan puas puasa a deng dengan an meto metode de enzi enzima mati tik k sebagai patokan penyaring DM Bukan DM Belum pasti DM Kadar glukosa darah sewaktu: Plasma vena <110 >200 Darah kapiler <90 >200 Kadar glukosa darah puasa: Plasma vena <110 >126 Darah kapiler <90 >110
C.
Patofisiologi Dalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel. Insulin adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas.
Trinoval Yanto Nugroho
page -2-
1). Pankre Pankreas as Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-pulau Langerhans yang yang beri berisi si sel sel beta beta.. Sel Sel beta beta mnge mngelu luar arka kan n horm hormon on insu insuli lin n untu untuk k mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta ada juga srl alfa yang mempr memprodu oduksi ksi glukago glukagon n yang yang beker bekerja ja sebali sebalikny knya a dengan dengan ins insuli ulin n yaitu yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta yang mngeluarkan somastostatin. 2). Kerja Kerja Insulin Insulin Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya gluk glukos osa a ke dal dalam sel sel, unt untuk kem kemudia udian n di dal dalam sel sel, gluk gluko osa itu itu dimetabolismekan menjadi tenaga. 3). Patofisiol Patofisiologi ogi DM Tipe 1 Mengapa insulin pada DM Tipe 1 tidak ada? Ini disebabkan oleh karena pada pada jenis jenis ini timbul timbul reaks reaksii otoimu otoimun n yang yang dis diseba ebabka bkan n karena karena adanya adanya peradangan pada sel beta insulitis. Ini menyebabkan timbulnya anti bodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel (sel beta) beta) dengan dengan antibo antibodi di (ICA) (ICA) yang yang ditim ditimbul bulkann kannya ya menyeb menyebabka abkan n hancurnya sel beta. 4). Patofisiol Patofisiologi ogi DM Tipe 2 Pada DM Tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak tetapi resep reseptor tor ins insuli ulin n yang yang terdap terdapat at pada pada permuk permukaan aan sel kurang. kurang. Resep Reseptor tor inulin ini diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun anak kunc kuncin inya ya (ins (insul ulin in)) bany banyak, ak, tetap tetapii karen karena a luba lubang ng kunc kuncin inya ya (res (resep epto tor) r) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan glukosa dan glukosa di dalam darah akan meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada DM Tipe 1. Perbedaanya adalah DM Tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi,juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Faktor-faktor yang banyak berperan sebagai penyebab resistensi insulin: 1). Obesitas terutama yang yang bersifat sentral (bentuk (bentuk apel) 2). Diet tinggi lemak dan rendah rendah karbohidrat 3). Kurang Kurang gerak gerak badan 4). Faktor keturunan (herediter) D.
Etiologi 1. Viru Virus s dan dan Bakt Bakter erii Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoi otoimu muni nita tas s yang yang meny menyeb ebabk abkan an hila hilang ngny nya a otoi otoimu mun n dalam dalam sel sel beta beta.. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM. 2. Bahan Bahan Toks Toksik ik atau atau Bera Beracun cun Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan, alloxan, pyrinuro pyrinuron n (rodentisi (rodentisida), da), dan streptozo streptozoctin ctin (produk (produk dari sejenis sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong. 3. Geneti Genetik k atau Fakto Faktorr Keturu Keturunan nan Diab Diabet etes es mell mellit itus us cend cender erun ung g ditu dituru runk nkan an atau atau diaw diawar aris iska kan, n, buka bukan n ditu ditullarka arkan. n. An Angg ggot ota a kelua eluarrga pend pender eriita DM (diab diabet etis isii) memili iliki kemung kemungkin kinan an lebih lebih besar besar terser terserang ang penyak penyakit it ini diband dibanding ingkan kan dengan dengan anggot anggota a keluar keluarga ga yang yang tidak tidak mender menderita ita DM. Para Para ahli ahli keseha kesehatan tan juga juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kela kelami min. n. Biasa Biasany nya a kaum kaum laki laki-l -laki aki menj menjad adii pend pender erit ita a sesun sesungg gguh uhny nya, a,
Trinoval Yanto Nugroho
page -3-
sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya. E.
Gambaran Klinik Gejala diabetes Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering kencing teru teruta tama ma mala malam m hari hari,, banya banyak k makan makan sert serta a bera beratt badan badan yang yang turu turun n deng dengan an cepa cepat. t. Di samp sampin ing g itu itu kada kadang ng-k -kad adan ang g ada ada kelu keluha han n lema lemah, h, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4 kg.Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali sekali tidak tidak meras merasakan akan adanya adanya keluhan keluhan,, merek mereka a menget mengetahu ahuii adanya adanya diabet diabetes es karena karena pada pada saat saat periks periksa a keseha kesehatan tan diemuk diemukan an kadar kadar glukos glukosa a darahnya tinggi.
Type Nama lama Umur (th) Keadaan klinik saat diagnosis Kadar insulin Berat badan Pengobatan
F.
G.
DM tipe I DM Juvenil Biasa <40
DM tipe II DM dewasa >40 (tapi tak selalu)
Berat
Ringan
Tak ada insulin Biasanya gemuk/normal
Insulin cukup/tinggi Biasanya kurus Diet, olahraga, tablet, insulin
Insulin, diet, olahraga
Pemeriksaan penunjang ang Diagno Diagnosis sis DM umumny umumnya a akan akan dipiki dipikirka rkan n dengan dengan adanya adanya gejala gejala khas DM berupa poliuria, polidipsia, lemas,dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin dikemukakan oleh pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensia pada pasien pria,serta pruritus dan vulvae pada pasien wanita. Jika Jika keluha keluhan n dan gejala gejala khas, khas, ditemu ditemukan kannya nya pemeri pemeriksaa ksaan n glukos glukosa a darah darah sewaktu yang >200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Umumnya hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang baru satu kali saja abnormal belum cukup untuk diagnosis klinis DM. Kalau Kalau hasil hasil pemer pemeriks iksaan aan glukos glukosa a darah darah merag meraguka ukan, n, pemeri pemeriksaa ksaan n TTGO TTGO dipe diperl rluk ukan an untu untuk k konf konfir irma masi si diag diagno nosi sis s DM. DM. Untu Untuk k diag diagno nosi sis s DM dan dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa pernah 2 kali abnorm abnormal al untuk untuk konfir konfirmas masii diagno diagnosis sis DM, baik baik pada pada 2 pemeri pemeriksaa ksaan n yang yang berbed berbeda a ataupu ataupun n adanya adanya 2 hasil hasil abnorm abnormal al pada saat saat pemer pemeriksa iksaan an yang yang sama. Cara pemeriksaan TTGO : Tiga hari sebelumnya makan seperti biasa Kegiatan jasmani cukup, tidak terlalu banyak Puasa semalam, selama 10-12 jam Glukosa darah puasa diperiksa Diberikan glukosa 75 gram, dilarutkan dalam air 250 ml, dan diminum selama / dalam waktu 5 menit Diperiksa glukosa darah 1 (satu) jam dan 2 (dua) jam sesudah beban glukosa Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak Komplikasi
Trinoval Yanto Nugroho
page -4-
Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut dan secara kronik, yait yaitu u timb timbul ul bebe bebera rapa pa bula bulan n atau atau bebe bebera rapa pa tahu tahun n sesu sesudah dah meng mengid idap ap diabetes mellitus. a. Kompli Komplikas kasii Akut Diabet Diabetes es Mellit Mellitus us Dua komplikasi akut yang paling penting adalah reaksi hipoglikemia dan koma diabetik. 1). Reaksi Reaksi Hipoglike Hipoglikemia mia Reaks eaksii hipo hipogl gliikem kemia adal adalah ah gej gejala ala yang ang timb timbu ul aki akibat tubu tubuh h kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar, keringat dingin, dingin, pusing, pusing, dan sebagainya sebagainya.. Penderit Penderita a koma hipoglike hipoglikemik mik harus segera dibawa ke rumah sakit karena perlu mendapat suntikan glukosa 40% dan infuse glukosa. Diabetisi yang mengalami reaksi hipoglikemik (masih sadar), atau koma hipoglikemik, biasanya disebabkan oleh obat anti-diabetes yang diminum dengan dosis terlalu tinggi, atau penderita terlambat makan, atau bisa juga karena latihan fisik yang berlebihan. 2). Koma Diabetik Diabetik Berl Berlaw awan anan an deng dengan an koma koma hipo hipogl glik ikem emik ik,, koma koma diabe diabeti tik k ini ini timb timbul ul karena kadar darah dalam tubuh terlalu tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik yang sering s ering timbul adalah: Nafsu makan menurun (biasanya diabetisi mempunyai nafsu makan yang besar) Minum banyak, kencing banyak Kemudi Kemudian an dis disusu usull rasa rasa mual, mual, muntah muntah,, napas napas pender penderita ita menjad menjadii cepat dan dalam, serta berbau aseton Seri Sering ng dise disert rtai ai panas panas badan badan karen karena a bias biasan anya ya ada ada infe infeksi ksi dan dan penderita koma diabetik harus segara dibawa ke rumah sakit Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus Komplikasi kronik DM pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah arah di selu selurruh bagi bagian an tubu tubuh h (angi angio opati pati diab diabet etik ik). ). Untuk ntuk kemudahan, angiopati diabetik dibagi 2 : Makroangiopati (makrovaskular) Mikroangiopati (mikrovaskular) Walaupun tidak berarti bahwa satu sama lain saling terpisah dan tidak terjadi sekaligus bersamaan. H.
Penatalaksanaan Berupa: a. Obat Obat Hipogl Hipoglike ikemik mik Oral Oral 1). Pemicu sekresi insulin: Sulfonilurea Glinid 2). Penambah sensitivitas sensitivitas terhadap terhadap insulin: Biguanid Tiazolidindion Penghambat glukosidase alfa b. Insulin c. Penc Penceg egah ahan an komp kompli likas kasii Berhenti merokok Mengoptimalkan kadar kolesterol Menjaga berat tubuh yang stabil Mengontrol tekanan darah tinggi Olahraga teratur dapat bermanfaat : Mengendalikan kadar glukosa darah Menurunkan kelebihan berat badan (mencegah kegemukan) Membantu mengurangi stres • • •
Trinoval Yanto Nugroho
page -5-
• • •
Memperkuat otot dan jantung Meningkatkan kadar kolesterol ‘baik’ (HDL) Membantu menurunkan tekanan darah
MANAJEMEN KEPERAWATAN A. PENG PENGKA KAJI JIAN AN Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10). Pengkajian pasien dengan Diabetes mellitus (Doenges, 1999) meliputi : a. Akti Aktivi vitas tas / Ist Istir irah ahat at Geja Gejala la : lema lemah, h, leti letih, h, su suli litt berg berger erak ak/b /ber erja jala lan, n, kram kram otot otot,, tonu tonus s otot otot menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot. b. Sir Sirkul kulasi asi Geja Gejala la : ulku ulkus s pada pada kaki kaki,, peny penyem embu buha han n lama lama,, kese kesemu muta tan/ n/ke kebas bas pada pada ekstremitas. Tanda : kulit panas, kering dan kemerahan. c. Inte Integr grit itas as Ego Ego Gejala : tergantung pada orang lain. Tanda : ansietas, peka rangsang. d. Elem Elemiinasi nasi Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nakturia Tanda : urine encer, pucat kering, poliurine. e. Maka Makana nan/ n/ca cair iran an Gejala : hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan. Tanda : kulit kering/bersisik, turgor jelek. f. Nyer Nyeri/ i/ keny kenyam aman anan an Gejala : nyeri pada luka ulkus Tanda : wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat hati-hati. g. Keamanan anan Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit. Tanda : demam, diaforesis, kulit rusak, lesi/ulserasi h. Penyu Penyuluh luhan an / pem pembel belajar ajaran an Gejala Gejala : faktor faktor risiko risiko keluar keluarga ga DM, penyak penyakit it jantun jantung, g, stroke stroke,, hiper hiperten tensi, si, penyembuhan yang lamba. Penggunaan obatseperti steroid, diuretik (tiazid) : diantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). B. DIAGNO DIAGNOSA SA KEPERA KEPERAWAT WATAN AN Diagno Diagnosa sa keperaw keperawatan atan adalah adalah suatu suatu penyat penyatuan uan dari dari masalah masalah pasien pasien yang yang nyat nyata a maupu aupun n pote potens nsiial ber berdasa dasarrkan kan data ata yang ang telah elah diku dikum mpul pulkan kan (Boedihartono, 1994). Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Diabetes mellitus (Doenges, 1999) adalah : 1) Kekur ekuran ang gan vol volume ume cair cairan an ber berhubu hubung ngan an deng dengan an diur diure esis sis osm osmoti otik, kehilangan kehilangan gastrik, gastrik, berlebiha berlebihan n diare, diare, mual, muntah, masukan masukan dibatasi, dibatasi, kacau mental. 2) Peru Peruba baha han n nutr nutris isii kura kurang ng dari dari kebu kebutu tuha han n tubu tubuh h berh berhub ubun unga gan n deng dengan an keti ketidak dakcu cukup kupan an insul insulin in,, penu penuru runan nan masu masukan kan oral oral : anore anoreksi ksia, a, mual mual,, lambu ambung ng penu penuh, h, nyer nyerii abdo abdom men, per perubah ubahan an kesa kesad daran aran : stat status us hipermetabolisme, hipermetabolisme, pelepasan hormon stress.
Trinoval Yanto Nugroho
page -6-
3)
Risiko siko ting tinggi gi ter terjadi jadi infe infeks ksii ber berhubu hubung ngan an deng dengan an tida tidak k ade adekuat kuatny nya a pertah pertahanan anan perife perifer, r, peruba perubahan han sirkul sirkulasi asi,, kadar kadar gula gula darah darah yang yang tinggi tinggi,, prosedur invasif dan kerusakan kulit. 4) Kele Kelela laha han n berh berhub ubun unga gan n deng dengan an penu penuru runa nan n prod produk uksi si ener energi gi meta metabo boli lik, k, peru peruba baha han n kimi kimia a dara darah, h, insuf insufis isie iensi nsi insu insuli lin, n, peni pening ngkat katan an kebu kebutu tuha han n energi, status hipermetabolisme/infeksi. hipermetabolisme/infeksi. 5) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengob pengobatan atan berhub berhubung ungan an dengan dengan salah salah interp interpret retasi asi inform informasi asi / tidak tidak mengenal sumber informasi. C. INTERV INTERVENSI ENSI DAN DAN IMPLEME IMPLEMENTA NTASI SI Interv Intervens ensii adalah adalah penyus penyusuna unan n rencan rencana a tindaka tindakan n keper keperawat awatan an yang yang akan akan dila dilaks ksan anak akan an untu untuk k mena menang nggu gula lang ngii masa masala lah h sesu sesuai ai deng dengan an diag diagno nosa sa keperawatan (Boedihartono, 1994). Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Inte Interv rven ensi si dan dan impl implem emen enta tasi si kepe kepera rawa wata tan n pada pada pasi pasien en deng dengan an diabe diabete tes s mellitus (Doenges, 1999) meliputi : 1). Kekur ekuran ang gan vol volume ume cair cairan an ber berhubu hubung ngan an deng dengan an diur diure esis sis osm osmoti otik, kehilangan gastric, berlebihan (diare, muntah) masukan dibatasi (mual, kacau mental). Tujuan : Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal. Kriter Kriteria ia Hasil Hasil : - pasien pasien menun menunjuk jukan an adanya adanya perbai perbaikan kan keseim keseimbang bangan an cairan, dengan kriteria ; pengeluaran urine yang adekuat (batas normal), tanda-t tanda-tanda anda vital vital stabil stabil,, tekan tekanan an nadi perife periferr jelas, jelas, turgor turgor kulit kulit baik, baik, pengisian kapiler baik dan membran mukosa lembab atau basah. Intervensi / Implementasi : Pantau Pantau tandatanda-tan tanda da vital, vital, catat catat adanya adanya perubah perubahan an tekanan tekanan darah darah ortestastik. R : Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. Kaji pola napas dan bau napas. R : Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang meng mengha hasi silk lkan an komp kompen ensa sasi si alko alkosi sis s resp respir irato atori ris s terh terhad adap ap kead keadaan aan ketoasidosis. Kaji suhu, warna dan kelembaban kulit. R : Demam, menggigil, dan diaferesis merupakan hal umum terjadi pada pada proses proses infeksi infeksi.. Demam Demam dengan dengan kulit kulit yang yang kemer kemerahan ahan,, kering kering,, mungkin gambaran dari dehidrasi. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa. R : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi atau volume sirkulasi yang adekuat. Pantau intake dan output. Catat berat jenis urine. R : memeberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan. Ukur berat badan setiap hari. R : memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedan sedang g berl berlan angsu gsung ng dan dan sela selanj njut utny nya a dala dalam m memb member erik ikan an cair cairan an pengganti. Kolaborasi pemberian terapi cairan sesuai indikasi R : tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien secara individual. 2). 2).
Peru Peruba bahan han nutris nutrisii kura kurang ng dari dari kebut kebutuh uhan an tubu tubuh h berh berhub ubun unga gan n deng dengan an ketida ketidak k cukupa cukupan n ins insuli ulin, n, penuru penurunan nan masuka masukan n oral oral : anorek anoreksia sia,, mual, mual, lambu ambung ng penu penuh, h, nyer nyerii abdo abdom men, per perubah ubahan an kesa kesad daran aran : stat status us hipermetabolisme, hipermetabolisme, pelepasan hormon stress. Tujuan : berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Trinoval Yanto Nugroho
page -7-
Kriteria Hasil : pasien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyalahgunaan zat, penurunan jumlah intake ( diet pada status nutrisi). mendemonstrasi asikan perilaku, ku, perubaha ahan gaya hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan berat badan yang tepat. Intervensi / Implementasi : Timbang berat badan setiap hari sesuai indikasi R : Mengetahui pemasukan makan yang adekuat. Tentukan program diet dan pola makanan pasien dibandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien. R : Mengindentifikasi penyimpangan dari kebutuhan. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual,muntah, pertahankan puasa sesuai indikasi. R : mempengaruhi pilihan intervensi. Obse Observ rvasi asi tand tandaa-tan tanda da hipo hipogl glik ikem emia ia,, sepe sepert rtii peru peruba bahan han ting tingkat kat kesadaran, dingin/lembab, denyut nadi cepat, lapar dan pusing. R : secara potensial dapat mengancam kehidupan, yang harus dikali dan ditangani secara tepat. Kolaborasi dalam pemberian insulin, pemeriksaan gula darah dan diet. R : Sangat bermanfaat untuk mengendalikan kadar gula darah. da rah. 3). 3).
Risi Risiko ko ting tinggi gi terj terjad adii infe infeks ksii berh berhub ubun unga gan n deng dengan an tida tidak k adek adekua uatn tnya ya pertah pertahanan anan perife perifer, r, peruba perubahan han sirkul sirkulasi asi,, kadar kadar gula gula darah darah yang yang tinggi tinggi,, prosedur invasif dan kerusakan kulit. Tujuan : Infeksi tidak terjadi. Kriteria Hasil : menginden dentif tifikas ikasii faktorfaktor-fak faktor tor risik risiko o indiv individu idu dan interv intervens ensii untuk untuk mengin mengurangi potensial infeksi. pertahankan lingkungan aseptik yang aman. Intervensi / Implementasi Obse Observ rvas asii tand tandaa-ta tand nda a infe infeks ksii dan dan per peradan adanga gan n sepe sepert rtii dema demam, m, kemerahan, adanya pus pada luka , sputum purulen, urin warna keruh dan berkabut. R : pasi pasien en masu masuk k mung mungki kin n deng dengan an infe infeks ksii yang yang bias biasan anya ya tela telah h menc encetus etus kead keadaa aan n keto ketosi sido dosi sis s atau atau dapa dapatt mengal ngalam amii infe nfeksi ksi nosokomial. Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik, baik, setiap setiap kontak kontak pada pada semua semua barang barang yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan pasien termasuk pasien nya sendiri. R : mencegah timbulnya infeksi nosokomial. Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif (seperti pemasangan infus, kateter folley, dsb). R : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman. Pasang kateter / lakukan perawatan perineal dengan baik. R : Mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran s aluran kemih. Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh. Masase daer daerah ah tula tulang ng yang yang tert tertek ekan an,, jaga jaga kulit kulit teta tetap p keri kering ng,, line linen n keri kering ng dantetap kencang (tidak berkerut). R : sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada penigkatan risiko terjadinya kerusakan pada kulit / iritasi dan infeksi. Posisikan pasien pada posisi pos isi semi fowler. R : memberikan kemudahan bagi agi paru aru untuk berkem kembang, menurunkan terjadinya risiko hipoventilasi. Kolaborasi antibiotik sesuai indikasi. R : penenganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.
Trinoval Yanto Nugroho
page -8-
4). 4).
Kele Kelela laha han n berh berhub ubun unga gan n deng dengan an penu penuru runa nan n prod produk uksi si ener energi gi meta metabo boli lik, k, peru peruba baha han n kimi kimia a dara darah, h, insuf insufis isie iensi nsi insu insuli lin, n, peni pening ngkat katan an kebu kebutu tuha han n energi, status hipermetabolisme/infeksi. hipermetabolisme/infeksi. Tujuan : Rasa lelah berkurang / Penurunan rasa lelah Kriteria Hasil : - menyatakan mapu untuk beristirahat dan peningkatan tenaga. mampu menunjukan faktor yang berpengaruh terhadap kelelahan. Menunj njuka ukan n peni pening ngka kata tan n kema kemamp mpua uan n dan dan berp berpar arti tisi sipa pasi si dala dalam m Menu aktivitas. Intervensi / Implementasi : Disk Disku usika sikan n deng dengan an pasi asien kebu kebutu tuha han n akti aktivi vita tas. s. Buat uat jadw adwal perencanaan aan dengan pasien dan identifikasi kasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan. R : pend pendid idik ikan an dapat dapat memb member erik ikan an moti motiva vasi si untu untuk k meni mening ngkat katkan kan aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah. Berikan aktivitas alternatif denagn periode istirahat yang cukup / tanpa terganggu. R : mencegah kelelahan yang berlebihan. Pantau tanda-tanda vital sebelum atau sesudah melakukan aktivitas. R : mengidentifikasi tingkat aktivitas yang ditoleransi secara fisiologi. Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya. R : dengan penghematan energi pasien dapat melakukan lebih banyak kegiatan. Tingkatkan partisipas partisipasii pasien pasien dalam melakukan melakukan aktivitas aktivitas sehari-har sehari-harii Tingkatkan sesuai kemampuan / toleransi pasien. R : mening meningkat katkan kan keperc kepercaya ayaan an diri diri / harga harga diri diri yang yang positi positiff sesuai sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi pasien.
5).
Kurang ang pengetahu ahuan tentang ang kon kondisi, prognosis sis dan kebutuhan peng pengob obat atan an berh berhub ubun unga gan n deng dengan an salah salah inte interp rpre reta tasi si info inform rmasi asi/t /tid idak ak mengenal sumber informasi. Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan. Kriteria Hasil : melakuk melakukan an prosed prosedur ur yang yang diperl diperlukan ukan dan menjel menjelask askan an alasan alasan dari dari suatu tindakan. memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan. Intervensi / Implementasi : Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. R : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. Berika Berikan n penjel penjelasan asan pada klien klien tentan tentang g penyak penyakitn itnya ya dan kondis kondisiny inya a sekarang. R : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas. Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya. R : diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan. Minta Minta klien klien dan keluar keluarga ga mengul mengulangi angi kembal kembalii tentan tentang g materi materi yang yang telah diberikan. R : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
D. EV EVAL ALUA UASI SI
Trinoval Yanto Nugroho
page -9-
Evaluasi Evaluasi adalah stadium pada proses proses keperawatan keperawatan dimana taraf keberhasilan keberhasilan dala dalam m penc pencap apai aian an tuj tujuan uan kep keperaw rawatan atan dini dinillai dan dan kebu kebuttuhan uhan unt untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diabetes mellitus adalah : 1. Kondis Kondisii tubuh tubuh stabil stabil,, tandatanda-tan tanda da vit vital, al, turg turgor or kuli kulit, t, norm normal. al. 2. Berat Berat badan badan dapat dapat meni meningka ngkatt dengan dengan nil nilai ai labor laborato atoriu rium m normal normal dan dan tidak tidak ada tanda-tanda malnutrisi. 3. Infeksi tidak te terjadi adi 4. Rasa Rasa lel lelah ah ber berkur kuran ang/ g/Pe Penu nuru runa nan n ras rasa a lel lelah ah 5. Pasi Pasien en mengu enguta tara raka kan n pema pemaha hama man n tent tentan ang g kond kondis isi, i, efek efek pros prosed edur ur dan dan proses pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC : Jakarta. Carpe Carpeni nito to,, L.J. L.J. 19 1999 99.. Renc Rencan ana a As Asuh uhan an kepe kepera rawa wata tan n dan dan doku dokume ment ntas asii keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta.
-
Doenges, Doenges, Marilynn Marilynn E. 1999. 1999. Rencana Rencana Asuhan Keperawatan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC : Jakarta.
-
Effendy, Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta.
-
FKUI. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid.II Ed.3. FKUI : Jakarta.
-
Haznam. 1991. Endokrinologi. Angkasa Offset : Bandung
-
Noer, Sjaifoellah H.M., dkk. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, cetakan keenam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta
-
Soeg Soegon ondo do S, dkk. dkk. 20 2007 07.. Pena Penata tala laks ksana anaan an Diab Diabet etes es Mell Mellit itus us Terp Terpadu adu,, cetakan keenam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta
Trinoval Yanto Nugroho
page -10-