BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Medulaa spinal Medul spinalis is merupa merupakan kan struktur berben berbentuk tuk selind selinder er yang berdiameter < 2 cm dan terdiri dari bagian putih, dan bagian abu. Medula spinalis berada kanalis sentralis vertebra yang dikelilingi oleh struktur tulang ( collum vertebrae). Meman Mem anjan jang g da dari ri fo foram ramen en ma magn gnum um ya yang ng be bera rada da di da dasa sarr te teng ngko korak rak sam sampa paii setinggi L1L2 disebut conus medullaris. medullaris. !i ba"ah tingkat ini, lumbar sac (theca# hanya han ya men mengan gandun dung g fil filamen amen serabut serabut sara saraff yan yang g dis disebu ebutt den dengan gan cauda equin equina a. Medulaa spinal Medul spinalis is di selubu selubungi ngi oleh $ selapu selaputt menin meningen, gen, yang merup merupakan akan lanjutan dari selaput yang menyelubungi otak. %iameter melekat pada medula spinalis, duramat dur amater er dan arac arachno hnoid id (tan (tanpa pa pem pembul buluh uh dar darah# ah# mem memanja anjang ng seca secara ra kau kaudal dal sampai setinggi setinggi verteb vertebra ra & yang mana kemudian akan bergabung bergabung dengan filum terminale untuk terminale untuk membentuk ligamentum koksigis ( filum ( filum of the dura). Medula spinalis menerima input melalui nervus perifer dari bagian tubuh dan melalui traktus desenden dari otak, kemudian memproyeksikan output melalui saraf perifer ke bagian tubuh dan melalui traktus asenden ke otak ('srar, 2)#. *edera medula spinalis dapat dibag dibagii kom komplet plet dan inkom inkomplet plet berdasarkan ada atau tidaknya fungsi yang dipertahankan di ba"ah lesi. &tatus fungsional dan kemandirian pasien dapat ditingkatkan serta morbiditas dapat diturunkan dengan program rehabilitasi terpadu te rpadu yang melibatkan multidiplin kesehatan, yakni dokter, pera"at, fisioterapis, occupational therapist, speech and language pathologist +ehabi +eh abilita litasi si pad padaa pas pasien ien cede cedera ra med medula ula spi spinali naliss bia biasany sanyaa dil dilaku akukan kan di uni unitt pera"atan neurologi dengan lama hari ra"atlength of stay (L- yang panjang akibat disabilitas dan berbagai komplikasi yang terjadi (uyton, 1//0#.
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah
erdasarkan latar belakang tersebut penulis dapat merumuskan masalah pada makalah kami yaitu sebagai berikut 1.2.1 1.2.1 apa penger pengertian tian dari dari ceder cederaa medu medula la spin spinali alis3 s3 1.2.2 1.2.2 bagaim bagaimana ana epide epidemio miolog logii tentang tentang cedera cedera medul medulaa spinalis spinalis33 1.2.$ 1.2.$ apa klasifi klasifikas kasii dari dari cede cedera ra medu medula la spin spinalis alis33 1.2.4 1.2.4 apa etiolo etiologi gi dari dari ceder cederaa medul medulaa spina spinalis3 lis3 1.2.5 1.2.5 bagaim bagaimana ana tanda tanda dan dan gejala gejala dari dari cedera cedera medu medula la spinali spinalis3 s3 1.2.6 1.2.6 bagaim bagaimana ana patof patofisi isiolo ologi gi dari dari cedera cedera medul medulaa spinalis spinalis33 1.2.0 1.2.0 apa kompl komplika ikasi si dan progn prognosi osiss dari cedera cedera medula medula spina spinalis3 lis3 1.2.) 1.2.) bagaim bagaimana ana peng pengoba obatan tan dari dari ceder cederaa medula medula spin spinali alis3 s3 1.2./ 1.2./ bagaim bagaimana ana penceg pencegaha ahan n ceder cederaa medul medulaa spina spinalis3 lis3 1.2.1 1.2.1 agaimana agaimana asuhan kepera"at kepera"atan an pada klien dengan dengan cedera medula medula spinalis3 1.3 Tujuan
erdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut 1.$.1 1.$.1 menget mengetahu ahuii apa penge pengerti rtian an dari dari cedera cedera medula medula spina spinalis7 lis7 1.$.2 1.$.2 menget mengetahu ahuii epidemi epidemiolo ologi gi tentang tentang cedera cedera medula medula spinal spinalis7 is7 1.$.$ 1.$.$ menget mengetahu ahuii klasifi klasifikasi kasi dari dari ceder cederaa medula medula spina spinalis7 lis7 1.$.4 1.$.4 menget mengetahu ahuii apa etio etiolog logii dari dari cedera cedera medu medula la spinal spinalis7 is7 1.$.5 1.$.5 mengetahui mengetahui bagaimana bagaimana tanda tanda dan gejala dari cedera medula medula spinalis spinalis77 1.$.6 1.$.6 mengetahui mengetahui bagaimana bagaimana patofisiolo patofisiologi gi dari cedera medula medula spinali spinalis7 s7 1.$.0 1.$.0 mengetahui mengetahui apa kompli komplikasi kasi dan dan progno prognosis sis dari dari cedera cedera medula medula spinalis7 spinalis7 1.$.) 1.$.) menget mengetahu ahuii bagaima bagaimana na pengoba pengobatan tan dari dari cedera cedera medula medula spinalis spinalis77 1.$./ 1.$./ menget mengetahu ahuii bagaima bagaimana na pencega pencegahan han cedera cedera medula medula spinal spinalis7 is7 1.$.1 1.$.1 mengetahui mengetahui bagaimana bagaimana asuhan asuhan kepera"atan kepera"atan pada klien dengan dengan cedera medula spinalis. 1.4 Manaat %embuatan makalah ini tentunya sangat bermanfaat untuk banyak pihak
khususnya untuk pera"at yaitu untuk dapat memberikan gambaran yang nyata tentan tentang g cedera cedera medula medula spinal spinalis is dan tentang tentang bagaim bagaimana ana pelaksa pelaksanaa naan n asuhan asuhan kepera"atan kepera"atan pada klien dengan cedera medula medula spinalis spinalis dengan dengan menggunak menggunakan an metode metode kepera" kepera"ata atan n sehing sehingga ga dalam dalam pemberi pemberian an asuhan asuhan kepera kepera"ata "atan n dapat dapat dilakukan secara maksimal. 1.!
BAB 2. PEMBAHA"AN
1.1 Pengert#an
Medula spinalis merupakan satu kumpulan sarafsaraf yang terhubung ke susunan saraf pusat yang berjalan sepanjang kanalis spinalis yang dibentuk oleh tulang vertebra. 8etika terjadi kerusakan pada medula spinalis, masukan sensoris, gerakan dari bagian tertentu dari tubuh dan fungsi involunter seperti pernapasan dapat terganggu atau hilang sama sekali. 8etika gangguan sementara ataupun permanen terjadi akibat dari kerusakan pada medula spinalis, kondisi ini disebut sebagai cedera medula spinalis ('srar, 2)#. 9rauma atau cedera medulla spinalis merupakan salah satu penyebab gangguan fungsi saraf yang sering menimbulkan kecacatan permanen pada usia muda. 8elainan yang lebih banyak dijumpai pada usia produktif ini seringkali mengakibatkan penderita harus terbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda karena tetraplegia atau paraplegia (9irtasari, 212#. 2.2 E$#%em#&l&g#
&etiap tahun di :merika &erikat, sekitar 0.6 sampai 1. individu mengalami cedera medula spinalis. &ai tahun 1///, diperkirakan ada sebanyak 1)$. sampai 2$. orang yang hidup dengan cedera medula spinalis di negara tersebut. *edera medula spinalis dikaitkan dengan mortalitas yang tinggi, ketidak berdayaan, rehabilitasi dan pera"atan yang berkepanjangan, dan beban ekonomi yang tinggi. %ada tahun 24, Christopher & Dana Reeve Foundation bekerja sama dengan Centers for Disease Control and Prevention (*!*# melakukan penelitian untuk mengetahui epidemiologi penderita cedera medula spinalis dan yang mengalami paralisis di :merika &erikat. ;asilnya yaitu sekitar 1,/ dari populasi :merika &erikat atau sekitar 5.5/6. orang melaporkan beberapa bentuk paralisis berdasarkan definisi fungsional yang digunakan dalam survei tersebut. &ekitar ,4 dari populasi
:merika &erikat atau sekitar 1.205. orang dilaporkan mengalami paralisis dikarenakan oleh cedera medula spinalis. Menurut !ahlberg dkk. (25#, penyebab cedera medula spinalis yang terbanyak di ;elsinki, =inlandia adalah jatuh (4$# , diikuti dengan kecelakaan lalu lintas ($5#, menyelam (/#, kekerasan (4# dan penyebab lain (/#. %enyebab cedera medula spinalis di negara berkembang bervariasi dari satu negara ke negara lain. 8ecelakaan lalu lintas mencakup sebesar 4/ penyebab cedera medula spinalis di >igeria, 4),) di 9urki dan $ di 9ai"an. ila dibandingkan dengan negara maju, insiden cedera medula spinalis lebih tinggi di negara yang sedang berkembang. =aktorfaktor yang berpengaruh terhadap hal ini antara lain 1. 8ondisi jalan yang buruk 2. erkendara mele"ati batas kecepatan $. 8urangnya penggunaan sabuk pengaman dan sandaran kepala di dalam mobil 4. 8orupsi dan suap yang melingkupi implementasi regulasi lalu lintas 5. ?olume kendaraan yang berlebih 6. %erlengkapan keamanan yang tidak adekuat saat menyelam dan bekerja 0. 8ondisikondisi yang tidak la@im seperti jatuh dari pohon dan jembatan (9irtasari, 212#.
2.3 Et#&l&g#
*edera medula spinalis dapat dibagi menjadi dua jenis 1. *edera medula spinalis traumatik, terjadi ketika benturan fisik eksternal seperti yang diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh atau kekerasan, merusak medula spinalis. ;agen dkk (2/# mendefinisikan cedera medula spinalis traumatik sebagai lesi traumatik pada medula spinalis dengan beragam defisit motorik dan sensorik atau paralisis. &esuai dengan American Board of Physical edicine and Rehabilitation !"amination #utline for $pinal Cord %nury edicine, cedera medula spinalis traumatik mencakup fraktur, dislokasi dan kontusio dari kolum vertebra.
2. *edera medula spinalis non traumatik, terjadi ketika kondisi kesehatan seperti penyakit, infeksi atau tumor mengakibatkan kerusakan pada medula spinalis, atau kerusakan yang terjadi pada medula spinalis yang bukan disebabkan oleh gaya fisik eksternal. =aktor penyebab dari cedera medula spinalis mencakup penyakit motor neuron, myelopati spondilotik, penyakit infeksius dan inflamatori, penyakit neoplastik, penyakit vaskuler, kondisi toksik dan metabolik dan gangguan kongenital dan perkembangan ('srar, 2)#.
2.4 'las##kas#
*edera Medulla spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplet berdasarkan adatidaknya fungsi yang dipertahankan di ba"ah lesi. karakteristik motorik %roploseptik( oint
Lesi komplet ;ilang di ba"ah lesi ;ilang di ba"ah lesi
Lesi inkomplet &ering (A# &ering (A#
position vibrasi) &acral sparing +o vertebra
>egatif positif &ering (A# &ering fraktur, luksasi, &ering normal atau listesis
9erdapat 5 sindrom utama cedera medulla spinalis inkomplet menurut American $pinal Cord %nury Association yaitu (1# *entral *ord&yndrome, (2# :nterior *ord &yndrome, ($# ro"n &eBuard &yndrome, (4# *audaCBuina &yndrome, dan (5# *onus Medullaris &yndrome. Lee menambahkan lagi sebuah sindrom inkomplet yang sangat jarang terjadi yaitu %osterior *ord &yndrome *entral *ord &yndrome (** biasanya terjadi setelah cedera hiperekstensi. &ering terjadi pada individu di usia pertengahan dengan spondilosis cervicalis. %redileksi lesi yang paling sering adalah medulla spinalis segmen servikal, terutama pada vertebra *4*6. &ebagian kasus tidak ditandai oleh adanya kerusakan tulang. Mekanisme terjadinya cedera
adalah akibat penjepitan medulla spinalis oleh ligamentum flavum di posterior dan kompresi osteofit atau material diskus darianterior. agian medulla spinalis yang paling rentan adalah bagian dengan vaskularisasi yang paling banyak yaitu bagian sentral. %ada *entral *ord &yndrome, bagian yang paling menderita gaya trauma dapat mengalami nekrosis traumatika yang permanen. Cdema yang ditimbulkan dapat meluas sampai 12segmen di ba"ah dan di atas titik pusat cedera. &ebagian besar kasus *entral *ord&yndrome menunjukkan
hipoisointens
pada
91
dan
hiperintens
pada
92,
yangmengindikasikan adanya edemaambaran khas *entral *ord &yndrome adalah kelemahan yang lebih prominen pada ekstremitas atas dibanding ektremitas ba"ah. %emulihan fungsiekstremitas ba"ah biasanya lebih cepat, sementara pada ekstremitas atas (terutamatangan dan jari# sangat sering dijumpai disabilitas neurologic permanen. ;al initerutama disebabkan karena pusat cedera paling sering adalah setinggi ?*4?*5 dengan kerusakan paling hebat di medulla spinalis *6 dengan lesi LM>. ambaran klinik dapat bervariasi, pada beberapa kasus dilaporkan disabilitas permanen yang unilateral (9irtasari, 212#. %enilaian neurologis pada cedera medula spinalis meliputi penilaian berikut seperti 1# &ensasi pada tusukan (traktus spinotalamikus# 2# &ensasi pada sentuhan halus dan sensasi posisi sendi (kolum posterior# $# 8ekuatan kelompok otot (traktus kortikospinal# 4# +efleks (abdominal, anal dan bulbokavernosus# 5# =ungsi saraf kranial (bisa dipengaruhi oleh cedera servikal tinggi, seperti disfagia# !engan memeriksa dermatom dan miotom dengan cara demikian, level dan completeness dari cedera medula spinalis dan keberadaan kerusakan neurologis lainnya seperti cedera pleksus brakialis dapat dinilai. &egmen terakhir dari fungsi saraf spinal yang normal, seperti yang diketahui dari pemeriksaan klinis, disebut sebagai level neurologis dari lesi tersebut. ;al ini tidak harus sesuai dengan level fraktur, karena itu diagnosa neurologis dan fraktur harus dicatat. *edera inkomplit didefinisikan sebagai cedera yang berkaitan dengan adanya
preservasi dari fungsi motor dan sensorik di ba"ah level neurologis, termasuk pada segmen sakral yang paling rendah. %enilaian tingkat dan komplit atau tidaknya suatu cedera medula spinalis memungkinkan prognosa untuk dibuat. Dika lesi yang terjadi adalah komplit, kemungkinan penyembuhan jauh lebih kecil dibandingkan dengan lesi inkomplit. Menyusul terjadinya cedera medula spinalis, terdapat beberapa pola cedera yang dikenal, antara lain a. &indroma korda anterior 9erjadi akibat gaya fleksi dan rotasi pada vertebra menyebabkan dislokasi
ke anterior atau akibat fraktur kompresi dari corpus vertebra dengan penonjolan tulang ke kanalis vertebra. (. &indroma korda sentralis iasanya dijumpai pada orang tua dengan spondilosis servikal. *edera hiperekstensi menyebabkan kompresi medula spinalis antara osteofit ireguler dari corpus vertebra di anterior dengan ligamentum flavum yang menebal di posterior. ). &indroma korda posterior
&indroma ini umumnya dijumpai pada hiperekstensi dengan fraktur pada elemen posterior dari vertebra. %. &indroma ro"nseBuard
&ecara klasik terjadi akibat cedera tusukan tetapi juga sering dijumpai pada fraktur massa lateral dari vertebra. 9anda dari sindroma ini sesuai dengan hemiseksi dari medula spinalis. e. &indroma konus medularis .
&indroma kauda ekuina !erajat keparahan cedera medula spinalis dapat dibagi menjadi beberapa
'rade menurut =rankel yaitu =rankel : kehilangan fungsi motorik dan sensorik =rankel ada fungsi sensorik, motorik tidak ada =rankel * fungsi motorik ada tetapi tidak berfungsi =rankel ! fungsi motorik ada tetapi tidak sempurna
=rankel C fungsi sensorik dan motorik baik, hanya ada refleks abnormal (9irtasari, 212#
2.! Tan%a %an *ejala
Menurut ('srar, 2)# berdasarkan anamnesis, gejala dan keluhan yang sering muncul adalah 1. >yeri akut pada belakang leher, yang menyebar sepanjang saraf yang terkena 2. %araplegia $. %aralisis sensorik motorik total 4. 8ehilangan kontrol kandung kemih (retensi urine, distensi kandung kemih# 5. %enurunan keringat dan tonus vasomotor 6. %enurunan fungsi pernapasan 0. agal nafas 2.+ Pat&#s#&l&g#
8erusakan medulla spinalis berkisar dari kamosio sementara (pasien sembuh sempurna# sampai kontusio, laserasi dan kompresi substansi medulla, (lebih salah satu atau dalam kombinasi# sampai transaksi lengkap medulla (membuat pasien paralisis#. ila hemoragi terjadi pada daerah medulla spinalis, darah dapat merembes kekstrakaudal, subdural atau subarakhnoid pada kanalspinal. &egera setelah terjadi kontusion atau robekan akibat cedera, serabutserabut saraf mulai membengkak dan hancur. &irkulasi darah dan subtansiagrisea medulla spinalis, tetapi proses patogenik dianggap menyebabkan kerusakan yang terjadi pada cedera pembuluh darah medulla spinalis, tetapi proses patogenik dianggap menimbulkan kerusakan yang terjadi pada cedera medulla spinalis akut. &uatu rantai sekunder kejadian kejadian yang menimbulkan iskemia, hipoksia, edema, dan lesilesi hemoragi, yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan meilin dan akson. +eaksi ini diyakini menjadi penyebab prinsip degenarasi medulla spinalis pada tingkat cedera, sekarang dianggap reversible sampai setelah cedera. Entuk itu jika kerusakan medulla tidak dapat diperbaiki, maka beberapa metode menga"ali
pengobatan dengan menggunakan kortikosteroiddan obatobat antiinflamasi lainnya
yang
dibutuhkan
untuk
mencegah
kerusakan
sebagian
dari
perkembangannya, masuk kedalam kerusakan total dan menetap. *idera medulla spinalis dapat terjadi pada lumbal 15 Lesi 11 F 15 kehilangan sensorik yaitu sama menyebar sampai lipat paha dan bagian dari bokong. Lesi L2 ekstremitas bagian ba"ah kecuali 1$ atas dari anterior paha. Lesi L$ Ckstremitas bagian ba"ah. Lesi L4 Ckstremitas bagian ba"ah kecuali anterior paha. Lesi L5 agian luar kaki dan pergelangan kaki.
2., '&m$l#kas#
1. &yok neurogenik versus syok spinal &yok neurogenik merupakan hasil dari kerusakan jalur simpatik yang desending pada medulla spinalis. 8ondisi ini mengakibatkan kehilangan tonus vasomotor dan kehilangan persarafan simpatis pada jantung. 8eadaan ini menyebapkan vasodilatasi pembuluh darah visceral serta ektremitas ba"ah, terjadi penumpukan darah dan sebagai konsekuensinya terjadi hipotensi. &ebagai akibat kehilangan cardiac sympatik tone. %enderita akan mengalami bradikardia atau setidaktidaknya
gagal
untuk
menjadi
takhikardia
sebagai
respon
dari
hipovolemia. %ada keadaan ini tekanan darah tidak akan membaik hanya dengan infus saja dan usaha untuk menormalisasi tekanan darah akan menyebabkan kelebihan cairan dan udema paru. 9ekanan darah biasanya dapat diperbaiki dengan penggunaan vasopresor, tetapi perfusi yang adekuat akan dapat dipertahankan "alaupun tekanan darah belum normal. &yok spinal adalah keadaan flasid dan hilangnya repleks, terlihat setelah terjadinya cedera medulla spinalis. %ada syok spinal mungkin akan tampak seperti lesi komplit, "alaupun tidak seluruh bagian rusak. 2. Cfek terhadap organ lain.
;ipoventilasi yang disebabkan karena paralysis otot interkostal dapat merupakan hasil dari cedera yang mengenai medulla spinalis didaerah servikal ba"ah atau torakal atas. ila bagian atas atau tengah medulla spinalis didaerah servikal mengalami cedera, diagframa akan mengalami paralysis yang disebabkan segmen *$*5 terkena, yang mempersarafi diagfragma melalui >. frenikus. $. 9rombosis vena profunda :dalah komplikasi umum pada cederamedulla spinalis. %asien %?9 berisiko mengalami embolisme pulmonal. 4. 8omplikasi lain adalah hiperfleksia autonomic(dikarakteristikkanoleh sakit kepala berdenyut, keringat banyak,kongestinasal,piloereksi, bradikardi dan hipertensi#, komplikasi lain yaitu berupa dekubitus dan infeksi(infeksi urinarius,dan tempat pin #. 2.- Pemer#ksaan D#agn&s#s
a. &inar G spinal Menentukan lokasi dan jenis cedera tulan (fraktur, dislokasi#, unutk kesejajaran, reduksi setelah dilakukan traksi atau operasi b. *9 &can Menentukan tempat luka jejas, mengevaluasi ganggaun struktural c. M+' Mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal, edema dan kompresi d. Mielografi. Entuk memperlihatkan kolumna spinalis (kanal vertebral# jika faktor putologisnya tidak jelas atau dicurigai adannya dilusi pada ruang sub anakhnoid medulla spinalis (biasanya tidak akan dilakukan setelah mengalami luka penetrasi#.
e. =oto rontgen thoraH, Memperlihatkan keadan paru (contoh perubahan pada diafragma, atelektasis# f. %emeriksaan fungsi paru (kapasitas vita, volume tidal#
Mengukur volume inspirasi maksimal khususnya pada pasien dengan trauma servikat bagian ba"ah atau pada trauma torakal dengan gangguan pada saraf frenikus otot interkostal#. g. !: Menunjukan kefektifan penukaran gas atau upaya ventilasi (Marilyn C. !oengoes, 1/// 7 $$/ F $4# 2. Penatalaksanaan
9ujuan penatalaksanaan adalah untuk mencegah cedera medula spinalis lebih lanjut dan untuk mengobservasi gejala perkembangan defisit neurologis. Lakukan resusitasi sesuai kebutuhan dan pertahankan oksigenasi dan kestabilan kardiovaskuler.
1. =armakoterapi erikan steroid dosis tinggi (metilpredisolon# untuk mela"an edema medela. 2. 9indakan +espiratori a# erikan oksigen untuk mempertahankan %-2 arterial yang tinggi. b# 9erapkan pera"atan yang sangat berhatihati untuk menghindari fleksi atau eksistensi leher bila diperlukan inkubasi endrotakeal. c# %ertimbangan alat pacu diafragma (stimulasi listrik saraf frenikus# untuk pasien dengan lesi servikal yang tinggi. $. +eduksi dan =raksi skeletal a# *edera medulla spinalis membutuhkan immobilisasi, reduksi, dislokasi, dan stabilisasi koluma vertebrata. b# 8urangi fraktur servikal dan luruskan spinal servikal dengan suatu bentuk traksi skeletal, yaitu teknik tong capiller skeletal atau halo vest. c# antung pemberat dengan batas sehinga tidak menggangu traksi d# 'ntervensi bedah I Laminektomi !ilakukan ila 1# !eformitas tidak dapat dikurangi dengan fraksi 2# 9erdapat ketidakstabilan signifikan dari spinal servikal $# *edera terjadi pada region lumbar atau torakal 4# &tatus >eurologis mengalami penyimpanan untuk mengurangi fraktur spinal atau dislokasi atau dekompres medulla.
2.1/ Pen)egahan
=aktor Ffaktor resiko dominan untuk cedara medulla spinalis meliputi usia, jenis kelamin, dan penyalahgunaan obat. =rekuensi factor resiko ini dikaitkan dengan cedera medulla spinalis bertindak untuk menekankan pentingnya pencegahan primer.untuk mencegah kerusakan dan bencana cedera ini, langkah F langkah berikut perludilakukan (1# menurungkan kecepatan berkendara., (2# menggunakan sabuk pengaman, ($# menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda, (4# program pendidikan langsunguntuk mencegah berkendara sambil mabuk, (5# mengajarkan penggunaan air yang aman, (6# mencegah jatuh, (0# menggunakan alat F alat pelindung dan tekhnik latihan.
BAB 3. A"UHAN 'EPERA0ATAN 4.1 Pengkaj#an
%emeriksaan fisik didasarkan pada pemeriksaan pada neurologis, karena kemungkinan akan didapati defisit motorik dan sensorik di ba"ah area yang terkena shock spinal, nyeri, perubahan fungsi kandung kemih, kerusakan fungsi seksual pada pria (umumnya pada "anita tidak terganggu#, perubahan fungsi defekasi,. 8aji juga tentang perasaanpersepsi klien terhadap kondisinya 7 lakukan pemeriksaan diagnostik7 pertahankan prinsip :* (:ir"ay, reathing dan *irculation#agar kondisi klien tidak semakin memburuk. ;al penting lainnya yang perlu dikaji pada klien dengan cedera medula spinal ini adalah tanyakan ri"ayat trauma yang dialami oleh klien (apakah karena kecelakaan lalu lintas, olahraga atau penyebab yang lain#, kemudian tanyakan juga apakah ada ri"ayat penyakit degeneratif (sperti osteoporosis, osteoartritis, dll#, bagaimana mekanisme terjadinya trauma pada klien, kemudian stabilisasi dan monitoring klien, lakukan pemeriksaan fisik pada klien lihat 8E klien, ukur 99?, kaji apakah ada defisit neurologis, tanyakan bagaimana status kesadaran a"al klien saat kejadian, lakukan tes refleksi, motorik, lokalis (look, feel and move# pada klein, fokuskan pada deformitas leher, memar pada leher dan bahu, memar pada muka atau abrasi dangkal pada muka atau abrasi dangkal pada dahi, lakukan pemeriksaan neurologi penuh. !ata fokus akan didapatkan dengan melakukan pengkajian 11 pola ordon berikut J
1 :ktifitas dan istirahat kelumpuhan otot terjadi kelemahan selama syok spinal 2. &irkulasi berdebardebar, pusing saat melakukan perubahan posisi, hipotensi, bradikardia ekstremitas dingin atau pucat. $. Climinasi inkontinensia defekasi dan berkemih, retensi urine, distensi perut, peristaltik usus hilang. 4. 'ntegritas ego menyangkal, tidak percaya, sedih dan marah, takut cemas, gelisah dan menarik diri. 5. %ola makan mengalami distensi perut, peristaltik usus hilang 6. %ola kebersihan diri sangat ketergantungan dalam melakukan :!L
0. >eurosensori kesemutan, rasa terbakar pada lengan atau kaki, paralisis flasid, hilangnya sensai dan hilangnya tonus otot, hilangnya reflek, perubahan reaksi pupil, ptosis. ). >yerikenyamanan nyeri tekan otot, hiperestesi tepat diatas daerah trauma, dan mengalami deformitas pada derah trauma. /. %ernapasan napas pendek, ada ronkhi, pucat, sianosis 1. 8eamanan suhu yang naik turun 11.&eksualitas priapismus (pada lakilaki#, haid tidak teratur (pada "anita#
4.2 Anal#sa Data %an Masalah
!ata !s pasien
Ctiologi %aruparu sulit
Masalah Bersihan alan nafas
mengatakan
mengembang dan pH
tida( efe(tif
kesulitan bernafas
mengalami kesulitan
!o sesak nafas,
bernafas, batuk
terdapat tarikan diafragma,
%ergerakan otot
sianosis, hasil
intercosta dan
!: %a-2 < ),
diafragma terganggu
%a*o2 K 45, ++ I 2) Hmenit
9erpotongnya spinal, sehingga persarafan untuk pernapasan menjadi cedera
!s pasien
*edera pada servikalis %H tidak dapat
erusa(an mobilitas
mengatakan tidak
melakukan aktivitas
fisi(
dapat melakukan
seharihari
pergerakan pada tangan dan kaki
%H tidak dapat
!o ada
menggerakkan tangan
kontraktur,
dan kakinya
kekuatan otot (+-M menurun#,
*edera servikal
cedera atau lesi pada servikal !s pasien
9imbul rasa nyeri
mengeluh nyeri
*an''uan rasa nyaman nyeri
pada daerah yang
&&% mengeluarkan
cedera
transmitter nyeri
!o "ajah pasien
(seperti bradikinin#
meringis, skala nyeri 46, luka
9erjadi diskontinuitas
atau lesi di tempat
antara otot dan
yang mengalami
jaringan
cedera !s pasien
cedera pada spinal %eristaltik usus dan
*an''uan eliminasi
mengatakan tidak
bising usus serta
alvi + (onstipasi
dapat atau sulit
fungsi rektum
untuk :
mengalami penurunan
!o jika dilakukan palpasi pada
angguan persarafan
abdomen akan
pada usus dan rektum
didapatkan tegang atau keras pada
*edera pada spinal
abdomen pasien, karena feses impaksi pada colon pasien !s pasien
9erjadi retensi urin
Perubahan pola
mengaku kesulitan
eliminasi urine
saat berkemih, dan
merusakkan saraf yang
berkemihnya juga
mengatur perkemihan
jarang !o produksi urine
*edera spinal pada
< 5 ccjam, luka
lumbalis
karena cedera spinal, adanya distensi bladder !s pasien
9erjadi ulkus
*an''uan inte'ritas
mengatakan nyeri
dekubitus
(ulit
pada punggung !o adanya
Menurunkan aliran
kemerahan,
darah ke tempat yang
bernanah, kulit
cedera serta
lembab, luka
meningkatkan tekanan
dekubitus
pada daerah tersebut
9irah baring dalam "aktu yang cukup lama
9erjadi kelumpuhan
*edera pada spinal
4.3 nterens#
!H 8epera"atan ersihan jalan
9ujuan dan
'ntervensi
8riteria ;asil 9ujuan setelaha# %ertahankan
napas tidak
dilakukan
efektif
tindakan
berhubungan
kepera"atan
dengan
selama maksimal
kelumpuhan
1 jam, bersihan
otot intercosta
jalan nafas
dan diafragma
+asional jalan a# %asien
dengan
nafas7 posisi kepala cedera cervicalis tanpa gerak. b# Lakukan
akan membutuhkan
penghisapan lendir bila
perlu,
catat
jumlah, jenis dan
bantuan
untuk
mencegah aspirasi
karakteristik sekret. pasien menjadi mempertahankan c# 8aji fungsi efektif jalan nafas. pernapasan. b# jika batuk tidak 8riteria hasil d# :uskultasi suara efektif, sesak nafas napas. e# -bservasi "arna penghisapan berkurang, tidak kulit. dibutuhkan untuk ditemukan f# 8aji distensi perut mengeluarkan tarikan dan spasme otot. sekret, dan diafragma, g# :njurkan pasien mengurangi sianosis tidak untuk minum resiko infeksi ada, %a-2 K ), minimal 2 pernapasan. %a*o2 < 45,++ cchari, jika tidak c# trauma pada *5 I 162 Hmenit ada kontraindikasi. 6 menyebabkan h# Lakukan hilangnya fungsi pengukuran pernapasan kapasitas vital, secara partial, volume tidal dan karena otot kekuatan pernapasan pernapasan. i# %antau analisa mengalami gas darah. kelumpuhan. j# erikan oksigen d# hipoventilasi dengan cara yang biasanya tepat dan lakukan atau
terjadi
fisioterapi dada.
nafas menyebabkan akumulasi sekret yang
berakibat
pneumonia. e# menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang memerlukan tindakan segera f# kelainan penuh pada
perut
disebabkan karena kelumpuhan diafragma g# membantu mengencerkan sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran. h# menentukan fungsi
otototot
pernapasan. %engkajian terus menerus mendeteksi adanya kegagalan pernapasan. i# untuk
untuk
mengetahui adanya kelainan fungsi pertukaran gas
sebagai
contoh
hiperventilasi %a-2 rendah dan %a*-2 meningkat. j# metode dipilih sesuai
dengan
keadaan insufisiensi pernapasan
dan
untuk mencegah sekret tertahan kerusakan
9ujuan
a# 8aji secara
mobilitas fisik
pera"atan
teratur fungsi
berhubungan
setelah dilakukan
dengan
tindakan
kelumpuhan
kepera"atan selama 2H24 jam, pera"atan gangguan
motorik. b# 'nstruksikan pasien untuk
pada
paruparu a# mengevaluasi keadaan
secara
umum b# memberikan rasa aman c# membantu +-M
memanggil bila
secara pasif minta pertolongan.d# mencegah c# Lakukan log
mobilisasi bisa
rolling.
diminimalisasi
d# %ertahankan
sampai cedera
sendi / derajat
diatasi dengan
terhadap papan
pembedahan
kaki.
8riteria hasil
e# Ekur tekanan
footdrop e# mengetahui adanya hipotensi ortostatik f# gangguan sirkulasi
dan
hilangnya sensai resiko
tinggi
tidak ada kontraktur, kekuatan otot meningkat +-M meningkat (antara 45#, lesi berkurang, pasien mampu
darah sebelum dan
kerusakan
sesudah log rolling. integritas kulit. g# berguna untuk f# 'nspeksi kulit membatasi dan setiap hari. mengurangi nyeri g# erikan relaksan yang otot sesuai berhubungan keperluan, seperti dengan spastisitas dia@epam.
beraktifitas kembali secara gangguan rasa
bertahap. 9ujuan
a# 8aji terhadap
nyaman nyeri
kepera"atan
nyeri dengan skala
melaporkan
berhubungan
setelah dilakukan
1.
nyeri
dengan adanya
tindakan
b# antu pasien
diatas
kepera"atan
dalam identifikasi
selama 1 jam,
faktor pencetus.
nyeri pasien
c# erikan tindakan
berkurang
kenyamanan.
8riteria hasil
d# !orong pasien
melaporkan rasa
menggunakan
nyerinya
tehnik relaksasi.
berkurang, "ajah
e# erikan obat
pasien rileks,
antinyeri sesuai
skala nyeri 1$,
keperluan.
cedera
luka atau lesi di tempat yang mengalami cedera berkurang
a# pasien
biasanya tingkat
cedera. b# nyeri dipengaruhi oleh7 kecemasan, ketegangan, suhu,
distensi
kandung kemih dan
berbaring
lama. c# memberikan rasa nyaman dengan cara membantu mengontrol nyeri d# memfokuskan kembali
perhatian, meningkatkan rasa kontrol. e# untuk menghilangkan nyeri otot atau untuk menghilangkan kecemasan dan meningkatkan istirahat. a# :uskultasi bisinga# bising
usus tidak
gangguan
9ujuan setelah
eliminasi
dilakukan
usus, catat lokasi
mungkin
alvi konstipasi
tindakan
dan
ada selama syok
berhubungan
kepera"atan
dengan
selama 2H24 jam,
gangguan
pasien tidak
adanya distensi
persarafan
menunjukkan
perut.
pada usus dan
adanya gangguan
rektum.
eliminasi
karakteristiknya. b# -bservasi
c# *atat adanya keluhan mual dan
alvikonstipasi
ingin muntah,
8riteria hasil
pasang >9.
pasien bisa : secara teratur sehari 1 kali, jika dilakukan palpasi pada akan didapatkan hasil abdomen yang tidak tegang
spinal. b# untuk mengetahui penurunan bising usus c# perdarahan gantrointentinal dan
lambung
mungkin
terjadi
akibat
trauma
dan stress.
4.4 m$lementas# %an Ealuas#
!H
'mplementasi
Cvaluasi
8epera"atan ersihan jalana# Mempertahankan jalan nafas7 & %H mengatakan sudah napas tidak posisi kepala tanpa gerak. lebih mudah untuk b# melakukan penghisapan lendir efektif bernafas bila perlu, catat jumlah, jenis dan karakteristik sekret. berhubungan - sesak nafas agak c# Mengkaji fungsi pernapasan. dengan berkurang, masih d# Mengauskultasi suara napas. kelumpuhan e# Mengobservasi "arna kulit. ditemukan tarikan f# Mengkaji distensi perut dan otot intercosta diafragma, sianosis tidak spasme otot. dan diafragma ada, %a-2 K ), %a*o2 < g# Menganjurkan pasien untuk 45,++ I 24 Hmenit minum minimal 2 cchari, : masalah bersihan jika tidak ada kontraindikasi. h# Melakukan pengukuran jalan nafas tidak efektif kapasitas vital, volume tidal
teratasi sebagian
dan kekuatan pernapasan. i# Memantau analisa gas darah. j# Memberikan oksigen dengan
% Lanjutkan intervensi aj.
cara yang tepat dan lakukan kerusakan
fisioterapi nafas dada. a# Mengkaji secara teratur
mobilitas fisik fungsi motorik.
& %H mengatakan masih sulit menggerakkan
berhubungan
b# Menginstruksikan pasien
tubuhnya
dengan
untuk memanggil bila minta
- masih ada kontraktur,
pertolongan.
kekuatan otot meningkat
c# Melakukan log rolling.
+-M meningkat (antara
kelumpuhan
d# Mempertahankan sendi /
45#, lesi berkurang,
derajat terhadap papan kaki.
pasien masih belum
e# MMengukur tekanan darah sebelum dan sesudah log
mampu beraktifitas secara normal
rolling.
: masalah kerusakan
f# Menginspeksi kulit setiap
mobilitas fisik teratasi
hari. g# Memberikan relaksan otot
sebgaian % Lanjutkan intervensi
sesuai keperluan, seperti
ag
gangguan rasa
dia@epam. a# Mengkaji terhadap nyeri
& %H mengatakan rasa
nyaman nyeri
dengan skala 1.
nyeri sudah agak
berhubungan
b# Membantu pasien dalam
berkurang
dengan adanya
identifikasi faktor pencetus.
- rasa nyerinya
c# Memberikan tindakan
berkurang skala nyeri 1
kenyamanan.
4, %H tampak agak rileks,
d# Mendorong pasien
luka atau lesi di tempat
menggunakan tehnik relaksasi.
yang mengalami cedera
e# Memberikan obat antinyeri
berkurang
sesuai keperluan.
: Masalah gangguan
cedera
rasa nyaman nyeri taeratasi sebagian % Lanjutkan intervensi ae & %H mengatakan dapat
gangguan
a# Mengauskultasi bising usus,
eliminasi
catat lokasi dan
melakukan : lebih
alvi konstipasi
karakteristiknya.
lancar (2 hari sekali#
berhubungan
b#Mengobservasi adanya
- palpasi abdomen
dengan gangguan persarafan pada usus dan rektum.
distensi perut.
didapatkan hasil distensi
c# Mencatat adanya keluhan
abdomen berkurang, pH
mual dan ingin muntah, pasang >9.
: 2 hari sekali : Masalah gangguan eliminasikonstipasi teratasi sebagian % Lanjutkan intervensi ac
BAB 4. 'E"MPULAN
*edera medula spinalis merupakan salah satu penyebab utama disabilitas neurologis akibat trauma. %enyebab paling sering untuk terjadinya trauma medulla spinalis adalah karena kecelakaan lalu lintas, dll. 9rauma medulla spinalis sendiri diklasifikasikan menjadi trauma medulla spinalis komplet dan trauma medulla spinalis inkomplet. &edangkan gejala yang paling sering pada trauma medulla spinalis adalah nyeri akut pada belakang leher, paraplegia, paralisis sensorik motorik total, kehilangan kontrol kandung kemih (retensi urine, distensi kandung kemih#, penurunan keringat dan tonus vasomotor, penurunan fungsi pernapasan, gagal
nafas.
9erapi
cedera
medula
spinalis
terutama
ditujukan
untuk
meningkatkan dan mempertahankan fungsi sensoris dan motoris. 9erapi operatif kurang dianjurkan kecuali jika klien memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi. *edera medula spinalis tidak komplit cenderung memiliki prognosis yang lebih baik daripada trauma medulla spinalis komplit.
DATAR PU"TA'A
runner &uddarth. 21. epera,atan edical Bedah -olume . Dakarta C*. uyton, :rthur, *. ;all, Dohn, C. 1//0. Bu(u Aar Fisiolo'i edo(teran. !disi /. Dakarta C*. Manjoer , :rif M, dkk. 2. apita $ele(ta edoteran !disi %%% . Dakarta Media :eculapius =8E'. Marilynn, C. !oenges., dkk. 2. Rencana Asuhan epera,atan. Dakarta C*. &ylvia Lorraine. 1//4. Patofisiolo'i0 onsep linis Proses Penya(it. Dakarta C*. 'srar, ayan :. 2). 1emise(si edulla $pinalis Faculty of edicine 2 3niversity of Riau Arifin Achmad *eneral 1ospital of Pe(anbaru N&erial -nlineO. httpyayanakhyar.files."ordpress.com2/1referatya2nP hemiseksimedulaspinalisPfilesofdrsmed.pdf . [30 April 2013]. 9irtasari, &ilviana. 212. 4rauma edulla $pinalis.Eniversitas 9arumanegara N&erial -nlineO. http""".scribd.comdoc150454)6)))$65 9raumaMedulla&pinalis. N$ :pril 21$O.