ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KANKER TIROID
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Studi Ilmu Keperawatan
Oleh : ALVIAN PRISTY WINDIRAMADHAN R 10.01.003
YAYASAN INDRA HUSADA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU 2011
3
BAB I PENDAHULUAN
Kelenjar tiroid terletak di dalam leher bagian bawah, di sebelah kanankiri kiri anter anterior ior trake trakea, a, melek melekat at pada pada tulan tulang g larin laring g dan dan pada pada dind dinding ing larin laring. g. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan sinistra yang saling berhubungan oleh istmus. Masing-masing lobus tebalnya ±2 cm, panjangnya ±4 cm dan lebarnya lebarnya ±2,5 ±2,5 cm. Struktur Struktur dari dari kelenja kelenjarr tiroid tiroid terdiri terdiri dari dari banyak banyak folikel-folikel tertutup (100-300 mikrometer) yang dibatasi sel epitel kuboid. Saraf vasomotor pada kelenjar tiroid sebagian besar tidak bermielin dan terdapat pada dinding arteri tiroid, sedangkan saraf simpatis berakhir pada lamina basal folikel yang merangsang langsung pada sel folikel. Sel Sel folike folikell meng mengelu eluark arkan an cairan cairan lekat lekat yaitu yaitu kolo koloida ida tiroid tiroid (mate (materi ri proteinaseosa berwarna merah muda) mengandung yodium yang dinamakan hormon tiroxin tiroxin (T4) (T4) dan triiodot triiodotiron ironin in (T3). (T3). T4 dan dan T3 T3
meni mening ngka katk tkan an
kecepatan metabolisme basal tubuh (BMR) dengan mempercepat reaksi kimia tubuh, tubuh, mengat mengatur ur penggu penggunaan naan oksidas oksidasii dan udara udara pernap pernapasa asan. n. Sekresi Sekresinya nya dipengaruhi dipengaruhi hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis yaitu tirotropik/TSH. tirotropik/TSH. T3 disekresikan oleh kelenjar tiroid hanya 7 % sehingga jumlahnya di dalam darah jauh lebih sedikit dan lebih sebentar daripada T4 namun T3 empat kali lebih kuat intensitas dan kecepatan kerjanya. T4 juga nantinya akan diubah menjadi T3 di dalam jaringan, diantaranya karena faktor stress, intake makanan dan minuman beryodium, suhu, dan kebutuhan oksigen. Bila kelenjar tiroid
4
tidak aktif maka koloid dihasilkan banyak serta folikel akan membesar dan lapisan selnya datar. Selain
T4
dan
T3,
kelenjar
tiroid
mensekresikan
juga
Tirokalsitonin/Kalsitonin untuk untuk metabol metabolisme isme kalsium kalsium tubuh, tubuh, mempen mempengar garuhi uhi pertum pertumbu buhan han dan perkemb perkembang angan an tubuh. tubuh. Kalsito Kalsitonin nin memacu memacu pengend pengendapa apan n kalsium kalsium di dalam dalam tulang tulang sehingg sehinggaa menuru menurunka nkan n konsen konsentras trasii kalsiu kalsium m dalam dalam cairan ekstravaskuler. Kelenjar tiroid akan meningkatkan pelepasan kalsitonin bila kadar serum kalsium meningkat, dan sebaliknya.
5
BAB II KONSEP DASAR KANKER TIROID
A. PENGERTIAN •
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki empat
(4) tipe, yaitu papiler, folikuler, anaplastik, dan meduler. ( www.medicastore.com ) •
Kanker tiroid adalah pembesaran tiroid yang diskret. ( Price, Sylvia A., 1995 )
B. ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI KLASIFIKASI
Kanker tiroid lebih sering ditemukan pada orang-orang yang pernah menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun dada. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun serta tetangga atau penduduk penduduk sekampung sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok (endemis). Hal ini lebih kepada pola hidup dan letak geografis yang tidak mendukung pada pemenuhan intake yodium. Selain itu, terdapat penyebab spesifik berdasarkan klasifikasi atau pembagian tipe kanker tiroid, yaitu sebagai berikut: 1. Kanke ankerr Pap Papil iler er 60-70% dari kanker tiroid adalah kanker papiler. 2-3 kali lebih sering terjadi pada wanita. Kanker papiler lebih sering ditemukan pada orang muda, tetapi pada usia lanjut kanker ini lebih cepat tumbuh dan menyebar. Resiko tinggi
6
terjadi terjadinya nya kanker kanker papiler papiler ditemuk ditemukan an pada pada orang orang yang pernah pernah menjala menjalani ni terapi penyinaran di leher . 2. Kank Kanker er Foli Foliku kule ler r 15-20% 15-20% dari kanker kanker tiroid tiroid adalah adalah kanker kanker folikul folikuler. er. Ini merupak merupakan an jenis jenis kanker kanker yang paling tidak ganas dan paling mudah diobati. Kanker Kanker folikuler folikuler juga lebih sering ditemukan pada wanita, usia 20-50 tahun. Mirip tiroid normal normal namun namun dapat dapat berkem berkemban bang g lambat lambat dan bermet bermetasta astase se cepat. cepat. Pada Pada penderita yang tidak diobati, kematian disebabkan karena perluasan lokal atau karena metastasis jauh mengikuti aliran darah dengan keterlibatan yang luas dari tulang dan paru-paru. 3. Kank Kanker er Anapl naplas asti tik k Kurang dari 10% kanker tiroid merupakan kanker anaplastik. Ini merupakan jenis kanker tiroid yang sangat ganas. Kanker ini paling sering ditemukan pada pada wanit wanitaa usia usia lanju lanjut. t. Kank Kanker er anap anaplas lastik tik tumb tumbuh uh sang sangat at cepat cepat dan dan bia biasa sany nyaa meny menyeb ebab abka kan n benj benjol olan an yang yang besa besarr di lehe leher. r. Kank Kanker er ini ini mengakibatkan kematian dalam beberapa minggu (bulan). Biasanya terjadi pada pasien-pasien tua dengan riwayat goiter yang lama dimana kelenjar tiba-tiba (dalam waktu beberapa minggu atau bulan) mulai membesar dan menghasilkan gejala-gejala penekanan, disfagia atau kelumpuhan pita suara, kematian kematian akibat perluasan perluasan lokal yang yang masif biasanya biasanya terjadi dalam 6-36 6-36 bulan. Kanker ini sangat resisten terhadap pengobatan.
7
4. Kanke ankerr Me Medule duler r Pada Pada kank kanker er medu medule ler, r, kelen kelenjar jar tiroid tiroid meng menghas hasilk ilkan an seju sejuml mlah ah besa besar r kalsitonin (dari (dari sel sel C). Kank Kanker er medu medule lerr ini sang sangat at jaran jarang g terja terjadi di dan dan merupakan penyakit keturunan. 5-10% dari semua kasus. Karakteristiknya adalah bentuk tumor bulat, keras yang terletak di lobus tengah dan atas kelenjar tiroid. Kanker cenderung menyebar menyebar melalu sistem getah bening ke kelenjar getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada metastase stadium dini dapat merupakan komplikasi dari masalah kelenjar lain lain ( sindrom sindroma a neoplasia neoplasia endokrin endokrin multipel multipel ), yakn yaknii Pheochromocytomo (kelainan (kelainan pada kelenjar adrenal) dan pertumbuhan pertumbuhan pesat kelenjar paratiroid. Kanker ini lebih agresif dari pada kanker papiler atau folikuler tetapi tidak seagresif kanker tiroid anaplastik. 5. Jenis-Jenis Lain a. Limfoma Satu-satunya jenis kanker tiroid yang tumbuh cepat yang berespon baik terhadap pengobatan. Limfoma tiroid kadang-kadang timbul pada pasien dengan tiroiditis Hashimoto yang lama dan sulit dibedakan dari tiroiditis kronik. Invasi limfosit pada folikel tiroid dan dinding pembuluh darah dapat dapat membant membantu u dalam dalam membed membedaka akan n limfoma limfoma tiroid tiroid dari dari tiroidit tiroiditis is kronik. b. Kanker Metastatik ke Tiroid Kanker sistemik metastasis ke kelenjar tiroid, termasuk kanker payudara dan ginjal, kanker bronkogenik dan melanoma maligna.
8
C. MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala kanker tiroid adalah: 1.
Terda erdapa patt pemb pembes esar aran an kele kelenj njar ar tiroi tiroid d atau atau pem pembeng bengka kaka kan n kelen elenja jar r
getah bening di daerah leher (karena metastasis). 2.
Nodul ganas mem membesar cepa cepatt, dan nod nodul anaplast astik cep cepat sek sekali ali
(dihitung dalam minggu), tanpa nyeri. 3.
Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher, seperti
gangg gangguan uan menelan menelan yang yang menunju menunjukka kkan n adanya adanya desaka desakan n esofag esofagus, us, atau perasaan sesak yang menunjukkan adanya desakan / infiltrasi ke trakea. 4.
Suara uara pend pender erit itaa beru berub bah atau atau menj menjad adii sera serak. k.
5.
Bisa Bisa terj terjad adii batu batuk k ata atau u bat batuk uk berd berdar arah ah,, ser serta ta dia diare re atau atau semb sembel elit it..
D. PENATALAKSANAAN
Secara umum, penatalaksanaan kanker tiroid adalah: •
Operasi
Pada kanker tiroid yang masih berdeferensiasi berdeferensiasi baik, tindakan tiroidektomi tiroidektomi (operasi (operasi pengambilan pengambilan tiroid) total merupakan merupakan pilihan untuk mengangkat mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor. Pertimbangan dari tindakan ini antara lain 60-85% pasien dengan kanker jenis papilare ditemukan di kedua lobus. 5-10 5-10% % keka kekamb mbuh uhan an terjad terjadii pada pada lobu lobuss kontr kontrala alater teral, al, sesu sesuda dah h opera operasi si unilateral.
9
•
Terapi Ablasi Iodium Radioaktif
Terapi ini diberikan pada pasien yang sudah menjalani tiroidektomi total dengan maksud mematikan sisa sel kanker post operasi dan meningkatkan spesifisitas sidik tiroid untuk deteksi kekambuhan atau penyebaran kanker. Terapi ablasi tidak dianjurkan pada pasien dengan tumor soliter berdiameter kurang 1mm, kecuali ditemukan adanya penyebaran. •
Terapi Supresi L-Tiroksin
Supresi Supresi terhadap terhadap TSH TSH pada pada kanker kanker tiroid tiroid pascaop pascaoperas erasii dipertim dipertimban bangka gkan n karena adanya reseptor TSH di sel kanker tiroid bila tidak ditekan akan meran merangs gsang ang pertu pertumb mbuh uhan an sel-se sel-sell ganas ganas yang yang terti tertingg nggal. al. Haru Haruss juga juga dipertimbangkan segi untung ruginya dengan terapi ini. Karena pada jangka panjang (7-15 tahun) bisa menyebabkan gangguan metabolisme tulang dan bisa meningkatkan risiko patah tulang. Secara khusus (berdasarkan klasifikasi kanker tiroid), penatalaksanaan kanker tiroid adalah: 1.
Penatalaksanaan Kanker Papiler Kanker ini diatasi dengan tindakan pembedahan, yang kadang melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening di sekitarnya. Nodul dengan diameter lebi lebih h kecil kecil dari dari 1,9 1,9 cm diang diangka katt bers bersam amaa aan n deng dengan an kelen kelenjar jar tiroid tiroid di sekitar sekitarnya, nya, meskip meskipun un beberap beberapaa ahli ahli mengan menganjurk jurkan an untuk untuk menga mengangk ngkat at seluruh seluruh kelenjar kelenjar tiroid. tiroid. Pembed Pembedahan ahan hampir hampir selalu selalu bisa bisa menyem menyembu buhka hkan n kanker ini. Diberikan hormon tiroid dalam dosis yang cukup untuk menekan pelepasan TSH dan TSH dan membantu mencegah kekambuhan. Jika nodulnya lebih
10
besar, maka biasanya dilakukan pengangkatan sebagian besar atau seluruh kelenjar tiroid dan seringkali diberikan yodium radioaktif, dengan harapan bahwa jaringan tiroid yang tersisa atau kanker yang telah menyebar akan meny menyer erapn apnya ya dan dan hanc hancur ur.. Dosis Dosis yodi yodium um radioa radioakt ktif if lainn lainnya ya mung mungki kin n diperlukan untuk memastikan bahwa keseluruhan kanker telah dihancurkan. Kanker papiler hampir selalu dapat disembuhkan. 2. Penatalaksanaan Kanker Folikuler Pengob Pengobatan atan untuk untuk kanker kanker ini adalah adalah pengan pengangka gkatan tan sebany sebanyak ak mungki mungkin n kelenja kelenjarr tiroid tiroid dan pember pemberian ian yodium yodium radioak radioaktif tif untuk untuk mengh menghancu ancurka rkan n jaringan maupun sel kanker yang tersisa. 3. Penatalaksanaan Kanker Anaplastik Pemberian yodium radioaktif tidak berguna karena kanker tidak menyerap yodi yodium um radioa radioakt ktif. if. Pemb Pember erian ian obat obat anti anti kank kanker er dan terapi terapi peny penyina inaran ran sebe sebelu lum m
dan dan
sete setela lah h
pemb pembed edah ahaan
mem memberi berika kan n
has hasil yang yang cuku cukup p
memuaskan. Operasi reseksi diikuti radiasi dan kemoterapi. 4. Penatalaksanaan Kanker Meduler Peng Pengob obat atan anny nyaa
meli melipu puti ti
peng pengan angk gkat atan an
selu seluru ruh h
kele kelenj njar ar
tiro tiroid id..
Lebih Lebih dari 2/3 pender penderita ita kanker kanker medule medulerr yang yang merupa merupakan kan bagian bagian dari dari sindroma neoplasia endokrin multipel, bertahan hidup 10 tahun; jika kanker medule medulerr berdiri berdiri sendiri sendiri,, maka maka angka angka harapan harapan hidup hidup pender penderitany itanyaa tidak tidak seba sebaik ik itu. itu. Kada Kadang ng kank kanker er ini ditu dituru runk nkan an,, kare karena na itu sese seseora orang ng yang yang memilik memilikii hubung hubungan an darah darah dengan dengan pender penderita ita kanker kanker medule meduler, r, sebaik sebaiknya nya menjalani penyaringan untuk kelainan genetik. Jika hasilnya negatif, maka
11
hamp hampir ir dapat dapat dipa dipast stika ikan n orang orang terse tersebu butt tidak tidak akan akan mend mender erita ita kank kanker er meduler. Jika hasilnya positif, maka dia akan menderita kanker meduler; sehing sehingga ga harus harus dipertim dipertimban bangka gkan n untuk untuk menjala menjalani ni pengang pengangkat katan an tiroid tiroid mesk meskip ipun un gejal gejalany anyaa belu belum m timbu timbull dan dan kada kadarr kals kalsito itonin nin dara darah h belu belum m meningkat. Kadar kalsitonin yang tinggi atau peningkatan kadar kalsitonin yang berlebihan setelah dilakukan tes perangsangan, juga membantu dalam meramalkan apakah seseorang akan menderita kanker meduler.
E. PATO PATOFI FISI SIOL OLOG OGII
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun serta tetangga tetangga atau penduduk sekampung sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok (endemis) dapat mencetuskan timbulnya neoplasma yang menyebabkan timbulnya pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar tiroid seseorang. Hal ini dipengaruhi oleh pelepasan TRH oleh Hipo Hipota tala lamu mus. s. Diman imanaa kare karena na peng pengar aruh uh TRH TRH, Hipo Hipofi fisi siss ante anteri rior or akan akan meran merangs gsang ang penin peningk gkata atan n sekr sekres esii TSH TSH sebag sebagai ai reak reaksi si adan adanya ya neop neopla lasm sma. a. Peningkatan Peningkatan TSH ini akan meningkatka meningkatkan n massa tiroid yang akan berdiferesiasi berdiferesiasi sehingga memunculkan kanker tiroid. Kanker ini umumnya akan meluas dengan metastasis dan invasi kelenjar dan organ tubuh. Berikut perluasan kanker pada organ tubuh yang lain : a. Pada Pada kanker kanker papiler, papiler, kanker kanker ini biasanya biasanya meluas meluas dengan dengan metasta metastasis sis dalam dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar getah bening lokal. Selama bertahuntahun tumbuh sangat lambat dan tetap berada dalam kelenjar tiroid dan
12
kelenjar getah bening lokal. Pada pasien tua kanker ini bisa jadi lebih agresif dan menginvasi secara lokal ke dalam otot dan trakea. Selain itu, dapat tumbuh tumbuh cepat cepat dan beruba berubah h menjad menjadii karsin karsinoma oma anaplas anaplastik. tik. Pada Pada stadium stadium lanjut, dapat menyebar ke paru-paru. b. b. Pada ada
kank kankeer
foli foliku kule lerr
cend cender erun ung g men menyeba yebarr
melal elalui ui alir aliran an dara darah, h,
menyebarkan sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh. Kanker ini sedikit lebih agresif dari pada kanker papiler dan menyebar dengan invasi lokal kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh darah disertai metastasis jauh jauh ke tula tulang ng atau atau paru paru.. Kank Kankerer-ka kank nker er ini ini serin sering g tetap tetap memp mempun unya yaii kemamp kemampuan uan untuk untuk mengko mengkonse nsentra ntrasi si iodin iodin radioak radioaktif tif untuk untuk memben membentuk tuk tiroglobulin dan jarang untuk mensintesis T3 dan T4. c. Pada Pada kanker kanker anaplastik anaplastik,, terjadi terjadi invasi invasi lokal pada pada stadium stadium dini ke struktu strukturr di sekitar sekitar tiroid tiroid lalu bermeta bermetastas stasis is melalui melalui saluran saluran getah getah bening bening dan aliran aliran darah. d. Kanker Kanker cenderu cenderung ng menyeb menyebar ar melalui melalui sistem sistem getah bening bening ke kelenjar kelenjar getah getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada metastase stad stadium ium dini dini dapa dapatt merup merupak akan an komp komplik likas asii dari dari masa masalah lah kelen kelenjar jar lain lain ( sindroma sindroma neoplasia endokrin multipel ). ).
F.
PATHWAY
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga, endemis, konsumsi minim yodium 13
timbul neoplasma, pertumbuhan kecil (nodul) di kelenjar tiroid
Hipotalamus melepas TRH
Hipofisis anterior akan merangsang peningkatan sekresi TSH
T3,T4, Kalsitonin meningkat
massa tiroid meningkat, berdiferensi
memunculkan kanker tiroid
Pembengkakan laring
Kurang pengetahuan
menyebar melalui aliran darah & saluran getah bening
Cedera pita suara, serak
Kerusakan komunikasi verbal
meluas dengan metastasis dan
Nyeri akut Kerusakan menelan
BAB III
14
invasi kelenjar dan organ hati, paru-paru dan tulang tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER TIROID
PENGKAJIAN 1. Anamnesis
Anamnesis (keterangan riwayat penyakit) merupakan bagian penting dalam meneg menegakk akkan an diagno diagnosis sis.. Pasien Pasien dengan dengan nodul nodul tiroid tiroid nontok nontoksik sik baik baik jinak jinak maup maupun un ganas ganas,, bias biasan anya ya datan datang g deng dengan an kelu keluhan han kosm kosmeti etik k atau atau taku takutt timbulnya keganasan. Sebagian besar keganasan tiroid tidak menimbulkan kelu keluhan han,, kecu kecuali ali jenis jenis anapl anaplas astik tik yang yang sang sangat at cepat cepat memb membes esar ar dalam dalam beberapa minggu saja. Pasien umumnya mengeluh adanya gejala penekanan pada jalan napas (sesak) atau pada jalan makanan (sulit menelan). Pada nodul nodul dengan dengan adanya adanya perdara perdarahan han atau diserta disertaii infeksi infeksi,, bisa menimb menimbul ul keluhan nyeri. Keluhan lain pada keganasan tiroid yang mungkin timbul adalah suara serak.
2. Peme Pemeri riks ksaa aan n fis fisik ik
Perlu Perlu dibeda dibedakan kan antara nodul nodul tiroid tiroid jinak jinak dan ganas. Yang jinak, jinak, dari dari riwayat keluarga: nodul jinak, strumadifus, multinoduler. Pertumbuhannya relatif besarnya tetap. Konsistensinya lunak, rata dan tidak terfiksir. Gejala peneka penekanan nan dan penyeb penyebaran arannya nya tidak tidak ada. ada. Sedang Sedangkan kan yang yang ganas, ganas, dari riwayat keluarga: karsinoma medulare, nodul soliter, Usia kurang dari 20 tahun atau di atas 60 tahun. Pria berisiko dua kali daripada wanita dan
15
riwa riwaya yatt
tere tereks kspo poss
radi radias asii
lehe leher. r. Pert Pertum umbu buha hann nnya ya cepa cepatt
memb membes esar ar..
Konsistensi, padat, keras, tidak rata dan terfiksir. Gejala penekanan, ada gangg gangguan uan menelan menelan dan suara suara serak. serak. Penyeb Penyebaran arannya nya terjadi terjadi pembes pembesaran aran kelenjar limfe leher.
3. Peme Pemeri riks ksaa aan n pen penun unja jang ng
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang diagnostik diagnostik dilakukan dilakukan untuk mengevaluasi mengevaluasi nodul tiroid dapat berupa pemeriksaan laboratorium untuk penentuan status fungsi deng engan meme emeriks riksaa
kadar adar TSHs SHs
dan hormo ormon n
tiro tiroid id,,
peme pemeri riks ksaa aan n
Ultrasonografi, sidik tiroid, CT scan atau MRI, serta biopsi aspirasi jarum halus dan terapi supresi Tiroksin untuk diagnostik.
a. Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium laboratorium dimaksudka dimaksudkan n untuk memperoleh memperoleh hasil pemeriksaan fungsi tiroid baik hipertiroid maupun hipotiroid yang dapat menditeksi kemungkinan keganasan. Pemeriksaan TSH yang mening meningkat kat bergun bergunaa untuk untuk tiroidit tiroiditis. is. Pemerik Pemeriksaan saan kadar kadar antibo antibodi di antitiroid peroksidase peroksidase dan antibodi antitiroglobul antitiroglobulin in penting untuk diagnos diagnosis is tiroidit tiroiditis is kronik kronik Hashim Hashimoto oto yang sering sering timbul timbul nodul nodul uni/bilateral. Sehingga masih mungkin terdapat keganasan. b. Pemeriksaan Pemeriksaan calcitonin merupa merupakan kan pertand pertandaa untuk untuk kanker kanker tiroid tiroid jenis medulare, sedangkan sedangkan pemeriksaan pemeriksaan kadar tiroglobulin cukup sensiti sensitiff untuk untuk keganas keganasan an tiroid tiroid tetapi tetapi tidak tidak spesifi spesifik. k. Karena Karena bisa bisa ditemukan pada keadaan lain seperti tiroiditis dan adenoma tiroid.
16
c. Pemeriks Pemeriksaan aan
Ultraso Ultrasonogr nografi afi yang yang
meru merupa paka kan n
peme pemeri riks ksaa aan n
nonin noninva vasi siff dan dan ideal ideal.. Khus Khusus usny nyaa deng dengan an meng menggu gunak nakan an ''hig ''high h frequen frequency cy real-time real-time'''' (gener (generasi asi baru baru USG). USG). Dengan Dengan alat ini akan akan diperoleh gambaran anatomik secara detail dari nodul tiroid, baik volume volume (isi), (isi), perdara perdarahan han intra-no intra-nodul duler, er, serta serta membed membedaka akan n nodul nodul solid solid/k /kist istik/ ik/cam campu puran ran
solid solid-ki -kist stik. ik.
Gamb Gambara aran n
yang yang
meng mengara arah h
kega keganas nasan an sepe seperti rti mass massaa solid solid yang yang hiperk hiperkoik oik,, irreg irregula ularit ritas as,, seme sement ntar araa
gamb gambar aran an
neov neovas asku kula lari risa sasi si
dapa dapatt
diju dijump mpai ai
pada pada
pemeriksaan dengan USG. Dari satu penelitian USG nodul tiroid didapatkan 69% solid, 12% campuran dan 19% kista. Dari kista tersebut hanya 7% yang ganas, sedangkan dari nodul yang solid atau campuran berkisar 20%. d. Pemeriksaan sidik tiroid dapat memberikan gambaran morfologi fugsi fugsion onal, al, hasi hasill pencit pencitraa raanny nnyaa merup merupak akan an refle refleks ksii dari dari fungs fungsii jaringan tiroid. Bahan radioaktif yang digunakan I-131 dan Tc-99m. Pada Pada sidik sidik tiroid tiroid 80-85% 80-85% nodul tiroid tiroid member memberikan ikan hasil hasil dingin dingin (cold), sedangkan 10-15% mempunyai risiko ganas. Nodul panas (hot) dijumpai sekitar 5% dengan risiko ganas paling rendah, sedang nodul hangat (warm) 10-15% dari seluruh nodul dengan risiko ganas kurang dari 10%. e. Pemeriksaan CT scan (Computed Tomographic scanning) dan MRI (Magnetic (Magnetic Resonance Resonance Imaging) Imaging) diperlukan diperlukan bila ingin mengetahui mengetahui
17
adanya
perluasan
struma
substernal
atau
terdapat
kompresi/penekanan pada jalan nafas. f. Peme dianggap sebagai sebagai Pemerik riksaa saan n Biopsi Biopsi Aspir Aspiras asii Jarum Jarum Halus Halus dianggap metode yang efektif untuk membedakan nodul jinak atau ganas pada nodu nodull tiro tiroid id yang yang soli solite terr maup maupun un pada pada yang yang mult multin inod odul uler er.. Pemeriksaan Pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus ini mempunyai mempunyai sensitivitas sebesar 83% dan spesifisitas 92%. g. Terapi (untuk diagnos diagnostik tik). ). Rasion Rasionalis alisasi asi dari dari Terapi supres supresii Tiroksin Tiroksin (untuk tindakan ini adalah bahwa TSH merupakan stimulator kuat untuk fun fungsi
kelenj lenjaar
tiro iroid dan pert pertu umbuhan hannya. Tes
ini ini
akan
meminimalisasi hasil negatif palsu pada biopsi aspirasi jarum halus.
18
B. ANAL ANALIS ISIS IS DA DATA
No. 1.
2.
Data Fokus DS : -
Etiologi Kerusakan saraf
Problem Kerusakan
DO : Kesulitan berbicara, suara
laring, cedera pita
komunikasi verbal
serak DS : Pasien ien mengata atakan nyeri
suara Cedera pos postoperasi asi
Nyeri aku akut
secara verbal atau nonverbal
3.
DO : Pasien merintih nyeri DS : Pasien mengeluh sakit
Tumor laring-kanker Kerusakan
ketika makan
tiroid
menelan
menelan DS :
Keterbatasan
Kurang
DO : Pasien terlihat bingung dan
paparan informasi
pengetahuan
DO : Pasien lambat dalam
4.
sering bertanya mengenai
mengenai
penyakitnya dan prosedur
penyakit, komdisi
penatalaksanaan penyakit
dan prosedur penatalaksanaan penyakit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keru Kerusa saka kan n komu komunik nikas asii verba verball berhu berhubu bung ngan an deng dengan an ceder cederaa pita pita suara suara,, kerusakan saraf laring.
19
2. Nyeri Nyeri akut berhub berhubung ungan an dengan dengan cedera cedera pascao pascaopera perasi. si. 3. Kerusakan Kerusakan menelan menelan berhubungan berhubungan dengan dengan tumor tumor laringeal laringeal (kanker (kanker tiroid). tiroid). 4. Kurang
peng pengeetahuan huan
menge ngenai
penyakit, it,
kondis ndisii
dan
prosedur
penatal penatalaks aksanaa anaan n penyak penyakit it berhub berhubung ungan an dengan dengan keterba keterbatasa tasan n paparan paparan informasi
D. NURSING NURSING OUTCOM OUTCOMES ES CLASSIFI CLASSIFICATI CATION ON (NOC) (NOC)
1. Diagnosa I
NOC NOC
: Kemamp Kemampuan uan berkom berkomunik unikasi asi
Indikator Indikator
: - menggunaka menggunakan n bahasa tertulis
-
menggunakan bahasa lisan
-
menggunakan bahasa nonverbal/isyarat
-
menanggapi pesan yang diterima
2. Diag iagnosa II NOC
: Kontrol/Pengendalian ny nyeri
Indika ikator
: - menget ngetah ahu ui fact facto or pen penyebab
-
mengeta etahui hui waktu muncul cul dan permulaan nye nyeri
-
penggunaan analgetik yang tepat
-
menggunakan su sumber pe pendukung yang te tepat
-
mengetahui gejala nyeri
3. Diag iagnosa III III NOC
: Status menelan: esofagial
Indikator
: - nyaman saat me menelan
20
-
Makanan masuk
-
tidak batuk saat menelan
-
tidak ada nyeri epigastrial
-
kandungan di di la lambung te terjaga/tidak mu muntah
-
tidak terjadi hematemesis
-
pengulangan menelan tidak terjadi
4. Diag iagnosa IV NO NOC (a (a)
: Penge ngetah tahuan te tentang ang pr proses pe penyakit
Indika ikator
: - menget ngetah ahu ui tentan tang nama peny penyaakit
-
menjelaskan mengenai proses penyakit
-
menjelaskan pe penyebab da dan fa factor pe pendukung
-
menjelaskan ta tanda da dan ge gejala pe penyakit
-
menjelaskan ko komplikasi pe penyakit
-
menjelaskan ta tanda da dan ge gejala pe penyakit
NO NOC (b) (b)
: Penge ngetah tahuan ten tentang ang prosedur
Indikator
: - menjelaskan prosedur
-
menjelaskan tujuan prosedur
-
menjelaskan langkah/tahapan prosedur
-
mendemonstrasikan pr prosedur
-
menjelaskan efek samping yang potensial
NO NOC (c) (c)
: Penge ngetah tahuan ten tentang ang pen pengobata atan
Indi Indika kato torr
: - menje enjela lask skan an tent tentan ang g cara cara peng pengg gunaan naan obat obat - menjelaskan menjelaskan tentang efeks damping damping obat
21
- menyebutkan menyebutkan nama obat obat dengan dengan benar - menjelaskan menjelaskan tentang tentang cara penyimpana penyimpanan n obat dengan dengan benar E. NURSING NURSING INTERVE INTERVENTIO NTION N CLASSIFIC CLASSIFICATIO ATION N (NIC) (NIC)
1. NOC I NIC NIC
: Peni Pening ngka kata tan n komu komuni nika kasi si : defi defisi sitt bica bicara ra
Aktivitas :
: - Liba Libatk tkan an kelu keluarg argaa untu untuk k memb memban antu tu mema memaha hami mi apa apa yang yang dibicarakan oleh pasien.
-
Dengar Dengarkan kan pasien pasien saat saat berbic berbicara ara dengan dengan penuh penuh perhatia perhatian. n.
-
Guna Gunaka kan n kata kata dan dan kali kalima matt yang yang seder sederha hana na saat saat berb berbic icar araa deng dengan an pasien.
-
Guna Gunaka kan n papa papan n tuli tulis/ s/ga gamb mbar ar bagi bagi pasi pasien en untu untuk k meng mengun ung gkapk kapkan an kebutuhannya.
-
Anju Anjurk rkan an pada pada pasien pasien dan kelu keluarg argaa untuk untuk mengg menggun unak akan an alat alat bantu bantu suara.
2. NOC II NIC
: Manajemen nyeri
Aktivitas :
: - Kaji Kaji ulan ulang g secar secaraa komp kompreh rehen ensi siff tenta tentang ng nyer nyerii melip meliput utii lokasi, lokasi, karakter karakteristik istik,, penjalar penjalaran, an, keparah keparahan, an, kualita kualitas, s, factor pencetus
-
Obse Observa rvasi si isya isyarat rat non non verb verbal al atas atas ketida ketidakn knya yama mana nan n
22
-
Gunaka akan
strate ategi
komunik nikasi
terape rapeu utik tik
untuk
mengetahui hui
tanggapan pasien terhadap nyeri yang dialami -
Monit onitor orin ing g peru peruba baha han n nyer nyerii
-
Kend Kendal alik ikan an fact factor or ling lingku kung ngan an yang yang dapa dapatt memp mempeengar ngaruh uhii resp respon on pasien atas ketidak nyamanan misalnya suhu ruang
-
Ajar Ajarka kan n tekn teknik ik nonf nonfar arma mako kolo logi gika kall (kom (kompr pres es ding dingin in,, rela relaks ksas asi, i, guided imagery) sebelum, selama, dan setelah nyeri
-
Kola Kolabo boras rasii medis medis pemb pemberi erian an analg analgeti etik k
-
Pastika Pastikan n pasie pasien n mene menerima rima perawa perawatan tan analget analgetik ik yang yang tepat tepat
3. NOC III NIC
: Terapi menelan
Aktivitas :
:
-
Hinda indark rkan an min minum um minu minuma man n bers bersod odaa
-
Bantu Bantu pas pasie ien n memil memilih ih posi posisi si yang yang nya nyama man n saat saat makan makan
-
Anju Anjurk rkan an pasi pasien en untu untuk k memf memfle leks ksik ikan an kepa kepala lany nyaa ke depa depan n saat saat makan unutk mendukung menelan
-
Monit onitor or tand tandaa dan dan geja gejala la aspi aspira rasi si
-
Monit onitor or per perge gera rakk kkan an lid lidah ah saa saatt maka makan n
-
Anjurk Anjurkan an pasie pasien n menjan menjangk gkau au makan makanan an yang yang ada di di bibir bibir dan dan sekita sekitar r mulut dengan lidah
-
Monit onitor or inta intake ke dan outpu outputt maka makana nan n dan dan minu minuma man, n, turgo turgorr kuli kulit, t, mukosa mulut
-
Sedia ediak kan pera peraw watan atan mulu mulutt
23
-
Kola Kolabo boras rasii deng dengan an ahli ahli diet diet konsu konsulta ltasi si tentan tentang g kebutu kebutuha han n nutr nutrisi isi pasien
3. NOC IV NIC NIC (a) (a) : Peng Pengaj ajar aran an : Pro Prose sess Peny Penyak akit it Aktivitas : -
:
Jelas Jelaska kan n pato patofis fisiol iolog ogii peny penyak akit it dan dan hubu hubung ngan anny nyaa deng dengan an anatom anatomii dan fisiologi
-
Jela Jelask skan an tan tanda da dan dan gej gejal alaa peny penyak akit it
-
Jelas Jelaska kan n kemu kemung ngki kina nan n komp komplik likas asii peny penyak akit it
-
Identifik ifikaasi pen penyebab
-
Info Inform rmas asika ikan n tenta tentang ng kond kondisi isi pasie pasien n
-
Disk Diskus usika ikan n perub perubah ahan an gaya gaya hidup hidup untuk untuk mence mencega gah h komp komplik likas asii dan dan mengontrol penyakit
-
Disku iskussikan ikan pili piliha han n ter terap apii
-
Inst Instru ruks ksika ikan n pasien pasien agar agar melapo melapork rkan an bila bila terjad terjadii tand tandaa dan gejal gejalaa guna tindakan perawatan
-
Kola Kolabo bora rasi si tena tenaga ga kese keseha hata tan n lain lain untu untuk k memb member erik ikan an info inform rmas asii kepada pasien tentang penyakit.
NIC NIC (b) (b) : Peng Pengaja ajaran ran : Pro Prose sedu durr tre treatm atmen entt Aktivitas -
:
Info Inform rmas asik ikan an kepa kepada da pasi pasieen tent tentan ang g pros prosed edur ur meli melipu puti ti,, wakt waktu, u, durasi, tempat
-
Jela Jelask skan an tuj tujua uan n pros prosed edur ur tre tream amen entt
24
-
Anjurk Anjurkan an pasi pasien en agar agar ia koop kooperat eratif if selama selama prosed prosedur ur treat treatment ment
-
Disku iskusi sika kan n alt alter erna nati tiff trea treatm tmen entt
-
Libat ibatka kan n kelu keluar arga ga dal dalam am trea treatm tmen entt
NIC NIC (c) (c) : Peng Pengaj ajar aran an : Medi Medika kasi si Aktivitas
:
-
Anjurk Anjurkan an pasien pasien untuk untuk mematu mematuhi hi tindakan tindakan pengob pengobatan atan
-
Info Inform rmas asik ikan an pad pada pasi pasieen tent tentan ang g obat obat melip elipu uti jeni jeniss, merk merk , kandungan, reaksi, dosis, dan durasi efektif obat
-
Anju Anjurk rkan an pasien pasien untuk untuk mengi mengiku kuti ti prosed prosedur ur sebelu sebelum m pelak pelaksan sanaa aan n medikasi
-
Info Inform rmas asik ikan an pada pada pasie pasien n tent tentan ang g apa apa yang yang harus harus dilak dilakuk ukan an bila bila terjadi pengobatan yang terlupa/terlambat
-
Info Inform rmas asika ikan n tentang tentang tand tandaa dan gejala gejala bila bila terjadi terjadi kekur kekurang angan an atau atau kelebihan dosis obat
-
Info Inform rmas asika ikan n ten tentan tang g peny penyim impa pana nan n obat obat
-
Libat Libatka kan n kel kelua uarg rgaa dalam dalam pros proses es medi medika kasi si
F. EVALUASI
Evaluasi Evaluasi dilakukan dilakukan dengan dengan memperhatikan memperhatikan Nursing Outcomes Outcomes Classification Classification yang telah ditetapkan guna mengetahui perkembangan kondisi pasien setelah
25
dilakukan implementasi sesuai Nursing Intervention Classification. Beberapa hasil evaluasi yang ideal adalah sebagai berikut 1. Diagnosa Diagnosa I
: Pasien Pasien mampu berkomunikas berkomunikasii dengan nyaman nyaman
2. Diagnosa Diagnosa II
: Pasien Pasien mampu mengontrol/me mengontrol/mengend ngendalikan alikan nyeri
3. Diag Diagno nosa sa III III : Statu Statuss mene menelan lan:: esofa esofagi gial al pasie pasien n norma normall 4. Diagnosa Diagnosa IV : Pasien mengetahui mengetahui tentang proses penyakit penyakit Pasien mengetahui tentang prosedur treatment Pasien mengetahui tentang pengobatan/medikasi
BAB IV PENUTUP
26
Kanker Kanker tiroid adalah suatu keganasan keganasan pada tiroid tiroid yang memiliki memiliki empat (4) tipe, yaitu yaitu papil papiler, er, folik folikul uler er,, anapl anaplast astik, ik, dan dan medu meduler ler.. Kank Kanker er tiroi tiroid d lebih lebih serin sering g ditemukan pada orang-orang yang pernah menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun dada. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang mend menderi erita ta kank kanker er tiroi tiroid d dan dan gond gondok ok mena menahu hun n serta serta tetang tetangga ga atau atau pend pendud uduk uk sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok (endemis). Hal ini lebih kepada pola hidup dan letak geografis yang tidak mendukung pada pemenuhan intake intake yodiu yodium. m. Penatala Penatalaksa ksanaan naannya nya diantara diantaranya nya adalah adalah Operasi Operasi,, Terapi Terapi Ablasi Ablasi Iodium Radioaktif, Terapi Supresi L-Tiroksin.
DAFTAR PUSTAKA
27
Clos Closke key, y, J.C, J.C, Bulec Buleche heck ck,, G.M, G.M, 1996 1996.. Iowa Iowa Interv Intervent entio ion n Proj Project ect:: Nursi Nursing ng Intervention Classification (NIC) 2nd, Mosby, St.Louis. Greenspan & Baxter, 2000, Endokrinologi 2000, Endokrinologi Dasar dan Klinik , EGC, Jakarta. Isselbacher, Kurt J, 2000, Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, EGC, Jakarta. Johnson, M, dkk, 2000, Iowa Intervention Project: Nursing Outomes Classification (NOC) 2nd . Mosby, St.Louis. Mansjoer, Arif, dkk, 2000, Kapita 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta. NANDA, NANDA, 2005, 2005, NANDA NANDA:Nursing Diagnosis Definition & Classification 20052006 , Philadelphia. Price, Price, Sylvia Sylvia Anders Anderson on & Lorrain Lorrainee M.W., M.W., 1995, 1995, Patofisiologi: Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit , EGC, Jakarta. Ragg, M. , 1999, Memahami Masalah Tiroid , ARCAN, Jakarta. Suastika, K., 1995, Penyakit 1995, Penyakit Kelenjar Tiroid , EGC, Jakarta. http: //www.medicastore.com/med/detail //www.medicastore.com/med/detail//Kanker Tiroid/231206/19.46 WIB @id.
28