MAKALAH KELOMPOK III ASUHAN KEPERAWATAN BRONKITIS
PENYUSUN
1. MARLIWATI
: 12031027
2. ARMIRA GUSTINA
: 12031007
3. EFRIRA DAMAINA
: 12031011
4. WAHYUDI
: 12031049
5. M. REFKI
: 12031033
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Asuhan Keperawatan Bronkitis ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru 26 Desember 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Bronkitis adalah salah satu penyakit pada paru-paru yang peradangannya menyerang bronkus dengan prevalensi kesakitan di Indonesia cukup besar jumlahnya. Hal ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan industri yang mengakibatkan terjadinya polusi udara, juga meningkatnya angka perokok terutama di usia remaja dan produktif. Biasanya penyakit bronkitis ini mengalami batuk-batuk kering, nafas agak sesak lama-kelamaan batuk disertai juga adanya peningkatan suhu tubuh. Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size ), sedangkan bronkus besar jarang terjadi.
asma khususnya bronkitis kronik masih menduduki peringkat tertinggi. Infeksi virus dan bakteri merupakan penyebab yang sering terjadi. B. TUJUAN a. Tujuan Umum Mengetahui Asuhan Keperawatan
pasien dengan penyakit
Bronkitis b. Tujuan Khusus a) Mengetahuia Definisi Bronkitis b) Mengetahui Patofisiologi Bronkitis c) Mengetahui Manifestasi Klinis Bronkitis d) Mengetahui Komplikasi Bronkitis e) Mengetahui Penatalaksanaan Bronkitis C. MANFAAT a. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada penderita Bronkitis b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Bronkitis
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Bronkhitis adalah suatu peradangan bronkhioli, bronkhus, dan trakhea oleh berbagai sebab. Bronkitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus syncital virus (RSV), virus influenza, virus parainvluenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang menderita morbili, pertusis, dan infeksi mycoplasma pneumonia. Penyebab bronkitis lainnya bisa juga oleh bakteri seperti staphylococcus,streptococcus, haemophylus influenza. Selain itu, bronkitis dapat juga disebabkan oleh seperti askariasis dan jamur. (A. Muttaqin : 2008:117)
B. Patofisiologi Virus dan bakteri biasa masuk melalui port d’entrée mulut dan hidung “dopplet infection” yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/bakteremia dan
Allergen
Aktivasi IgE
Invasi kuman ke jalan napas
Fenomena infeksi
Iritasi mukosa bronkus Peningkatan pelepasan histamin
Edema mukosa sel goblet memproduksi mukus Peningkatan akumulasi sekret
Batuk produktif
Penyebaran bakteri atau virus ke seluruh tubuh Bakterimia/viremia
Peningkatan laju metabolisme umum, tingkat nutrisi tidak adekuat, tubuh makin kurus, ketergantungan aktivitas seharihari, kurangnya pemenuhan istirahat dan tidur, kecemasan,
C. BRONKITIS AKUT Bronkitis adalah penyakit pernapasan obstruktif yang sering dijumpai yang di sebabkan inflamasi pada bronkus. Penyakit ini biasanya berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri atau inhalasi iritan seperti asap rokok dan zat-zat kimia yang ada di dalam polusi udara.penyakit ini memiliki karakteristik produksi mukus yang berlebihan. (E.J. Corwin : 2008)
Gambaran Klinis : 1. Batuk, biasanya produktif dengan mukus kental dan sputum purulen. 2. Dispnea. 3. Demam. 4. Suara serak. 5. Ronki (bunyi paru diskontinu yang halus atau kasar), terutama saat inspirasi. 6. Nyeri dada yang kadang timbul.
Mukus yang berlebihan terjadi akibat perubahan patologis (hipertrofi dan hiperplasia) sel-sel penghasilmukus di bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan pada sel penghasil mukus dan sel silia inimengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan akumulasi mukus kental dalam jumlah besar yang sulit di keluarkan dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat perkembangan mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Proses inflamasi terjadi yang menyebabkan edema dan pembengkakan jaringan serta perubahan esitektur di paru.ventilasi, terutama ekshalasi/ekspirasi, terhambat. Hiperkapnia (peningkatan karbon dioksida) terjadi karena ekspirasi memanjang dansulit
dilakukanakibat
mukus
yang
kental
dan
adanya
inflamasi.
Penurunanventilasi menyebabkan rasio ventilasi : perfusi, yang mengakibatkan vasokontriksi hipoksik paru dan hipertensi paru. Walaupunalveolus normal, pasokontriksi hipoksik dan buruknya ventilasi menyebabkan penurunan pertukaran oksigen dan hipoksia.
Komplikasi : 1. Hipertensi paru dapat terjadi akibat vasokontriksi hipoksik paru yang kronis, yang akhirnya menyebabkan kor pulmonalise. 2. Dapat terjadi jari tabuh di segmen ujung jari,mengindikasikan stres hipoksik yang kronis. 3. Polisitemia (peningkatan konsentrasi sel darah merah) terjadsi akibat hipoksia kronis dan stimulasi sekresi eritro[oietin, disertai sianosis, yang memberi warna kebiruan pada kulit. 4. Kanker paru. Penatalaksanaan : 1. Penyuluhan kesehatan agar pasien menghindari pajanan iritan lebih lanjut, terutama asap rokok. 2. Terapi antibiotik profilaktik, terutama pada musim dingin, untuk mengurangi insiden infeksi saluran napas bawah, karena setiap infeksi akan semakin meningkatkan pembentukan mukus dan pembengkakan.
Riwayat penyakit saat ini pada klien dengan bronchitis bervariasi tingkat keparahan dan lamanya. Bermula dari gejala batuk-batuk saja, hingga penyakit akut dengan manifestasi klinis yang berat. Sebagai tanda-tanda terjadinya toksemia klien denagan bronchitis sering mengeluh malaise, demam, badan terasa lemah, banyak keringat, takikardia, dan takipnea. Sebagai tanda terjadinya iritasi, keluhan yang didapatkan terdiri atas batuk, ekspektorasi/peningkatan produksi secret, dan rasa sakit dibawah sternum. Penting ditanya oleh perawat tentang obat-obat yang telah atau biasa diminum oleh klien untuk mengurangi keluhan nya dan mengkaji kembali apakah obat-obat tersebut masih relevan untuk dipakai kembali. c. Riwayat penyakit dahulu Pada pengkajian riwayat kesehatan terdahulu sering kali klien mengeluh pernah mengalami infeksi saluran pernapasan bagian atas dan adanya riwayat alergi pada pernapasan atas. Perawat harus memperhatikan dan mencatatnya baik baik. d. Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
penigkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan, serta biasa nya tidak ada masalah dengan tekanan darah. a) B1 (Breathing) 1. Inspeksi klien biasa nya mengalami penigkatan usaha dan frekuensi pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu pernapasan. Pada kasus bronkhitis kronis, sering didapatkan bentuk dada barrel/tong. Gerakan pernapasan masih simetris. Hasil pengkajian lainnya menunjukan klien juga mengalami batuk yang produktif dengan sputum purulen bewarna kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan karena bercampur darah. 2. Palpasi Taktil premitus biasanya normal 3. Perkusi Hasil pengkajian perkusi menunjukan adanya bunyi resonan pada
Pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan intake cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria yang merupakan salah satu tanda awal dari syok.
e) B5 (Bowel) Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
f) B6 (Bone) Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
f. Pemeriksaan Diagnostik
dari bakteremia/viremia 3
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penigkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap demam
4
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan fisik umum.
NO 1
DIAGNOSA
TUJUAN
Ketidakefektifan
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
Dalam waktu 1x24 Airway Management
bersihan
jalan
napas jam bersihan jalan
yang
berhubungan nafas
dengan sekresi mukus efektif yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema trakhea/faringeal
kembali
Airway Management
1. Buka jalan napas menggunakan
1. Membuka
jalan
napas
teknik chin lift atau teknik jaw
menggunakan teknik chin
thrust yang sesuai
lift atau teknik jaw thrust
2. Posisi
kan
pasien
untuk
memaksimalkan ventilasi
2. Memposisi
3. Pasang jalan nafas oral atau nasopharingeal yang sesuai 4. Lakukan terapi dada yang sesuai 5. keluarkan
sekret
dengan
menganjurkan batuk atau suction 6. anjurkan melakukan nafas dalam dan batuk
untuk
kan
pasien
memaksimalkan
ventilasi 3. Memasang jalan nafas oral atau nasopharingeal yang sesuai 4. Melakukan
terapi
dada
yang sesuai
7. Ajarkan cara batuk efektif 8. Bantu
yang sesuai
dengan
spirometer
5. mengeluarkan dengan
sekret
menganjurkan
insentifyang sesuai
batuk atau suction
9. Auskultasi suara nafas mencatat adanya ventilasi atau tidak dan adanya suara adventif 10. Lakukan
nasotrakeal
yang
8. Membantu
dengan
spirometer
insentifyang
mestinya bagaimana
inhaler
yang
diresepkan secara tepat
sesuai air
atau
oksigen yang sesuai 15. Atur
asupan
mengoptimalkan cairan
nafas
mencatat adanya ventilasi atau tidak dan adanya suara
10. Melakukan atau
humidified
suara
adventif
13. Berikan perawatan aerosol yang
14. Berikan
sesuai 9. Auskultasi
menggunakan
batuk
efektif
11. Atur bronkodilator sebagaimana
pasien
cara
atau
sesuai
12. Ajarkan
nafas dalam dan batuk 7. Mengajarkan
endotrakeal
penyedotan
6. Menganjurkan melakukan
cairan
keseimbangan
penyedotan
nasotrakeal yang sesuai 11. Mengatur
untuk
endotrakeal
bronkodilator
sebagaimana mestinya 12. Mengajarkan bagaimana
pasien menggunakan
16. Atur posisi untuk mengurangi dyspnea 17. Monitor pernapasan dan oksigen
inhaler
yang
diresepkan
secara tepat 13. Memberikan
perawatan
aerosol yang sesuai 14. Memberikan humidified air atau oksigen yang sesuai 15. Mengatur untuk
asupan
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan cairan 16. Mengatur
posisi
untuk
mengurangi dyspnea 17. Memonitor pernapasan dan oksigen
2
Hipertermi
Dalam
berhubungan
1x24 jam suhu
dengan
tubuh kembali
peningkatan
waktu
laju kebatas normal
metabolisme sekunder
1. Kaji TTV
1. Mengkaji TTV
2. Monitor suhu tubuh secara
2. Memonitor
periodik 3. Berikan perawatan mulut tiap
secara
3. Memberikan perawatan mulut tiap 4 jam
4. Pertahankan
bakteremia/viremia
tubuh
periodik
4 jam dari
suhu
kesegaran
ruangan
4. Mempertahankan kesegaran ruangan 5. Merujuk kepada ahli diet untuk
5. Rujuk kepada ahli diet untuk
membantu memilih makanan yang
membantu memilih makanan
memenuhi kebutuhan gizi selama
yang
demam
memenuhi
kebutuhan
gizi selama demam 6. Dukung
6. Mendukung
klien
mengkonsumsi
untuk makanan
mengkonsumsi
klien
untuk
makanan
tinggi
kalori tinggi protein
tinggi kalori tinggi protein 3
Gangguan
Dalam
pemenuhan nutrisi 5x24 kurang kebutuhan
waktu Nutrition management jam
dari teperpenuhinya tubuh intake
berhubungan dengan penigkatan
nutrisi
secara adekuat
1. Tanyakan
apakah
Nutrition management pasien
memiliki alergi makanan 2. Pastikan
makanan
1. Menanyakan
apakah
pasien
memiliki alergi makanan yang
disukai pasien 3. Kolaborasi dengan ahli gizi
2. Memastikan makanan yang disukai pasien 3. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
metabolisme tubuh
tentang jumlah kalori dan tipe
jumlah kalori dan tipe nutrisi yang di
dan
nutrisi yang di butuhkan
butuhkan
nafsu
penurunan makan
4. Anjurkan intake kalori yang
4. Menganjurkan intake kalori yang
sekunder terhadap
sesuai untuk tipe tubuh dan
sesuai untuk tipe tubuh dan gaya
demam
gaya hidup
hidup
5. Anjurkan
meningkatkan
makanan tinggi zat besi yang sesuai 6. Anjurkan
meningkatkan
makanan tinggi zat besi yang sesuai 6. Menganjurkan
meningkatkan
protein, zat besi dan vitamin C yang sesuai 7. Tawarkan
5. Menganjurkan
snacks/makanan
ringan(misminuman,buah segar/jus buah yang sesuai) 8. Berikan makanan lunak yang kental yang sesuai 9. Sediakan pengganti gula yang sesuai 10. Pastikan bahwa melakukan
meningkatkan
protein, zat besi dan vitamin C yang sesuai 7. Menawarkan
snacks/makanan
ringan(misal
minuman,buah
segar/jus buah yang sesuai) 8. Memberikan makanan lunak yang kental yang sesuai 9. Menyediakan pengganti gula yang sesuai 10. Memaastikan bahwa melakukan diet tinggi
serat
untuk
mencegah
diet
tinggi
serat
untuk
mencegah konstipasi
konstipasi 11. Menawarkan bumbu dan rempah
11. Tawarkan bumbu dan rempah sebagai alternatif pengganti garam
sebagai alternatif pengganti garam 12. Memberikan pasien makanan yang tinggi protein, tinggi kalori dan
12. Berikan pasien makanan yang tinggi protein, tinggi kalori
makanan
bergizi
yang
mudah
dikonsumsi
dan makanan bergizi yang
13. Menyediakan pilihan makanan
mudah dikonsumsi
14. Mengatur diet sesuai gaya hidup
13. Sediakan pilihan makanan 14. Atur diet sesuai gaya hidup pasien 15. Ajarkan pasien bagaimana menjaga makana harian
sesuai
informasi tentang
yang
kebutuhan
nutrisi dan bagaimana cara menjaga nya
15. Mengajarkan
pasien
bagaimana
menjaga makana harian 16. Menimbang pasien 17. Menyediakan informasi yang sesuai
16. Timbang pasien 17. Sediakan
pasien
tentang
kebutuhan
nutrisi
dan
bagaimana cara menjaga nya 18. Menganjurkan pengolahan makanan yang aman dan teknik penyimpanan yang baik
18. Anjurkan makanan teknik
pengolahan yang
aman
penyimpanan
dan
19. Menentukan
kemampuan
pasien
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
yang
baik 19. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 4
Intoleransi
Dalam
aktivitas
waktu3x24
untuk menentukan program
berhubungan
jam
kegiatan
dengan dan
kelelahan terpenuhinya kelemahan kebutuhan
fisik umum.
1. Kolaborasi dengan Ahli terapi
2. Sarankan
menentukan program kegiatan 2. Menyarankan
pasien
komitmen
aktivitas
meningkatkan
sehari-hari
dalam berbagai kegiatan
untuk
frekuensi dalam berbagai kegiatan
frekuensi
3. Membantu
untuk
untuk
komitmen
untuk
meningkatkan
mengeksplorasi
kegiatan pribadi dari aktivitas biasa
kegiatan pribadi dari aktivitas biasa (misalnya kerja) dan kegiatan rekreasi favorit pasien
pasien
untuk
3. Bantu untuk mengeksplorasi
4. Bantu
1. Kolaborasi dengan Ahli terapi untuk
(misalnya
kerja)
dan
kegiatan
rekreasi favorit 4. Membantu
pasien
untuk
menjadwalkan waktu khusus untuk untuk
kegiatan
pengalihan
ke
dalam
menjadwalkan waktu khusus untuk kegiatan pengalihan ke dalam rutinitas sehari-hari 5. ajarkan
pasien
/
keluarga
tentang peran fisik, acivitas sosial spiritual, dan kognitif 6. Fasilitasi kegiatan pengganti ketika
pasien
keterbatasan
memiliki
energi
waktu
atau gerakan
teratur
ambulasi,
(misalnya perpindahan,
berputar, dan personal care) 8. Berikan
aktivitas
motorik
untuk meredakan ketegangan otot
pasien
/
keluarga
tentang peran fisik, acivitas sosial spiritual, dan kognitif 6. Memfasilitasi
kegiatan
pengganti
ketika pasien memiliki keterbatasan energi waktu atau gerakan 7. Membantu dengan kegiatan fisik secara teratur (misalnya ambulasi,
care) 8. Memberikan aktivitas motorik untuk meredakan ketegangan otot 9. Menyediakan permainan kelompok non kompetitif, terstruktur, dan aktif 10. Membantu
pasien
untuk
mengembangkan motivasi diri
9. Sediakan kelompok
5. Mengajarkan
perpindahan, berputar, dan personal
7. Bantu dengan kegiatan fisik secara
rutinitas sehari-hari
permainan non
kompetitif,
11. Memonitor emosi, fisik, sosial, dan respon spiritual untuk aktivitas
terstruktur, dan aktif 10. Bantu
pasien
12. Membantu pasien / keluarga untuk untuk
mengembangkan motivasi diri 11. Monitor emosi, fisik, sosial, dan respon spiritual untuk aktivitas 12. bantu pasien / keluarga untuk memantau kemajuan sendiri terhadap pencapaian tujuan
memantau
kemajuan
terhadap pencapaian tujuan
sendiri
NO 1
EVALUASI 1. Jalan nafas paten dengan bunyi napas bersih dan jelas dapat dipertahankan 2. Menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas. (mis. Batuk efektif dan mengeluarkan sekret)
2 3
TTV dalam batas normal 1. Menunjukan peningkatan nafsu makan 2. Menunjukan peningkatan berat badan menuju tujuan yang tepat
4
1. Menunjukan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas 2. Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan , memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri 3. Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur dibuktikan oleh menurunya kelemahan dan tanda vital DBN selama aktivitas
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Bronkhitis merupakan suatu peradangan bronkhioli, bronkhus, dan trakhea oleh berbagai sebab. Bronkitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus syncital virus (RSV), virus influenza, virus parainvluenza, dan coxsackie virus. Selain itu, bronkitis dapat juga disebabkan oleh seperti askariasis dan jamur. Bronkitis terbagi menjadi bronkitis akut dan bronkitis kronis. Penyakit ini biasanya berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri atau inhalasi iritan seperti asap rokok dan zat-zat kimia yang ada di dalam polusi udara, penyakit ini memiliki karakteristik produksi mukus yang berlebihan.
B. SARAN Dengan adanya makalah ini kami berharap
para penderita penyakit
Bronkitis dapat memahami lebih lanjut tentang penyakit Bronkitis tersebut. Dan
DAFTAR PUSTAKA
Medication Publishing. (2013). Asuhan Keperawatan Berdasarakan Diagnosa Medis NANDA NIC NOC Edisi Revisi Jilid 2. Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika Doenges, Marilynn E., dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran Corwin, E. J. (2008). Patofisiologi. Jakarta : EGC