ARTI DAN MAKNA PANCASILA SILA KE-3 (PERSATUAN INDONESIA) Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila
Oleh 1. RAMONA SAVIERA A.
(15511241001)
2. DINASARI
(15511241015)
3. PUTRIE ISNAINI A.
(15511241018)
4. WIDAD ZULAIFA
(15511241028)
5. ARTHA SEPTYASTUTI
(15511241029)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Selesainya makalah ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu kami dengan ikhlas.Dengan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Chandra Dewi Puspitasari selaku dosen mata kuliah Pancasila. 2. Kedua orang tua kami yang telah mendukung pendidikan kami. 3. Semua pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Dalam membuat makalah ini, kami telah berusaha sebaik-baiknya Jika terdapat kesalahan yang membuat makalah ini belum sempurna, kami mohon kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, 20 April 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2 C. Tujuan .................................................................................................... 2 D. Manfaat .................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 8 B. Saran ...................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia tentu tidak asing lagi jika mendengar kalimat “Bhineka Tunggal Ika”. Kalimat tersebut merupakan semboyan dari simbol lambang kemewahan bagi bangsa Indonesia yang terpampang dalam bentuk Burung Garuda. Simbol-simbol yanga ada di dadanya merupakan pengamalan hidup dan menjadikan Indonesia memiliki ideologi yang khas. Itulah lambang negara, pengamalan sekaligus ideologi bagi bangsa Indonesia yakni “Pancasila”. Pada Pancasila terkandung banyak nilai dimana nilai-nilai tersebut oleh para pendiri negara Indonesia diambil berasal dari bangsa Indonesia sendiri berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai religius (Mochlisin, 2007: 6). Di dalam Pembukaan UUD 1945 memuat nilai-nilai Pancasila yang mengandung empat pokok pikiran, yang bilamana dianalisis makna yang terkandung di dalamnya merupakan penjabaran dari nilai-nilai Pancasila. Yang menjadi pusat perhatian kami dalam menyusun makalah ini adalah pokok pikiran pertama. Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan (Pembukaan UUD 1945). Bangsa Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman suku, bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam satu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila. Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar negara yang berarti kepribadian dan pandangan hidup masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penghayatan arti dan makna dalam setiap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat perlu dipahami oleh setiap warga negara Indonesia.
1
B. Rumusan Masalah Bagaimanakah arti dan makna sila ketiga dalam Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”?
C. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat jiwa nasionalisme bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila.
D. Manfaat Manfaat penyusunan dan pembuatan makalah ini bisa memberi pengetahuan dan pemahaman tentang arti dan makna yang lebih mendalam pada sila ketiga Pancasila. Manfaat lain yang penulis dapatkan adalah penulis menjadi lebih mengerti dalam memaknai kehidupan persatuan yang sebenarnya sebagai warga negara berlandaskan Pancasila.
2
BAB II PEMBAHASAN
Sila Persatuan Indonesia terdiri dari dua kata yang penting yaitu persatuan dan Indonesia. Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh, tidak pecahbelah. Sedangkan persatuan mengandung pengertian disatukannya berbagai macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kesatuan. Keanekaragaman masyarakat Indonesia diharapkan dapat diserasikan menjadi satu dan utuh, tidak bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Indonesia dapat diartikan secara geografis, atau dapat dilihat sebagai bangsa Indonesia dalam pengertian geografis adalah bagian bumi yang membentang dari 95o – 141o BT dan 6o LU – 11oLS. Sedangkan Indonesia dalam pengertian bangsa adalah suatu bangsa yang secara politis hidup dalam wilayah tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persatuan Indonesia mengandung arti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan yang didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Persatuan Indonesia mengandung arti kebangsaan (nasionalisme), yaitu bangsa Indonesia harus memupuk persatuan yang erat antara sesama warga negara, tanpa membeda-bedakan suku atau golongan serta berdasarkan satu tekad yang bulat dan satu cita-cita bersama. Kebangsaan Indonesia bukanlah kebangsaan yang sempit, yang hanya mengagungkan bangsanya sendiri dan merendahkan bangsa lain, tetapi kebangsaan yang menuju persaudaraaan dunia yang menghendaki bangsa-bangsa saling menghormati dan saling menghargai. Persatuan bermakna idiologis, ekonomi, politik, sosial-budaya dan keamanan. Bila persatuan dikembangkan dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia, nilai persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Faktor persatuan merupakan faktor dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia. Persatuan bertujuan untuk memajukkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Perwujudan persatuan Indonesia adalah
3
manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya atau etnis. Paham kebangsaan merupakan wujud asas kebersamaan (solidaritas) serta rasa bangga akan kecintaan kepada bangsa dan kebudayaan. Sila persatuan Indonesia ini mengandung arti sebagai berikut: 1. Nilai yang diproklamasikan merupakan perwujudan yang konkrit dari persatuan Indonesia. 2. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 3. Negara mengatasi segala paham perseorangan dari paham golongan (integralistik). 4. Mengakui kebhinneka tunggal ika dari bangsa Indonesia. 5. Nasionalisme. 6. Cinta bangsa dan tanah air. 7. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia. 8. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau
kekuasaan, keturunan dan
perbedaan warna kulit. 9. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan. Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh sila I dan II. Nasionalisme Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa, sebaliknya membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa yang padu tidak terpecah belah oleh sebab apapun. Bentuk-bentuk pokok pelaksanaan sila persatuan Indonesia telah
ditentukan pada proklamasi
kemerdekaan Indonesia di dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu dalam pasal 26 tentang warga negara, dalam pasal 31 tentang pengajaran nasional, dalam pasal 32 tentang kebudayaan nasional, dalam pasal 35 tentang bendera negara dan dalam pasal 36 yang menetapkan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Wilayah Negara yaitu lambang Negara “Bhineka Tunggal Ika” yang merupakan suatu keseimbangan yang harmoni.
4
Zaman yang terus berkembang memasuki era globalisasi, tidak menutup kemungkinan adanya budaya luar yang masuk ke dalam negara ini dan melebur dalam kebudayaan bangsa. Hal itu juga merupakan ancaman tersendiri bagi suatu negara untuk menghadapi suatu konflik perpecahan di dalam negara. Sekarang banyak budaya Indonesia yang sudah mulai terlupakan di kalangan anak muda. Tanpa disadari mereka lebih banyak menggunakan budaya asing dalam kehidupan dan gaya hidupnya. Sila ketiga ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya sehingga dapat disatukan melalui sila ini, berbeda-beda tetapi tetap satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika. Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara daripada kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia. Akan tetapi perlu diketahui bahwa rasa cinta bangsa dan tanah air yang kita miliki di Indonesia bukan yang menjurus kepada chauvinisme, yaitu rasa yang mengagungkan bangsa sendiri, dengan merendahkan bangsa lain. Jika hal ini terjadi, maka bertentangan dengan sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Walaupun ditulis cinta bangsa dan tanah air, tidak dimaksudkan untuk chauvimisme. Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan di masyarakat sangat penuh perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia dan rela mengorbankan kepentingan golongan demi negara Indonesia. Walaupun sangat kental dengan berbagai budaya yang berbeda tetap harus rukun menjaga kedamaian Bhineka Tunggal Ika. Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama
5
diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada keadaan yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya), mencerdaskan kehidupan warganya, serta kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk hal-hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan kesatuan, misalnya penonjolan kekuasaan, penonjolan keturunan, harus diusahakan agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat Indonesia. Perlu diketahui bahwa ikatan kekeluargaan, kebersamaan di Indonesia sejak dulu sampai sekarang lebih di hormati daripada kepentingan pribadi. Namun, tentunya semangat ini bagi bangsa Indonesia mengalami dinamikanya sendiri. Kadang menjadi kuat, tapi pada suatu saat akan melemah. Pada saat ini justru nasionalisme bangsa Indonesia, ditantang dan dalam kondisi yang agak rapuh, karena banyak dari elemen bangsa yang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bangsa dan negara. Misalnya, fenomena disintegrasi, munculnya gejala primor-dialisme dan separatisme. Pada intinya nilai-nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari empat sila lainnya. Hal ini dikarenakan seluruh sila
6
merupakan suatu kesatuan yang sifatnya sistematis. Sila “Persatuan Indonesia“ didasari dan dijiwai oleh sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Kemudian sila “Persatuan Indonesia” mendasari dan menjiwai sila
“Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan dan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini menunjukkan bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religius yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa dan nasionalisme yang humanistik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam masyarakat Indonesia dalam segala aspek penyelenggaraan negara.
7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Pancasila dijadikan dasar dan ideologi negara mengandung banyak nilai di dalamnya. Nilai-nilai tersebut diambil atau digali dari kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sendiri. Sila ketiga dalam Pancasila ini bermakna bahwa sifat dan keadaan-keadaan di negara Indonesia harus sesuai hakekatnya yaitu “satu” (mutlak dan tidak dapat terbagi oleh apapun). Pada akhirnya perbedaan dan pertentangan-pertentangan yang terjadi akan menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bagi bangsa ini. Jadi inti arti dan makna dari sila yang berbunyi “Persatuan Indonesia” ini adalah mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya sehingga dapat disatukan melalui sila ini, berbeda-beda tetapi tetap satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.
B. Saran Setelah mengetahui arti dan makna yang sebenarnya dalam sila ketiga Pancasila, kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah sepantasnya untuk menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Jadikanlah perbedaanperbedaan yang kita temui sebagai suatu kekayaan yang dimiliki oleh negeri ini. Saling hormat menghormati dan tidak mengusik adanya perbedaan antar masyarakat. Jadikanlah semboyan “Bhineka Tunggal Ika” melekat di benak Anda dan diimplementasikan dalam kehidupan nyata dalam berbangsa dan bernegara.
8
DAFTAR PUSTAKA
Mochlisin. 2007. Kewarganegaraan. Jakarta: Interplus Rukiyati, M.Hum, dkk. 2013. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY press http://graha.students-blog.undip.ac.id/2009/06/12/makna-sila-pancasila/ http://pormadi.wordpress.com/2007/10/01/nilai-nilai-pancasila-dan-uud-1945/
9