MAKNA DAN ARTI LAMBANG GARUDA PANCASILA
Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda,
perisai dan pita putih.
1. Burung Garuda
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu
yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-
6. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas
pada burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan. Pada burung
garuda,
Jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah 17 yang mempunyai makna,
tanggal kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17.
Bulu ekor memiliki jumlah 8 yang melambangkan bulan kemerdekaan negara
kita bulan Agustus yang merupakan bulan ke-8.
Dan bulu-bulu di pangkal ekor atau perisai berjumlah 19 helai dan di
lehernya berjumlah 45 helai.
Sehingga kesemua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya melambangkan
tanggal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran
orang zaman dahlu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan
bermaksud agar Indonesia tidak menempuh jalan yang salah. Dan anggapan
bahwa arah ke kanan adalah arah yang baik lah yang membuat kepala
Garuda dibuat menghadap ke kanan. Biasanya banyak anggapan yang
mengatakan bahwa jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah kanan,
makanya kepala garuda Indonesia selalu mengarah ke kanan.
Sayap yang membentang adalah siap terbang ke angkasa.Burung Garuda
dengan sayap yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan
dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan
negara.
2. Perisai
Perisai yang dikalungkan melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai
itu mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-
sila dari dasar negara Pancasila.
Bagian tengah terdapat simbol bintang bersudut lima yang
melambangkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang
bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan
yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar
berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang
menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi
sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia
ini ada.
Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang melambangkan sila
kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut
terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang
saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat
melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan
perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa
setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain
dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang
melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin
digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana
banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat
Indonesia bisa " berteduh " di bawah naungan negara Indonesia. Selain
itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-
mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya
keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang
melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan. Lambang banteng
digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul,
seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk
mendiskusikan sesuatu.
Dan di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas yang
melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar
setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk
mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang
melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia yaitu negara tropis yang di lintasi garis khatulistiwa
yang membentang dari timur ke barat.
Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaa
Indonesia "Merah-Putih". Merah berarti berani dan putih berarti suci.
Sedangkan bagian tengahnya berwarna dasar hitam berarti warna alam atau
warna asli.
3. Pita Putih
Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang
dicengkeram, yang bertuliskan " BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang ditulis dengan
huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Kata "Bhineka"
berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, Kata "Tunggal" berarti satu, dan
Kata "Ika" berarti itu. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata dalam
Bahasa Jawa Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua ".
Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang
pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu
menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri
atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta
agama.
MAKNA TUT WURI HANDAYANI
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh dan pelopor pendidikan yang telah
mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922.
Semboyan "Tut wuri handayani", atau aslinya: ing ngarsa sung tulada, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani. Arti dari semboyan ini adalah:
tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan
dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara
murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung
tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh
tindakan yang baik).