I. Deskripsi Mata Kuliah Neurosains termasuk salah satu Mata Kuliah yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa PGRA. Dengan Mata Kuliah ini mahasiswa akan memperoleh bekal untuk menjadi seorang guru yang profesional, karena di dalamnya akan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan belajar dalam pendekatan neurologis. Hal itu sangat penting bagi calon guru, bahkan bagi guru yang belum pernah mempelajarinya, karena tugas utama seorang guru adalah membuat peserta didik b elajar atau pembelajaran, sehingga perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan belajar. II. Standar Kompetensi Memahami bebagai pandangan atau teori-teori neurologi tentang belajar, sistem sinsori dan perkembangan anak serta fungsi belahan otak.. PERTEMUAN KE – TOPIK PEMBAHASAN 1 Perkenalan 2 Pengantar : Overview perkuliahan dan distribusi kelompok diskusi 3 Pandangan Ahli Neurologi tentang belajar 4 Struktur dan Fungsi Otak 5 Fungsi Belahan Otak Bagian Kiri dan dan Belahan Otak Bagian Kanan 6 Sistem Sensori dan Perkembangan Manusia 7 Perkembangan Perseptual Motorik 8 Proses Belajar Berbasis Fungsi Otak 9 Ujian Tengah Semester ( UTS ) 10 Fungsi belahan Otak dan Perkembangan Bahasa 11 Kaitan Otak dengan Bahasa 12 Otak Pria dan Otak Wanita 13 Analisis perkembangan peserta didik PGRA 1 14 Analisis perkembangan peserta didik PGRA 2 15 Ujian Akhir Semester ( UAS )
Apa itu itu Neurosains Neurosains (Neuros (Neuroscience) cience)?? ?? Tugas dari ilmu neural ( neural science) adalah menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di otak. Bagaimana bisa2nya otak yang tersusun dari jutaan sel-sel saraf individuil bisa menghasilkan perilaku dan bagaimana sel-sel ini juga terpengaruh oleh kondisi lingkungan? Mmm sungguh sungguh menarik dan menantang! “The last frontier of the biological sciences–their sciences– their ultimate challenge– challenge–is to understand the biological basis of consciousness and the mental processes by which we perceive, act, learn, and remember.” - Eric Kandel, Principles of Neural science, fourth edition Neurosains merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik dari sistem syaraf. Komunitas atau Perkumpulan Neurosains didirikan pada tahun 1969, namun pembelajaran mengenai otak sudah dilakukan sejak lama sekali. Beberapa hal yang dipelajari meliputi struktur, fungsi, sejarah evolusi, pengembangan, genetika, biokimia, fisiologi, farmakologi, informatika, komputasi neurosains dan patologi dari sistem syaraf. Secara tradisionil kelihatan merupakan cabang dari ilmu biologi. Namun, saat ini sudah banyak dilakukan kerjasama penelitian antar bidang ilmu dalam kerangka
neurosains, seperti disiplin ilmu psikologi-neuro dan kognitif, ilmu komputer, statistik, fisika dan kedokteran. Saat ini neurosains sudah melibatkan beberapa eksperimental saintifik sistematik dan investigasi teoritis atas sistem syaraf pusat dan periferal dari organisme biologik. Metodologi empirik yang digunakan oleh para neurosaintis telah berkembang dari analisis biokimia dan genetika dari dinamika sel-sel syaraf individual dan unsur-unsur pokok molekularnya hingga penyajian citra perseptual dan aktivitas motorik dalam otak. Bahkan saat ini sudah dilakukan pemodelan komputasional untuk mendukung neurosains. Secara umum, neurosains mencakup semua bidang ilmu saintifik yang terkait dengan sistem syaraf. Psikologi, sebagai studi saintifik proses mental, dapat dianggap sebagai sub-bidang neurosains, walaupun beberapa teoris pikiran/tubuh tidak setuju dengan hal ini - menurut mereka, psikologi adalah studi proses-proses mental yang dapat dimodelkan dengan berbagai macam prinsip-prinsip dan teori-teori abstrak, seperti psikologi perilaku dan kognitif tradisional, dan itu tidak berhubungan dengan prosesproses syaraf. Istilah neurobiologi kadang dipakau sebagai ganti dari neurosains, walaupun istilah yang pertama merujuk pada biologi-nya sistem syaraf. Neurolog dan Psikiater merupakan bidang khusus kedokteran yang secara spesifik mempelajari penyakit pada sistem syaraf. Istilah ini merujuk pada disiplin klinik yang menyangkut diagnosa dan perawatan dari penyakit ini. Neurologi berkaitan dengan penyakit dari sistem syaraf pusat dan periferal seperti ALS ( Amyotrophic Lateral Sclerosis) dan stroke, sedangkan Psikiater fokus pada penyakit mental. Batasan antara kedua semakin kabur hingga sat ini dan dokter spesialis salah satunya sering mendapatkan pelatihan keduanya. Neurolog dan Psikiater banyak dipengaruhi oleh riset-riset dasar neurosains. Berbagai tema-tema penelitian Neurosains (Beberapa diambil dari http://www.northwestern.edu/nuin/fac/index.htm):
Behavior/Cognition/Language Biological Rhythms Brain Imaging or neuroimaging Cell Biology Cell Imaging & Electrophysiology Computational neuroscience Development Hearing Sciences Language Learning/Memory Mechanisms of Drug Action Molecular Neuroscience Motor Control Neurobiology of Disease Neuroethology Neuroendocrinology Neuroimmunology Signal transduction Systems Neuroscience Universal Grammar Vision Sciences Neurobiology of the neuron Sensation and perception Sleep Autonomic systems and homeostasis
Arousal, attention and emotion Genetics of the nervous system Injury of the nervous systems
Beberapa buku teks yang bisa digunakan untuk mempelajari Neurosains:
Bear, M.F., B.W. Connors dan M.A. Paradiso, 2001, Neuroscience: Exploring the Brain. Baltimore: Lippincott. ISBN 0-7817-3944-6. Kandel, ER, Schwartz JH dan Jessell TM, 2000, Principles of Neural Science (4th ed. ed.). New York: McGraw-Hill. ISBN 0-8385-7701-6. Squire, L. dkk, 2003, Fundamental Neuroscience, 2nd edition. Academic Press; ISBN 0-12-660303-0 Byrne dan Roberts, 2004, From Molecules to Networks. Academic Press; ISBN 012-148660-5 Sanes, Reh dan Harris, 2005, Development of the Nervous System, 2nd edition. Academic Press; ISBN 0-12-618621-9 Siegel dkk, 2005, Basic Neurochemistry, 7th edition. Academic Press; ISBN 0-12088397-X Rieke, F. dkk, 1999, Spikes: Exploring the Neural Code. The MIT Press; Reprint edition ISBN 0-262-68108-0
Informasi online:
Intro to Neuroscience (http://azintaria.freespaces.com/index.htm) - Smith College Spring 2005
NEUROSAINS DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
MAKALAH NEUROSAINS DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI TENTANG PEMBELAJARAN YANG MERANGSANG DAN MELATIH BELAHAN OTAK KIRI
OLEH:
ZAKIAH MARDIH 1205120
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah swt berkat rahmat, nikmat dan hidayahnya kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul ; pembelajaran yang m erangsang dan melatih belahan otak kiri makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah neuro sains. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah berikutnya. Akhirnya kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari pembaca.
Padang, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1 1.2 Tujuan........................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN 1.
Potensi otak kiri............................................................................... 2
2.
Model permainan dengan bangun ruang yang merangsang
dan melatih belahan otak kiri........................................................... 3
BAB III PENUTUP a.
Kesimpulan...................................................................................... 6
b.
Saran................................................................................................ 6
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................... 7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kehidupan manusia, keberhasilan dan kegagalan ditentukan oleh dirinya sendiri. Peranan dan kedudukan otak sangat penting dalam keberhasilan dan kegagalan hidup manusia. Manusia memiliki dua belah otak yang besar yang masing-masing mempunyai cirri-ciri yang berbeda, pmikiran rasional, logis dan baku. Mengoptimalkan fungsi otak adalah suatu keharusan jika kita ingin mengeluarkan potensi diri kita semaksimal mungkin, dengan cara memberikan stimulus yang dapat merangsang kerja otak, otak adalah organ yang paling canggih dalam tubuh manusia yang selalu dinamis. Kemampuan ini harus di optimalkan dengan cara stimulasi. Stimulasi akan mempengaruhi pertumbuhan sinaps (proses sinaptogenesis) 1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah neurosains dan agar dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari tentang pembelajaran yang dapat melatih dan merangsang belahan otak kiri. BAB II PEMBAHASAN 1.
Potensi otak kiri
Menurut pembagian otak, otak terdiri dari dua belahan yaitu kanan dan kiri. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kir i merupakan salah satu kelebihan manusia dibandingkan hewan. Namun otak kiri yang terlalu mendominasi cenderung menjadikan manusia jauh dari kemanusia-annya. Otak kiri berhubungan dengan potensi kemampuan kebahasaan (verbal), konstruksi objek (teknik dan mekanis), temporal, logis, analitis, rasional dan konsep kegiatan yang terstruktur. Para ahli banyak yang mengatakan otak kiri sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient), Pemetaan potesi kemampuan yang dimiliki oleh bagian otak tersebut dapat dilihat di bawah ini: Otak Kiri atas (Analytic thinking) a.
Logis
b.
Analisis
c.
Factual
d.
Pengukuran
:
Otak Kiri Bawah(Implemen tation thinking) : a.
Organisasi
b.
Sekuensial
c.
Planning
d.
Rinci
Bagian kiri atas otak menurut Ned Herman dalam buku melejitkan multiple i ntelligence anak sejak dini:22, memiliki kemampuan analitic thinking. Kemampuan ini berperan dalam memahami suatu objek yang dapat di analisa. Kondisi-kondisi yang saling berhubungan menghasilkan suatu kesimpulan, cara berpikir logis merupakan kemampuan yang dimiliki otak bagian ini. Keruangan dan konsep-konsep pengukuran adalah bagian kehidupan rill yang dapat dicerna secara potensial oleh bagian otak ini juga. Otak kiri berfungsi dalam hal pembedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika. Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Bila terjadi kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa, da matematika.
Kemampuan penggunaan tata bahasa yang benar adalah fungsi belahan otak kiri, bahasa verbal adalah bahasa yang digunakan sehari-hari dan berpusat dibelahan otak kiri, belahan ini dinamaka belahan dominan dan kemampuannya untuk memantau fungsi berbicara atau bertutur (bahasa ekspresif), pemahaman bahasa (bahasa preseptif), menulis dan membaca. Bahasa ekpresif berpusat dibagian depan (disebut ar ea broca) dan bahasa presptif dibelakang (areawernicke). Sehingga gangguan berbahasa dapat berwujud sebagai kesulitan berbicara atau bertutur kata kalau kelainannya atau hambatan perkembangannya terjadi pada belahan kiri bagian depan (gangguan bahasa ekspresif). Sebaliknya gangguan kelainan pada bagian belakang akan menimbulkan gangguan bahasa preseptif. Jadi, gangguan berbahasa (disfasia) perlu dirinci apakah gangguannya berupa kesukaran bertutur ataukah kesukaran memhami bahasa. Bagian belahan otak kiri yang memantau kemampuan menulis dan membaca teretak di belakang area wernicke yang dinamakan garis anguralis. 2.
Model permainan dengan bangun ruang yang merangsang dan melatih belahan otak kiri
a.
Model permaian I
1.
Siapkan atau buatlah benda dengan bentuk yang berbeda-beda secara sederhana misalnya
kubus, limas, balok, dan bola dalam jumlah yang cukup dan warna yang sama. 2.
Berikanlah benda-benda tersebut secara terpisah-pisah misalnya tiga jenis aka ruang kubus,
limas segitiga, dan bola. 3.
Kemudian kelompokkan sesuai dengan bentuk bendanya dan biarkan si kecl bermain-main dan
berinteraksi dengan benda-benda tersebut. 4.
Dalam permainannya si kecil akan mengamati dan membedakan bentuk satu dengan yang
lainnya dan biasanya akan mencampur aduk benda-benda. 5.
Biarkanlah benda-benda tersebut bercampur aduk dan berceceran. Setelah beberapa saat
permainan, kita kelompokkan kembali benda-benda tersebut sesuai bentuknya dan kita berikan lagi padanya. 6.
Jika kita memiliki banyak waktu dan ia belum bosan bermain, maka lakukan permainan ini
secara berulang-ulang. Permainan ini merupakan pelatihan pengelompokan atau klasifi kasi yang merupakan salah satu ilmu dasar dari pengetahuan. Yang dikatakan pada proses permainan di atas adalah kerja otak visual dalam mengamati bentuk objek. Selama ini si kecil berinteraksi, akan terjadi rangsangan berfikir pada otak dan di lanjutkan dengan respon yang diberikan otak untuk bemberikan perilaku padanya. Kerja otak visual dalam aktivitas berfikir yang terarah ini akan membantu pertumbuhan otannya sehingga pertumbuhan otak di daerah yang mengendalikan organ visual akan maksimal. Dengan demikian akan mencegah terjadinya disfungsi atau tidak berfungsinya organ otak pada bagian ini. b.
Model permainan II
1.
Berikanlah benda-benda dengan bentuk yang sama dalam pola warna yang berbeda pada anak,
misalnya kubus dengan warna merah, hijau, dan biru. 2.
Selanjutya kelompokkan benda-benda tersebut sesuai warnanya sebelum diberikan pada si
kecil. Setelah itu biarkanlah ia melakukan permainan nya sendiri. 3.
Selang beberapa waktu kemudian, kelompokkan benda-benda tersebut sesuai warna masing-
masing. 4.
Lakukanlah permainan ini dengan pola yang telah diterangkan pada latihan pertama.
Kemampuan si kecil dalam permainan ini akan memahami warna bukan merupakan tujuan utama, tapi lebih pada pembedaan terhadap berbagai warna, dimana akan terjadi proses rangsangan warna yang di terima oleh retina mata dan dilanjutkan ke sistem saraf pusat sehingga sistem saraf pusat memberikan respon atau tanggapan terhadap rangsangan visual i ni. c.
Model permainan III
1.
Berikanlah kubus, bola, dan limas segitiga dengan bermacam-macam warna.
2.
Model latihan ini merupakan penggabungan latihan pertama dan kedua dengan objek yang
lebih kompleks, berupa benda dengan bentuk dan warna yang berbeda-beda. Si kecil akan mengalami peningkatan kemampuan panca indra, termasuk organ visual seiring dengan pertambahan usia dalam kondisi normal. Latihan semacam ini sangat penting untuk memaksimalkan pertumbuhan dan fungsi organ karena or gan yang terlatih akan lebih sempurna pertumbuhan dan fungsinya. 3.
Sebaiknya latihan dilakukan secara rutin agar rangsangan berfikir yang di terima anak teratur.
Dalam sistem pemetaan otak konsep latihan di atas akan memacu pertumbuhan wilayah otak ki ri. Hal ini terkait dengan pemaksimalan fungsi dan pertumbuhan otak untuk membentuk kekuatan rasionalitas. Berdasarkan fungsi aplikasinya kemampuan rasional akan mengarahkan untuk berfikir logis serta dapat memetakan permasalahan teknis dan matematis. Menurut beberapa penelitian para ahli di bidang kecerdasan manusia, kemampuan maksimal perkembangan otak kiri ini cenderung dimiliki orang barat. Oleh karena itu kemampuan dibidang teknik dan teknologi lebih banyak berkembang di sana. Ini merupakan tantangan tersendiri yang perlu di pecahkan agar si kecil mempunyai kemampuan yang maksimal. Konsep pemahaman bangun dan keteratuaran merupakan latihan untuk memaksimalkan kemampuan analisis dan pengelompokan. Kekuatan yang terkandung dalam model permainan yang sederhana ini akan menghasilkan kerja pada otak kiri. Kerja yang terlatih dan kontinyu mengarahkan pada perkembangan struktur dan fungsi. Semakin banyak jenis model latihan yang diberikan dengan cara bertahap dan wajar maka akan meningkatkan kompleksitas pertumbuhan struktur maupun fungsi otak. Pelajar yang dominan pada otak kiri biasanya mungkin akan: 1.
Memilih sesuatu yang erurutan
2.
Belajar lebih baik dari bagian-bagian kemudian keseluruhan
3.
Lebih memilih sistem membaca fonetik
4.
Menyukai kata-kata, symbol, dan huruf
5.
Lebih memilih membaca subjeknya terlrbih dahulu
6.
Mau berbagi informasi factual yang berhubungan
7.
Lebih memilih instruksi yang berurutan secara detail
8.
Mengalami focus internal lebih besar
9.
Menginginkan struktur dan perdiktabilitas
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Otak kiri berfungsi dalam hal pembedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika. Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Bila terjadi kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa, da matematika. Ada beberapa Model permainan dengan bangun ruang y ang merangsang dan melatih belahan otak kiri. Konsep pemahaman bangun dan keteratuaran merupakan latihan untuk memaksimalkan kemampuan analisis dan pengelompokan. Kekuatan yang terkandung dalam model permainan yang sederhana ini akan menghasilkan kerja pada otak kiri. Kerja yang terlatih dan kontinyu mengarahkan pada perkembangan struktur dan fungsi. Semakin banyak jenis model latihan yang diberikan dengan cara bertahap dan wajar maka akan meningkatkan kompleksitas pertumbuhan struktur maupun fungsi otak. B.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, saran dan kritik dari pembaca sangat diperlukan penulis dalam perbaikan makalah ini kedepannya. DAFTAR RUJUKAN Surya, sutan. 2007. Melejitkan multiple intelligence anak sejak dini. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta Jensen, eric. 2008. Brain- based learning. Yogyakarta: pustaka pelajar Suryana, dadan. Bahan ajar “neurosains dalam pembelajaran anak usia dini. Padang: UNP
Sidiarto, lily djokosetio. 2007. Perkembangan otak dan kesulitan belajar pada anak. Jakarta : UI PRESS
http://irilaslogo.wordpress.com/2011/11/30/mengenal-potensi-otak-kanan-otak-kiri-dan-otak-kecil/