MAKALAH AGAMA
„‟IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM‟‟
ANGGOTA KELOMPOK 7 : ULLY CHINTYA
(071113027)
UKI YUNITA
(071113036)
RIA ANGGI WINATA
(071113003)
M. WIRA PRAKOSO
(071113084)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2011 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM”. Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai pandangan Islam tentang IPTEK dan Seni, dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisantulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan makalah ini. Surabaya, 23 September 2011
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................... PENGANTAR..................................................... ............................................... .........................................i ................i DAFTAR ISI.......................................... ISI................................................................ ............................................ ............................................ii ......................ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang……………….……………………………………………….1 Belakang……………….……………………………………………….1 Rumusan Masalah…………………………………………………………….2 Masalah …………………………………………………………….2 Tujuan Penulisan Tujuan Tuju an penulisan makalah ini yaitu…………………….…2 BAB II PEMBAHASAN IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM 1.1. Pengertian IPTEK………….…………………………………………..…3 1.2. Pengertian Seni………………………...………………………………….3 Seni ………………………...………………………………….3 1.3. Integrasi Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi Teknologi dan dan Seni………………………………..7 Seni ………………………………..7 1.4. Tanggungjawab Ilmuan Terhadap Lingkungan …………………………..8 ………………………………..10 1.5. Keutamaan Orang-Orang Yang Berilmu Berilmu………………………………..10 BAB III PENUTUP 2.1. Kesimpulan……………………………………………………………...13 LAMPIRAN…………………………………………………………………......14 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………15
3
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
Dewasa ini kita sering melihat disekeliling kita, banyak saudara-saudara kita yang hidupnya serba kekurangan. Ada yang bekerja sebagai pemulung, pengemis, pengamen, dan lain-lain. Semuanya ini dapat teratasi apabila mereka memiliki ilmu yang dapat dimanfaatkan, sehingga mereka tidak lagi bekerja sebagai pemulung, pengemis, pengamen dan lain-lain sebagainya. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap umat yang ada di dunia ini, terlebih lagi bagi umat muslim. Dalam ajaran agama agama islam, menuntut ilmu sangat ditekankan dalam kitab suci Al‟Quran dan Al-Hadits. Orang mempunyi ilmu berbeda dengan orang yang tidak mempunyai ilmu. Orang yang mempunyai ilmu, apabila dia ingin melakukan sesuatu dia harus memikirkan dengan matang sebelum dia melakukan sesuatu. Dan orang yang memiliki ilmu juga mempunyai tujuan hidup yang jelas. Sedangkan orang tidak memiliki ilmu, apabila dia ingin melakukan sesuatu dia tidak lagi memikirkan dengan matang apa yang akan dia lakukan nantinya. Dalam sebuah Hadits Hadits Nabi Muhammad SAW, Beliau bersabda “tuntutlah ilmu walau ke negeri cina”. Begitu pentingnya sebuah ilmu sehinggan Nabi sendiri menyuruh kita untuk menuntut ilmu sampai ke negeri cina. Untuk mendapatkan ilmu, banyak cara yang dapat kita lakukan diantaranya dengan cara membaca, mendengarkan, mendengarkan, melihat atau membaca situasi yang pernah kita rasakan, dan masih banyak cara lagi untuk mendapatkan ilmu. Seni merupakan ekspresi dari jiwa seseorang yang menghasilkan sebuah budaya yang diidentik dengan keindahan. Seorang seniman sering menggunakan benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga menghasilkan sebuah keindahan. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
4
Rumusan Masalah
1. Pengertian IPTEK dan Seni. Seni. 2. Interasi iman, ilmu, teknologi, dan seni. 3. Keutamaan orang yag berilmu. 4. Tanggung jawab lmuwan terhadap t erhadap Lingkungan. Lingkungan. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas kuliah agama islam semester ganjil. 2. Untuk mengetahui hubungan antara iptek dan seni dalam agama islam. 3. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai berbagai hal macam hukum menurut islam dalam pengaplikasian antara iptek dan seni dalam kehidupan sehari – hari. – hari.
5
BAB II PEMBAHASAN IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM 1.1. Pengertian IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Berdasarkan sudut pandang flsafat ilmu, pengetahuan dan ilmu pengetahuan pengetahuan mempunyai makna yang berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui pancaindra. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun, diklasifikasikan, dan diverifikasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam Al.Quran ilmu digunakan dalam proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi terletak sudut pandang budayanya karena teknologi termasuk salah satu unsur budaya dan hasil dari penerapan praktis ilmu pengetahuan. Sebuah teknologi dapat berdampak negatif berupa ketimpangan – ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta jika kita atau seorang ilmuan tidak menerapkannya secara fungsional. Sedangkan dampak positifnya berupa kemajuan dan kesejahteraan kesejahteraan bagi manusia. 1.2. Pengertian Seni Kebudayaan
Sebelum menjelaskan apa itu seni, orang-orang sering merasa bingung mengenai perbadaan antara seni dan budaya itu sendiri. Budaya atau kebudayaan selalu diidentikkan dengan seni atau kesenian. Berdasarkan pendekatan deskriptif yang disampaikan oleh Taylor bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat 6
istiadat, dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai anggota masayarakat. Budaya dan seni memiliki perbedaan yang mendasar sebab seni lebih ke arah hasil dari budaya itu sendiri sedangkan dalam pengertian yang tertera budaya meliputi seni. Suatu kebiasaan masyarakat yang telah berakar dan tertanam kuat akan terus di terapkan sehingga ada dorongan untuk melestarikan kebiasaan tersebut dan akhirnya dari kebiasaan itu munculah istilah kebudayaan. Al.Quran memandang kebudayaan sebagai suatu proses dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia sebab kebudayaan itu lahir bersamaan dengan kelahiran manusia itu sendiri. Dari penjelasan tersebut kebudayaan dapat dipandang dari dua sisi yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan kebudayaan sebagai suatu produk. Seni atau kesenian adalah manifestasi budaya(rasa, karya, dan karsa) manusia yang memenuhi syarat-syarat estetika. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni selalu identik dengan keindahan yang bernilai kebenaran asal tidak berlebihan. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Secara garis besar, seni dibedakan menjadi:
Seni sastra (seni dengan alat bahasa)
Seni musik (seni dengan alat bunyi atau suara)
Seni tari (seni dengan alat gerakan)
Seni rupa (seni dengan alat garis, bentuk, warna)
Seni drama (seni dengan alat kombinasi di atas)
Islam memang tidak memberikan ajaran yang terinci tentang seni namun Rasulullah telah menjelaskan bahwa:
Allah mempunyai segala sifat-sifat yang baik. Sedangkan manusia adalah sebagai khalifah Tuhan yang mengemban amanat di atas bumi ini sesuai batas-batas kemampuan manusia.
Seni adalah bagian hidup dari manusia karena merupakan manifestasi dan refleksi kehidupan manusia. Setiap muslim diwajibkan meng-up-grade 7
taraf kehidupannya menurut kemampuan diri sehingga berkreasi seni merupakan dari peng-up-gradetan diri.
Islam adalah agama yang serasi dengan fitrah kejadian manusia dan kesenian manusia termasuk fitrahnya. Kemampuan berseni itulah yang membedakan manusia dengan makhluk Tuhan yang lain.
Tujuan Seni Menurut Islam
Seni adalah bagian dari kehidupan kita sendiri. Oleh karena itu, tujuan kesenian sama dengan tujuan hidup itu sendiri dan bagi setiap muslim tujuan hidup itu adalah kebahagiaan material duniawi dan kebahagiaan spiritual serta menjadi rahmat bagi segenap alam atas keridhaan Allah. Fungsi Seni Menurut Islam
Dari segi fungsi, seni merupakan media mensyukuri nikmat Allah yang telah menganugerahi manusia dengan berbagai potensi baik potensi diri maupun potensi indrawi(panca indra). Fungsi seni yang lain ialah menghayati kebesaran Allah baik yang terdapat di alam maupun yang terdapat pada kreasi manusia. Muslim yang baik mengerti bahwasanya bahwasanya berkreasi seni pada hakikatnya:
Melaksanakan Melaksanakan tugas ibadah
Menunaikan fungsi khalifah
Islam telah memulai perkembangan kesenian-kesenian diantara orang-orang islam, dibuktikan dengan:
Pembacaan kitab suci Al.Quran sehingga menciptakan suatu cabang musik baru.
Pemeliharaan naskah Al.Quran telah mengharuskan tulisan yang bagus dan penjilidan buku.
Naskah-naskah Naskah-naskah Al.Quran telah dihiasi dengan warna.
Pembangunan masjid telah mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian hiasan. 8
Mimbar didalam masjid telah disipakan untuk Nabi dengan dihias sedemikian rupa.
Seni dapat dibilang sebagai kegiatan menyeimbangkan antara badan dan jiwa manusia. Dan islam telah mengembangkan mengembangkan suatu keseluruhan yang harmonis di dalam diri manusia. Islam menuntut untuk mengembangkan bakat-bakat kesenian manusia
dengan jiwa kesedarhanaan, tidak berlebih-lebihan. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan lampulampu”. “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang
terbaik perbuatannya”. Islam tidak melarang mengenai kemajuan kesenian akan tetapi, memberikan larangan yang bersifat mutlak terhadap gambaran bentuk-bentuk hewan termasuk gambaran manusia dengan alasan yang bersifat methafisis, biologis, dan sosial. Al.Quran sendiri telah menganjurkan keindahan pada bangunan-bangunan masjid dan bangunan-bangunan lainnya seperti masjid Sulaiman di Istambul Turki, Taj Mahal di Arga India, istana Al-Hamra di Granada. Selain kesenian dalam bidang bangunan, kesenian lain yang sangat popular dikalangan dikalangan islam adalah Qiro‟ah(bahasa Jawa) atau pembacaan Al.Quran tidak disertai instrument-instrumen musik. Al.Quran menjadi suatu objek perhatian besar untuk maksud-maksud pembacaan sejak masa Nabi. Dalam hal syair, karya-karya orang islam yang puitis didapatkan didalam semua bahasa dan berhubungan dengan semua zaman. Seni senantiasa mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya t erus bertambah. Sumbangsi Islam dalam Dunia Seni
Dalam lingkup kesenian, orang-orang islam telah member sumbangan berharga, mengembangkan aspek-aspek estetika dan menemukan hal-hal baru.
9
Kesemuanya itu telah dipertimbangkan secara mendunia sampai akhirnya munculah seniman-seniman besar muslim diantaranya: 1. Abu „I-Thayyib „I-Thayyib Al-Mutanabbi (915-965). Seorang penyair muslim Arab yang terkenal. Karya puisisnya berjudul Diwan. 2. Firdausi (940-1020). Penyair epos terbesar dari Persia. Karyanya antara lain Syahnama, Yusuf dan Zulaikha sebuah roman lirik. „I-A‟la AlAl-Ma‟ari (973-1057). (973-1057). Penyair dan failasuf muslim kenamaan 3. Abu „Idari Persia. Karya terpentingnya adalah Luzumiyat au Luzum ma lam Yal zam dan Risalatu -Ghufran(Risalah tentang Pengampunan). dan Risalatu „I -Ghufran
4. Nizami (1140-1202). Pujangga besar Persia. Karangannya yaitu Laila dan Majnun;Khosran dan Syirin.
„d-Din Ibn „Arabi. Karyanya yang 5. Abu Bakrin Muhammad Muhammad Ibn Ali Muhyi „d-Makiyyah dan Fususu „I -Hikam -Hikam Permata Futuhatu „I -Makiyyah terkenal adalah Al- Futuhatu
Hikmat. 6. Muhammad Syamsuddin Hafiz As-Syirazi (1320-1390). Penyair ulung bangsa Persia. 1.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam, agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni mempunyai hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem Dienul Islam (agama islam). Ada beberapa unsur pokok di dalamnya meliputi islam, iman, ilmu, dan amal. Unsur tersebut tersebut mengumpamakan mengumpamakan bangunan Islam seperti sebatang pohon yang kokoh. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan teknologi dan seni ibarat buah dari pohon itu. Pengembangan IPTEK yang terlepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan 10
kemanfaatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya serta mencerminkan mencerminkan suatu ibadah dalam prektiknya. Semua satu kesatuan tersebut tidak ti dak lepas dari sumber-sumber kebenaran ilmiah dimana ada sebuah keterkaitan Al.Qur‟an dan Alam Semesta. Berikut kedudukan ketiga sumber kebenaran ilmiah:
ALLAH AS-SUNNAH
‘ALAMIN
AL-QURAN
AKAL MANUSIA
ILMU ALLAH untuk manusia
SYARIAT
SAINS
TEKNOLOGI
SENI
ISLAM
SCIENCE
ENGINEERING
ART
1.4. Tanggungjawab Ilmuan Terhadap Lingkungan
Pada hakikatnya manusia dan alam itu satu, dan berada dibawah hukum serta aturan yang satu yaitu hukum alam. Kemudian gunung, daratan, padang pasir, sungai, hutan, danau, semuanya itu hanyalah bagian dari alam saja. Ketika manusia berbuat baik terhadap lingkungannya berarti baik pula terhadap dirinya sendiri, dan sebaliknya. Para ilmuan tidak hanya memegang tanggungjawab terhadap permasalahan sosial namun juga tanggungjawab terhadap lingkungan sekitar. Dalam dimensi etis atau religious seorang ilmuan hendaknya tidak melanggar kepatutan berdasarkan keilmuan yang ditekuninya. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak ti dak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu yang dapat merusak kehidupan alam. Firman Allah QS. Al-Qoshosh ayat 77: 11
ka mu (kepada orang lain) la in) sebagaimana sebag aimana Allah telah “ Dan berbuat baiklah kamu berbuat baik kepada kamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
Manusia terlahir di bumi dan mengemban tugas sebagai khalifah yang bertanggungjawab. bertanggungjawab. Allah berfirman dalam QS. Adz-Dzariat ayat 56:
“Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaku” Dari ayat diatas telah dijelaskan bahwa manusia pada dasarnya diciptakan oleh Allah hanya untuk beribadah kepada Allah. Tidak ada satu hal pun yang bisa disombongkan oleh diri manusia termasuk kewajiban kita untuk menjaga keseimbangan keseimbangan dan kelestarian alam yang telah Allah limpahkan kepada kita untuk dirawat. Allah memberikan kita alam dengan potensi yang melimpah yang bisa kita pakai untuk kebutuhan rohani, kebutuhan lahiriah namun di sisi lain Allah juga memerintahkan kita untuk mengembangkannya, mengembangkannya, tetap menjaga eksistensinya guna memenuhi kebutuhan anak cucu kita selanjutnya. Mengabdi kepada Allah SWT dapat dilakukan beberapa cara, yaitu:
Mengabdi langsung kepada Allah (vertikal)
Menjaga hubungan sesama manusia (horizontal)
Dan hubungan kita dengan alam sekitar (diagonal)
12
Rasulullah SAW bersabda: “Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan iringilah perbuatan yang buruk itu dengan perbuatan yang baik, Dia yang akan menghapuskannya, lalu bergaulah kamu sesama manusia dengan pergaulan yang
baik”. (HR at-Tirmidzi). Kerusakan di bumi sudah terjadi sejak lama dan telah mewabah ke berbagai lini kehidupan. Sehingga melihat kenyataan itu, PBB mengadakan Konferensi Khusus Tentang Lingkungan Hidup yang dihadiri oleh menterimenteri seluruh dunia pada tahun 1972. Sejak itu penanganan masalah lingkungan dilakukan secara serius, baik oleh pemerintah, lembaga-lembaga negara maupun rakyat Indonesia sekaligus ilmuan yang tersebar di seluruh dunia. Ilmuan merupakan sosok manusia yang diberi kelebihan dan dari kelebihan itulah Allah mengangkat harkat dan martabatnya di tengah-tengah masyarakat. Para ilmuanlah yang menjadikan lingkungan hidup manusia terpelihara dan membawa kebaikan kepada manusia itu sendiri. Oleh karena itulah ilmuan mengemban amanat sebagai pemimpin kelangsungan lingkungan hidup manusia di muka bumi ini. Karena peranan yang dipegang secara penuh ini, tindakan eksploitasi alam secara brutal terhadap kelangsungan lingkungan hidup manusia di muka bumi tidak dapat ditolerir lagi. Sampai sekarang permasalahn semacam itu terus menjadi permasalahan besar akan tugas manusia sebagai khalifah di bumi hingga meniadakan tanggungjawabannya nanti dihadapan Allah atas tindakannya terhadap alam semesta. Bagi seorang muslim menyelamatkan lingkungan hidup merupakan suatu bentuk perintah agamanya Karena dengan lingkungan yang sehatlah seorang muslim dapat melangsunglkan ibadah dan menjadikan alam sebagai media mengenal dan memahami Allah, memahami bahwa apa yang ada di bumi kesemuanya kesemuanya milik Allah disamping kitab suci. 1.5. Keutamaan Orang-Orang Yang Berilmu
Seringkali manusia melupakan segi etika atau segi moral dari hubungan timbal balik antara manusia dengan alam atau lingkungan. Seandainya manusia 13
dapat berlaku adil dengan semua makhluk hidup di alam ini, maka disini letak kebenaran moral yang baik, dimana hubungan manusia dan alam saling memberi kemanfaatan bukan malah merugikan salah satu. Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral yang dimilikinya. Citra manusia hanya bisa dipandang jika dalam kehidupan bersama dalam kelompok masyarakat. Sebab dalam kehidupan berkelompok itulah terdapat sistem-sistem berprilaku yang selanjutnya berfungsi sebagai sumber nilai.
“Hai
-orang orang -orang
yang
beriman,
apabila
dikatakan
kepadamu,
„Berlapang -lapanglah dalam majelis‟, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, „Berdirilah kamu, maka berdirilah‟, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang ya ng kamu kerjakan.” Ayat di atas diwahyukan oleh Allah pada saat Nabi Muhammad bersama para sahabatnya sedang berkumpul di dalam suatu majlis. Kemudian datanglah para sahabat yang lain yang ikut dalam perang Badar. Namun para sahabat yang duduk terlebih dahulu tersebut enggan berdiri dan memberikan tempat duduk untuk para sahabat yang baru datang. Hingga akhirnya Allah menurunkan ayat QS. Al-Mujadilah yang menjelaskan tata cara dan adab bermajlis. Menurut ayat tersebut, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa tingkat. Oleh karena itu Allah menyuruh manusia berpikir, menggali ilmu pengetahuan, membaca baik membaca ayat-ayat Allah maupun 14
sumber-sumber ilmu pengetahuan yang lain.
Jelas bahwa ilmu yang tanpa
didasari iman, maka orang yang berilmu tersebut akan menggunakannya tidak sesuai aturan aturan akibatnya merugikan merugikan sebab orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis tanpa berpikir akibat apa yang akan terjadi nantinya. Apabila suatu ilmu itu didasari keimanan yang kuat maka Allah telah menjamin bahwa ilmu yang dimiliki akan mendatangkan manfaat bagi siapapun yang mempergunakannya.
15
BAB III PENUTUP 2.1. Kesimpulan
Qur‟an adalah proses pencapaian segala Ilmu pengetahuan dalam AlAl-Qur‟an sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra sehingga memperoleh kejelasan. Teknolgi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan pengetahuan yang yang obyektif. obyektif.
Seni adalah hasil
ungkapan akal budi serta ekspresi jiwa manusia dengan segala prosesnya. Seni identik dengan keindahan dimana keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Apabila manusia berlaku adil dengan semua yang makhluk hidup di alam ini, maka disinilah letak kebenaran norma moral yang baik karena manusia hidup tidak hanya untuk beribadah kepada Allah akan tetapi, menjalin hubungan baik kepada sesame manusia dan menjaga hubungan harmonis dengan alam sehingga terdapat hubungan timbal balik yang selaras. Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu dan amarah. Karena pada dasarnya Manusia mendapat amanah dari Allah sebagai khalifah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan potensinya untuk kepentingan umat manusia. Oleh karena itu perlunya keimanan sebagai pelengkap ilmu dalam penerapannya penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu sisi saja.
16
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Taj Mahal
Gambar 1.2 Masjid Raya, Brunai Darussalam
Gambar 1.3 Masjid Sulaiman
Gambar 1.4 Bagian Dalam Masjid Sulaiman
Gambar 1.5 Patung Yesus
Gambar 1.5 Ponsel zaman modern
(Kesenian yang Berlebihan)
17
Referensi
Saifuddin
”Wawasan Anshari,Endang,”Wawasan Anshari,Endang,
Islam”,Raja Islam”,Raja
Grafindo
Persada,
Jakarta:2003. Islam”,Bulan Bintang,Jakarta:1970. Hamidullah,Muhammad,”Pengantar Studi Islam”,Bulan Hamidullah,Muhammad,”Pengantar Bintang,Jakarta:1970. ”Materi Instruksi Pendidikan Agama Islam di Perguruan Mansoer,Hamdan dkk, dkk,”Materi Tinggi Umum”,Direktorat Umum”,Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI, Jakarta:2004. Rais,Muhammad Amin,”Al Amin,”Al Islam dan Iptek” ,Raja Grafindo Persada,Jakarta:1998. Persada,Jakarta:1998. http//:filsafat.kompasiana.com/.../tugas-dan http//:filsafat.kompasiana .com/.../tugas-dan-tanggung-jawab-ilmua -tanggung-jawab-ilmuan/ n/ www.slideshare.net/yellowanemon/makalah-03 - Amerika Serika
18