Anatomi lutut
Sendi lutut merupakan bagian extremitas inferior yang menghubungkan tungkai atas dengan tungkai bawah. Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar pada tubuh manusia. Fungsi dari sendi lutut adalah untuk mengatur pergerakan kaki. Untuk menggerakkan kaki kaki juga diperlukan : 5
-
Otot- otot yang membantu menggerakkan sendi
-
Kapsul sendi yang berfungsi untuk melindungi bagian tulang yang bersendi supaya jangan lepas saat bergerak.
-
Ligamentum yang ada di sekitar sendi lutut yang merupakan penghubung tulang yang bersendi sehingga tulang menjadi kuat untuk melakukan gerakan.
-
Cairan dalam rongga sendi berfungsi untuk mengurangi gesekan antara tulang pada permukaan sendi. Sendi lutut termasuk jenis sendi sinovial, yaitu sendi yang mempunyai
cairan sinovial dan berfungsi untuk membantu pergerakan antara dua tulang yang bersendi agar lebih leluasa bergerak. Permukaan tulang yang bersendi pada sinovial ini ditutupi oleh lapisan hyaline cartilage tipis yang disebut articular cartilage dan merupakan bantalan pada persambungan tulang. Pada daerah ini terdapat rongga yang dikelilingi oleh kapsul sendi. Kapsul sendi merupakan pengikat kedua tulang yang bersendi agar tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu gerakan. Kapsul sendi terdiri dua lapisan yaitu: yaitu:5,6 1.
Lapisan luar; disebut juga kapsul fibrous yang terdiri dari jaringan ikat kuat dan akan berlanjut menjadi lapisan fibrous dari periosteum yang menutupi tulang, dan sebagian lagi menebal membentuk ligamentum.
2.
Lapisan dalam; disebut juga membran sinovial yang bagian dalam membatasi cavum sendi dan bagian luar merupakan bagian dari articular cartilage. Membran ini tipis dan terdiri dari kumpulan kumpulan connective connective tissue yang menghasilkan menghasilkan cairan sinovial sinovial berfungsi sebagai pelumas permukaan sendi sehingga sendi mudah digerakkan. Ada 2 condylus yang menutupi bagian ujung distal femur dan 2 tibial
condylus yang menutupi meniscus untuk stabilitas artikulasi femorotibial.
Patella terletak pada segmen inferior tendon quadriceps femoris, bersendi dengan femur, terletak diantara 2 condylus femoralis pada permukaan anteroinferior. Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris, pada bagian bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago semilunaris. Pada bagian bawah terdapat articulatio antara ujung bawah femur dengan patella. Fascies articularis femoris tibiae dan patella diliputi oleh cartilago hyaline. Fascies articularis condylus medialis dan lateralis tibiae di klinik sering disebut sebagai plateau tibialis medialis dan lateralis.5,
Gambar 1. Struktur Anatomi Lutut tampak depan. 7
Gambar 2. Struktur Anatomi Lutut tampak belakang /regio popliteal. 7
Gambar 3. Struktur Anatomi Lutut tampak lateral. 7
Gambar 4. Struktur Abatomi Lutut tampak medial.
7
Ligamentum sendi lutut terdiri dari ligamentum extrakapsuler dan ligamentum intrakapsuler. Ligamentum extrakapsular terdiri dari: 5,8 1. Ligamentum patella.
Melekat diatas tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya merupakan lanjutan dari bagian pusat tendon m. quadriceps femoris. Dipisahkan dari membran sinovial sendi oleh bantalan lemak infra patella dan dipisahkan
dari tibia oleh sebuah bursa yang kecil. Bursa infra patellais superficialis memisahkan ligamentum ini dari kulit. 2. Ligamentum collateral fibulae.
Ini menyerupai tali yang melekat di bagian atas pada condylus lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini dipisahkan dari kapsul sendi melalui jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei. 3. Ligamentum collateral tibiae.
Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus dinding kapsul sendi dan sebagian melekat pada meniscus medialis. Di bagian bawah pada margo infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m. semimembranosus dan a. inferior medialis genu . 4. Ligamentum popliteum obliqum.
Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah. Sebagian dari ligamentum ini berjalan menurun pada dinding kapsul dan fascia m. popliteus dan sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m. semimembranosus. 5. Ligamentum Transversum Genu.
Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus , terdiri dari jaringan connective, ligamentum ini tertinggal dalam perkembangannya , sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian orang. Ligamentum intrcapsular terdiri dari: 5,6,8 1. Anterior Cruciata Ligamentum (ACL).
Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posteromedial condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang bila lutut diluruskan
sempurna. ACL berfungsi untuk mencegah femur ke posterior tibiae dan mencegah tibia ke posterior saat extensi. 2. Posterior Cruciatum Ligamentum (PCL).
Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris posterior dan berjalan kearah atas , depan dan medial, dan melekat pada bagian anterior permukaan lateral condylus medialis femoris. Serat-serat anterior akan mengendur bila lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi. Serat-serat posterior akan menjadi tegang dalam keadaan ekstensi. PCL berfungsi untuk mencegah femur ke anterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi, ligamentum cruciatum posterior akan mencegah tibiae tertarik ke posterior. Cartilago Semilunaris ( Meniscus ).
Cartilago semilunaris adalah lamella fibrocartilago berbentuk C , yang pada potongan melintang berbentuk segitiga. Batas perifernya tebal dan cembung, melekat pada bursa. Batas dalamnya cekung dan membentuk tepian bebas. Permukaan atasnya cekung dan berhubungan langsung dengan condylus femoris. Fungsi meniscus ini adalah memperdalam fascies articularis condylus tibialis untuk menerima condylus femoris yang cekung. 6,8 1. Cartilago Semilunaris Medialis (Meniscus medial).
Bentuknya hampir semi sirkular dan bagian belakang jauh lebih lebar daripada bagian depannya. Cornu anterior melekat pada area intercondylaris
anterior
tibiae
dan
berhubungan
dengan
cartilago
semilunaris lateralis melalui beberapa serat yang disebut ligamentum transversum. Cornu posterior melekat pada area intercondylaris posterior tibiae. Batas bagian perifernya melekat pada simpai dan ligamentum collaterale sendi. Dan karena perlekatan inilah cartilago semilunaris relatif tetap. 2. Cartilago Semilunaris Lateralis (Meniscus lateral).
Bentuknya
hampir
sirkular
dan
melebar
secara
merata.
Cornu anterior melekat pada area intercondylaris anterior, tepat di depan
eminentia
intercondylaris.
Cornu
posterior
melekat
pada
area
intercondylaris posterior, tepat di belakang eminentia intercondylaris. Berkas jaringan fibrosa biasanya keluar dari cornu posterior dan mengikuti ligamentum
cruciatum
posterior
ke
condylus
medialis
femoris.
Batas perifer cartilago dipisahkan dari ligamentum collaterale laterale oleh tendon m. popliteus, sebagian kecil dari tendon melekat pada cartilago ini. Akibat susunan yang demikian ini cartilago semilunaris lateralis kurang terfiksasi pada tempatnya bila di bandingkan dengan cartilago semilunaris medialis.
Gambar 5. Struktur Anatomi intrakapsuler.
7
Kapsula articularis.
Kapsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m. quadriceps femoris dan didepan menutupi patella menuju permukan anterior dari femur diatas tuberositas sendi. Kemudian kapsula ini berlanjut sebagai loose membran yang dipisahkan oleh jaringan lemak yang tebal dari ligamentum patellae dan dari bagian tengah dari retinacula patellae menuju bagian atas tepi dari dua meniscus dan kebawah melekat pada ligamentum cruciatum anterior. Selanjutnya kapsula articularis ini menutupi kedua ligamentun cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu lembaran dan melintasi tepi posterior ligamentum cruciatum posterior. Dari tepi medial dan lateral dari fascies articularis membentuk dua tonjolan , lipatan sinovial, plica alares yang terkumpul pada bagian bawah. Kesemuanya ini membentuk villi sinovial. Plica sinovial patella,
membentang pada bagian belakang yang mengarah pada bidang sagital menuju cavum sendi dan melekat pada bagian paling bawah dari tepi fossa intercondyloidea femoris. Plica ini merupakan lipatan sagital yang lebar pada sinovial membran. Lipatan ini membagi cavum sendi menjadi dua bagian, berhubungan
dengan
dua
pasang
condylus
femoris
dan
tibiae.
Lipatan kapsul sendi pada bagian samping berjalan dekat pinggir tulang rawan. Sehingga regio epicondylus tetap bebas. Kapsul sendi kemudian menutupi permukaan cartilago , dan bagian permukaan anterior dari femur tidak ditutupi oleh cartilago. Pada tibia kapsul sendi ini melekat mengelilingi margo infraglenoidalis, sedikit bagian bawah dari permukaan cartilago, selanjutnya berjalan kebawah tepi dari masing-masing meniscus.6,8,9 Bursa pada sendi lutut.
Bursa sendi merupakan suatu tube seperti kantong yang terletak di bagian bawah dan belakang pada sisi lateral didepan dan bawah tendon origo m. popliteus. Bursa ini membuka kearah sendi melalui celah yang sempit diatas meniscus lateralis dan tendon m. popliteus. Ada 6 bursa yang berhubungan dengan sendi lutut. Empat terdapat di depan, dan enam terdapat di belakang sendi. Bursa ini terdapat pada tempat terjadinya gesekan di antara tulang dengan kulit, otot, dan tendon. 6,8 Bursa Anterior.
1. Bursa Supra Patellais; terletak di bawah m. quadriceps femoris dan berhubungan erat dengan rongga sendi. 2. Bursa Prepatellais; terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan bagian depan belahan bawah patella dan bagian atas ligamentum patellae. 3. Bursa Infrapatellais Superficialis; terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan bagian depan belahan bawah ligamentum patellae. 4. Bursa Infapatellais Profunda. Terletak di antara permukaan posterior dari ligamentum patellae dan permukaan anterior tibiae. Bursa ini terpisah dari cavum sendi melalui jaringan lemak dan hubungan antara keduanya ini jarang terjadi. 6,8
Bu r sa Poster ior.
1. Recessus subpopliteus; berhubungan dengan tendon m. popliteus dan berhubungan dengan rongga sendi. 2. Bursa m.semimembranosus; ditemukan berhubungan dengan insertio m. semimembranosus dan berhubungan dengan rongga sendi. 3. Tendon insertio m. biceps femoris. 4. Tendon m. sartorius , m. gracilis dan m. semitendinosus berjalan ke insertionya pada tibia. 5. Di bawah caput lateral origo m. gastronemius. 6. Di bawah caput medial origo m. gastronemius. 6,8
Gambar 6. Struktur Anatomi extrakapsuler tampak belakang dan potongan sagital. 7
Persarafan Sendi Lutut.
Persarafan pada sendi lutut adalah melalui cabang-cabang dari nervus yang yang mensarafi otot-otot di sekitar sendi. Sendi lutut disarafi oleh nervus femoralis, obturatorius, peroneus comunis dan tibialis. 8,9 Suplai Darah.
Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomosis pembuluh darah disekitar sendi lutut. Sendi lutut menerima darah dari descending genicular arteri femoralis, cabang-cabang circumflexia
genicular femoralis
arteri dan
popliteal
cabang
dan
ascending
cabang arteri
descending tibialis
arteri
anterior.
Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian akan memasuki vena femoralis.8,9
III.Prinsip-prinsip dasar USG muskuloskletal.4,10
Dalam
melakukan
USG
muskuloskletal
umumnya
lebih
baik
menggunakan transduser linear yang beresolusi tinggi dengan frekwensi 7,5-15 MHz, kecuali pada area yang lebih dalam dan luas dapat menggunakan transduser dengan frekwensi 5 MHz, misalnya pada pemeriksaan gluteus atau proksimal femur.
Dibutuhkan pengetahuan dasar tentang setelan alat USG, penggunaan frekwensi, pengaturan gain, deep, angle, penggunaan doopler, proses pengambilan dan pencetakan hasil gambar.
Dibutuhkan kenyamanan operator dan pasien selama pemeriksaan sehingga
mutlak
diperlukan
pengetahuan
tentang
scane
plane,
sonoanatomi dan posisi yang nyaman bagi pasien tanpa mengurangi kualitas pencitraan anatomi yang akan diperiksa.
Lakukan pemeriksaan secara sistematis dengan membuat ceklist area atau sendi
yang
akan
diperiksa
pemeriksaan
dari
area
secara
yang
keseluruhan.
diduga
Selalu
mengalami
memulai
kelainan
dan
melanjutkannya ke area sekitarnya lalu ke area lainnya.
Pemeriksaan
kontralateral
dapat
dilakukan
untuk
membandingkan
kelainan yang tidak khas, meragukan atau variasi normal anatomi. Pemeriksaan kontralateral juga harus dilakukan terutama pada penyakit penyakit yang biasanya ditemukan pada kedua sisi misalnya tendinosis, penyakit-penyakit neuropathy, fascitis dan sinovitis. Perlu kehati-hatian dalam melakukan perbandingan pengukuran terutama pada ukuran yang dalam batas normal.
Pada pemeriksaan anak-anak yang tidak memungkinkan untuk diperiksa secara keseluruhan, lakukan pemeriksaan dengan prioritas pemeriksaan pada area yang ada kelainan. Pemberian sedasi dan anastesi umumnya tidak terlalu perlu dan tidak menguntungkan secara umum.
Yang tidak kalah penting adalah penulisan hasil pemeriksaan sebaiknya lengkap dan informatif sesuai dengan kebutuhan sejawat dengan kesimpulan yang akurat.