Analisis Tentang Teori Behavioristik Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment dan punishment menjadi menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dala m berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara h irarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 199!. Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. "amun dari semua teori yang ada, teori #kinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Teaching Machine, Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan $aktor-$aktor penguat (reinforcement (reinforcement !, !, merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan #kiner. %eori %eori behavioristik banyak dikritik d ikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan&atau belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. %eori %eori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon. Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pebelajar, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relati$ sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati. 'ereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut. %eori %eori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk un tuk ber$ikir linier, konvergen, tidak kreati$ dan tidak produkti$. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar pebe lajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak $aktor yang memengaruhi proses belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping atau shaping . #kinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. "amun apa yang mereka sebut dengan penguat negati$ (negative (negative reinforcement reinforcement ! cenderung membatasi pebelajar untuk berpikir dan berimajinasi. 'enurut uthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. "amun ada beberapa alasan mengapa #kinner tidak sependapat dengan uthrie, yaitu) •
Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersi$at sementara*
•
•
+ampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si terhukum! bila hukuman berlangsung lama* ukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain (meskipun salah dan buruk! agar ia terbebas dari hukuman. +engan kata lain, hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk daripada kesalahan yang diperbuatnya.
#kinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negati$. Penguat negati$ tidak sama dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus! agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negati$ (sebagai stimulus! harus dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat. 'isalnya, seorang pebelajar perlu dihukum karena melakukan kesalahan. ika pebelajar tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harus ditambahkan. %etapi jika sesuatu tidak mengenakkan pebelajar (sehingga ia melakukan kesalahan! dikurangi (bukan malah ditambah! dan pengurangan ini mendorong pebelajar untuk memperbaiki kesalahannya, maka inilah yang disebut penguatan negati$. awan dari penguatan negati$ adalah penguatan positi$ (positive reinforcement !. Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. "amun bedanya adalah penguat positi$ menambah, sedangkan penguat negati$ adalah mengurangi agar memperkuat respons.
[sunting] Aplikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran /liran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. /liran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. %eori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasi$. 0espon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. 'unculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan rein$orcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman. /plikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti) tujuan pembelajaran, si$at materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan $asilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyekti$, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge! ke orang yang belajar atau pebelajar. ungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. /rtinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid. +emikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasi$ yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. 2leh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar. 3egitu juga dalam proses
evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga halhal yang bersi$at tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi. 4mplikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersi$at otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. /kibatnya pebelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Karena teori behavioristik memandang bahwa pen getahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka pebelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. +emikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pebelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar. %ujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas 5mimetic6, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi $akta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks&buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan ke mbali isi buku teks&buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar. 7valuasi menekankan pada respon pasi$, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. 7valuasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. 'aksudnya bila pebelajar menjawab secara 5benar6 sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa pebelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya. 7valuasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. %eori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar secara individual.
%eori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh age dan 3erliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman 81. %eori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yan g berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. /liran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
%eori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasi$. 0espon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. 'unculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. 3elajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (#lavin, :;;;)1<=!. #eseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. 'enurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. #timulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. >ang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus! dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon! harus dapat diamati dan diukur. %eori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. aktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah $aktor penguatan (rein$orcement!. 3ila penguatan ditambahkan (positive rein$orcement! maka respon akan semakin kuat. 3egitu pula bila respon dikurangi&dihilangkan (negative rein$orcement! maka respon juga semakin kuat. 3eberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi) (1! 0ein$orcement and Punishment* (:! Primary and #econdary 0ein$orcement* (=! #chedules o$ 0ein$orcement* (
8sunting %eori 3elajar 'enurut %horndike 'enurut %horndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. #timulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. #edangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan&tindakan. adi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. 'eskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. %eori %horndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme (#lavin, :;;;!.
/da tiga hukum belajar yang utama, menurut %horndike yakni (1! hukum e$ek* (:! hukum latihan dan (=! hukum kesiapan (3ell, redler, 1991!. Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon. 8sunting %eori 3elajar 'enurut Catson Catson mende$inisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable! dan dapat diukur. adi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap $aktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Catson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi isika atau 3iologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur. 8sunting %eori 3elajar 'enurut ?lark ull ?lark ull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. "amun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi ?harles +arwin. 3agi ull, seperti halnya teori evolusi, semua $ungsi tingkah laku berman$aat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. 2leh sebab itu ull mengatakan kebutuhan biologis (drive! dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction! adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan! dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (3ell, redler, 1991!. 8sunting %eori 3elajar 'enurut 7dwin uthrie /Das belajar uthrie yang utama ada lah hukum kontiguiti. >aitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pad a waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (3ell, redler, 1991!. uthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. 3elajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. ubungan antara stimulus dan respon bersi$at sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersi$at lebih kuat dan menetap. uthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment! memegang peranan penting dalam proses belajar. ukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang. #aran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pebelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. +alam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (3ell, redler, 1991!. 8sunting %eori 3elajar 'enurut #kinner Konsep-konsep yang dikemukanan #kinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. 4a mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensi$. 'enurut #kinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya.
'enurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. 0espon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya memengaruhi munculnya perilaku (#lavin, :;;;!. 2leh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. #kinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. #ebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya. 8sunting /nalisis %entang %eori 3ehavioristik Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana rein$orcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 199!. Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. "amun dari semua teori yang ada, teori #kinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti %eaching 'achine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan $aktor-$aktor penguat (rein$orcement!, merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan #kiner. %eori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan&atau belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. %eori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon. Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pebelajar, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relati$ sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati. 'ereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut. %eori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk ber$ikir linier, konvergen, tidak kreati$ dan tidak produkti$. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak $aktor yang memengaruhi proses belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.
#kinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. "amun apa yang mereka sebut dengan penguat negati$ (negative rein$orcement! cenderung membatasi pebelajar untuk berpikir dan berimajinasi. 'enurut uthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. "amun ada beberapa alasan mengapa #kinner tidak sependapat dengan uthrie, yaitu) Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersi$at sementara* +ampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si terhukum! bila hukuman berlangsung lama* ukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain (meskipun salah dan buruk! agar ia terbebas dari hukuman. +engan kata lain, hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk daripada kesalahan yang diperbuatnya. #kinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negati$. Penguat negati$ tidak sama dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus! agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negati$ (sebagai stimulus! harus dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat. 'isalnya, seorang pebelajar perlu dihukum karena melakukan kesalahan. ika pebelajar tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harus ditambahkan. %etapi jika sesuatu tidak mengenakkan pebelajar (sehingga ia melakukan kesalahan! dikurangi (bukan malah ditambah! dan pengurangan ini mendorong pebelajar untuk memperbaiki kesalahannya, maka inilah yang disebut penguatan negati$. awan dari penguatan negati$ adalah penguatan positi$ (positive rein$orcement!. Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. "amun bedanya adalah penguat positi$ menambah, sedangkan penguat neg ati$ adalah mengurangi agar memperkuat respons. 8sunting /plikasi %eori 3ehavioristik dalam Pembelajaran /liran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. /liran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. %eori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasi$. 0espon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. 'unculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan rein$orcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman. /plikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti) tujuan pembelajaran, si$at materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan $asilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyekti$, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (trans$er o$ knowledge! ke orang yang belajar atau pebelajar. ungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. /rtinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
+emikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasi$ yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. 2leh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar. 3egitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga halhal yang bersi$at tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi. 4mplikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersi$at otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. /kibatnya pebelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Karena teori behavioristik memandang bahwa pen getahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka pebelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. +emikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pebelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar. %ujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas 5mimetic6, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi $akta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks&buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan ke mbali isi buku teks&buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar. 7valuasi menekankan pada respon pasi$, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. 7valuasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. 'aksudnya bila pebelajar menjawab secara 5benar6 sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa pebelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya. 7valuasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. %eori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar secara individual. 8sunting 0ujukan E 8age, ".., F 3erliner, +. 199. 7ducational Psychology. #econd 7dition, ?hicago) 0and 'c. "ally 3ell redler, 7. 'argaret. 1991. 3elajar dan 'embelajarkan. akarta) ?G. 0ajawali 'oll, . ?. (7d.!. 199<. Gygotsky and 7ducation) 4nstructional 4mplications and /pplication o$ #ociohistorycal Psychology. ?ambridge) Hniverity Press +egeng, 4 "yoman #udana. 19B9. 4lmu Pengajaran %aksonomi Gariable. akarta) +epdikbud agne, 7.+., (19B@!. %he ?ognitive Psychology o$ #chool earning. 3oston, %oronto) ittle, 3rown and ?ompany
ight, . and ?oI, 0. :;;1. earning and %eaching ini igher 7ducation. ondon) Paul ?hapman Publising #lavin, 0.7. 1991. 7ducational Psychology. %hird 7dition. 3oston) /llyn and 3acon #lavin, 0.7. :;;;. 7ducational Psychology) %heory and Practice. #iIth 7dition. 3oston) /llyn and 3acon +iperoleh dari Jhttp)&&id.wikipedia.org&wiki&%eori3elajar3ehavioristik J hing ini igher 7ducation. London: Paul Chapman Publising