ANALISIS NILAI EKONOMI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN STUDI KASUS DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN
TESIS
Oleh :
ANALISIS NILAI EKONOMI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN STUDI KASUS DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan pada program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Judul Penelitian
:
ANALISIS NILAI EKONOMI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN STUDI KASUS DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN
Nama
:
HAIKAL RAHMAN
NIM
:
002104008
Program Studi
:
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (PSL)
Menyetujui
:
Komisi Pembimbing
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ................................................................................................. UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... RIWAYAT HIDUP
........................................................................................ KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. PENDAHULUAN ...........................................................................................
1
Latar Belakang ......................... ........................... .......................... ...............
1
Perumusan Masalah ........................ .......................... .......................... ........
5
Tujuan Penelitian .......................... ........................... .......................... .........
6
Metode Penelitian .......................... ........................... ........................... .......
27
Analisis Data
28
............................ ............................ ........................... ...........
HASIL DAN PEMBAHASAN
......................................................................
31
Deskripsi Wilayah Penelitian .......................... ......................... ..................
31
Deskripsi Responden Penelitian ................................... ......... .......................... ......................... .....
36
Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Sampah Kota Medan ......................
40
Kinerja Dinas Kebersihan Dalam Pengelolaan Sampah Kota Medan ........
40
Pelayanan Dinas Kebersihan Terhadap Pemeliharaan Pemeliharaan Kebersihan Kota ....
42
Peranan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Kota ........................ .....
45
Analisis Ekonomi Sampah Kota Medan
....................... ........................... ..
48
Volume Perdagangan Sampah Kota Medan ......................... .....................
49
Potensi Ekonomi Sampah Kota Medan Berdasarkan Tenaga Kerja
..........
52
Nilai Ekonomi Sampah Kota Medan ........................... ............................ ...
54
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
1.
Target dan Realisasi Pemasukan dari Sampah dan Septictank Kota Medan ............................ ............................. ....................
21
APBD Dinas Kebersihan Kota Medan Tahun Anggaran 2002-2003 ..............................................................................
21
3.
Jenis dan Harga Ekonomis Sampah ........................ ...............
22
4.
Rencana perkiraan jumlah responden berdasarkan wilayah operasional Pengelolaan sampah dan pekerjaan responden yang akan diikutkan dalam rencana penelitian ......................
26
Proyeksi Timbulan Sampah Domestik Kota Medan tahun 2002-2006 ..............................................................................
33
Proyeksi Volume Timbulan Sampah Domestik Terangkut ke TPA Berdasarkan Jumlah, Volume dan Ritasi Truk Angkutan Sampah Kota Medan Tahun 2002 – 2004 2004 ........................ .....
34
2.
5. 6.
7.
Persentase Sampah Domestik yang dapat Terangkut Tahun
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1.
Hubungan pengelolaan pengelolaa n sampah terhadap potensi ekonomi sampah Kota Medan ........................... ........................... ........
8
2.
Sistem pengelolaan sampah Kota Medan …………………..
9
3.
Aliran Dana Retribusi Sampah ……………………………..
20
4.
Pengolahan data dalam Microsoft EXCEL .............................
29
5.
Peta Wilayah Operasional Dinas Kebersihan Kota Medan ....
32
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
1.
Kuesioner Instrumen Penelitian Analisis Ekonomi Pengelolaan Persampahan Studi Kasus Dinas Kebersihan Kota Medan .......................... ............................. ....................
64
Peta Wilayah Operasional Dinas Kebersihan Kota Medan .............................................................................
71
Jawaban Kuesioner Efektivitas Pengelolaan Sampah (Semua Responden) …………………………………………………
72
Jawaban Kuesioner Khusus Untuk Responden Pengumpul (Pertanyaan No 1 - 12) ……………………………………...
75
Jawaban Kuesioner Khusus Untuk Responden Pemulung (Pertanyaan No 1 - 9) ……………………………………….
77
2. 3. 4. 5.
Halaman
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan Permasalahan sampah tidak hanya di alami oleh bangsa Indonesia, akan tetapi telah menjadi permasalahan permasalahan dunia. dunia.
Pertumbuhan Pertumbuhan penduduk penduduk dunia yang
bersinergi dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi telah melahirkan industri yang beraneka ragam. Selain mendatangkan kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia, industri-industri industri-industri ini juga menghasilkan menghasilkan limbah yang sering disebut disebut dengan sampah. Sampah tidak akan pernah lepas dari denyut nadi kehidupan setiap manusia.
2
Akan tetapi masalah sampah ini tidak pernah selesai karena aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan yang sangat besar. Hal inilah yang mengakibatkan penangangan masalah sampah, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya cenderung tidak seimbang. Di banyak negara maju, sampah yang diproduksi oleh masyarakatnya (sampah organik dan anorganik ) sedapat mungkin diolah dan digunakan kembali untuk dijadikan produk-produk yang bermanfaat.. bermanfaat.. Pemanfaatan sampah organik sebagai bahan utama kompos sudah biasa dilakukan. Karena selain dapat dijadikan pupuk ternyata sampah tersebut dapat mereduksi emisi gas rumah kaca.
3
Protokol Kyoto, yang diadakan pada tahun 1997 (suatu pertemuan yang mengatur Kerangka Kerja Konvensi pada Perubahan Iklim Global) telah mencantumkan mencantumkan bahwa emisi gas rumah kaca dapat diperdagangkan. diperdagangkan. Meskipun untuk itu sebelumnya harus harus dilakukan suatu verifikasi verifikasi dan sertifikasi. sertifikasi. Harga reduksi emisi gas rumah kaca tersebut berkisar 5-20 dollar AS per ton karbon. (Suprihatin,2003) Di Indonesia, ternyata perdagangan emisi gas rumah kaca ini telah dilakukan melalui mekanisme kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia melalui Proyek West Java Environmental Management Project (WJEMP). Sasarannya adalah menghasilkan 100.000 ton kompos/tahun, sehingga diestimasi dapat menurunkan emisi 600.000 ton karbondioksida untuk setiap
4
Untuk wilayah Asia Tenggara pusat daur ulang ini juga telah beroperasi di Thailand, bahkan saat ini otoritasnya otoritasnya telah diakui diakui hingga ke Vietnam dan Kamboja. Pusat recycle ini bernama Wongpanit dan telah memiliki sertifikasi ISO 14001. Pusat daur ulang ini memberikan standarnisasi harga terhadap kertas bekas, plastik bekas, besi bekas, dan lainnya. Sehingga setiap orang yang datang ke tempat tersebut dapat melihat dan menjual sendiri barang-barang bekas yang mereka miliki. (Budianta,2003). Di Indonesia sendiri, sebenarnya budaya daur ulang sampah ini sudah berlangsung sejak lama. Setiap hari terlihat pemulung keluar masuk daerah pemukiman untuk mengambil barang-barang bekas yang dapat dimanfaatkan
5
bagi 6000 pemulung tersebut, saat ini telah mampu menghasilkan nilai transaksi Rp. 1.5 milyar per harinya. (Febrianie,2004) Untuk menanggulangi sampah di Kota Medan, Pemerintah Kota Medan membentuk Dinas Kebersihan Kebersihan Kota Medan. Medan.
Kegiatan Dinas Kebersihan Kebersihan Kota Kota
Medan ini adalah mengelola kebersihan dengan mengutip retribusi serta menangani sampah mulai dari pengumpulan hingga membuangnya ke TPA. Sedangkan pengelolaan pengelolaan sampah untuk dapat diproses secara “ instan” menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi dalam bentuk produk daur ulang masih dilakukan oleh pemulung dan pengumpul sampah (sektor informal ). Padahal hingga tahun 2003 saja jumlah timbulan sampah di kota Medan telah
6
Perumusan Masalah
Sebagai arahan dalam penelitian ini maka dilakukan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat efektifitas dan efisiensi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan mengikuti Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 8 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan. 2. Seberapa besar pengaruh pemulung dan pengumpul sampah terhadap efektifitas dan efisiensi pengelolaan sampah di Kota Medan. 3. Seberapa besar potensi ekonomi yang terkandung pada sampah anorganik Kota Medan bila dikelola dengan benar.
7
Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi masyarakat dan pemerintah tentang efektifitas dan efisiensi sistem pengelolaan sampah Kota Medan yang dilakukan berdasarkan Perda Kota Medan Nomor 8 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan. 2. Untuk
mengetahui
potensi
pemulung
dan
pengumpul
sampah
dalam
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sampah serta memberikan gambaran terhadap potensi tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan sampah kota Medan. 3. Sebagai kontribusi ilmiah tentang nilai ekonomi yang terkandung di dalam
8
Kerangka Berpikir
Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat di Kota Medan, Medan, maka jenis sampah sampah yang dihasilkan akan akan bervariasi baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pengelolaan sampah yang benar dapat menurunkan volume sampah dan menyelamatkan menyelamatkan lingkungan lingkungan dari polusi. polusi. Dengan menjadikan menjadikan sampah sampah sebagai produk produk yang mempunyai nilai ekonomi, diharapkan akan memberikan dampak langsung kepada masyarakat melalui penurunan biaya pengelolaan sampah dalam bentuk restribusi sampah, sampah, serta berkurangnya berkurangnya sampah sampah yang yang diangkut ke TPA. Hubungan ini
9
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sampah
Definisi sampah menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, diartikan sebagai barang-barang buangan atau kotoran (seperti daun-daun kering, kertas-kertas kotor dan
sebagainya)
atau
barang
yang
tidak
berharga,
hina
dan
sebagainya
(Poerwardarminta, (Poerwardarminta, 1976). Sedangkan, sampah menurut kamus istilah lingkungan sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
10
dan cenderung memberikan dampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak dikelola dengan benar. Berdasarkan atas dasar sifat biologis-kimianya sampah dapat dibedakan antara lain (Slamet, 2000) : 1. Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan, daun, sampah kebun, organik. pertanian atau lebih dikenal dengan istilah sampah organik. 2. Sampah yang tidak membusuk, seperti kertas, plastik, karet, gelas, logam yang anorganik. lebih dikenal dengan istilah sampah anorganik. 3. Sampah yang berupa debu/abu. 4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan seperti sampah yang berasal dari
11
pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang. c. Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung, ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik . Sampah Organik , misalnya: kayu, bambu, triplek.
Sampah Anorganik , misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata,
ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng. d. Perdagangan dan Perkantoran
12
plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun juga memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.
Komposisi dan jenis sampah memegang peranan penting dalam sistem pengelolaan sampah, sehingga diharapkan produsen sampah mampu membedakan sampah yang diproduksinya sesuai dengan jenis sampahnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sampah baik secara kuantitas maupun kualitasnya adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Penduduk : Peningkatan jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap
13
1. Penimbunan : Sampah yang telah dikumpulkan pada penampungan sementara diangkut kesuatu area tempat pembuangan sampah akhir (TPA), kemudian sampah tersebut ditimbun dan diratakan. Penimbunan sampah seperti ini menimbulkan bau busuk, tempat berkembangnya bibit penyakit, serta dapat mengakibatkan terganggunya kualitas air tanah. 2. Pengomposan : Sampah-sampah organik diolah dengan dengan cara pengomposan. pengomposan. Ada beberapa keuntungan dari sistem pengomposan antara lain : pupuk yang dihasilkan bersifat ekologis/tidak merusak lingkungan, masyarakat dapat membuat sendiri, serta tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal. (PPS IPB, 2003)
14
6. Dumping : Pengelolaan sampah secara dumping dengan menumpuk sampah pada suatu area, pengelolaan yang demikian akan menimbulkan penurunan estetika lingkungan. Jenis dumping yang lain dan sering dilakukan masyarakat dalam mengelola sampah adalah dumping in water dimana sampah dibuang ke dalam badan air misalnya sungai, laut, saluran air lainnya (Naria, 1996)
Sistem Pengelolaan Sampah
Sistem pengelolaan yang dilakukan di beberapa daerah memiliki karakteristik masing-masing, masing-masing,
yang disesuaikan disesuaikan dengan dengan jenis umum umum sampah, sampah, keadaan budaya,
serta kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya. Beberapa sistem Pengelolaan di beberapa
15
pekarangan, daur ulang yang dikoordinir kelompok yang disebut REVOLVE dan sebuah jaringan pertukaran materi yang dapat menggunakan kembali sumber sampah yang dikenal dengan nama Canberra Resource Exchange Network (CERN). Pada CERN ini tersedia database yang lengkap beserta suppliernya, dan jika sebuah sampah belum didapatkan,
warga tersebut dapat mendaftar
secara gratis sebagai pencari sampah jenis tersebut (Ananta, 1997). b. Jakarta (Zero Waste Rawasari - Jakarta Pusat) zero waste untuk kawasan ini diterapkan dengan melibatkan warga dalam Proyek zero
pengelolaan sampah dengan prinsip dari warga untuk warga. Pengelolaan sampah dilakukan hanya per kawasan, sehingga biaya angkut menjadi 0%. Sampah yang
16
40.000 watt, serta sampah busuk busuk dijual berupa kompos. kompos. Dari hasil pengelolaan pengelolaan sampah
berupa
kompos
tersebut
Tempat
Pembuangan
Akhir
sampah
menghasilkan Rp 10 juta dalam waktu satu tahunnya. (Sukendar, 1999)
Pengelolaan Sampah oleh Dinas Kebersihan Kota Medan
Dinas Kebersihan adalah merupakan salah satu unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam mengelola kebersihan kota Medan. Visi Dinas Kebersihan kota Medan adalah “ Terwujudnya Medan Besih yang Berwawasan Lingkungan ”. Untuk itu Dinas ini memberikan pelayanan sampah yang meliputi kegiatan : 1. Membersihkan sampah di jalan umum.
17
•
Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, guna membentuk aparatur Dinas Kebersihan yang berdedikasi tinggi dan profesional dalam pelayanan kepada masyarakat.
•
Meningkatkan Meningkatka n sarana dan prasarana kebersihan yang berteknologi, berteknologi , berdaya guna dan berhasil guna dalam penyapuan, pengumpulan, pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan sampah serta pengolahan pemanfaatan sampah menjadi bernilai ekonomis guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kebersihan kota yang berwawasan lingkungan.
•
Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk membayar retribusi pelayanan kebersihan guna meningkatkan
18
berbunyi ” Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup”. Pasal tersebut menyatakan bahwa kewajiban dalam upaya memelihara
lingkungan hidup haruslah dilaksanakan oleh setiap orang. Dalam hubungannya dengan pasal tersebut di atas, Pemerintah Kota Medan telah mengeluarkan beberapa peraturan yang dijadikan dasar dalam melaksanakan pengelolaan sampah di Kota Medan yaitu : (Dinas Kebersihan, 2002) •
Peraturan Daerah Kota Medan No 4 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Kota Medan.
•
Peraturan Daerah Kota Medan No. 8 tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan
19
Kebersihan, yang sepenuhnya dialihkan menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan Kota Medan.
Nilai Ekonomi Pengelolaan Sampah
Nilai ekonomi pengelolaan sampah pada umumnya berasal dari dua sektor, yaitu : (1) Sektor formal, yaitu sektor nilai ekonomi yang dikelola oleh pemerintah. (2) Sektor informal, yaitu sektor nilai ekonomi yang dikelola oleh pemulung dan pengumpul sampah.
20
Medan adalah berasal dari retribusi sampah yang dikenakan pada setiap gedung dan rumah penduduk, yang pelaksanaannya diatur oleh Peraturan Daerah. Dana retribusi yang dikumpulkan Dinas Kebersihan Kota Medan, yang selanjutnya disetorkan kembali ke kas Pemerintah Kota Medan. Untuk melakukan pemungutan retribusi ini, Dinas Kebersihan memperoleh upah pungut sebesar 5 % dari nilai yang disetorkan ke Kas Daerah ( Pasal 19 ayat 1 Perda No. 8 tahun 2002) dengan skema yang diperlihatkan pada Gambar 2.(Dinas Kebersihan,2002)
-5%
Retribusi Kebersihan
PEMKO
APBD Dinas Kebersihan
21
Padahal jika dibandingkan dengan anggaran belanja yang dibutuhkan untuk satu tahun kerja, maka nilai pendapatan yang diperoleh dari pengutipan retribusi tersebut nilainya tidak memadai memadai dengan apa yang dibutuhkan dibutuhkan oleh Dinas Kebersihan Kebersihan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Kebersihan Kota Medan Tahun Anggaran 2002-2003 yang diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 2. APBD Dinas Kebersihan Kota Medan Tahun Anggaran Anggaran 2002-2003 2002-2003 No
A.
Urai Uraian an Belanja Rutin
1.Belanja pegawai
Tahu Tahun n
Angg Anggar aran an(R (Rp) p)
Real Realis isas asii (Rp) (Rp)
2002 8.379.712.000,-
8.304.265.849,-
22
Sedangkan nilai ekonomi sampah kota Medan dari sektor informal berasal dari penjualan ulang dari bahan-bahan yang dapat diolah kembali. Pada umumnya sampah yang memiliki nilai ekonomi tersebut adalah bahan-bahan yang dapat di daur ulang
yang
kemudian
ditawarkan
kembali
ke
industri-industri
yang
membutuhkannya. Harga sampah yang diperoleh dari beberapa pengumpul sampah yang dapat di daur ulang pada Tahun 2004 diperlihatkan pada Tabel 3.
Tabel 3. No
1
Jenis dan Harga Ekonomis Sampah Jenis Sampah
Kertas per kilo
Harga (Rupiah)
600,-
23
Joni, (12) Jalan Negara, (13) Jalan Wahidin, (14) Jalan Letda Sujono, (15) Jalan Kapt Pattimura, (16) Jalan Jemadi, (17) Jalan Cemara, (18) Jalan Pelita 3, (19) Jalan Purwo, (20) Jalan Sei Kera, (21) Jalan Bintang, (22) Jalan Sindoro, (23) Jalan Bilal, (24) Jalan Boom, (25) Jalan Mestika, dan (26) Jalan Martinus Lubis (sumber: Data primer survey awal 2004). Semua sentra penjualan sampah tersebut menjadi asset yang sangat potensil secara ekonomi bagi masyarakat kota Medan. Dengan melihat jumlah sentra penjualan sampah di atas berarti sentra tersebut juga telah menyerap tenaga kerja informal yang cukup besar untuk kota Medan. Mulai dari pengumpul dan penjual
sampah, yang dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengelolaan dan
24
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, yaitu pada Dinas Kebersihan Kota Medan, Tempat Pembuangan Sampah serta sentra-sentra pengumpul sampah yang ada di Kota Medan. Medan.
Adapun dasar pertimbang pertimbangannya annya adalah, selain sistem
pengelolaan sampah Kota Medan yang telah dikelola oleh suatu Dinas pada Pemerintahan Pemerintahan Kota Medan, juga dikarenakan dikarenakan Kota Medan merupakan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan Maret sampai dengan Juni 2004.
25
Populasi dan Sampel
Sebagai populasi dari penelitian ini adalah masyarakat kota Medan yang berhubungan dengan pengelolaan sampah. Sedangkan sampel penelitian adalah wilayah operasional dari Dinas Kebersihan Kota Medan. Pengumpul dan Pemulung sampah yang ada di Kota Medan diambil secara acak di beberapa sentra pengumpulan sampah di kota Medan. Sampling dilakukan berdasarkan wilayah operasional pengelolaan pengelolaan sampah di Kota Medan. Pengambilan sampel dilakukan terhadap masyarakat kota Medan yang berada di 3 wilayah operasional pengelolaan sampah, yaitu Wilayah Operasional I, II dan
26
Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Wilayah Operasional Pengelolaan Sampah dan Pekerjaan Responden
No
Wilayah Operasional Medan*
Status Pekerjaan
I
II
III
Jumlah
1
Petani
9
12
12
33
2
Buruh/Karyawan
48
42
55
145
3
PNS/Pensiunan
39
43
40
122
4
Pedangang
40
39
38
117
5
Pengumpul/Pemulung Pengumpul/Pemulung
39
38
39
116
175
174
184
533
Jumlah
*Masing-masing wilayah operasional terdiri atas 7 Kecamatan
27
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu yaitu : •
Penyusunan paket survey Paket survey yang disusun memuat beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden. Paket survey dilengkapi dilengkapi dengan petunjuk petunjuk cara menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan kepada responden dan memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan usulan dan jawaban apabila jawaban yang diinginkan oleh responden tidak tersedia di dalam paket survey.
•
Pemberian angket kepada responden
28
data. EXCEL
Data yang diperoleh ditabulasikan dengan menggunakan Microsoft (Gambar 4) dan dihitung persentase responden yang menjawab
setiap item pertanyaan. pertanyaan. Persentase ini kemudian kemudian dikalikan dengan dengan skor yang kriterianya telah ditentukan sebelumnya, dimana skor ; 5=(SB) sangat baik, 4=(B) baik, 3=(CB) 3=(CB) cukup baik, 2=(TB) 2=(TB) tidak baik, dan 1=(STB) sangat tidak baik.
29
tingkat konsistensi internalnya melalui uji Cronbach’s Alpha (Koeffisien Alpha) dengan menggunakan program SPSS 11.5 for Window (Gambar 5).
30
Rentang penilaian dari Koeffisien Alpha adalah 0 hingga 1, dimana semakin besar nilai alpha yang diperoleh maka akan semakin tinggi tingkat konsistensi internal dari komponen-komponen pertanyaan yang disampaikan kepada responden penelitian untuk menjawab suatu kriteria yang akan dinilai (Lowry, 1999) . Selanjutnya dilakukan analisis statistik Chi- Kuadrat (Lowry 1999) terhadap persentase jawaban yang diberikan responden. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan penilaian responden penelitian terhadap seluruh komponen pertanyaan yang diajukan kepada mereka.. Secara formal nya analisis ini dilakukan dilakukan berdasarkan berdasarkan rumus :
31
2. Untuk menjawab hipotesis 2 dan hipotesis 3, data yang yang diperoleh diperoleh kemudian ditabulasi dan dikompilasi dengan menggunakan Microsoft EXCEL . Terhadap hasil yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis komparatif dengan data yang tersedia dari laporan instansi terkait.
32
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Wilayah Penelitian
Kota Medan yang dipilih sebagai wilayah penelitian merupakan ibu Kota dari Propinsi Sumatera Utara, memiliki luas wilayah 26.510 Ha atau 3.6 % dari wilayah Propinsi Sumatera Utara. Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang pada bagian Barat, Timur dan Selatan. Sepanjang wilayah Utaranya langsung berhadapan dengan Selat Malaka. Pada bagian sebelah Barat dan Utaranya juga berbatasan dengan Kabupaten Langkat.
33
Wilayah Operasional 3
Wilayah Operasional 2
34
Kecamatan Medan Labuhan dengan luas 14 Ha dan kapasitas penampungan sebesar 40 % dari total timbulan sampah domestik kota Medan. Melihat jumlah timbulan sampah yang semakin meningkat, maka Dinas Kebersihan Kota Medan telah membuat suatu proyeksi volume timbulan sampah. Proyeksi timbulan sampah tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut berdasarkan sifat biologis-kimia-nya berkat adanya rasio perbandingan antara sampah organik dengan sampah anorganik di kota Medan sebesar ; 2.21 : 1. (Zulfi, 2000)
Tabel 5. Proyeksi Timbulan Sampah Domestik Kota Medan tahun 2002-2006 Penduduk No. Tahun
Jiwa
Vol.Sampah
Komposisi Sampah
Organik
Anorganik
35
sampah yang beroperasi dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 6, yang juga merupakan merupakan tabulasi dari proyeksi volume volume sampah yang dapat terangkut ke TPA berdasarkan jumlah, volume dan ritasi truk angkutan sampah dari tahun 2002 hingga 2004.
Tabel 6. Proyeksi Volume Timbulan Sampah Domestik Terangkut ke TPA Berdasarkan Jumlah, Volume dan Ritasi Truk Angkutan Sampah Kota Medan Tahun 2002 - 2004 Vol. No.
Jenis Kendaraan
Truk 3
m
Jumlah Truk yang Ritasi Operasi/hr/unit
Ton 2002 2003
2004
/ hr
Vol.sampah Terangkut ton/hr
(trip) 2002 2003
20 2004
1 Type Typerr Truk Truk
6
1.5 1.5
80
80
85 85
2
240 240
240 240
255 255
2 Ar
6
1.5 1.5
3
3
3
6
27
27
27 27
Roll Roll Truk Truk
36
Tabel 7.
Persentase Sampah Domestik yang dapat Terangkut Tahun 2002-2004
No. No. Tahu Tahun n
Vol. Vol. Samp Sampah ah
Vol. Vol. Samp Sampah ah Te Tera rang ngku kutt
ton/hari
ton/hari
Pers Persen enta tase se
1
2002
1,241
699
56.3%
2
2003
1,253
853
68.1%
3
2004
1,266
884
69.8%
Sumber : Analisis Data Tabel 6
Tabel 7 memberikan gambaran bahwa telah terjadi peningkatan daya angkut sampah domestik dalam kurun waktu 2002-2003 sebesar 11.8 % seiring dengan meningkatnya jumlah total armada truk pengangkut sampah Dinas Kebersihan sebanyak 17 unit (Tabel 6).
37
1556 orang petugas lapangan. lapangan. Gambaran lengkap lengkap tentang jumlah sarana dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Kota Medan disajikan pada Tabel 8 dibawah ini.
Tabel 8.
Sarana dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Dinas Kebersihan hingga tahun 2004
No.
Sarana dan SDM
Jumlah
Kendaraan (unit)
1
Typer Truk
85
2
Arm Roll Truk
3
3
Arm Roll Truk
15
4
Dump Truk (sewa)
18
5
Typer Truk PD Pasar
3
38
Deskripsi Responden Penelitian
Analisis nilai ekonomi pengelolaan persampahan di Dinas Kebersihan Kota Medan dilakukan melalui survey yang melibatkan 533 orang responden dari berbagai lapisan masyarakat.
Secara umum, responden yang dipilih sebagai sumber data
primer adalah masyarakat yang mau mengisi paket survey dari sejumlah sampel yang dipilih. Secara keseluruhan, keseluruhan, keadaan responden responden dirangkum pada pada Tabel 9. Dari data yang dirangkum pada Tabel 9 terlihat bahwa 86,3 % responden masih berada berada pada usia produktif, produktif, yang terdistribusi terdistribusi sebanyak sebanyak 55,3 % pada usia 2240 tahun dan 31,0 % pada usia usia 41-55 tahun. Hanya 5,8 % dari responden responden yang sudah
39
Tabel 9.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur, Jenis Jenis Pekerjaan, Pekerjaan, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Jenis Suku Bangsa, Lama Berusaha, dan Status Keluarga. Jumlah total responden
%
6 - 21 tahun
42
7.9%
22-40 tahun
295
55.3%
41-55 tahun
165
31.0%
> 55 tahun
31
5.8%
Jumlah Laki-laki
533 351
100.0% 65.9%
Perempuan
182
34.1%
Petani
533 33
100.0% 6.2%
Buruh/Karyawan
145
27.2%
PNS/Pensiunan
122
22.9%
Identitas Umur
Jenis kelamin
Komponen
Jumlah Pekerjaan Tetap
40
Identitas Jumlah keluarga
Komponen
Jumlah total responden
%
Tdk bekeluarga
103
19.3%
1 – 2 orang
66
12.4%
3 – 4 orang
165
31.0%
5 – 6 orang
115
21.6%
> 6 orang
84
15.8%
533
100.0%
Jumlah Sumber : Analisis Data (Lampiran 5)
Responden yang bekerja sebagai pedagang terjaring sebanyak 22,0 % dalam penelitian ini. Responden yang mempunyai pekerjaan sebagai Pengumpul/pemulung terjaring sebesar 21,8 %, sedangkan yang bekerja sebagai petani hanya terjaring
41
dilakukan penelusuran terhadap jenis suku-bangsa responden seperti yang terangkum pada Tabel 9. Dalam penelitian ini terjaring sebanyak 41,5 % responden yang ber-suku Batak Toba, Mandailing dan Simalungun, disusul oleh suku Jawa sebanyak 36,8 %. Beberapa suku lainnya adalah suku Minang sebanyak 8,8 %, suku Karo sebanyak 5,5 %, suku Melayu sebanyak 2,3 % serta suku lainnya sebanyak 5,3 %. Dari data diatas dapat terlihat bahwa berbagai suku telah ikut serta sebagai sumber data yang diperlukan dalam studi ini. Pada umumnya resoponden yang terlibat dalam penelitian ini telah bekerja dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Responden yang sudah bekerja dalam
42
Dari data tentang keadaan responden diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang terlibat sebagai sumber data penelitian ini cukup bervariasi bila ditinjau dari tingkat umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, jenis suku, lama bekerja, bekerja, dan status status keluarga nya.
Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Sampah Kota Medan
Efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah di Kota Medan dapat dilihat dari jawaban para responden penelitian pada setiap wilayah operasional Dinas Kebersihan (3 wilayah operasional). Komponen-komponen pertanyaan yang terdiri
43
44
Persentase dan jumlah skor penilaian responden penelitian untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah kota Medan disajikan pada Tabel 10 dibawah ini. Tabel 10. Penilaian Responden Penelitian Terhadap Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Sampah di Kota Medan No 1
2
3
Penilaian responden terhadap komponen pertanyaan Upaya Dinas Kebersihan dalam membersihkan sampah di jalan umum Upaya Dinas Kebersihan dalam mengumpulkan sampah dari sumbernya (perumahan, pertokoan dll) ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Upaya Dinas Kebersihan dalam menyediakan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di wilayah anda
Persentase Jawaban Responden SB B CB TB STB
Jumlah Skor
5.6% 5.6%
42.3% 42.3% 18. 18.7% 29. 29.2%
4.2% 4.2%
3.1 3.16
7.1% 7.1%
23.5% 23.5% 25. 25.0% 36. 36.8%
7.5% 7.5%
2.8 2.86
7.9% 7.9%
28.7% 28.7% 29. 29.5% 26. 26.7%
7.1% 7.1%
3.0 3.04
45
Dari Tabel 10 diatas, terlihat bahwa persentase penilaian responden penelitian terhadap upaya Dinas Kebersihan dalam membersihkan sampah di jalan umum dari baik (42.3%) hingga sangat baik (5.6%) ada sebanyak 47.9 %, dan responden yang
menilai tidak baik (29.2%) hingga sangat tidak baik (4.2%) ada sebanyak 33.4 %. Sedangkan responden yang menilai cukup baik terhadap upaya Dinas Kebersihan dalam membersihkan sampah di jalan umum ada sebanyak 18.7 % dan jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian terhadap pertanyaan ini bernilai 3.16 (dari skala 1- 5) .
Penilaian responden penelitian terhadap upaya Dinas Kebersihan dalam mengumpulkan sampah dari sumbernya (perumahan, pertokoan dll) ke Tempat
46
tidak baik (7.1%) ada sebanyak 33.8 %. Sedangkan persentase responden yang
menilai cukup baik terhadap upaya Dinas Kebersihan dalam menyediakan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) pada wilayah dimana responden berdomisili ada sebanyak 29.5% dengan jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian terhadap pertanyaan ini bernilai 3 .04 (dari skala 1- 5) . Responden penelitian juga memberikan penilaian mereka terhadap upaya Dinas Kebersihan dalam mengangkut sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Persentase penilaian mereka dari baik (36.1%) hingga sangat baik (7.9%) sebanyak 44.0 %, dan persentase responden yang menilai tidak baik (38.7%) hingga sangat tidak baik (8.3%) ada sebanyak 47.0 %
Sedangkan persentase
47
Responden
menilai
adanya
sanksi
wajib
restribusi
kebersihan
yang
diberlakukan oleh Pemerintah Kota Medan kepada masyarakat dengan persentase dari baik (30.4%) hingga sangat baik (5.9%) sebanyak 36.3 %, dan persentase responden yang menilai tidak baik (40.3%) hingga sangat tidak baik (8.0%) ada sebanyak 48.3 %. Sedangkan persentase responden yang menilai menilai cukup baik ada sebanyak 15.5 % dengan jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian terhadap pertanyaan ini bernilai 2.86 (dari skala 1- 5). Sedangkan penilaian mereka terhadap peran serta masyarakat sekitar daerah mereka dalam menjaga kebersihan dan penanganan sampah menghasilkan persentase penilaian dari baik (27.9%) hingga sangat baik (7.3%) sebanyak 35.2 %, dan
48
Selanjutnya kepada responden juga dimintakan penilaian mereka tentang APBD Dinas Kebersihan Kota Medan Tahun Anggaran 2003 dan 2004 yang dialokasikan untuk pengelolaan sampah di kota Medan. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa persentase yang menilai baik (26.9%) hingga sangat baik (5.2%) sebanyak 32.1 %, dan persentase responden yang menilai tidak baik (42.4%) hingga sangat tidak baik (7.2%) ada sebanyak 49.6 %.
Sedangkan persentase
responden yang menilai cukup baik ada sebanyak 18.2 % dengan jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian terhadap pertanyaan ini bernilai 2.81 (dari skala 1- 5).
Dinas Kebersihan dalam mengelola kebersihan kota Medan telah melakukan
49
baik (37.1%) hingga sangat tidak baik (8.4%) ada sebanyak 45.5 %. Sedangkan
persentase responden yang menilai cukup baik ada sebanyak 18.0 % dengan rata– rata jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian terhadap ke 10
pertanyaan ini bernilai 2.89 (dari skala 1- 5). Jika dilihat dari jumlah skor yang dihasilkan terhadap setiap jawaban yang diberikan oleh responden maka komponen pertanyaan yang menilai tentang upaya Dinas Kebersihan dalam membersihkan sampah di jalan umum (pertanyaan 1) memiliki skor tertinggi dengan nilai 3.16 Meskipun responden penelitian cenderung memberikan skor dibawah 3 dari skala 5 yang ditentukan terhadap upaya-upaya yang dilakukan Dinas Kebersihan,
50
51
Analisis Nilai Ekonomi Sampah Kota Medan
Analisis nilai ekonomi sampah Kota Medan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sektor
informal terhadap efektivitas dan efisiensi
pengelolaan sampah di Kota Medan ( hipotesis 2). Analisis ini juga ditujukan untuk mengetahui seberapa besar potensi ekonomi yang dapat diperoleh dari sampah anorganik yang ada di Kota Medan ( hipotesis 3).
Nilai ekonomi sampah kota Medan dapat dilihat dari komponen-komponen sampah anorganik yang dapat dipergunakan kembali ( reuse) seperti karton dan karung, dan sampah yang dapat didaur ulang ( recycle) seperti kertas, besi tua,
52
•
Volume Perdagangan Sampah Kota Medan
Volume perdagangan dari berbagai jenis sampah anorganik yang diperoleh dari responden pengumpul di Kota Medan adalah sebanyak 234,14 ton/bulan (7.,81 ton/hari).
Potensi ekonomi sampah berdasarkan dari volume perdagangan
sampah setiap bulannya untuk masing-masing pengumpul diperlihatkan pada Tabel 11.
Tabel 11 .
No 1
Volume Perdagangan Sampah Anorganik yang Diperoleh Pengumpul di Kota Medan setiap bulan. Komponen pertanyaan
vol volume ume perda erdaga gang ngan an kert kertas as
Berat ratarata (kg)* 605, 605,0 0
Berat total (kg)*
Ton/bulan
29.6 29.643 43,5 ,5
29.6 29.64 4
53
Sementara itu, volume sampah anorganik yang lain yang berhasil dioperoleh
pengumpul
berturut-turut
pengumpulan 29.64 ton/bulan,
adalah
kertas
dengan
berat
total
kemudian sampah atom dengan berat total
pengumpulan 28.39 ton/bulan , dan sampah aluminium dengan berat total pengumpulan pengumpulan 26.65 ton/bulan. Jenis sampah lain yang dikumpulkan oleh pengumpul adalah sampah jenis kuningan dengan berat total 21.39 ton/bulan, sedangkan sampah jenis karung yang berhasil dikumpulkan ada sebanyak 20.27 ton/bulan, dan sisanya adalah sampah jenis kaca yang berhasil dikumpulkan ada sebanyak 19.64 ton/bulan.
54
Selanjutnya diperoleh rata-rata volume perdagangan untuk sampah jenis kuningan ada sebanyak 445,7 kg/bulan untuk masing-masing pengumpul dan rata-rata volume perdagangan karung ada sebanyak 450,4 kg/bulan untuk masing-masing pengumpul. Total volume sampah yang diperdagangkan ini masih sangat kecil sekali jika dibandingkan dengan “kapasitas produksi” sampah anorganik kota Medan (Tabel 5) yang mencapai 394 ton/hari. Sedangkan volume sampah yang mampu dikelola oleh para pemulung dan pengumpul jumlahnya hanya 7.81 ton/hari atau 1/50.5 kali dari total volume timbulan sampah anorganik yang dihasilkan kota Medan (rasio 0.0198).
55
Hasil ini juga memperlihatkan bahwa sampah anorganik yang berhasil dipisahkan oleh pemulung dan pengumpul belumlah maksimal.
Apabila para
pengumpul mampu meningkatkan kapasitas perdagangan mereka hingga menyamai kapasitas produksi sampah anorganik Kota Medan (tahun 2004) untuk setiap bulannya,
maka dengan tetap menggunakan jumlah armada yang
sama, Dinas Kebersihan tentunya juga dapat meningkatkan kapasitas angkut
sampah mereka dari 69.68 % menjadi 101,38 % (Tabel 7). Hal ini dimungkinkan karena Dinas Kebersihan tinggal mengangkut sampah organik yang ada di kota Medan. Model proyeksi peningkatan kapasitas daya angkut sampah oleh Dinas Kebersihan untuk tahun 2004 disajikan pada
56
•
Potensi Ekonomi Sampah Kota Medan Berdasarkan Tenaga kerja
Potensi ekonomi sampah kota Medan dapat juga dilihat dari potensi penyerapan tenaga kerja yang dapat diciptakan melalui pengelolaan sampah. Jumlah tenaga kerja yang ikut ambil bagian dalam usaha pengelolaan sampah di kota Medan setiap harinya meliputi pemulung, pengumpul sampah dan orang yang bekerja dalam membantu pengumpul sampah seperti yang diperlihatkan pada Tabel 13. Berdasarkan potensi tenaga kerja dari sektor informal yang melakukan pengelolaan sampah anorganik di kota Medan diketahui bahwa jumlah rata-rata pemulung yang melakukan penjualan sampah selama sebulan kepada 48
57
Setiap bulannya masing-masing pengumpul rata-rata melibatkan pekerja untuk membantu penjualan sampah anorganik rata-rata sebanyak 7 orang, dengan total pekerja untuk 42 pengumpul sebanyak 294 orang. Rasio perbandingan jumlah tenaga kerja sektor informal (pemulung dan pengumpul) dengan jumlah tenaga kerja yang dimiliki Dinas Kebersihan disajikan pada Tabel 14 dibawah ini.
Tabel 14.
Rasio Perbandingan Perbandinga n Jumlah Tenaga Kerja Sektor Informal dengan Jumlah Tenaga Kerja Dinas Kebersihan Tenaga Kerja
Pemulung dan Pengumpul - Pemulung = 1056 orang
Jumlah 1350 orang
58
tentunya masih dapat ditingkatkan ditingkatkan
Apalagi jenis pekerjaan ini tidak
membutuhkan ketrampilan khusus dan persyaratan akademik tertentu.
•
Nilai Perdagangan Sampah Anorganik Kota Medan
Nilai perdagangan sampah anorganik secara ekonomi ternyata juga cukup besar. Dari hasil jawaban yang diperoleh diperoleh dari pengumpul, pengumpul, dapat diketahui bahwa bahwa nilai perdagangan sampah yang mereka lakukan selama sebulan memiliki ratarata sebesar Rp 6.870.863,0 untuk masing-masing pengumpul. Sedangkan total nilai perdagangan sampah dari 48 pengumpul bernilai Rp. 329.801.400,0 (Tabel 15) setiap bulannya atau setara dengan Rp.
59
Tabel 16.
Rasio Nilai Perdagangan Sampah Para Para Pengumpul Pengumpul per tahun tahun dengan dengan Realisasi APBD Dinas Kebersihan untuk 2003 (dalam Rupiah) Jumlah
Nilai Perdagangan Pengumpul pertahun (b)
(b)/(a)
11,880,045.561
3,957,616.800
0.333
2.Belanja barang
1,905,331.000
3,957,616.800
2.077
3.Belanja Pemeliharaan
6,438,857.301
3,957,616.800
0.615
11,686,249.280
3,957,616.800
0.339
1,272,200.000
3,957,616.800
3.111
33,182,683.142
3,957,616.800
0.119
Uraian (a)
Rasio
Realisasi APBD Dinas Kebersihan Belanja Rutin 1.Belanja pegawai
4.Belanja Lain-lain Belanja Pembangunan Pengadaan sarana Total
Sumber : Analisis data Tabel 2 dan Tabel 15
60
Memang jika dibandingkan dengan nilai total realisasi APBD Dinas Kebersihan untuk tahun 2003, maka rasio nilai perdagangan yang dilakukan dilakukan oleh 0.119). pengumpul ini nilainya masih relatif kecil ( r ( r = 0.119). Namun dari rasio ini juga tergambarkan bahwa jika para pengumpul mampu meningkatkan volume perdagangan mereka sebanyak 10 x (dari 7.81 ton/hari menjadi 78.1 ton/hari), maka tentunya nilai perdagangan para pengumpul sampah ini dapat melebihi realisasi dari APBD Dinas Kebersihan untuk tahun 2003. Hal ini tentunya masih sangat mungkin dilakukan mengingat bahwa saat
61
Tabel 17.
Rasio Nilai Perdagangan Perdagangan Sampah Pengumpul Pengumpul per tahun dengan Jumlah Dana yang Dihimpun Dinas Kebersihan dari Realiasi Pemasukan Sampah dan Septictank untuk tahun 2003 (dalam Rupiah)
Uraian Realisasi Pemasukan dari Sampah Dan Septictank/tahun (1*)
Jumlah
11,304,564.083
Uraian Dan yang Dihimpun Dinas Kebersihan/tahun 5 % x (1*) Nilai perdagangan sampah/tahun
Rasio
Jumlah
565,228.204 3,957,616.800
7.002
Sumber : Analisis Data Tabel 1 dan Tabel 16
Tabel 17 memberikan gambaran yang nyata bahwa jumlah dana yang
62
Harga rata-rata untuk setiap komponen sampah anorganik yang dilaporkan oleh responden sangat bervariasi, sehingga harga masing-masing sampah anorganik untuk perhitungan seperti yang dilampirkan pada Tabel 18 adalah
menggunakan hasil rata-rata dari semua responden.
Tabel 18. Harga rata-rata Sampah Anorganik dan Penghasilan yang diperoleh Pemulung di Kota Medan setiap bulan No
Komponen pertanyaan
Jumlah Responden
Harga Ratarata (Rupiah)
Hasil (Rupiah)
1
Harga kertas/kg
87
457,4
39.793,0
2
Harga karton/kg
90
524,1
47.168,0
3
Harga besi tua/kg
87
983,1
85.533,0
4
Harga plastik/kg
84
838,1
70.404,0
63
Berbeda dengan sampah anorganik jenis polimer seperti plastik dan atom yang mempunyai harga rata-rata Rp 838,1 /kg dan untuk sampah atom adalah Rp 1.035,7 /kg. Untuk sampah anorganik jenis karung mempunyai harga rata-rata Rp 362,4 /kg, sedangkan untuk jenis gelas diperoleh harga rata-rata Rp 634,8 /kg. Dari berbagai jenis sampah anorganik yang dijual oleh pemulung ternyata sampah yang memiliki nilai ekonomi tertinggi setiap bulannya adalah berasal dari sampah jenis logam aluminium Rp 93.510,5, 93.510,5, disusul oleh jenis kuningan kuningan Rp 88.011,0, dan besi besi tua Rp 85.533,0. 85.533,0. Sehingga dapat dapat dikatakan bahwa bahwa sampah jenis logam inilah yang sangat potensil sebagai sumber penghasilan bagi
64
dikalikan dengan data harga penjualan masing-masing komponen sampah yang diterima oleh pemulung (Tabel 18). Jumlah total nilai ekonomi dari
sampah anorganik Kota Medan secara lengkap disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Nilai Ekonomi Sampah Anorganik Berdasarkan Volume Perdagangan Pengumpul dan Harga Rata-rata yang diterima Pemulung setiap bulan di Kota Medan No
Jenis sampah anorganik
Volume (Kg)
Harga/Kg (Rupiah)
Hasil (Rupiah)
1
Kertas
29.643,5
457,4
13.558.664,3
2 3 4 5
Karton Besi tua Plastik Atom
34.771,0 41.640,5 32.018,0 28.391,5
524,1 983,1 838,1 1.035,7
18.223.094,8 40.938.355,0 26.835.658,0 29.406.304,3
65
paling rendah diantara sampah anorganik tersebut adalah jenis karung dengan nilai ekonomi sebanyak Rp 7.346.107,3 setiap bulannya. Tabel 19 juga memperlihatkan secara jelas bahwa total nilai ekonomi dari 9 komponen sampah anorganik Kota Medan setiap bulannya mencapai Rp 206.164.990,7. Dari hasil yang diperlihatkan pada Tabel 19 juga terlihat adanya selisih antara nilai perdagangan sampah yang dilakukan oleh pengumpul (Tabel 15) dengan jumlah penjualan yang diterima oleh para pemulung, seperti yang ditampilkan pada Tabel 20.
66
Jika hasil ini dibandingkan dengan “margin keuntungan” senilai 5 % yang diperoleh Dinas Kebersihan Kota Medan (Pasal 19 ayat 1 Perda No. 8 tahun 2002) melalui proses pengutipan retribusi maka akan diperoleh rasio sebesar 7.5
Apabila Dinas Kebersihan (yang secara jelas telah memiliki kepastian hukum sebagai “pengelola” sampah Kota Medan) dapat bertindak selaku “pengumpul” sampah dan tidak hanya bertindak sebagai “ collector ”, ”,
maka
tidaklah berlebihan apabila dalam waktu yang singkat Dinas Kebersihan dapat mengejar ketinggalan mereka dalam mengumpulkan dana. Apalagi mereka dilengkapi dengan sarana prasarana serta sumber daya manusia yang jauh lebih
67
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari studi tentang analisis nilai ekonomi pengelolaan persampahan dengan studi kasus di Dinas Kebersihan Kota Medan dijabarkan sebagai berikut : 1. Sistem pengelolaan sampah di wilayah operasional Dinas Kebersihan Kota Medan belum dilakukan secara optimal bila ditinjau dari sudut efektifitas dan efisiensi pengelolaannya sesuai dengan Perda Kota Medan Nomor 8 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayan Kebersihan. Kebersihan. Ini dapat dilihat dari :
68
rata-rata jumlah skor penilaian yang diberikan responden penelitian terhadap ke 10 komponen pertanyaan yang diajukan dengan skor 2.89 (pada rentang 3 = Cukup Baik)
2. a. Sektor informal (pemulung dan pengumpul) memiliki pengaruh yang besar dalam peningkatan efisiensi dan efektifitas pengeloaan sampah di Kota Medan, karena dari hasil penelitian diketahui bahwa : •
Dengan volume perdagangan sampah anorganik yang dikelola pengumpul saat ini (7.81 ton/hari dengan rasio 0.0198 dari total sampah anorganik kota Medan tahun 2004), para pengumpul telah mampu memberikan
69
b. Pengelolaan sampah anorganik yang dilakukan oleh pemulung dan pengumpul saat ini telah menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup besar. Dengan volume perdagangan 7.81 ton/hari, sektor ini telah melibatkan 1350 orang dengan rincian 294 orang yang berkerja pada pengumpul dan 1056 orang yang bekerja sebagai pemulung.
3. Sampah anorganik yang terdapat di kota Medan memiliki potensi ekonomi yang besar, karena dari hasil penelitian diketahui bahwa : •
Dengan kemampuan pengelolaan sampah anorganik sebesar 7.81 ton/hari
70
mencapai
Rp
206.164.990,7./bulan
atau
setara
dengan
Rp.
2,473,979,888.4/tahun. •
Selisih antara nilai perdagangan sampah yang dilakukan pengumpul dengan nilai
ekonomi
sampah
yang
diterima
pemulung
mencapai
Rp.
123,636,409.3/bulan atau Rp. 1,483,636,911.6/tahun. Hasil ini juga
menegaskan bahwa dengan memperdagangkan sampah sebesar 7.81 ton/hari, para pengumpul sampah telah mampu menghasilkan margin keuntungan sebesar 37.5 %. Sementara disisi lain Dinas Kebersihan hanya memperoleh “margin keuntungan” 5%, sebagai hasil dari pengutipan
retribusi sampah yang mereka lakukan.
71
melalui penataan tersebut akan dapat merubah masalah sampah menjadi peluang bisnis yang dapat menjadi sumber dana terhadap Pemerintah Kota Medan.
2. Mengingat potensi ekonomi yang dimiliki oleh sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik , maka hendaknya Pemerintah Kota Medan segera memikirkan sistem pengolahan sampah yang sistematis. Sehingga proses pengelolaan sampah menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi seperti bahan baku logam, gelas, kertas dan pupuk dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
3. Karena potensi pemulung telah terbukti sangat efektif di dalam pengelolaan
72
DAFTAR PUSTAKA
Ananta, S., 1997. Manajemen Sampah Yang Berkelanjutan (Suistanable Bandar lampung Indonesia).unpublish, Meulbourne University, Australia Budianta, Eka, 2003. Pembukaan www.terranet.or.id/conf.php
Konfrensi
Elektronik
RUU
Sampah.
Dinas Kebersihan Kota Medan, 2002. Rencana Strategis 2002-2006.Medan Hendargo, Ismoyo Imam, 1994. Kamus Istilah Lingkungan. P.T. Bina Rena Pariwara. Jakarta. Henry, J. G. and G. W. Heinke, 1996. Environmental Science and Engineering, Prentice Hall, Englewood Cliffs, N.J. Kementrian Lingkungan Hidup, 1997. Undang-Undang no 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta
73
Sumarwoto, O., 1983. Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Siswiyati, E.A; Tejoyuwono, N., dan Suhardjo, A.J., 1999. Perilaku Tanah Sebagai Instrumen Lingkungan Terhadap Pencemaran Sampah Kota. Teknosains, Jakarta Slamet, J.S., 2000. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Gajah Mada University Press Yogjakarta Suhli, M., 2001. Menyulap Sampah Jadi Rupiah. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Jakarta Sukendar, E., dan Abriansyah, T., 1999. Jangan Cuma Mengeluh, Gatra. Desember 1999, www gatranews.net Suprihatin, Agung, 2003. Jangan Cuma Mengeluh, Gatra. Desember 1999, www gatranews.net Tasrial, 1998. Sampah dan Pengelolaannya. PPPGT / VEDC. Malang
74
Lampiran 1. Kuesioner
INSTRUMEN PENELITIAN ANALISIS EKONOMI PENGELOLAANPERSAMPAHAN STUDI KASUS DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN
75
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan Pendidikan : SD SLTP SLTA : Pergurauan Tinggi sampai Diploma Sarjana Suku : Jawa Melayu Batak : Karo Minang Cina .......... Lama bekerja : kurang 1 tahun 2 – 4 tahun >4 tahun Jlh keluarga : tdk bekeluarga 1 – 2 orang 3 – 4 orang 5 – 6 orang > 6 orang
KUESIONER EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGELOLAAN SAMPAH Petunjuk Pengisian Angket
1. Berikan tanda check ( ) pada salah satu jawaban yang anda setujui di dalam pilihan yang disediakan. disediakan. Saudara dapat mengosongkan mengosongkan jawaban jawaban apabila saudara saudara
76
Adanya sanksi wajib restribusi kebersihan yang 8 diberlakukankan oleh Pemerintah Kota Medan kepada masyarakat 9
Kerjasama pengelolaan kebersihan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dengan pihak swasta
10
Peran serta masyarakat sekitar daerah anda dalam menjaga kebersihan dan penanganan sampah
Arahan ........
Arahan Untuk Pertanyaan No. 6 Target dan Realisasi pemasukan dari Sampah & Septictank Kota Medan No 1.
Sumber Sampah
2.
Septictank
Tahun 2002 2003 2002
Target (Rp) 5.368.000.000,12.500.000.000,132.000.000,-
Realisasi (Rp) 3.780.738.742,- (70,43%) 11.033.664.083,- (88,26%) 195.055.000,- (147%)
77
Sumber: Dinas Kebersihan Kota Medan, 2003
Arahan Untuk Pertanyaan No. 8 •
Pasal 20 Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan tentang Ketentuan Pidana berbunyi : a. Wajib retribusi yang tidak melaksanakan atau lalai membayar retribusi diancam hukuman pidana kurungan 6 bulan atau denda paling banyak 4 kali jumlah retribusi yang terutang b. Setiap orang prribadi atau badan sengaja dan tidak sengaja melanggar ketentuan pasa 6 dan 7 diancam pidana kurungan 6 bulan atau denda Rp. 5.000.000, (lima juta rupiah) c. Pelanggaran atas Peraturan Daerah ini adalah tindak pidana pelanggaran
•
Pasal 6 Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan tentang Kewajiban dan Larangan berbunyi : a. Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan masing-msing dan saluran air di sekelilingnya
78
•
Pasal 7 Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan tentang Kewajiban dan Larangan berbunyi : a. Membuang sampah disaluran air b. Membuang sampah di Jalan-jalan, sungai dan di Daerah Aliran Sungai (DAS) c. Membuang sampah atau menumpukkan sampah yang permanen di atas paret atau berem jalan d. Membakar sampah sembarangan yang dapat mengganggu lingkungan
Arahan Untuk Pertanyaan No. 9 Program Kerjasama dengan Mitra Swasta (sumber Rencana Strategis Dinas Kebersihan 2002-2006)
1. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir a. Penyewaan Dump truck sampah milik perusahaan swasta sebanyak 23 unit b. Penyewaan Konvektor Truck milik perusahaan swasta sebanyak 30 unit
79
2. KUESIONER NILAI EKONOMIS SAMPAH (Responden Pengumpul)
Pengantar: Berikut ini akan ditanyakan nilai ekonomis ekonomis sampah Kota Medan. Angket ini ditujukan secara khusus kepada Bapak/Ibu yang memiliki pekerjaan tetap atau tidak tetap sebagai Pengumpul sampah. Petunjuk Pengisian Angket 1. Berikan tanda Silang ( ) pada salah satu jawaban (a), (b), (c), (d), dan (e) yang anda setujui di dalam pilihan yang disediakan. Jika menurut saudara masih masih ada yang perlu ditambahkan maka isilah pada titk-titik yang telah disediakan. 2. Penilaian adalah berdasarkan frekwensi Pertanyaan Khusus Untuk Responden Pengumpul Pengumpul (Pertanyaan No 1 - 12) 1. Berapakah volume volume perdagangan kertas yang yang Bapak/Ibu lakukan selama selama sebulan sebulan (a) < 250 kg
(b) 251 – 500 kg
(d) 751 – 1.000 kg (e) >1.000 kg
(c). 501 – 750 kg
................. .................. .....
80
(d) 751 – 1.000 kg (e) > 1.000 kg ................................ ............... ................. ........ 7. Berapakah volume perdagangan aluminium yang Bapak/Ibu lakukan selama sebulan (a) < 250 kg
(b). 251 – 500 kg
(c) 501 – 750 kg
(d) 751 – 1.000 1.000 kg (e) > 1.000 kg kg ........................................
8. Berapakah volume volume perdagangan Kuningan yang Bapak/Ibu lakukan selama sebulan (a) < 250 kg
(b) B. 251 – 500 kg
(c) 501 – 750 kg
(d) 751 – 1.000 kg (e) > 1.000 kg ................................ ............... ................. ........
9. Berapakah volume volume perdagangan Karung yang Bapak/Ibu lakukan selama sebulan sebulan (a) < 250 kg
(b) 251 – 500 kg
(c) 501 – 750 kg
(d) 751 – 1.000 kg (e) > 1.000 kg ................................ ............... ................. ........ 10. Berapakah jumlah pemulung yang melakukan penjualan sampah kepada Bapak/Ibu
81
3. KUESIONER NILAI EKONOMIS SAMPAH (Responden Pemulung)
Pengantar: Berikut ini akan ditanyakan nilai ekonomis ekonomis sampah Kota Medan.
Angket ini
ditujukan secara khusus kepada Bapak/Ibu yang memiliki pekerjaan tetap atau tidak tetap sebagai Pemulung sampah. Petunjuk Pengisian Angket 1. Berikan tanda silang ( ) pada salah satu jawaban (a), (b), (c), (d), dan (e) yang anda setujui di dalam pilihan yang disediakan. Jika menurut saudara masih masih ada yang perlu ditambahkan maka isilah pada titk-titik yang telah disediakan. 2. Apabila saudara saudara tidak dapat membaca membaca tulis maka kepada saudara akan kami ajukan beberapa pertanyaan dan jawaban saudara akan diisikan oleh tenaga pengambil data yang kami sediakan
82
5. Berapakah harga rata-rata atom perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul pengumpul : (a) < Rp 500,-
(b) Rp 501,- – Rp 750,- (c) Rp 751,- – Rp 1.000,-
(d) Rp 1.001 –Rp 1.250
(e) > Rp 1.250,-
............................... ............... ......................... .........
6. Berapakah harga rata-rata kaca perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul : (a) < Rp 500,-
(b) Rp 501,- – Rp 750,- (c) Rp 751,- – Rp 1.000,-
(d) Rp 1.001 – Rp 1.250
(e) > Rp 1.250,-
................................ ............... ................. ........
7. Berapakah harga rata-rata aluminium perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul : (a) < Rp 500,-
(b) Rp 501,- – Rp 750,- (c) Rp 751,- – Rp 1.000,-
(d) Rp 1.001 – Rp 1.250
(e) > Rp 1.250,-
................................ ............... ................. ........
8. Berapakah harga rata-rata kuningan perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada
83
Lampiran 2. Peta Wilayah Operasional Dinas Kebersihan Kota Medan
84
Lampiran 3 Uji Cronbach’s Alpha
Reliability Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
.2000 .2020 .2020 .2000 .2020 .2000 .1980 .2000 .1980 .2000
.1595 .1268 .1165 .1602 .1462 .1208 .1525 .1463 .1221 .1471
5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
85
Lampiran 4 Uji Chi-Kuadrat
NPar Tests Descriptive Statistics N SB
11
Mean .0691
Std. Deviation .01136
Minimum .0 5
Maximum .09
B
11
.2964
.05201
.2 4
.42
CB
11
.1800
.06000
.0 9
.30
TB
11
.3718
.04936
.2 7
.42
STB
11
.0836
.02248
.0 4
.13
Chi-Square Test Frequencies SB .05
Observed N 1
Expected N 2.2
Residual -1.2
86
CB .09
Observed N 1
Expected N 1.4
Residual -.4
.10
1
1.4
-.4
.16
3
1.4
1 .6
.18
2
1.4
.6
.19
1
1.4
-.4
.21
1
1.4
-.4
.25
1
1.4
-.4
.30
1
1.4
-.4
Total
11 TB
.27
Observed N 1
Expected N 1.4
Residual -.4
.29
1
1.4
-.4
.37
3
1.4
1 .6
.38
1
14
4
87
Test Statistics Chi-Squarea,b df Asymp. Sig.
SB 3 .0 9 1
B 1.273
CB 2.818
TB 2.818
STB 3.727
4
8
7
7
5
.5 4 3
.996
.901
.901
.589
a. 5 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2.2. b. 9 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.2. c. 8 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.4. d. 6 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.8.
88
Lampiran 5 JAWABAN KUESIONER EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGELOLAAN SAMPAH (Semua Responden) No
Penilaian responden terhadap
Jawaban Responden (orang) SB
B
CB
TB
STB
Jumlah
Persentase Jawaban Responden SB
B
CB
TB
STB
Skor Penilaian 5
4
3
2
1
Jumlah
1
Upaya Dinas Kebersihan dalam membersihkan sampah di jalan umum
28
210 210
93
145 145
21
497 497
5.6% 5.6% 42.3 42.3% % 18.7 18.7% % 29.2 29.2% %
4.2% 4.2%
0.28 0.28 1.69 1.69 0.56 0.56 0.58 0.58 0.04 0.04
3.16 3.16
2
Upaya Dinas Kebersihan dalam mengumpulkan sampah dari sumbernya (perumahan, pertokoan dll) ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
37
122 122
130 130
191 191
39
519 519
7.1% 7.1% 23.5 23.5% % 25.0 25.0% % 36.8 36.8% %
7.5% 7.5%
0.36 0.36 0.94 0.94 0.75 0.75 0.74 0.74 0.08 0.08
2.86 2.86
3
Upaya Dinas Kebersihan dalam menyediakan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di wilayah anda
39
141 141
145 145
131 131
35
491 491
7.9% 7.9% 28.7 28.7% % 29.5 29.5% % 26.7 26.7% %
7.1% 7.1%
0.40 0.40 1.15 1.15 0.89 0.89 0.53 0.53 0.07 0.07
3.04 3.04
4
Upaya Dinas Kebersihan dalam mengangkut mengangkut sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
40
184 184
46
197 197
42
509 509
7.9% 7.9% 36.1 36.1% %
9.0% 9.0% 38.7 38.7% %
8.3% 8.3%
0.39 0.39 1.45 1.45 0.27 0.27 0.77 0.77 0.08 0.08
2.97 2.97
5
Besarnya biaya restribusi sampah yang harus dibayar kepada Dinas Kebersihan
27
136 136
78
193 193
42
476 476
5.7% 5.7% 28.6 28.6% % 16.4 16.4% % 40.5 40.5% %
8.8% 8.8%
0.28 0.28 1.14 1.14 0.49 0.49 0.81 0.81 0.09 0.09
2.82 2.82
6
Adanya sanksi wajib restribusi kebersihan yang diberlakukan oleh Pemerintah Kota Medan kepada masyarakat
28
145 145
74
192 192
38
477 477
5.9% 5.9% 30.4 30.4% % 15.5 15.5% % 40.3 40.3% %
8.0% 8.0%
0.29 0.29 1.22 1.22 0.47 0.47 0.81 0.81 0.08 0.08
2.86 2.86
7
Peran serta masyarakat sekitar daerah anda dalam menjaga kebersihan dan penanganan sampah
36
138 138
49
206 206
66
495 495
7.3% 7.3% 27.9 27.9% % 9.9% 9.9% 41.6 41.6% % 13.3 13.3% % 0.36 0.36 1.12 1.12 0.30 0.30 0.83 0.83 0.13 0.13
2.74 2.74
8
Target dan realisasi retribusi Pelayanan Kebersihan Kota Medan Tahun Anggaran 2003 dan 2004
33
118 118
102 102
176 176
46
475 475
6.9% 6.9% 24.8 24.8% % 21.5 21.5% % 37.1 37.1% %
9.7% 9.7%
0.35 0.35 0.99 0.99 0.64 0.64 0.74 0.74 0.10 0.10
2.82 2.82
9
APBD Dinas Kebersihan Kota Medan Tahun Anggaran 2003 dan 2004 yang dialokasikan untuk pengelolaan sampah
27
139 139
94
219 219
37
516 516
5.2% 5.2% 26.9 26.9% % 18.2 18.2% % 42.4 42.4% %
7.2% 7.2%
0.26 0.26 1.08 1.08 0.55 0.55 0.85 0.85 0.07 0.07
2.81 2.81
10
Kerjasama pengelolaan kebersihan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dengan pihak swasta
48
132 132
84
195 195
52
511 511
9.4% 9.4% 25.8 25.8% % 16.4 16.4% % 38.2 38.2% % 10.2 10.2% % 0.47 0.47 1.03 1.03 0.49 0.49 0.76 0.76 0.10 0.10
2.86 2.86
34
147
90
185
42
497
6.9% 6.9% 29.5% 29.5% 18.0% 18.0% 37.1% 37.1% 8.4% 8.4% 0.34 0.34 1.18 1.18 0.54 0.54 0.74 0.74 0.08 0.08
Rata-r Rata-rata ata Total Total
2.89 2.89
89
Lampiran 6 Jawaban Kuestioner Khusus Untuk Responden Pengumpul (Pertanyaan No 1 - 12) No
Komponen pertanyaan
Pilihan Jawaban
Volume dalam kg
(a) (b) (c) (d) (e) Jumlah
c
d
e
12
49
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
605.0
29,643.5
Volume me perd perdag agan anga gan n kart karton on/b /bul ulan an 11 11 13 7 12 2 Volu Volume perdagangan besi 9 8 4 10 21 3 tua/bulan Volume me perd perdag agan anga gan n plas plasti tik/ k/bu bula lan n 17 8 6 5 15 4 Volu
54
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
643.9
34,771.0
52
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
800.8
41,640.5
Volume perdag perdagang angan an atom/b atom/bula ulan n 5 Volume
Volume perdag perdagang angan an kertas kertas/bu /bulan lan 11 15 1 Volume
6 Volume perdagangan kaca/bulan Volume perdagangan 7 aluminium/bulan Volume perdagangan 8 kuningan/bulan Volume perdagangan 9 karung/bulan
14 10
8
3
a
b
Rata-rata
Jumlah
51
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
627.8
32,018.0
5
4
13
46
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
617.2
28,391.5
9
7
5
6
6
33
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
595.1
19,638.5
22
14
5
2
11
54
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
493.5
26,646.5
29
6
0
2
11
48
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
445.7
21,393.5
22
8
2
8
5
45
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
450.4
20,270.0
10
Jumlah pemulung yang melakukan 13 penjualan sampah/bulan
12
8
6
9
48
5.5
15.5
25.5
35.5
45
22.5
1,079.5
11
Jumlah pekerja yang membantu perdagangansampah/bulan
5
0
0
0
42
5.5
15.5
25.5
35.5
45
6.7
281.0
0
2
4
48
500,050
7,550,000
15,050,000
25,050,000
40,000,000
6,870,863
329,801,400
Nilai perdag perdagang angan an sampah sampah /bulan /bulan 12 Nilai
37
28 14
90
Lampiran 7 Jawaban Kuesioner Khusus Untuk Responden Pemulung (Pertanyaan No 1 - 9)
No
Pilihan Jawaban
Harga Dalam Rupiah
(a) (b) (c) (d) (e) Jumlah
a
b
Komponen pertanyaan
c
d
e
Rata-rata
Jumlah
1
Harga rata-rata kertas/kg yang dijual 51 25 5 kepada pengumpul
5
1
87
250. 250.5 5
625 625.5 .5
875. 875.5 5 1125 1125.5 .5 1375 1375.0 .0
457.4
39,793.0
2
Harga rata-rata karton/kg yang dijual 37 44 3 kepada pengumpul
2
4
90
250. 250.5 5
625 625.5 .5
875. 875.5 5 1125 1125.5 .5 1375 1375.0 .0
524.1
47,168.0
3
Harga rata-rata besi tua/kg yang dijual kepada pengumpul
7
11 24 24 21
87
250. 250.5 5
625 625.5 .5
875. 875.5 5 1125 1125.5 .5 1375 1375.0 .0
983.1
85,533.0
4
Harga rata-rata plastik/kg yang dijual kepada pengumpul
25 11 13 9 26
84
250. 250.5 5
625 625.5 .5
875. 875.5 5 1125 1125.5 .5 1375 1375.0 .0
838.1
70,404.0
5
Harga rata-rata atom/kg yang dijual kepada pengumpul
11
6 10 13 34
74
250. 250.5 5
625 625.5 .5
875. 875.5 5 1125 1125.5 .5 1375 1375.0 .0
1035.7
76,645.0
6
Harga rata-rata kaca/kg yang dijual kepada pengumpul
28
5
5
6
9
53
250. 250.5 5
625 625.5 .5
875. 875.5 5 1125 1125.5 .5 1375 1375.0 .0
634.8
33,647.0
7
Harga rata-rata aluminium/kg yang dijual kepada pengumpul
4
7
6
4 57
78
250. 250.5 5
625 625.5 .5
875. 875.5 5 1125 1125.5 .5 1375 1375.0 .0
1198.9
93,510.5
8
Harga rata-rata kuningan/kg kuningan/kg yang dijual kepada pengumpul
4
5
9
4 52
74
250. 250.5 5
625 625.5 .5
875. 875.5 5 1125 1125.5 .5 1375 1375.0 .0
1189.3
88,011.0
9
Harga rata-rata karung/buah yang dijual kepada pengumpul
63 21 1
0
86
250. 250.5 5
625 625.5 .5
875. 875.5 5 1125 1125.5 .5 1375 1375.0 .0
362.4
31,167.5
1
91
92