ANALISIS KESEIMBANGAN KURVA IS-LM NEGARA JEPANG TAHUN 1972-2015
Parma Dwi Widy Oktama Statistika Ekonomi, Politeknik Statistika STIS, Jakarta 3SE1/15.8816/25 Latar Belakang
Dalam analisis ekonomi secara makro, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu alat ukur yang dapat mencerminkan keberhasilan program pembangunan yang dicapai oleh pemerintah di suatu negara, khususnya di bidang perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator kestabilan perekonomian yang terjadi di suatu negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tentunya diperlukan berbagai perangkat kebijakan baik pada sektor fiskal dan moneter yang harmonis dan padu. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi dari waktu ke waktu. Aliran uang dan barang merupakan salah s atu kunci dibalik adanya fluktuasi dalam pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Pada penelitian ini akan digambarkan bentuk keseimbangan dari pasar barang dan pasar uang yang dicapai oleh negara Jepang dengan model IS-LM. Model ini akan menggambarkan kondisi keseimbangan (market ( market equilibrium) equilibrium) pasar barang (kurva IS) dan pasar uang (Kurva LM) yang dicapai oleh negara Jepang serta pengaruh berbagai kebijakan sektor fiskal dan moneter terhadap kondisi equilibrium pasar equilibrium pasar yang dicapai.
Landasan Teori 1. Pasar Barang (Kurva IS) Kurva IS adalah kurva yang menggambarkan kegiatan ekonomi di pasar barang. Menurut
Mankiw (2013), kurva ini dibentuk berdasarkan teori Keynesian Cross Cross dimana dalam model ekonomi tertutup, keseimbangan pasar barang dapat terjadi saat Actual saat Actual Expenditure = Planned Expenditure. Persamaan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
= ( − )+()+ ̅ Dimana : Y = real GDP = pengeluaran aktual ( Actual Expenditure) C = Konsumsi rumah tangga
T = Pajak (ditetapkan) I = Investasi G = Pengeluaran pemerintah (ditetapkan) 2. Pasar Uang (Kurva LM) Kurva LM adalah kurva yang menggambarkan keadaan ekonomi di pasar uang. Menurut
Mankiw (2013), kurva ini terbentuk berdasarkan theory of liquidity preference yang menyatakan bahwa suku bunga terbentuk karena permintaan dan penawaran uang.
(M/P)d = L(Y,r) Keseimbangan terjadi saat (M/P)s = (M/P)d. (M/P)s adalah money supply dimana nilanya ditentukan sedangkan (M/P) d merupakan fungsi dari GDP (Y) dan suku bunga (r).
3. Keseimbangan Pada saat kurva IS dan LM saling berpotongan, ini menunjukkan nilai suku bunga dan
GDP saat terjadi keseimbangan pada pasar uang dan barang.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam dalam bentuk time series series dari tahun 1972-2015 negara Jepang, dengan variabel penelitian sbb: Broad sbb: Broad money (Current LCU), LCU) , GDP (constant LCU), GDP (constant LCU), LCU), General government final consumption expenditure (constant LCU), LCU), Gross capital formation (constant LCU), Household final consumption expenditure (constant LCU), LCU), Lending interest rate (%), (%), Nominal Interest Rate (%), (%), Tax on good and services (% of revenue), revenue), Revenue Revenue (% GDP), GDP deflator (base year varies by country). country) .
Hasil dan Pembahasan Pembahasan
Pemodelan fungsi kurva IS-LM dilakukan dengan metode regresi linier sederhana. Terdapat tiga model yang akan digunakan sebagai dasar pembentukan kurva IS-LM. Berikut tiga model model yang terbentuk:
Tabel 1.1. Jenis Variabel Penelitian Model
Jenis dan nama Variabel
Koefisien
p-value koefisien
Terikat 1 Bebas Terikat 2
Bebas Terikat
3
Bebas ke-1 Bebas ke-2
Konsumsi Rumah Tangga Selisih PDB dan Pajak Konstan PMTB Suku Bunga Nominal Rasio antara M2 dan GDP Deflator PDB Riil Suku Bunga Nominal
c (constant)
15.1 Triliun
0.000
0.550745
0.000
139 Triliun
0.000
– 6.75 Triliun
0.000
-2.1 Triliun
0.015
Y
0.026165
0.046
r
– 107 Miliar
0.000
( Y- ) c (constant) r (M/P)
Dapat diketahui dari tabel diatas bahwasanya setiap variabel independen yang ada dalam setiap model mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependenya masing-masing. Jika ditulis dalam bentuk persamaan maka model tersebut dapat dituliskan sbb:
Model 1
:C
= 15.1 Triliun JPY + + 0.550745 ( Y- )
Model 2
: I
– 6.75 = 139 Triliun JPY – 6.75 Trilun JPY (r) (r)
Model 3
:
= -2.1 Triliun JPY + 0.026165 (Y) – 107 Miliar 107 Miliar JPY (r) (r)
dimana untuk dapat mencapai titik keseimbangan terdapat beberapa variabel yang dianggap konstan ( Fixed ), ), yaitu dengan mencari nilai rata-rata rata- rata dari setiap variabel pada kurun waktu pengamatan. Variabel yang dianggap fixed dianggap fixed antara antara lain sbb:
̅ = 69.4 ; = 12.8 ; = 74.9 = 100. 100.41 41 Sehingga, untuk mendapatkan persamaan pada pasar barang (Kurva IS) dapat dijabarkan melalui persamaan berikut:
=(− )+()+ ̅ Y IS =15.1 Triliun + 0.550745( Y-12.8 Triliun)+ 139 Triliun – 6.75 6.75 Triliun (r) +
69.4
Y IS = = 513.16 Triliun – 15.02 15.02 Triliun (r) Sedangkan, untuk mendapatkan persamaan pada pasar uang (Kurva LM) dapat diperoleh melalui persamaan: (M/P)d = L(Y,r) d (M/P) = -2.1 Triliun + 0.026165 0.026165 (Y) – 107 107 Miliar (r) 7.91 Triliun = -2.1 Triliun + 0.026165 (Y) – 107 107 Miliar (r) 10.01 Triliun Triliun = 0.026165 0.026165 (Y) – 107 107 Miliar (r)
Y lM lM
= 382.6 Triliun + 4.09 Triliun (r)
Seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan bahwa titik keseimbangan (equilibrium) terjadi ketika kurva IS yang berpotongan dengan Kurva LM pada satu titik atau dapat dicari dengan menyeimbangkan: Y IS = Y lM lM 513.16 Triliun – 15.02 15.02 Triliun (r) = 382.6 Triliun + 4.09 Triliun (r) 130.56 Triliun = 19.92 (r)
Sehingga pada kondisi awal didapat titik keseimbangan pasar uang dan pasar barang pada req = 6.83% dan Yeq= 410.5 Triliun JPY. Pada perkembanganya perkembanganya kondisi equilibrium ini akan terus berubah sesuai dengan arah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik dalam sektor moneter dan fiskal. Beberapa ilustrasi yang akan digambarkan digambarkan pada penelitian ini i ni terkait dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pada sektor fiskal, antara lain: Peningkatan pengeluaran pemerintah, Penurunan Tingkat Pajak, serta kebijakan moneter, yaitu: Peningkatan uang beredar. Perubahan pada titik keseimbangan (equilibrium) pada beberapa variasi kondisi yang dilakukan pada penelitian ini dirangkum dirangkum dalam tabel berikut: Tabel 2. Keseimbangan IS-LM pada beberapa Kondisi
Kondisi
Keseimbangan IS-LM
Grafik
r(%)
Y (JPY)
Keseimbangan Awal
6.83
JPY 410,552,044,357,277.00 410,552,044,357,277.00
Grafik 1
Pengeluaran Pemerintah Naik 10T JPY
7.99
JPY 415,314,287,477,933.00 415,314,287,477,933.00
Grafik 2
Pajak turun 10T JPY
7.35
JPY 412,691,505,890,447.00 412,691,505,890,447.00
Grafik 3
Uang Beredar Naik 10T JPY
6.63
JPY 413,543,970,974,472.00 413,543,970,974,472.00
Grafik 4
Grafik 1. Grafik Keseimbangan K eseimbangan Kurva IS-LM pada Beberapa Kondisi
40.00
40.00
35.00
35.00
30.00
30.00
25.00
25.00
20.00
20.00
15.00
15.00
10.00
10.00
5.00
5.00
0.00
0.00
JPY 0. 0.0 00
JPY 1, 1,0 000 00,0 ,000 00,0 ,000 00,0 ,000 00,0 ,000 00.0 .00 0
Grafik 1
JP Y 0.00
Grafik 2
40.00
40.00
35.00
35.00
30.00
30.00
25.00
25.00
20.00
20.00
15.00
15.00
10.00
10.00
5.00
5.00
0.00
0.00
JPY 0. 0.0 00
Grafik 3
JPY 1,000,000,000,000, 00 000. 00 00
JPY JP Y 1, 1,00 000, 0,0 000 00,,00 000, 0,0 000 00,0 ,000 00.0 .00 0
JP Y 0. 00 00
JP Y 1, 00 000,000,000,000,000.00
Grafik 4
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwasanya dengan adanya kebijakan fiskal maupun moneter mampu menggeser kurva IS-LM yang ada. Grafik 1 menunjukan titik equilibrium awal yang terjadi. Terlihat dari hasil ilustrasi bahwasanya bahwasanya nilai kenaikan pendapatan pemerintah pemerintah sebesar 10 Triliun JPY memiliki efek yang lebih besar daripada penurunan pajak dengan jumlah nominal yang sama. Hal ini dapat dijelaskan karena govermen karena govermentt multiplier memiliki memiliki nilai yang l ebih besar yaitu 2.23 dibandingkan dibandingkan dengan tax multiplier yaitu sebesar -0.355 Kenaikan pengeluaran pemerintah dan penurunan pajak mampu untuk menggeser kurva IS ke atas (ke kanan). Hal serupa terjadi ketika peningkatan uang beredar sebesar 10 Triliun JPY menggeser kurva LM ke kanan. Kesimpulan
1. Kondisi keseimbangan (market equilibrium) antara pasar uang dan pasar barang di negara Jepang selama kurun waktu 1972-2015 memiliki titik keseimbangan dengan nilai r = 6.83% dan Y= 410.55 Triliun JPY. 2. Peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar 10 Triliun JPY akan menggeser kurva IS ke kanan (keatas), atau menambah ouput perekonomian sebesar sebesar 4.8 Triliun JPY. 3. Penurunan pajak sebesar 10 Triliun JPY akan menggeser kurva IS ke kanan (keatas), atau menambah menambah output perekonomian perekonomian sebesar 2.7 Triliun JPY. 4. Peningkatan uang beredar sebesar 10 Triliun JPY akan menggeser Kurva LM ke kanan (keatas) atau menambah ouput perekonomian sebesar sebesar 3 Triliun JPY. Daftar Pustaka
https://data.worldbank.org/products/wdi , diakses pada 12 April 2018 pukul 10.45 WIB