ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PADA KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN MOJOKERTO
Boby Setyawan Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang
[email protected]
ABSTRACT Industry is a field that uses a livelihoods skill and perseverance of work and use the toolsin the field of processing of agricultural products and their distribution as the basis.Industrial development has contributed greatly to the economy Mojokerto regency. In thearea of the industry itself need to be set up with a clear and coherent pattern to runoptimally. But there are some things that indicate that the development of Industrial areain accordance with Jetis less spatial. It is necessary for analysis to identify the suitabilityof Industrial land in the district Jetis, in order to overhaul the Industrial area of potential for Mojokerto regency. Key words: Industri, perekonomian, pembangunan, analisis, potensial
1.
terarah, agar fungsi dari Kawasan Industri
PENDAHULUAN
itu dapat berjalan secara optimal dan
Latar Belakang Perkembangan Industri dewasa ini
terhadap
lingkungan
sekitarnya
dapat
telah memberikan sumbangan besar bagi
meminimalisir terjadinya dampak negatif.
perekonomian Industri
Kabupaten
Mojokerto.
Namun
nyatanya
Kawasan
Mojokerto
Industri
Kabupaten
di
penataan
Kawasan
Mojokerto
kurang
dikembangkan secara intensif. Kabupaten
sesuai dengan rencana tata ruang atau
Mojokerto
rencana tata wilayah (RTRW), seperti pada
juga
ditunjang
dengan
aksesbilitas yang baik, sehingga memiliki
Kawasan
potensi sebagai Kawasan Industri, salah
Sehingga pembangunan tersebut merugikan
satunya yaitu berada di Kecamatan Jetis.
masyarakat disekitarnya.
Didalam Kawasan Industri itu sendiri perlu ditata dengan pola yang jelas dan
Industri
Kecamatan
Jetis.
Permasalahan adalah
yang
adanya
ketidaksesuaian
ditampilkan
indikasi
tentang
pembangunan
Kawasan
Industri di Kecamatan Jetis. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pembangunan Kawasan Industri di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.
2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kawasan
di
sekitar
Kabupaten
Mojokerto seperti yang telah diuraikan diatas telah mengembangkan KawasanKawasan
Industri
secara
intensif.
Demikian pula Kabupaten Mojokerto yang ditunjang dengan aksesbilitas yang baik memiliki potensi Kawasan Industri yang
Metode Penelitian Studi ini dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data terlebih dahulu,
salah satu nya berada di Kecamatan Jetis (lihat gambar 1).
dimana data yang diperoleh didapatkan dari
pelaksanaan
penelitian
untuk
kemudian dianalisis kesesuaian lahannya. Data yang diambil meliputi data rencana tata ruang wilayah Kabupaten Mojokerto, data lingkungan dan pencemaran yang didapatkan langsung melalui observasi lapangan. Analisis
dilakukan
dengan
membandingkan antara rencana tata ruang Industri wilayah Kabupaten Mojokerto dengan parameter lingkungan aslinya, sehingga dapat diketahui kesesuaian lahan Industrinya.
Gambar 1. Lokasi Kawasan Industri Jetis.
Metode yang
digunakan dalam
analisis tulisan ini adalah untuk suatu acuan kualitatif. Di dalam acuan ini dipergunakan
untuk
metode
hirarki
tingkatan, dengan bentuk ini, kemudian dirangking berdasarkan seberapa besar tingkat
kesesuaian
lahan
berdasarkan
rencana tata ruang dan syarat suatu daerah Industri.
Kawasan Industri, adalah satuan areal yang secara fisik didominasi oleh kegiatan Industri dan mempunyai batasan tertentu. Kawasan Industri yang dibangun dan dikelola secara khusus dapat berbentuk suatu kompleks yang disebut Kompleks
Industri atau berbentuk estate yang disebut
satu lokasi dengan biaya investasi
Estate Industri (Industrial Estate).
prasarana yang efisien;
Kawasan Industri Jetis merupakan salah
satu
Kawasan
Industri
yang
dikembangkan berupa Kawasan (Industrial
b.
kerja; c.
Meningkatkan nilai tambah komoditas yang pada gilirannya meningkatkan
Estate). Kawasan ini telah berkambang
Produk
secara individual di Desa Mojolebak, Desa
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB) di wilayah yang bersangkutan;
Parengan dan Desa Perning dengan aneka jenis Industri, luas lahan yang berpotensial
Mendukung upaya penyedian lapangan
d.
Mempermudah koordinasi pengendalian dampak
seluas 500 Ha.
lingkungan
yang
mungkin
ditimbulkan.
Tabel daftar sentra Industri Kecamatan Jetis No. 1
Nama Pabrik PT Alu Aksara
Lokasi Desa Perning
a.
Pratama (pabrik
2
3
Kriteria umum dan kaidah perencanaan Ketentuan pokok tentang pengaturan,
tepung)
pembinaan dan pengembangan Industri;
PT Alam Imrotama Desa Jetis
serta izin usaha Industri mengacu
(pabrik kayu)
kepada
PT Ajinomoto
Nomor
5
Tahun 1984 tentang PerIndustrian;
Desa Mlirip b.
Indonsia
Undang-Undang
Pemanfaatan
Kawasan harus
peruntukan
4
Pabrik Kayu
Desa Mojolebak
Industri
5
Pabrik Karbon
Desa Parengan
diperuntukan bagi upaya mensejahtera-
6
Pabrik Baja
Desa Parengan
kan masyarakat melalui peningkatan
7
Pabrik Kaca
Desa parengan
nilai
tambah
pendapatan
Dll.
yang
sebesar-besarnya
dan
peningkatan
tercipta
akibat
efisiensi biaya investasi dan proses Fungsi Utama
memiliki fungsi sebagai berikut:
dengan
mempertahankan
kelestarian
tetap fungsi
lingkungan hidup;
Dilihat dari fungsi utamanya, suatu Kawasan peruntukan Industri seharusnya
aglomerasi,
c.
Jenis Industri yang dikembangkan harus mampu menciptakan lapangan kerja dan dapat meningkatkan kualitas sumber
a.
Memfasilitasi kegiatan Industri agar tercipta aglomerasi kegiatan produksi di
daya masyarakat setempat. Untuk itu jenis Industri yang dikembangkan harus
d.
memiliki hubungan keterkaitan yang kuat 10 dari 28 dengan karakteristik lokasi setempat, seperti kemudahan akses
ke
bahan
baku
dan
atau
kemudahan akses ke pasar; e.
Kawasan peruntukan Industri harus memiliki
f.
g.
kajian
Analisa kesesuaian lahan Kawasan Industri di Kecamatan Jetis diperoleh dengan
membandingkan
antara
karakteristik lokasi dan kriteria teknis dengan kondisi langsung di lapangan.
sehingga
dapat ditetapkan kriteria jenis Industri
Karakteristik lokasi dan kesesuaian
yang diijinkan beroperasi di Kawasan
lahan Kawasan peruntukan Industri yang
tersebut;
berorientasi bahan mentah yang pertama
Untuk mempercepat pengembangan
adalah
Kawasan
dalam
Kemiringan lereng yang sesuai untuk
Kawasan peruntukan Industri dapat
kegiatan Industri berkisar antara 0%-25%,
dibentuk suatu perusahaan Kawasan
sebab pada kemiringan >25%-45% sulit
Industri yang mengelola Kawasan
untuk dijadikan Kawasan Industri, namun
Industri;
tetap dapat dikembangkan dengan cara
Ketentuan tentang Kawasan Industri
perbaikan kontur serta ketinggian tidak
diatur tersendiri melalui Keputusan
lebih dari 1000 meter dpl. Sementara itu,
Presiden Nomor 41 Tahun 1996
Kawasan
tentang Kawasan Industri dan Surat
daerah landai dengan kemiringan antara
Keputusan Menteri PerIndustrian dan
0%-2% atau 0°-2° dengan ketinggian
Perdagangan Nomor 50/M/SK/1997
antara 0-23 m diatas permukaan laut.
tentang
Standar
Industri aspek
peruntukan,
Industri,
di
melihat
Kawasan
Sehingga
yang
mengatur
beberapa
digunakan
substansi
serta
Perusahaan Perusahaan
hak
dan
Kawasan Pengelola
kemiringan
Kecamatan
Teknis
kewajiban
h.
Amdal,
Analisis Kesesuaian Kawasan Industri
daerah
Jetis
Jetis
sebagai
lerengnya.
merupakan
sesuai
Kawasan
untuk Industri
dilihat dari kondisi topografi dan fisiografi tempatnya. Karakteristik
kedua
dilihat
dari
Kawasan Industri dan Perusahaan
kondisi hidrologinya. Kawasan Industri
Industri dalam pengelolaan Kawasan
yang baik adalah daerah yang bebas
Industri;
genangan,
Khusus untuk Kawasan Industri, pihak
dengan drainase baik sampai sedang.
pengelola wajib menyiapkan kajian
Namun
studi Amdal sehingga pihak Industri
Industri Jetis merupakan akuifer celah
cukup menyiapkan RPL dan RKL.
sarang (lihat gambar 2) yang memiliki
dekat
pada
dengan
sumber
kenyataannya,
air,
Kawasan
drainase rendah dengan produktifitas air yang kecil, dan daerah ini termasuk daerah
Karakteristik ketiga adalah secara
kering di Mojokerto. Selain itu pada
klimatologi,
sebagian besar pabrik juga selalu terjadi
kecenderungan minimum arah angin yang
genangan air seusai hujan deras. Hal ini
menuju pemukiman penduduk. Namun
disebabkan karena tersumbatnya saluran
pada kenyataannya pada Industri di Desa
air selokan oleh sampah. Sehingga dapat
Perning, Desa Mojolebak, kecenderungan
disimpulkan bahwa daerah Jetis tidak
arah angin mengarah kepada pemukiman
cocok digunakan sebagai Kawasan Industri
penduduk, sehingga sering mengganggu
apabila dilihat dari kondisi hidrologisnya.
kenyamanan penduduk. Namun sebagian lainnya
lokasi
masih
minimum.
Dapat
berada
berada
pada
pada
kondisi
di-simpulkan bahwa
dilihat dari segi klimatologi, daerah Jetis kurang cocok sebagai Kawasan Industri.
Karakteristik keempat berdasarkan kondisi geologinya. Kawasan Industri yang baik harusnya dapat menunjang konstruksi bangunan, dan tidak berada di Kawasan rawan bencana longsor. Secara geologis Kecamatan
Jetis
merupakan
dataran
aluvium dengan jenis batuan miosen fasies sedimen (lihat gambar 3 dan 4) yang merupakan tanah subur dan batuan berupa kerikil
pasiran
yang
biasanya
juga
dimanfaatkan penduduk untuk tanaman tegalan. Selain itu karena tanahnya landai jadi daerah ini bukan merupakan salah satu daerah rawan longsor. Berdasarkan kondisi geologisnya
daerah
Jetis
ini
digunakan sebagai Kawasan Industri. Gambar 2. Peta hidrologis Kabupaten Mojokerto
cocok
. Gambar 3. Peta Geologis Mojokerto
Gambar 4. Peta Lithologis Mojokerto
Keterangan warna:
Karakteristik
kelima
adalah
karakteristik lahan. Untuk syarat Kawasan Industri adalah area lahan cukup luas minimal 20 ha, dengan karakteristik tanah sedang sampai kasar, dan berada pada tanah marginal untuk pertanian. Kawasan Industri Jetis memiliki luas 500 ha, meliputi Desa Parengan, Desa Mojolebak, dan Desa Perning. Dengan karakteristik tanah kerakal-kerikil pasiran (lihat gambar 4) yang merupakan tanah bertekstur kasar. Karakteristik tanah yang berupa tanah aluvial sehingga merupakan tanah yang cocok untuk pertanian. Dapat disimpulkan
bahwa kondisi lahan daerah Jetis sesuai untuk digunakan menjadi lahan Industri.
Kriteria Teknis Pembangunan harus
Kawasan
memperhatikan
lingkungan.
Selain
itu
Industri
Hasil investigasi dari Tim investigasi
kelestarian
lingkungan Lembaga Kajian Ekologi dan
juga
harus
Konservasi
Lahan
Basah
Surabaya
dilengkapi dengan unit pengolahan limbah
menunjukkan bahwa buangan cair PT Alu
yang
Aksara
baik.
Jenis
Industri
yang
Pratama
mengandung
padatan
dikembangkan adalah Industri yang ramah
terlarut Total Dissolved Solid (TDS) yang
lingkungan dan memenuhi kriteria ambang
cukup tinggi mencapai 976 ppm (part per
limbah
Kemen-terian
million/satu milliliter dalam seribu liter)
Lingkungan Hidup. Pengelolaan limbah
padahal TDS air sungai yang umum ada di
untuk Industri yang berkumpul di lokasi
Kawasan Mojokerto seperti air Kali Mlirip,
berdekatan sebaiknya juga harus dikelola
Kanal Mangetan, Kali Brantas jumlah TDS
secara terpadu.
yang diukur tak lebih dari 340 ppm.
yang
ditetapkan
Namun pada nyatanya masih ditemu-
Tingginya TDS ini menunjukkan
kan pelaku Industri di Kawasan ini yang
bahwa limbah cair PT Alu Aksara Pratama
membuang
diolah
mengandung bahan-bahan organik dan
sehingga menimbulkan perubahan fisik,
bahan-bahan terlarut yang cukup tinggi
bau dan penurunan kualitas air. Misalkan
sehingga menimbulkan sedimentasi dan
saja
meningkatkan kekeruhan sungai, dampak
limbahnya
tanpa
PT Alu Aksara Pratama (produsen
tepung
rose
Perning
lain yang kini dirasakan oleh sebagaian
Kecamatan Jetis, limbah cair yang dibuang
Warga Pening ini adalah sepanjang aliran
berdampak
sungai Kwangean kini menimbulkan bau
Kwangean.
brand)
negatif
di
Jln.
terhadap
Kali
busuk, terlebih pada saat malam hari pukul 22.00 WIB atau saat subuh menjelang pagi.
Namun kenyataannya pembangunan Kawasan Industri ini terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga dampak dari
pencemaran
udara
maupun
pencemaran berupa polutan air langsung berdampak bagi penduduk. Bau busuk yang berasal dari limbah pabrik tepung PT Alu Aksara Pratama setiap hari mengganggu warga yang tinggal disepanjang alur Kali Kwangean hingga Kali Brantas, terlebih pada saat malam hari disaat pabrik membuang limbah yang berwarna hitam dan putih pekat. Bahkan terkena bau limbah pabrik yang menyengat membuat puluhan warga desa perning melakukan aksi protes kepada pihak pabrik dan perangkat desa perning, Gambar 5. Pabrik Alu Aksara Produsen
namun tidak digubris oleh pihak pabrik,
TEPUNG ROSE BRAND bebas Buang
sampai penduduk mengungsi di balai desa
Limbah.
setempat sebagai aksi protes mereka. Selain itu Industri pabrik baja di desa
Pembangunan Industri juga harus
Parengan, pabrik kayu di desa Mojolebak
memperhatikan jarak Kawasannya dengan
dan pabrik kayu milik PT Alam Imrotama
pemukiman
Pembangun-an
di desa Jetis tak ayal juga menimbulkan
Kawasan Industri minimal berjarak 2 Km
polutan berwarna hitam yang mencemari
dari pemukiman dan berjarak 15-20 Km
udara. Padahal jarak antara pabrik dengan
dari pusat kota. Penggunaan lahan pada
Kawasan pemukiman penduduk tidak lebih
Kawasan Industri Industri seharusnya juga
dari 1 km. Penduduk setempat juga pernah
terdiri dari penggunaan kavleling Industri,
melakukan aksi protes kepada pihak pabrik
jalan dan saluran ruang terbuka hijau, dan
yang bersangkutan agar mereka megolah
fasilitas penunjang Industri yang memadai.
kembali gas buanganya agar tidak menjadi
penduduk.
polutan yang mengganggu warga.
Industri lainnya yaitu PT Ajinomoto
Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik (lihat
yang terdapat di desa Mlirip. Pabrik ini
gambar
juga
transportasi Kabupaten-Kabupaten tersebut
pernah
mendapat
aksi
protes
masyarakat sekitar karena terjadi kebocoran
6),
dan
merupakan
jalur
menuju kota Mojokerto.
tangki amoniak, sehingga menyebabkan puluhan warga mengalami keracunan serta tanaman dan ternak warga mati karena keracunan. Tidak hanya itu, warga juga protes karena air mereka tercemar oleh limbah
sisa
produksi
PT
Ajinomoto
tersebut. Dari
sekian
banyak
Industri
di
Kecamatan Jetis hanya PT Ajinomoto yang mendapatkan perijinan untuk membuang limbah cair. Limbah cair PT Ajinomoto di buang di desa Greyol yang letaknya jauh dari pemukiman dan tidak mengganggu masyarakat.
Limbah
tersebut
sebagian
masih diolah dan bisa dimanfaatkan lagi. Selain
itu
mempunyai
PT
Alam
tempat
Imrotama khusus
juga untuk
membuang limbahnya yang jauh dari pemukiman penduduk, namun PT Alam Imrotama
masih
belum
perijinan
pembuangan
Gambar 6. Peta administratif Mojokerto
mendapatkan limbah
dari Pada
pemerintah.
kenyataannya,
akses
trans-
portasi sepanjang jalan Kupang – Perning – Pendukung
Pengembangan
Kawasan
Industri
Wringinharjo masih sangat buruk. Bahkan jalan sepanjang Industri di desa mojolebak
utuk
terkesan rusak berat. Jalan berlubang dan
diperhatikan lagi kelayakannya. Kawasan
bergelombang, debu di musim kemarau dan
Jetis
Kawasan
genangan air di musim penghujan. Hal itu
strategis jalur transportasi, karena letaknya
terjadi karena banyaknya kendaraan besar
diantara Kabupaten Lamongan, Kabupaten
yang sering melintasi Kawasan tersebut.
Faktor
aksesibitas
merupakan
salah
penting
satu
Selain
itu
jalan
Fasilitas pelayanan yang terdiri dari
sepanjang jalan Canggu – Jetis – Perning –
sarana dan prasarana juga perlu di-
Lakardowo masih perlu di benahi lagi,
perhatikan
mengingat jalan ini adalah jalur transportasi
Kawasan, seperti halnya adanya Kantor
vital
Pengelola, bank, poliklinik, sarana ibadah,
yang
infrastruktur
menghubungkan
Kawasan
Industri ini dengan daerah lain. Penyediaan berfungsi
pos
Kawasan
hijau
yang
taman
atau
zona
sebagai
penyangga yang ditempatkan di jalan-jalan utama yang berdekatan dengan Kawasan pemukiman. Selain sebagai ruang penyekat antara Kawasan Industri dengan Kawasan
untuk
keamanan,
pelayanan
penunjang
kantor
teknik
pos,
telekomunikasi,
kantor
dll.
PT
Ajinomoto sudah memiliki hampir sebagian besar sarana dan prasarana tersebut, namun sebagian besar Industri lain hanya memiliki sarana vital seperti sarana ibadah, pos keamanan, dan pelayanan komunikasi saja.
pemukiman, adanya tanaman hijau juga
Untuk
pengembangan
dapat difungsikan untuk penyerap polutan
Industri
yang terdapat di udara.
dokumen pengendalian lingkungan. Agar
Penyediaan Kawasan hijau ini sudah dilaksanakan oleh PT Ajinomoto dan PT Alam
Imrotama,
tanaman
hijau
dengan di
penanaman
sekeliling
tempat
Industrinya. Namun Industri lainnya masih belum
melaksanakan
program
dari
pemerintah tersebut.
tidak
(perluasan)
terjadi
perlu
Kawasan
pencemaran
dilengkapi
lingkungan.
Namun sebagian besar sentra Industri di Kecamatan Jetis sering terjadi adu sengketa lahan dengan penduduk sekitar apabila ingin melakukan perluasan lahan. Hal ini tentunya sangat merugikan warga. Kendala lainnya
yaitu
persebaran
Industri
di
Kecamatan Jetis tidak merata, sehingga
Sebuah sentra Industri seharusnya
sulit untuk mengembangkannya karena
juga membuat jalur lambat pada sepanjang
nilai jual lahan menjadi tinggi. Akibatnya
jalan arteri dan kolektor sebagai salah satu
sering terjadi sengketa lahan dengan warga
indikasi untuk pengembangan Industri.
sekitar.
Dari sentra-sentra Industri yang terdapat di Kecamatan Jetis, hanya PT Ajinomoto saja yang
sudah
membuat
jalur
lambat.
Sedangkan sebagian besar sentra Industri yang lain belum.
Kawasan Industri juga harus mampu menciptakan lapangan kerja dan dapat meningkatkan
kualitas
sumber
daya
masyarakat setempat. Nilai positif dari Kawasan Industri di Kecamatan Jetis adalah
mampu
membuka
lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Hal
tersebut sangat menguntungkan karena tiap
Karena pemukiman penduduk yang terlalu
Industri mengutamakan karyawan yang
dekat dengan sentra produksi. Dan juga
berasal dari warga pada pemukiman di
masih banyak sarana jalan yang rusak
sekitarnya.
karena kegiatan produksi.
3.
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN
Kecamatan Jetis merupakan Kawasan yang cocok untuk dijadikan Kawasan
Kesimpulan
Industri di Kabupaten Mojokerto, dilihat
Berdasarkan hasil analisis kualitatif
dari letak lokasinya secara geografis.
tentang data peraturan pemerintah tentang
Namun masih banyak yang harus dibenahi
pembangunan
lagi, khususnya dalam pengolahan limbah
dengan
suatu
analisis
Kawasan
di
atau penemuan alternatif untuk menetralisir
Kecamatan Jetis, apabila dilihat dari segi
limbah keluaran Kawasan Industri ini.
lokasi, baik kondisi topografi, fisiografi dan
Perbaikan
aksesibilitas
kondisi geologi beserta jenis lahannya,
hubungkan
Kawasan
Kecamatan Jetis sesuai untuk Kawasan
daerah lain juga perlu dilakukan untuk
Industri. Kawasan ini juga sesuai karena
mempermudah
letaknya
jalur
wilayah. Begitu pula dengan pelengkapan
jangkau.
sarana dan prasarana yang menunjang
Adanya Kawasan Industri Jetis ini juga
untuk kemjuan Industri, serta yang terakhir
sangat membantu perekonomian warga
yaitu pengadaan Kawasan hijau di sekitar
setempat, karena dari Kawasan Industri
Kawasan
tersebut menyerap banyak tenaga kerja dari
polutan yang ditimbulkan dari kegiatan
warga setempat.
produksi.
yang
transportasi
Kawasan
Industri
strategis
yang
Namun
dengan
mudah
sisi
Industri
di
negatifnya
dari
pengolahan limbahnya yang tidak baik, sebagian besar sentra Industri membuang limbahnya tanpa mengolahnya terlebih dahulu, akibatnya polutan dari limbah tersebut mencemari lingkungan. Dampak dari
polutan
limbah
tersebut
secara
langsung juga dirasakan oleh masyarakat.
arus
Industri
yang
meng-
Industri
dengan
transportasi
untuk
antar
mengurangi
DAFTAR PUSTAKA Sumarmi, 2007. Geografi Pengembangan Wilayah.
Malang.
http://regional.kompas.com/read/2009/12/2
Penerbit
3/22081491/Warga.Mojokerto.Pr
Universitas Negeri Malang(UM
otes.Industri. Warga Mojokerto
PRESS)
Protes Industri PT APP. Diakses tanggal 30 April 2011
Razif,
M.
2002.
Analisis
Resiko
Lingkungan: Kumpulan Materi Kuliah. FTSP Jurusan Teknik Lingkungan, ITS.
http://www.terranet.or.id/tulisandetil.php?i d=1832. Penegak Hukum Takluk Di
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kaki
Pencemar.
Diakses
tanggal 30 April 2011
Mojokerto. 2010. Rencana Tata Ruang
Wilayah
Kabupaten
Mojokerto. Mojokerto http://www.Mojokerto.web.id/2010/03/dam pak-pembuangan-limbah-pabrikhttp://wikipedia.com/Industri.html. Pengertian
Industri.
di-desa.html. Diakses
tanggal 20 April 2011
pembuangan limbah pabrik di Desa Perning. Diakses tanggal 1 Mei 2011
http://wikipedia.co.id/Kawasanperuntukan-Industri.html. Kawasan peruntukan Industri. Diakses tanggal 20 April 2011
Dampak
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Boby Setyawan
NIM
: 109821417278
Jurusan/Prodi : Geografi/S-1 Pendidikan Geografi Fakultas
: Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa jurnal yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya ini hasil menjiplak, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 2 Mei 2011 Yang membuat penyataan
Boby Setyawan