PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
B AB – D TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGK KERANGK A ACUAN KERJ KERJ A DAN PERSONIL DAN FASILITAS PENDUKUNG D.1
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJ A
D.1.1
UMUM Penyedia Jasa Konsultansi Penyusunan Dokumen DED Kawasan Industri Banyuwangi dan Masterplan Kawasan Industri Bangkalan pada intinya setuju dan memahami terhadap Kerangka Acuan Kerja dalam kegiatan ini.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
No.
Kerangka Acuan Kerja
4.
Ruang Ling kup
5.
Metodologi
6.
Jangka Waktu Pelaksanaan
7
Tenaga Tenaga Ahli dan kebutuhan personil Keluaran
8
Tanggapan sasaran yang hendak dicapai dari penyusunan DED Kawasan Industri Banyuwangi dan Masterplan Industri Bangkalan yaitu Penyusunan DED Kawasan Industri Banyuwangi dan Penyusunan Masterplan Kawasan Kawasan Industri Bangkalan. Uraian lingkup wilayah perencanaan dan materi yang ada serta penjelasan yang diberikan pihak pemberi tugas telah cukup jelas dalam KAK. Metodologi penyusunan dari tahap pelaksanaan, pengumpulan data hingga metode analisis sudah sangat jelas dan rinci dalam KAK sehingga mudah dipahami oleh pihak konsultan penyusun DED Kawasan Industri Banyuwangi dan Masterplan Industri Bangkalan Uraian jangka waktu Pelaksanaan 180 (seratus delapan puluh ) Hari Kalender serta penjelasan yang diberikan pihak pemberi tugas telah cukup jelas. Uraian Tenaga Ahli dan kebutuhan personil yang ada serta penjelasan yang diberikan pihak pemberi tugas telah cukup jelas Sebagai bagian dari rangkaian input-proces dan output, sasaran yang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
B AB - E PENDE PENDEK K ATAN, ATA N, METODO METODOL L OGI DAN PROGRAM PROGRAM KER K ERJ JA E.1
PENDEKAT PENDEKATAN AN TEKNIS DAN METODOLOGI METODOLOGI
E.1.1 UMUM Pekerjaan Penyusunan Dokumen DED Kawasan Industri Banyuwangi dan Masterplan
Kawasan
Industri
Bangkalan
secara
umum
dilakukan
untuk
menjamin kawasan industri serta lingkungannya tertata dengan baik beserta kelengkapan sarana prasarana yang standar dan memperhatikan dampak lingkungan. Sehingga tersedianya sebuah dokumen lengkap perencanaan teknis
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
personil dan struktur organisasi yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan uraian tersebut diatas personil yang akan terlibat dalam kegiatan Penyusunan Dokumen DED Kawasan Industri Banyuwangi dan Masterplan Kawasan Industri Bangkalan adalah sebagai berikut :
• Team Leader
1 Orang
Disamping itu dari m asing-masing Tim tersebut didukung Tenaga pendukung
• Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah
1 Orang
Hukum/Kelembagaan • Tenaga Ahli Hukum/Kelembagaan
1 Orang
• Tenaga Ahli teknik Sipil
2 orang
• Tenaga Ahli Teknik Industri
1 Orang
• Tenaga Ahli Teknik Lingkungan
2 Orang
• Tenaga Ahli Arsitek Landscape
1 Orang
Geologi/Geodesi • Tenaga Ahli Geologi/Geodesi
2 Orang
• Tenaga Ahli Cost Estimator
1 Orang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
6.
b)
Tata guna lahan
c)
Vegetasi
d)
Iklim
e)
Sifat fisik dan kimia tanah
f)
Profil fisik kawasan industri
g)
Sistem drainase dan kondisi jaringan utilitas lainnya. lainnya.
Selanjutnya konsultan akan mengkaji industri yang akan menjadi penggerak kawasan industri.
7.
Setelah itu konsultan memberikan konsep pengembangan pengembangan Kawasan Industri di Kabupaten Bangkalan dengan merencanakan zoning dan besaran perbandingan lahan meliputi lahan komersial dan lahan sarana prasarana serta ruang terbuka hijau.
8. Selanjutnya konsultan konsultan menyusun menyusun rencana pengembangan pengembangan infrastruktur infrastruktur atau sarana prasarana yang mencakup : a)
Jaringan jalan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
yang besar artinya bagi sukses tidaknya pelaksanaan pekerjaan ini diantaranya adalah
mobilisasi mobilisasi & alokasi tenaga survey
pengkajian pustaka & data umum
persiapan teknis teknis berupa peta dasar, daftar daftar pertanyaan, program survei survei & pengadaan peralatan survei
E.1.4.2. E.1.4.2.
TAHAP KOMPILASI DATA Proses survey, kompilasi data dan analisis terhadap data primer dan sekunder
yang terkait dengan kawasan perencanaan, proses ini merupakan kegiatan awal untuk menggali potensi dan permasalahan kawasan untuk dimanfaatkan dalam menyusun konsep dan skenario perencanaan Detail Engineering Design Kawasan Industri Banyuwangi dan Masterplan Kawasan Industri Bangkalan.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.4.2.1.
Survey Pada tahapan survei, kegiatan yang dilakukan antara lain akan meliputi observasi fisik lapangan untuk mengenali eksisting lapangan serta pengumpulan data penunjang (secondary data) yang diperlukan dalam penyusunan Detail Engineering Design melalui “metoda survei lapangan, review data-data, dokumentasi, peta-peta dasar dan perencanaan terkait” yang melibatkan peran stakeholders. Data yang dikumpulkan dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dapat langsung disajikan dalam berupa tabel angka, diagram, grafik, peta dan sebagainya. Data kualitatif berupa informasi yang disajikan secara deskriptif. deskriptif.
E.1.4.2.2 Pengukuran Untuk kegiatan pengukuran lapangan terdiri dari dua kegiatan yaitu survey topografi dan inventory bangunan eksisting.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.4. E.1.4.2.2 2.2 Metod Metod e Survey Topog rafi Tujuan survai ini adalah untuk mendatakan dan menggambarkan situasi lahan di kawasan rencana lokasi studi. Peralatan yang digunakan :
Theodolit Theodolit T2 dan TL2.
Water Pass.
Radio Komunikasi. Komunikasi.
Meteran Sepanjang 50 m.
Alat-alat Tulis dan Alat bantu lainnya lainnya
A. Metode Meto de Pel aks anaan
Pengamatan azimuth matahari (pengukuran azimuth) dilakukan pada salah satu BM yang telah dibuat.
Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi triangulasi : Rangkaian Rangkaian poligon dibuat tertutup dengan menggunakan BM.O sebagai titik awal pengukuran, dan rangkaian poligon melewati titik-titik patok griding.
Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat) seri biasa – luar biasa.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
•
Pengukuran sipat datar dilakukan dengan dengan cara double / pulang pergi. pergi. Selisih Selisih bacaan setiap atand maksimum 2 mm dan selisih hasil ukuran total antara pergi dan pulang tidak boleh lebih dari (8 √d) mm dimana nilai d = jarak jalur pengukuran (dalam km) Pengukur Pengukur an Situasi dan detail
•
Bangunan-bangunan Bangunan-bang unan yang penting dan berkaitan dengan pekerjaan design harus diambil posisinya. Titik-titik poligon diplot berdasarkan koordinat pada kertas milimeter. Sedangkan
titik-titik
bangunan
maupun
titik-titik
elevasi
permukaan
tanah
diplot
dengan
menggunakan busur dan mistar sesuai dengan stationnya masing-masing. Disamping garis-garis ketinggian, maka angka-angka elevasi dicantumkan pula dalam peta. Setelah ploting gambar dalam kertas milimeter selesai dilakukan, selanjutnya gambar peta tersebut disalin ke dalam kertas kalkir untuk diperbanyak sesuai dengan keperluannya. Peta dibuat dalam skala 1 : 1000 baik untuk vertikal maupun horizontal.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
2.
Pengukur Pengukur an sudut jurus an. Sudut jurusan sisi-sisi poligon yaitu besarnya bacaan horizontal alat ukur
sudut pada waktu pembacaan kesuatu titik, besarnya sudut jurusan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon. B
α AB β α AC C
Sudut jurusan ditentukan berdasarkan rumus :
β = α AC - α AB dimana :
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
3.
Pengamata Pengamatan n Azimuth Astro nomis. Pengamatan
matahari
dimaksudkan
untuk
koreksi
azimut
guna
menghilangkan kesalahan akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan poligon dan menentukan azimut arah titik-titik kontrol poligon yang tidak terlihat satu dengan yang lainnya. U (Geografi)
ατ
ιM
Matahari
αM β ιτ Target
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
• Pengukuran dilakukan double stand pergi pulang pembacaan rambu lengkap (Bt, Ba dan Bb).
• Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 < 2 mm • Jarak rambu rambu ke alat alat maksimum maksimum 75 m • Setiap awal awal dan akhir akhir pengukuran dilakukan dilakukan pengecekan pengecekan garis garis bidik penutup beda tinggi (T) : • Toleransi salah penutup T = (8√D) mm Dimana : D = jarak j arak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan kilometer C.
Penguku ran Situasi. Pengukuran situasi dimaksudkan untuk mengetahui keadaan topografi dan
fasilitas-fasilitas fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan industri.
E.1.4. E.1.4.2.3 2.3.. Hasil Survei Topo grafi A.
Bench Ben ch Mark (BM).
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
30 cm 30 cm
g i n n a d a a ) y k k m u c n a a p m 0 i m r ( 3 g a e a t p b
g n a m ) m y a c n n t a 0 a i r 7 g e a t ( b
Gambar E- 1 Pemasangan Bench Mark Mark B.
Poligon. Pengukuran poligon dilakukan dengan 2 metode yaitu metode tertutup (kring)
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Bangunan pengambil air baku
Saluran atau pipa transmisi air baku
Instalasi produksi
Pipa transmisi air bersih utama
Pipa transmisi air bersih sekunder
Bak penampung
Pipa distribusi utama
Pipa distribusi sekunder/ distribusi hingga blok peruntukan
Jaringan listrik dan kawasan kawasan pelayanan, pelayanan, terdiri dari:
Bangunan pembangkit
Gardu induk ekstra tinggi
Gardu induk
Saluran udara tegangan ekstra tinggi
Saluran udara tegangan tinggi
Saluran udara tegangan menengah
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
pendekatakan yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan regional. Pendekatan sektoral dilakukan melalui pembangunan industri dasar sedangkan pendekatan regional dilakukan melalui pengembangan wilayah industri, meliputi wilayah pusat pertumbuhan industri, zona industri, kawasan industri, pemukiman industri kecil dan sentra-sentra industri kecil. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan industri yang berorientasi bahan mentah: 1.
Kemiringan lereng : kemiringan lereng yang sesuai untuk kegiatan industri berkisar 0%-25%, pada kemiringan >25%-45% dapat dikembangkan kegiatan industri dengan perbaikan perbaikan kontur serta ketinggian ketinggian tidak lebih dari 1000 dpl.
2.
Hidrologi
: bebas genangan, dekat dengan sumber air, drainase baik sampai
sedang; 3.
Klimatologi Klimatolog i : lokasi berada pada pada kecenderungan minimum arah angin yang menuju permukiman penduduk.
4.
Geologi : dapat menunjang menunjang konstruksi konstruksi bangunan, tidak tidak berada di daerah daerah rawan bencana longsor;
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
10. Antara kawasan ka wasan industri dan da n perumahan perlu dikembangkan d ikembangkan suatu su atu kawasan penyangga (buffer zone); 11. Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas sumber daya air (sungai, mata air, air tanah, waduk dan udara). Kriteria Teknis 1. Harus memperhatikan kelesatrian kelesatrian lingkungan; lingkungan; 2. Harus dilengkapi dengan unit pengelolaan limbah limbah;; 3. Harus meperhatikan suplai air bersih; 4. Jenis industri yang dikembangkan adalah industri ramah lingkungan dan memenuhi kriteria ambang limbah yang ditetapkan Kementeri Lingkungan Hidup; 5. Pengelolaan Pengelolaan limbah untuk industri industri yang berkumpul berkumpul di lokasi berdekatan sebaiknya sebaiknya dikelola dikelola secara terpadu; 6. Pembatasan pembangunan pembangunan perumahan perumahan baru di kawasan peruntukan industri. 7. Harus memenuhi syarat amdal sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan perundang-undangan yang berlaku.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
No.
Jenis Peggunaan Peggunaan
4.
Fasilitas penunjang
Struktur Penggunaan (%) 6-12%
Keterangan Dapat berupa kantin, guest house, tempat ibadah, fasilitas olahraga, tempat pengolahan air bersih, gardu induk, rumah telekomunikasi.
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (I ndustrial Estate) di Daerah, Balitbang Indag-Puslitbag, 2001.
Tabel E.2 Alok Al ok asi Lahan Lah an pada p ada K awasan awas an Indu In du st ri Luas Lahan Yang Dapat Dijual (maksi mal 70%) 70%) Luas Kaveling Kaveling Kaveling Kawasan Industri Komersial Perumahan Indust ri (Ha) (%) (%) (%) 10 – 20 65 – 70 Maksimal 10 Maksimal 10 >20 – 50
65 – 70
Maksimal 10
Maksimal 10
>50 – 100
60 – 70
Maksimal 12,5
Maksimal 10
Jalan & Sarana Penunjang Lainnya maksi mal 70% Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan
Ruang Terbuka Hijau (%) Minimal 10 Minimal 10 Minimal 10
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Penilaian Penilaian tekstur tanah diklasifikasikan menjadi lima kelompok : -
t1
: Halus Liat dan Berdebu
-
t2
: Agak halus, Liat berpasir dan lempung liat berdebu, lempung berliat,
lempung liat berpasir
b.
-
t3
: Sedang, debu lempung berdebu, lempung
-
t4
: Lempung berpasir
-
t5
: Kasar, pasir berlempung berpasir berpasir
Kedalaman Efektif Tanah Untuk variabel kedalaman efektif tanah di kelompokan menjadi empat, yakni :
c.
-
k0 : dalam > 90 cm
-
k1 : Sedang 90-50 cm
-
k2 : dangkal 50-25 cm
-
k3 : sangat dangkal < 25 cm
Kelerengan Lereng permukaan (l) Lereng permukaan dikelompokkan dikelompokkan sebagai berikut:
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
-
o1
= kadang-kadang: kadang-kad ang: banjir yang menutupi tanah lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam periode kurang dari satu bulan.
-
o2
= selama waktu satu bulan dalam setahun tanah secara teratur tertutup banjir untuk jangka jangka waktu lebih lebih dari 24 jam.
-
o3
= selama waktu 2-5 bulan dalam setahun, secara teratur selalu dilanda banjir lamanya lebih lebih dari 24 jam.
-
o4
= selama waktu enam bulan atau lebih tanah selalu dilanda banjir secara teratur yang lamanya lebih dari 24 j am
Selanjutnya adalah penilaian kesesuaian lahan untuk lokasi industri, Ada beberapa variabel dalam menetukan kesesuaian lahan untuk industri, beberapa hal yang perlu di perhatiakan dalam analisis analisis kesesuaian lahan adalah kemampuan lahan dan kelas lahan. Kemampuan lahan dianggap sebagai klasifikasi lahan dalam hubungannya dengan tingkat resiko kerusakan akibat penggunaan tertentu, Kemampuan lahan pun termasuk ke dalam salah satu pertimbangan fisik dimana kemampuan lahan merupakan analisis dari faktor fisik lahan yang menguntungk m enguntungkan an dan faktor fisik lahan yang merugikan.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
No
Krit eria
Variabel jenis tanah)
Standard Organosol,
Razina
(Bukan
Tanah
Subur) Struktur Tanah
Sedang-Kasar Minimal terjangkau oleh kelas jalan A
7
Aksesbilitas
Kelas Jalan
Kapasitas > 10.000 ton atau sekurangkurangnya perkerasan jalan dengan lebar 7m
Permukiman 8
Pemanfatan Ruang
Minimal jarak dengan permukiman pada radius 2 Km
Kawasan
Bukan
Pada
Lindung
Konservasi/Lindung
Sumber :Hasil Analisa dari 1. SK Menteri Pertanian Pertanian No. 837/KPTS/1980 2. Peraturan Menteri Menteri Pekerjaan Umum No 20/PRT/M/2007 20/PRT/M/2007 3. Peraturan Menteri Menteri Pekerjaan Umum Umum No 41/PRT/M/2007 41/PRT/M/2007
Kawasan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
variable sungai dimana kesesuaian lokasi industri harus berada di luar radius 5 Km dari sungai tipe C atau D, hal ini untuk menghindari pembuangan limbah secara langsung oleh industri ke badan air (sungai). 4. Klimatologi SKL
Klimatologi
memiliki
dua
variabel,
yang
pertama
adalah
melihat
kecenderungan arah angin di wilayah perencanaan, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir dampak polusi dari kegiatan industri yang di bangun, kesesuaian lokasi industri harus berada pada lokasi kecenderungan minimum angin kearah permukiman. Untuk variable yang kedua adalah kondisi curah hujan, dimana kesesuaian lokasi industri berada pada wilayah wilayah dengan curah hujan sedang sampai baik, mengingat kebutuhan akan air. 5. Pemanfatan Ruang Ruang SKL industri untuk pemanfatan ruang memiliki dua variable penting yang harus diperhatikan, yang pertama adalah variabel permukiman dimana kesesuaian lahan industri harus berada pada radius atau jarak m inimal sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya 2 km dari
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
8. Aksesbilitas SKL Aksesbilitas merupakan faktor penting dalam menentukan lokasi industri, dimana kesesuaian lokasi industri harus berada minimal pada terjangkau oleh jaringan jalan dengan kelas minimal A, yang mampu menampung beban > 10.000 ton, atau minimal m inimal jalan dengan perkerasan minimal 7m, hal ini dikarenakan kegiatan industri membutuhkan aksesbilitas tinggi untuk menunjang kegiatannya, serta keberadaan lokasi industri sebisa mungkin tidak menganggu mobilitas masyarakat sekitar. E.1.5.1.2 E.1.5.1.2
Anali si s Sarana Prasarana Prasar ana
A. Anali An alisi si s Po la J aring ari ng an j alan Sistem jaringan jalan disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang dan struktur pengembangan kawasan, yang mencakup :
Jaringan Jalan primer o
Kecepatan rencana rencana 60 Km/jam Km/jam dengan lebar badan jalan tidak
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
o
Kecepatan rencana 20 Km /jam dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 7 m.
o
Batas luar Daerah Pengawasan Jalan yang diukur dari as jalan tidak kurang dari 7 meter
B. Air Bersih Pemenuhan kebutuhan air bersih di kawasan industri didasarkan pada beberapa hal terutama kepentingan kesehatan, sosial, dan ekonomi. Untuk mencapai hal ini diperlukan perhitungan yang tepat efektif dan efisien, dengan memperhatikan segala aspek yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Jaringan air bersih pada kawasan industri dianalisis dengan memperhitungkan tingkat pelayanan kebutuhannya kebutuhannya sesuai dengan zona masing – masing industri. C. Drainase Sistem drainase pada kawasan industri berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak menganggu aksesibiltas kawasan dan memberi manfaat bagi kegiatan manusia. Sistem drainase terdiri dari saluran-saluran yang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Pada prakteknya jaringan drainase selalu memiliki pola yang terintegrasi dengan pola jaringan jalan. Dan bila disesuaikan dengan pola jalan yang terhirarki, maka perkiraan penampang saluran drainase dapat ditetapkan sebagai berikut :
Jalan arteri
Jalan kolektor lebar 0,8 – 1,5m; dalam 1,0 – 1,5m
Jalan lokal primer
Jalan lokal sekunder lebar 0,3 – 0,5m; 0,3 – 0,5m.
Sedangkan potongan melintang saluran, saluran, terbuka terbuka atau tertutup disesuaikan disesuaikan
lebar > 1,5m; dalam 1,0 - 1,5m.
lebar 0,5 – 0,8m; dalam 0,5 – 1,0m
dengan kondisi setempat, sehingga dikategorikan sebagai berikut : Tipe saluran I, berupa pasangan batu kali dengan kemiringan talud 4:1
Tipe saluran saluran II, berupa pasangan pasangan batu kali kali dengan dinding vertikal dilengkapi trikel
Tipe saluran III, berupa berupa saluran saluran tertutup tertutup dengan dengan tutup plat beton bertulang bertulang
Tipe saluran IV, berupa gorong-gorong gorong-gorong plat beton
Tipe saluran V, berupa gorong-gorong gorong-gorong box beton bertulang. Sistem saluran drainase ada 2 macam :
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Industri
: 0,2200 KVA
Sistem pelayanan listrik di kawasan industri secara garis besar dibagi atas 3 jenis jaringan, yaitu yaitu Jaringan listrik tegangan tinggi (SUTT 70/150 KV)
Pembangunan
SUTT
ini
harus
memperhatikan
banyak
hal
antara
lain
keselamatan dan keamanan. Untuk itu dalam radius 25 meter sekitar jalur tegangan tinggi harus merupakan kawasan bebas bangunan. Pada kondisi tertentu bila sekitar jalur tegangan tinggi ini akan digunakan sebagai kawasan terbangun, maka diarahkan agar pada kanan-kiri jalur tegangan tinggi tersebut digunakan untuk jalan sejajar, sehingga tidak langsung berhubungan dengan kawasan terbangun. Jaringan listrik tegangan menengah (SUTM 6/20 KV)
Jaringan tegangan menengah ini harus dilengkapi dengan gardu penurun tegangan dan transformator sebelum masuk tegangan rendah dan distribusi yang akan digunakan konsumen.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E. Persampahan Penanganan masalah sampah terbagi dalam penentuan TPS, TPA, serta sistem pembuangan dan pemusnahan sebagai berikut :
Tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
Tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Sistem, pembuangan pembuangan dilakukan melalui pengumpulan dari sumber sampah (rumah tangga, fasilitas umum, pasar dan sebagainya) melalui gerobak diangkut ke container di lokasi TPS, dan dari container diangkut dengan truk sampah ke lokasi TPA.
Sistem pemusnahan, pemusnahan, dilakukan dilakukan dengan dengan pembakaran atau dengan dengan sistem sistem open dumping.
Volume sampah kawasan dihitung pertahun sebagai standar kebutuhan transfer depo/TPS, serta Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : Volume sampah kota pertahun (Q k )
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
A = Vtpa Vt pa / Hs Hs
E.1.5.1.3 E.1.5.1.3
= tinggi sampah, maks 10m
Evaluas i Tapak Kawas an Evaluasi tapak kawasan dilakukan dengan pendekatan melalui Analisis
perancangan yang dimaksudkan adalah proses analisis analisis melalui m elalui pendekatan- pendekatan Kontekstualisme, Kontekstualisme, dan merupakan suatu tahapan tahapan kegiatan yang terdiri terdiri dari perencanaan kondisi kawasan. Proses analisis ini meliputi analisis tapak, analisis aktifitas, analisis pelaku/pengguna, analisis ruang, analisis struktur, dan bangunan. Analisis-analisis ini nantinya dikaitkaan dengan tema Kontekstualisme Kontekstualisme dalam proses perancangannya. Tapak A. Analisis Tapak Menggunakan metode analisis tapak yang nantinya terkait dengan fungsi dan fasilitas yang akan diwadahi pada tapak perancangan. Adapun analisis ini meliputi persyaratan tapak, analisis kebisingan, analisis pandangan, analisis aksesibilitas, sirkulasi, matahari, angin, vegetasi dan zoning.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.5.2 E.1.5.2
ANAL ISIS ISIS MASTERPLAN MASTERPLAN K AWASAN INDUSTRI INDUSTRI B ANGKAL AN
E.1.5. E.1.5.2.1 2.1
Analis is Kebij akan Analisis Isi (content Analysis), Analysis), yaitu suatu metode untuk mengkaji substansi
dan konsistensi dari suatu kebijakan, program, dan/atau perangkat hukum tertentu yang berkaitan dengan suatu permasalahan tertentu. Dalam hal ini, analisis isi difokuskan untuk menganalisis berbagai kebijakan dan strategi pembangunan yang tertuang dalam berbagai dokumen pembangunan daerah dan peraturan perundangan perundangan yang berlaku. Melakukan kajian/kaji ulang (review) terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah. kajian dilakukan terhadap semua dokumen kebijakan, strategi, dan program yang telah dimiliki dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah (RPJP, RPJM, Renstra Dinas, RTRW, dan sebagainya). Data-data yang akan digunakan dalam analisis Isi terkait dalam penyusunan Dokumen Masterplan Kawasan Industri Bangkalan, antara lain:
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
E.1.5. E.1.5.2.2 2.2
Analis is Lok asi Indus tri Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan industri yang
berorientasi bahan mentah: 1. Kemiringan lereng : kemiringan lereng yang sesuai untuk kegiatan industri berkisar 0%-25%, pada kemiringan >25%-45% dapat dikembangkan kegiatan industri dengan perbaikan perbaikan kontur serta ketinggian ketinggian tidak lebih dari 1000 dpl. 2. Hidrologi
: bebas genangan, dekat dengan sumber air, drainase baik sampai
sedang; 3. Klimatologi Klimatolog i : lokasi lokasi berada pada kecenderungan minimum arah angin yang menuju permukiman penduduk. 4. Geologi : dapat menunjang menunjang konstruksi konstruksi bangunan, tidak tidak berada di daerah daerah rawan bencana longsor; 5. Lahan : area cukup luas minimal 20 ha, karakteristik karakteristik tanah bertekstur sedang sedang sampai kasar, berada pada tanah marginal untuk pertanian.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
11. Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas sumber daya air (sungai, mata air, air tanah, waduk dan udara).
Kriteria Teknis 1. Harus memperhatikan kelesatrian kelesatrian lingkungan; lingkungan; 2. Harus dilengkapi dilengkapi dengan unit unit pengelolaan pengelolaan limbah; 3. Harus meperhatikan suplai air bersih; 4. Jenis industri yang dikembangkan adalah industri ramah lingkungan dan memenuhi kriteria ambang limbah yang ditetapkan Kementeri Lingkungan Hidup; 5. Pengelolaan Pengelolaan limbah untuk industri industri yang berkumpul berkumpul di lokasi lokasi berdekatan sebaiknya sebaiknya dikelola secara terpadu; 6. Pembatasan pembangunan pembangunan perumahan perumahan baru di kawasan peruntukan industri. 7. Harus memenuhi syarat amdal sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan perundang-undangan yang berlaku. 8. memperhatikan
penataan
kawasan
perumahan
di
sekitar dan
kawasan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
No.
Jenis Peggunaan Peggunaan
Struktur Penggunaan (%)
Keterangan induk, rumah telekomunikasi.
Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (I ndustrial Estate) di Daerah, Balitbang Indag-Puslitbag, 2001.
Anali An alisa sa k emamp uan dan Kes esuaian esu aian Lahan Lah an Analisis kesesuaian lahan dimulai dengan menganalisis menganalisis kemampuan lahan di wilayah perencanaan, untuk analisis kemampuan lahan mengacu pada tiga kebijakan yakni : 1.
SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/1980
2.
Peraturan Menteri Menteri Lingkungan Hidup No No 17 tahun 2009 Tentang Tentang Pedoman Pedoman Penentuan daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah
3.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisisk dan Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Penyusunan Rencana Rencana Tata Ruang.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
d.
-
l1 = (B) = 3-8% : landai/berombak landai/bero mbak
-
l2 = (C) = 8-15% : agak miring/bergelombang miring/bergelombang
-
l3 = (D) (D) = 15-30% : miring berbukit
-
l4 = (E) = 30-45% : agak curam curam
-
l5 = (F) = 45-65% : curam
-
l6 = (G) = > 65% : sangat curam. curam.
Bahaya Erosi -
Kerusakan oleh erosi dikelompokkan sebagai berikut:
-
e0
= tidak ada erosi
-
e1
= ringan: < 25% lapisan atas hilang
-
e2
= sedang: 25-75% lapisan atas hilang, < 25% lapisan bawah
hilang.
e.
-
e3
= berat: > 75% lapisan atas hilang, < 25% lapisan bawah hilang.
-
e4
= sangat berat: sampai lebih dari 25% lapisan bawah hilang.
Bahaya Banjir
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
A.
Str uk tu r Perun Per un tu kan Lahan Lah an Struktur Peruntukan Lahan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan
penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. wilayah. Prinsip-prinsip penataan yang menjadi dasar bagi analisis Struktur Peruntukan Lahan: 1)
Secara Fungsional meliputi penataan: a)
Keragaman tata guna guna yang seimbang, saling saling menunjang (compatible) (compatible) dan terintegrasi i. Penetapan kaitan secara fungsional antarberbagai jenis peruntukan untuk mendukung prinsip keragaman yang seimbang dan saling menguntungkan namun tidak memberikan dampak penting terhadap fungsi utama lingkungan; ii. Penetapan besaran besaran komponen tata bangunan bangunan yang dapat mengadaptasi mengadaptasi dan mengadopsi kebutuhan keragaman fungsi/peruntukan dalam blok/kaveling/
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
2)
Secara Fisik, Fisik, meliputi: a)
Estetika, karakter, dan citra kawasan i. Penetapan pengendalian peruntukan yang mendukung karakter
khas
kawasan yang telah ada atau pun yang ingin dibentuk; ii. Penetapan pengaruh ideologi, nilai-nilai social budaya setempat, misalnya bangunan masjid dengan peruntukan fasilitas umum diorientasikan pada pusat lingkungan/kawasan. lingkungan/kawasan. b)
Skala ruang yang manusiawi manusiawi dan berorientasi pada pejalan pejalan kaki serta aktivitas yang diwadahi i. Penciptaan Penciptaa n keseimbangan tata guna lahan lahan yang berorientasi pada pemakai bangunan dan ramah pejalan kaki; ii. Penetapan alokasi alokasi untuk fasilitas fasilitas umum dan fasilitas fasilitas sosial yang ditempatkan ditempatkan sebagai pusat lingkungan yang dapat dijangkau pejalan kaki; iii. Penetapan peruntukan peruntukan lahan yang tidak saja melibatkan melibatkan pertimbangan fisik, fisik, tetapi juga sosialbudaya dan perilaku pemakai/aktivitas lingkungan yang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
kondisi, yang berguna untuk menerapkan kebijaksanaan kebijaksanaan serta rekomendasi yang menjadi dasar penetapan rencana yang bersifat khusus untuk wilayah perencanaan. Adapun analisis yang dilakukan meliputi : 1. Analisis data fisik bangunan eksisting di wilayah studi dengan kebijakan mengenai fisik bangunan di wilayah studi baik secara makro maupun secara mikro 2. Analisis data fisik lingkungan pada wilayah studi dengan kebijakan mengenai fisik lingkungan 3. Evaluasi Evaluas i deviasi rencana guna lahan melalui pengukuran penguku ran guna lahan lahan yang ada pada wilayah studi dengan kebijakan guna lahan yang telah diperdakan. Sehingga dapat diketahui seberapa besar penyimpangan yang terjadi terhadap wilayah studi B.
Intensi tas Pemanfaatan Pemanfaatan Lahan Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai
maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya. Analisis intensitas bangunan terdiri dari analisis :
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
KLB
=
Luas lantai keseluruha n Luas kapling
3) Garis Sempadan Bangu nan (GSB), Garis Sempadan Bangunan atau street line setback merupakan jarak antara bangunan terhadap as jalan. GSB dapat digunakan untuk memberikan arahan mengenai jarak batas muka bangunan atau set back bangunan terhadap jalan sehingga dapat mengendalikan tata letak bangunan terhadap jalan. GSB merupakan garis patokan untuk menentukan kemunduran bangunan. Garis yang pada pendirian bangunan ke arah yang berbatasan dengan permukaan tanah tidak boleh melampaui kecuali mengenai pagar pekarangan. Umumnya pengaturan sempadan ini merupakan 0,5 dari Daerah Milik Jalan (Damija), khusus untuk daerah perencanaan dilakukan dengan menggunakan standar ideal jarak antara pagar dengan bangunan, yaitu dengan rumus:
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan dipertimbangkan untuk tidak diperhitungkan dalam KLB. b. Insentif Langsung, Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan luas lantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi lingkungan permukiman terpadu; termasuk di antaranya jalur pejalan pejalan kaki, ruang terbuka terbuka umum, dan fasilitas fasilitas umum. 7) Sistem
Pengalihan
Nilai
Koefisien
Lantai
Bangunan
(TDR=Transfer
of
Development Right), yaitu hak pemilik bangunan/pengembang yang dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan KLB terbangun. Maksimum KLB yang dapat dialihkan pada umumnya sebesar 10% dari nilai KLB yang ditetapkan. Pengalihan nilai KLB hanya dimungkinkan bila terletak dalam satu daerah perencanaan yang sama dan terpadu, serta yang bersangkutan telah memanfaatkan minimal 60% KLB-nya dari KLB yang sudah ditetapkan pada daerah perencanaan. Pengalihan Pengalihan ini terdiri terd iri atas:
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
a) Kejelasan distribusi intensitas pemanfaatan lahan, yaitu pengarahan sistem pengaturan dan distribusi luas lantai maksimum yang dapat dibangun di berbagai subbagian kawasan sehingga tercipta besaran ruang/bangunan yang akan menempati lahan sesuai dengan masing-masing peruntukan lahan yang ditetapkan. b) Skala ruang yang manusiawi dan berorientasi pada pejalan kaki, yaitu penciptaan keseimbangan lingkungan yang berorientasi pada pemakai bangunan berskala ramah pejalan kaki, sekaligus menghidupkan ruang kota dengan berbagai aktivitas pada tingkat lingkungan pejalan kaki. c) Kejelasan skala skala pengembangan, yaitu: yaitu: (i) Penggambaran skala pengembangan pada kawasan perencanaan tertentu dengan arahan fungsi yang ditetapkan; (ii) Penciptaan suatu skala pengembangan pengembangan yang mengaitkan mengaitkan satu komponen dengan komponen lain (misalnya antara KLB dan tinggi bangunan) secara tepat untuk membatasi pengembangan lahan sesuai dengan daya dukung
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(seperti KDB, KLB, KTB, dan KDH) yang mendukung terciptanya berbagai karakter khas dari berbagai subarea; b) Pembentukan Pembentuk an citra lingkungan lingkung an yang tepat melalui pembatasan pemba tasan nilai-nilai dar i elemen Intensitas Pemanfaatan Lahan (misalnya pembatasan KDB dan KLB secara khusus) untuk membentuk lingkungan yang berjati diri. (2) Secara Lingkungan, meliputi: meliputi: a) Keseimbangan kawasan perencanaan dengan wilayah sekitar, melalui: Pengaturan keseimbangan, kaitan dan keterpaduan berbagai elemen Intensitas Pemanfaatan Lahan dalam hal fungsi, estetis dan sosial, agar mencapai keselaras serasian antara kawasan perencanaan dan lahan di luarnya. b) Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan melalui: (i) Penentuan kepadatan khusus pada kawasan/ kondisi lingkungan tertentu seperti: daerah bantaran sungai, daerah khusus resapan, daerah konservasi hijau, atau pun daerah yang memiliki kemiringan lahan lebih dari 25%.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(iii) Penetapan distribusi daerah hijau yang menyeluruh, termasuk dan tidak terkecuali, bangunan-bangunan berlantai sedang atau pun tinggi dalam hal penyediaan ruang terbuka hijau pada daerah podium atau daerah atap bangunan tersebut; (iv) Penetapan kebutuhan ruang terbuka ini juga dimungkinkan untuk melayani kebutuhan di luar lingkungan perencanaan. d) Pemberdayaan kawasan melalui: (i)
Peningkatan Peningkata n promosi pembangunan melalui peningkatan nilai tanah dan distribusi
Intensitas
Pemanfaatan
Lahan
yang
tepat
pada
kawasan
perencanaan dalam konteks lingkungan skala regional; (ii) Peningkatan hubungan fungsional antarberbagai jenis peruntukan dalam kawasan perencanaan melalui alokasi distribusi Intensitas Pemanfaatan Lahan yang saling terkait, seimbang dan terpadu; (iii) Peningkatan modifikasi modifikasi desain/pengembangan desain/pengembangan sesuai karakter setempat. setempat.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Maksud perpetakan tanah adalah unit perpetakan berupa sistem blok perencanaan yang terdiri dari gabungan beberapa persil atau kapling tanah dan sistem kavling atau tanah persil tanah. Pertimbangan untuk menentukan luasan blok perencanaan adalah sebagai berikut : a. Adanya jalan, gang atau saluran yang berpotensi untuk digunakan sebagai batas fisik blok perencanaan b. Ketentuan luas kapling minimum yang telah ditetapkan pada tiap wilayah (jika ada). Klasifikasi perpetakan tanah berdasar Keputusan Menteri Kimpraswil nomor 327/KPTS/M/2002 Bab VI, yang membagi 8 klasifikasi sebagai berikut: a. Petak peruntukan & penggal penggal jalan dg petak klasifikasi klasifikasi I (diatas 2500m 2) b. Petak peruntukan & penggal penggal Jl dg petak klasifikasi klasifikasi II (1000 - 2500m 2) c. Petak peruntukan & penggal penggal Jl dg petak klasifikasi klasifikasi III (600 - 1000m 2) d. Petak peruntukan & penggal penggal Jl dg petak klasifikasi klasifikasi IV (250 - 600m 2) e. Petak peruntukan & penggal penggal Jl dg petak klasifikasi klasifikasi V (100 - 250m 2)
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Gubahan
massa
Yaitu penataan perletakan massa-massa bangunan pada satu lingkungan permukiman tertentu dengan mempertimbangkan kondisi fisik, non fisik, serta dengan waktu tertentu. Orientasi
bangunan
Yaitu penataan arah bangunan yang dipertimbangkan terhadap kondisi fisik dan non fisik lokasi perencanaan. Estetika
bangunan
Yaitu penampilan visual bangunan yang seimbang atas dasar pertimbangan fisik dan non fisik. Pertimbangan fisik fisik yaitu keseimbangan antara bentuk dasar vertikal dan horizontal atau pola keseimbangan antara konstruksi dan bahan bangunan yang digunakan. Pertimbangan non fisik misalnya adanya muatan konsep identitas arsitektur lokal
Material Material exterior Yaitu
perencanaan
atas
penggunaan
material
luar
bangunan
yang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Dimana: h
= tinggi puncak bangunan maksimum.
d
= jarak antara proyeksi puncak bangunan pada lantai dasar terhadap sumbu jalan yang berdampingan. berdampingan.
h dan d merupakan variabel dari fungsi sudut alpha dan beta. Jika lebar jalan yang berdampingan < 20 m maka titik sudut ditetapkan pada as jalan. Jika lebar jalan yang berdampingan > 20 m maka titik sudut ditetapkan 10 m dari garis sempadan pagar ke jalan.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
e. Pengaturan perijinan perijinan bangunan f. Pengaturan pemanfaatan bangunan dan fungsi fungsi bangunan bangunan D. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung Penghubung Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Analisis Sistem S istem Sirkulasi dan Jalur Penghubung terdiri dari Komponen – komponen analisis : (1) Sistem jaringan jalan dan pergerakan , yaitu rancangan sistem pergerakan yang terkait,
antara
jenis-jenis
hirarki/kelas
jalan
yang
tersebar
pada
kawasan
perencanaan (jalan arteri, kolektor dan jalan lingkungan/ lokal) dan jenis pergerakan yang melaluinya, baik masuk dan keluar kawasan, maupun masuk dan keluar
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(8) Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda, sepeda , yaitu rancangan sistem arus pejalan kaki (termasuk penyandang cacat dan lanjut usia) dan pemakai sepeda, yang khusus disediakan pada kawasan perencanaan. (9) Sistem jaringan jalur penghubung terpadu ( pedestrian linkage) linkage ), yaitu rancangan sistem jaringan berbagai jalur penghubung yang memungkinkan menembus beberapa bangunan atau pun beberapa kaveling tertentu dan dimanfaatkan bagi kepentingan jalur publik. Jalur penghubung terpadu ini dibutuhkan terutama pada daerah dengan intensitas kegiatan tinggi dan beragam, seperti pada area komersial lingkungan permukiman atau area fungsi campuran ( mixed-used). mixed-used). Jalur Jalur penghubung penghubung terpadu harus dapat memberikan kemudahan aksesibilitas aksesibilitas bagi pejalan kaki
E.
Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan,
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
kompensasi
berupa
insentif/disinsentif
tertentu,
tanpa
mengubah
status
kepemilikannya. (4) Sistem Pepohonan dan Tata Hijau , yaitu pola penanaman pohon yang disebar pada ruang terbuka publik. (5) Bentang Alam, Alam , yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka dan terkait dengan area yang dipergunakan sebesarbesarnya untuk k epentingan epentingan publik, dan pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi. Pengaturan ini untuk kawasan: a) Pantai dan laut, sebagai batas yang melingkupi tepian kawasan, menentukan atmosfir dari suasana kehidupan kawasan, serta dasar penciptaan pola tata ruang; b) Sungai, sebagai pembentuk koridor ruang terbuka; c) Lereng dan perbukitan, sebagai sebagai potensi pemandangan pemandangan luas; d) Puncak bukit, sebagai titik penentu arah orientasi v isual, serta memberikan kemudahan dalam menentukan arah (tengaran alam).
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Tabel E.6 Jenis Tanaman dan Peletakannya Nama
D/T
Tanaman Cemara
6/20m
Bentuk Tajuk Segitga
gunung
Peletakan Sepanjang
tepi jalan
raya
Bambu halus
1,5/6m
Rumpun
Tepi
jalan
keluar
kendaraan, area parkir Cemara
2,5/5
Segitiga
Area parkir
Tanjung
8/8m
Bebas
Area parkir, tepi jalan
Cemara tiang
2,5/5m
Segitiga
Jalan sekunder
Cemara susun
10/30m
Segitiga
Pembentuk ruang tepi
gembel
jalan sekunder sekunder Kenari Bunga
sapu
6/22m
Bebas
Tepi jalan raya
6/15m
Kubah
Untuk identitas identitas lokasi
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
3. Penandaan dengan dengan konstruksi tempel dan muncul Bentuk konstruksi tempel merupakan jenis penandaan yang paling banyak digunakan setelah penandaan dengan tiang reklame. Jenis reklame ini dibuat dengan kotruksi khusus sehingga reklame timbul keluar dari bangunan. 4. Penandaan dengan lampu Seperti halnya penandaan lain, disini informasi publik non komersial tenggelam dalam reklame lampu, yang membutuhkan kreatifitas dalam design sehingga mewujudkan wajah kota yang lebih menarik. 5. Tanda yang berfungsi sebagai unsur dekoratif dekoratif kota Penandaan yang berbentuk sebagai elemen dekoratif sekaligus informasi dapat dijumpai sebagai bendera atau umbul-umbul. umbul-umbul. 6. Tanda yang berbentuk berbentuk spanduk Penandaan dalam bentuk spanduk biasanya dipakai sebagi media untuk menyampaikan menyampaikan acara-acara tententu 7. Tanda sebagai sirkulasi sirkulasi transportasi
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(c) Keragaman fungsi dan aktivitas (i) Penciptaan ruang yang dapat mengadaptasi dan mengadopsi berbagai aktivitas interaksi social yang direncanakan, dan tetap mengacu pada ketentuan rencana tata ruang wilayah; (ii) Penetapan kualitas ruang yang menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, sehat dan menarik, m enarik, serta berwawasan ekologis. (d) Skala dan proporsi proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi berorientasi bagi pejalan kaki (i)
Penciptaan
keseimbangan
antarbangunan
dengan
ruang
tema
terbuka
ramah
atau
bagi
pun
pejalan
ruang kaki
terbuka sekaligus
menghidupkan ruang kawasan melalui berbagai aktivitas pada area pejalan kaki; (ii) Penciptaan iklim iklim mikro berskala lingkungan lingkungan yang memberi kenyamanan dan keserasian pada area pejalan kaki. (e) Sebagai pengikat lingkungan/bangunan Penciptaan ruang terbuka sebagai sarana interaksi dan sosialisasi penghuni, atau pun ruang pengikat/penyatu
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(i)
Pengembangan Pengembangan potensi bentang bentang alam sebagai sebagai unsur kenyamanan kenyamanan kota kota dengan merencanakannya merencanakannya sebagai s ebagai ruang terbuka bagi publik;
(ii) Penekanan adanya pelestarian alam dengan merencanakan proteksi terhadap area bentang alam yang rawan terhadap kerusakan. F.
Tata Tata Kualitas Lingk ungan Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen
kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu. Analisis Tata Tata Kualitas Lingkungan terdiri dari Komponen – komponen komponen analisis analisis : (1) Konsep Identitas Lingkungan , yaitu perancangan karakter (jati diri) suatu lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan elemen fisik dan nonfisik lingkungan atau subarea tertentu. Pengaturan ini terdiri atas: a) Tata karakter bangunan/lingkungan (built-in signage and directional system),
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
c. Node, Node, adalah suatu bagian dari kota yang secara fungsional menonjol dalarn arti sebagai suatu konsentrasi kegiatan manusia, merupakan lokasi-lokasi strategis berupa ruang luar yang mempunyai intensitas kegiatan tinggi seperti sudut-sudut jalan atau persimpangan jalan, ruang terbuka yang seakan menjadi pusat distrik seperti tempat pemberhentian pemberhentian kendaraan umum. d. Landmark, Landmark, adalah struktur fisik yang bersifat dominan dan akan menjadi perhatian utama di dalam suatu lingkungan kota, dapat berupa struktur dominan yang secara fisik memang lebih menonjol dibanding dengan struktur lainnya, tetapi suatu landmark mungkin juga tidak dicirikan sebagai suatu struktur yang menonjol tetapi dikenal luas karena nilai seni atau sejarah atau penampilannya penampilannya yang khas. e. District, District, merupakan integrasi dari berbagai kegiatan fungsional, lokasi suatu kawasan didasarkan pada pertimbangan fungsi pelayanan, pertimbangan strategis, jenis kegiatan fungsional serta intensitas perkembangannya. perkembangannya. (2) Konsep Orientasi Lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik guna
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
G. Sistem Prasarana Prasarana dan Utilitas Lingk ungan Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan mencakup jaringan air bersih dan air limbah, jaringan j aringan drainase, jaringan persampahan, persampahan, jaringan gas dan listrik, serta jaringan telepon, sistem jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan jalur jalur penyelamatan atau atau evakuasi. evakuasi. Analisis Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan terdiri terdiri dari Komponen- komponen analisis : (1) Sistem jaringan air bersih , yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan air bagi penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro dari wilayah regional yang lebih luas. (2) Sistem jaringan air limbah dan air kotor , kotor , yaitu system jaringan dan distribusi pelayanan
pembuangan/pengolahan
air
buangan
rumah
tangga,
lingkungan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang lebih luas. (7) Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu system jaringan pengamanan lingkungan/kawasan untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan darurat, penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, dan/atau pemadaman kebakaran. (8) Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi, yaitu jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat aman, yang disediakan bagi suatu lingkungan/ kawasan sebagai tempat penyelamatan atau evakuasi. Prinsip-prinsip penataan yang menjadi dasar bagi analisis Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan : (1) Secara Fungsional, Fungsional, meliputi:
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(3) Secara Lingkungan, meliputi: (a) Lingkungan yang berlanjut Penetapan sistem yang sekaligus menerapkan proses daur ulang untuk mewujudkan
keberlanjutan
system
ekologis,
khususnya
pada
sistem
persampahan dan air limbah. (b) Keseimbangan Keseimban gan jangka waktu pembangunan Penetapan sistem pelaksanaan konstruksi/pembangunan yang berimbang dan bertahap. (c) Keseimbangan Keseimban gan daya dukung lingkungan Penetapan keseimbangan antara kebutuhan & daya dukung lingkungan secara luas. (4) Dari Sisi Pemangku Pemangku Kepentingan, Kepentingan, meliputi: Keseimbangan kepentingan bersama antarpelaku kota (a) Penetapan sistem sistem yang dikelola berdasarkan berdasarkan kesepakatan dari, dari, oleh dan untuk masyarakat.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Metode Analisa Shift, dengan rumus Total Shift
: ST = Ejt – (Et/Eo)Ejo
Differential Shift
: SD = Eijt – (Eit/Eio)Eijo
Proportionality Proportionality Shift
: SP = ST – SD
Metode Analisa Share, dengan rumus : N = Ejo (Et/Eo) (Et/Eo) – Eoj Dimana : Ejo
= Besaran aktivitas ekonomi di daerah j pada tahun dasar.
E
= Besaran aktivitas ekonomi nasional atau sistem daerah yang
lebih luas luas pada tahun terakhir. Eo
=
Besaran aktivitas ekonomi nasional atau sistem daerah
yang lebih lebih luas pada tahun tahun dasar Pemodelan Cluster Analisis dengan pemodelan pemodelan cluster merupakan merupakan teknik multivariat multivariat yang mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
1. Bagaimana mengukur kesamaan ? Ada tiga ukuran untuk mengukur kesamaaan kesamaaan antar objek, yaitu ukuran korelasi, ukuran jarak, dan ukuran asosiasi. 2. Bagaimana membentuk cluster ? Prosedur yang diterapkan harus dapat mengelompokkan objek-objek yang memiliki kesamaan yang tinggi ke dalam sutau cluster yang sama. 3. Berapa banyak banyak cluster/kelompok cluster/kelompok yang akan dibentuk dibentuk ? Pada prinsipnya jika jumlah cluster berkurang maka homogenitas alam cluster secra otomatis akan menurun. m enurun. b. Proses Analisis Cluster Sebagaimana teknik multivariat lain proses analisis cluster dapat dijelaskan dalam enam tahap sebagai berikut : Tahap Tahap Pertama : Tujuan An alisis Cluster Tujuan utama analisis cluster adalah mempartisi suatu set objek menjadi dua kelompok atau lebih berdasarkan kesamaan k esamaan karakteristik khusus yang dimilikinya. dimilikinya.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
dipilih hanyalah variabel yang dapat mencirikan objek yang akan dikelompokkan dan secara spesifik spesifik harus sesuai dengan tujuan tujuan analisis analisis cluster. Tahap Kedua : Desain Penelitian dalam Analisis Cluster Tiga hal penting dalam tahap ini adalah pendeteksian outlier, mengukur kesamaan, dan standarisasi data. A. Pendeteksian Outlier Outlier adlah suatu objek yang sangat berbeda dengan objek lainnya. Outlier dapat digambarkan sebagai observasi yang secara nyata kebiasaan, tidak mewakili populasi umum, dan adanya undersampling dapat pula memunculkan outlier. Outlier menyebabkan menyebabkan struktur yang tidak benar dan cluster yang terbentuk menjadi tidak representatif. representatif. B. Mengukur Kesamaan antar Objek O bjek Konsep kesamaan adalah hal yang fundamental dalam analisis cluster. Kesamaan antar objek merupakan ukuran korespondensi antar objek. Ada tiga metode yang dapat diterapkan, yaitu ukuran korelasi, ukuran jarak, dan ukuran asosiasi.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Ukuran asosiasi dipakai untuk mengukur data berskala nonmetrik (nominal atau ordinal). C. Standarisasi Data a. Standarisasi Variabel Bentuk paling umum dalam standarisasi variabel adalah konversi setiap variabel terhadap skor atandar ( dikenal dengan Z score) dengan melakukan substraksi nilai tengan dan membaginyadengan membaginyadengan standar deviasi tiap variabel. b. Standarisasi Data Berbeda dengan standarisasi variabel, standarisasi ndata dilakukan terhadap observasi/objek observasi/objek yang akan dikelompokkan. dikelompokkan. Tahap Tahap Ketiga : Asumsi -asumsi -asumsi dalam Analisis Cluster Seperti hal teknik analisis lain,analisis cluster juga menetapkan adanya suatu asumsi. Ada dua asumsi dalam analisis analisis cluster, yaitu :
•
Kecukupan Sampel untuk merepresentasikan/mewakili merepresentasikan/mewakili Populasi Biasanya suatu penelitian dilakukan terhadap populasi diwakili oleh sekelompok
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
hirarkhi adalah cepat dalam proses pengolahan sehingga menghemat waktu, namun kelemahannya metode ini dapat menimbulkan kesalahan. Selain itu tidak baik diterapkan untuk menganalisis sampel dengan ukuran besar. Metode Non Hirarkhi memiliki keuntungan lebih daripada metode hirarkhi. Hasilnya memiliki sedikit kelemahan pada data outlier, outlier, ukuran jarak jarak yang digunakan, digunakan, dan
termasuk variabel tak relevan atau
variabel yang tidak tepat. Keuntungannya hanya dengan menggunakan titik bakal nonrandom, nonrandom, penggunaan penggunaan metode non non hirarkhi hirarkhi untuk titik titik bakal random secara nyata lebih buruk dari pada metode hirarkhi. Alternatif lain adalah dengan mengkombinasikan mengkombinasikan kedua metode ini. Pertama gunakan metode hirarkhi kemudian dilanjutkan dengan metode non hirarkhi. hirarkhi. A. Metode Hirarkhi Hirarkhi Tipe dasar dalam metode ni adalah aglomerasi dan pemecahan. Dalam metode aglomerasi tiap observasi pada mulanya dianggap sebagai cluster tersendiri sehingga terdapat cluster sebyak jumlah observasi. Kemudian dua cluster yang terdekat kesamaannya digabung menjadi suatu cluster babru, sehingga jumlah cluster berkurang
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
D. Metode Ward (Ward’s (Ward’s Method) Method) Dalam metode ini jarak antara dua dua cluster adalah adalah jumlah jumlah kuadrat antara dua cluster
untuk
seluruh
variabel.
Metode
ini
cenderung
digunakan
untuk
mengkombinasi mengkombinasi cluster-cluster dengan jumlah kecil. E. Metode Centroid Jarak antara dua cluster adalah jarak antar centroid cluster tersebut. Centroid cluster adalah nilai tengah observasi pada variabel dalam suatu set variabel cluster.
Keuntungannya
adalah
outlier
hanya
sedikit
berpengaruh
jika
dibandingkan dengan metode lain. B. Metode Non Hirarkhi Masalah utama dalam metoda non hirarkhi adalah bagaimana memilih bakal cluster. Harus disadari pengaruh pemilihan bakal cluster terhadap hasil akhir analisis cluster. Bakal cluster pertama adalah observasi pertama dalam set data tanpa missing value. Bakal kedua adalah observasi lengkap berikutnya (tanpa missing data) yang dipisahkan dari bakal pertama oleh jarak minimum khusus. Ada tiga prosedur dalam metode non
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Tahap Tahap Kelima : Interpretasi terhadap Cluster Tahap interpretasi meliputi pengujian tiap cluster dalam term untuk menamai dan menandai dengan suatu label yang secara akurat dapat menjelaskan kealamian cluster. Proes ini dimulai dengan suatu ukuran yang sering digunakan yaitu centroid cluster. Membuat profil dan interpretasi cluster tidak hanya tidak hanya untuk memoeroleh suatu gambaran saja melainkan pertama, menyediakan suatu rata-rata untuk menilai korespondensi pada cluster yang terbentuk, kedua, profil cluster memberikan araha bagi penilainan penilainan terhadap signifikansi praktis. Tahap Keenam: Proses Validasi dan Pembuatan Profil (PROFILING) Cluster A. Proses validasi solusi cluster Proses validasi bertujuan menjamin bahwa solusi yang dihasilkan dari analisis cluster dapat mewakili populasi dan dapat digeneralisasi untuk objek lain. Pendekatan ini membandingkan solusi cluster dan menilai korespondensi hasil. Terkadang tidak dapat dipraktekkan karena adanya kendala waktu dan biaya atau ketidaktersediaan ibjek untuk analisis cluster ganda.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Lembaga-lembaga Lembaga-lem baga lokal
Lembaga-lembaga Lembaga-lem baga pemerintahan
Lembaga-lembaga Lembaga-lembaga swasta
Lembaga-lembaga Lembaga-lembaga khusus, yaitu informasi mengenai lembaga-lembaga lembaga-lembaga tertentu tertentu saja.
Sumber informasi yang dipergunakan adalah: adalah:
Sumber informasi informasi utama utama adalah adalah para warga masyarakat, terutama mereka secara secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengalaman yang menyangkut lembaga-lembaga lembaga-lembaga yang bersangkutan. bersangkutan.
Informasi dari masyarakat bisa dicek silang silang dengan informasi informasi dari dari pengelolaan pengelolaan lembaga yang bersangkutan.
Data sekunder.
E.1.5. E.1.5.2.6 2.6
Analis is Kelayakan Finansi al Analisis kelayakan finansial kawasan industri dikaji melalui 2 faktor, yakni
faktor Eksternal dan Internal.
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
B. Faktor Faktor Internal Faktor Internal yang dimaksud adalah faktor internal bisnis di Kawasan Industri Kabupaten Bangkalan, meliputi :
1. Tujuan Situasional Perusahaan 2. Fungsi-fungsi Baku Perusahaan
E.1.5. E.1.5.2.7 2.7
a.
Fungsi Transaksi
b.
Fungsi Perebutan Pelanggan
c.
Fungsi Produksi
d.
Fungsi Perencanaan Pemasaran
e.
Fungsi Perencanaan Produksi
f.
Fungsi Riset Pasar dan Pemasaran
g.
Fungsi Riset dan Pengembangan Pengembangan Produksi.
Kon sep Pengembang Pengembang an Kawasan Indus tri Kabu paten Bangk alan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
mengetahui posisi obyek pada kuadran SWOT. Dari penilaian tersebut diketahui koordinat pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diketahui posisinya posisinya sebagai berikut : a.
Kwadran Kwadran I (Growt (Growth), h), adalah adalah kuadran kuadran pertumb pertumbuhan uhan diman dimana a pada kuadr kuadran an ini terdiri terdiri dari dua ruang yaitu :
Ruang A dengan Rapid Growth Strategy yaitu Strategis pertumbuhan aliran cepat untuk diperlihatkan pengembangan secara maksimal untuk target tertentu dan dalam waktu singkat
Ruang B dengan Stable Growth Strategy yaitu Strategis pertumbuhan stabil dimana pengembangan dilakukan dilakukan secara bertahap dan target disesuaikan dengan kondisi
b.
Kwadran Kwadran II (Stabi (Stability) lity),, adalah adalah kuadran kuadran pertumbuh pertumbuhan an dimana dimana pada pada kuadran kuadran ini ini terdiri terdiri dari dua ruang yaitu :
Ruang C dengan Agresif Maintenance Strategy dimana pengelola obyek melaksanakan pengembangan pengembangan secara aktif dan agresif
Ruang D dengan Selective Maintenance Strategy dimana pengelolaan obyek
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
(+ ) Eksternal (KESEMPATAN)
Agres Ag resif Agresi resiif f MainteMaintenance
Kuadran II
(-) Internal (KELEMAHAN)
Stabel Growth
Kuadran I
Selective MainteMaintenance
Rapid Growth
Turn Arou Ar ound nd
CongloConglo merate
(+ ) Internal (KEKUATAN)
Kuadran I V
Kuadran I II II
Guirelle
ConcenConcentric (-) Eksternal (ANCAMAN)
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Keterangan :
•
SO, memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk meraih peluang (O).
•
ST,
memanfaatkan
kekuatan
(S)
secara secara
maksimal
untuk
mengantisipasi/ mengantisipasi/
menghadapi ancaman (T) dan berusaha secara maksimal manjadikan ancaman tersebut sebagai peluang.
•
WO, meminimalkan kelemahan kelemahan (W) untuk meraih peluang (O)
•
WT, meminimalkan meminimalkan kelemahan kelemahan (W) (W) untuk menghindari menghindari secara lebih lebih baik dari ancaman (T)
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
B AB –
F
JAD JA DWAL PELA PELAKSANAA KSANAAN N
Jadwal Pelaksanaan Penyusunan “ DED DED Kawasan Kawasan Industri Banyuwangi dan Masterpl Masterpl an Kawasan Kawasan Industri Bangkalan” dapat dilihat dilihat pada tabel dibawah ini ini :
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Tabel Tabel Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan No. 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
9. 10 11. 12 13.
Kegiatan Koordinasi Awal Penyusunan Laporan Pendahuluan Pengumpulan Data Pengolahan Data FGD FGD Analisis Penyusunan Laporan Antara FGD FGD Penyusunan Laporan Akhir Rapat Koordinasi Revisi Laporan Akhir
Bulan I
II
III
IV
V
VI
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
BAB – G KOMPOSISI TIM TIM DAN PENUGASAN PENUGASA N Komposisi Tim dan Penugasan Penyusunan “ DED Kawasan Indus Indus tri Banyuwangi d an Masterplan Masterplan Kawasan Indus Indus tri Bangkalan” dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Komposisi Tim dan Penugasan Nama Personi l Dr. Ken Martina Kasikoen, MT
Perusahaan
Tenaga Ahli Tenaga Lokal/Asing
Lingkup Keahlian
Posisi Diusulkan
PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal
Ahli Perencanaan Wilayah
Team Leader
Uraian Peke Pekerjaan rjaan • • •
•
Chairul Anam, SE. M.Si
PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal
Ahli Ekonomi Wilayah
Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah
Saiful Bahri, SH. M.Hum
PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal
Ahli Hukum Kelembagaan
Tenaga Ahli Hukum/Kelembagaan
Aji Suraji, ST Tahajudin, ST
PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal
Ahli Teknik Sipil
Tenaga Ahli Teknik Sipil
•
•
•
•
Mengkoordinir tenaga ahli Menyusun rencana kerja Menyusun strategi penataan dan pengembangan kawasan industri Ahli perencanaan wilayah kota Melakukan analisis daya saing ekonomi kawasan dan pengaruh keberadaan kawasan industri terhadap perekonomian wilayah Melakukan analisa terkait aspek hukum dan kelembagaan Melakukan tindakan mekanika tanah dan topografi Rncang infrastruktur kawasan
Jumlah Orang Bulan 6
6
5
12
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Nama Personi l
Perusahaan
Tenaga Ahli Tenaga Lokal/Asing
Euis Prisamayasanti, ST
PT. PASYA MITRA UTAMA
Ratih Widyaningsih, ST
Lingkup Keahlian
Posisi Diusulkan
Tenaga Ahli Lokal
Ahli Teknik Sipil
Tenaga Ahli Teknik Industri
PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal
Ahli Industri
Tenaga Ahli Teknik Lingkungan
PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal
Ahli Teknik Lingkungan
Tenaga Ahli Arsitek Lanscape
Uraian Peke Pekerjaan rjaan •
•
Hani Burhanudin, ST
Adi Nugroho Ngetitomo, ST
•
•
Baharudin Achmad, ST
PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal
Ahli Teknik Lingkungan
Tenaga Ahli Geologi/Geodesi
Deny Sukamto Kadarisman, ST
Ir. Hikmad Lukman Mirza Permana, ST Andi Effendi, ST
•
•
PT. PASYA MITRA UTAMA PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal Tenaga Ahli Lokal
Ahli Cost Estimate Tenaga Pendukung
Tenaga Ahli Cost Estimator Drafter
•
•
Membuat konsep industri dan rancangan kegiatan industri di dalam kawasan yang terintegrasi antar pabrik dan bangunan di dalam kawasan industri Membuat konsep sistem lingkungandan pembuangan limbah di dalam kawasan yang terintegrasi antar pabrik dan bangunan di dalam kawasan industri Membuat konsep perancangan yang menyangkut eksterior dan interior bangunan Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil perumusan konsep desain bangunan gedung serta halhal lainnya yang terkait Mengkoordinir pengumpulan dan pengolahan data fisik kawasan Menganalisis aspek geografi/topografi dari wilayah maupun kawasan industri dalam peta tematik Menyusun rancangan anggaran biaya Membantu analisis dan rancang bangun serta rancang
Jumlah Orang Bulan 5
10
6
5
4 20
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
Nama Personi l Afdal, ST Aggy Dwi Putrawan, ST Adi Prasetyo, ST Rudy Suwandi, ST Arif Ashari, ST Didin Sukma Jaya, ST Wagisam, ST Wigig Hadisusilo, ST Nanang Eko Aryadi, SE Bramasto Ariwibowo, SE
Perusahaan
Tenaga Ahli Tenaga Lokal/Asing
Lingkup Keahlian
Posisi Diusulkan
Uraian Peke Pekerjaan rjaan
Jumlah Orang Bulan
teknis kawasan
PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal
Tenaga Pendukung
Surveyor
PT. PASYA MITRA UTAMA
Tenaga Ahli Lokal
Tenaga Pendukung
Administrasi
•
Membantu pengumpulan data dan uji laboratorium
30
12 •
Mengurus administrasi kegiatan
PENYUSUNAN DOKUMEN DED KAWASAN INDUSTRI BANYUWANGI DAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI BANGKALAN
BAB – H JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI Jadwal penugasan Tenaga Ahli dalam penyusunan “ DED Kawasan Indust Indust ri Banyuwangi dan Masterplan Kawasan Kawasan Industri
Bangkalan” Bangkalan” dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI NO
NAMA
POSISI
BULAN 1
2
3
4
5
6
Orang Bulan
TENAGA AHLI 1
DR. Ir. Ken Martina Martina Kasiko Kasikoen, en, MT
2
Chairul Anam, M.Si. SE
Ekonomi W ilayah
6
3
Saif Saiful ul Bahr Bahri, i, SH, M.Hum
Hukum Kelembagaan
5
4
Aji Suraji, ST
Teknik Sipil 1
6
5
Taha Tahajjuddi uddin, n, ST
Teknik Sipil 2
6
6
Euis Euis Prim Primay ayas asan anti, ti, ST
Teknik Industri
5
7
Ratih Ratih Widyan Widyaning ingsih sih,, ST
Teknik Lingkungan 1
5
8
Hani Hani Bur Burha hanu nudi din, n, ST
Teknik Lingkungan 2
5
9
Adi Adi Nugr Nugroh oho o Nget Ngetito itomo mo,, ST
Teknik Arsitek Lansecap
6
10 Baharu Baharudin din Achma Achmad, d, ST
Teknik Geodesi
5
11 Denny Denny Sukam Sukamto to Kadaris Kadarisma man, n, ST
Teknik Geologi
5
12 Hikam Hikamd d Lukm Lukman an,, ST
Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Ahli Cost Estimator
6
4
TENAGA PENDUKUNG 1
Mirza Permana, ST
Drafter
5
2 Andi Effendi, ST
Drafter
5
3 Afdal, ST
Drafter
5
4 Aggy Dwi Putrawan, ST
Drafter
5
6
Rudy Suwandi, ST
Surveyor
5
Surveyor
5
Surveyor
5
9 Wagisam , ST
Surveyor
5
10 Wigig Hadisusilo, ST
Surveyor
5
11 Nanang Eko Ariadi, SE
Administrasi
6
12 Bramasto Ari Wibowo, SE
Administrasi
6
7 Arif Ashari, ST 8
Didin Sukma Cahya, ST