ANALISIS KELAYAKAN USAHA KEBUN STRAWBERRY
MK. EKONOMI TEKNIK
Dosen : Ir. I Gst Ngurah Apriadi Aviantara, MT
Oleh
Kelompok 2
Pasek Made Sada Wedantara 1311305011
Nindi Widyasari 1311305013
Dewa Putu Yoga Gautama 1311305015
Bob Evan T. 1311305016
Ni Putu Ayu Purnamayanti 1311305018
Ida Ayu Inten Dwi Sulatri 1311305019
Budi Mustapa Husin Sagala 1311305021
Budi Dayus 1311305022
Johanes Paulus Djandon Jr. 1311305023
Prihandoni Widodo 1311305025
Verawati Aritonang 1011305020
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala limpahan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan Laporan Praktikum
Mata Kuliah Ekonomi Teknik ini dengan tepat waktu. Dalam penyusunan laporan
ini, kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ir. I Gst Ngurah
Apriadi Aviantara, MT selaku dosen pengajar mata kuliah Ekonomi Teknik.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan ini tentunya
tidak terlepas dari segala kekurangan maupun kelebihannya. Oleh karena
itulah, kritik dan dan saran yang membangun sangat kami butuhkan demi
kesempurnaan penyusunan laporan ini.
Bukit Jimbaran, 18 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..... ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….... 1
1. Latar Belakang……………………………………………………………….. 1
2. Tujuan Penelitian……………………………………………………………... 2
3. Metode Pengumpulan Data………………………………………………....... 2
4. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………….… 2
5. Manfaat Penelitian…………………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………... 3
BAB III ANALISIS EVALUASI………………………………………………………. 7
3.1 Metode Net Present Value (NPV)…………………………………………… 7
3.2 Metode Break Event Point (BEP)……………………………………………. 9
3.3 Metode Internal Rate of Return (IRR)……………………………………….. 10
3.4 Metode Payback Period (PBP)……………………………………………….. 13
3.5 Metode Benefit Cost Ratio (BCR)…………………………………………… 14
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………… 17
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………… 17
4.2 Saran………………………………………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Studi kelayakan di bidang pertanian khususnya dalam pengembangan
kebun strawberry merupakan suatu studi evaluasi investasi. Investasi
merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, yang diikuti
dengan pengeluaran secara periodik antara lain biaya operasional
(operasional cost), biaya perawatan (maintenance cost), dan biaya yang
tidak dapat dihindarkan, selain itu investasi akan menghasilkan
sejumlah keuntungan dalam bentuk produk atau jasa atau penyewaan
fasilitas. Analisis kelayakan usaha kebun strawberry tersebut
bertujuan untuk menentukan layak atau tidak layaknya lahan yang telah
dirancang tersebut dapat dijalankan yang dinilai dari segi analisis
biaya ekonomi/keuangan. Hasil analisis kelayakan ekonomi usaha
tersebut menggambarkan usaha yang akan dijalankan termasuk perkiraan
laba yang akan diperoleh dimasa depan. Pada prakteknya banyak sekali
rencana bisnis yang dalam penyajiannya hanya menitikberatkan pada
aspek pasar dan keuangan (Marselius, 2007).
Oleh sebab itu diperlukan analisis finansial, dimana analisis
tersebut merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya-
biaya dengan manfaat (keuntungan) untuk menentukan apakah suatu proyek
akan menguntungkan selama umur proyek. Pengkajian aspek ekonomi dan
keuangan dapat memperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan
untuk membangun kemudian mengoperasikan proyek (Sutojo, 1993).
Ardi (2007) menambahkan bahwasanya maksud dan tujuan
menganalisis aspek keuangan dengan baik dari suatu studi kelayakan
proyek adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan
biaya dan manfaat yang diharapkan dapat membandingkan antara
pengeluaran dan pendapatan guna menghindari kerugian yang timbul
akibat analisis keuangan yang tidak tepat. Oleh sebab itu penelitian
ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan usaha kebun strawberry dari
aspek ekonomi dan keuangan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan rancangan
usaha kebun strawberry (Fragaria) di daerah Bedugul dari segi biaya
ekonomi.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam praktikum ini yaitu dengan
menggunakan metode wawancara langsung dengan pemilik usaha perkebunan
Strawberry yang bernama I Nyoman Suta (Pemilik Usaha Strawberry Stop).
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Analisis kelayakan usaha meliputi beberapa aspek yang sangat
penting yaitu : aspek lokasi, manajemen, ekonomi, keuangan, hukum dan
lingkungan. Namun dalam penelitian ini dibatasi pada analisis
kelayakan kebun strawberry berdasarkan aspek ekonomi dan keuangan.
Untuk menjelaskan kelayakan usaha kebun strawberry dari aspek ekonomi
dan keuangan maka dilakukan perhitungan beberapa analisis sebagai
berikut :
- Analisis perhitungan Total Capital Investment
/(TCI)
- Analisis perhitungan biaya tetap dan biaya
variable
- Analisis perhitungan biaya produksi keseluruhan
(Total Production Cost)
- Analisis metode evaluasi pabrik yaitu Break
event Point, NPV, Internal rate of return, pay back periode,
dan B/C ratio
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
berikut:
- Untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha
produksi strawberry sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor
untuk membuat keputusan secara lebih obyektif.
- Dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kelancaran tugas
dalam melakukan penilaian usaha produksi strawberry baru serta
pengembangannya dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Strawberry (Fragaria)
Strawberry adalah sebuah varietas stroberi yang paling banyak
dikenal di dunia. Seperti spesies lain dalam genus Fragaria
(stroberi), buah ini berada dalam keluarga Rosaceae. Secara umum buah
ini bukanlah buah, melainkan buah palsu artinya daging buahnya tidak
berasal dari ovari tanaman (achenium) tapi dari bagian bawah
hypanthium yang berbentuk mangkok tempat ovari tanaman itu berada
(Wikipedia 2014)
Buah stroberi berwarna hijau keputihan ketika sedang berkembang,
dan pada kebanyakan spesies berubah menjadi merah ketika masak.
Namanya berasal dari bahasa Inggris kuno streawberige yang merupakan
gabungan dari streaw atau "straw" dan berige atau "berry". Alasan
pemberian nama ini masih tidak jelas. Beberapa spesies Lepidoptera
mengambil sumber makanannya dari tumbuhan stroberi, menjadikan spesies
ini hama utama tanaman stroberi.
Kedudukan tanaman strawberry dalam taksonomi tumbuhan menurut
Plantamor (2008) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Familia : Rosaaceae
Upafamili : Rosoideae
Genus : Fragaria
Spesies : F. × ananassa
Sektor usaha perkebunan di Indonesia telah tumbuh dan
berkembang melalui usaha perkebunan rakyat. Salah satu komoditas
perkebunan yang dapat dikembangkan melalui kemitraan usaha tersebut
adalah strawberry. Strawberry merupakan salah satu komoditi andalan
sub sektor perkebunan, karena peranannya yang cukup menonjol sebagai
sumber pendapatan masyarakat, kesempatan kerja dan perolehan
devisa. Rata-rata produksi tanaman strawberry adalah (1 kuintal
strawberry/ha/hari), Bila dikelola secara intensif, produksinya bisa
mencapai 2-3 kuintal/ha/hari dengan rendemen sekitar 18%. Umumnya
tanaman ini dapat dipanen setelah tiga bulan, dan bisa dipanen lagi
setiap harinya setelah panen pertama.
2.2 Analisis Kelayakan Usaha Strawberry
Analisis ekonomi sangat berperan dalam menentukan layak atau
tidaknya dijalankan usaha kebun strawberry yang telah dirancang dimana
analisis ekonomi usaha dapat memegang peranan penting dalam
peningkatan produksi. (Fazna, 2009). Suatu usaha layak didirikan jika
telah memenuhi syarat yaitu keamanannya terjamin dan tentu saja dapat
mendatangkan keuntungan. Untuk mendirikan suatu kebun strawberry
diperlukan modal yang cukup besar. Modal ini berasal dari pinjaman
bank. Sedangkan laba atau profit diperoleh dari hasil pengurangan
harga jual dengan biaya produksi. Selain berorientasi pada perolehan
keuntungan, pemilik usaha juga harus bisa mengembalikan modal. Uji
kelayakan ekonomi dapat dinyatakan dalam bentuk titik break even
point.
Hal yang terpenting dari analisis ini adalah dapat memperoleh
proyeksi laba rugi, dimana proyeksi laba rugi merupakan ringkasan
penerimaan dan pembiayaan perusahaan setiap periode akuntansi dan
memberikan kemajuan perusahaan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat
membantu para pihak manajemen keuangan dalam menganalisis keuangan
dengan benar sehingga memperoleh keuntungan dari usaha tersebut (Ardi,
2007).
2.2.1 Analisis Total Capital Investment (TCI)
Total capital investment merupakan modal yang
dibutuhkan untuk mendirikan usaha dan menjalankannya dalam waktu
tertentu. Secara garis besar capital investment dapat digolongkan
menjadi dua bagian yaitu, modal tetap (fixed capital investment) dan
modal kerja (working capital investment)
Total capital investment (TCI) merupakan jumlah dari fixed capital
investment dan working capital investment.
1. Modal Tetap (Fixed Capital Investment)
Modal Tetap adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk
pembelian dan pemasangan seluruh proses serta peralatan
penunjang lainnya.
2. Modal Kerja (Working Capital Investment)
Modal Kerja adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan setelah
usaha berdiri. Biaya ini dimaksudkan untuk pembiayaan kebun
strawberry pada masa awal yang meliputi biaya start-up, gaji
karyawan serta kebutuhan lainnya.
2.2.2 Analisis Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan relatif
sama walaupun volume produksi berubah dalam batas-batas
tertentu. Contoh, biaya listrik untuk penerangan, telepon, air
bersih, gaji karyawan tetap dan lain-lain.
Menurut Irwanto (1980) unsur-unsur biaya tetap yang termasuk
dalam komponen ini adalah:
a) Biaya penyusutan
Untuk mendukung kegiatan produksi, suatu usaha kebun
strawberry memerlukan peralatan dan bahan dalam proses produksi
seperti green house, pipa, selang, plastik yang dapat menyusut
setiap tahunnya.
b) Biaya pajak bumi bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang
dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan.
2.2.3 Analisis Biaya Variable
Karakteristik dari biaya variable adalah biaya berubah total
sebanding perubahan tingkat aktivitas Biaya satuan tidak dipengaruhi
oleh perubahan volume kegiatan (biaya satuan konstan). Unsur-unsur
yang termasuk biaya variable sebagai berikut:
1. Biaya pembuatan green house
2. Biaya perkakas kecil
3. Gaji pesuruh kebun
2.2.4 Total Biaya Produksi (Total Production Cost)
Ada beberapa jenis-jenis biaya yang harus diperhatikan dalam
perhitungan biaya produksi tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Biaya produksi langsung ialah biaya yang langsung
diterapkan kepada suatu jumlah hasil produksi tertentu. Biaya
yang termasuk didalamnya biaya untuk membeli bahan mentah dan
upah yang dibayar kepada tenaga kerja dalam suatu proses
produksi langsung kepada hasil produksi yang bersangkutan.
b. Biaya produksi tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung
diterapkan kepada suatu jumlah hasil produksi tertentu akan
tetapi kepada suatu prestasi. Dengan perkataan lain, biaya ini
merupakan biaya langsung kepada suatu prestasi tertentu. Biaya
yang termasuk didalamnya adalah biaya penyusutan mesin, dan
penyusutan gedung (Manulang 1981). Perhitungan biaya produksi
langsung tersebut terdiri atas : biaya pembuatan (manufacturing
cost), dan biaya pengeluaran umum (general expance cost)
(Peters, 1991).
2.2.4.1 Biaya Pembuatan (Manufacturing Cost)
2.2.4.2 Biaya Pengeluaran Umum (General Expence Cost)
Total dari biaya pengeluaran umum (General Expence Cost) ini
adalah jumlah dari keseluruhan biaya–biaya berikut :
a. Biaya pengeluaran untuk keperluan administrasi seperti
(kertas, perangko, materai, biaya telepon, internet)
b. Biaya distribusi dan pemasaran (Peters, 1991).
BAB III
EVALUASI INVESTASI
Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan
keputusan investasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).
2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa
metode penilaian kelayakan investasi.
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.
3. 1. Metode Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah
analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak
tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present
value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai
sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan.
Metode ini adalah metode yang mengurangkan nilai sekarang dari
uang dengan aliran kas bersih operasional atas investasi selama umur
ekonomis termasuk terminal cash flow dengan initial cash flow (initial
investment). Metode ini memperhatikan nilai waktu uang, maka arus kas
masuk (cash inflow) yang digunakan dalam menghitung net present value
(nilai sekarang bersih) adalah arus kas masuk yang didiskontokan atas
dasar discount rate tertentu (biaya modal, opportunity cost, tingkat
bunga yang berlaku umum).
Kriteria keputusan:
Jika NPV bertanda positif (NPV > 0), maka investasi akan
menguntungkan/feasible
Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka investasi tidak
menguntungkan/unfeasible
Jadi, untuk menghitung NPV dari suatu usaha perkebunan
strawberry di daerah Bedugul, kami memperoleh data jumlah investasi
yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 400 juta/Ha, di samping itu untuk
mengoperasikan investasi tersebut Bapak I Nyoman Suta membutuhkan
biaya opersional (pembelian bibit,plastik yuppy, pupuk kompos, selang
drip, upah pegawai,biaya listrik air, alat perkebunan, dll) rata-rata
Rp 150 juta/tahun, selanjutnya dari hasil penjualan buah strawberry
yang setiap harinya menghasilkan 1 kuintal/ hari dimana harga jual
buah Strawberry yaitu Rp 20.000,-/ kg akan ada pemasukan rata-rata Rp
730 juta/tahun. Dan umur investasi diperkirakan 2 tahun dengan nilai
sisa Rp 50 juta. Dan suku bunga rata-rata selama umur investasi adalah
18%.
Dari data di atas dapat di evaluasi kelayakan ekonomis usaha
kebun Strawberry tersebut sebagai berikut
Diketahui : Investasi (I) = Rp 400 juta
Annual benefit (Ab) = Rp 730 juta/tahun
Annual cost (Ac) = Rp 150 juta/tahun
Nilai sisa (S) = Rp 50 juta
Umur investasi (n) = 2 tahun
Suku bunga (i) = 18%/tahun
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus NPV =
Dimana CFt = cash flow utuh dan FBP = faktor bunga present
NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)
NPV = - 400 + 730 (P/A,18%,2) + 50 (P/F,18%,2) – 150
(P/A,18%,2)
NPV = - 400 + 730 (1,5656) + 50 (0,7182) – 150 (1,5656)
NPV = - 400 + 1142,89 + 35,91 - 234,84
NPV = 543,96 juta rupiah
Karena NPV = Rp 543,96 > 0, maka investasi perkebunan Strawberry
tersebut direkomendasikan layak secara ekonomis.
Keunggulan dan kelemahan metode NPV sebagai berikut :
Keunggulan metode NPV
a) Memperhitungkan nilai waktu dari uang.
b) Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis usaha.
c) Memperhitungkan nilai sisa usaha.
Kelemahan metode NPV
a) Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang
relevan selama usia ekonomis.
b) Jika proyek memiliki nilai invetasi inisial yang berbeda,
serta usia ekonomis yang juga berbeda, maka NPV yang lebih besar
belum menjamin sebagai usaha yang lebih baik.
c) Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas,
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis
usaha.
3. 2. Metode Break Event Point (BEP)
Analisis titik impas atau disebut break event point/BEP
analysis adalah suatu teknik analsis yang berguna untuk mengetahui
hubungan antara biaya,volume penjualan dan profit. Hasil analisis BEP
dapat dimanfaatkan untuk merencanakan tingkat laba yang diinginkan
pada biaya dan volume penjualan tertentu atau menargetkan volume
penjualan tertentu atau menargetkan volume penjualan yang mungkin
dicapai pada biaya dan laba tertentu. Suatu perusahaan dikatakan
break event apabila setelah dibuat perhitungan laba rugi dari suatu
periode kerja atau dari suatu kegiatan tertentu, perusahaan itu tidak
memperoleh laba tetapi juga tidak mengalami kerugian.
BEP sangat penting dalam membuat usaha agar tidak mengalami
kerugian, atau manufaktur, manfaat dari BEP adalah :
- Alat perencanaan untuk menghasilkan laba
- Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume
penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba
menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
- Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
Dalam hal ini data yang kami peroleh dari pemilik usaha kebun
Strawberry yaitu modal awal yang dikeluarkan oleh Bapak I Nyoman Suta
selaku pemilik usaha adalah sebesar Rp 400 juta dan telah memetik
hasil panen strawberry setiap tahunnya sebesar 36. 000 kg/tahun dengan
rata-rata panen tiap bulan yaitu 3 ton (3000 kg), dimana penjualan
buah strawberry seharga Rp 20.000.-/kg. Adapun analisis break event
point dalam kegiatan usaha perkebunan Strawberry di daerah Bedugul
dimana kondisi titik impas tercapai saat hubungan antara biaya dan
penjualan menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak (eraning before
interest and tax/EBIT) sama dengan nol dapat dievaluasi sebagai
berikut :
Diketahui : FC = Rp 400 juta
P = Rp 20.000.-/kg
vc = 100 kg
Ditanya : QBEP = ... ?
Penyelesaian
Dengan menggunakan rumus
QBEP =
QBEP = 20.100 kg
Jadi, berdasarkan uraian di atas usaha perkebunan Strawberry
yang dikelola oleh Bapak I Nyoman Suta minimal harus memproduksi
20.100 kg buah/tahun. Dalam analisis data yang kami dapatkan kebun
Strawberry yang dikelola sudah melebihi jumlah minimal produksi atau
hasil panen/ tahun=36.000 kg > QBEP = 20.100 kg.
3. 3. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return adalah perhitungan yang penting sering
digunakan untuk menentukan apakah suatu investasi yang berharga.
Investasi umumnya dianggap berharga jika internal rate of return lebih
besar daripada kembalinya dari rata-rata peluang investasi yang sama,
atau jika lebih besar daripada biaya modal kesempatan.
Internal Rate of Return (IRR) mengukur tingkat kemampuan dari
suatu investasi untuk menghasilkan penerimaan kas (keuntungan) atau
tingkat pengembalian investasi
Besaran IRR dinyatakan dengan persentase per periode waktu
(misal, 18%/tahun. Makin besar nilai IRR maka tingkat kemampuan
menghasilkan penerimaan kas makin besar. Artinya, investasi yang
memiliki IRR makin tinggi makin diminati oleh investor (pemilik modal)
Bila IRR Investasi > MARR, artinya investasi layak dijalankan.
Sebaliknya,bila IRR investasi < MARR, artinya investasi tidak layak
dijalankan. Besaran MARR ditentukan oleh calon investor (pemilik
modal). Besaran MARR telah memperhitungkan faktor biaya modal, risiko
kegagalan, dan tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Dari penjelasan di atas dan data yang telah kami peroleh dapat
di evaluasi Internal rate of return dalam usaha kebun Strawberry
tersebut sebagai berikut
Diketahui : Investasi (I) = Rp 400 juta
Annual benefit (Ab) = Rp 730 juta/tahun
Annual cost (Ac) = Rp 150 juta/tahun
Nilai sisa (S) = Rp 50 juta
Umur investasi (n) = 2 tahun
Suku bunga (i) = 18%/tahun
MARR = 15 %/tahun
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus NPV =
Dengan menggunakan rumus metode interpolasi
IRR akan diperoleh saat NPV = 0, perlu dicari NPV dengan I yang
berbeda untuk mendapatkan NPV mendekati nol.
Jika i=15%
NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)
NPV = - 400 + 730 (P/A,15%,2) + 50 (P/F,15%,2) – 150
(P/A,15%,2)
NPV = - 400 + 730 (1,6257) + 50 (0,7561) – 150 (1,6257)
NPV = - 400 + 1186,76 + 37,80 – 243,86i
NPV = 580,7 juta rupiah
Jika i=25%
NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)
NPV = - 400 + 730 (P/A,25%,2) + 50 (P/F,25%,2) – 150
(P/A,25%,2)
NPV = - 400 + 730 (1,4400) + 50 (0,6400) – 150 (1,4400)
NPV = - 400 + 1051,2 + 32 – 216
NPV = 467,2 juta rupiah
Jika i=115%
NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)
NPV = - 400 + 730 (P/A,115%,2) + 50 (P/F,115%,2) – 150
(P/A,115%,2)
NPV = - 400 + 730 (0,6814) + 50 (0,2163) – 150 (0,6814)
NPV = - 400 + 497,442 + 10,815 – 102,21
NPV = 6,027 juta rupiah
Jika i=120%
NPV = - I + Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)
NPV = - 400 + 730 (P/A,120%,2) + 50 (P/F,120%,2) – 150
(P/A,120%,2)
NPV = - 400 + 730 (0,6611) + 50 (0,2066) – 150 (0,6611)
NPV = - 400 + 482,587 + 10,33 – 99,165
NPV = -6,632 juta rupiah
Ternyata NPV = 0 berada antara i=115% dengan i=120%, selanjutnya
dengan metode interpolasi akan diperoleh IRR yaitu :
IRR = 65,2 %
Karena IRR = 65,2 % > MARR = 15%, maka investasi perkebunan
strawberry tersebut dinyatakan layak secara ekonomis untuk dijalankan.
3. 4. Metode Payback Periode (PBP)
Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan
kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas,
dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash
investment dengan cash flownya yang hasilnya merupakan satuan waktu.
Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback period-nya lebih
cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh
perusahaan.
Dalam penelitian kami mengenai pengelolaan kebun Strawberry di
daerah Bedugul kami melihat bahwa cash flow benefit dan cost-nya
bersifat annual,maka formulanya yang digunakan untuk menghitung
Payback Periode adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Diketahui : Investasi (I) = Rp 400 juta
Annual Benefit = Rp 730 juta/tahun
Periode waktu = 2 tahun
Ditanya : k(PBP) = … ?
Penyelesaian
Kriteria keputusan
Untuk mengetahui apakah suatu investasi tersebut layak ekonomis
atau tidak,diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode
Payback Period ini investasi dikatakan layak jika (feasible) jika k
n. Sedangkan jika k n maka investasi tersebut dikatakan tidak layak
(unfeasible). Dimana k adalah jumlah periode pengembalian dan n adalah
umur investasi.
Karena k = 1,37 tahun < n = 2 tahun, maka periode pengembalian
investasi memenuhi syarat/layak.
Payback Method memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut :
Kelebihan Payback Method
1. Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan
untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
2. Dapat digunakan untuk menilai dua usaha investasi yang
mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat
dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.
Kelemahan Payback Method
1) Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang
2) Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi
3) Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian
tercapai.
3. 5. Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode Benefit cost Ratio (BCR) adalah salah satu metode yang
sering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan investasi
atau sebagai analisis tambahan dalam rangka mengvalidasi hasil
evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Metode BCR
memberikan penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat
(Benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang
akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut
Metode BCR didefinisikan sebagai perbandingan (rasio) nilai
ekivalen dari manfaat terhadap nilai ekivalen dari biaya-biaya. Nama
lain rasio BCR adalah rasio investasi-penghematan.
Kriteria keputusan
Untuk mengetahui apakah suatu investasi layak ekonomis atau
tidak yaitu sebagai berikut :
Jika BCR 1 maka investasi layak (feasible)
Jika BCR 1 maka investasi tidak layak (unfeasible)
Dari penjelasan di atas dan data yang telah kami peroleh dapat
di evaluasi Benefit Cost Ratio dalam usaha kebun Strawberry yang
dikelola oleh Bapak I Nyoman Suta tersebut sebagai berikut :
Diketahui : Investasi (I) = Rp 400 juta
Annual benefit (Ab) = Rp 730 juta/tahun
Annual cost (Ac) = Rp 150 juta/tahun
Nilai sisa (S) = Rp 50 juta
Umur investasi (n) = 2 tahun
Suku bunga (i) = 18%/tahun
Ditanya : BCR = …?
Penyelesaian
Dengan menggunakan rumus umum BCR yaitu
Karena analisis yang dilakukan terhadap present, maka
PWB =
= Ab(P/A,i,n) + S (P/F,i,n)
= 730 juta (P/A,18%,2) + 50 juta (P/F,18%,2)
= 730 juta (1,5656) + 50 juta (0,7182)
= 1142,89 + 35,91
= 1178,8
PWC =
= I + Ac (P/A,i,n)
= 400 juta + 150 (P/A,i,n)
= 400 juta + 150 (P/A,18%,2)
= 400 juta + 150 (1,5656)
= 400 juta + 234,84
Karena nilai BCR = 1,856 > 1, maka investasi kebun Strawberry
yang dikelola oleh Bapak I Nyoman Suta dinyatakan layak ekonomis
(feasible) dan rencana investasi direkomendasikan untuk dilanjutkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan di daerah Bedugul tepatnya di
Strawberry Stop bersama bapak I Nyoman Suta sebagai pengelola kami
memperoleh data dan mengolahnya dengan berbagai metode pengujian layak
atau tidaknya suatu usaha berjalan. Dan usaha yang dijalankan bapak I
Nyoman Suta sudah dapat dikatakan layak.
Berdasarkan perhitungan evaluasi investasi dengan metode NPV, BEP,
IRR, PBP dan BCR kami dapat menyimpulkan bahwa investasi yang telah
dilakukan bapak I Nyoman Suta terhadap pengelolaan kebun strawberry di
Strawberry Stop dinyatakan layak secara ekonomis.
Sebuah usaha yang sedang dirintis ataupun sedang berjalan sebaiknya
harus diuji dengan Evalausi investasi agar mengetahui kelayakan usaha
kedepannya.
2. Saran
Saat melakukan pengumpulan data di lapangan, dibutuhkan ketelitian
agar lebih mudah ketika mengujinya dalam analisa investasi.
Pengolahan data ke dalam analisa investasi harus dilakaukan secara
teliti agar hasil yang diperoleh tidak salah.
DAFTAR PUSTAKA
Binus University (2014). Metode Cost Benefit Analysis untuk Evaluasi
Investasi Teknologi Informasi. From
http://sis.binus.ac.id/2014/04/30/metode-cost-benefit-analysis-untuk-
evaluasi-investasi-teknologi-informasi/ diakses pada tanggal 12 Desember
2014.
Giatman, M (2006). EKONOMI TEKNIK. Jakarta, Kharisma Putra Utama Offset.
Gunawan, Randi (2007). Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik Pada Pemanfaatan
Lahan Irigasi Bajayu Langau, Paya Lombang Di Kabupaten Serdang Bedagai.
From http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17938/1/wah-agu2007-
3%20%284%29.pdf diakses pada tanggal 10 Desember 2014
Jaziraa (2011). Tugas Ekonomi Teknik. Pengertian dari NPV, PV, IRR dan SOCC
http://jaziraa.wordpress.com/2011/11/03/tugas-ekonomi-teknik-pengertian-
dari-npv-pv-irr-dan-socc/ diakses pada tanggal 10 Desember 2014.
Rahama, Yuanita (2011). Tugas Ekonomi Teknik Menghitung Nilai NPV. From
http://yuanitarahmah057.wordpress.com/2011/11/11/tugas-ekonomi-teknik-
menghitung-nilai-npv/ diakses pada tanggal 10 Desember 2014.