ANALISIS JURNAL
A. Judul Jurnal
Pengaruh Latihan Range Latihan Range Of Motion (ROM) Motion (ROM) Aktif Terhadap Fleksibilitas Sendi Lutut Pada Lansia Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. B. Latar Belakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Di masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011). WHO (2009) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis atau biologis menjadi 4 (empat) kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly (elderly)) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old (old ) usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun. Pembagian umur berdasarkan pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas (Azizah, 2011). Fleksibilitas atau kelenturan sendi merupakan suatu gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh persendian yang meliputi hubungan antara bentuk
persendian, otot, tendon dan ligamen sekeliling persendian (Nieman, 2004). Proses menua menyebabkan penurunan produksi cairan sinovial pada persendian dan tonus otot, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadilebih kaku serta terjadi penurunan kelenturan (fleksibilitas), sehingga mengurangi gerakan persendian. Kekakuan dapat disebabkan oleh adanya kalsifikasi pada lansia yang akan menurunkan fleksibilitas sendi. Sendi lutut mempunyai struktur ligamentum yang kuat karena berfungsi sebagai penopang tubuh, hal ini juga akan mempengaruhi kemungkinan terjadinya kekakuan pada sendi lutut (Tortora & Grabowski, 2003). Menurut World Health Organization (WHO) bahwa penderita gangguan sendi di Indonesia yaitu dislokasi, terkilir, ankilosis dan artritis mencapai 81% dari total populasi, dari jumlah tersebut hanya 29% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas. Penurunan kemampuan muskuloskeletal dapat menurunkan aktivitas fisik ( physical activity), sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari ( Activity Daily Living / ADL). Latihan dan aktivitas fisik pada lansia dapat mempertahankan kenormalan pergerakan persendian, tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas. Upaya menjaga dan memperbaiki kenormalan pergerakan persendian, tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas pada lansia adalah dengan Latihan rentang gerak atau Range of Motion (ROM) (Wold, 2009).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Range Of Motion (ROM) latihan menuju lutut fleksibilitas sendi di orang tua di Leyangan East Village Ungaran Kecamatan Kabupaten Semarang.
D. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain kelompok kontrol kuasi-eksperimental dengan nonequivalent pre-test dan posttest control group design. Analisis data yang digunakan independent t-test dan tergantung t-test. Populasi dalam penelitian ini orang lanjut usia berumur> 65 tahun di Leyangan Village Timur Ungaran Kecamatan Kabupaten Semarang, dengan sampel sebanyak 34 responden dibagi menjadi kontrol dan kelompok intervensi. Data sampel menggunakan teknik purposive sampling dan instrumen data yang digunakan latihan goniometer. ROM dilakukan 3 kali sehari yang dihitung 8 gerakan untuk setiap ROM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara fleksibilitas sendi lutut antara sebelum dan sesudah latihan ROM aktif diberikan pada kelompok intervensi, dengan p-nilai 0.010 pada lutut kiri dan p-nilai 0,011 pada lutut kanan. Ada pengaruh aktif Latihan ROM menuju lutut fleksibilitas sendi pada lansia dengan p-nilai 0,041 pada lutut kiri dan p-
E. Hasil Penelitian Analisis PICO No
1
Kriteria
P
Pembenaran & Cr itical thinking
Jawab
Ya
Dalam jurnal ini problem yang ditemukan yaitu perbedaan fleksibilitas sendi lutut pada lansia yang sudah dilakukan Range of Motion ( ROM ) Aktif. Dan yang belum dilakukan Range of Motion ( ROM ) Aktif pada sendi lutut.
2
I
Ya
Intervensi yang diberikan adalah Range of Motion ( ROM ) Aktif pada Lansia pada Frekuensi Fleksibilitas Sendi Lutut di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.
3
C
Ya
Hasil metode perbandingan dalam aktifitas Range of motion (ROM ) adalah : bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas sendi sesudah diberikan latihan Range of Motion ( ROM ) aktif pada lansia di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran kelompok
Timur
Kabupaten
intervensi
untuk
Semarang lutut
pada
mengalami
peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
umur
>
65
tahun
terjadi
penurunan
fleksibilitas sendi pada lansia. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan fleksibilitas sendi adalah faktor otot, pada lansia yang dilakukan ROM fleksibilitas sendi lutut lebih kuat dan lebih fleksibil. Ada perbedaan yang signifikan antara skala nyeri penyakit artritis rhematoid pada lansia sebelum da sesudah dilakukan terapi ROM dengan p value = 0,005< = 0,05 Hasil perbandingan Jurnal : Hasil penelitian pada skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi ROM, menunjukkan ada perbedaan mean skala nyeri yang signifikan, yaitu mean sebelum dilakukan terapi ROM 6,03 dengan standar deviasi 1,474 (p value = 0,005 <
= 0,05),
sedangkan pada skala nyeri sesudah dilakukan terapi ROM didapatkan mean 3,83, dengan standar
deviasi
1,177.
Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa ROM yang dilakukan dapat menurunkan
skala
nyeri
penyakit
artritis
rheumatoid pada lansia sebelum dan sesudah
dilakukan
terapi
ROM.
Berdasarkan
hasil
penelitian ini diharapkan kepada Panti Sosial Tresna
Werdha
Warga
Tama
Indralaya
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam mengkoordinasikan terapi ROM sehingga terapi ROM bisa dikenal dan diterima oleh masyarakat. Bagi Dinas Kesehatan untuk bisa membina para praktisi ROM sehingga dapat mempraktikannya dilapangan terapi ini bisa sesuai dengan standar medis. 4
O
Ya
Kelompok yang tidak diberikan latihan Range of Motion ( ROM ) aktif fleksibilitas terhadap sendi lutut rata-rata pada lutut kiri sebesar 83,51º dan lutut kanan 85,69º
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata fleksibilitas
sendi
pada
Leyangan
Kecamatan
lansia Ungaran
di
Desa Timur
Kabupaten Semarang sebelum latihan Range of Motion ( ROM ) aktif pada lutut kiri sebesar 83,51º dan setelah latihan Range of Motion ( ROM ) aktif sebesar 86,20º, sedangkan rata-
rata fleksibilitas sendi pada lansia di Desa Leyangan
Kecamatan
Ungaran
Timur
Kabupaten Semarang sebelum latihan Range of Motion ( ROM ) aktif pada lutut kanan sebesar 85,69º dan setelah latihan Range of Motion ( ROM ) aktif sebesar 88,32º.
Kekurangan dan Kelebihan
1. Kekurangan a. Abstrak yang menggunakan bahasa asing sehingga sulit dipahami setidaknya penulis mencantumkan abstrak dalam bahasa Indonesia. b. Banyak istilah-istilah yang sulit dipahami pembaca c. Tidak dijelaskan bagaimana cara latihan Range of Motion ( ROM ) aktif pada fleksibilitas sendi lutut. d. Tahun pembuatan jurnal tidak dicantumkan 2. Kelebihan a. Adanya populasi, sampel dan metode yang mudah dipahami b. Isi penelitian yang lengkap c. Data-data hasil uji penelitian lengkap dan jelas
F. Analisa Pembahasan
Jurnal 1 :Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Aktif Terhadap Fleksibilitas Sendi Lutut Pada Lansia Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Jurnal 2 : Pengaruh Terapi Range Of Motion (ROM) Dalam Menurunkan Skala Nyeri Penyakit Artritis Rhematoid Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Hasil metode perbandingan dalam aktifitas Range of motion (ROM ) adalah : bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas sendi sesudah diberikan latihan Range of Motion ( ROM ) aktif pada lansia di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang
pada
kelompok
intervensi
untuk
lutut
mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada umur > 65 tahun terjadi penurunan fleksibilitas sendi pada lansia. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan fleksibilitas sendi adalah faktor otot, pada lansia yang dilakukan ROM fleksibilitas sendi lutut lebih kuat dan lebih fleksibil. Ada perbedaan yang signifikan antara skala nyeri penyakit artritis rhematoid pada lansia sebelum da sesudah dilakukan terapi ROM dengan p value = 0,005< = 0,05 Hasil perbandingan Jurnal : Hasil penelitian pada skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi ROM, menunjukkan ada
perbedaan mean skala nyeri yang signifikan, yaitu mean sebelum dilakukan terapi ROM 6,03 dengan standar deviasi 1,474 (p value = 0,005 <
= 0,05), sedangkan pada skala nyeri sesudah dilakukan
terapi ROM didapatkan mean 3,83, dengan standar deviasi 1,177. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROM yang dilakukan dapat menurunkan skala nyeri penyakit artritis rheumatoid pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi ROM. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam mengkoordinasikan terapi ROM sehingga terapi ROM bisa dikenal dan diterima oleh masyarakat. Bagi Dinas Kesehatan untuk bisa membina para praktisi ROM sehingga dapat mempraktikannya dilapangan terapi ini bisa sesuai dengan standar medis. Dari dua buah jurnal tersebut dapat di ketahui perbedaan jenis penyakit nya tetapi memiliki fungsinya yang sama yaitu menurunkan kekakuan dan nyeri pada sendi
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa gambaran fleksibilitas sendi sebelum penelitian pada lansia di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang pada kelompok kontrol rata-rata fleksibilitas sendi 85,69 º dan untuk kelompok intervensi ratarata 85,63 º. Ada perbedaan fleksibilitas sendi lansia sebelum dan sesudah diberikan latihan Range of Motion (ROM) aktif di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang pada kelompok intervensi, dengan p value sebesar 0,011 (α=0,05), Ada pengaruh latihan Range of Motion ( ROM ) aktif terhadap fleksibilitas sendi lutut pada lansia di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, dengan p-value sebesar 0,047 (α = 0,05).
H. Implikasi Keperawatan Bagi Perawat
a) Dari hasil penelitian ini perawat dapat meminimalisir terjasinya kekakuan sendi lutut pasa lansia. b) Selain itu perawat juga dapat mengetahui bahwa salah satu faktor yang menyebabkan fleksibilitas sendi meningkat tidak signifikan adalah kondisi tendon dan ligament yang mulai menurun. c) Agar perawat dapat menggetahui bahwa latihan ROM dapat meningkatkan fleksibilitas sendi lutut pasa lansia.
d) Perawat dapat membantu melatih lansia dengan menggunakan teknik ROM. karena setelah dilakukan latihan, kemampuan mobilisasi pada lansia lebih baik dari sebelum dilakukan latihan Rom aktif. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera
a) Bagi panti jompo hendaknya dapat menginformasikan dalam memberikan pelayanan kesehatan latihan Range of Motion ( ROM ) aktif serta mengajarkan latihan Range of Motion ( ROM ) aktif sebagai salah satu terapi untuk mengintervensi fleksibilitas sendi lutut pada lansia. b) Agar Panti dapat memfasilitasi latihan Range of Motion ( ROM ) aktif pada lansia. c) Pihak Panti dapat memberikan informasi kepada seluruh kepala masingmasing wisma untuk menerapkan kegitan Range of Motion ( ROM ) aktif disela kegiatan sehari-hari lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Afriwardi, 2004. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta : EGC Astrand dan Rodahl, K. 2003.Textbook of Work Physiology. 3rd ed. New. York : McGraw-Hill Book Company. Astrid, 2008. Komunikasi Massa. Bandung: Bina Cipta Azizah, M. L. 2011. Keperawatan lanjut usia. Jakarta : Graha Ilmu Bandiyah, 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik . Yogyakarta : Nuha Medika Bandy, Irion and Bringgler , 2009. The effect Berman, A; Snyder, S.; Kozier, B; Erb, G. 2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis. Jakarta : EGC Dahlan. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam. Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Hazzard, et al., 2003. Hazzard W.R., Andres R.,Bierman E.L., Blass J.P (Eds). Principles of Geriatric Medicine and Gerontology. 2nd ed. Mc GrawHill.Inc. New York: Hegner, B dan Caldwel, E. 2003. Asisten keperawatam suatu pendekatan proses keperawata. Jakarta : EGC Iskandar, dkk, 2009. Psikologi PendidikanSebuah Orientasi Baru, Jakarta: Gaung Persada Press. Jenkins, 2005. Pharmacokinetics. CRC Press LLC Kozier. 2004. Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia. Addison Wesley. Lukman dan Ningsih, N. 2012. Asuhan keperawatan pada klien dengang gang guan sistem muskoloskeletal. Jakarta Salemba Medika. Lukman dan Ningsih, 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan. Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jilid 1.Jakarta : Salemba Medika Moeloek. 2004. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Nieman, 2004. Principles of Instrumental Analysis. Ed ke- 5. Philadelphia: Hartcaurt
Brace. Ozkaya, N dan Nordin, M, 2009. Fundamentals of biomechanics, Springer-Verlag. USA, 2nd Ed. Nugroho, W. 2009. Komunikasi dalam keperawatan gerontik . Jakarta : EGC Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Jakarta: EGC Putri, Enarotalis, Henry, Dyah dan Aristiarini, 2013. Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Rendah dan Tinggi Terhadap Fleksibilitas Otot dan Sendi pada Lansia. Puspitawati, 2010. Perbandingan latihan ROM unilateral dan latihan ROM bilateral terhadap kekuatan otot pasien hemiparese akibat stroke iskemik di RSUD Kota Tasikmalaya dan RSUD Kab. Ciamis Skripsi. Poltekes Tasikmalaya Smeltzer dan Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Suratun, Heryati, Manurung dan Raenah, E. 2008. Seri asuhan keperawatan : Klien gangguan sistem muskuloskelatal. Jakarta: EGC Yulinda. 2009. Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan Pada Kemampuan Motorik Penderita Stroke Iskemia di RSUP H. Adam Malik Medan (Skripsi). Universitas Sumatera Utara, Medan Zacky, 2010. Peregangan balistik, peregangan statis, peregangan dinamis dan peregangan dibantu pasangan/alat