31
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kingdom Protista adalah suatu oganisme eukariotik yang bersel tunggal. Kingdom Protista dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
Algae (Protista miriptumbuhan)
Protozoa (Protista miriphewan)
Jamurlendir (Slime molds) danjamur air (water molds). Keduanyadisebut Protista mirip jamur.
Protista memberikan peran penting bagi kehidupan manusia, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, seperti algae (Chorella yang digunakan sebagai bahan makanan tambahan, karena mengandung protein yang tinggi) dan juga protozoa yang sebagian besar hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia.
Alga merupakan organisme eukariotik fotoautotrof. Meskipun berfotosintesis, alga berbeda dari tanaman karena alga tidak memiliki jaringan tanaman (akar, batang dan daun). Spesies alga ada yang bersifat uniseluler dan ada pula yang bersifat multiseluler. Warna sebagian besar alga dipengaruhi klorofil a ( pigmen penyerap cahaya) dan pigmen fotosintesis lainnya yang dikenal sebagai karotenoid dan biloprotein (disebut juga fikobilin). Karotenoid adalah hidrokarbon lurus berwarna kuning, jingga atau merah yang tidak larut dalam air. Biloprotein atau fikobilin adalah kompleks pigmen berwarna biru atau merah yang larut dalam air. Semua alga memperoleh energi dari proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Banyak alga yang hidup sebagai sel tunggal dan ada pula yang membentuk koloni multiseluler yang berisi sel-sel yang secara morfologi identik. Sel-sel alga sering kali memiliki pirenoid, yaitu organel yang menyintesis dan menyimpan pati. Struktur reproduktif alga berupa satu sel gamet yang disebut gametangia.
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah biologi dan siklus hidup alga?
2. Bagaimanakah peranan alga dalam kehidupan sehari-hari?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui biologi dan siklus hidup alga
2. Mengetahui peranan alga dalam kehidupan sehari-hari
I.4 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup alga dan protozoa dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum
Alga
Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya terdapat talus (bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang,dan daun).(Prawirohartono, 2007)
Tubuh alga disebut thallus dan bersifat haploid. Thallus dapat tersusun atas satu sel ataupun banyak sel dalam pengaturan yang bervariasi. Ada empat tipe alga berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu alga uniseluler, alga koloni, alga berfilamen dan alga multiseluler. Struktur alga uniseluler mengandung satu sel. Sebagian besar merupakan organisme akuatik dalam bentuk fitoplankton, yaitu suatu populasi organisme fotosintetik yang menjadi dasar rantai makanan. Alga kolonial memiliki struktur yang mengandung sekelompok sel yang berkoordinasi dan terspesialisasi. Sel-sel ini memungkinkan alga bergerak, makan dan bereproduksi secara efisien. Alga berfilamen memiliki thallus berbentuk batang ramping yang tersusun atas berderet-deret sel yang ujungnya terkait satu sama lain. Beberapa diantaranya memiliki struktur terspesialisasi yang disebut struktur pemegang (holdfast) yang bercabang dan tertanam pada batuan. Alga multiseluler memiliki thallus serupa daun yang besar dan kompleks dengan bentuk seperti pisau atau silet. Terdapat pula struktur berupa batang. Thallus tidak memiliki xilem dan floem. Serta menyerap nutrisi dari air disekelilingnya. Batang alga tidak memiliki lignin (tidak berkayu) sehingga tidak berfungsi seperti batang pada tanaman. Alga mengapung diair dengan adanya struktur daun menyerupai silet atau pisau yang berisi rongga udara disebut pneumatocyst. (J. Pelczar, 2010)
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama.Protozoa merupakan kelompok lain protistaeukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strainmutanalgaegenusChlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. (Pryantoro, 2010)
Bentuk tubuh biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia. (Pryantoro, 2010)
PEMBAHASAN
Alga
Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya terdapat talus (bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun).
Alga bereproduksi secara aseksual maupun seksual :
Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi aseksual alga multiseluler adalah dengan jalan fregmentasi thallus atau filamen yang menghasilkan thallus atau filamen baru. Reproduksi aseksual alga uniseluler berlangsung dengan cara mitosis (pembelahan inti), selanjutnya kedua inti pindah sebagian yang berlawanan pada sel dan sel membelah menjadi dua sel (sitokinesis). Banyak spora aseksual alga aquatik berflagela dan motil, dinamakan zoospora. Spora nonmotil atau aplanospora dibentuk oleh alga yang hidup didarat.
Seksual (Generatif)
Pada reproduksi seksual terdapat konjugasi gamet sel jantan dan betina sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet secara morfologi serupa, proses konjugasi tersebut dinamakan isogami, jika gamet berbeda ukuran maka proses konjugasi tersebut dinamakan heterogami. Ovum (sel telur betina) berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan (sel sperma) berukuran kecil dan motil dengan aktif. Proses seksual ini disebut oogami .Isogami, perkembangbiakan secara kawin antara sel jantan dengan sel betina yang berukuran sama.
Anisogami,
Perkembangbiakan secara generative yang jenis kelaminnya dapat dibedakan dari ukurannya (sel kelamin jantan lebih kecil dari pada sel kelamin betina ).
Oogami,
Perkembangbiakan antar organisme yang berbeda jenis kelaminnya dan masing-masing jenis telah mempunyai gamet, yaitu gamet jantan (spermatozoid) dan gamet betina (ovum).
Fisiologi Alga
Sebagian besar alga ditemukan di perairan, laut maupun air tawar dan lokasinya tergantung pada keberadaan nutrisi, panjang gelombang cahaya dan permukaan substrat untuk tumbuh. Namun ada juga alga yang ditemukan ditanah. Beberapa spesies alga hidup di salju dan es didaerah kutub dan puncaknya gunung. Beberapa alga hidup pada sumber air panas dengan temperatur berkisar 70o C, meskipun temperatur optimal untuk alga termal ini adalah diantara 50-54oC. Alga mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid dan fikobilin. Semua pigmen fotosintesis ini terdapat pada kloroplas. Seluruh alga memiliki klorofil a yang terdapat pada semua organisme fotosintetik kecuali bakteri fotosintetik. Klorofil yang lain adalah klorofil b,c,d dan e. Ada dua macam karotenoid, yaitu karoten dan xantofil. Ada dua macam fikobilin yaitu fikosianin dan fikoeritrin. Adanya pigmen-pigmen lain dapat menutupi klorofil. Contohnya, beberapa alga berwarna cokelat karena memiliki pigmen xantofil dan karoten dalam jumlah besar menutupi warna hijau yang dipantulkan oleh klorofil. Beberapa alga tidak berwarna dan tidak melakukan proses fotosintesis sehingga dianggap sebagai protozoa oleh beberapa ilmuwan. Hasil fotosintesis alga disimpan sebagai produk cadangan makanan dalam bentuk granul atau globul dalam sel-selnya. Misalnya, alga hijau biru menyimpan hasil fotosintesisnya dalam bentuk pati. Beberapa alga lain menyimpan hasil fotosintesisnya dalam bentuk minyak atau lemak.
Ciri-ciri Alga
Berseleukariotik (sudahmempunyai membrane sel yang sesungguhnya)
Uniseluler (berselsatu) danmultiseluler (berselbanyak)
Berhabitat di lingkungan air (air lautdan air tawar)
Autotrof (dapatmenghasilkanmakanansendiri, karenamemilikiklorofil).
Bereproduksisecara vegetative (aseksual) dan generative (seksual)
KLASIFIKASI ALGA
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang bersifat bentik digolongkan menjadi :
epilitik (hidup di atas batu)
epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
epipitik (melekat pada tanaman)
epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena naik turunnya air akibat pasang surut
alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
Beberapa jenis alga dapat bersimbiosis dengan organisme lainnya. Misalnya, Chlorella sp. hidup bersama Paramecium, Hydra, atau Mollusca; alga Platymonas sp. hidup bersama cacing pipih Convoluta roscoffensis.
Alga ada yang bersel tunggal (uniseluler), membentuk koloni berupa filamen (kumpulan sel berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk filamen. Alga uniseluler ada yang dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil) dan ada yang tidak dapat bergerak (nonmotil). Alga uniseluler yang mikroskopis tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebaliknya, ada alga yang membentuk koloni berupa. filamen berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Sel yang terletak paling bawah pada filamen membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, pasir, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekap. Koloni alga yang tidak membentuk filamen umumnya berbentuk bola atau pipih tanpa pelekap.
Kelompok-kelompok Alga
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat, alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.
Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp. atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.
Ciri-ciri alga cokelat
Ciri-ciri alga cokelat adalah sebagai berikut.
Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak, bercabang, atau filamen tidak bercabang.
Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid (cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.
Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini berupa laminarin.
Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asamalginat (algin).
Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan transportasi pada tumbuhan darat.
Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
Cara hidup
Alga cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang menyerupai daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang.
Peranan alga cokelat dalam kehidupan
Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.
Reproduksi
Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoosporaberflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.
Contoh alga cokelat, antara lain:
a) Fucus serratus
b) Macrocystis pyrifera
c) Sargassum vulgare
d) Turbinaria decurrens
Phaeophyta memiliki pigmen dominan fukosantin, bertalus terbesar di antara alga yang ada, dan memilliki pirenoid untuk menyimpan laminari di ruang antarsel.
Sargassum merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga ini banyak terdapat di perairan tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik sebelah barat, yaitu laut Sargasso.
Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang berasal dari Jepang. Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat Amerika Utara dan Inggris.
Ciri-ciri Sargassum :
a) bentuk talus seperti pohon
b) batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping
c) kantong udara berbentuk bulat
d) reseptakel mempunyai modifikasi cabang yang berbentuk bulat
e) konseptakel terdapat di ujung cabang-cabang
f) hidup di daerah literal dan sublitoral
g) hidup melayang di air atau melekat pada substrat.
Sargassum yang hidup melayang tidak dapat bereproduksi secara seksual tetapi dapat melakukan fragmentasi (Solomon et al. 2005).
Alga Merah (Rhodophyta)
Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna biru.
Ciri-ciri alga merah
Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang tubuhnya dilapisi kalsium karbonat.
Tidak memiliki flagela.
Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikroribril terutama adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium menunjukkan warna kemerah-merahan.
Cara hidup
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.
Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.
Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan maupun di perairan tawar.
Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.
Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata.
Peranan alga merah dalam kehidupan
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga kural memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang (Campbell et al. 2003; Solomon et al. 2005).
Rhodophyta berpigmen dominan fikoeritrin, mempunyai pirenoid untuk menyimpan tepung fluorid dan fluoridosid. Alga merah tidak menghasilkan sel yang motil.
Alga Keemasan (Chrysophyta)
Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas. Kelompok alga keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel, dan tipe flagela sel. Alga keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten, dan santofil.
1) Ciri-ciri alga keemasan
Ciri-ciri alga keemasan adalah sebagai berikut :
Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.
Alga keemasan yang bersel satu ada yang memiliki 2 flagela heterodinamik, yaitu sebagai berikut.
Satu flagela mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema. Flagela seperti ini disebut pleuronematik. Flagela pleuronematik mengarah ke anterior.
Satu flagela lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
Kedua flagela heterodinamik ini ada yang hampir sama panjangnya (contohnya pada synura) ada pula yang sedikit berbeda panjangnya (contohnya pada Ochromonas). Tidak semua alga. keemasan memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai satu flagela atau dua flagela yang sama bentuknya.
c) Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan. Persediaan makanan berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin). Selain itu di dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak.
2. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.
3) Cara hidup
Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan sendiri karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.
4) Reproduksi
Reproduksi pada alga keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil berflagela, yang disebut zoospora. Reproduksi seksual dengan cara membentuk sel khusus yang disebut auksospora. Auksospora adalah zigot yang dilindungi oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding sel pada umumnya.
5) Peranan alga keemasan dalam kehidupan
Alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut (Raven et al. 2005; Solomon e( al. 2005).
d. Diatom (Bacillariophyta)
Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang berkoloni.
1) Ciri-ciri umum diatom
Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah (kotak) disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Di antara dua kotak dan tutup terdapat rafe atau celah, dindingnya mengandung zat kersik (silika).
Inti sel berada di pusat sitoplasma,
Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti huruf H, periferal, dan pipih.
2) Habitat
Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos.
3) Cara hidup
Diatom termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis. Pigmen fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten, fukosantin, diatoksantin, dan diadi-noksantin.
4) Reproduksi
Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya. Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.
Peran diatom dalam kehidupan
Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam (Mader 2004; Solomon et al. 2005).
Alga Hijau (Chlorophyta)
Alga hijau memiliki pigmen, hasil metabolisme, dan struktur dinding sel yang mirip dengan tumbuhan darat. Berdasarkan data molekuler saat ini, banyak ilmuwan yang memasukkan kelompok ini dalam kingdom Plantae.
1) Ciri-ciri alga hijau
Ciri-ciri Chlorophyta adalah sebagai berikut :
Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni.
Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi.
Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok, busa, jala, atau bintang. Di dalam kloroplas terdapat ribosom dan DNA. Selain itu terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil asimilasi yang berupa tepung dan lemak. Organel lainnya adalah badan Golgi, mitokondria, dan retikulum endo-plasma.
Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma (bintik mata merah).
Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil, Vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
Inti sel alga hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti yang demikian disebut eukarion.
Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagela yang sama panjang.
2) Habitat
Habitat alga ini di air tawar, air laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada pula yang hidup di tempat yang kering.
3) Cara hidup
Alga hijau hidup secara autotrof. Alga ini berwarna hijau karena adanya klorofil a, b, beta-karoten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak.
4) Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma).
Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak.
5) Peranan alga hijau dalam kehidupan
Sifat alga hijau yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, di manapun habitatnya.
Contoh beberapa jenis alga hijau antara lain Spirogyra, Volvox, Chlamydomonas, Ulva, dan Stigeoclonium
.
Ciri-ciri dan Perbedaan Alga Cokelat, Merah, Keemasan, Hijau, dan Diatom :
Ciri-ciri
Alga cokelat (Phaeophyta)
Alga merah (Rhodophyta)
Alga keemasan (Chrysophyta)
Alga hijau (Chlorophyta)
Diatom (Bacillariophyta)
Contoh
Turbinaria Fucus Sargassum
Gracilaria Gelidium Eucheuma
Navicula Pinnularia Synura
Chlorella Ulva Spirogyra
Actinastrum Desmidium Bacteriastrum
Pigmen
klorot'il a dan c, fukosantin, karolen, . sanlofil
klorofil a dan b, karotenoid, fikosianin, fikoeritrin
klorofil a dan c, B-karoten, santofil
klorofil a, b, B-karoten, santofil
klorofil a dan c, karotenoid, fukosatin, diatoksantin, diadinoksantin
Habitat
pantai, air laut, air tawar
air tawar dan air laut
air tawar dan air laut
90% di air tawar dan 10% di laut
air tawar dan air laut
Bentuk talus
benang atau seperti tumbuhan tingkat tinggi
benang atau seperti tumbuhan tingkat tinggi
batang atau seperti telapak tangan
benang, lembaran, bola
talus terdiri dari 2 bagian, epiteka dan hipoteka
Reproduksi
1. aseksual
zoospora berflagela dua dan fragmentasi
spora haploid
zoospora berflagela banyak
zoospora
pembelahan hipoteka dan epiteka
2. seksual
Isogami/ oogami
persatuan sel spermatium dan karpogonium
persatuan sel sperma dan ovum
konjugasi
persatuan sel sperma dan ovum
Dinding sel
selulosa, asam alginat
manan dan xilan
kersik/silika
selulosa
silika (kersik)
Peranan
Fitoplankton dalam ekosistem air, asam alginat untuk industri makanan, farmasi, dan pupuk
bahan agar-agar dan sup
plankton, produsen di perairan laut
fitoplankton dalam ekosistem air, bahan makanan
bahan isolasi, penyekat dinamit, penggosok
Alga yang Menguntungkan
Chlorella dimanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan (food supplement) karena mengandung protein yang tinggi.
Spirogyra dimanfaatkan sebagai bahan sayuran, Karena dapat berfotosintesis.
Navicula dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak .Selain itu dimanfaatkan sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.
Laminaria dimanfaatkan di bidang industry tekstil (bahan pembuat gel, seperti hand and body), bidang makanan (ice cream), dan dimanfaatkan untuk membua tobat-obatan karena menghasilkan garam sodium, potassium, dan iodine.
Gelidium dimanfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar yang dapat dimakan.
Eucheumadi manfaatkan sebagai bahan pembuat agar-agar untuk keperluan laboratorium.
Gracillaria dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk es rumput laut.
Alga yang Merugikan
Alga hijau dapat mengganggu suatu perairan yang terlalu subur, karena alga ini dapat merubah warna airnya dan menimbulkan bau.
Alga merah bilater banyak jumlahnya di laut akan menyerap O2, sehingga menyebabkan populasi hewan yang ada di laut (ikan) akanberkurang / mati.
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan dibab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan yaitu:
Alga adalah protista yang mirip dengan tumbuhan, karena tubuhnya terdapat talus (bagian tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dandaun).
Ciri-ciri alga, seperti bersel eukariotik, uniseluler dan multiseluler, berhabitat air laut maupun air tawar, autotrof, dan bereproduksi secara vegetative dan generative.
Klasifikasi alga ada empat, yaitu Chlorophyta (Alga Hijau), Chrysophyta (Alga Keemasan), Phaeophyta (Alga Cokelat), dan Rhodophyta (Alga Merah).
Alga ada yang menguntungkan (sepertiChlorella, Spirogyra, Navicula,dll) danada yang merugikan (seperti alga hijaudan alga merah).
Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama . Protozoa merupakan kelompok lain protista eukaryotic. Protozoa memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik yaitu berukuran antara 3-1000 mikron. Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya ada yang berbentuk bola, memanjang, lonjong, berflagel, dan bersilia
Protozoa hidup di air atau di tempat yang basah. Beberapa spesies bersifat parasit. Hidupnya secara soliter ada juga yang berkoloni dan kosmopolit. Mempunyai alat gerak berupa pseudopodia, silia , atau flagella dan memiliki vakuola kontraktil sebagai system reapirasinya. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Klasifikasi protozoa antara lain : Rizhopoda , Flagellata, cilliata , Sporozoa. Protozoa juga berperan penting dalam kehidupan, salah satunya sebagai penyeimbang ekosistem. Beberapa protozoa juga merugikan karena menyebabkan penyakit.
IV.2 Saran
Bilaingin di konsumsi pilihlah alga yang memang dimanfaatkan sebagai makanan (sepertiGracillaria, Gelidium, Chlorella).
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, M. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Prawirohartono,SlametdanHidayati,Sri. 2007. SainsBiologi. BumiAksara; Jakarta
Pryantoro, Adi. 2010. Ciri – Ciri Cholorophyta (Alga Hijau). http://adios19.wordpress.com. Diakses tanggal 1 Oktober 2015.
Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Sulistroyini, A. 2009. Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
https://id.wikipedia.org/wiki/Alga
http://www.artikelsiana.com/2015/07/ganggang-pengertian-ciri-klasifikasi-SSreproduksi-peranan.html