LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PEWARISAN SIFAT YANG DITENTUKAN OLEH ALEL GANDA
KELOMPOK 6 KROMOSOM
Nama Anggota Kelompok :
TEMUNINGSIH
(4401412102)
PUTRI WAHYU SEPTIANA
(4401412089)
ARNI PURWANINGTYAS
(4401412123)
PENDIDIKAN BIOLOGI ROMBEL 4 Tanggal Pelaksanaan Praktikum : Senin, 13 Oktober 2014
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2014
A. JUDUL PRKTIKUM Judul praktikum pada tanggal 13 Oktober 2014 adalah : Pewarisan Sifat yang ditentukan oleh Alel Ganda.
B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada percobaan ini adalah: 1. Apa sajakah macam sifat-sifat genetic pada manusia yang ditentukan oleh seri alel ganda, dan alel apakah yang paling banyak dalam populasi kelas? 2. Berapakah frekuensi distribusi golongan darah system ABO pada populasi dalam kelas, dan sudahkan sesuai dengan frekuensi pada umumnya? 3. Berapakah frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis (ruas jari tangan) kedua pada populasi kelas? 4. Bagaimanakah kemungkinan genotip yang terjadi pada peristiwa tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua jari?
C. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari praktikum “pewarisan sifat yang ditentukan oleh alel ganda” ini adalah : 1) Mengenal beberapa sifat genetic pada manusia yang ditentukan oleh seri alel ganda. 2) Mengetahui distribusi golongan darah sistem ABO pada populasi kelas Biologi. 3) Mengetahui frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis ( ruas jari tangan ) kedua pada populasi kelas.
D. LANDASAN TEORI Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbeda-beda satu sama lain. Dalam persilangan ercis Mendel, keturunan F1 selalu terlihat seperti salah satu dari kedua varietas induk sebab salah satu alel dalam satu alel tersebut menunjukkan dominani sempurna terhadap alel yang satu lagi. Dalam situasi semacam itu, fenotip heterozigot dan homozigot dominan tidak dapat dibedakan (Campbell, dkk., 2010). Variasi lain pada hubungan dominansi diantara alel-alel disebut kodominansi. Dalam variasi ini, kedua alel sama-sama mempengaruhi fenotip dengan cara terpisah dan dapat dibedakan. Misalnya golongan darah MN manusia ditentukan oleh alel-alel kodominan untuk dua molekul spesifik yang terletak pada permukaan sel darah merah, molekul M dan N. satu lokus tunggal, yang bisa mengandung dua variasi alel, menentukan fenotipe golongan darah ini. Pada orang yang homozigot untuk alel N (NN) memiliki sel darah merah yang hanya mengandung molekul N. akan tetapi molekul M maupun N terdapat pada sel-sel darah merah orang yang heterozigot untuk alel M dan N (MN). Perhatikan bahwa fenotipe MN bukan pertengahan antara fenotipe M dan N, yang membedakan kodominansi dan
dominansi tak sempurna.fenotipe M maupun N sama-sama ditunjukkan oleh heterozigot, karena kedua molekul itu ada (Campbell, dkk., 2010). Hanya ada dua alel untuk karakter-karakter ercis yang dipelajari oleh Mendel, namun sebagian besar gen terdapat dalam dua bentuk alel atau lebih. Golongan darah ABO pada manusia misalnya, ditentukan oleh tiga alel dalam satu gen tunggal IA, IB, dan i. golongan darah seseorang (fenotipe) mungkin salah satu dari empat tipe: A, AB, AB, atau O. hurufhuruf ini mengacu pada dua karbohidrat-A dan B- yang bisa ditemukan dipermukaan sel darah merah. Sel darah seseorang mungkin memiliki karbohidrat A (golongan darah A), karbohidrat B (golongan darah B), keduanya (golongan darah AB), atau tidak keduanya (golongan darah O) (Campbell, dkk., 2010). Pada tahun 1900 K. Landsteiner menemukan lokus ABO pada manusia yang terdiri atas tiga buah alel, yaitu IA, IB, dan i. Dalam keadaan heterozigot IA dan IB bersifat kodominan, sedang i merupakan alel resesif Golongan darah ABO diatur oleh dua gen (alel) isoaglutinogen yang berinteraksi satu sama lain. Golongan darah yang dapat diperiksa merupakan fenotipe, sedangkan dua alel yang mengaturnya adalah genotip.Antigen A dan B bersifat kodominan, artinya keberadaan kedua antigen t ersebut sama-sama bersifat dominan terhadap tidak adanya antigen (O). Golongan darah A mungkin memiliki genotip AA atau AO. Demikian juga B, mungkin memiliki genotipe BB atau BO.Sedangkan O pasti memiliki genotipe OO dan AB memiliki genotipe AB. Telah
diketahui
bahwa
golongan
darah
seseorang
ditetapkan
berdasarkan
macamnya antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Orang yang mampu membentuk antigen-A memiliki alel IA dalam kromosom, yang mampu membentuk antigen-B memiliki alel IB, yang memiliki alel IA dan IBdapat membentuk antigen-A dan antigen-B, sedangkan yang tidak mampu membentuk antigen sama sekali memiliki alel resesif I. interaksi antara alel-alel IA, IB dan I menyebabkan terjadinya 4 fenotip golongan darah A, B, AB, dan O (Suryo, 1984) Lokus ABO mengatur tipe glikolipid pada permukaan eritrosit dengan cara memberikan spesifikasi jenis enzim yang mengatalisis pembentukan polisakarida di dalam eritrosit tersebut. Glikolipid yang dihasilkan akan menjadi penentu karakteristik reaksi antigenik tehadap antibodi yang terdapat di dalam serum darah. Antibodi adalah zat penangkal terhadap berbagai zat asing (antigen) dan zat-zat yang tidak diinginkan lainnya yang masukkedalam tubuh. Dalam tubuh seseorang tidak mungkin terjadi reaksi antara antigen dan antibodi yang dimilikinya sendiri. Karl Landsteener dalam penelitiannya menemukan adanya dua antibodi ialamiah disalam darah dan dua antigen pada permukaan eritrosit.Inilah penyebab terjadinya penggumpalan (aglutinasi) sel-sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang. Antigen dan antibody dalam golongan darah tersebut adalah (Agus dan Sjafaraenan, 2013). Golongan darah
Antigen dalam
Antibodi dalam
(fenotip)
Eritrosit
Serum
A
A
Anti-B
B
B
Anti-A
AB
A dan B
-
O
-
Anti-A dan anti-B
Namun, pada transfusi darah kemungkinan terjadinya reaksi antigen-antibodi yang mengakibatkan terjadinya aglutinasi (penggumpalan) eritrosit tersebut sangat perlu untuk diperhatikan agar aglutinasi dapat dihindari.Golongan darah diturunkan dengan persilangan genetik Mendel. Peluang golongan darah anak dilihat dari golongan darah kedua orangtuanya dapat dilihat pada tabel berikut (Utomo, 2009). Golongan
darah
Dari tabel di atas terlihat bahwa
Golongan darah anak
orang tua AB tidak mungkin memiliki anak
orang tua Ortu I
Ortu II
O
A
B
AB
dengan golongan darah O. Seperti halnya
O
O
+
-
-
-
dengan golongan darah A, B, AB, dan O,
O
A
+
+
-
-
maka fakor Rh mempunyai arti penting
O
B
+
-
+
-
dalam klinik. Dalam keadaan normal,
O
AB
-
+
+
-
serum dan plasma darah orang tidak
A
A
+
+
-
-
mengandung anti-Rh. Akan tetapi orang
A
B
+
+
+
+
dapat distimulir (dipacu) untuk membentuk
A
AB
-
+
+
+
anti-Rh,
B
B
+
-
+
-
darah.Sebelum melakukan transfusi darah
B
AB
-
+
+
+
AB
AB
-
+
+
+
alangkah
yaitu
dengan
baiknya
jalan
kecuali
transfusi
memeriksa
golongan ABO, juga memperhitungkan peranan faktor Rh (Suryo, 1984).
Fenotipe golongan darah Rh diatur oleh tiga pasang gen, yang diberi kode C/c, D/d, dan E/e. Gen yang berperan adalah kode D/d. Hanya genotipe d/d yang memberikan fenotipe Rh negatif, sedangkan genotipe D/D dan D/d memberikan fenotipe Rh positif. Faktor Rh juga diturunkan lewat persilangan genetik Mendel.Dua orang tua dengan Rh positif heterozigot mungkin memiliki anak dengan Rh negatif.Sedangkan wanita Rh negatif dapat memiliki anak Rh positif dengan pria Rh positif homozigot (Siti, 2011). Memang golongan darah ABO, baik itu Rh (+) maupun Rh (-), umumnya terdistribusi dengan golongan darah O paling dominan, diikuti golongan darah A, B, dan terakhir golongan darah AB paling tidak umum. Namun distribusi ini bervariasi jika ditinjau antarbangsa.Di kalangan orang Asia dan Afrika golongan arah Rh (-) sangat tidak umum (kurang dari 1%), sedangkan pada bangsa Basque (di Spanyol dan Prancis) populasi dengan Rh (-) mencapai 35%.Bangsa Eropa lain rata-rata memiliki populasi Rh (-) 15%. Di Turki dan Norwegia golongan darah A lebih banyak daripada O (Siti, 2011).
Setelah diketahui adanya inkompatibilitas mengenai faktor Rh yang dapat menimbulkan bahaya pada bayi, maka para ahli mulai menaruh perhatian dengan melakukan penyelidikan inkompabilitas dalam berbagai tipe golongan darah (Suryo, 1984).
E. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum “ pewarisan sifat yang ditentukan oleh alel ganda” ini adalah: 1. Kegiatan 1 ( Golongan Darah ) 1) Darah 2) Serum anti A ( biru ), Serum anti B ( kuning ), Serum Anti A B ( merah ) 3) Kaca objek 4) Blood lancet 5) Kapas, alkohol 70% 6) Pengaduk/ tusuk gigi 2. Kegiatan 2 ( Segmen Digitalis ) 1) Jari tangan 2) Loup 3) Alat tulis
F. LANGKAH KEGIATAN
.
Cara kerja yang digunakan dalam praktikum “ pewarisan sifat yang ditentukan oleh alel ganda” ini adalah:
Kegiatan 1. Golongan Darah sistem Menguji setiap
darah
Mengumpulkan data golongan
mahasiswa
darah dan memasukkan dalam
golongan
menggunakan tes anti serum
table pengamatan
Menghitung presentase golongan darah dalam satu kelas
Kegiatan 2. Penagamatan ada tidaknya rambut pada segmen digitalis tangan
Dengan menggunakan loup , mengamati sisi dorsal dari segmen digitalis
Menentukan fenotip dan genotip sdr dan memasukkan kedalam table en amatan
Membuat table pengamatan G. HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA 1. Hasil Pengamatan Setelah dilakukan percobaan pada golongan darah, dan segmen digitalis, maka didapatkan hasil sebagai berikut: a. Golongan darah NO
NAMA MAHASISWA
GOLONGAN DARAH
1
Amalina Indratun
B
2
Farida Hidayah
B
3
Muhammad Anwarudin Zuhri
B
4
Ana Fatonah
B
5
Arista Novihana
AB
6
Dewi Masitoh
O
7
Debbie Linda Fatma
B
8
Elen Dining Riani
O
9
Nur Rohmiatun
B
10
Ulfa Damayanti
B
11
Filda Syahfitri Andzani
O
12
Agus Setiowati
B
13
Maya Puspita Rini
A
14
Yesy Milada Paula Pratama
A
15
Eramona Dahiya
O
16
Putri Wahyu Septiana
A
17
Temuningsih
O
18
Arni Purwaningtyas
A
19
Afifudin
A
20
Septa Ariani
O
21
Zumala Nila Sari
O
22
Rizky Amaliyah
A
23
Muhammad Alifian Febrianto
B
24
Nur Khikmah Fitri
A
25
Rivetta Astri Novitasari
A
26
Soimatun Febriyani
O
27
Joko Purwanto
B
27
Idha Meyasa
O
29
Wafak Bunaya
B
30
Muhammad Safi Fadli
O
b. Segmen digitalis ALEL GANDA
HASIL Arni P.
Putri Wahyu S.
Temuningsih
X
X
X
H H2 H3 H4 H
2. Alanisis Data Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilaksanakan, maka didapatkan dua hasil prcobaan, yaitu percobaan mengetahui golongan darah dan percobaan mengamati tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua jari tangan. Pada percobaan golongan darah dapat diketahui bahawa jumlah mahasiswa Rombel 4 Pendidikan Biologi yang mempunyai golongan darah A sebanyak 8 mahasiswa, jumlah mahasiswa bergolongan darah B sebanyak 11 mahasiswa, mahasiswa bergolongan darah O adalah 10 mahasiswa dan yang bergolongan darah AB adalah 1 orang. Sedangkan pada percobaan dalam mengetahui tumbuhnya rambut pada segmen digitalis pada jari-jari tangan didapakan hasil baha semu anggota kelompok 6 (Kromosom) mempuntai tipe Aleh H 1. 3. Presentase dan Grafik Distribusi Golongan Darah Perhitunagn presentase golongan darah. Jumlah seluruh populasi= 30 mahasiswa Jumlah golongan darah A= 8 mahasiswa Jumlah golongan darah B= 11 mahasiswa Jumlah golongan darah O= 10 mahasiswa Jumlah golongan darah AB= 1 mahasiswa Presentase golongan darah A Presentase golongan darah B
Presentase golongan darah O
Presentase golongan darah AB
Berikut adalah grafik persebaran golongan darah di kelas Rombel 4 Pendidikan Biologi 2012:
Grafik Distribusi Frekusensi Golongan Darah 12
10
8
6
4
2
0 Golongan Darah A
Golongan Darah B
Golongan Darah 0
Golongan Darah AB
I. PEMBAHASAN Praktikum ini membahas mengenai pewarisan sifat yang ditentukan oleh alel ganda (golongan darah dan pengamatan rambut pada segmen digitalis) dan gen yang terangkai seks, yaitu buta warna. 1. Golongan Darah Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda dan golongan darah seseorang dapat mempunyai airti penting dalam kegidupan. Alel ganda merupakan faktor yang memiliki lebih dari dua macam alel, meskipun tidak ada satupun makhluk hidup diploid yang mempunyai lebih dari dua macam alel untuk tiap faktor. Sebeb timbulnya alel ganda adalah peristiwa mutasi gen. Pada percobaan ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah, yaitu dengan melakukan uji darah probandus dengan menetesi darah dengan zat anti. Zat anti yang digunakan pada percobaan ini ada tiga macam, yaitu zat anti A, zat anti B dan zat anti AB. Tangan probandus yang akan diambili darahnya terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70%. Fungsi alkohol ini adalah untuk mensterilkan tangan agar tidak ada mikroba, kuman atau bakteri, sehingga tidak terjadi infeksi setelah penusukan. Dengan menggunakan jarum lancet, darah diambil dari jari manis probandus, setelah itu meneteskan darah di atas gelas objek pada tiga titik berbeda. Jarum lancet yang diguakan, selanjutnya diletakkan dalam
keadaan terbalik. Kemudian meneteskan zat anti A, B dan AB pada masing-masing tetesan darah dan mengaduknya dengan tusuk gigi. Zat anti ini berfungsi untuk menentukan golongan darah yang ditandai dengan ada tidaknya aglutinasi. Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan pada uji golongan darah pada probandus (Putri), perlakukan pada gelas benda setelah ditetesi zat anti B, darah tidak mengalami penggumpalan dan setelah ditetesi zat anti A dan AB darah mengalami penggumpalan. Sehingga dapat disimpulakan bahwa sampel darah yang terdapat pada probandus adalah A, begitu pula pada Maya, Yesy, Arni, Afif, Rizky, dan Vetta (No 13, 14, 16, 18, 19, 22, 25). Pada uji golongan darah Nila, didapatkan golongan darah O. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi zat anti A, B dan AB darah tidak menggumpal. Begitu pula pada Dewi, Elen, Filda, Ningsih, Febry, Idha dan Safi (No 6, 8, 15, 17, 20, 21, 26, 29, 30). Pada uji golongan darah Farida, diketahui bahwa golongan darahnya adalah B. Hal ini terjadai karena darah pada saat ditetesi zat anti A tidak menggumpal, tetapi pada saat ditetesi zat anti B dan AB darah mengalami penggumpalan. Begtu pula pada Amalina, Anwar, Ana, Debbie, Rohmi, Ulfa, Alifian, Joko, dan Wafak (No 1, 3, 4, 7, 9, 10, 12, 23, 27, 28). Dari 30 populasi kelas hanya ada satu orang yang mempunyai golongan darah AB yaitu Arista. Pada golongan darah AB, terjadi penggumpalan pada darahnya setelah ditetesi zat anti A, B, dan AB. Aglutinogen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Anti gen biasanya berupa protein atau polisakarida, tetapi juga dapat berupa molekul lainnya termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Zat anti gen ada tiga macam, yaitu zat anti A, B dan AB. Dimana zat anti A hanya terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan zat anti B hanya terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O. Serum adalah zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin yang dihasilkan di dalam sel darahnya, sehingga yang disebut dengan ati serum adalah zat anti atau aglutinin yang tidak dihasilan seseorang di dalam sel darahnya. Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum alfa (anti A) dan zat anti AB, darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadai dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya membuat aglutinin anti-B. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi yang terdapat antigen B dalam serum darahnya. Dikatakan golongan darah B, karena setelah darah dicampur dengan serum Beta (anti B) dan zat anti AB, darah tersebut mengalami agutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin anti-A. Individu dengan golongan darah memiliki sel darah merah dengan
antigen B pada permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi yang terdapat antigen A dalam serum darahnya. Dikatakan golongan darah O, karena darah tidak mengalami aglutinasi setelah darah dicampur dengan serum Afa (anti A), serum Beta (anti B) dan zat anti AB. Hal ini dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen dan serum darahnya dapat membuat aglutinin anti-A dan aglutinin-B. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah merah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan membran selnya dan dalam serum darahnya tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma darah) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai proptrombin. Pembentukan trombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca
2+
.
Pada percobaan yang dilakukan pada populasi kelas Rombel 4 Pendidikan Bologi, didapatkan hasil bahwa golongan darah B paling banyak dimiliki yaitu sekitar (36, 67%), dan berbeda satu angka dengan golongan darah O (33,33%) kemudian disusul oleh golongan darah A (26, 67%) dan yang terakhir adalah golongan darah AB (3, 33%). 2. Pengamatan Tumbuhnya Rambut pada Segemen Digitalis Kedua Jari Peristiwa lain dari alel ganda adalah tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua jari. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tiga anggota kelompok VI, didapatkan hasil bahawa semua anggota kelompok memiliki tipe H 1, dimana semua jari tangannya terdapat rambut yang tumbuh. Sehingga angka presentasenya adalah 100% anggota kelompok VI memiliki tipe H 1. Tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua jari disebabkan karena adana alel ganda. Alel ganda ini ditimbulkan karena adanya peristiwa mutasi gen. Dimana gen dapat dapat berubah menjadi bentuk-bentuk alternatif oleh proses mutasi. Bedasarkan teori, penentuan dominasi pada rambut digitalis kedua jari tangan adalah sebagai berikut. H1>H2>H3>H4>H5. Dimana: H1= rambut terdapat pada semua jari H2= rambut terdapat pada jari kelingking H3= rambut hanya terdapat pada jari manis dan jari tengah H4= rambut hanya terdapat pada jari manis saja H5= tidak ada rambut pada keempat jari. Artinya menunjukkan bahwa H 1 dominan terhadap H 2, H3, H4 dan H5. Sedangkan H2 dominan terhadap H 3, H4 dan H5. Kemudian H4 dominan terhadap H 5. Sehingga dengan diketahui kedudukannya, maka dapat disimpulakan bahwa genotip yang dimiliki oleh orang
yang terdapat tumbuhnya rambut pada semua jari kecuali ibu jari adalah H 1H1, H1H2, H1H3, H1H4, H1H5. Bagi orang yang memiliki rambut yang tumbuh pada hari kelingking, maka memiliki genotip, H 2H2, H2H3, H2H4, H2H5. Orang yang mempunyai rambut hanya terdapat pada jari manis dan jari tengah, maka memiliki genotip H 3H3, H3H4, H3H5 dan bagi orang yang rambut hanya terdapat pada jari manis saja, maka genotipnya H 4H4, H4H5 dan yang terakhir adalah orang yang tidak mempunyai rambut pada keempat jari, maka genotipnya adalah H5H5.
J. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahawa: 1. Sifat genetik manusia yang ditentukan oleh seri alel ganda antara lain golongan darah sistem ABO dan tumbuhnya rambut pada segmen digitalis. 2. Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian, yaitu golongan darah A, B, O, dan AB. 3. Genotip yang dimiliki oleh masing-masing golongan darah yaitu golongan darah A: I A I A dan I A IO, golongan darah B: I B IB dan IB IO, golongan darah O: I O IO. Golongan darah AB: I A IB 4. Apabila darah dicampur dngan zat anti A dan AB mengalami penggumpalan dan darah dicampur dengan zat anti B tidak menggumpal, maka golongan darah tersebut adalah A. 5. Apabila darah dicampur dngan zat anti B dan AB mengalami penggumpalan dan darah dicampur dengan zat anti A tidak menggumpal, maka golongan darah tersebut adalah B. 6. Apabila darah dicampur dngan zat anti A, B dan AB tidak mengalami penggumpalan, maka golongan darah tersebut adalah O. 7. Apabila darah dicampur dngan zat anti A, B, dan AB mengalami penggumpalan, maka golongan darah tersebut adalah AB. 8. Distribusi frekuensi golongan darah ABO pada populasi kelas adalah A= 26,67%, B= 36,67%, O= 33,33%, AB=.3,33%. 9. Hasil yang diperoleh dari pengamatan pada tumbuhnya rambut pada segmen digitais kedua tangan adalah H 1= 3, H2= 0 , H3= 0 , H4= 0, H5= 0. 10. H1 dominan terhadap H 2, H3, H4 dan H5. Sedangkan H 2 dominan terhadap H 3, H4 dan H5. Kemudian H 3 dominan terhadap H 4 dan H5, dan H4 dominan terhadap H 5.
K. DAFTAR PUSTAKA Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W., Tjitrosomo, S.S., Sugiri, N., 1983.Biologi Jilid 1 Edisi Kelima.Erlangga. Jakarta. Suryo, H. 1984.Genetika Manusia. Gadja Mada University Press. Yogyakarta. Siti,
Annisa,
2011. Faktor
penentu
penggolongan
darah. http://Sitianiezha.blogspot.com. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2014 pukul 11.20 WIB.
L. JAWABAN PERMASALAHAN 1. Pertama kali ditemukan adalh golongan darah dan filialnya 2. Frekuansi golongan darah ABO pada populasi kelas adalah A= 26,67%, B= 36,67%, O=33,33%,AB=.3,33%. Tidak sesuai, karena pada umumnya golongan darah palin banyak adalah O>B>A>AB 3. Golongan darah O: Genotip= IoIo. Ayah: A= I AI A dan I AIo dan ibu: O= IoIo 4. Alel yang paling banyak adalah H 1
M. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Serum Anti A, B, dan AB
Golongan darah A
Golongan darah B
Golongan darah O
Golongan darah AB