Akut Limb Isk Iskemik emik Merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan penurun an ke ekstremitas secara tiba-tiba tiba-tib a yang yang menyebabkan gangguan pada kemampuan pergerakkan, rasa nyeri nyeri atau tanda-tanda tanda-tanda iskemik berat b erat dalam jangka waktu dua minggu. Akut limb iskemik adalah oklusi akut dari suatu suatu arteri pada ekstremitas dimana merupakan prnurunan secara tiba-tiba tiba-tib a atau perburukan perfusi perfus i anggota gerak gerak yang menyeba menyebabkan bkan ancaman potensial terhadap terhadap viabilitas ekstremitas
Etiologi a. Penyebab tersering adalah bifurkasio aorta (kebanyakan arterial emboli-80%-terbentuk disini). b. Sumber lain emboli dari jantung: jendalan pada otot yang mati setelah inferk miokard; endocarditis; myxoma. c. Sumber lain: aneurisma, plak atheromatous. 1. In situ thrombosis dari penyakit aterosklerotik oklusif yang telah ada 2. Trombosis dari aneurisma arteri yang telah ada 3. Trauma vaskuler
Terdapat manifestasi klinis yang berbeda pada akut limb iskemik yang akut limb disebabkan oleh thrombus dan emboli emboli tanda dan gejala yang muncul secara tiba-tiba dalam beberapa menit, tidak terdapat klaudikasio, ada riwayat atrial fibrilasi, ektremitas yang terkena tampak kekuningan (yellowish), pulsasi pada kolateral ekstremitas normal, dapat terdiagnosa secar klinis dn dilakukan pengobatan dengan pemberian warparin atau embolectomy thrombus gejala yang muncul dapat tejadi dalam beberapa jam sampai berhari-hari, ada klaudikasio, ada riwayat aterosklerotik kronik, ekstremitas yang terkena tampak sianotik dan lebam, pulsasi pada kolateral ekstremitas tidak ada, dapat terdiagnosa dengan angiography dan dilakukan tindakan bypass atau pemberian obat-obatan sepeti fibrinolitik.
u er or as as a u m iskemik dapat dikategorikan sebagai berikut 1. Kelas I : perfusi jaringan masih cukup, walaupun terdapat penyempitan arteri, tidak ada kehilangan sensasi motorik dan sensorik, masih bias dengan obat-obatan pada pemeriksaan Doppler signal audible 2. Kelas IIa : perfusi jaringan tidak memadai pada aktivitas tertentu. Timbul klaudikasio intermiten yaitu nyeri pada otot ektremitas bawah ketika berjalan dan memaksakan berhenti berjalan, nyeri hilang jika pasien istirahat dan sudah mulai ada kehilangan sensorik. Harus dilakukan pemeriksaan angiography segera untuk mengetahui lokasi oklusi dan penyebab oklusi 3. Kelas IIb : perfusi jaringan tidak memadai, ada kelemahan otot ekstremitas dan kehilangan sensasi pada ekstremitas. Harus dilakukan intervensi selanjutnya seperti revaskularisasi ataupun embolektomy 4. Kelas III : telah terjadi iskemia berat yang mengakibatkan nekrosis, kerusakan saraf yang permanen, irreversible, kelemahan ekstremitas, kehilangan sensasi sensorik, kelainan kulit atau gangguan penyembuhan lesi kulit. Intervensi tindakan yang dilakukan yaitu amputasi.
Gejala ALI dapat digambarkan dengan 6 P yaitu :
1. Pain / nyeri : yang hebat terus-menerus terlokalisasi di daerah ekstremitas dan muncul tiba-tiba, intensitas nyeri tidak berhubungab dengan beratnya iskemia karena pasien yang mengalami neoropathy dimana sensasi terhadap nyeri menurun. 2. Pallor / pucat : tampak putih, pucat dan dalam beberapa jam dapat menjadi kebiruan atau ungu / mottled 3. Pulselless : denyut nadi tidak teraba dibandingkan pada dua ekstremitas 4. Parasthesia : tidak mampu merasakan sentuhan pada ekstremitas 5. Paralisis : kehilangan sensasi motorik pada ekstremitas, adanya parasthesia dan paralisis merupakan pertanda yang buruk dan membutuhkan penanganan segera 6. Poikilothermia : dingin pada ekstremitas
Diagnosi
Anamnesis Anamnesis mempunyai 2 tujuan utama: menanyakan gejala yang muncul pada kaki yang berhubungan dengan keparahan dari iskemia anggota gerak (sakit sekarang) dan mengkaji informasi terdahulu (seperti, riwayat klaudikasio, intervensi baru pada arteri proksimal ataupun kateterisasi diagnostic kardiak), menyinggung etiologi, diagnosis banding, dan kehadiran dari penyakit yang signifikan secara berbarengan.
· Kemunculan penyakit · Gejala kaki pada ALI berhubungan secara primer terhadap nyeri atau fungsi. Onset serangan dan waktu nyeri yang tiba-tiba, lokasi dan intensitasnya, bagaimana perubahan keparahan sepanjang waktu kesemuanya harus digali. Durasi dan intensitas nyeri adalah penting dalam membuat keputusan medis. Onset tiba-tiba dapat memiliki implikasi etiologi (seperti, emboli arteri cenderung muncul lebih mendadak daripada arterial thrombosis), sedangkan kondisi dan lokasi nyeri dapat membantu menegakkan diagnosis banding.
Riwayat dahulu · Hal ini penting untuk ditanyakan, apakah pasien mempunyai nyeri pada kaki sebelumnya (seperti, riwayat klaudikasio), apakah telah diintervensi untuk sirkulasi yang buruk pada masa lampau, dan apakah didiagnosis memiliki penyakit jantung (seperti, atrial fibrilasi) maupun aneurisma (seperti, kemungkinan sumber emboli). Pasien juga sebaiknya ditanyakan tentang penyakit serius yang berbarengan atau factor risiko aterosklerotik (hipertensi, diabetes, penggunaan tembakau, hiperlipidemia, riwayat keluarga terhadap serangan jantung, stroke, jendalan darah, atau amputasi.) “
”
Pemeriksaan fisik Pulsasi Apakah defisit pulsasi bersifat baru atau lama mungkin sulit ditentukan pada pasien penyakit arteri perifer (PAD) tanpa suatu riwayat dari gejala sebelumnya, Suatu rekaman pemeriksaan lampau, atau penemuan deficit pulsasi yang sama pada ekstremitas kontralateral adalah penting. Pulsasi pedis mungkin normal pada kasus mikroembolisme yang mengarah pada disrupsi plak aterosklerotik atau emboli kolesterol. Warna dan temperatur Harus dilakukan pemeriksaan terhadap abnormalitas warna dan temperatur. Warna pucat dapat terlihat, khususnya pada keadaan awal, namun dengan bertambahnya waktu sianosis lebih sering ditemukan. Rasa yang dingin, khususnya ketika ekstremitas sebelahnya tidak demikian, merupakan penemuan yang penting
Kehilangan fungsi sensoris Pasien dengan kehilangan sensasi sensoris biasanya mengeluh kebas atau parestesia, namun tidak pada semua kasus. Perlu diketahui, pasien dengan diabetes dapat mempunyai deficit sensoris sebelumnya, dimana hal ini dapat membuat kerancuan dalam membuat hasil pemeriksaan.
Kehilangan fungsi motorik Defisit motorik merupakan indikasi untuk tindakan yang lebih lanjut, limb-threatening ischemia. Bagian ini berhubungan dengan fakta bahwa pergerakan kaki diproduksi utamanya oleh lebih banyak otot proksimal, dimana iskemia mungkin lebih dalam. Untuk mendeteksi kelemahan otot awal, fungsi dari otot intrinsic kaki harus diuji,. Sekali lagi, hal yang penting diingat bahwa membandingkan hasilnya dengan kaki sebelahnya merupakan hal yang sangat berguna.
Uji Diagnostik
Preoperative arteriogram pada pasien dengan riwayat arterial occlusive disease. Angiografi Doppler vaskuler MRCT Elektrokardiografi Echokardiografi
Terapi utama dari iskemia akut adalah pembedahan dalam bentuk embolectomy atau tindakan rekonstruksi pembedahan vaskulas yang pantas. Terapi nonpembedahan pada iskemia akut dari episode emboli atau trombotik dapat dilakukan dengan streptokinase atau urokinase. Preintervensi antikoagulan dengan kadar terapeutik heparin mengurangi morbiditas dan mortalitas (dibandingkan dengan tidak menggunakan antikoagulan) dan merupakan bagian dari keseluruhan strategi terapi pada pasien. Hal ini bukan hanya membantu melindungi terbentuknya jendalan darah namun dalam kasus embolisme arterial, mitigasi melawan embolus lainnya