Agama dan Korupsi Oleh Muhamad Ali INDONESIA adalah bangsa religius sekaligus bangsa terkorup di Asia. Agama iya, korupsi juga iya. Seperti disinggung Albert asibuan, !ung atta pernah mengatakan, "Korupsi telah menjadi seni dan bagian dari budaya Indonesia." #Kompas, $%&'&%() *adahal, seperti kata Samuel untington dalam +lash o +i-iliations #$//') dan 0a1ren2e E arrison dalam +ulture Matters #(%%%), budaya korupsi adalah penyebab terjadinya kemunduran dan keterbelakangan suatu masyarakat. "Sebuah bangsa akan han2ur ketika moralitasnya han2ur", tegas penyair Arab, Syau3i !eik. Sadar akan kenyataan ini, kita bertanya4tanya, mengapa beragama tidak berarti tidak korupsi5 Keberagamaan ma2am apa yang dapat eekti men2egah korupsi5 Se2ara etimologis, korupsi #korruptie, bahasa !elanda) mengandung arti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, penyuapan #ris1ah, bahasa Arab), penggelapan, kerakusan, amoralitas, dan segala penyimpangan dari kesu2ian. Dalam konteks politik, korupsi berarti setiap tindakan penyele1engan dan penyalahgunaan 1e1enang seperti penyalahgunaan anggaran pembangunan. Dampak korupsi tidak hanya bersiat ekonomis dan politik seperti high 2ost e2onomy dan kerugian negara, tetapi juga bersiat moral dan budaya, yang menyebabkan bangsa ini sulit keluar dari krisis multidimensi. 666 SE7A8 terkait dengan nilai dan moralitas, agama4agama memiliki hubungan dengan korupsi, karena agama4agama selalu bi2ara dimensi moral4spiritual. Namun, tidak jelas keterkaitan korupsi dan keberagamaan. !egitu banyak orang yang dianggap alim dan saleh justru berbuat korupsi. 9ajin sembahyang tidak berkorelasi positi dengan bersih dari korupsi. Mengapa demikian5 Apakah ini berar ti agama gagal dalam mengubah perilaku penganutnya ataukah penganutnya tidak tepat dalam memaknai peran agama bagi dirinya5 Mungkin kita terlalu o-er4estimate terhadap peran agama. Agama sering dipaksa untuk menja1ab segala persoalan #pana2ea). *adahal, agama juga sulit terpisahkan dari budaya masyarakat tertentu. Klaim bah1a agama itu serba melingkup justru sering memba1a penasiran agama yang sempit dan pemaksaan penasiran yang jarang menyelesaikan masalah itu sendiri. Keberagamaan sering justru menjadi bagian dari masalah itu sendiri yang harus diatasi. Namun, kita juga tidak perlu under4estimate, seolah4olah agama tidak mampu mendorong antikorupsi. !ukan agama yang gagal, tetapi tokoh dan penganut agama itu yang belum memaknai agama se2ara tepat. Agama itu sendiri berbeda dengan keberagamaan #religiosity). Kesalehan indi-idual belum tentu memba1a kesalehan sosial dan proesional. Agama4agama tidak membenarkan kebejatan, ketidakjujuran, dan segala bentuk amoralitas sosial. Agama4agama mengajarkan moral mulia, budaya malu, kukuh dalam kebaikan, gaya hidup sederhana, etos kerja tinggi,
serta orientasi pada kemajuan memperbaiki moralitas manusia.
dan
prestasi. Agama4agama bertujuan
Sayang, keberagamaan substanti sema2am itu masih asing dalam 1a2ana dan perilaku umat beragama. 666 SA0A satu sebab korupsi adalah pandangan dunia #mind4set) sebagian masyarakat yang keliru, yang dipengaruhi nilai4nilai agama dan budaya yang tidak kondusi bagi kehidupan yang bersih. !agi banyak orang, agama atau iman lebih sering membelenggu ketimbang membebaskan. Agama 2enderung melangit, tidak membumi, mandul, tidak berdaya, kehilangan -italitas, kurang menggerakkan penganutnya untuk akti membebaskan diri dari perbuatan jelek, termasuk korupsi. *enasiran agama yang hariah, teks4tual, dan kaku seperti doktrin takdir bah1a :uhan menentukan segalanya dan manusia 2uma nrimo apa adanya, memba1a keberagamaan yang pasi dan tidak liberati. Agama sebatas bersiat ormal, padahal pada saat yang sama pembusukan moral sedang terjadi. !agaimana mengobyektiikasi agama sehingga ia berperan positi terhadap upaya pemberantasan budaya korupsi5 Apabila pendekatan politik dan hukum lebih bersiat represi #meski juga bersiat pre-enti) dalam pemberantasan korupsi, maka agama berlaku lebih pada le-el pre-enti. :imbul anggapan, undang4undang antikorupsi dengan sendirinya akan menjamin penanggulangan korupsi. *adahal, hukum kurang menyentuh tataran pre-enti. Siapa yang dapat menjamin, gerak4gerik seseorang setiap detik diperhatikan aparatur hukum5 Agama, dalam konteks demikian, memosisikan dirinya sebagai bimbingan dan kontrol transendental #Ilahi). !ah1a penganut agama seharusnya merasa dikontrol oleh ;at
666 *E9AN lain agama adalah membasmi kemiskinan #2ulture o po-erty) sebagai salah satu sebab korupsi. >aji ke2il, misalnya, lebih mudah memi2u tindak korupsi. Karena itu, tidak heran di dunia ketiga, tingkat korupsi lebih tinggi dari di negara maju. Meski kaya ternyata bisa korupsi, bahkan kualitas korupsinya lebih tinggi. !anyak kasus korupsi di Indonesia yang melibatkan orang kaya dan publi2 igure. Namun, orang kaya yang berbuat korupsi sebenarnya mengidap 2ulture o po-erty karena tidak kunjung merasa 2ukup. Karena itu, agama mengajarkan budaya 2ukup #2ulture o ade3uateness) material maupun mental spiritual. Kekayaan spiritual dalam 1ujud moralitas yang mulia lebih berharga daripada kekayaan material yang diperoleh dan dinikmati tanpa kemuliaan moralitas. Kini, korupsi tidak terbatas di lembaga4lembaga "sekuler" saja, tetapi "merajalela" dan me1abah pula di lembaga4lembaga "agama". !aik pada partai4partai non4agama maupun partai4partai agama, institusi4institusi keagamaan, semua bisa menjadi bagian dari budaya korupsi. !egitu pula, organisasi4organisasi yang mengurus urusan keagamaan seperti ibadah ritual #perjalanan haji, 1aka, akat), pendidikan, dan kegiatan sosial lainnya, tidak steril dari korupsi. Kemauan politik *residen Mega1ati dalam pemberantasan korupsi seperti diusulkan ahli hukum Albert asibuan, amatlah penting, tetapi tidak memadai. Komisi *emberantasan :indak *idana Korupsi dan 0SM40SM seperti Indonesian +orruption ?at2h, >o-ernment ?at2h, dan *arliament ?at2h, harus didukung masyarakat luas, termasuk ormas4ormas keagamaan seperti N8 dan Muhammadiyyah. Salah satu sebab gagalnya penanggulangan korupsi adalah minimnya dukungan masyarakat. :okoh dan lembaga keagamaan tidak merasa menjadi bagian dari gerakan4gerakan antikorupsi. *ara pen2eramah agama paling banter menyinggung soal korupsi dalam konteks sekadar menyerang la1an politik yang dituduh melakukan korupsi #bersiat politis), bukan men2ari akar4akar penyebab korupsi dan bagaimana mengikis korupsi. 666 SA0A satu sebab gagalnya pemberantasan korupsi adalah kurangnya ungsi penga1asan sesama masyarakat akibat ketidakpedulian. Dengan adanya hierarki institusi keagamaan gereja dan ulama, tokoh agama yang di atas melakukan penga1asan tokoh ag ama yang di ba1ah, begitu seterusnya. *ada semua le-el itu, para tokoh agama menga1asi penganut masing4masing. !egitu pula sesama penganut agama menga1asi tokoh agamanya dan sesama penganut. :ransparansi dan akuntabilitas tidak hanya harus ditunjukkan pemerintah, tetapi juga 2i-il so2iety. !egitu pula, lembaga lintas agama harus menyentuh soal korupsi sebagai agenda bersama. @arid Esa2k #$//) telah merintis solidaritas antaragama demi pembebasan dari ketidakadilan di Arika Selatan. !agi kita, pluralisme juga berarti solidaritas dan kerja sama memberantas korupsi. Saatnya kita memperkuat komitmen memberantas korupsi melalui keberagamaan substanti liberati sebagai modal sosial kita yang sangat penting. M8AMAD
A0I
Dosen @akultas 8shuluddin 8ni-ersitas Islam Negeri #8IN)
Syari idayatullah 7akarta
Sumber !erita =
Kompas $( 7uli (%%(