11
Prof. DR. dr. dr. Johann Johanna a M. Kandouw, SpP SpPA A (K)
2
Berbagai macam sel manusia
REGULASI & PERTUMBUHAN SEL Pergantian sel yang rusak atau mati penting untuk menjaga kelangsungan hidup. Perbaikan jaringan meliputi dua proses:
Regenerasi,yang berarti penggantian sel mati dengan proliferasi sel yang jenisnya sama Penggantian oleh jaringan ikat atau fibroplasia 3
JENIS SEL
Sel dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan kemampuan proliferatifnya dan hubungannya dengan siklus sel:
seperti epitel permukaan,da pe rmukaan,dan n sel sumsum tulang serta hematopoitik. sel yang secara normal lambat mengalami pergantian tetapi dapat membelah deng an cepat sebagai respon terhadap ter hadap berbagai rangsangan misalnya sel hati, ginjal, fibroblast, fib roblast, otot polos dan endotel. yang tidak dapat menbelah setelah lahir contohnya, sel saraf (neuron), otot rangka dan otot jantung. 4
KONTROL PERTUMBUHAN SEL Pertumbuhan sel di induksi oleh faktor pertumbuhan (Growth Factor) seperti: EGF/ Epidermal Growth Factor TGF alpha/ Transforming Growth Factor Alpha FGF/ Fibroblast Growth Factor Faktor penghambat pertumbuhan antara lain: TNF/ Tumor necrosis factor TGF Beta
5
SIKLUS SEL
G0-G1-S-G2-M
S: Sintesis M: Mitosis
6
HIPERPLASIA
Penambahan jumlah sel pada suatu jaringan volume organ meningkat Biasanya disertai hipertrofi Banyak terjadi pada sel epithelial, hematopoetik dan jaringan ikat Sedikit terjadi pada sel saraf, otot jantung dan otot rangka. 7
HIPERPLASIA FISIOLOGIK
Hormonal hiperplasia Proliferasi endometrium setelah rangsangan estrogen Proliferasi kelenjar payudara selama kehamilan Compensatory hiperplasia Hiperplasia hati setelah hepatektomi partial. Regenerasi hepar ini karena: TGF-alpha dan HGF Regenerasi terhenti karena TGF-Beta 8
Hiperplasia patologik
Umumnya disebabkan berlebihnya kadar hormon Contoh: hiperplasia endometrium atipik akibat berlebihnya hormon estrogen Stimulasi faktor pertumbuhan yg berlebihan Contoh: proliferasi epitel skuamosa cerviks karena induksi virus HPV.
9
HIPERPLASIA Jika Rangsangan hormonal atau stimulasi growth factor dihilangkan maka hiperplasia menghilang.
Dapat menimbulkan tumor jinak / ganas
10
11
Hipertrofi
Peningkatan volume/ukuran sel pembesaran organ. Penambahan jumlah organel (mis: miofilamen), tidak ada sel baru. Hipertrofi timbul akibat respon terhadap peningkatan kebutuhan sel, tetapi sel tidak bisa membelah untuk membagi beban kerja. Ada batas kompensasi sel untuk peningkatan beban 12
Hipertrofi fisiologi misalnya uterus wanita hamil (hormonal), binaragawaan (kebutuhan fungsional, diinduksi beban kerja).
Hipertrofi Patologik, Bila hipertrofi melebihi kapasitas jaringan pembesaran jantung akibat hipertensi atau penyakit katup aorta
13
14
Gambaran mikroskopik otot hipertrofi (kiri) dibandingkan otot normal (kanan)
15
Atrofi
Pengerutan / berkurangnya ukuran sel akibat hilangnya material/substansi sel pengecilan organ Atrofi fisiologi misalnya atrofi sel mammae pada menopause Atrofi patologik misalnya tumor tungkai bawah: atrofi otot tungkai bawah yang ditekan oleh massa tumor
16
Penyebab umum atrofi
Berkurangnya beban kerja (organ tdk dipakai) Hilangnya inervasi saraf Hilangnya suplai darah (iskemia) Nutrisi tidak adekuat Hilangnya stimulasi endokrin Penuaan Penekanan
17
SEL ATROFI Penurunan fungsi tapi sel tidak mati. Biasanya terjadi sel autofagi mengakibatkan pengurangan jumlah organel tertentu terlihat banyak vakuol autofagik. Komponen yang tidak tercerna konversi menjadi granula lipofusin. Granula lipofusin ini “brown atrofi”
18
Atrofi otak pada senile atrofi (A) dibandingkan otak normal (B)
19
Metaplasia
Perubahan sel yang reversible. Satu jenis sel dewasa berubah menjadi jenis sel lain Merupakan proses adaptasi sel terhadap stress tertentu dari lingkungannya Contoh: metaplasia sel epitel torak pada saluran napas menjadi sel epitel gepeng, akibat iritasi kronik. Memberi efek samping dan dapat menimbulkan tumor. Sebab yang lain: obat, zat kimia, bakteri dan hormonal.
20
21
Manifestasi dari gangguan metabolisme penimbunan material dalam jumlah berlebihan di dalam sel Klasifikasi bahan-bahan yang ditimbun:
Komponen sel normal ( Lipid, Karbohidrat, Protein) Bahan abnormal (eksogen; mineral maupun produk metabolisme endogen) Pigmen
22
Patogenesis penimbunan intrasel
Bahan endogen diproduksi normal tetapi proses katabolisme untuk mengeliminasi kurang (fatty change) Bahan endogen tertimbun karena tidak dimetabolisme (glikogen storage disease) Bahan eksogen abnormal tertimbun karena tidak ada ensim yg menghancurkan (partikel silika) Sel yang mengalami penimbunan bisa mengalami jejas dan mati karena bahan tertimbun bersifat toksik.
23
24
PENIMBUNAN LEMAK (LIPID)/ Fatty change
Steatosis: penimbunan trigliserida secara abnormal dalam sel. Sering ditemukan pada sel hati, juga jantung, otot, ginjal Penyebab: DM, obesitas, malnutrisi, toksin. Morfologi: Sel lemak akan terlihat jernih dalam sitoplasma sel karena larut dalam proses pembuatan jaringan 25
Penimbunan lemak bisa terjadi akibat defek salah satu mata rantai Dari asam lemak bebas sampai lipoprotein
26
Perlemakan hepar
Hepar membesar, kekuningan, berat dapat mencapai 3-6 kg. Materi lemak berbentuk vakuola2 intrasel mendesak nukleus ketepi. Kadang sel pecah, bersatu membentuk kista lemak 27
28
Perlemakan jantung Lipid berbentuk butiran-butiran kecil dalam sel otot jantung, dan tampak berupa pita kekuningan diantara serabut-serabut otot jantung
Aterosklerosis Penimbunan kolesterol dalam aorta dan arteri besar Tunika intima pembuluh darah berisi vakuola lemak yang berbuih kuning
29
ATEROSKLEROSIS
30
31
PENIMBUNAN PROTEIN
Tampak sebagai massa berwarna eosinofil (merah muda) Sering pada penyakit ginjal dimana protein bocor dari glomerulus (saringan ginjal)
33
34
PENIMBUNAN PIGMEN
Pigmen merupakan bahan berwarna, dapat merupakan komponen sel normal (misalnya melanin) atau bahan eksogen. Contoh pigmen eksogen misalnya penimbunan karbon dalam paru-paru pada antrakosis (polusi udara, merokok), Tatto. Contoh pigmen endogen misalnya hemoglobin (materi pewarna darah menjadi merah), melanin (materi pewarna kulit menjadi coklat)
35
36
37
38
KALSIFIKASI PATOLOGIK Deposisi abnormal terutama garam kalsium, dan sejumlah kecil zat besi, magnesium. Menyertai berbagai keadaan patologik . Jika deposisi terjadi pada jaringan mati disebut kalsifikasi distrofik Jika deposisi terjadi pada jaringan hidup disebut kalsifikasi metastatik
39
Kalsifikasi distrofik
Tampak sebagai granula/butiran putih halus. Sering pada pembuluh darah (pada aterosklerosis lanjut yang disertai penimbunan lipid)
40
Kalsifikasi metastatik
Dapat terjadi pada jaringan normal jika penderita hiperkalsemia Penyebab hiperkalsemia: hiperparatiroid, imobilisasi tulang, penyakit Addison Sering mengenai jaringan pembuluh darah, ginjal, paru, gaster Berupa timbunan bahan amorf non kristal
41
42
43
PENUAAN SEL (AGEING) Perubahan fisiologik dan struktural dari semua organ akibat penuaan. Penuaan dipengaruhi faktor genetik, diet, kondisi sosial Penuaan juga dipengaruhi peyakit degeneratif (yang berhubungan dg usia lanjut): DM, aterosklerosis, osteoartritis, osteoporosis, Alzheimer disease
44
Fungsi sel yang menurun/berkurang pada penuaan:
Sintesis ensim Fosforilasi oksidatif pada mitokondria sel Kemampuan mengambil nutrisi sel menurun
45
Morfologi sel yang menua:
Nukleus ireguler, mitokondria bervakuola, penimbunan pigmen lipofusin
46
Teori penyebab penuaan sel:
Kerusakan progresif sel akibat radikal bebas (radiasi ion) Penurunan mekanisme pertahanan dari antioksidan (mis. vitamin E dan glutation peroxidase)
47
1. Aktivasi gen spesifik untuk penuaan (kromosom 1 dan 4). Hilangnya aktivasi faktor pertumbuhan (c-fos dll) 2. Induksi faktor penghambat pertumbuhan. 3. Pemendekan TELOMER Telomer ini ada pada ujung kromosom, diatur oleh enzim telomerase 48