Pelopor Managemen
Adam Smith, Sang Ekonom Kapitalis dengan bukunya The Wealth of Nations
John Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 - meninggal di Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern.Karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations). Buku tersebut adalah buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme.
Kemakmuran Negara (Wealth of Nations) dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori Moral Sentimen, telah menjadi titik awal untuk segala pertahanan atau kritik atau bentuk kapitalisme, yang terpenting dalam tulisan Marx dan ekonomi manusia. Karena kapitalisme laissez-faire seringkali dihubungkan
dengan keegoisan tak terkontrol, ada gerakan baru yang menekankan filosofi moral Smith, dengan fokus simpati kepada seseorang. banyak teori-teori Smith hanya telah berkembang selama beberapa dekade, dan telah memiliki pengaruh yang nyata dalam kebijakan pemerintah.
Satu dari poin utama The Wealth of Nations adalah pasar bebas, ketika penampilannya kacau dan tidak teratur, sebenarnya dipandu untuk membuat nilai yang benar dan bermacam barang oleh "tangan-tangan tak terlihat, Jika sebuah kelangkaan produk terjadi, misalnya, maka harganya naik, membuat marjin keuntungan yang membuat insentif bagi yang lain untuk masuk ke produksi tersebut, dan mengatasi kelangkaan. Jika terlalu banyak produsen yang msauk ke pasar, kompetisi yang meningkat diantara para manufaktur dan kenaikan penawaran akan menurunkan harga di produk tersebut sampai titik dimana harga produksinya, harga natural. Smith percaya kalau motif manusia seringkali egois dan tamak, kompetisi dalam pasar bebas akan bertujuan menguntungkan masyarakat seluruhnya dengan memaksa harga tetap rendah, dimana tetap membangun dalam insentif untuk
bermacam barang dan jasa. Teori ini kemudian dikenal dengan "laissez-faire", yang berarti "biarkan mereka lakukan", mempengaruhi legislastif pemerintah di tahun-tahun berikutnya, khususnya selama abad ke 19.
B. Joseph Wharton, Pengusaha Sukses yang Memanfaatkan Teknologi Baru
Joseph Wharton (3 Maret 1826 - 11 Januari 1909) adalah seorang tokoh dari kota Philadelphia yang dikenal sebagai pedagang, industrialis dan filantropis. Ia juga banyak terlibat di bidang pertambangan, manufaktur dan pendidikan. Ia mendirikan Wharton School di University of Pennsylvania, mendirikan perusahaan co-Bethlehem Steel, dan merupakan salah satu pendiri Swarthmore College. , Wharton magang dengan seorang akuntan selama dua tahun dan menjadi mahir dalam metode bisnis dan pembukuan. Pada umur 21 tahun, dia bermitra dengan kakaknya, Rodman, untuk memulai sebuah bisnis manufaktur timah putih. Pada tahun 1849 Wharton memulai bisnis manufaktur batu bata menggunakan mesin yang telah dipatenkan, yaitu dengan menekan tanah liat menjadi bentuk kering. Pengalaman selama beberapa waktu menjadi pebisnis batu bata, membuatnya mendapatkan pengalaman berharga dan menemukan strategi baru yang menguntungkan dalam s Pada tahun 1853, Wharton bergabung dengan perusahaan Pennsylvania and Zinc Lehigh di daerah Bethlehem, Pennsylvania, ia pertama kali mengelola operasi pertambangan dan seng oksida kemudian bekerja.ebuah usaha. Wharton membuktikan diri dengan menegosiasikan piagam baru untuk pekerjaannya, dan di lingkungan keuangan yang sulit dari tahun 1857 hingga 1858, ia mengambil alih kendali atas perusahaan tersebut dengan bekerja dan mengelola secara hati-hati, kemudian berubah menjadi keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tahun 1860, Wharton, setelah beberapa kali melakukan perundingan dengan para direktur perusahaan, Zinc Lehigh dikembangkan sebagai perusahaan pertama yang memproduksi seng metalik di Amerika.
Wharton juga membeli tanah yang mengandung bijih besi di bagian utara New Jersey di Port Oram, New Jersey (sekarang Wharton, New Jersey) yang terletak dekat dengan Morris Canal dan jalur kereta api. Dia mempertahankan korespondensi bisnis yang luas dalam kehidupan selanjutnya. Wharton adalah seorang kolega pemimpin seperti penemu Ezra Cornell, Elias Howe dan Thomas Edison, serta pengusaha Cornelius Vanderbilt. Gaya manajemennya berevolusi sepanjang paruh kedua tahun 1800-an, dengan menggunakan teknologi baru untuk komunikasi, transportasi, dan produksi, sehingga dia dapat mengendalikan dan menguntungkan banyak industri menjadi skala yang lebih besar daripada yang sebelumnya.
C. Teori Manajemen Klasik, Robert Owen Bapak Manajemen Personalia
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
D. Teori Manajemen Klasik, Charles Babbage Pencetus Division of Labor
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. . Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
E. Frederick Winslow Taylor, Bapak Manajemen Ilmiah
Frederick Winslow Taylor (lahir 20 Maret 1856 – meninggal 21 Maret 1915 pada umur 59 tahun) adalah seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang terkenal atas usahanya meningkatkan efesiensi industri. Ia dikenal sebagai "bapak manajemen ilmiah" dan merupakan pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi. Peninggalan Taylor yang paling terkenal dalam ilmu manajemen adalah ide tentang penggunaan metode ilmiah dalam manajemen. . Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik terbaik" dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan. Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan manajer. Oleh Taylor, ini dinamakan studi gerak dan waktu (time and a motion study).
F. Henry Laurance Gantt tentang Produktivitas Kerja Manusia
Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
2. Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
Para pelopor manajemen sebenarnya cukup banyak, tetapi yang sangat menonjol adalah :
Charles Babbage (1792 - 1871) berkebangsaan Inggris.
Henry Fayol (1841 - 1925), berkebangsaan Perancis.
Frederick Winslow Taylor (1856 - 1915) berkebangsaan Amerika serikat.
Berikut ini dikemukakan beberapa hal tentang Frederick Winslow Taylor dan Henry Fayol :
Federick Winslow Taylor
Frederick Winslow Taylor dikenal sebagai Bapak Scientific Management (Bapak Manajemen Keilmuan) karena jasa - jasanya dalam memajukan manajemen modern.
Metode - metode yang dikembangkan F W Taylor adalah :
Time and motion study (mempelajari gerak dan waktu yang sebaik - baiknya dalam proses kerja)
Perencanaan Pekerjaan (work enginering)
Penilaian cara kerja (work measurement)
Pokok - pokok pikiran taylor :
Kerugian - kerugian akan terjadi jika bekerja tidak efisien.
In-efisiensi dapat dihilangkan dengan pelaksanaan manajemen yang ilmiah; bahkan dengan jalan mencari orang yang luar biasa.
Manajemen yang baik harus menggunakan asas - asas prinsip - prinsip dan aturan - aturan yang dapat dipergunakan dalam berbagai kegiatan manusia yang memerlukan kerjasama.
Kalau Prinsip - prinsip manajemen ilmiah digunakan sebaik - baiknya maka akan menghasilkan keuntungan bagi pengusaha dan karyawan.
Tugas - tugas seorang manajer menurut F W Taylor adalah :
Manajer (Pemimpin) adalah pelayan bagi bawahannya.
Mengganti metode lama dengan metode ilmiah.
Menetapkan unsur - unsur pekerjaan dan menentukan pekerjaannya.
Memilih dan melatih tenaga kerja.
Mewujudkan kerjasama antara karyawan maupun karyawan dengan manajer.
Mewajibkan setiap karyawan (pekerja) untuk melaksanakan prinsip - prinsip ilmiah dalam bekerja.
Ajaran - ajaran dari F W Taylor, terkenal dengan nama "Taylor System"
Henry Fayol
Henry Fayol dikenal sebagai Bapak Administrasi.
Menurut Henry Fayol Kegiatan dalam perusahaan dapat digolongkan kepada enam jenis.
Kegiatan Teknis (produksi, manufaktur, perbankan)
Kegiatan Komersial (Pembelian, Penjualan, Pertukaran)
Kegiatan Keuangan (mencari, menggunakan, mengendalikan modal)
Kegiatan Pengamanan (Perlindungan terhadap kekayaan perusahaan dan manusia)
Kegiatan Akuntasi (Pembukuan, Statistik, neraca)
Kegiatan Manajerial / Perencanaan, Organisasi, Perintah, kordinasi, Pengawasan)
Kualitas Manajer dan pegawai yang baik menurut Henry Fayol
Kualitas Jasmani yang baik (sehat, segar, tangkas)
Kualitas mental yang baik (cerdas, berani, ulet, rajin, tekun)
Kualitas moral yang baik (Jujur, Setia, Teguh pendirian, bertanggung jawab, adil, bijaksana)
Kualitas pendidikan (Pengetahuan yang cukup, Penuh inisiatif, Akhli, Terampil)
Kualitas pengalaman (Mempunyai Pengalaman yang baik dalam bidang : Teknis, Komersial, Keuangan akuntansi, Manajemen)
Fungsi - fungsi manajemen atau Kegiatan manajerial
Henry Fayol berpendapat bahwa seorang manajer hendaknya melakukan - fungsi - fungsi manajemen sebagai berikut :
Perencanaan (Planning)
Pengorganisasian (Organizing)
Pemberian Perintah (Commanding)
Pengkoordinasian (Coordinating)
Pengawasan / Pengendalian (Controlling)
Prinsip - prinsip umum manajemen
H. Fayol mengemukakan 14 Prinsip manajemen yang dapat dijadikan pedoman dasar dalam mengelola atau memimpin kegiatan - kegiatan pencapaian tujuan. prinsip - prinsip tersebut adalah :
Pembagian kerja (devision of work)
Kekuasaan dan Tanggung jawab (authority and responsibility)
Disiplin (Discipline)
Kesatuan perintah (Unity of command)
Kesatuan Pengarahan (Unity of direction)
Mengabdikan kepentingan pribadi untuk kepentingan umum. (Subordination of individual interest to general interest)
Penggajian pegawai (remuneration of personal)
Pemusatan (Controlization)
Jenjang Bertangga (Herarchie)
Ketertiban (Orde)
Keadilan (Equity)
Stabilitasi kondisi pegawai (Stability of tenure of personal)
Prakarsa (initiative)
Semangat persatuan (esprit de corps)
B. Tokoh-tokoh manajemen sesuai zaman
Tapi, sebelum kita berkenalan dengan tokoh-tokoh manajemen, kita mesti mengetahui terlebih dahulu tentang tiga pembagian aliran pemikiran manajemen dan tentu saja dalam tiap-tiap aliran pemikiran tersebut terdapat nama-nama yang berbeda. Tiga aliran pemikiran manajemen yang ada yaitu aliran manajemen klasik, aliran hubungan manusiawi, dan aliran manajemen modern.
Tokoh-Tokoh Manajemen Aliran Manajemen Klasik
Munculnya revolusi industri yang terjadi di Inggris pada abad ke-18 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kalangan usahawan, industri, maupun masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan manajemen dari berbagai kalangan tersebut maka hadirlah pemikir-pemikir ulung yang mencetuskan ilmu manajemen.
Robert Owen (1771-1858)
Menurut Owen, investasi terpenting bagi seorang manajer adalah sumber daya manusia. Itu sebabnya Owen menentang anggapan bahwa para pekerja adalah instrumen yang tidak berdaya seperti yang terjadi pada awal-awal tahun Revolusi Industri di Inggris.
Beberapa usahanya untuk meningkatkan kondisi kerja antara lain menaikkan usia umum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan serta menciptakan lingkungan hidup dan tempat kerja yang menyenangkan bagi pekerja. Selain itu tokoh manajemen dengan sebutan Bapak Personal Manajemen Modern ini merancang prosedur untuk meningkatkan produktivitas, misalnya prosedur penilaian kerja dan persaingan secara terbuka.
Charles Babbage (1792-1871)
Pada 1832, Babbage menulis sebuah buku yang berjudul On the Economy Of Machinery and Manufactures. Penyusun kalkulator mekanis ini merupakan orang yang pertama kali mengusulkan sistem pembagian kerja berdasarkan bidang khusus pekerjaan yang selaras dengan keterampilan tertentu.
Tidak berbeda jauh dengan Owen, beliau sangat memperhatikan faktor manusia. Menurutnya dalam memanajemen perusahaan sebaiknya terdapat sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik perusahaan. Sehingga yang mendapatkan keuntungan perusahaan bukan hanya pemilik perusahaan tetapi para pekerja juga berhak memperolehnya. Hal ini dikarenakan para pekerja juga turut andil dalam peningkatan produktivitas.
Frederick Winslow Taylor (1856 -1915)
Sebagai tokoh manajemen yang terkenal dengan manajemen ilmiah dalam upaya meningkatkan efisiensi kerja dan gerakan efisiensi kerjanya, Taylor memiliki 4 prinsip, yaitu:
Pengembangan manajemen secara benar dan ilmiah.
Pekerja diseleksi secara ilmiah dengan menempatkan pekerja yang cocok untuk pekerjaan tertentu.
Adanya pendidikan dan pengembangan ilmiah dari para pekerja.
Kerjasama yang baik antara manajer dengan pekerja. Buku-buku Taylor yang terkenal di antaranya Shop management (1930), Principles Of Scientific Management (1911), dan Testimory Before Special House Comittee (1912). Selanjutnya, tahun 1947 ketiga buku tersebut digabungkan dalam satu buku dengan judul Scientific Management.
Henry L. Gantt (1861 -1919)
Pemikiran Henry L. Gantt yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Metode yang ia gunakan yang kemudian terkenal adalah metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana yang memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik.
Metode ini menekankan pentingnya waktu juga biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan yang selanjutnya melahirkan sistem Charting atau yang lebih dikenal dengan Gantt Chart. Teknik ini merupakan pelopor teknik-teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Technique).
Henry Fayol (1841 -1925)
Pengarang buku General and Industrial Management ini selain memperhatikan manajemen bagi suatu organisasi, juga memerhatikan perihal produktivitas pabrik dan pekerja. Fayol berkeyakinan bahwa keberhasilan para manajer bukan hanya ditentukan oleh kualitas pribadinya, melainkan adanya peranan metode manajemen yang tepat. Fayol membagi kegiatan dan operasi ke dalam 6 macam, yaitu:
Teknis/Produksi, maksudnya berusaha memproduksi barang-barang produksi.
Dagang yang dilakukan dengan mengadakan pembelian bahan mentah dan penjualan hasil produksi.
Keuangan, berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.
Keamanan berupa melindungi pekerja dan barang-barang investasi perusahaan.
Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan berbagai data statistic seperti biaya, keuntungan, hutang, dan sebagainya.
Manajerial yang berfungsi untuk perencanaan, pengorganisasian, memerintah, pengkoordinasian, dan pengendalian.
Mary Parker Folett (1868-1933)
Mary beranggapan bahwa hubungan yang harmonis antara manajer dan karyawan dapat tercipta manakala memiliki kesamaan tujuan. Namun Mary menolak anggapan adanya sekat pembatas antara atasan dan bawahan. Menurut Mary kedudukan pemimpin di dalam suatu organisasi bukan hanya karena kekuasaan semata melainkan lebih diutamakan pada pengetahuan dan keahlian dalam memimpin.
Oliver Sheldon (1894 -1951)
Pada 1923, ia menulis tentang filsafat manajemen yang menekankan tentang pentingnya tanggung jawab sosial dalam dunia usaha. Manajemen harus memperlakukan pekerja secara adil dan jujur. Ada 3 prinsip Oliver, yaitu:
Kebijakan, keadaan dan metode industri seharusnya sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
Manajemen seharusnya mampu menafsirkan sanksi moral tertinggi masyarakat sebagai keseluruhan yang memiliki maksud praktis terhadap keadilan dan nilai sosial yang diterima tanpa dugaan jelek oleh masyarakat.
Manajemen dan sistem yang dibentuk bisa menginspirasi dan memulai membangun standar etika yang umum yang sesuai dengan konsep keadilan sosial.
ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Barnard pernah menulis sebuah buku yang berjudul The Functions of Executive pada tahun 1983. Buku ini menyinggung mengenai manajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial untuk memahami dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Tokoh yang menyukai bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat ini berasumsi bahwa kelanggengan suatu perusahaan dapat dicapai dengan menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu.
Tokoh-Tokoh Manajemen Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi menganggap aliran klasik kurang lengkap karena masih kurang mampu mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan terciptanya keharmonisan di tempat kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan ilmu sosiologi dan psikologi dalam membantu manajer menghadapi manusia. Berikut ini akan sedikit dijelaskan tokoh-tokoh manajemen pelopor aliran perilaku.
Hugo Munsterbeg (1863-1916)
Di dalam bukunya yang berjudul Psychology and Industrial Efficiency, Bapak Psikologi Industri ini menuturkan tiga resep untuk meningkatkan produktivitas, yaitu:
"The Right man in the right place," yaitu menaruh pekerja yang tepat pada tempat yang tepat supaya berkontribusi maksimal.
Menciptakan tata kerja terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong pekerja.
Elton Mayo (1880-1949)
Menurut Mayo, dibutuhkan adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi motivasi kerja kepada karyawan. Hasil percobaannya menyimpulkan bahwa produktivitas karyawan bukan satu-satunya ditentukan oleh banyaknya uang atau gaji, melainkan sikap karyawan terhadap manajer yang memprioritaskan kesejahteraan karyawan yang dikenal dengan sebutan Hawthorne effect.
Selain itu konsep Social man, yaitu kebutuhan karyawan untuk mendapatkan motivasi dan respon positif dari lingkungan sosialnya memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas.
Tokoh-Tokoh Manajemen Aliran Manajemen Modern
Masa ini berlangsung di abad ke-20 yang ditandai dengan munculnya konsep manajemen kualitas total (Total Quality Management TQM) yang diperkenalkan oleh beberapa tokoh manajemen berikut ini.
W. Edwards Deming (19001993)
Bapak Kontrol Kualitas ini berpendapat bahwa problema dalam kualitas bukan sepenuhnya bersumber dari kesalahan pekerja, namun kesalahan pada sistem. Demin mengatakan betapa pentingnya meningkatkan kualitas dengan merumuskan teori lima langkah reaksi berantai. Beliau berasumsi bahwa kualitas dapat ditingkatkan dengan cara:
Mengurangi kesalahan produksi supaya biaya perbaikan menurun, penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material.
Meningkatkan produksi.
Meningkatkan pangsa pasar dengan cara meningkatkan kualitas dan harga.
Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba sehingga dapat bertahan dalam bisnis.
Meningkatkan jumlah pekerjaan.
Joseph Juran (lahir 1904)
Menurut Juran yang merujuk pada prinsip peto, beliau mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Pada suatu area yang sedang mengalami kontrol kualitas yang tidak begitu baik, sebagai solusinya Juran mengambil langkah untuk menganalisis, membuat solusi kemudian mengimplementasikannya.
Dari beberapa pemikiran tokoh-tokoh manajemen yang telah disebutkan di atas terdapat beberapa kesamaan, yakni mengenai memanajemen kesejahteraan sumber daya manusia dan juga sistem. Sempat juga beberapa kali disinggung bahwa tidak ada kesenjangan antara manajer dengan pekerja. Keduanya saling mendukung satu sama lain dalam mencapai satu tujuan.