ACARA VIII
BENTUKLAHAN ASAL PROSES PELARUTAN
TUJUAN
Mampu mengenali dan menganalisis berbagai macam mekanisme proses pembentukan bentuklahan asal proses pelarutan, keterkaitan antara bentuklahan satu dengan yang lain, serta mampu mengidentifikasi masing-masing bentuklahan asal proses pelarutan baik itu bentukan endokarst maupun eksokarst, melalui peta maupun melalui pengamatan di lapangan
DASAR TEORI
Bentuk lahan asal proses pelarutan umumnya disebut dengan istilah Karst. Karst berasal dari bahasa Slovenia yang berarti tanah lahan gersang berbatu. Dan digunakan untuk mendeskripsikan daerah batu gamping yang dicirikan dengan kekurangan air permukaan, lapisan permukaan yang diskuntinu dan lapisan tanah yang tipis, cekungan yang terabaikan, dan sistem air bawah tanah yang sudak berkembang dengan sangat baik termasuk juga gua (Summerfield, )
Batu gamping didefinisikan sebagai batuan yang mengandung paling tidak lima puluh persen CaCO3, yang mana hampir selalu terbentuk sebagai mineral kalsit. Istilah karstifikasi digunakan untuk menunjukkan proses dari perkembangan bentanglahan karst.
Faktor pengontrol proses karstifikasi adalah batuan yang mudah larut, kompak, tebal, dan mempunyai banyak rekahan, curah hujan yang cukup, (>250 mm/tahun), batuan terekspos di ketinggian yang memungkinkan perkembangan sirkulasi air/drainase secara vertikal.
Batuan yang mengandung CaCO3 tinggi akan mudah larut. Semakin tinggi kandungan CaCO3, semakin berkembang bentuklahan karst. Kekompakan batuan menentukan kestabilan morfologi karst setelah mengalami pelarutan. Jika batuan tersebut lunak, makan setiap kenampakan karst yang terbentuk akan cepat hilang karena proses pelarutan atau karena proses erosi atau gerak masa batuan. (Haryono dan Adji, )
Tektonisme menjadi faktor penentu pula, sesar dan kekar menjadi faktor yang amat penting. Menurut Faniran dan Jeje (1983), Kekar-kekar yang terdapat pada batuan itu memberikan regangan mekanik, sehingga memudahkan gerakan air melalui batuan itu.
Kondisi iklim mencakupketersediaan curah hujan yang sedang hingga lebat lang bersamaan dengan temperature yang tinggi. Kondisi semacam ini menyebabkan pelarutan dapat berlangsung secara intensif
Bentukan hasil proses pelarutan pada dasarnya membentuk 3 jenis bentuklahan, yaitu;bentuk pelarutan, bentuk sisa, dan bentuk deposisional. Berdasarkan hasil proses pembentukannya makabentuklahan asal prosespelarutan dibedakan menjadi bentuklahan positif dan negatif. Bentuk lahan positif adalah kygelkarst, turmkarst, stalaktit dan stalakmit, dan lain-lain. Sementara bentuklahan negative contohnya adalah doline, uvala,polje, blind valley, dan lain-lain.
Menurut tempat terjadinya, bentuklahan karst dibedakan menjadi endokarst dan eksokarst. Endokarst adalah bentuklahan yang tebentuk di bawah permukaan bumi, di dalam gua, atau terowongan karst. Contohnya adalah gua, stalaktik, stalakmit, kolom, korden, dan sungai bawah tanah. bentuklahan eksokarst adalah bentuklahan yang berada di atas permukaan bumi. Contohnya adalah doline, uvala, polje, kubah karst, menara karst, dan lain-lain.
ALAT DAN BAHAN
Alat tulis
Peta RBI
LANGKAH KERJA
Delineasi bentuklahan asal proses pelarutanPeta RBI
Delineasi bentuklahan asal proses pelarutan
Peta RBI
Tabel contoh kenampakan bentuk lahan asal pelarutanPeta tentatif bentuklahan asal proses pelarutan di kertas HVSPeta tentatif bentuklahan asal proses pelarutan di kertas transparansi
Tabel contoh kenampakan bentuk lahan asal pelarutan
Peta tentatif bentuklahan asal proses pelarutan di kertas HVS
Peta tentatif bentuklahan asal proses pelarutan di kertas transparansi
HASIL PRAKTIKUM
Peta tentatif bentuklahan asal proses pelarutan di kertas transparansi
Peta tentatif bentuklahan asal proses pelarutan di kertas HVS
Tabel contoh kenampakan bentuk lahan asal pelarutan
PEMBAHASAN
Bentuklahan asal proses pelarutan memiliki bentuk yang khas saat dilihat dari peta. Jika dilihat, garis kontur wilayah dengan bentuklahan karst menunjukkan adanya garis yang bulat kecil dan saling bertemu.garis-garis yang bertemu tersebut jumlahnya banyak sehingga jika dilihat, dapat langsung diketahui apakah bentuklahan di wilayah tersebut adalah karst.
Tidak ditemukan adanya aliran sungai permukaan di sekitar wilayah delineasi. Tubuh air yang ditemukan hanyalah beberapa danau doline. Seperti yang diketahui, sulit untuk menemukan aliran sungai permukaan di wilayah karst karena air yang jatuh ke permukaan akan masuk ke bawah permukaan bumi karena sifat batuang yang mudah larut.
Bentuklahan yang ditemukan saat proses delineasi adalah bukit-bukit karst, dome, doline, danau doline, conical hills, dan lembah-lembah karst yang memanjang. Variasi bentuklahan karst ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni sifat batugamping penysunnya, curah hujan, bentuk-bentuk rekahan batuan.
Bukit karst merupakan salah satu bentuklahan positif di wilayah karst. Dome merupakan bentuklahan positif yang tampak seperti kubah. Dome memiliki bentuk membulat dan tinggi. Dome dan bukit karst terbentuk akibat wilayah di sekitar kubah tersebut megalami proses pelarutan dan batuannya cenderung lebih lunak sehingga mudah larut. Kemudian meninggalkan bentuk membulat di permukaan bumi karena batuan penyusunnya lebih kuat.
Dome memiliki bentuk yang berbeda dengan bukit karst. Bukit karst memiliki bentuk yang lebih absrak semetara dome memiliki bentuk membulat dan teratur.
Gabungan dari beberapa dome yang terletak dalam satu garis kontur utama disebut conical hills, conical hills merupakan bukit karst yang memiliki beberapa puncak.
Bentuklahan selanjutnya adalah doline dan danau doline. Doline merupakan ledokan atau lubang yang berbentuk corong pada batugamping dengan diameter dari beberapa meter hingga satu kilometer dan kedalamannya dari beberapa meter hingga ratusan meter. Istilah lain dari doline adalah sink, sinkhole, ataupun cenote.
Doline merupakan bentuklahan yang paling banyak dijumpai di kawasan karst. Bentuk doline pada peta cenderung tidak teratur.
Danau doline merupakan cekungan yang terisi air dan embentuk danau. Di beberapa tempat terlihat bentuk tubuh air berupa danau. Danau dapat terentuk apabila bahan penyusun batu gamping di wilayah tersebut cukup kuat sehingga air tidak mudah menembus dasar doline dan masuk ke sistem air bawah tanah karst.
KESIMPULAN
Bentuklahan asal proses pelarutan sebagian wilayah Paranggupito memiliki bentuk lahan asal proses pelarutan dengan bentuklahan berupa bukit karst, dome, doline, danau dilone, dan lembah karst.
DAFTAR PUSTAKA
Summerfield, Michael A. . Global geomorphology an introsuction to the study of landforms. Edinburgh : department of geography university of Edinburgh.
Haryono, Eko dan Tjahyo Nugroho Adji. . Geomorfologi dan hidrologi karst Bahan Ajar. Yogyakarta : kelompok studi karst fakultas geografi universitas gadjah mada
Dibyosaputro, Suprapto. 1997. Geomorfologi dasar. Yogyakarta : Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada