8 Jenis Uji Identifikasi Karbohidrat Karbohidrat yang merupakan polimer alam (biopolimer) adalah polisakarida. Polisakarida terbentuk dari monomer-monomer monosakarida yang tergabung melalui ikatan kovalen berupa ikatan glikosida dalam reaksi polimerisasi kondensasi. Dalam mengidentifikasi karbohidrat didalam suatu zat ada delapan macam pengujian karbohidrat secara kualitatif yaitu uji molisch, uji iodium, uji benedict, uji barfoed, uji bial, uji seliwanoff, uji osazon dan uji asam musat.
A. UJI MOLISCH Uji molisch bertujuan membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif. Identifikasi karbohidrat oleh molisch didasarkan pada hidrolisis karbohidrat oleh asam sulfat pekat yang menghasilkan monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menghasilkan furfural. Sedangkan golongan heksosa dihidrolisis oleh asam sulfat pekat menjadi hidroksi-metil furfural. Pereaksi molisch terdiri atas alfa-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks kompleks berwarna ungu.
Pereaksi Molisch dibuat dengan
melarutkan 12,5 gram alfa-naftol ke dalam alkohol 95% sampai volumenya tepat 250 mL. Pereaksi ini dibuat baru setiap kali digunakan.
Prosedur uji molisch: 1. Masukan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 3 tetes pereksi molisch dan kocok dengan baik 3. Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur. (Uji ini positif adanya karbohidrat jika terbentuk cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan)
B. UJI IODIUM Uji Iodium bertujuan membuktikan
adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Identifikasi ini didasarkan pada pembentukan kompleks adsorpsi berwarna spesifik oleh polisakarida akibat penambahan iodium. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan berwarna biru, dekstrin dekstri n menghasilkan warna merah anggur sedangkan s edangkan glikogen dan sebagian pati terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat.
Larutan Iodium 0,01 M dibuat dengan melarutkan 1,26 gram iod (I 2) dan 2-2,5 gram Kalium Iodida (KI) dalam air sampai 1 Liter.
Prosedur Kerja
1. Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 2 tetes larutan iodium 3. Amati warna spesifik yang muncul
C. UJI BENEDICT Uji Benedict
bertujuan membuktikan adanya gula reduksi. Pengujian ini berdasarkan gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas mereduksi ion Cu 2+ dalam suasana alakalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu 2O berwarna merah bata.
Pereaksi Benedict dibuat dengan melarutkan 173 gram kristal natrium sitrat dan 100 gram natrium karbonat anhidrous di dalam 800 mL air. Aduklah, lalu saring. Kemudian, ke dalamnya ditambahkan 17,3 gram tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 mL air. Buat volume total 1 liter dengan penambahan air.
Prosedur Kerja 1. Masukkan 5 tetes larutan uji dengan 15 tetes pereaksi benedict. Campulah dengan baik 2. Didihkan di atas api kecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih selama 2 menit 3. Dinginkan perlahan-lahan 4. Perhatikan warna yang terbentuk (Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, kuning, atau merah bata terkandung kadar gula pereduksi yang ada. Uji benedict dapat pula digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urin secara semikuantitatif)
Warna
Penilaian
Biru/ Hijau Keruh
-
Konsentrasi
-
Hijau/ Hijau Kekuningan
+1
kurang dari 0,5%
Kuning Kehijauan/ Kuning Keruh
+2
0,5 - 1,0%
Jingga
+3
1,0 - 2,0%
Merah Bata
+4
Lebih dari 2%
D. UJI BARFOED Uji Barfoed bertujuan membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Dasar dari pengujian ini adalah ion Cu 2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
Pereaksi Barfoed dibuat dengan
melarutkan 13,3 gram kristal tembaga asetat dalam 200 mL air, saring bila perlu. Kemudian tambahkan 1,9 mL asam asetat glasial. Pereaksi dibuat baru setiap kali digunakan.
Prosedur Kerja 1. Masukan ke dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi barfoed 2. Campurlah dengan baik dan panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau masukkan dalam penangas air mendidih selama 3 menit 3. Perhatikan warna yang terbentuk (Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu 2O berwarna merah bata)
E. UJI BIAL Uji Bial bertujuan membuktikan
adanya pentosa. Dasar teori dari uji bial adalah dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dan dengan penambahan orsinol (3,5-dihidroksi toluena) akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.
Pereaksi Bial dibuat dengan melarutkan 5,0 gram orsinol dalam alkohol 95% sampai volume 100 mL
Prosedur Kerja 1. Masukan ke dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi bial 2. tambahkan HCl pekat campurlah dengan baik 3. Panaskan dalam api kecil sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan 4. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk (terbentuknya warna biru menunjukkan adanya pentosa)
F. UJI SELIWANOFF Uji seliwanoff bertujuan membuktikan
adanya ketosa (fruktosa). Dasar teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorcinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye.
Pereaksi Seliwanoff dibuat dengan
mencampurkan 3,5 mL resorcinol 0,5% dengan 12 mL HCl pekat, lalu encerkan dengan akuades sampai 35 mL
Prosedur Kerja 1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi seliwanoff ke dalam tabung reaksi 2. Didihkan dalam api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1 menit 3. Hasil positif dengan ditandainya terbentuk warna merah oranye
G. UJI OSAZON Uji Osazon bertujuan membedakan
bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya. Dasar teorinya adalah semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon dari monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
Prosedur Kerja 1. 2. 3. 4. 5.
Masukan 2 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi Tambahkan seujung spatula fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium asetat Panaskan dalam penangas air selama beberapa menit Dinginkan perlahan-lahan dalam air keran Perhatikan kristal yang terbentuk dan identifikasi di bawah mikroskop
H. UJI ASAM MUSAT Uji asam musat bertujuan membedakan
antara glukosa dan galaktosa. Dasar teorinya adalah oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang tidak dapat larut.
Prosedur Kerja 1. 2. 3. 4.
Masukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes asam nitrat pekat Panaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira tersisa 2-3 tetes Dinginkan perlahan-lahan, lalu perhatikan terbentuknya kristal-kristal keras seperti pasir Amatilah di bawah mikroskop
Semoga
bermanfaat.....
Daftar Pustaka Estien Yazid, Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum Biokimia, CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2006
Bio Kimia : Pembahasan Uji Identifikasi Karbohidrat Posted on January 28, 2014
Pembahasan Uji Identifikasi Karbohidrat
1. Tes Iodium
Tes iodium bertujuan untuk membuktikan adanya polisakarida pada suatu zat yang ditandai dengan pembentukan warna spesifik akibat penambahan iodium. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru untuk amilum dan merah anggur untuk dekstrin.
2. Tes Molisch
Tes molisch dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat pada suatu zat. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya cincin yang berwarna ungu ketika zat direksikan dengan pereaksi molisch. Identifikasi karbohidrat oleh molisch didasarkan pada hidrolisis karbohidrat oleh asam sulfat pekat yang menghasilkan monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menghasilkan furfural. Sedangkan golongan heksosa dihidrolisis oleh asam sulfat pekat menjadi hidroksi-metil furfural. Pereaksi molisch terdiri atas alfa-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Berdasarkan percobaan, tes molisch memberikan hasil positif pada semua karbohidrat yang diuji (glukosa, sukrosa, kanji 1%, dan selulosa dalam air).
3. Tes Benedict
Tes benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid atau keton dalam suatu larutan karbohidrat. Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Berdasarkan hasil percobaan, glukosa yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+, kemudian mengendap sebagai Cu2O (Kupro Oksida) berwarna merah bata. 4. Tes Barfoed
Tes barfoed digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida. Larutan barfoed (campuran cupri asetat dengan asam asetat)akan bereaksi dengan gula reduksi (monosakarida) sehingga dihasilkan endapan merah kuprooksida. Dalam suasana asam gula
reduksi yang termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat dengan larutan barfoed sehingga tidak memberikan endapan merah. Uji ini untuk penunjukkan gula reduksi monosakarida. Berdasarkan percobaan didapat bahwa yang termasuk glukosa adalah monosakarida. 5. Tes Seliwanoff
Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton, adanya gugus keton tersebut dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengan seliwanoff akan menunjukkan warna merah sebagai reaksi positifnya. Dasar teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorcinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Berdasarkan hasil percobaan didapat bahwa pada fruktosa dan sukrosa terdapat gugus keton. Sukrosa mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa sehingga memberikan reaksi positif.