laporan praktikum kimia medisinal modul koefisien partisi
KOEFISIEN DIFUSIDeskripsi lengkap
MENENTUKAN KOEFISIEN MUAI PANJANG PADA SUATU ALKOHOL YANG KONSENTRASINYA BERBEDA LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA DASAR I
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Eksperimen Fisika Dasar I Dosen Pengampu: Dra. Hj. Heni Rusnayati, M.Si
Disusun oleh : Adna Tajriyaan
1601544
Edo Yudhistira
1603913
Sylvi Aidiya Febriyana
1601398
Awal Akhir
Suhu (oC) 26.00 ± 0.25 26.50 ± 0.25
Tekanan (cmHg) 68.400 ± 0.005 68.530 ± 0.005
LABORATORIUM FISIKA DASAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2017
A. Judul Praktikum
Menentukan koefisien muai panjang pada alkohol yang konsentrasinya berbeda
B. Tujuan
Untuk mengetahui koefisien muai panjang alkohol yang memiliki perbedaan konsentrasi
C. Rumusan Masalah
1. Berapa koefisien muai panjang untuk alkohol yang memiliki konsentrasi 70%? 2. Berapa koefisien muai panjang untuk alkohol yang memiliki konsentrasi 40%?
D. Dasar Teori
Setiap benda mempunyai sifat termometrik. Sifat termometrik adalah sifat fisis yang berubah karena perubahan suhu. Oleh karena itu, setiap benda akan mempunyai sifat fisis yang berbeda jika suhunya berbeda. Salah satu perubahan fisis yang dialami oleh benda yaitu perubahan panjang, luas, dan volume yang disebut sebagai pemuaian. Pemuaian terjadi karena ada kalor yang berpindah dari lingkungan ke sistem sehingga sistem dan lingkungan sampai dalam keadaan setimbang atau sering disebut sebagai kesetimbangan termal. Kesetimbangan terjadi ketika benda sudah tidak mengalami perubahan fisis. Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda, tergantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda tersebut. Pada umumnya setiap zat mengalami pemuaian (penambahan panjang, luas, atau volume) ketika suhunya naik dan mengalami penyusutan ketika suhunya turun. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas. Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi).
Pemuaian panjang dinyatakan dengan persamaan berikut: Lt=L0 (1+α ∆t) ∆L=L0 α ∆t
=
ΔL Δ
= Koefisien Muai Panjang ( / ℃) ∆ = Perubahan Panjang (cm) = Panjang Awal (cm) = Panjang Akhir (cm) ∆ = ℎ ℎ (℃) E. Alat dan Bahan No
Alat dan Bahan
Jumlah
1
Alkohol 70%
sckp
2
Alkohol 40%
sckp
3
Pembakar Spirtus
1
4
Tabung Reaksi
1
5
Statif
1
6
Breackerglass
1
Spesifikasi
Ket
F. Prosedur Percobaan Percobaan 1
1. Mengukur suhu dan tekanan awal sebelum praktikum di ruangan 2. Menyusun alat eksperimen 3. Memasukan alkohol 40% pada tabung reaksi kemudian tutup dengan menggunakan sumbat 4. Menyimpan alkohol tersebut pada breackerglass yang berisi air yang telah dipanaskan diatas pembakaran spirtus 5. Menghitung dan mencatat setiap kenaikan ketinggian alkohol dan kenaikan suhunya
Percobaan 2
1. Menyusun alat eksperimen 2. Memasukan alkohol 70% pada tabung reaksi kemudian tutup dengan menggunakan sumbat 3. Menyimpan alkohol tersebut pada breackerglass yang berisi air yang telah dipanaskan diatas pembakaran spirtus 4. Menghitung dan mencatat setiap kenaikan ketinggian alkohol dan kenaikan suhunya 5. Mengukur suhu dan tekanan akhir setelah praktikum di ruangan
G. Data Percobaan
Pada percobaan 1 (alkohol 40%) diperoleh data sebagai berikut: L0 = 7.3 cm
T0 = 45̊ C
No
T ( ͦ C)
(L + 0.05) cm
1
47.5
8.5
2
48.5
9
3
49
9.1
4
49.5
9.4
5
50
9.7
6
50.5
9.9
7
51
10.3
8
51.5
10.5
9
52
10.8
10
52.5
11.2
Pada percobaan 2 (alkohol 70%) diperoleh data sebagai berikut: L0 = 1 cm
T0 = 45̊ C
No
T ( ͦ C)
(L + 0.05) cm
1
47.5
1.5
2
48.5
2
3
49
2.5
4
49.5
3.2
5
50
3.5
6
50.5
3.5
7
51
3.7
8
51.5
3.8
9
52
3.9
10
52.5
4
H. Pengolahan Data Percobaan 1 (alkohol 40%)
L0 = 7.3 cm
T0 = 45̊ C
No
T ( ͦ C)
ΔT = T-T0 ( ͦ C)
(L + 0.05) cm
ΔL= L-L0 (cm)
1
47.5
2.5
8.5
1.2
2
48.5
3.5
9
1.7
3
49
4
9.1
1.8
4
49.5
4.5
9.4
2.1
5
50
5
9.7
2.4
6
50.5
5.5
9.9
2.6
7
51
6
10.3
3
8
51.5
6.5
10.5
3.2
9
52
7
10.8
3.5
10
52.5
7.5
11.2
3.9
Untuk mencari nilai koefisien muai panjang kita menggunakan persamaan sebagai berikut:
=
∆ ∆
ΔT sebagai variable terikat dan ΔL sebagai variable terikat, maka:
=
1
m merupakan gradien grafik ΔL terhadap ΔT
Maka,
m = 0.5355
=
= |
=
7.
0.5355 = 0.0734
| = |
.8
| 0.734 = 0.02
.
Maka nilai koefisien muai panjang untuk alkohol yang konsentrasinya 40% adalah α70% = (0.0734 + 0.02) 1/ ̊C
Percobaan 2 (alkohol 70%)
L0 = 1 cm
T0 = 45̊ C
No
T ( ͦ C)
ΔT = T-T0 ( ͦ C)
(L + 0.05) cm
ΔL= L-L0 (cm)
1
47.5
2.5
1.5
0.5
2
48.5
3.5
2
1
3
49
4
2.5
1.5
4
49.5
4.5
3.2
2.2
5
50
5
3.5
2.5
6
50.5
5.5
3.5
2.5
7
51
6
3.7
2.7
8
51.5
6.5
3.8
2.8
9
52
7
3.9
2.9
10
52.5
7.5
4
3
Untuk mencari nilai koefisien muai panjang kita menggunakan persamaan sebagai berikut:
=
∆ ∆
ΔT sebagai variable bebas dan ΔL sebagai variable terikat, maka:
=
1
m merupakan gradien grafik ΔL terhadap ΔT
Maka,
m = 0.51
=
= |
= 0.51 = 0.51
.62
| = |
.
| 0.51 = 0.062
Maka nilai koefisien muai panjang untuk alkohol yang konsentrasinya 70% adalah α40% = (0.51 + 0.062) 1/ ̊C
I. Analisis
Dari kedua eksperimen didapat hasil koefisien muai panjang yang berbeda pada masing masing alkohol dengan konsentrasi berbeda, adapun koefisien muai panjang yang didapat adalah Alkohol 40 % = α70% = (0.0734 + 0.002) 1/ ̊C Alkohol 70 % = α40% = (0.51 + 0.062) 1/ ̊C Hal tersebut terlihat bahwa semakin besar konsentrasi alkohol maka semakin besar koefisien muai panjangnya. J. Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen dapat disimpulkan bahwa konsentrasi zat mempengaruhi terhadap besar koefisien muainya,
semakin besar
konsentrasi alkohol maka semakin besar koefisien muai panjangnya. K. Lampiran