BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Be Belakan lakang g
Pelay Pelayanan anan perawa perawatt dalam dalam upaya upaya pelay pelayanan anan keseha kesehatan tan di rumah rumah sakit sakit merupa merupakan kan faktor faktor penent penentu u citra citra dan mutu mutu rumah rumah sakit, sakit, disamp disamping ing itu tuntutan masyarakat terhadap pelayanan perawat yang bermutu semakin meni mening ngka katt seiri seiring ng deng dengan an meni mening ngka katn tnya ya kesad kesadara aran n akan akan hak hak dan dan kewa kewajib jiban an dari dari masy masyara arakat kat.. Kual Kualit itas as pela pelaya yana nan n peraw perawat at haru haruss teru teruss ditingkatkan sehingga upaya pelayanan kesehatan dapat mencapai hasil yang optimal (Nursalam, 200!. "eiring dengan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat dibidang keseha kesehatan tan maka maka #umah #umah "akit "akit adalah adalah salah salah satu sarana sarana penye penyeleng lenggara gara pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang berkesinambungan dengan dengan fasilit fasilitas as keseha kesehatan tan lebih lebih lengka lengkap p diband dibanding ing instan instansi si keseha kesehatan tan lainnya, dimasa sekarang dan yang akan datang maka rumah sakit akan menja enjadi di ruju rujuka kan n pela pelay yanan anan kese keseha hata tan n yang ang utam utama. a. #uma #umah h "aki "akitt merupakan terminal terakhir bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan keseh kesehat atan an terl terleb ebih ih pasi pasien en yang yang meng mengala alami mi kega kegawa wata tan n agar agar sege segera ra mendapatkan pelayanan kesehatan untuk keselamatan kehidupan melalui unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat disebut dengan nama $nit %awat &arurat (Emergency Unit). 'dapun kepuasan pasien atas pelayanan keperawatan yang diberikan tidak lepas dari kesiapan kesiapan dan kemampuan kemampuan perawat perawat yang yang melayaniny melayaninyaa termasuk termasuk kesiapan untuk memenuhi kebutuhan pasien, menerima pasien, menjaga priacy pasien, menjawab pertanyaan)pertanyaan tentang kesehatan pasien dengan sopan dan bijaksana sehingga hal yang diharapkan pasien dapat tercapai (*argaretha, 20+0!. "ehubu "ehubunga ngan n data data tersebu tersebutt $nit $nit %awat %awat &arura &aruratt sebaga sebagaii ujung ujung tombak tombak pelayanan di #umah "akit dituntut untuk selalu siap melayani pasien,
kesiapan itu meliputi peningkatan pelayanan dan sumber daya manusia baik pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan non keperawatan. &i $nit %awat &arurat hampir setiap saat ada kasus kegawatan yang harus segera mendapat pelayanan dan di sini perawatlah yang selalu kontak pertama dengan pasien selama 2 jam. -leh sebab itu pelayanan keperawatan profesional harus ditingkatkan karena pasien gawat darurat harus mendapat pelayanan keperawatan dengan cepat, tepat dan cermat untuk itu diperlukan ketelitian yang tinggi dengan tujuan pasien yang datang di $nit %awat &arurat akan mendapat kesembuhan tanpa cacat. -leh karenanya perawat $nit %awat &arurat disamping mendapat bekal ilmu pengetahuan keperawatan juga perlu untuk lebih meningkatkan ketrampilan yang spesifik seperti tambahan pengetahuan penanggulangan penderita gawat darurat (PP%&!. uga melalui pelatihan)pelatihan yang harus dilakukan oleh perawat $%& diantaranya Basic life support , dan '/" (Advance Cardiac Life Support) agar dapat melakukan resusitasi semua sistem. 1al ini diharapkan agar kualitas dapat meningkat dan menghasilkan pelayanan yang baik sekaligus dapat memenuhi harapan masyarakat khususnya dapat memberikan kepuasan kepada pasien. "elanjutnya memberikan dampak positif, penyebarluasan informasi adanya pelayanan baik pada $%& maupun masyarakat di lingkungan tempat tinggal pasien. 'dapun kepuasan pasien atas pelayanan keperawatan yang diberikan tidak lepas dari kesiapan dan kemampuan perawat yang melayaninya termasuk kesiapan untuk memenuhi kebutuhan pasien, menerima pasien, menjaga priacy pasien, menjawab pertanyaan)pertanyaan tentang kesehatan pasien dengan sopan dan bijaksana sehingga hal yang diharapkan pasien dapat tercapai. &i $nit %awat &arurat ($%&! pengetahuan dan keterampilan perawat sangat dibutuhkan, terutama dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi perawat dalam penilaian awal, perawat harus mampu memprioritaskan perawatan pasien atas dasar pengambilan
keputusan yang tepat, untuk mendukung hal tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Pemisahan yang dimaksud disebut riase. (-man,2003!
"eiring
jumlah
kunjungan
$%&
yang
melampaui
kemampuan sumber daya yang ada untuk melakukan penanganan segera, tujuannya adalah memilih dan menggolongkan semua pasien yang datang ke $%& dan menetapkan prioritas penangannnya dan disaat pertama perawat menilai pasien perawat juga melakukan tindakan diagnostik, sehingga waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan pasien tidak terlalu lama.
1.2 Tujuan Penulisan
+.2.+ ujuan $mum *ahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisa mengenai trend dan issue kulitas pelayanan kesehatan di bidang keperawatan kritis (gawat darurat! +.2.2 ujuan Khusus a. *engidentifikasi tren dalam keperawatan kritis (gawat darurat!. b. *engidentifikasi issue dalam keperawatan kritis (gawat darurat!. 1.3 Metode Penulisan
*etode penulisan yang kelompok gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah pola deskripsi, yakni menggambarkan,
memaparkan serta
menjelaskan kembali apa yang telah kelompok dapat dan telah kelompok pelajari sebelumnya dari berbagai sumber yang telah kelompok padukan menjadi satu rangkaian berdasarkan pemahaman kelompok, berdasarkan
study literature dalam blok Contemporary Issue In Healt Care Services !anagement. . 'da pula metode penulisan untuk bahan sumber yang kami dapatkan adalah sebagai berikut4 +. *encari bahan di perpustakaan berdasarkan sumber yang sesuai dengan materi 2. *encari buku sumber yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan 5. *encari jurnal yang berhubungan dengan pembahasan . *encari ke internet , dll.
1. !iste"atika Penulisan
6ab 7 Pendahuluan, bab ini berisikan latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan yang kami paparkan serta jelaskan secara rinci. 6ab 77 injauan teoritis, bab ini berisikan isi secara keseluruhan dari materi yang kami sajikan. 6ab 777 Penutup, bab ini berisikan tentang kesimpulan dari keseluruhan isi yang telah disajikan. &'8'# P$"'K'
BAB II TIN#AUAN TE$%I 2.1 &onse' 'ela(anan kese)atan
+. Pengertian pelayanan Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan, pelayanan juga dapat diartikan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain (1asyim, 2009! 2. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multidisiplin. Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industry jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung jawab gugat terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai)nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. &isamping itu, penekanan pelayanan pada kualitas yang tinggi tersebut
harus
dapat
dicapai
dengan
biaya
yang
dapat
dipertanggungjawabkan (:ly Nurachma, 200;!
2.2 Pela(anan &e'er*atan +a*at Darurat
Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit yang dilaksanakan di instalasi gawat
darurat.
'dapun
menyelenggarakan
tugas
instalasi
pelayanan
gawat
asuhan
darurat
medis
dan
adalah asuhan
keperawatan serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. "ebagai unit pelayanan yang menanggulangi penderita gawat darurat, komponen pelayanan di instalasi gawat darurat harus memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penanggulangan penderita gawat darurat dan dikelola sedemikian rupa sehingga terjalin kerjasama yang harmonis dengan unit)unit dan instalasi)instalasi lain dalam rumah sakit (&epkes #7, 2009!
*enurut &epkes #7 2009, petugas instalasi gawat darurat di rumah sakit terdiri dokter ahli, dokter umum ,atau perawat yang telah mendapat pelatihan penanganan kegawat daruratan yang dibantu oleh perwakilan unit
*enurut '=war (+9! yang dikutip Purwanto (200!, mutu pelayanan
kesehatan
adalah
yang
menunjukkan
tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. *akin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan. *enyelenggarakan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan tidak terlepas dari sebuah mutu pelayanan keperawatan. 6erdasarkan standar tentang ealuasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu keperawatan.
"edangkan &epkes #7 ( 200 !, telah menetapkan bahwa pelayanan keperawatan
dikatakan
berkualitas
baik
apabila
perawat
dalam
memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek)aspek dasar perawatan. 'spek dasar tersebut meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komunikasi dan kerjasama. anpa mutu pelayanan keperawatan yang baik, kesejahteraan pasien juga terabaikan karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus selama 2 jam sehari ('ditama, 2002!.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap indiidu
mencapai
kemampuan
hidup
sehat
dan
produktif
('ditama,2002!.
&ari batasan)batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan pengertian mutu pelayanan keperawatan adalah sikap profesional
perawat
yang
memberikan
perasaan
nyaman,
terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.
2. Issue as'ek legel dala" ke'era*atan 'ro,essional
"ursing #or$force Issues and %rends Affecting Emergency &epartments (Kathy ". #obinson 6", #N, *ary *. agim 6"N, /:N, #N, /arl :. #ay 6"N, 6/, #N, 200! mengatakan bahwa sedikit fakta atau bukti ilmiah yang tersedia untuk mendukung penggunaan teknologi benar)benar mengurangi beban kerja, kenyataannya adalah bahwa, sistem informasi klinis otomatis menjadi lebih umum di rumah sakit. 'kan sulit untuk membantah bukti bahwa minimalisasi atau penghapusan entri data manual dan pelaksanaan dokumentasi dan sistem order entry terkomputerisasi
meningkatkan efisiensi, output kerja, dan keselamatan pasien. "umber daya klinis seperti buku teks, referensi pengobatan, dan kalkulator sekarang di ujung jari klinisi dengan P/ saku dan personal digital assistant (P&'! untuk menghilangkan dugaan dan waktu jauh dari tempat tidur untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk merencanakan interensi pasien akut. 6ar)coding sistem secara otomatis memberikan catatan identifikasi pasien dan dukungan laboratorium dan radiologi permintaan, tugas)tugas yang sebelumnya diperlukan upaya manual luas. "ecara keseluruhan, rumah sakit tampak terpecah)pecah dalam pendekatan mereka terhadap pelaksanaan
order
entry dan
dokumentasi
sistem
komputerisasi. Kenyataannya adalah bahwa beberapa :mergency &epartement (:&! memiliki teknologi yang membantu perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. emuan yang dilaporkan untuk :mergency &epartement (:&! tahun 200+ Panduan benchmark :N' adalah sebagai berikut4 'gar > 9+,? telah terkomputerisasi entry. 1al ini biasanya dipenuhi melalui
Pree@istence rumah
sakit
warisan sistem
informasi dengan laboratorium dan order entry radiologi. > 23,? memiliki instruksi debit komputerisasi. > 2;? telah terkomputerisasi pelacakan pasien. > +;,2? telah terkomputerisasi catatan medis. 1al ini umumnya dicapai dengan optik memindai rekam medis kertas dan kemudian mampu melihat gambar yang secara online sebagai lawan untuk memiliki catatan medis elektronik yang benar (:*#!. > 3,A? memiliki dokumentasi triase komputerisasi.
> ;,3? memiliki penilaian dokter terkomputerisasi. > A,3? memiliki interensi dokter terkomputerisasi. > 5,9? telah terkomputerisasi penilaian keperawatan. > 2,2? telah terkomputerisasi interensi keperawatan 7ni adalah contoh dari sistem informasi klinis yang digunakan untuk perawatan pasien secara langsung. Namun, ada juga kebutuhan untuk sistem informasi yang terkomputerisasi yang membantu dalam pengelolaan :&. enis penawaran teknologi yang lebih dengan transaksional elemen data seperti penagihan dan coding, serta analisis data dan pelaporan, dan sistem manajemen personalia. emuan
dalam
Panduan
benchmark
:N'
mengungkapkan bahwa 5;,? dari :&" memiliki laporan manajemen terkomputerisasi, 50,3? memiliki capture biaya komputerisasi,
dan
+3,9?
memiliki
penjadwalan
staf
komputerisasi. 'kan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama seperti teleealt secara keseluruhan. &i banyak negara, dan di beberapa negara bagian di 'merika "erikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal! guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. 7su legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan
telenursing
masih
dalam
perdebatan
dan
sulit
pemecahannya. &alam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi! yang mengatur
praktek, "-PBstandar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan
keperawatan
yang menggunakan model informasi
kesehatanBberbasis internet. Perawat
memiliki
komitmen
menyeluruh
tentang
perlunya
mempertahankan priasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. 6eberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah 4 +. aminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga. 2. Pasien yang
mendapatkan interensi melalui telehealth harus
diinformasikan kerahasiaan
potensial
informasi,
resiko melalui
(seperti internet
keterbatasan atau
jaminan
telepon!
dan
keuntungannya 5. &iseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar! dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan! lewat email . 7ndiidu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukumanBlegal aspek.
2.-
Trend &e'era*atan &ritis dan I"'likasin(a di Indonesia
Perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan pelayanan kesehatan cukup berkontribusi dalam membuat orang tidak lagi
dirawat dalam jangka waktu lama di rumah sakit. Pasien yang berada di unit perawatan kritis dikatakan lebih sakit dibanding sebelumnya. "ekarang ini banyak pasien yang dirawat di unit kritis untuk waktu A tahun sudah dapat menjalani rawat jalan di rumah masing)masing. Pasien unit kritis yang ada sekarang ini tidak mungkin bertahan hidup di masa lalu dikarenakan buruknya sistem perawatan kritis yang ada. "udah direncanakan di beberapa rumah sakit akan adanya unit kritis yang lebih besar dan kemungkinan mendapatkan pelayanan perawatan kritis di rumah atau tempat)tempat alternatif lainnya. Perawat kritis harus tetap memantau informasi terbaru dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola metode dan teknologi perawatan terbaru. "eiring dengan perkembangan perawatan yang dilakukan pada pasien semakin kompleks dan banyaknya metode ataupun teknologi perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu untuk selalu meningkatkan pengetahuannya.
"ebagai suatu sistem tentunya tidak luput dari kekurangan, antara lain 4 tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. "edangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan
kegagalan
teknologi
seperti
gangguan
koneksi
internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien. Prinsip dalam pemberian asuhan keperawatan salah satunya adalah efektifitas dan efisiensi sehingga tujuan pelayanan dapat
tercapai. "aat ini telah banyak penelitian yang mendukung bahwa inoasi telenursing sangat berdampak positif bagi pelayanan keperawatan, berikut dapat dilihat pada beberapa artikel penelitian maupun artikel ilmiah lainnya di jurnal)jurnal kesehatan sebagai berikut 4 +. %ele'education in emergency care (6inks C 6enger, 200;!. &alam artikel ini dijelaskan bahwa elenursing juga bisa dimanfaatkan
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat, terutama petugas kesehatan yang
bertugas
didaerah)daerah
terpencil yang kadang sulit diakses melalui jalan darat karena
kondisi
geografis
sehingga
mereka
maupun
pengetahuan
kurang
keperawatan. &isini dimanfaatkan
yang
sebagai
tidak
memungkinkan
terpapar informasi)informasi
terkini
menghenai
pelayanan
dijelaskan
bagaimana
telenursing
sarana
penambahan wawasan
dan
pengetahuan mengenai keperawatan gawat darurat terhadap petugas kesehatan yang bertugas di daerah terpencil. &alam %ele'education dapat diterapkan empat domain pembelajaran, yaitu 4 +! pengetahuan, 2! keterampilan, 5! hubungan (relationsip!, dan ! sikap (attitude!. 2. Using
te
%ele'ICU
Care
&elivery
!odel
to
Build
rganiational *erformance+ *art , (#ufo, 20++!. &alam artikel ini dijelaskan bahwa paradigma dalam model pemberian perawatan saat ini telah bergeser ke arah perbaikan kualitas hidup pasien
dan keamanan perawatan
pasien. %ele'ealt terintegrasi
adalah salah satu contoh. &engan menggunakan perangkat mobile dan keahlian dari dokter yang berpengalaman dapat dihubungkan ke
lokasi
terpencil,
didaerah terpencil
sehingga
sekarang
pemberi
dapat
asuhan
menerima
keperawatan
bantuan
untuk
manajemen pasien secara langsung melalui metode ini. ele)7/$
adalah salah satu contoh dari penerapan model teknologi yang mempercepat
pemecahan
masalah
klinis
dan
pengambilan
keputusan, sehingga mempercepat pemberian perawatan kritis dan akhirnya meningkatkan hasil yang diharapkan. 5. A second set of eyes- an introduction to tele'ICU (%oran, 20+0!. &alam artikel ini dijelaskan bahwa ele)7/$, e7/$, irtual 7/$, atau pusat 7/$ terpencil telah diterapkan dalam perawatan pasien 7/$ oleh dokter di 23 negara, lebih dari 0 sistem perawatan kesehatan, dan lebih dari 200 rumah sakit. *eskipun di beberapa tim perawatan tetap belum terbiasa untuk aplikasikan metode baru ini, sedangkan yang lain tetap skeptis meskipun rasio biaya perawatan yang bisa ditekan dan manfaat yang didapat. Namun, dengan perluasan berbagai program dan publikasi hasil klinis dan fiskal,
tele)7/$ menjadi lebih diperhatikan dan mengubah
wawasan tentang perawatan klinis. Konsep tele)7/$ memberikan manfaat bagi tim perawatan untuk memperoleh kemudahan dalam pengawasan pasien jarak jauh, tidak untuk mengendalikan atau mengganggu, tetapi untuk mendukung dan meningkatkan kualitas perawatan. "aat pasien kritis keluarga, tim 7/$ dan tele)7/$ dapat berbagi
pengalaman, berkolaborasi untuk
menemukan solusi, dan pemahaman melalui tele)7/$, serta belajar bagaimana bersama tim dapat meningkatkan perawatan pasien.
. Socio'tecnical and organiational callenges to ider e' Healt
implementation. Cronic
/espiratory
&isease
(Ditacca, *a==E, C "calini, 200!. Kemajuan terbaru dalam teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan kontak dengan pasien di rumah melalui e'Healt layanan. 'rtikel ini memberikan wawasan tentang seni e'Healt dan telemedicine untuk penggunaan klinis yang lebih luas di masa depan. Peluang telemedicine dirangkum sebagai tele ome care+ teleconsulting antara dokter umum dan spesialis
dan kegiatan kesehatan online. "aat ini prioritas $ni :ropa adalah 7nisiatif pada %elemediciene (*! untuk manajemen penyakit kronis seperti pemantauan kesehatan di rumah dan Disi
masa
depan
untuk
:ropa
2020
didasarkan
pada
pengembangan Pelayanan erpadu %elemedicine+ meskipun masih ada pro dan kontra. Kualitas, akses dan efisiensi adalah isu)isu
kunci
implementasi
utama
untuk
keberhasilan
telemedicine. eknologi
e'Healt dan
sebenarnya
adalah
sumber daya manusia yang tersedia ke dalam organisasi. $ntuk e) Healt dan telemedicine agar lebih berkembang, maka akan diperlukan riset yang lebih luas lagi, seperti efektiitas biaya, manfaatnya terhadap perbaikan kualitas hidup pasien dan dampak pada kualitas kesehatan masyarakat.
BAB III PENUTUP 3.1 !i"'ulan
&ari berbagai sumber hasil penelitian maupun kajian literatur diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode
pelayanan
keperawatan
yang menggunakan model elenursing efektif digunakan dalam aktifitas pelayanan kesehatan, sebagaimana berikut ini 4 a.
6isa digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
bagi petugas
kesehatan
khususnya
tenaga
keperawatan yang berada dimasyarakat maupun dipelosok yang secara geografis sulit diakses, dengan mengembangkan model %ele'edu
atau
%ele'cosulting yang
dapat
memfasilitasi
pembelajaran maupun konsultasi asuhan keperawatan dari perawat primer kepada perawat spesialis, atau model %ele'ICU
dimana
pelayanan intensie care dapat diberikan pada pasien yang
berada ditempat yang terisolasi namun memiliki fasilitas 7/$ yang memadai serta mempunyai care giver . b. 6isa digunakan sebagai sarana memantau perkembangan serta memandirikan pasien atau keluarga untuk merawat diri sendiri melalui metode %elenursing . Pasien yang sudah bisa pulang dan harus menjalani perawatan secara mandiri dirumah dapat di folo up melalui metode ini. c. 6isa
digunakan
sebagai
sarana
memandu
dan
memantau
rehabilitasi pasien pasca dirawat di rumah sakit. &engan metode %elenursing ini
petugas
dapat
memantau
dan
memandu
langkah)langkah rehabilitasi yang harus dijalani pasien)pasien dengan masalah tertentu pada fase out pation. &alam memulai suatu sistem tentu saja terdapat kendala, baik dari segi "&*nya, fasilitas infrasutruktur maupun
biaya
yang harus
dikeluarkan untuk mendukung berjalannya suatu sistem, oleh sebab
itu
sistem
perlu
dirancang
secara
matang
dengan
pendekatan
pengembangan sistem, diantaranya 4 +! analisa sistem, 2! rancangan sistem, 5! implementasi sistem, ! pemeliharaan sistem dan !
peningkatan sistem ("abarguna, 20++!.
DATA% PU!TA&A
6auer, K. (200+!. 1ome)6ased elemedicine4 ' "urey of :thical 7ssues. Cam0ridge 1uarterly of Healtcare Etics+ ,2(2!, +5;)+9. 6inks, "., C 6enger, . (200;!. ele)education in emergency care. Emergency !edicine 3ournal+ 45(++!, ;32);3. %oran, ". 8. (20+0!. ' second set of eyes4 an introduction to tele)7/$. Critical Care "urse+ 62(!, 9)A9. %reenberg *. :lisabeth (2000!. he &omain of elenursing 4 7ssues and Prospects. "ursing Economic 3urnal+ +3(! 22+)222.
#ufo, #. (20++!. $sing the ele)7/$ /are &eliery *odel to 6uild -rgani=ational Performance, Part +. Critical Care "ursing 1uarterly+ 65(5!, +;;)+3+. "abarguna (20++!. Sistem informasi pengem0angan sistem.
*ateri
mana7emen kuliah
$eseatn-
Program
%aap'taap
magister
ilmu
keperawatan 87K $7. (idak dipublikasikan!. Ditacca, *., *a==E, *., C "calini, ". (200!.
Socio'tecnical and
organiational callenges to ider e'Healt implementation. Cronic /espiratory &isease+ 8 (2!, +);. *aulana, 7rfan (20++!. %elenursing se0agai trend dan issue pelayanan $eperaatan Indonesia di %aun 4242. 'nalisis Perkembangan eknologi 7nformasi Program Pasca "arjana 8akultas 7lmu Keperawatan $7. &ossey, 6. *., /athie :.%., /ornelia D. K. (+2!. /ritical care nursing4 body) mind)spirit. (5rd ed.!. Philadelphia4 . 6. ippincott /ompany. :mergency Nurses 'ssociation. (2000!. :mergency Nursing /ore /urriculum. (Ath ed.! #obinson. Katrhy "., #N, *ary *. agim 6"N, /:N, #N, C /arl :. #ay 6"N, 6/, #N. (200!. "ursing #or$force Issues and %rends Affecting Emergency &epartments. %opics in Emergency !edicine 9olume 48 "um0er 5 *ages 4:8 ' 4;8