3.8 STASIUN PUTERAN
Proses putaran bertujuan untuk memisahkan Kristal – Kristal dan larutannya sehingga diperoleh Kristal yang memenuhi syarat. Pemisahan ini dilakukan dengan cara memasukkan masakan ke dalam alat pemutar yang dilengkapi saringan pada dindingnya. Akibat pemutaran ini cairan akan menembus lubang saringan sedangkan massanya akan menempel pada dinding saringan. Dengan demikian Kristal gula akan terpisahkan dari larutannya. Pada stasiun putaran ini terdiri dari 3 bagian, yaitu : a. Stasiun putaran gula SHS ( Superior Head Sugar ) b. Stasiun putaran gula A dan B c. Stasiun putaran gula D
1. Stasiun Putaran Gula SHS Pada stasiun putaran ini menggunakan kecepatam putaran 1100 rpm, berfungsi untuk memisahkan Kristal dan larutannya sehingga diperoleh Kristal yang memenuhi syarat. Prosesnya yaitu gula dari pan masakan masuk ke palung pendingin kemudian dipompakan ke tangki mixer kemudian dimasukan ke putaran kemudian ditambahkan air panas yang bersuhu 80 0C yang disemprotkan menggunakan pompa. Pada putaran ini terjadi pemisahan antara gula dengan stroop dimana stroop ini dimasak kembali untuk bibit gula A. hasil putaran ini
akan diperoleh gula Kristal yang kemudian dimasukkan ke talang goyang ( Screw Conveyo ).
Pada proses putaran ini dihasilkan gula standart dengan kandungan 80% SHS dari screw conveyor masuk ke pengering yang bersuhu 80 0C dengan menggunakan pengering system continue yang panas atau suhunya berasal dari blower. Dari pemanas ini masuk ke pipa pendingin ( Fan) dan disaring dengan 3 saringan yang ukurannya berbeda, yaitu 24 x 24 mm, 8 x 8 mm, 4 x 4 mm, sedangkan standart ukuran produksinya adalah 8 x 8 mm. hasil yang ukurannya tidak standart dilebur kembali kembali untuk bahan bahan masakan A dan dan B.
91
13
12 1
5 11
10
14 4 2 3
6
9
7
8
Gambar 3.27 Alat Pemutaran HGF (high grade fugal) Keterangan Gambar 1. Katup pengisian
8. Chute pengeluaran gula
2. Saringan kerja (working screen)
9. Pipa saluran pengeluaran stroop
3. Penahan saringan kerja (backing
10. Pipa air siraman
screen)
11. Pipa uap
4. Basket
12. Alat control ( touch screen)
5. Rem
13. Elecktro motor
6. Scrapper
14. Poros penggerak
7. Katup pengeluaran
92
1) Cara kerja alat pemutaran HGF (High Grade Fugal)
Kerja HGF dijalankan secara discontiue automatic yang mempunyai beberapa tahapan kerja dengan tingkat kecepatan putaran yang berbedabeda dalam 1 siklus, dimana tiap tingkat putaran putaran dan tahapan diatur oleh pengatur waktu secara otomatis sesuai dengan penyetelan. a. Tahap pencucian (50-80 rpm) b. Tahap pemasukan bahan (± 180 rpm) c. Tahap pemberian air siraman (800 rpm) d. Tahap pemberian uap untuk putaran SHS (1100 rpm) e. Tahap sekrap (50-80 rpm) Selesai sekrap, HGF akan mengulangi kerja yang sama seperti semula.
Grafik HGF 1200
1100
1100
1000 800 ) 800 m p R ( n600 a r a t u P400
180
180
200 50 0
n a i c u c n e p
50
50 n a k n u a s h a a b m e p
n a s a l i b m e p
g n i m a e t s
50
p a r k e s
Grafik 3.1 Tahapan Pada HGF
93
2) Data Teknik Type
: Riem Gedreven
Ukuran Tromol
: Ø 18 inchi x 30 inchi
Putaran
: 1100 rpm
Jumlah alat
: 11 buah
3) Alat Kelengkapan Kelengkapan a. Panel control Berfungsi untuk mengamati besaranya beban LGC b. Saluran uap Berfungsi untuk membersihkan basket dan saringan c. Saluran air panas Berfungsi untuk pencucian dan mempermudah pemisahan massquite atau magma yang terlalu pekat 4) Perawatan a. Dalam masa giling a) Pelumasan pada block bearing 1 bulan 1x b) Mengontrol kondisi talang 1 jam 1x c) Mongontrol getaran putaran motor 1 jam 1x b. Luar masa giling a) Bongkar dan bersihkan body. b) Bongkar periksa metal/bearing. c) Lepas dan perbaiki valve, basket, shaft. Lalu Basket dibalans . d) Angkat dan periksa drive motor. e) Perbaiki peralatan peneomatik.
2. Stasiun Putaran Gula A dan B Pada
stasiun
putaran
yang
mempunyai
kecepatan
±
900
rpm,
menghasilkan gula dan stroop dan hasil stroop akan dimasak kembali. Pada PG. Gondang baru hanya di hasilkan gula produksi SHS. 1) Data Teknik
94
Type
: BMA
Ukuran tromol
: Ø 18 inchi x 30 inchi
Putaran
: ± 900 rpm
Jumlah alat
: 11 buah
2) Perawatan a. Dalam masa giling a) Pelumasan pada block bearing 1 bulan 1x b) Mengontrol kondisi talang 1 jam 1x c) Mongontrol getaran putaran motor 1 jam 1x b. Luar masa giling a) Control bearing penggerak b) Perbaikan kipas motor
3. Stasiun Putaran Gula D Pada stasiun putaran ini mempunyai kecepatan ± 900 rpm. Dihasilkan gula yang mana terjadi pemisahan antara gula dengan tetes.Karena sifat chemistnya berwarna hitam maka hasilnya dilebur kembali untuk mencapuri nira di peti silfitasi . 1) Data Teknik Lebar
: 180 x 925 mm
Panjang
: 8.480 mm
Panjang talang selatan
: 100 mm x 900 mm
Eksentrik
: 20 mm
Putaran as penggerak
: 250 rpm dan 290 rpm
Jumlah alat
: 2 buah
2) Perawatan a. Dalam masa giling a) Pelumasan pada block bearing 1 bulan 1x b) Mengontrol kondisi talang 1 jam 1x c) Mongontrol getaran putaran motor 1 jam 1x
95
b. Luar masa giling a) Control bearing penggerak b) Perbaikan kipas motor
6
Gambar 3.28 Putaran Low Grade Fugal Gula D Keterangan : 1. Pipa pemasukan
8. Saluran tetes atau stroop
2. Katup pengisian
9. Ruang gula
3. Pipa krenseng
10. Lubangan pengeluaran
4. Pipa air
11. Corong
5. Saringan
12. Tuas katup pengisian
6. Pipa contoh
13. Karet pengubung
7. Basket
14. Motor
96
3.9
STASIUN PENYELESAIAN
Gula dari unit pemutaran keluar dengan keadaan panas dan basah dengan ukuran Kristal yang berbeda – beda. Untuk itu Kristal gula perlu dikeringkan dan disaring. Pengeringan perlu dilakukan dengan cara melewatkan gula melalui talang getar yang panjang untuk mendinginkan dihembus udara kering dari blower pada talang getar tersebut. Setelah melewati talang getar gula di naikan ke
penyaringan.Dalam penyaringan ini didapat gula halus, gula kasar dan gula standart sebagai produk yang diinginkan. Gula halus dan gula kasar dilebur kembali dengan cara mencapurnya dengan nira kental sebagai bahan masakan sedangkan gula standart dikemas dalam karung plastic dengan berat 50 kg/sak, selanjutnya dilakukan penggudangan. penggudangan. Daya tahan gula tergantung dari kadar air yang terkandung, maka gula yang masuk gudang harus memenuhi syarat: a. Gula harus kering b. Besar Kristal harus standart c. Gula harus ditimbang terlebih dahulu d. Jahitan karung harus kuat dan tidak ti dak bocor e. Bersih dari kotoran dan warna gula harus sesuai dengan dengan standart P3GI ( Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Penetapan kualitas gula yang dihasilkan pabrik gula adalah ditentukan oleh P3GI, maka setiap periode pengiriman contoh gula yang mewakili gula produk selama satu periode. Untuk pemasaran gula dilakukan dengan cara pelelangan, dimana pelelangan tersebut dilakukan Direksi PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) dan pengambilan gula dalam gudang disaksikan oleh pabrikasi, Tata Usaha Keuangan (TUK). Dari
uraian
diatas
mengenai
stasiun
penggilingan
sampai
stasiun
penyelesaian mengambil dari Moerdokusumo (1993) dan kondisi yang ada di PG. Gondang Baru. 1. Spesifikasi alat dan perawatan pada stasiun puteran 1) Talang Goyang ( Grasshopper Conveyor )
97
a. Fungsi Berfungsi sebagai pengangkut gula A/gula SHS dari satuan alat proses ke alat proses lainnya. b. Cara Kerja Gula yang keluar dari putaran akan jatuh ke Grasshopper Conveyor, yang dibuat maju mundur oleh motor listrik melalui perantara mekanisme engkol. Pada saat gerakan mundur, gula akan melakukan kedepan dan pada saat gerakan maju gula akan tertahan. Demikian seterusnya hingga gula sampai kealat proses berikutnya.
1 4 3 2
5
Gambar 3.29 Talang Goyang Keterangan : 1. Meja talang goyang
4. Bandul perata
2. Tiang talang goyang
5. As talang goyang
3. Motor pengerak c. Cara Perawatan 1. Dalam masa giling a) Periksa kekencangan baut pondasi. b) Periksa kondisi pegas. c) Periksa dan tambah pelumas.
98
2. Luar masa giling a) Bongkar dan bersihkan talang. b) Bongkar dan periksa metal. c) Coba dan amati gerakan talang. d) Periksa kondisi pondasi.
2) Air Drying (pengering) Berfungsi untuk mengeringkan dan mendinginkan kembali gula SHS, dengan cara menghembuskan udara udara panas dan udara dingin pada p ada gula SHS.
Gambar 3.30 Air Drying (pengering) Keterangan Gambar 1. Pen
5. Badan pengering gula
2. Masukan gula
6. Lubang udara dingin
3. Lubang udara kering
7. Penangkap gula debu
4. Penghisap debu
8. Ludu ced fan
99
9. Sugar scruber
13. Corong gula
10. Pompa gula debu
14. Motor
11. Tempat gula debu
15. Pegas
12. Conveyor a. Cara Kerja Air Drying (pengering) Gula SHS akan masih melalui saluran pemasukan dan jatuh pada talang gula, yang masuk diberi hembusan udara pada ± 80
C. Karena talang ini
bergerak maju mundur, maka gula yang bergerak diatasnya akan bergerak maju kedepan. Sebelum gula keluar melalui salurannya, terlebih dahulu diberi hembusan udara dingin ± 30 C, sehingga gula kembali normal. Debu gula yang terbawa
hembusan udara akan terhisap oleh penangkapan debu gula dan ditampung oleh satu tangki yang berisi air dipompa ke stasiun masakan. b. Data Teknik Lebar
: 180 x 925 mm
Panjang
: 8.480 mm
Panjang talang selatan
: 100 mm x 900 mm
Eksentrik
: 20 mm
Putaran as penggerak
: 250 rpm dan 290 rpm
Jumlah alat
: 2 buah
c. Perawatan 1) Dalam masa giling a) Pembersihan saringan 8 jam 1 x b) Control baut-baut pengikat pegas c) Pelumasan engkol pengerak saringan d) Pelumasan bearing motor penggerak 8 jam 1 x 2) Luar masa giling a) Perbaikan engkol saringan b) Control bearing sarringan c) Pembersihan saringan
100
3.10
PEMASARAN HASIL PRODUKSI
Hasil produksi gula sangat tergantung pada luas lahan, produksi tebu serta rendemen. Dengan rendemen yang divariasi antara 5% - 10%, maka produksi gula pertahunnya sangat bervariasi. Pengolahan di PG. Gondang Baru Klaten menghasilkan gula pasir sebagai pruduksi utama SHS IA plus di kemas dalam karung 50 kg dan bahan sisa pengolahan. pengolahan. Bahan sisa pengolahan p engolahan yang masih memiliki nilai ekonomis disebut hasil samping, sedangkan sisa pengolahan yang tidak memiliki nilai ekonomis disebut limbah, limbah ini kadang – kadang dapat menimbulkan pencemaran. Gula pasir yang dihasilkan merupakan gula pasir yang berkualitas SHS IA Plus dengan pol derajat S 20 0 C 99,80 prosentase kadar air < 0,1. Berat jenis butiran (BJB) 0,9 – 0,1 mm dan nilai remisi reduksi (NR red) 70. Hasil samping pengolahan tebu di PG. Gondang Baru adalah tetes, ampas dan blotong.bahan dasar pembuatan plup. Tetes digunakan untuk pembuatan alcohol , penyedap rasa (MSG) dan ester . Tetes dijual dan dikeluarkan PG. Gondang Baru menurut order yang
diperoleh dari direksi melaui lelang. Pembelian atau order yang dating baik dari dalam ataupun dari laur negeri, untuk pasar lokal misalnya dari PT. Acidatama Solo, Sasa Inti, PT. palur Jaya Solo, Woor Kondang Klaten. Sedangkan blotong dapat di jadikan bahan untuk memenuhi tanah atau pupuk yang sedang dikembangkan dikembangkan di Ceper. Hasil produksi gula akan terbagi: 1.
Gula milik pabrik 35%
2.
Gula milik petani 65% (10% berujud barang dan 90% dibeli dipasarkan PG. Gondang Baru). Gula milik petani dijual bebas tidak ke Bilog, sedangkan gula milik pabrik dijual melalui direksi dengan jalan lelang. Dan pabrik mengeluarkan barang sesuai dengan order yang diterima direksi, kemudian pembeli langsung mengambil gula di pabrik.
101
3.11
PENGOLAHAN AMPAS TEBU
Ampas tebu yang dihasilkan dari pengilinggan dapat digunakan sebagai bahan bakar ketel uap. Hal ini dikarenakan untuk menghemat biaya bahan bakar selain itu abu dari hasil pembakaran ampas tebu yang ditangkap dust colletor pada cerobong ketel dapat digunakan untuk pupuk oleh petani tebu. Ampas tebu bisa juga digunakan untuk bahan bakar lokomotif pengangkut tebu.
102