PERCOBAAN 1 PENGENALAN ETAP
1.1 Tujuan Percobaan
-
Mempelajari fungsi ETAP dalam sistem tenaga listrik
-
Mempelajari cara membuat diagram saluran tenaga listrik dengan menggunakan ETAP
1.2 Daftar Alat dan Komponen
- PC dengan instalasi ETAP 7.0.0/7.5.0 1.3 Dasar Teori
Praktikum Distribusi Sistem Tenaga Listrik menggunakan Program untuk menganalisa kondisi transien maupun tunak (steady state) pada sistem tenaga. Program ini bisa bekerja pada sistem operasi MS Windows 98 atau lebih tinggi. Windows N T dan Windows 2000 memberi platform dengan kinerja tertinggi untuk apikasi tingkat tinggi seperti analisa pada jaringan besar yang memerlukan perhitungan teliti. Program ini memungkinkan pengguna berkerja langsung dengan diagram satu garis secara grafik. Program untuk Sistem Tenaga Listrik pada umumnya dirancang berdasarkan tiga konsep dasar yaitu: a.
Operasi Virtual Reality Program ini bekerja sedemikian rupa menyerupai sistem tenaga sesungguhnya.
b. Integrasi data secara total Program ini menggabungkan data elektrik, mekanik, dan fisik dari tiap elemen pada basis data (database) yang sama. Integrasi ini menyediakan konsistensi pada sistem dan menghindari masukan data yang berulang-ulang pada elemen yang sama.
c. Kemudahan dalam masukan data Program ini menyimpan catatan data dari setiap peralatan. Data editor dapat mempercepat program proses pemasukan data
dengan
hanya
memerlukan data yang minimum untuk studi tertentu. Program yang digunakan mengorganisir suatu pekerjaan berdasar basis proyek. Tiap proyek meyediakan semua peralatan yang diperlukan untuk memodelkan dan menganalisa suatu sistem tenaga.. Suatu proyek terdiri dari sebuah sistem yang memerlukan kumpulan komponen elektrik dan hubungannya. Tiap proyek menyediakan kumpulan pengguna, kendali akses pengguna, dan basis data terpisah. Suatu file proyek mempunyai ekstensi (.oti), sedangkan basis data disimpan melalui ODBC ke dalam suatu file basis data seperti MS Access (*.mdp). Kedua file ini bekerja bersamaan untuk menyediakan kendali akses dan penyimpanan untuk tiap proyek dan diberi nama serupa dengan nama proyek. Program ini memiliki built-in libraries yang mudah diakses dari file proyek. Selain itu, data bisa ditambahkan pada library yang ada atau library baru juga bisa dibuat. ETAP (Electric Transient and Analysis Program) merupakan suatu perangkat lunak yang mendukung sistem tenaga listrik. Perangkat ini mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik, online untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan sistem secara real-time. Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam- macam antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik. Analisa tenaga listrik yang dapat dilakukan ETAP antara lain : a.
Analisa aliran daya
b. Analisa hubung singkat c.
Arc Flash Analysis
d. Analisa kestabilantransien,dll. Dalam menganalisa sistem tenaga listrik, suatu diagram saluran tunggal (single line diagram) merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah
sistem tenaga listrik tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi saluran tiga fasa yang terpisah, digunakanlah sebuah konduktor. Hal ini memudahkan dalam pembacaan diagram maupun dalam analisa rangkaian. Elemen elektrik seperti misalnya pemutus rangkaian, transformator, kapasitor, bus bar maupun konduktor lain dapat ditunjukkan dengan menggunakan simbol yang telah distandardisasi untuk diagram saluran tunggal. Elemen pada diagram tidak mewakili ukuran fisik atau lokasi dari peralatan listrik, tetapi merupakan konvensi umum untuk mengatur diagram dengan urutan kiri-ke-kanan yang sama, atas-ke-bawah, sebagai saklar atau peralatan lainnya diwakili. ETAP memiliki 2 macam standar yang digunakan untuk melakukan analisa kelistrikan, ANSI dan IEC. Pada dasarnya perbedaan yang terjadi di antara kedua standar tersebut adalah frekuensi yang digunakan, yang berakibat pada perbedaan spesifikasi peralatan yang sesuai dengan frekuensi tersebut. Simbol elemen listrik yang digunakan dalam analisa dengan menggunakan ETAP pun berbeda. ANSI (American National Standards Institute) adalah sebuah lembaga nirlaba swasta yang mengawasi pengembangan standar konsensus sukarela untuk produk, jasa, proses, sistem, dan personil di Amerika Serikat. Lembaga tersebut mengawasi pembuatan, diberlakukannya, dan penggunaan ribuan norma dan pedoman yang secara langsung berdampak bisnis di hampir setiap sektor. ANSI juga memberi akreditasi bagi organisasi yang melaksanakan sertifikasi produk atau personel sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standar internasional. IEC (International Electrotechnical Commission) adalah organisasi non profit internasional yang didirikan pada tahun 1906. Organisasi yang bermarkas di Jenewa, Swiss, ini bekerja untuk penyusunan dan penerbitan Standar Internasional di bidang“electrotechno logy “, yaitu semua teknologi listrik, elektronik, dan yang terkait dengannya. Standar IEC meliputi berbagai teknologi pembangkit, transmisi, distribusi listrik, semikonduktor, serat optik, baterai, tenaga surya, nanoteknologi, peralatan elektronik untuk r umah/ kantor, dan sebagainya.
Gambar 1.1 Elemen standar ANSI
Beberapa elemen yang digunakan dalam suatu diagram saluran tunggal adalah : a. Generator Merupakan mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga listrik.
Gambar 1.2 Simbol Generator di ETAP
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK /4
b. Transformator Berfungsi untuk menaikkan maupun menurunkan tegangan dengan rasio tertentu sesuai dengan kebutuhan sistem tenaga listrik.
Gambar 1.3 Simbol Transformator di ETAP
c. Pemutus Rangkaian Merupakan sebuah saklar otomatis yang dirancang untuk melindungi sebuah rangkaian listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan beban atau hubungan pendek.
Gambar 1.4 Simbol pemutus rangkaian di ETAP
d. Beban Di ETAP terdapat dua macam beban, yaitu beban statis dan beban
dinamis .
Gambar 1.5 Simbol beban statis di ETAP
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK /5
Langkah-langkah menjalankan program : 1. Jalankan Program 2. Pilih File– New Project 3. Tulis nama Project anda laluklik OK 4. Lalu akan tampil user information, klik-OK 5. Setelah itu akan muncul tampilan project untuk one-line diagram
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK /6
6. Saat membuat sebuah project baru akan muncul tampilan menu bar untuk one-line diagram seperti tampak pada gambar 1.6
Gambar 1.6 Tampilan Menu Bar program
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK /7
1.4 Percobaan 1.4.1
Prosedur Percobaan
a.
Susun rangkaian sepertigambar di bawah ini
b. Untuk cara merangkainya, perhatikan penjela san dari asisten terlebih dahulu
Gambar 1.7 Single Line Diagram
c.
Masukkan setiap nilai atau rating elemen yang sudah ditentukan asisten.
d. Bila ada parameter elemen yang kurang jelastanyakan pada asisten. e.
Bila sudah selesai, simpan file ke dalam folder yang lokasinya ditentukan olehasisten.
f.
Tutup program ETAP.
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK /8
PERCOBAAN 2 ANALISA ALIRAN DAYA ( LOAD FLOW ANALYSIS )
2.1 Tujuan Percobaan
-
Mempelajari konsep aliran daya dalam sistem tenagalistrik.
-
Menganalisa masalah-masalahairan daya pada sistem tenaga listrik.
2.2 Daftar Alat dan Komponen
-
PC dengan instalasi ETAP 7.0.0
2.3 Dasar Teori
Percobaan aliran daya ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik aliran daya yang berupa pengaruh dari variasi beban dan rugi-rugi transmisi pada aliran daya dan juga mempelajari adanya tegangan jatuh di sisi beban . Aliran daya pada suatu sistem tenaga listrik secara garis besar adalah suatu peristiwa daya yang mengalir berupa daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dari suatu sistem pembangkit (sisi pengirim) melalui suatu saluran atau jaringan transmisi hingga sampai ke sisi beban (sisi penerima). Pada kondisi ideal, maka daya yang diberikan oleh sisi pengirim akan sama dengan daya yang diterima beban. Namun pada kondisi real, daya yang dikirim sisi pengirim tidak akan sama dengan yang diterima beban. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal: a.
Impedansi di salurantransmisi. Impedansi di saluran transmisi dapat terjadi karena berbagai hal dan sudah mencakup resultan antara hambatan resistif, induktif dan kapasitif. Hal ini yang menyebabkan rugi-rugi daya karena terkonversi atau terbuang menjadi energy lain dalam transfer energi. Tipe Jaringan Distribusi Ada Beberapa bentuk Sistem Tenaga Listrik Distribusi, yaitu :
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK /9
1) Sistem Radial Merupakan jaringan sistem distribusi primer yang sederhana dan murah biaya investasinya. Pada jaringan ini arus yang paling besar adalah yang paling dekat dengan Gardu Induk. Tipe ini dalam penyaluran energi listrik kurang handal karena bila terjad i gangguan pada penyulang maka akan menyebabkab terjadinya pemadamanpada penyulang tersebut. Secara Sederhana Sistem Radial Mempunyai Kelebihan dan Kekurangan :
Kelebihan :
- Lebih MurahBiaya Investasinya - Lebih Sederhana Pengendaliandan Sistemnya
Kekurangan :
- Kualitas Listrik Kurang Baik - Jika Mengalami gangguan pada satu titik maka titik yang lain tidak akan teraliri listrik
Gambar 2.1 Konfigurasi sistem radial 2) Sistem Ring/Loop Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe jaringan radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan normal tipe ini bekerja secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT dapat dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokalisir. LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK / 10
Tipe ini lebih handal dalam penyaluran tenaga listrik dibandingkan tipe radial namun biaya investasi lebih mahal.
Secara Sederhana Sistem Loop Mempunyai Kelebihan dan Kekurangan :
Kelebihan :
- Kualitas Listri k Lebih Baik/Handal. - Jika Mengalami gangguan pada satu titik maka titik yang lain dapat di Aliri listrik dari PMT yang Lain.
Kekurangan :
- Lebih Mahal Biaya Investas inya. - Lebih Rumit Pengendalian dan Sistemnya.
Gambar 2.2 Konfigurasi sistem loop
3) Sistem Spindle Jaringan ini merupakan jaringan distribusi primer gabungan dari struktur radial yang ujung-ujungnya dapat disatukan pada gardu hubungdan terdapat penyulang ekspres. Penyulang ekspres (express feeder) ini harus selalu dalam keadaan bertegangan, dan siap terus menerus untuk menjamin bekerjanya system dalam menyalurkan energi listrik ke beban pada saat terjadi gangguan atau pemeliharaan. Dalam keadaan normal tipe ini beroperasi secara radial.
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK / 11
Gambar 2.3 Konfigurasi sistem spindel 4) Sistem Mesh Struktur jaringan distribusi primer ini dibentuk dari beberapa Gardu Induk yang saling dihubungkan sehingga daya beban disuplai oleh lebih dari satu gardu Induk dibandingkan dengan dua tipe sebelumnya, tipe ini lebih handal dan biaya investasi lebih mahal.
Gambar 2.4 Konfigurasi sistem mesh
b. Tipe beban yang tersambung jalur. Ada 3 tipe beban, yaitu resistif, induktif, dan kapasitif. Resultan antara besaran hambatan kapasitif dan induktif akan mempengaruhi P.F. sehingga mempengaruhi perbandingan antara besarnya daya yang ditransfer dengan yang diterima. Sedangkan untuk melakukan kalkulasi aliran daya, terdapat 3 metode yang biasa digunakan:
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK / 12
1) AcceleratedGauss-Seidel Method 2.3.1
Hanya butuh sedikit nilai masukan, tetapi lambat dalam kecepatan perhitungan. 2)
2.3.2
Newton Raphson Method
Cepat dalam perhitungan tetapimembutuhkan banyak nilai masukan dan parameter.
2.3.3
First Order Derivative digunakan untuk mempercepat perhitungan. 3) Fast Decoupled Method
2.3.4
Dua set persamaan iterasi, antara sudut tegangan, daya reaktif dengan magnitude tegangan
2.3.5
Cepat dalam perhitungan namun kurang presisi
2.3.6
Baik untuk sistem radial dan sistem dengan jalur panjang
2.4
Percobaan 2.4.1 Prosedur Percobaan
a.
Jalankan program
b. Pilih file – New Project c.
Tulis nama Project anda dengan nama LF_(no kelompok anda)
d. Lalu akan tampil user information, klik – Ok e.
BuatlahOne-Line Diagram seperti dibawah ini padaone-line diagaram edit mode.
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LIS TRIK / 13
Gambar 2.1 one-line diagram LF
f.
Aturlah properties masing- masing alat sesuai dengan data yang diberikan oleh asisten.
g. Lakukan studi kasus load flow. h. Simpan Load-Flow Report dari percobaan yang telah anda buat.
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 14
2.4.2 Data Hasil Percobaan
1. Single Line Diagram Load Flow 1 Sebelum Running Dan Sebelum Diperbaiki
Data Geberator 1
Operating mode
: Swing
Jumlah Kutub
:4
Kecepatan Putar
: 1500 rpm
Daya Aktif (P)
: 51 MW
Daya Semu (S)
: 60 MVA
Tegangan (V)
: 13,8 kV
Power Factor (%)
: 85
Effisiensi (%)
: 85
Data Trafo
T1 : 13,8/70 kV , 100 MVA, X 1 = X2 = X3 = 12,5 % T2 : 70/20 kV, 100 MVA, X 1 = X2 = X3 = 12,5 % Data Saluran Transmisi
Z1 = Z2 = j0,2 ohm per km Z0 = 0 L = 10 Km
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 15
Data Beban
Load 1 : P = 8,5 MW, Q = 5,268 MVAR, S = 10 MVA, V = 20 kV Load 2 : P = 4,25 MW, Q = 2,634 MVAR, S = 5 MVA, V = 20 kV Load 3 : P = 6,375 MW, Q = 3,951 MVAR, S = 7,5 MVA, V = 20 Kv
2. Single Line Diagram Load Flow 1 Sebelum Running dan Sesudah Diperbaiki
Data yang diperbaiki : Perbaikan tegangan bus 2 dilakukan dengan menaikkan tap changer pada bagian sekunder sebesar 2,5% . 3. Single Line Diagram Load Flow 2 Sebelum Running dan Sebelum Diperbaiki
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 16
Data Generator 1
Operating mode
: Swing
Jumlah Kutub
:4
Kecepatan Putar
: 1500 rpm
Daya Aktif (P)
: 50 MW
Daya Semu (S)
: 58,824 MVA
Tegangan (V)
: 20 kV
Power Factor (%)
: 85
Effisiensi (%)
: 95
Data Generator 2
Operating mode
: Swing
Jumlah Kutub
:4
Kecepatan Putar
: 1500 rpm
Daya Aktif (P)
: 50 MW
Daya Semu (S)
: 58,824 MVA
Tegangan (V)
: 20 kV
Power Factor (%)
: 85
Effisiensi (%)
: 95
Data Generator 3
Operating mode
: Swing
Jumlah Kutub
:4
Kecepatan Putar
: 1500 rpm
Daya Aktif (P)
: 50 MW
Daya Semu (S)
: 58,824 MVA
Tegangan (V)
: 20 kV LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK
/ 17
Power Factor (%)
: 85
Effisiensi (%)
: 95
Data Trafo
T1 : 20/70 kV , 100 MVA, X 1 = X2 = X3 = 12,5 % T2 : 20/70 kV, 100 MVA, X 1 = X2 = X3 = 12,5 % T3 : 20/70 kV , 80 MVA, X 1 = X2 = X3 = 12,5 % Data Saluran Transmisi Line 1 ( Bus 2 ke 3)
Z1 = Z2 = (0,3+j0,4)ohm per kmZ0 = (0,2+j0,3)ohm per km L = 30 Km Line 2 ( Bus 3 ke 4)
Z1 = Z2 = (0,2+j0,3)ohm per km Z0 = (0,1+j0,2)ohm per km L = 20 Km Line 3 ( Bus 2 ke 6)
Z1 = Z2 = (0,4+j0,6)ohm per km Z0 = (0,1+j0,2)ohm per km L = 60 Km Line 4 ( Bus 4 ke 6)
Z1 = Z2 = (0,2+j0,3)ohm per km Z0 = 0 L = 40 ft Data Beban
Load 1 : P = 34 MW, Q = 21,071 MVAR, S = 40 MVA, V = 70 kV Load 2 : P = 25,5 MW, Q = 15,803 MVAR, S = 30 MVA, V = 70 kV Load 3 : P = 34 MW, Q = 21,071 MVAR, S = 40 MVA, V = 70 kV Load 4 : P = 25,5 MW, Q = 15,803 MVAR, S = 30 MVA, V = 20 kV
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 18
4. Single Line Diagram Load Flow 2 Sebelum Running dan Sesudah Diperbaiki
Data yang diperbaiki : Perbaikan pada Bus 3 dengan cara mengubah tegangan nominalnya dari 70 KV menjadi 63 KV. Dan perbaikan tegangan bus 4 dilakukan dengan mengubah tap pada trafo 2 pada bagian primer sebesar -5% .
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 19
2.4.3 Pengolahan Data
1. Single Line Diagram Load Flow 1 Setelah Running dan Sebelum Diperbaiki
2. Single Line Diagram Load Flow 1 Setelah Running dan Sesudah Diperbaiki
Data yang diperbaiki : Perbaikan tegangan bus 2 dilakukan dengan menaikkan tap changer pada bagian sekunder sebesar 2,5% .
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 20
3. Single Line Diagram Load Flow 2 Setelah Running dan Sebelum Diperbaiki
4. Single Line Diagram Load Flow 2 Setelah Running dan Sesudah Diperbaiki
Data yang diperbaiki : Perbaikan pada Bus 3 dengan cara mengubah tegangan nominalnya dari 70 KV menjadi 63 KV. Dan perbaikan tegangan bus 4 dilakukan dengan mengubah tap pada trafo 2 pada bagian primer sebesar -5% .
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 21
2.5 Tugas Dan Jawaban
1. Apa itu generator ? 2. Jelaskan operasi generator pada mode ; a. Swing b. Voltage control c. MVAR control d. PF control 3. (terlampir)
JAWAB 1. Generator merupakan istilah untuk menyetakan alat untuk mengkonversi suatu energi menjadi energi listrik, umumnya mrujuk pada alat konversi energi mekanik menjadi listrik dengan memanfaatkan prinsip elektromagnetik
2. a. Swing Sebuah generator dengan mode swing akan berusaha memenuhi kekurangan aliran daya pada sistem dimana nilai sudut tegangan terminal generator akan dijaga tetap berada pada nilai operasi tertentu. Salah satu operasi mesin yang beroperasi swing akan dipilih sebagai mesin referensi untuk keseluruhan sistem, sehingga harus ada minimal satu mesin yang terhubung dengan sistem pada diagram satu garis. Selain itu tegangan rating generator swing digunakan sebagai basis tegangan pada bus yang terhubung dengan generator tersebut. b. Generator voltage control Merupakan generator mode droop (nilai MW konstan) dengan sebuah AVR (Automatic voltage regulator) yang mengatur exciter untuk beroperasi pada tegangan konstan. c. MVAR Control Dengan MVAR Control, generator diset dengan nilai MW dan MVAR yang konstan. Berarti generator mode droop dengan pengaturan exciter yang juga konstan tanpa aksi AVR (Automatic voltage regulator) LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 22
d. PF Control Pada mode ini, governor beroperasi pada mode droop sehingga keluaran MW generator sama dengan dengan pengaturan MW. Sebaliknya, exciter AVR (Automatic voltage regulator) menyesuaikan pengaturan faktor daya. Intinya adalah mode ini menjaga agar keluaran generator memiliki daya listrik MW dan Power Faktor yang konstan
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 23
2.6 Analisa Hasil Percobaan
Praktikum kami kali ini membuat percobaan load flow1 dan load flow2 yang menggunakan aplikasi simulasi ETAP untuk mengenali analisa jaringan transmisi listrik. Percobaan load flow1 kita menggunakan jaringan sederhana mulai dari generatror; bus; trafo; hingga load. Percobaan ini saat disimulasikan terdapat beberapa komponen yang berwarna ungu yang mengindikasikan ketidaksesuai tegangan yang ada di saluran, terutama pada bus. Adanya ketidaefisienan pengiriman daya yang sangat signifikan melebihi batas kritis lebih dari 10% dari nilai 100%. Perbaikan dapat dilakukan dengan metode mundur ke arah sumber dimulai dari bus yang dianggap memiliki gangguan, diperiksa satu persatu kemudia dicoba dengan peggantian nilai pada tiap komponen yang dirasa bermasalah. Misalnya paa trafo, dilakukan perubaha tap canger agar perbandingan kenaikan tegangan antara primer dengan sekunder dapat diatur ulang, berbicara soal perencanaan tentu in yang paling mudah dilakukan karena jika pada komponen lain seperti kawat transmisi, misalkan diganti jaraknya maka tidak bisa praktis dilaksanakan, karena tujuan transmisi adalah mengalirkan daya yang jaraknya bisa sangat jauh, sehingga nilainya cenderung statis dibandingkan komponen trafo. Setelah melakukan perbaikan pada pada trafo1 yaitu dengan menaikkan pada tap sekunder sebesar 2,5%. Tap changer ini membuat perbandingan trafo sesuai dan efisien sesuai posisi trafo dan membuat komponen pada rangkaian berwarna hitam yang menandakan bahwa perbaikan yang telah kita lakukan berjalan dengan baik. Yang mempengaruhi komponen berwarna ungu salah satunya adalah panjang saluran dari rangkaian tersebut. Semakin panjang saluran yang diberikan maka akan semakin besar kemungkinan terjadi gangguan pada saluran yang paling jauh dengan pembangkit. Daya yang dikirim dari generator akan sampai ke beban tidak akan sama dengan daya yang dikirim karena disepanjang saluran transmisi terdapat losses. Nah, lagi agi sagat menjadi pertimbangan dalamperencanaan bahwa panjanganya saluran transmisi merupakan nilai yang statis sehingga cenderung untuk satu kali perencanaan awal yang harus matang. Percobaan kedua, rangkaian yang dibuat lebih kompleks dan memiliki beberapa komponen tambahan, karena terdapat tiga generator dan harus mensuplai 4 beban. Dengan nilai load yang sudah statis terhadap saluran transmisi. Hasil simulasi menujukkan pada bus 4 berwarna merah dan pada bus 5 dan bus 7 berwarna ungu. Metode yang sama dilakukan kembali memperbaiki mulai daripada mengubah tegangan nominal pada bus 3. Pada awalnya
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 24
tegangan nominal pada bus 4 sebesar 70 KV, kemudian ketika diubah menjadi 67 KV. tegangan nominal pada bus 4, warna merah pada bus 3 berubah menjadi warna hitam, sehingga hanya menjadi 2 bus yang berwarna ungu yaitu bus 5 dan bus 7. Lalu untuk langkah selanjutnya yaitu menyesuaikan tap changer trafo 2 sebesar -5% pada sisi primerdan ini dapat membuat kedua bus ini menjadi berwarna hitam. Maka pada rangkaian semua komponen berwarna hitam. Hal ini menandakan bahwa semua sistem yang berjalan sesuai dengan kebtuhan tiap beban . Persentase tegangan bus-bus tersebut ada yang normal, marginal, dan critical. Range persentase normal ialah 98 % sampai dengan 102 %, bila melebihi dari range tersebut persentase bus tersebut menjadi marginal. Dan bila melebihi 105% atau kurang dari 95% maka persentase tegangan tersebut menjadi critical. Persentase tegangan menjadi marginal atau critical biasanya disebabkan oleh kurangnya daya yang diterima oleh beban. Perubahan yang diperbaiki lebih kepada perubahan warna bus dalam jaringan transmisi daya. Baik marginal maupun critical
menandakan tidak baiknya penyaluran daya sehingga
keduanya sebaiknya diperbaiki dengan metode yang ada.
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 25
2.7 Kesimpulan
1. Panjangnya saluran akan meningkatkan presentase gangguan dan menurunkan efisiensi penyaliuran daya 2. Sudut pandang gangguan dilihat dari perubahan warna bus yang menjadi ungu hinga merah 3. Metode perbaikan tegangan yang digunakan adalah perbaikan komponen satupersatu hingga mendekat sumber tegangan. 4. Perbandingan teganga pada trafo dpat diatur dengan tap changer 5. Langkah terakhir perbaikan apabila semua komponen sudah diperbaiki namu masih kritis adalah dengan menambah kapasitor
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 26
................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................ ................................................................
LABORATORIUM DIS TRIBUS I DAN S IS TEM TENAGA LISTRIK / 27