31 nervus spinalis
31 NERVUS SPINALIS 8 pasang syaraf servikal Meliputi : C menunjukkan sekmen T,L,S,Co
1. Pleksus servikal berasal dari ramus anterior saraf spinal C1 – C4 C4 2. Leksus brakial C5 – T1 / T2 mempersarafi anggota bagian atas, saraf yang mempersarafi
anggota bawah L2 – S3. S3. 12 Pasang syaraf Torakal 5 Pasang syaraf Lumbal 5 Pasang syaraf Sakral 1 pasang syaraf koksigeal. Otot – otot otot representative dan segmen – segmen segmen spinal yang bersangkutan serta persarafannya:
1. Otot bisep lengan C5 – C6 C6 2. Otot trisep C6 – C8 C8 3. Ototbrakial C6 – C7 C7 4. Otot intrinsic tangan C8 – T1 T1 5. Susunan otot dada T1 – T8 T8 6. Otot abdomen T6 – T12 T12 7. Otot quadrisep paha L2 – L4 L4 8. Otot gastrok nemius reflek untuk ektensi kaki L5 – S2 S2 Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau gabungan(pleksus) membentuk jaringan urat saraf.Pleksus terbagi menjadi 3 macam, yaitu: 1)
Plexus cervicalis (gabungan urat saraf leher )
2)
Plexus branchialis (gabungan urat saraf lengan)
3)
Plexus lumbo sakralis (gabungan urat saraf punggung dan pinggang) Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah akar, yaitu akar depan (anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar anterior dibentuk oleh beberapa benang akar yang meninggalkan sumsum tulang belakang pada satu alur membujur dan teratur dalam satu baris. Tempat alaur tersebut sesuai dengan tempat tanduk depan terletak paling dekat di bawah permukaan sumsum tulang belakang. Benang-benang akar dari satu segmen berhimpun
untuk membentuk satu akar depan. Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar serupa, yang mencapai sumsum tulang belakang pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang. Setiap akar belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf spinal. Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang meninggalkan terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang belakang dan kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang, cabang depan, dan cabang penghubung.
Adapun ke 31 nervus ne rvus spinalis, yaitu: 1. Nervus hipoglossus : Nervus yang mempersarafi lidah dan sekitarnya. 2. Nervus occipitalis minor : Nervus Nervus yang mempersarafi bagian otak belakang dalam trungkusnya. 3. Nervus thoracicus : Nervus yang mempersarafi otot serratus serratus anterior. 4. Nervus radialis: Nervus yang mempersyarafi otot lengan bawah bagian posterior,mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah dan mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah. Merupakan saraf terbesar dari plexus. 5. Nervus thoracicus longus: Nervus yang mempersarafi otot subclavius, Nervus thoracicus longus. berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafi otot serratus anterior. anterior. 6. Nervus thoracodorsalis: Nervus yang mempersarafi otot deltoideus dan otot trapezius, otot latissimus dorsi. 7. Nervus axillaris: Nervus ini ini bersandar pada collum chirurgicum humeri. 8. Nervus subciavius: Nervus subclavius berasal dari ramus C5 dan C6, mempersarafi otot subclavius.. 9. Nervus supcapulari: Nervus ini bersal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae, 10. Nervus 10. Nervus supracaplaris: Berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot supraspinatus dan infraspinatus. 11. Nervusphrenicus: 11. Nervusphrenicus: Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma. diafragma. 12. Nervus 12. Nervus intercostalis 13. Nervus 13. Nervus intercostobrachialis: Mempersyarafi Mempersyarafi kelenjar getah bening. 14. Nervus 14. Nervus cutaneus brachii medialis: Nervus ini mempersarafi mempersarafi kulit sisi medial lengan atas. 15. Nervus 15. Nervus cutaneus antebrachii medialis: Mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah.
untuk membentuk satu akar depan. Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar serupa, yang mencapai sumsum tulang belakang pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang. Setiap akar belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf spinal. Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang meninggalkan terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang belakang dan kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang, cabang depan, dan cabang penghubung.
Adapun ke 31 nervus ne rvus spinalis, yaitu: 1. Nervus hipoglossus : Nervus yang mempersarafi lidah dan sekitarnya. 2. Nervus occipitalis minor : Nervus Nervus yang mempersarafi bagian otak belakang dalam trungkusnya. 3. Nervus thoracicus : Nervus yang mempersarafi otot serratus serratus anterior. 4. Nervus radialis: Nervus yang mempersyarafi otot lengan bawah bagian posterior,mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah dan mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah. Merupakan saraf terbesar dari plexus. 5. Nervus thoracicus longus: Nervus yang mempersarafi otot subclavius, Nervus thoracicus longus. berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafi otot serratus anterior. anterior. 6. Nervus thoracodorsalis: Nervus yang mempersarafi otot deltoideus dan otot trapezius, otot latissimus dorsi. 7. Nervus axillaris: Nervus ini ini bersandar pada collum chirurgicum humeri. 8. Nervus subciavius: Nervus subclavius berasal dari ramus C5 dan C6, mempersarafi otot subclavius.. 9. Nervus supcapulari: Nervus ini bersal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae, 10. Nervus 10. Nervus supracaplaris: Berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot supraspinatus dan infraspinatus. 11. Nervusphrenicus: 11. Nervusphrenicus: Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma. diafragma. 12. Nervus 12. Nervus intercostalis 13. Nervus 13. Nervus intercostobrachialis: Mempersyarafi Mempersyarafi kelenjar getah bening. 14. Nervus 14. Nervus cutaneus brachii medialis: Nervus ini mempersarafi mempersarafi kulit sisi medial lengan atas. 15. Nervus 15. Nervus cutaneus antebrachii medialis: Mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah.
16. Nervus 16. Nervus ulnaris: Mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial. 17. Nervus 17. Nervus medianus: Memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus medianus. 18. Nervus 18. Nervus musculocutaneus: Berasal dari C5 dan C6, mempersarafi otot coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus ne rvus cutaneus lateralis dari lengan atas. 19. Nervusdorsalis 19. Nervusdorsalis scapulae: Nervus dorsalis scapulae bersal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus. 20. Nervus 20. Nervus transverses colli 21. Nervus 21. Nervus nuricularis: Nervus auricularis posterior berjalan berdekatan menuju foramen, Letakanatomisnya: sebelah atas dengan lamina terminalis, 22. NervusSubcostalis: 22. NervusSubcostalis: Mempersarafi Mempersarafi sistem kerja ginjal dan letaknya. 23. Nervus 23. Nervus Iliochypogastricus: Nervus iliohypogastricusberpusat iliohypogastricusberpusat pada medulla spinalis. 24. Nervus 24. Nervus Iliongnalis: Nervus yang mempersyarafi system system genetal, atau kelamin manusia. 25. NervusGenitofemularis: 25. NervusGenitofemularis: Nervus genitofemoralis berpusat pada medulla spinalis L1-2, berjalan ke caudal, menembus m. Psoas P soas major setinggi vertebra lumbalis ¾. 26. Nervus 26. Nervus Cutaneus Femoris Lateralis: Mempersyarafi tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki. 27. NervusFemoralis: 27. NervusFemoralis: Nervus yang mempersyarafi daerah paha dan otot paha. 28. NervusGluteus 28. NervusGluteus Superior: Nervus gluteus superior (L4, 5, dan paha, walaupun sering dijumpai percabangan dengan letak yang lebih tinggi. 29. Nervus 29. Nervus Ischiadicus: Nervus yang mempersyarafi pangkal paha 30. NervusCutaneus 30. NervusCutaneus Femoris Inferior: Nervus yang mempersyarafi bagian (s2 dan s3) pada bagian lengan bawah. 31. Nervus 31. Nervus Pudendus: Letak nervus pudendus berdekatan dengan ujung spina ischiadica. Nervus pudendus, Nervus pudendus menyarafi otot levator ani, dan otot perineum(ke kiri / kanan ), sedangkan letak kepalanya dibuat sedikit lebih rendah.
Saraf Kranial Saraf kranial adalah saraf-saraf yang langsung keluar dari otak, lain dengan saraf spinal yang keluar dari segmen-segmen medula spinalis. Pada manusia, terdapat dua belas pasang saraf kranial. Hanya pasangan saraf pertama dan kedua yang keluar dari otak besar (cerebrum), sisanya 10 pasang saraf kranial keluar dari batang otak. Saraf Kranial I — Nervus Olfaktorius Merupakan saraf sensoris, berasal dari telensefalon dengan inti di nukleus olfaktorius anterior. Fungsinya adalah untuk menerima rangsang bau; terletak di foramina olfaktorii di lempeng kribriform tulang ethmoid. Saraf Kranial II – Nervus Optikus Saraf sensoris yang berasal dari diensefalon dengan inti pada sel-sel ganglion retina. Berfungsi untuk menghantarkan informasi visual ke otak; terletak di kanal optik. Saraf kranial III — Nervus Okulomotorius Terutama bersifat motorik, berasal dari otak tengah dengan inti pada nukleus okulomotorius, nukleus Edinger-Westpal. Fungsinya adalah mempersarafi otot levator palpebra superior, rektus superior, rektus medial, rektus inferior, dan oblik inferior, yang secara umum mempersarafi pergerakan bola mata; Juga mempersarafi otot spincter pupil, dan otot-otot siliar tubuh. Terletak di fisura orbita superior. Saraf Kranial IV — Nervus trokhlearis Terutama bersifat motorik, berasal dari otak tengah. Nervus troklearis mempersarafi otot oblik superior, yang menggerakkan bola mata ke bawah, atau berputar ke samping (pada aksis optik), dan intorts bola mata; Terletak di fisura orbita superior. Saraf Kranial V — Nervus Trigeminus Merupakan saraf sensoris dan motoris. Berasal dari Pons. Inti sensoris pada nukleus trigeminus, nukleus trigeminus spinal, nukleus trigeminus mesensefalik, nukleus motorik trigeminus. Fungsinya untuk menerima rangsang dari wajah dan mempersarafi otot-otot mastikasi; terletak di fisura orbita superior (saraf oftalmikus – V1), foramen rotundum (saraf maxillaris – V2) dan foramen ovale ( saraf mandibularis – V3) Saraf Kranial VI — Nervus Abdusen Terutama bersifat motorik. Berasal dari margin posterior Pons denga inti di nukleus abdusen. Nervus abdusen mempersarafi otot rektus lateral, yang
berfungsi untuk abduksi bola mata; terletak di fisura orbitalis superior. Saraf Kranial VII — Nervus Facialis Merupakan saraf sensoris dan motoris. Berasal dari Pons (sudut serebelopontin) di atas olive. Inti di nukleus facialis , nukleus solitarius, nukleus salivarius superior. Nervus facialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah, belly posterior otot-otot digastrik, dan otot stapedius. Saraf sensoris menerima rangsang rasa dari 2/3 anterior lidah, dan mempersarafi kelenjar liur (kecuali kelenjar parotis) dan kelenjar lakrimalis; terletak di kanalis akustikus internal, memanjang ke kanalis facialis dan keluar di foramen stilomastoideus. Saraf Kranial VIII — Nervus Vestibulokokhlearis (atau nervus vestibulo-auditorius atau nervus statoakustikus) Terutama bersifat sensoris. Terletak di lateral nervus facialis (sudut serebelopontin). Inti pada vestibular, dan kokhlear. Menerima rangsang suara, rotasi dan gravitasi (untuk keseimbangan dan gerakan tubuh). Lebih spesifik, cabang vestibular membawa impuls untuk pendengaran; terletak di kanalis akustikus interna. Saraf Kranial IX — Nervus Glossofaringeus Merupakan saraf motorik dan sensoris. Berasal dari medulla. Inti ambiguus, inti salivarius inferior, inti solitarius. Nervus glossofaringeus menerima rangsang rasa dari 1/3 belakang lidah, mempersarafi kelenjar parotis, dan mempersarafi gerakan stilofaringeus. Beberapa sensasi juga di relay ke otak dari tonsila palatina. Sensasi di relay ke talamus sisi yang berlawanan dan beberapa inti hipotalamik. terletak di foramen jugularis. Saraf Kranial X — Nervus Vagus Merupakan saraf sensoris dan motoris. Keluar dari sulkus posterolateral medulla. Inti ambiguus, inti vagal motor dorsal, inti solitarius. Nervus vagus mempersarafi gerakan brakhiomotorik untuk hampir semua otot-otot faringeal dan laringeral (kecuali otot stafilofaringeus, yang dipersarafi oleh nervus glossofaringeus); nervus vagus juga sebagai serat parasimpatik untuk hampir semua organ-organ viscera dada dan perut turun ke fleksura splenikus; dan nervus vagus juga menerima sensasi rasa khusus dari epiglotis. Fungsi utama : mengontrol otototot suara dan resonansi. Gejala kerusakan : disfagia (masalah menelan), insufisiensi velofaringeal. Terletak di foramen jugularis. Saraf Kranial XI — Nervus Asesorius (atau nervus asesorius kranialis atau nervus asesorius spinalis) Terutama bersifat motorik. Berasal dari akar kranial dan spinal. Inti ambiguus, inti asesorium spinalis. Fungsi saraf ini untuk mengontrol otot
sternokleidomastoideus dan trapezius, bersama dengan fungsi nervus vagus. Contoh gejala kerusakan : ketidakmampuah mengangkat bahu, gerakan kepala lemah; terletak di foramen jugularis. Saraf Kranial XII — Nervus Hipoglosus Merupakan saraf motorik. Berasal dari medulla. inti hipoglosal. mempersarafi otot-otot pergerakan lidah (kecuali otot palatoglossus yang dipersarafi nervus vagus) dan otot-otot glossal lainnya. Penting untuk menelan (formasi bolus) dan artikulasi bahasa. terletak di kanal hipoglosal.
ALIRAN SARAF
Persarafan rektum pada organ urogenital pelvis terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis dari segmen thorakolulu mnar bagian bawah a. mesenterika inferior ke pleksus mesenterika inferior. Pembulun-pumbuluh saraf simpatis semata-meta turun ke pleksus hipogastrik superior vang ber ada di bawah bifur lcasio aorta, vang kemudian membagi dalam dua cabang. Turun ke bawah pelvis sebagai nervus hipogastrik. Relctum bagian bawah, kandung kemih dan organ-organ seksual baik pria dan wanita menerima persarafan simpetatik melalui nervus hipogastrik. Parasimpatis: serat kedua, ketiga dan keempat sakrum dengan nervus hipogastrik anterior dan lateral rektum membentuk pleksus. pelvis yang berjalan di samping pelvis. Pleksus periprospatik timbul dari pleksus pelvis. Serat gabungan dari pieksus ini mempersarafi rektum, sfingter ani intema, prostat, kandung kemih, penis. Saraf pudendal ( sakratis 2,sakralis 3,sakralis 4 ) meneruskan rangsangan sensoris dari penis dan klitoris lewat nervus dorsalis.
Saraf simpatis dan parasimpatis penting untuk ereksi penis. Saraf para simpatis menyebab kan vase dilatasi dan meningkatkan aliran darah ke korpus kavemosum, menvebab kan ereksi serat-serat simpatis menyebab kan vase kenstriksi dari pembuluh vena penis dan kemudian mempertahan kan ereksi saraf - saraf simpatis menyebab kan kontraksi di duktus ejakulasi, vesika seminals dan prostat dan panting, untuk ejakulasi. Kerusakan pleksus periprostatik dapat
terjadi saat pemotongan rektum. Trauma pada saraf otom plevis menyebabkan di fungsi dari kandung kemih, impotensi, atau kedua-dua nya.
Sfingter ani interna di persarafi aleh saraf simpatis dan parasimpatis. Keduanva menghambat sfingter. Sfingter interna secara kontinu menurun ketika tekanan di rektum meningkat. Saat rektum kosong tekanan sfingter intera meningkat kembali. Sfingter ani eksterna dan muskulus levaturani di persarafi oleh cabang rektal inferior dari merfus pudendal interna ( sakralis 2, sakralis 3, sakralis 4 ), dan cabang perineal dari nervus sakralis 4, setiap tekanan dari rektum menyebabkan relaksasi dari sfingter intema sfingter ekstema menyebabkan kcntraksi velunter dan berlangsung sekitar satu menit.
Di bawah dentate line perasaan kulit terhadap panas, dingin, nyeri, dan sentuhan disampaikan serat aferen dari infrior rektal dan cabang perineal neivus pudendal.Di atas dentate line, sensai tumpul. Yang di rasakan pada saat mukosa di cubit atau wasir interna diligasi bisa dl antar kan oleh serat-serat l parasimpatis. Last Updated on Monday, 27 June 2011 19:15
Anatomi Rektum dan Saluran Anal : Written by Administrator
Monday, 27 June 2011 18:36
Dinding rektum terdiri atas mukosa, submukosa, dan dua Lapisan muskular yang kompleet, yaitu sirkuler dalam dan longitudinal Luar. Rektum panjang nya sekltar 12 - 15cm, dari kolon sigmoid sampai saluran anal sepertiga bagian atas rektum di tutupi oleh peritoneum di sebelah anterior dan lateral. Sepertiga bagian tengah rektum di tutupi oleh peritonieum hanya di permukaan anterior nya. Dan, sepertiga bawah rektum terletak di bawah refleksi peritoneal. Rektum terdiri atas 3 kurva yang berbeda. Tiga lipatan ini memproyeksi kan kedalam lumen sebagai klep dari houston.
Lapisan jaringan ikat yang tipis dari waldayer adalah lapisan jaringan ikat tipis rektosakral yang padat, rnulai dari setinggi sakrum keempat hinnga ke anterior lalu rektum, menutupi sacrum sebelah
anterior
ke
rektum
ekstraperitoneal
adalah
lapisan
jaringan
ikat
tipis
dari
Dennonvillers.Ligmen-ligmen lateral dari lapisan jaringanakat tipis endopelvis menyokong rektum bagian bawah.
Dasar pelvis adalah lembaran muskulotendinous yang dibentuk oleh otot levator ani dan diinervasi oleh saraf sakralis keempat.saluran anal mulai dari diafragma pelvis dan berakhir di
anal verge, batas anal adalah hubungan antara anoderm dan kulit perianal.Dentate line adalah hubungan mukokutaneus, letaknya 1 - 1,5 sentimeter di atas batas anal.
Saluran anal dikelilingi oleh sfingter interna dan eksterna yang bersama-sama merupakan mekanisme sfingter ani. Otot puborektalis berasal dari pubis dan bergabung ke posterior kerektum; bila di kontraksi kan secara normal menyebab kan sudut 80
o
dari hubungan
anorektal.
SUPLAI ARTERI
Cabang terminal dari arteri mesenterika inferior menjadi arteri rektal superior menyilang arteri iliaka komunis kiri,turun di mesokolon sigmoid dan terbagi dalam dua cabang pada sakrum ketiga. Cabang kiri dan kanan dari arteri rektal superior menyuplai bagian atas dan tengah rektum.
Arteri rektal media dan inferior menyuplai sepertiga bawah rektum. Arteri rektal media tampak dari arteri iliaka interna. Melintas jaringan ikat tipis dari denon villers dan masuk ke anterolateral dari dinding rektum di tigkat cinicin anu rektal. Koloteral berada di antara arteri rektal superior dan medial. Arteri rektal media perlu untuk menjaga kelangsungan dari rektum setelah proksimal ligasi dari arteri mesen terika inferior. Arteri rektal inferior adalah cabang dari arteri pudendal. Merka melewati saluran alcock, dan masuk ke posterolateral dari fosa izkiorektal. Mereka menyuplai sfingter interna dan extema dan sejajar dengan saluran anal dan tidak membentuk koral teral dengan arteri rektal lain. Arteri sakral media timbul di daerah proksimal ke bifurkasio aorta dan menyuplai sedikit darah ke rektum.
ALIRAN VENA
Sejajar dengan suplai arteri dan bermuara di sistem ( caval ) sistemik dan portal. Bagian atas
dan tengah rektum di aliri vena rektal superior, yang masuk ke sistem portal lewat arteri rektal superior vang masuk kesistem portal lewat vena mesen terika inferior. Bagian bawah dan atas saluran anal di aliri oleh vena rektal media yang bermuara di vena iliaka interna dan kemudian ke sistem cava. Vena rektal inferior mengalir kebagian bawah dari saluran anal dan bermuara ke vena pudendal yang mengalir ke sistem cava lewat vena iliaka interna. Tumor rektum bagian bawah dapat bermetastase melewati saluran vena ke sistem vena sistemik dan porta.
Ada tiga submukosa kompleks wasir interna vang letak nva di atas dentate line. Pembuluh pembuluh vena hemoroid interna kiri lateral, kanan postero lateral bermuara ke vena rektal superior. Di bawah dentate line pembuluh-pembuluh vena hemoroid ekterna bermuara ke vena pudendal. Ada hubungan antara pleksus interna dan ekterna.
ALIRAN LIMFA
Aliran limfatik rektal adalah segmental dan sirkumferensial dan mengikuti aliran yang sama dengan suplai darah arteri. Limfa bagian atas dan tengah rektum mengalir ke nodus mesenterika inferior bagian bawah relctum mengalir mengikuti arter rektal superior dan masuk ke nodus mesenterika inferior. Limfa dari bagian bawah rektum juga dapat mengalir di samping sepangjang arteri rektal inferior dan medial, bagian belakang sepanjang arteri sakral media, atau bagian depan melewati saluran di septum relctoveksikal atau rekto vaginal saluran-saluran ini bermuara di nodus iliaka dan kemudian ke nodus Iimfatik periaorta. Limfatik dari saluran anal di atas dentate line mengalir lewat limfatik rektal superior ke nodus limfatik mesenterika inferior atau ke rateral kenodus limfa iliaka interna. Di bawah dentate Zine Iimfatik mengalir ke nod us inguinal tapi dapat ke nodus Iimfa rektal inferior atau superior sama baik nva.
ALIRAN SARAF
Persarafan rektum pada organ urogenital pelvis terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis dari segmen thorakolulu mnar bagian bawah a. mesenterika inferior ke pleksus
mesenterika inferior. Pembulun-pumbuluh saraf simpatis semata-meta turun ke pleksus hipogastrik superior vang ber ada di bawah bifur lcasio aorta, vang kemudian membagi dalam dua cabang. Turun ke bawah pelvis sebagai nervus hipogastrik. Relctum bagian bawah, kandung kemih dan organ-organ seksual baik pria dan wanita menerima persarafan simpetatik melalui nervus hipogastrik. Parasimpatis: serat kedua, ketiga dan keempat sakrum dengan nervus hipogastrik anterior dan lateral rektum membentuk pleksus. pelvis yang berjalan di samping pelvis. Pleksus periprospatik timbul dari pleksus pelvis. Serat gabungan dari pieksus ini mempersarafi rektum, sfingter ani intema, prostat, kandung kemih, penis. Saraf pudendal ( sakratis 2,sakralis 3,sakralis 4 ) meneruskan rangsangan sensoris dari penis dan klitoris lewat nervus dorsalis.
Saraf simpatis dan parasimpatis penting untuk ereksi penis. Saraf para simpatis menyebab kan vase dilatasi dan meningkatkan aliran darah ke korpus kavemosum, menvebab kan ereksi serat-serat simpatis menyebab kan vase kenstriksi dari pembuluh vena penis dan kemudian mempertahan kan ereksi saraf - saraf simpatis menyebab kan kontraksi di duktus ejakulasi, vesika seminals dan prostat dan panting, untuk ejakulasi. Kerusakan pleksus periprostatik dapat terjadi saat pemotongan rektum. Trauma pada saraf otom plevis menyebabkan di fungsi dari kandung kemih, impotensi, atau kedua-dua nya.
Sfingter ani interna di persarafi aleh saraf simpatis dan parasimpatis. Keduanva menghambat sfingter. Sfingter interna secara kontinu menurun ketika tekanan di rektum meningkat. Saat rektum kosong tekanan sfingter intera meningkat kembali. Sfingter ani eksterna dan muskulus levaturani di persarafi oleh cabang rektal inferior dari merfus pudendal interna ( sakralis 2, sakralis 3, sakralis 4 ), dan cabang perineal dari nervus sakralis 4, setiap tekanan dari rektum menyebabkan relaksasi dari sfingter intema sfingter ekstema menyebabkan kcntraksi velunter dan berlangsung sekitar satu menit.
Di bawah dentate line perasaan kulit terhadap panas, dingin, nyeri, dan sentuhan disampaikan serat aferen dari infrior rektal dan cabang perineal neivus pudendal.Di atas dentate line, sensai
tumpul. Yang di rasakan pada saat mukosa di cubit atau wasir interna diligasi bisa dl antar kan oleh serat-serat l parasimpatis.
Saraf Kranial Saraf kranial adalah saraf-saraf yang langsung keluar dari otak, lain dengan saraf spinal yang keluar dari segmen-segmen medula spinalis. Pada manusia, terdapat dua belas pasang saraf kranial. Hanya pas angan saraf pertama dan kedua yang keluar dari otak besar (cerebrum), sisanya 10 pasang saraf kranial keluar dari batang otak. Saraf Kranial I — Nervus Olfaktorius Merupakan saraf sensoris, berasal dari telensefalon dengan inti di nukleus olfaktorius anterior. Fungsinya adalah untuk menerima rangsang bau; terletak di foramina olfaktorii di lempeng kribriform tulang ethmoid. Saraf Kranial II – Nervus Optikus Saraf sensoris yang berasal dari diensefalon dengan inti pada sel-sel ganglion retina. Berfungsi untuk menghantarkan informasi visual ke otak; terletak di kanal optik. Saraf kranial III — Nervus Okulomotorius Terutama bersifat motorik, berasal dari otak tengah dengan inti pada nukleus okulomotorius, nukleus EdingerWestpal. Fungsinya adalah mempersarafi otot levator palpebra superior, rektus superior, rektus medial, rektus inferior, dan oblik inferior, yang secara umum mempersarafi pergerakan bola mata; Juga mempersarafi otot spincter pupil, dan otot-otot siliar tubuh. Terletak di fisura orbita superior. Saraf Kranial IV — Nervus trokhlearis Terutama bersifat motorik, berasal dari otak tengah. Nervus troklearis mempersarafi otot oblik superior, yang menggerakkan bola mata ke bawah, atau berputar ke samping (pada aksis optik), dan intorts bola mata; Terletak di fisura orbita superior. Saraf Kranial V — Nervus Trigeminus Merupakan saraf sensoris dan motoris. Berasal dari Pons. Inti sensoris pada nukleus trigeminus, nukleus trigeminus spinal, nukleus trigeminus mesensefalik, nukleus motorik t rigeminus. Fungsinya untuk menerima rangsang dari wajah dan mempersarafi otot-otot mastikasi; terletak di fisura orbita superior (saraf oftalmikus – V1), foramen rotundum (saraf maxillaris – V2) dan foramen ovale ( saraf mandibularis – V3) Saraf Kranial VI — Nervus Abdusen Terutama bersifat motorik. Berasal dari margin posterior Pons denga inti di nukleus abdusen. Nervus abdusen mempersarafi otot rektus lateral, yang berfungsi untuk abduksi bola mata; terletak di fisura orbitalis superior. Saraf Kranial VII — Nervus Facialis Merupakan saraf sensoris dan motoris. Berasal dari Pons (sudut serebelopontin) di atas olive. Inti di nukleus facialis , nukleus solitarius, nukleus salivarius superior. Nervus facialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah, belly posterior otot-otot digastrik, dan otot stapedius. Saraf sensoris menerima rangsang rasa dari 2/3 anterior lidah, dan mempersarafi kelenjar liur (kecuali kelenjar parotis) dan kelenjar lakrimalis; terletak di kanalis akustikus internal, memanjang ke kanalis facialis dan keluar di foramen stilomastoideus. Saraf Kranial VIII — Nervus Vestibulokokhlearis (atau nervus vestibulo-auditorius atau nervus statoakustikus) Terutama bersifat sensoris. Terletak di lateral nervus facialis (sudut serebelopontin). Inti pada vestibular, dan kokhlear. Menerima rangsang suara, rotasi dan gravitasi (untuk keseimbangan dan gerakan tubuh). Lebih spesifik, cabang vestibular membawa impuls untuk pendengaran; terletak di kanalis akustikus interna. Saraf Kranial IX — Nervus Glossofaringeus Merupakan saraf motorik dan sensor is. Berasal dari medulla. Inti ambiguus, inti s alivarius inferior, inti solitarius.
Nervus glossofaringeus menerima rangsang rasa dari 1/3 belakang lidah, mempersarafi kelenjar parotis, dan mempersarafi gerakan stilofaringeus. Beberapa sensasi juga di relay ke otak dari tonsila palatina. Sensasi di relay ke talamus sisi yang berlawanan dan beberapa inti hipotalamik. terletak di foramen jugularis. Saraf Kranial X — Nervus Vagus Merupakan saraf sensoris dan motoris. Keluar dari sulkus posterolateral medulla. Inti ambiguus, inti vagal motor dorsal, inti solitarius. Nervus vagus mempersarafi gerakan brakhiomotorik untuk hampir semua otot-otot faringeal dan laringeral (kecuali otot stafilofaringeus, yang dipersarafi oleh nervus glossofaringeus); nervus vagus juga sebagai serat parasimpatik untuk hampir semua organ-organ viscera dada dan perut turun ke fleksura splenikus; dan nervus vagus juga menerima sensasi rasa khusus dari epiglotis. Fungsi utama : mengontrol otot-otot suara dan resonansi. Gejala kerusakan : disfagia (masalah menelan), insufisiensi velofaringeal. Terletak di foramen jugularis. Saraf Kranial XI — Nervus Asesorius (atau nervus asesorius kranialis atau nervus asesorius spinalis) Terutama bersifat motorik. Berasal dari akar kranial dan spinal. Inti ambiguus, inti asesorium spinalis. Fungsi saraf ini untuk mengontrol otot sternokleidomastoideus dan trapezius, bersama dengan fungsi nervus vagus. Contoh gejala kerusakan : ketidakmampuah mengangkat bahu, gerakan kepala lemah; terletak di foramen jugularis. Saraf Kranial XII — Nervus Hipoglosus Merupakan saraf motorik. Berasal dari medulla. inti hipoglosal. mempersarafi otot-otot pergerakan lidah (kecuali otot palatoglossus yang dipersarafi nervus vagus) dan otot-otot glossal lainnya. Penting untuk menelan (formasi bolus) dan artikulasi bahasa. terletak di kanal hipoglosal. Diposkan oleh Unknown di 04.16 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Selasa, 16 Oktober 2012
KDM Pemeriksaan Fisik KDM Pemeriksaan Fisik
PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik adalah Suatu sistem untuk mengumpulkan data kesehatan klien yang diatur berdasarkan fungsi dimulai dari kepala sampai dengan ujung kaki (head t o toes) hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan memperoleh hasil pemeriksaan yang actual. TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK 1.
Untuk memperoleh data dasar mengenai kemampuan fisiologis
2.
Untuk mengetahui factor resiko yang mungkin timbul karena disfungsi organ
3.
Untuk mengetahui perubahan actual pada fungsi normal
4.
Menggambarkan status kesehatan klien
5.
Mengidentifikasi masalah kesehatan
6.
Mengetahui hasil dari pengobatan/therapy
URUTAN DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK
Secara umum : keadaan umum, TB,BB dan TTV
Kepala (rambut,kulit kepala, mata telinga, mulut)
Leher
Ekstremitas atas
Dada
Abdomen
Genital dan pelvis
Ekstremitas bawah
Teknik dalam melakukan pemeriksaan fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
INSPEKSI Adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga indra pendengaran dan penghidu Penglihatan : mengobservasi kulit terhadap warna,laserasi,lesi,pola pernafasan dan simetrisitas, bahasa tubuh pergerakan dan postur, penggunaan eksteremitas, ekspresi wajah, keterbatasan fisik, dsb
Pendengaran : mendengarkan sifat batuk, integrasi sendi, nada suara, atau isi interaksi dengan orang lain, dsb
Penghidu : mendeteksi adanya bau
PALPASI
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari
Jenis palpasi
Sentuhan : merasakan suatu pembekalan,mencatat suhu, kelembaban dan tekstur kulit
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, mengetahui posisi janin, pembesaran organ dalam dan batas batas organ dalam, mencubut kulit untuk mengetahui turgor.
pemeriksaan dalam : mengetahui respon nyeri abnormal, mengetaui pembukaan jalan lahir dan adanya masa pada anus.
PERKUSI
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada di bawahnya
Ada 2 jenis : Menggunakan ujung jari : ketuk dada dengarkan bunyi yang menunjukan ada atau tidaknya cairan atau masa 1.
Menggunakan palu( Refleks Hammer ) : ketuk lutut dan amati ada/tidaknya reflex/gerakan pada kaki bawah 2.
AUSKULTASI Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bantuan stetoskop untuk menggambarkan dan mengintepretasikan bunyi yang didengar Contoh : bunyi jantung, paru, bising usus, denyut jantung janin, dsb.
PERSIAPAN DALAM PEMERIKSAAN FISIK
Lingkungan
Peralatan
Klien
Pastikan kenyamanan fisik sebelum dimulai Memberikan posisi yang tepat untuk pemeriksaan Member penjelasan secara sederhana tentang tindakan yang akan dilakukan
POSISI DALAM PEMERIKSAAN FISIK
Duduk : kepala & leher, punggung, thorak posterior dan paru, torak anterior dan paru, payudara, ketiak, jantung, TTV, ekstremitas atas 1.
Terlentang : kepala & leher, torak anterior dan paru, payudara, ketiak, jantung, abdomen, ekstremitas, denyut nadi. 2.
Dorsal recumbent : abdomen dan genetalia Litotomi : genelita wanita dan traktus genelita Tengkurap : otot rangka Posisi lutut-dada (knee-chest) : rectum Rekumben lateral kiri : jantung
PERSIAPAN ALAT
Handscone bersih
Meteran
Timbangan
Stetoskop
Tensimeter
Jam dengan jarum detik
Reflex hammer
Senter/penlight
Thermometer
Tissue bersih
Bengkok/nierbekken
Alat tulis dan buku catatan
PRINSIP PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK Bina hubungan saling percaya sebelum melakukan pemeriksaan fisik Tunjukkan sikap positif dan ramah Identifikasi nilai dan kepercayaan klien Pertahankan privacy klien Pertahankan keamanan dan kenyamanan klien PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK Prosedur
1.
Kontrak dengan klien : jelaskan prosedur & tujuan tindakan
2.
Perawat cuci tangan
3.
Siapkan alat
4.
Pertahankan privacy
5.
Dekatkan alat
6.
Atur posisi klien
PEMERIKSAAN
-Periksa TTV
NORMAL
-nadi 69-100x/mnt (dws)
DEVIASI DARI NORMAL
iluar nilai batas normal
-pernapasan 12-20x/mnt (dws) -suhu 36-37,5c -tekanan darah
Observasi TB&BB dihubungkan dengan usia, gaya hidup & kesehatan
Observasi postur klien pada saat berdiri, duduk & berjalan
Berat badan ideal
besitas atau sangat kurus
Relaks
Koordinasi gerakan
sesuai
Postur yang abnormal
Gerakan tidak terkoordinasi & tremor
Tegak lurus dgn panggul dan bahu berada dlm keselarasan
Kepala tertahan
tegak Observasi kebersihan diri
Bersih, rapi & tidak bau
tor,tidak rapi, bau
Inspeksi keadaan umum
Tampak sehat
mah, sakit berat
Inspeksi kulit ( sebaiknya gunakan
Warna kulit ( coklat, kemerahan, kuning langsat )
Pucat, sianosis, hipertensi, atau hipopigmentasi
penchayaan yang cukup): warna, tempratur, lesi
Area pigmentasi ringan ( tangan, bibir, & dasar kuku )
Inpeksi rambut & kulit kepala
Ada lesi
Tidak ada lesi
Rambut terdistribusi merata, tebal, bercahaya
pala
Tidak ada lesi pda kulit kepala, bersih
Inspeksi mata & tes pengelihatan
Sejajar, simetris, tdk ada edema
Warna pupil hitam, isokor (3-7mm), reflex thp cahaya positif
Mata tidak sejajar, tidak simetris
Pupil anisokor, nystagmus
Tdk ada nystagmus
Pergerakan mata tdk terkoordinasi
Konjungtiva merah
Kongjungtiva pucat
sianosis, pucat, sangat
muda Inspeksi dan palpasi telinga dan tes pendengaran
Warna kulit sama dengan kulit wajah
Posisi simetris
Bersih, tidak ada penumpukan serumen, tidak berbau
Tidak ada lesi
Tidak ada inflamasi, mastoid tidak nyeri, dan tanpa nodul
Dapat mendengar jamberdetak 1 – 2 inci
merah
tidak simetris
serumen berlebih ( pengeluaran cairan bernanah atau darah) dan bau
ada lesi
ada inflamasi liang telinga, mastoid nyeri dan terdapat nodul
test weber, rinne, dan schwabach negative
Test weber, rinne dan schwabach positif
inspeksi mulut, gigi & mukosa
Sinus tidak nyeri
Mukosa lembab, warna merah muda
Gigi & gusi ( tdk ada karies, lengkap, putih, tdk ada inflamasi ), tidak bau
Mukosa kering & pecah
– pecah
Warna merah, pucat atau sanosis
Gigi & gusi ( karies gigi, kuning atau kehitaman, tidak
Tidak ada lesi
Lidah dapar Bergerak bebas, uvula dan palatum lunak, terangakt saat kilen berkata “ah”
Inspeksi leher
Leher sistematis, tidak ada kekakuan dan massa, fleksi kepala
0
0
45 ,ekstensi 50 , fleksi 0
lateral kepala 40 ,rotasi
lengkap, ada inflamasi)
Bau
Stomatis
Lidah bergerak terbatas, uvula dan palatum gagal terangkat.
Tidak simetris, ada kekakuan dan massa, rentang gerak terbatas
Kelenjar tiroid terliahat saat menelan
0
lateral kepala 70 Palpasi & auskultasi kelenjar parotis
Tidak teraba, jika terpalpasi teraba kecil, lembut, di tengah & tidak nyeri
Menyimpang ke satu sisi, pembesaran tiroid dan nyeri tekan, teraba nodus limfe
Ada suara bruit
Auskultasi tidak ada suara bruit
Inspeksi vena leher & kelenjar getah bening
& kuku
Inspeksi kulit
Tidak ada pembesaran ( distensi ) vena jugularis & pemebesaran nodus limfe pada leher
Kuku halus, warna merah muda
Distensi vena jugularis, pembesaran nodus limfatik
Kuku sangat tebal / tipis, warna kuku pucat / sianosis
Jaringan kulit utuh pengisian kapiler < 3 dtk
Jaringan kulit tidak utuh
Pengisian kapiler > 3
Cembung dan sudut antara kuku – dasar sekitar
0
160
dtk Terdapat lekukan – lekukan ( krn injury )
Kuku cendrung “ spoon
nail”
Sudut antara kuku dan
0
dasar kuku sekitar 180 lebih
Evaluasi Range of Motion ( ROM )
Kekuatan otot
Bergerak bebas tanpa nyeri / spasme otot / sendi bengkak / kontraktur
Terdapat kontraksi
otot Rentang gerak pemnuh dengan melawan gaya gravitasi Kekuatan otot secara bilateral simetris terhadap tahanan tenaga dorongan
Refleks otot
bisep
Gerakan respon singkat ( tidak berlebihan / sangat lambat
Refleks berupa berupa fleksi
Palpasi brachialis & radial pulpasi
Irama teratur
Kekuatan denyut sama dalam setiap denyutan
Denyutan terasa penuh dan mudah dipalpasi
Frekuensi dalam batas normal ( dewasa 100x/mnt )
Evaluasi Range of Motion ( ROM )
Kekuatan otot
Bergerak bebas tanpa nyeri / spasme otot / sendi bengkak / kontraktur
Terdapat kontraksi
otot
Tidak ada gerakan
Tidak ada kontraksi
otot Todak dapat melawan gaya gravitasi
Tidak ada respon
refleks Gerakan hypoaktif ( minimal activity ) atau hiperaktiv ( sangat cepat )
Irama regular
Kekuatan setiap denyutan tidak sama
Denyutan lemah
Frekuensi melebihi atau kurang dari batas normal
Bergerak terbatas bias karena nyeri, spasme otot
Tidak ada gerakan
tubuh
Rentang gerak pemnuh dengan melawan gaya gravitasi
tubuh
Bergerak terbatas bias karena nyeri, spasme otot
Kekuatan otot
Tidak ada kontraksi
otot
Todak dapat melawan
secara bilateral simetris terhadap tahanan tenaga dorongan Test refleks platela dan plantar
Gerakan respon singkat (tidak berlebihan/sangat lamabat)
Refleks berupa ekstensi dari tungkai bawah (refleks patella)
gaya gravitasi
Tidak ada respon
refleks Gerakan hypoaktif ( minimal activity ) atau hiperaktiv ( sangat cepat )
Refleks berupa penekukan ibu jari kaki kebawah (refleks plantar)
Dada ( depan & belakang ) Inspeksi & palpasi payudara
Simetris, tidak ada
Asimetris, terdapat
lesi/retraksi/lekukan, kulit
lekukan/retraksi (akibat
utuh, warna kulit sama
tumor), hyperpigmentasi, ada
dengan daerah sekitarnya,
edema.
tidak ada edema.
utting : inverse/masuk ke dalam
Aerola : normal berbentuk
(karena adanya pertumbuhan
bundar/oval, warna merah
tubuh di bawah kulit)
muda sampai coklat.
Terdapat lesi kanker (keras,
Putting : keluar, tidak ada
terikat kuat, tidak nyeri,
drainase (kecuali ibu hamil),
berbentuk tidak teratur)
berwarna sama dengan aerola.
Inspeksi & palpasi
idak ada pembesaran nodus
aksila
limfe/massa
erdapat pembesaran nodus limfatik, ada massa, terasa nyeri
Inspeksi, palpasi &
Dada simetris, kulit utuh,
auskultasi paru
tidak ada nyeri Ekspansi dada simetris secara bilateral Penggunaan otot aksesoris
Dada asimetris terdapat nyeri Penggunaan otot bantu pernapasan secara maksimal Frekuensi sangat cepat atau
minimal
lambat
Pernapasan normal tenang
Irama ireguler
Frekuensi napas dalam batas
Bunyi napas tambahan (ronchi,
normal (12-20x/menit) Irama napas regular Vocal fremitus simetris secara bilateral Bunyi napas vesikuler dan
wheezing) Tidak ada vocal fremitus (pneumotorak) Gangguan dalam pengembangan dada
bronkovesikuler Pengembangan dada 3-5 cm Gerakan dada simetris
Palpasi & auskultasi
Tidak ada vibrasi/pulsasi
Teraba pulsasi pada iga kedua,
jantung
pada iga kedua, ketiga dan
ketiga, dan ke empat (akibat
empat
murmur)
Terdengar suara jantung 1&2
Terjadi pergeseran letak PMI
Irama jantung regular
Bunyi jantung tambahan
Frekuensi 60-100 denyut/menit (dewasa)
(murmur, gallop) Irama irregular Frekuensi datanga meningkat/menurun
Abdomen Inspeksi, auskultasi,
Warna kulit sama dengan
palpasi & perkusi
bagian tubuh yang lain
abdomen
Kadang terdapat strie/scar Bentuk abdomen simetris : flat, convek (rounded), convace (scapoid)
Kulit terlihat tipis (memegang) pada edema/asites Bentuk abdomen ditensi (pembengkakan) Umbilicus : keluar cairan, menonjol
Gerakan permukaan abdomen
Umbilicus : atar/cekung, tidak ada keluar cairan Gerakan permukaan abdomen simetris (pada saat bernapas) Bising usus terdengar (535x/menit)
tidak simetris Bunyi bising usus (hypoavtive/hyperactive) Kandung kemih teraba (retensi urine) Hati : ada pembesaran, nyeri tekan
Hati : tidak ada pembesaran,
Ginjal : nyeri saat di perkusi
tidak nyeri tekan, bunyi pekak/dullness, batas diantara celah interkostal ke 5-7 Kandung kemih : tidak teraba Ginjal : tidak mengalami nyeri saat di perkusi.
Genetalia Inspeksi, palpasi
Pertumbuhan rambut
organ genetal wanita
membentuk segitiga diatas perineum dan sepanjang permukaan medial paha Kulit perineal sedikit lebih gelap, halus dan bersih Membran tampak merah muda dan lembab Labia mayora kering/lembab, simetris Labia minora lebih tipis dan salah satunya berukuran
Tidak ada atau sedikit sekali rambut (gangguan hormone ) Kulit perineal terdapat lesi/inflamasi Membran terlihat sangat merah klitoris mengalami inflamasin(tumor) Orifisium uretra& introitus vagina : nyeri, inflamasi, lesi. Kelenjar bartolin : teraba Kelenjar skene : mengeluarkan cairan/rabas dan nyeri
lebih besar jaringan lunak tanpa nyeri Klitoris : lebar <1 cm dan panjang 2 cm tidak ada
Serviks : malposisi ke lateral (dapat mengidentifikasi tumor), ada laserasi, massa Sekresi secret : berbau, keruh
inflamasi, nyeri Orifisium uretra : utuh tanpa inflamasi Meatus uretra : berwarna merah muda, terletak dianterior orifisium Introitus vagina : tidak ada nyeri, inflasi, edema/lesi Kelenjar bartholin : tidak teraba Kelenjar skene : tidak ada pengeluaran (rabas0 dan nyeri Serviks : berwarna merah muda, halus, bulat, berada pada garis tengah tanpa lesi Sekresi normal biasanya encer, jernih, dan tidak bau.
Pertumbuhan rambut di daerah pubis sampai ke simpisi pubis Kulit penis utuh&bersih Meatus uretra : ujung gland penis Gland penis : tidak ada lesi&nyeri Skrotum : tidak ada lesi&
Tidak ada atau sedikit sekali rambut (gangguan hormone) Kulit penis : lesi/ulkus Meatus : hypospadia/epispadia Glan penis : nyeri tekan, ulkus/lesi Pembesaran salah satu testis (karena kanker) ada benjolan keras terdapat di palpasi di
edema Testis : tidak nyeri tekan,
bagian depan atau samping testis.
lembut & kenyal, bebas nodul.
- Inspeksi rectum
Kulit perianal utuh, tidak ada benjolan, ruam/inflamasi Warna lebih gelap dari jaringan sekitar Spngter anus memiliki tonus otot yang baik Dinding rectum licin& tidak nyeri
Terdapat luka/inflamasi Spingter anus melemah (masalah neurology) Dinding rectum nyeri tekan, terdapat polip/massa/nodul Palpasi prostate : membesar, nyeri Palpasi serviks : membesar,
Kelenjar prostate (pria) :
terasa nyeri, terdapat
tidak nyeri, ukuran 2,5-4 cm
massa/nodul
Serviks (wanita) idak nyeri, licin, ukuran 2-3 cm
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Serabut saraf yang mempersarafi dinding cavum abdominis dan viscera abdominis terdiri dari : nervus thoraco abdominalis nervus phrecus nervus vagus nn.splanchnici [ = thoracis splanchnic nerves ] truncus sympathicus plexus otonom plexus lumbalis. Ad.1. NERVUS THORACO ABDOMINALIS
Nervus intercostalis 7 – 11 memberikan innervasi kepada dinding thorax dan dinding abdomen. Serabut-serabut saraf ini berjalan dalam ruang intercostalis, selanjutnya berjalan di antara m.transversus abdominis dan m.obliquus internus abdominis, lalu di antara m.rectus abdominis dan lamina posterior vagina musculi recti. Dari setiap nervus intercostalis dipercabangkan ramus cutaneus anterior dan ramus cutaneus lateralis. Ramus cutaneus anterior menembusi m.rectus abdominis dan mempersarafi kulit pada dinding ventral abdomen. Ramus cutaneus lateralis menembusi m.obliquus externus abdominis, kemudian bercabang dua menjadi ramus anterior dan ramus posterior yang mempersarafi kulit di bagian dorsal, lateral dan ventral dinding abdomen. Nervus thoracalis yang ke-12 berjalan di sebelah caudal costa XII dan disebut nervus subcostalis.
Ad.2. NERVUS PHRENICUS Berpusat pada medulla spinalis C 3-4-5, mengandung komponen motoris, sensibel dan sympathis. Komponen motoris untuk otot-otot diaphragma thoracis. Komponen sensibel [stimulus neri] dari diaphragma thoracis. N.phrenicus dexter mempersarafi capsula hepatis dan ligamenta pada hepar. Stimulus nyeri dari capsula hepatis yang dibawa oleh n.phrenicus dexter diproyeksikan ke kulit sehingga nyeri terasa pada kulit bahu kanan, proses ini disebut proyeksi extern. Ad.3. NERVUS VAGUS Berjalan ke kiri kanan oesophagus, mempersarafi facies ventralis dan facies posterior ventriculi, disebut chorda anterior dan chorda posterior . Dari chorda anterior ada cabang rr.hepatici yang berjalan di dalam omentum minus menuju ke hepar. Serabut-serabut N.vagus yang menuju ke plexus coeliacus dan plexus mesentericus superior [tidak berganti neuron] memberi percabangan menuju ke : gaster
pancreas
hepar
intestinum tenue
intestinum crassum sampai pada flexura coli sinistra
Intestinum crassum yang lainnya menerima innervasi parasympathis dari a.spinalis sacralis [= pelvic splanchnic nerves]. Ad.4. NN.SPLANCHNICI Serabut-serabut sympathis ini membentuk nervus splanchnicus major [Th.6 – 9] dan nervus splanchnicus minor [Th.10 – 12], melewati ganglion coeliacum. Serabut-serabut postganglioner berjalan mengikuti percabangan arteria coeliaca. Serabut-serabut preganglioner menuju ke ganglion mesentericum superius.
Ad.5. TRUNCUS SYMPATHICUS Dibentuk oleh serabut-serabut saraf sympathis dan ganglion paravertebrale, terletak di sebelah kiri dan kanan columna vertebralis. Yang kanan berada di sebelah dorsal vena cava inferior, yang kiri berada di samping aorta abdominalis. Terdiri dari serabut-serabut afferent dan efferent. Ad.6. PLEXUS OTONOM Dibentuk oleh serabut-serabut nn.splanchnici, N.vagus dan ganglion otonom. Anyaman serabut-serabut saraf ini merupakan plexus prevertebralisyang terlrtak di sebelah ventral aorta abdominalis. Serabut-serabut saraf yang dimaksud adalah : 1.
sympathis preganglioner dan post ganglioner
2.
parasympathis preganglioner
3.
serabut sensibel [sensoris]
Plexus coeliacus adalah anyaman serabut-serabut saraf yang terdapat pada pangkal arteria coeliaca dan mengandung ganglion coeliacum. Plexus mesentericus superior adalah anyaman serabut-serabut saraf yang terdapat pada pangkal a.mesenterica superior dan mengandung ganglion mesentericum superius. Serabutserabut postganglioner dari ganglion mesentericum superius berjalan bersama-sama dengan cabang-cabang arteria mesenterica superior. Plexus aorticus dibentuk oleh anyaman serabut-serabut dari nervus lumbalis [lumbar splanchnic nerves] yang terletak sepanjang aorta abdominalis. Anyaman serabut saraf yang terletak di antara percabangan arteria mesenterica superior dan arteria mesenterica inferior disebut plexus intermesentericus. Di sebelah caudal bifurcatio aorta abdominalis plexus aorticus melanjutkan diri menjadi plexus hypogastricus superior. Plexus mesentericus inferior adalah bagian dari aorticus yang terletak pada arteria mesenterica inferiro. Pada plexus ini terdapat ganglion mesentericum inferius, berada pada pangkal a.mesenterica inferior. Plexus ini melanjutkan diri menjadi rectalis superior. Ad.7. PLEXUS LUMBALIS Dibentuk oleh ramus anterior nervus lumbalis 1 – 4, terletak pada m.psoas major. Dari plexus lumbalis dipercabangkan : nervus iliohypogastricus
nervus ilioinguinalis
nervus cutaneus femoris lateralis
nervus femoralis
nervus genito femoralis
nervus obturatorius.
FUNGSI OTAK KANAN dan KIRI Otak mempunyai peranan yang berbeda antara bagian yang kanan maupun kiri. Otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna. Daya ingat otak kanan bersifat panjang ( long term memory ). Bila terjadi kerusakan otak kanan misalnya pada penyakit stroke atau tumor otak, maka fungsi otak yang terganggu adalah kemampuan visual dan emosi misalnya. Otak kiriberfungsi dalam hal perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika. Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory ). Bila terjadi kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa dan matematika. Pimpinan International Brain Academy (IBA) Indonesia, Jong Ren Young mengatakan, memainkan musik klasik dapat membantu menyeimbangkan fungsi antara otak kiri dan kanan. Menurut dia, otak kanan berfungsi untuk memberikan fantasi, apresiasi seni, dan sebagainya, sementara otak kiri bertugas dalam pemecahan masalah, sehingga harus digunakan secara seimbang. Diposkan oleh Iwan Setiawan di 13.51 Tidak ada komentar: Link ke posting ini SELASA, 15 DESEMBER 2009
SISTEM SARAF OTONOM Sistem Saraf Otonom merupakan bagian susunan saraf yang didistribusikan ke otot polos dan kelenjar di seluruh tubuh yang mengurus perasaan viseral dan semua gerakan involunter reflektorik, seperti vasodilatasi-vasokonstriksi, bronkodilatasi-bronkokonstriksi, peristaltik, berkeringat, dll. Menurut definisi, sistem saraf ini seluruhnya merupakan sistem motorik dan bersifat otonomik yaitu sebagian besar fungsinya dilaksanakan dibawah sadar. Organ tubuh di rongga dada dan abdomen termasuk urogenital dan rectum dipersarafi oleh sistem otonom ini. Peran susunan saraf otonom di dalam klinik akan kita jumpai di dalam : 1. Kehidupan vegetatif, yaitu proses-proses yang memelihara pertumbuhan dan penyaluran bahan-bahan makanan dan sampah-sampahnya secara otomatis dan dikelola diluar kemauan kita. 2. Perangai emosional 3. proses neurohormonal Susunan saraf otonom dibagi dalam bagian pusat dan tepi. Bagian pusatnya mencakup susunan limbik, hipotalamus dan jaras-jarasnya yang menghubungi kolumna intermedio lateralis medula spinalis. Bagian tepinya terdiri dari sepasang rantai neuro-neuron yang dikenal sebagai ganglion paravertebrale serta juluran aferen dan eferen yang bersambung dengan neuro-neuron yan berada di organ torakal, abdomen dan pelvis. Baik secara anatomik maupun fisiologik susunan saraf otonom dapat dibedakan dalam komponen simpatetik dan parasimpatetik.
Semua serabut preganglioner dari bagian saraf simpatetik mengeluarkan neurotransmiter acetylcholine, tetapi serabut saraf simpatetik postganglioner mengeluarkan neurotransmiter norepinephrine. Pengecualian dari neurotransmiter serabut saraf postganglioner simpatetik ialah serabut simpatetik yang mempersarafi kelenjar keringat. Walaupun tergolong dalam kelompok simpatetik, neurotransmiter yang diproduksi serabut postganglionernya ialah acetylcholine. Semua serabut parasimpatetik , baik yang pre maupun postgangliner, mengeluarkan neurotransmiter acetylcholine. Jugaacetylcholine merupakan neurotransmiter serabut saraf postganglioner saraf simpatetik yang mempersarafi kelenjar keringat dan ujung saraf motorik perifer yang bersinaps di motor end plate.
Diposkan oleh Iwan Setiawan di 14.37 Tidak ada komentar: Link ke posting ini SENIN, 14 DESEMBER 2009
SISTEM SARAF TEPI
Saraf Kranialis Saraf kranialis terdiri dari 12 pasang yaitu : 1. Nervus Olfactorius : Saraf ini berfungsi untuk menghantarkan sensasi bau/ penghidu. Merupakan saraf kranialis yang terpendek. 2. Nervus Opticus : Saraf ini berfungsi utnuk menghantarkan sensasi penglihatan 3. Nervus Oculomotorius : Saraf ini mempersarafi otot yang berfungsi dalam gerakan bola mata dan mengangkat kelopak mata dan bersama nervus II mengatur besar kecilnya pupil
4. Nervus Trochlearis : bersama nervus III dan nervus VI berfungsi mengatur gerakan bola mata 5. Nervus Trigeminus : Saraf ini berfungsi menghantarkan rangsang sensorik/ sensibilitas dari wajah dan selaput lendir mulut dan hidung, sedangkan serabot motoriknya mempersarafi otot-otot pengunyah dan mempersarafi juga kelenjar ludah submaksilaris dan sublingualis 6. Nervus Abduscens : berperan dalam mengatur gerakan bola mata 7. Nervus Facialis : cabang motorik saraf ini mempersarafi otot wajah. Saraf ini juga berfungsi menghantarkan rasa pengecapan dari lidah 2/3 depan, selain itu juga mempersarafi kelenjar ludah sublingalis 8. Nervus Vestibulocochlearis : Saraf ini berfungsi untuk pendengaran dan mengatur keseimbangan 9. Nervus Glossopharyngeus : Serabut motorik mempersarafi otot stilopharyngeus, serabut sensorik menghantarkan sensasi umum dari pharyng, palatum mole, sepertiga belakang lidah, bagian atas tenggorokan, tonsil, tuba auditorius dan cavum tymphani. Sedangkan serabut parasimpatik memperasarfi kelenjar ludah parotis. 10. Nervus Vagus : Bagian motorik dari nervus X ini menuju otot-otot palatum mole dan pharyng. Cabang para simpatik mempersarafi alat-alat viscera dada dan abdomen 11. Nervus Acsesorius : Cabang eksterna atau spinalis mempersarafi otot-otot trapezius dan sternocleidomastoideus, sedangkan cabang interna bersama-sama dengan nervus IX, X ke otot-otot intrinsik laring. 12. Nervus Hypoglossus : saraf ini mempersarafi otot-otot intrinsik lidah
Saraf Spinalis
Saraf Spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang tersusun secara simetris masing-masing berasal dari medula spinalis melalui 2 buah radiks: radiks sensorik (dorsalis) dan motorik (ventralis). Sarafsaraf ini dibagi secara topografis menjadi 8 pasang saraf cervical (C 1-8), 12 torakal (T 1-12), 5 lumbal (L 1-5), 5 sacral (S 1-5) dan satu coccygeus (C). Neuron-neuron yang menyalurkan hantaran motorik pada bagian perjalanan terakhir yaitu di kornu anterior medula spinalis menuju sel-sel otot skeletal dinamakan ― Lower Motoneuron ‖. Lower Motoneuron menyusun inti-inti radiks ventralis saraf spinalis.
Diposkan oleh Iwan Setiawan di 23.44 Tidak ada komentar: Link ke posting ini SELASA, 24 NOVEMBER 2009
Anatomi Sistem Persarafan SISTEM SARAF PUSAT (SSP)
OTAK (serebri) Otak merupakan bagian depan dari sistem saraf pusat yang mengalami perubahan dan pembesaran. Bagian ini dilindungi oleh 3 selaput otak yang disebut meningen (duramater, arachnoid, dan piamater) dan berada di dalam rongga tengkorak. Bagian-bagian otak : Hemisferium serebri Kedua hemisferium serebri, yang membentuk bagian otak yang terbesar, dipisahkan oleh fisura longitudinalisserebri yang dalam. Permukaan hemisferium serebri terdapat alur-alur atau paritparit yang dikenal sebagai fissura dan sulcus. Bagian otak yang terletak di antara alur-alur ini dinamakan konvolusi atau gyrus. Fissura lateralis serebri (fissura Sylvii) memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis. Bagian-bagian serebri yang utama:
1. Lobus Frontalis : Di sini terletak pusat pengatur gerakan di bawah sadar dari otot-otot rangka pada sisi tubuh berlawanan, dan impuls saraf berjalan sepanjang akson sel saraf
2.
3. 4. 5. 6.
dalam traktus (jaras) kortikobulbaris dan kortikospinalis menuju nuklei nervus serebrospinalis. Lesi iritatif pada daerah tersebut dapat menyebabkan kejang, yang dimulai dengan kejang fokal dan kemudian meluas meliputi kelompok otot besar, gangguan kesadaran dan kelemahan atau paralisis konvulsi. Lesi destruktif pada daerah tersebut akan menghasilkan paresis kontralateral pada otot yang sesuai. Lobus Parietalis : Pada girus post sentralis terletak korteks proyeksi sensorik primer untuk penerimaan sensasi umum yang berasal dari radiatio thalamika dan membawa sensibilitas dari kulit, otot, sendi serta tendo pada sisi tubuh berlawanan. Lobus Occipitalis : Pada lobus ini terletak korteks reseptif visual (penglihatan) Lobus Temporalis : Pada gyrus temporalis transversus terletak pusat penerimaan rangsang pendengaran Insula : Insula ini terbenam di dalam fissura lateralis serebri dan dapat diperlihatkan dengan memisahkan tepi fissura sebelah atas bawah. Rhinencephalon : Mencakup bagian-bagian yang berhubungan dengan persepsi olfaktorius (penciuman/ penghidu)
DIENSEFALON Bagian ini mencakup thalamus dengan korpus genikulatum, epitalamus, subthalamus dan hipotalamus. Thalamus merupakan struktur penentu bagi persepsi bebrapa tipe sensasi. Hipotalamus yang terletak di sebelah ventral thalamus dan membentuk lantai serta dinding inferior lateral dari ventrikel III. Kerusakan pada regio hipotalamus dapat menghasilkan berbagai macam gejala termasuk Diabetes Insipidus, Obesitas, Distrofi sexual, Somnolen, Kehilangan nafsu sex dan kehilangan pengendalian temperatur. MESENSEFALON Merupakan bagian otak yang pendek dan terletak diantara pons dan hemisferium serebri. di sisi terletak nukleus saraf kranialis okulomotorius (n.III) dan troklearis (n.IV) yang berperan dalam gerakan bola mata. PONS Terletak di sebelah ventral serebelum dan anterior medula. Pada pons ini terletak inti dari saraf kranialis trigeminus (n.V), abdusens (n.VI), fasialis (n.VII), dan vestibularis-koklearis (n.VIII). Lesi di daerah batang otak dapat menyebabkan gejala yang dapat dihubungkan dengan terlibatnya lintasan motorik dan sensorik yang melewati lesi tersebut, terutama dengan terlibatnya nuklei saraf kranialis yang berada dalam daerah lesi. MEDULA OBLONGATA Merupakan bagian batang otak yang berbentuk pyramid diantara medula spinalis dan pons. Pada medula oblongata terletak nukleus saraf kranialis glossofaringeus (n.IX), vagus (n.X), assesorius (n.XI), dan hipoglossus (n.XII) SEREBELUM Terletak pada fossa posterior tengkorak di belakang pons dan medulla, dipisahkan dengan serebrum yang berada dibagian superior oleh perluasan duramater yaitu tentorium serebeli. Fungsi serebelum ini antara lain mempertahankan posisi tubuh mengendalikan otot-otot antigravitasi dari tubuh, dan mengerem pada gerakan di bawah kemauan, terutama gerakan
yang memerlukan pengawasan dan penghentian serta gerakan halus dari tangan.
SISTEM VENTRIKEL Di dalam substansia otak terdapat suatu sistem komunikasi yang terdiri atas 4 buah rongga (ventrikel) yang terisi cairan serebrospinalis. SISTEM PEREDARAN DARAH Pada dasarnya sistem peredaran darah arteri ke otak terdiri 2 golongan yaitu: sepasang peredaran darah karotis pada bagian depan dan vertebrobasilaris pada bagian belakang . Arteria karotis ini masuk ke dalam rongga tengkorak melalui kanalis karotikus dan kemudian bercabang menjadi arteria serebri media dan arteria serebri anterior. Arteria vertebralis cabang dari arteria subclavia memasuki otak melalui foramen magnum, di bagian dorsal batang otak menyatu menjadi arteria basilaris dan kemudian berakhir menjadi dua arteri serebri posterior. Pada dasar otak cabang-cabang dari keduanya membentuk anastomosis (hubungan) yang disebut Circulus Willisi. Pada peredaran darah balik (vena), aliran darah vena akan bermuara ke dalam sinus-sinus duramater, sinus merupakan saluran pembuluh darah yang terdapat di dalam struktur duramater. dalam keadaan fisiologik jumlah darah yang mengalir ke otak ialah 50-60 ml per 100 gram otak permenit. Jadi untuk berat otak dewasa 1200-1400 gram diperlukan aliran darah 700-840 ml/menit
Diposkan oleh Iwan Setiawan di 16.59 Tidak ada komentar: Link ke posting ini SELASA, 03 NOVEMBER 2009
Apa dan mengapa otak kita Otak, suatu organ didalam tubuh kita yang tertanam kuat dalam tempurung kepala kita, yang terdiri dari kira-kira seratus miliyar neuron atau sel saraf dimana antara sel saraf satu dengan lainnya terkoneksi melalui serabut saraf. Otak, mengatur seluruh fungsi tubuh, mengendalikan seluruh aktivitas yang ada dalam tubuh, seperti denyut jantung, gerakan usus, gerakan pernafasan, penglihatan, penciuman, pendengaran, gerak anggota gerak, perilaku, emosi, makan, minum, sistem pembuangan dan masih banyak lagi. Melalui otaklah tercipta peradaban, seni, ilmu, bahasa, kepribadian, dan melalui otak pula terjadi peperangan, perpecahan, benci dan cinta. Sungguh luar biasa Alloh SWT menciptakan otak kita, lalu masih adakah nikmat Alloh SWT yang kita ingkari?