PT PLN (Persero) (Persero ) PUSDIKLA PUSD IKLAT T
6/26/2018
1
Sistem Tenaga Tenaga Listrik Pelanggan TR 380V-
3Φ PLTU/G
500 KV T/L 220V1Φ
150KV T/L
PLTGU
Gardu Induk
Gardu Induk
20 KV Feeder
PLTA Pelanggan TT - 150KV - 150KV
PEMBANGKITAN 6/26/2018
TRANSMISI & GARDU INDUK
Pelanggan TM - 20 - 20 KV
DISTRIBUSI
2
Sistem Distribusi Distribusi Tenaga Listrik •
Sistem Tegangan Menengah 20 kV - Sisi Sekunder Trafo Tenaga Gardu Induk - Penyulang ( Feeder ) - Jaringan Tegangan Menengah - Sisi Primer Trafo Distribusi
•
Sistem Sistem Tegangan egangan Rendah Rendah 220/380 220/380 Volt - sisi sekunder Trafo Distribusi
6/26/2018
3
Pengoperasian Jaringan Distribusi Segala kegiatan yang mencakup: 1. Pengaturan, 2. Pembagian, 3. Pemindahan, dan 4. Penyaluran tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan penyaluran / pelayanan.
6/26/2018
4
TOLOK UKUR KINERJA PENGOPERASIAN DISTRIBUSI
a. Mutu listrik harus terjaga b. Keandalan penyaluran tenaga listrik tinggi c. Keamanan dan keselamatan terjamin d. Biaya pengoperasian efisien e. Mempertahankan kepuasan pelanggan 6/26/2018
5
Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Pelayanan a. Faktor ketersediaan pasokan energi dari pembangkit sampai gardu induk b. Faktor dari sisi distribusi sendiri sebagai
6/26/2018
6
Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Pelayanan
a. Adanya pekerjaan jaringan b. Kecepatan mengisolasi gangguan c. Ketahanan peralatan terhadap gangguan tegangan lebih, hubung singkat, pembebanan
6/26/2018
7
Mutu Listrik a. Batasan toleransi tegangan, pada konsumen TR maksimum + 5 % dan minimum 10 %. –
b. Keseimbangan tegangan pada setiap titik sambungan c. Kedip akibat pembebanan sekecil mungkin d. Hilang tegangan sejenak akibat manuver secepat mungkin e. Batas toleransi frekuensi adalah 1 % dari frekuensi standar 50 Hz
6/26/2018
8
Keandalan perusahan dengan tingkat kelas dunia, yaitu dengan angka SAIDI 100 menit / pelanggan / tahun dan SAIFI 3 kali / pelanggan / tahun.
6/26/2018
9
Faktor yang Mempengaruhi Nilai SAIDI Dan SAIFI
a. Konfigurasi jaringan
yang berkaitan dengan
manuver. b. Kondisi jaringan yang rentan terhadap gangguan. c. Cara pengoperasian yang tidak memperhatikan kemampuan
peralatan
maupun
kemampuan
pasokan daya.
6/26/2018
10
Keamanan dan Keselamatan Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan: a. Kondisi instalasi memenuhi persyaratan b. Sistem proteksi berfungsi dengan baik c. Pemeliharaan instalasi sesuai jadual
d. Alat kerja dan peralatan keselamatan kerja memenuhi syarat e. Sikap dan cara kerja memperhatikan aturan K3 / K2 f. Menginformasikan
kepada
masyarakat
tentang
bahaya
listrik
dan
menghindarinya
6/26/2018
11
BIAYA PENGOPERASIAN 1. Sebagai indikator adalah angka susut jaringan 2. Penyebab susut jaringan : a. Jaringan terlalu panjang b. Kesalahan ukuran penghantar
c. Faktor daya rendah d. Kualitas konektor dan pemasangannya jelek e. Pencurian listrik
f. Kesalahan alat ukur g. Kesalahan rasio CT
6/26/2018
12
OPTIMASI JARINGAN ADALAH PENGOPERASIAN JARINGAN YANG PALING MENGUNTUNGKAN, TETAPI MASIH BERADA PADA SISTEM YANG DI TETAPKAN
•
DAYA TERPASANG TIDAK BERLEBIHAN
•
BEBAN TIDAK TERLALU KECIL
•
RUGI TEGANGAN DAN DAYA DALAM BATAS-BATAS NORMAL
KEANDALAN DI PRIORITASKAN
•
•
KEAMANAN SISTEM TERHADAP LINGKUNGAN TERJAGA
•
SECARA EKONOMIS MENGUNTUNGKAN
•
SUSUT UMUR PERALATAN SESUAI RENCANA
6/26/2018
13
PEMBEBANAN PADA PENGHANTAR •
Pembebanan penghantar yang berlebihan akan mengakibatkan : a. Pelunakan pada titik tumpu penghantar. b. Pelunakkan pada titik tumpu ikatan penghantar. c. Berkurangnya jarak aman / andongan. d. Kerusakan pada isolasi.
6/26/2018
14
Ketahanan Penghantar terhadap gangguan arus lebih Ketahanan penghantar terhadap gangguan arus lebih dapat dilihat dari tabel persamaan di bawah ini Jenis Penghan tar
Jenis isolasi
Persamaan kurva ketahanan kabel / kawat
Keterangan
Alumuni um
Kertas karet kain yang dipernis PVC XLPE, EPR
A = 11,702 I t A = 14,632 I t A = 10,772 I t
Kurva batas ketahanan isolasi
Tembaga
Kertas karet kain yang dipernis PVC XLPE, EPR
A = 7,654 I t A = 9,571 I t A = 7,042 I
Kurva batas ketahanan isolasi
AAC
-
A = 7,972 I t
Kurva penglunakan
AAAC
-
A = 8,940 I t
Kurva penglunakan
ACSR
-
A = 6,406 I1 t
Kurva saat leleh
6/26/2018
15
•
PENGHANTAR PADA SALURAN UDARA KECEPATAN ANGIN 0.6 M / DETIK SUHU KAWAT TELANJANG - BBC SEKITAR 350C - AAC - AAAC SUHU HANTARAN MAKS 80 0C KECUALI - ACSR TEMBAGA 700C
LUAS PENAMPANG (MM2) 16
AAC
AAAC
BCC
115
110
125
25
160
150
145
35
185
1750
200
50
230
220
250
70
300
285
310
95
345
325
390
120
390
370
440
150
465
435
510
185
530
500
595
240
630
600
700
KHA (A)
CATATAN : PADA KEADAAN TANPA ANGIN, KHA TERSEBUT DALAM 6/26/2018
TABEL INI HARUS DIKALIKAN DENGAN FAKTOR
16
PERSAMAAN BATAS KETAHANAN PENGHANTAR •
KAWAT BERISOLASI A
= 7,972
I . t
NFA 2 x SEY - T
A
= 8,940
I . t
NFA 2 x CEY - T
A
= 6,406
I . t
AAAC
-S
TABEL JENIS KABE L AAAC-S
NFA 2 x SEY - T NFA 2 x CEY - T
6/26/2018
KHA
PENAMPANG NOMINAL MM2 35 50 70 95 120 150 185 240
150 180 246 282 319 378 423 523
2 x 35 + 50
110
2 x 50 + 50 2 x 70 + 50 2 x 95 + 50 2 50 3x x 120 35 ++50
134 163 203 234 127
3 x 50 + 50 3 x 70 + 50 3 x 95 + 50 3 x 120 + 50 3 x 150 + 50
151 188 228 262 293
17
OPERASI SISTEM
•
•
•
•
KEGIATAN MENGATUR, MEMBAGI, MEMINDAHKAN DAN MENYALURKAN TENAGA LISTRIK DAN GARDU INDUK, GARDU DISTRIBUSI SAMPAI KE KONSUMEN ALUR TUGAS DITENTUKAN PROSEDUR TETAP (SOP) OPERASI PENGATURAN DIBEDAKAN : –
- KEADAAN NORMAL
–
- KEADAAN GANGGUAN
OPERASI PENGATURAN BERDASARKAN KONFIGURASI DAN POLA SISTEM DISTRIBUSI
6/26/2018
18
OPERASI PENGATURAN JTM SISTEM RADIAL
•
KEADAAN NORMAL
•
1.
•
•
•
•
•
•
SEMUA PERALATAN HUBUNG DALAM KEADAAN MASUK
2. KOORDINASI PENGAMAN PMT, RECLOSER, SECTIONALIZER, FUSE CUT OUT (BILA ADA) HARUS BENAR
DAN
3. PENAMPANG PENGHANTAR PERLU DIPERHITUNGKAN DENGAN CERMAT KONDISI GANGGUAN
1. PEMADAMAN DIHINDARKAN
PADA
SEBAGIAN
JARINGAN
TIDAK
DAPAT
2. SAKLAR TIANG, FUSE CUT OUT, JAMPER DAPAT DIPAKAI UNTUK MELOKALISIR GANGGUAN 3. PENGAMANAN JARINGAN DILAKUKAN SETELAH GANGGUAN DIPERBAIKI
6/26/2018
19
OPERASI PENGATURAN JTM SISTEM LINGKAR •
•
•
•
•
•
•
KEADAAN NORMAL POSISI NORMAL JARINGAN DISUSUN / DITETAPKAN BERDASARKAN : BEBAN, JARAK, KEMAMPUAN PENGHANTAR, TINGKAT URGENSI PENYALURAN DAN SEBAGAI SALURAN CADANGAN PMS TIANG SALURAN UTAMA DALAM KEADAAN KELUAR PMS TIANG SALURAN PERCABANGAN DALAM KEADAAN MASUK UPD MENERIMA PEMBERITAHUAN PERUBAHAN JARINGAN DARI OPERATOR LAPANGAN PLN CABANG
PADA
PEMASUKAN / PENGELUARAN PMS TIANG, PMT DAN PMS GARDU DILAKSANAKAN OLEH OPERATOR LAPANGAN OPERATOR LAPANGAN WAJIB DAN BERTANGGUNG JAWAB UNTUK SEGERA MELAPORKAN KEPADA UPD ATAS PELAKSANAAN PENGATURAN
6/26/2018
20
OPERASI PENGATURAN JTM SISTEM LINGKAR •
•
KEADAAN GANGGUAN UPD MENERIMA PEMBERITAHUAN KEADAAN GANGGUAN FEEDER T DARI :
- INDIKASI KELUARNYA PMT DAN BEKERJANYA RELE ARUS LEBIH -
INDIKASI KELUARNYA SECARA TETAP RECLOSER
TIANG
•
MENGADAKAN PENGUSUTAN GANGGUAN
•
6/26/2018
- MENGADAKAN MANUVER
21
MANUVER JARINGAN
LAZIM DISEBUT MANIPULASI JARINGAN ADALAH SERANGKAIAN KEGIATAN MEMBUAT MODIFIKASI TERHADAP OPERASI NORMAL DARI JARINGAN AKIBAT ADANYA GANGGUAN ATAU PEKERJAAN JARINGAN, SEHINGGA TETAP TERCAPAI KONDISI PENYALURAN YANG MAKSIMUM •
KEGIATAN - KEGIATAN MANUVER –
–
6/26/2018
MEMISAHKAN BAGIAN -BAGIAN JARINGAN YANG SEMULA TERHUBUNG DALAM KEADAAN BERTEGANGAN ATAU TIDAK MENGHUBUNGKAN BAGIAN - BAGIAN JARINGAN YANG TERPISAH MENURTUT KEADAAN OPERASI NORMALNYA DALAM KEADAAN BERTEGANGAN ATAU TIDAK 22
PERALATAN MANUVER •
PEMISAH (PMS / DS) –
–
–
–
•
PEMUTUS BEBAN (PMB / LBS) –
–
KEMAMPUAN MEMUTUS DISESUAIKAN DENGAN BATAS ARUS NOMINAL SALURAN HARUS MAMPU MELAKUKAN PENUTUPAN DENGAN ARUS SANGAT BESAR (HUBUNG SINGKAT) TANPA KERUSAKAN
–
DIPASANG DI GARDU DAN DI ATAS TIANG DAPAT DI LENGKAPI DENGAN PELEBUR
–
DAPAT DIOPERASIKAN SECARA MANUAL ATAU OTOMATIS
–
•
TIDAK MEMILIKI KEMAMPUAN MEMUTUS ATAU MENUTUP JARINGAN DIOPERASIKAN TANPA BEBAN DIOPERASIKAN SECARA MANUAL DIPASANG DI GARDU DAN DI ATAS TIANG
PEMUTUS TENAGA (PMT / CB) –
–
6/26/2018
MEMILIKI KEMAMPUAN MEMUTUS ATAU MENUTUP JARINGAN DENGAN ARUS YANG BESAR DAPAT DIOPERASIKAN / DI PUTUS DALAM KEADAAN GANGGUAN 23
PERSIAPAN MANUVER JARINGAN
•
•
MENGETAHUI KEADAAN OPERASI NORMAL DARURAT DARI BAGAN JARINGAN YANG MUTAKHIR
MAUPUN
MENGIKUTI SECARA KRONOLOGIS KEADAAN YANG TERJADI PADA JARINGAN, MANUVER-MANUVER YANG BERLANGSUNG
•
MENGETAHUI JENIS DAN CARA UNTUK KOMUNIKASI
•
MEMPERSIAPKAN PERLENGKAPAN MANUVER –
PERLENGKAPAN PENGAMAN
–
PERALATAN KERJA
–
KENDARAAN
6/26/2018
24
PROSEDUR TETAP (PROTAP = SOP) DALAM PELAKSANAAN MANUVER JARINGAN
•
•
•
MANUVER MANUAL : MENGIRIM ORANG KE TEMPAT MANUVER DENGAN KONTROL LOKAL : DILAKUKAN DARI STASIUN KONTROL YANG TIDAK JAUH DARI PERALATAN (DI GI) MENUVER DENGAN KONTROL JARAK JAUH : DILAKUKAN DARI PUSAT KONTROL YANG MELAYANI DAERAH YANG LUAS (UPD / DCC)
6/26/2018
25
PEMADAMAN
•
•
AKIBAT DARI GANGGUAN PADA JARINGAN SEHINGGA ALAT PROTEKSI BEKERJA MEMUTUS JARINGAN –
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DI PENGHANTAR
–
HANTARAN PUTUS
–
GANGGUAN PADA GARDU DISTRIBUSI
–
PELEPASAN BEBAN
PEMADAMAN DIRENCANAKAN –
ADANYA PEKERJAAN PEMELIHARAAN JARINGAN
–
ADANYA PEKERJAAN PERLUASAN JARINGAN
6/26/2018
26
KOMUNIKASI DALAM PENGOPERASIAN JTM
•
ALAT KOMUNIKASI
•
TELPON : PT. TELKOM, JARINGAN JWOTS
•
TELPON MELALUI P.C.
•
RADIO KOMUNIKASI
6/26/2018
27
PROSEDUR KOMUNIKASI 1. FASILITAS TELEKOMUNIKASI OPERASIONAL HANYA DIGUNAKAN UNTUK MENYAMPAIKAN BERITA OPERASIONAL JARINGAN DISTRIBUSI 2. TIDAK DIBENARKAN MENYAMPAIKAN BERITA YANG BERBEDA DILUAR TANGGUNG JAWAB PIKET PELAKSANAAN / PENGATUR OPERASI 3.
TIDAK DIBENARKAN UNTUK BERGURAU / NGOBROL DAN TIDAK SOPAN
4. SETIAP BERITA OPERASIONAL PEMBACANYA SECARA DETAIL
HARUS
DITULIS
DAN
DIULANG
5. PENERIMA BERITA HARUS MEMBACA ULANG SELURUH BERITA YANG DITERIMA 6.
BERITA OPERASIONAL DIUSAHAKAN DISAMPAIKAN SECARA LANGSUNG
7. SEMUA INFORMASI YANG DIPERLUKAN BAIK LISAN MAUPUN TERTULIS HARUS DIREKAM / DICATAT 8. SETIAP MENYAMPAIKAN ATAU MENERIMA BERITA HARUS MENYEBUT ATAU MENCATAT : - NAMA DAN IDENTITAS PENGIRIM ATAU PENERIMA BERITA - WAKTU DAN TANGGAL MENERIMA ATAU MENYAMPAIKAN BERITA 6/26/2018
28
PELAPORAN •
FUNGSI PELAPORAN
•
SETIAP KEGIATAN DAN KEJADIAN DALAM PENGOPERASIAN JARINGAN HARUS SELALU DIBUATKAN LAPORANNYA.
•
FUNGSI LAPORAN MANAJEMEN DALAM
DIHARAPKAN
DAPAT
MEMBANTU
•
MENILAI UNJUK KERJA JARINGAN, RANTING / RAYON DST
•
MENGETAHUI KONDISI JARINGAN / GARDU
•
•
MENENTUKAN TINDAKAN UNTUK MEMPERBAIKI KWALITAS DAN KEANDALAN JARINGAN MEMPERKIRAKAN OPERASI
6/26/2018
KEBUTUHAN
MATERIAL
DAN
BIAYA
29
KEJADIAN YANG PERLU DILAPORKAN •
PEMADAMAN KARENA GANGGUAN ATAU DIRENCANAKAN
–
–
JUMLAH PELANGGAN YANG PADAM
–
SEBAB PEMADAMAN
–
KWH YANG TAK TERSALURKAN
–
PEMAKAIAN MATERIAL UNTUK MENGATASI GANGGUAN
•
PEMANTAUAN TEGANGAN UJUNG
•
PENGOPERASIAN JARINGAN BARU
6/26/2018
30
PENTANAHAN NETRAL DENGAN TAHANAN TINGGI
70 ATAU 150 KV 20 KV
500 •
KONSTRUKSI JARINGAN, SALURAN UDARA DAN KABEL
•
SALURAN UTAMA KAWAT AAAC 150 MM2 3 FASA - 3 KAWAT
•
SALURAN CABANG KAWAT AAAC 70 MM2
•
SISTEM JARINGAN BEBAN TEGANGAN 20 / 11,6 KV
3
FASA
-
3
KAWAT
DENGAN
1 FASA - 2 KAWAT DENGAN TEGANGAN 20 KV •
•
•
•
•
ARUS GANGGUAN TANAH MAKSIMAL 25 A
KABEL TAHAN TERHADAP GANGGUAN TEMPORER PENGAMAN GANGGUAN TANAH DARI JENIS RELE ARUS TANAH TERARAH PENGGUNAAN PBO KE 2 DAPAT DILAKUKAN PENGGUNAAN 6/26/2018
SSO DARI JENIS PENGINDERAAN TEGANGAN
31
PENTANAHAN NETRAL LANGSUNG 75 ATAU 150 KV
•
•
•
•
•
20 KV
NETRAL DITANAHKAN LANGSUNG SEPANJANG JARINGAN KAWAT NETRAL DIPAKAI TEGANGAN RENDAH
BERSAMA
SALURAN UTAMA KAWAT AAC 240 MM2, 150 MM2 FASA TIGA 4 KAWAT
SALURAN CABANG KAWAT AAC 95 MM2, 70 MM2 FASA TIGA 4 KAWAT DANFASA SATU 2 KAWAT SISTEM JARINGAN RADIAL DAN LINGKAR
•
PELAYANAN BEBAN :
•
SALURAN
KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN UDARA DAN KABEL
•
•
DENGAN
FASA TIGA - 4 KAWAT 20, 11,6 60 FASA SATU - 2 KAWAT 20/V 3 KV
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT DENGAN TANAH DARI JENIS INVERSE TIME DAPAT 6/26/2018
DILAKUKAN KOORDINASI ANTARA PMT + RELE ARUS
32
SISTEM PENTANAHAN TAHANAN RENDAH
POLA III
R = 40 OHM UNTUK SUTM R = 12 OHM UNTUK SKTM ATAU GABUNGAN SKTM - SUTM
•
•
KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN UDARA DAN KABEL TANAH ARUS HUBUNG SINGKAT DENGAN TANAH MAKSIMAL UNTUK SKTM 1000 AMPER UNTUK SUTM 300 AMPER
•
SISTEM JARINGAN SPINDEL DAN RADIAL
•
PELAYANAN BEBAN FASA TIGA, TIGA KAWAT
•
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT KE TANAH JENIS INVERSE TIME
•
•
PBO YANG DIPAKAI JENIS PENGATUR ELEKTRONIK DENGAN WAKTU TETAP SSO DILENGKAPI DENGAN PENGINDERAAN ARUS FASA TANAH YANG RENDAH
6/26/2018
33
PEMILIHAN PELEBUR JENIS LETUPAN ARUS PENGENAL PELEBUR JENIS LETUPAN (EXPULSION) TYPE H (TAHAN SURJA KILAT), T (LAMBAT) DAN K (CEPAT) MENURUT PUBLIKASI IEC NO. 282-2 (1974) - NEMA UNTUK PENGAMAN BERBAGAI DAYA PENGENAL TRAFO, DENGAN ATAU TANPA KOORDINASI DENGAN PENGAMANAN SISI SEKUNDER DAPAT DILIHAT PADA TABEL :
REKUMENDASI ARUS PENGENAL PELEBUR 24 KV JENIS LETUPAN (PUB.IEC 282-2 (1974) / NEMA) SEBAGAI PENGAMAN TRAFO DI SISI PRIMER *)
Trafo distribusi Daya pengenal (kVA)
Arus pengenal (A)
Minimum
Maksimum
Ratio pelebur Inom pelebur ----------------Inom trafo
2H 3,15 H 5H
2H 3,15 H 6,3 T
1,44 1,45 1,15; 1,45
2H 5H 6,3 T 6,3 T 8T 10 T 12,5 T 16 T 20 T 25 T
2H 6,3 K; 6,3 T 8 K; 8 T 10 K; 10 T 12,5 K; 12,5 T 12,5 K; 12,5 T 16 K; 16 T 20 K; 20 T 25 K; 25 T 31,5 K; 31,5 T
1,38 1,73; 2,18 1,36; 1,73 1,091; 1,73 1,10; 1,73 1,09; 1,37 1,08; 1,38 1,10; 1,38 1,09; 1,37 1,08; 1,36
Pelebur / tipe **) arus pengenal (A)
20 kV Fasa tunggal,-------3 16 25 50
1,3856 2,1651 4,3301
Fasa tiga, 20 kV
6/26/2018
50 100 160 200 250 315 400 500 630 800
1,4434 2,8867 4,6188 5,7735 7,2169 9,0933 11,5470 14,4337 18,1765 23,0940
34
PEMILIHAN PELEBUR JENIS LETUPAN CATATAN : *) BILA PADA SISI SEKUNDER DI PASANG PELEBUR / PENGAMAN YANG
DIKOORDINASIKAN
DENGAN
KERJA
PELEBUR
SISI
PRIMER, MAKA ARUS NOMINAL PELEBUR PADA TABEL DIATAS BERGESER NAIK **) TIPE H = PELEBUR TAHAN SURJA KILAT TIPE T = PELEBUR TIPE LAMBAT TIPE K = PELEBUR TIPE CEPAT
6/26/2018
35
PEMILIHAN PELEBUR JENIS LETUPAN REKOMENDASI PEMILIHAN ARUS PENGENAL PELEBUR 24 KV JENIS LETUPAN (PUBLIKASI IEC 282-2 (1970) / NEMA) DI SISI PRIMER BERIKUT PELEBUR JENIS PEMBATAS ARUS PUBLIKASI IEC 269-2 (1973) DI SISI SEKUNDER (230 / 400 V) YANG MERUPAKAN PASANGAN YANG DISELARASKAN SEBAGAI PENGAMAN TRAFO DISTRIBUSI Trafo distribusi Daya pengenal (kVA)
Arus pengenal (A)
Pelebur sekunder (230/400 V)
Pelebur / tipe **) arus pengenal (A) Tipe T
Tipe K
Arus pengenal (A) Min Maks
Min
Maks
Min
Maks
6,3 10
6,3 10
6,3 6,3 10
6,3 6,3 16
80 125 250
100 125 250
6,3 10 10 16 20 25 25 40 50 63
8 12,5 12,5 16 25 25 31,5 40 63 63
6,3 6,3 10 16 16 20 25 31,5 40 50 63
6,3 10 12,5 20 25 31,5 40 40 63 80 100
80 160 250 315 400 500 630 800 1000 1250*) 1600*)
100 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250*) 1600*)
20 kV Fasa tunggal,-------3 16 25 50
1,3856 2,1651 4,3301
Fasa tiga, 20 kV
6/26/2018
50 100 160 200 250 315 400 500 630 800
1,4434 2,8867 4,6188 5,7735 7,2169 9,0933 11,5470 14,4330 18,1860 23,0940
36
PEMILIHAN PELEBUR JENIS LETUPAN ARUS PENGENAL PELEBUR JENIS PEMBATASAN ARUS MENURUT BERBAGAI MEREK DAN BANTUAN UNTUK PENGAMAN BERBAGAI DAYA PENGENAL TRAFO DAPAT DILIHAT PADA TABEL REKOMENDASI PEMILIHAN ARUS PENGENAL ANAK PELEBUR 24 KV, JENIS PEMBATASAN ARUS, RUJUKAN PUBLIKASI IEC 282-1 (1974), VDE DAN UTE (PERANCIS) DI SISI PRIMER 20 KV, BERIKUT PELEBUR JENIS PEMBATASAN ARUS RUJUKAN IEC 269-2 (1973) DI SISI SEKUNDER (230/400 V)
Trafo distribusi 3 fasa Daya pengenal (kVA) 50 100 160 200 250
6/26/2018
200 250 315 400 500 630 800 1000
Vektor group Y,zn5 D,yn5
Arus pengenal anak peleb ur (A) Di primer
Di sekunder
Arus pengenal (A)
Min
Maks
Min
1,4434 2,8867 4,6188 5,7735 7,2169
6,3 12,5 16 16 20
6,3 16 20 20 25
80 160 250 315 400
100 200 250 315 400
5,7735 7,2169 9,0993 11,5470 14,4330 18,1860 23,0940 28,8670
16 20 20 25 31,5 40 50 63
20 25 25 31,5 40 50 80
315 400 500 630 800 1000 1250 1600
315 400 500 630 800 1000 1250*) 1600*)
Maks
37