BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Asma termasuk ke dalam kelainan alergi-imunologi. Asma merupakan gang ganggu guan an infl inflam amasi asi kron kronik ik jalan jalan nafa nafass yang yang melib melibat atka kan n berb berbag agai ai sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan nafas, dan gejala pernafasan (mengi dan dan sesak) yang bersifat non-reversible. Wa Wanita nita hamil yang menderita kelainan pernafasan, salah satunya adalah asma, harus berhati-hati, karena kehamilan itu sendiri akan menimbulkan perubahan yang luas terhadap fisiologi pernafasan. Penderita asma di Amerika erikat berkisar antara !-" juta. Prevalensi asma dipengaruhi oleh banyak status atopi, faktor keturunan, serta faktor ling lingku kung ngan an.. Pada Pada masa masa kana kanakk-ka kana nak k ditem ditemuk ukan an prev prevale alens nsii anak anak laki laki berbanding anak perempuan,tetapi menjelang de#asa perbandingan tersebut lebih lebih kurang kurang sama sama dan pada pada masa menopo menopouse use peremp perempuan uan lebih lebih banya banyak k daripada daripada laki-laki. laki-laki. Di $ongkong $ongkong prevalensi prevalensi asma pada anak-anak anak-anak kelompok umur umur %&-%' %&-%' tahun tahun pada pada tahun tahun %" %" baru baru men*ap men*apai ai + untuk untuk mening meningkat kat menjadi menjadi '," '," pada pada tahun% tahun%" " dan pada pada tahun tahun % % men*ap men*apai ai %%. %%. Di ndonesia prevalensi asma berkisar antara -/. nsidensi asma dalam kehamilan adalah sekitar , 0 % dari seluruh kehamilan, dimana serangan asma biasanya timbul pada usia kehamilan +' 0 &! ming minggu gu,, jaran jarang g pada pada akhi akhirr keha kehami mila lan. n. Dalam Dalam peng pengam amat atan an dr. dr. ris ris 1engganis 1engganis dari 1 2iptomangu 2iptomangunkusu nkusumo-34 mo-345, 5, 6akarta, asma ditemukan ditemukan pada '-/ ibu hamil dan komplikasi terjadi pada % kehamilan. ementara selama masa kehamilan kondisi asma seseorang bisa berubah. Dari %."/ pasien, dilaporkan &! asmanya membaik, +& memburuk, dan '% tidak berubah. 7aporan lain menunjukan perbaikan asma antara %"-! dan memburuk pada !-'+. 8api se*ara umum disepakati bah#a derajat asma pada ibu hamil, sepertiga membaik, sepertiga memburuk, dan sepertiga sisanya tetap.
4ondisi asma yang memburuk umumnya mun*ul pada minggu ke +&! masa kehami kehamilan lan.. ement ementara ara pada pada ' minggu minggu terakh terakhir ir masa kehami kehamilan lan,, keadaan justru membaik. 9ahkan, selama proses persalinan dan kelahiran hanya % ibu hamil penderita asma yang menunjukkan gejala asma, hal ini diduga diduga disebabkan disebabkan oleh membaikny membaiknyaa fungsi fungsi paru. Asma yang memburuk memburuk selama kehamilan biasanya kembali membaik dalam #aktu & bulan setelah partus. Asma yang terjadi pada kehamilan sebelumnya, pada ! penderitanya akan terulang lagi pada kehamilan berikutnya. %.+ 8ujuan 5mum :ampu :ampu menjel menjelaska askan n tentan tentang g konsep konsep masalah masalah kehamil kehamilan an pada pada asma asma serta serta pendekatan asuhan kepera#atannya. %.& 8ujuan 4husus %.&.%. %.&.+. %.&.&. %.&.'. %.&.. %.&. .&.!. %.&./. %.&.". %.&..
:eng engerti perub rubaha ahan an anatomi asm asmaa pa pada ib ibu ha hamil :emahami pe pengertian as asma pa pada ib ibu ha hamil :engerti etiologi asma pada ibu hamil :eng enguraik aikan pa patofis fisiologi as asma pad padaa ib ibu ham hamil il :eng engetahu ahui ma manifes festasi asi kl klinis asm asmaa pa pada ib ibu ha hamil :en :engert gertii $ub $ubunga ungan n 4eha 4eham milan ilan dan dan 3ung 3ungsi si Pern Pernaf afas asan an :eng engetahu ahui komplikasi asi asma pada ibu ibu hamil amil :eng engetahu ahui pe penatala alaksan sanaan asma sma pa pada ib ibu ha hamil :eng engidentifik fikasi pem pemer eriiksaa saan dia diagnosti stik asma asma pada ibu
hamil
BAB II
PEMBAHASAN 2.1
Dedinisi
Asma Asma brok brokhi hial al meru merupa paka kan n peny penyak akit it pern pernap apas asan an akut akut yang ang disebabkan oleh allergen, oleh perubahan men*olok pada suhu lingkungan atau oleh ketegangan emosi. Pada banyak kasus, penyebab aktual mungkin diketahui. diketahui.suatu suatu ri#ayat ri#ayat alergi dalam keluarga keluarga dimiliki dimiliki oleh sekitar individu dengan asma. ebagai respon reaktifitas terhadap stimulus, jalan napa napass
meny menyemp empit, it,
sehin sehingg ggaa
memp mempers ersul ulit it
pern pernap apas asan an..
:ani :anife festa stasi si
klinisnya adalah mengi pada ekspirasi, batuk, sputum yang kental dan dispneu. Penyakit asma pada kehamilan kadang 0 kadang berat atau malah berkurang. Dalam batas #ajar penyakit asma yang berat dapat memp mempen enga garu ruhi hi pert pertum umbu buha han n dan dan perk perkem emba bang ngan an jani janin n dalam dalam rahim rahim melalui pertukaran gan oksigen dan karbondioksida. Penga#asan hamil dan pertolongan persalinan dapat dilakukan dengan operasi. Asma bronkial merupakan salah satu penyakit pernapasan yang sering dijumpai pada kehamilan, mempengaruhi % 0 ' #anita hamil. Pengar Pengaruh uh kehami kehamilan lan terhada terhadap p timbul timbulny nyaa asma asma tidak tidak selalu selalu sama sama pada pada setiap penderita, bahkan pada seorang penderita asma serangannya tidak selalu sama pada kehamilan pertama dan beriktnya. 4urang dari sepertiga penderita asma kurang membaik dalam kehamilan lebih dari sepertiga akan akan menetap menetap,, kurang kurang seperti sepertiga ga lagi lagi akan akan membur memburuk uk pada pada seranga serangan n bertambah berat. 9iasanya seragan akan timbul pada usia +' 0 +! minggu dan pada akhir kehamilan kehamilan jarang terjadi. Asma bronkhial bronkhial suatu gangguan gangguan pada saluran bronkhial dengan *iri bronkhospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran napas). Asma merupakan penyakit kompleks yang diak diakib ibat atkan kan oleh oleh fakt faktor or biok biokim imia ia,, endo endokr krin in,, infe infeks ksi, i, oton otonom omik ik dan dan psikologi. (rman omantri,+";'&) omantri,+";'&)
2.2
Etiologi
ampai saat ini patogenesis maupun etiologi asma belum diketahui se*ara pasti. 9erbagai teori patogenesis telah diajukan, tetapi yang paling disepakati oleh para ahli adalah yang berdasakan gangguan saraf autonom dan sistem imun. Asma saat ini dipandang sebagain penyakit inflamasi saluran napas. Adanya inflamasi hiperaktivitas saluran napas dijumpai pada asma baik pada asma alergi maupun nonalergi. ), leukotrin (78), platelet a*tivating fa*tor (PA3), bradikinin, tromboksin (8?) dan lain 0 lain akan mempengaruhi organ sasaran menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskular, edema saluran napas, infiltrasi sel 0 sel radang, sekresi mukus, dan fibrosis sup epetel sehingga menimbulkan hiperreaktivitas saluran napas ($@). 6alur non alergi selain meransang sel inflamasi, juga meransang sistem
saraf
otonom dengan
hasil
skhir
berupa
inflamasi
dan
hiperreaktivitas saluran napas. $iperreaktivitas saluran napas dan diduga sebagian didapat sejak lahir. 9erbagai keadaan dapat meningkatkan hiperreaktivitas sluran napas yaitu inflamasi saluran napas, kerusakan epitel, mekanisme neurologis, gangguan intrinsik, dan obstruksi saluran napas.
Penyebab asma pada kehamilan ;
%. +. &. '. . !. 2.3
at 0 Bat alergi, *ontohnya tepung, debu, bulu dll >enetik, nfeksi saluran napas Pengaruh udara, misalnya terlalu dingin, terlalu panas. 3aktor psikis, misalnya kelelahan, stres. Aktivitas fisik berlebih Patofisiologi
Pemeriksaan dilakukan oleh tim ahli Asma 2alifornia tahun %"& pada %+ kasus asma pada ibu hamil yang terkontrol baik, terdapat dari penderita yang tidak pernah mendapat serangan dalam persalinan, +,+ menderita serangan ringan an hanya ,+ yang menderita asma berat yang dapat diatasi dengan obat 0 obatan C. Pengaruh asma pada ibu hamil dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen dan hipoksia. 4eadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin yang sering terjadi keguguran, persalina prematur dan berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan atau ganguan pertumbuhan janin.
terjadi peningkatan volume residu, 4apasitas 1esidu
3ungsional (413), dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi mendekati 4apasitas Paru 8otal (4P8). 4eadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lan*ar. 5ntuk mempertahankan inflasi ini diperlukan otot bantu napas. >angguan yang berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai se*ara objektif dengan VEP1
(Colume =kspirasi Paksa Detik Pertama) atau AP= (Arus Pun*ak
=kspirasi),
sedang
penurunan
4CP
(4apasitas
Cital
Paksa)
menggambarkan derajat hiperinflasi paru. Penyempitan saluran napas dapat terjadi, baik pada saluran napas besar, sedang maupun ke*il. >ejala
mengi (#heBing) menandakan adanya penyempitan disaluran napas besar, sedangkan penyempitan pada saluran napas ke*il gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi. Perubahan fungsi paru pada kehamilan meliputi + karena peningkatan kebutuhan oksigen dan metabolisme ibu, ' peningkatan ventilasi semenit dan peningkatan tidal volume. 8erdapat sejumlah perubahan fisiologik dan struktural terhadap fungsi paru selama kehamilan. $iperemia, hipersekresi dan edema mukosa dan saluran pernapasan merupakan akibat dari meningkatnya kadar estrogen. Pada uterus grafid terjadi peningkatan ukuran lingkar perut, diafragma meninggi, dan semakin dalamnya sudut antarkosta. Wanita hamil mengalami peningkatan tidal volume, volume residu, serta kapasitas residu konvensional, penurunan volume balik ekspirasi, sementara kapasitas vital tidak berubah. $iperventilasi alveolar terjadi bila
PCO2
menurun dari
&' 0 ' mm$g menjadi +/ 0 &' mm$g, yang biasanya terlihat pada umur kehamilan %+ minggu. eperti yang diperkirakan, frekuensi terjadinya serangan eksaserbasi asma pun*aknya pada umur kehamilan sekitar ! bulan, gejala yang berat biasanya terjadi antara umur kehamilan +' 0 &! minggu. 6elasnya patofisiologi asma adalah sebagai berikut ; %. 4ontraksi otot pada saluran napas meningkatkan resustansi jalan napas. +. Peningkatan sekresi mukosa dan obstruksi saluran napas. &. $iperinflasi paru dengan peningkatan volume residu. '. $iperaktivitas bronkial, yang diakibatkan oleh histamin, prostaklandin dan leukrotin. Degranulasi sel mast menyebabkan terjadinya asma dengan *ara pelepasan mediator kimia, yang memi*u peningkatan resistensi jalan napas dan spasma bronkus. Pada kasus kehamilan alkalosis respiratori tidak bisa dipertahankan dia#al berkurangnya ventilasi, dan terjadilah asidosis. Akibat perubahan nilai gas darah arteri pada kehamilan (penurunan
PCO2 dan peningkatan Ph
). Pasien dengan perubahan nilai gas darah
arteri se*ara signifikan merupakan faktor resiko terjadinya hipoksemia maternal, hipoksia janin yang berkelanjutan dan gagal napas. 2.4
Manifestasi linis
>ejala
klinik
bervariasi
mulai
dari
#heeBing
ringan
sampai
bronkokonstriksi berat. Pada keadaan ringan, hipoksia dapat dikompensasi hiperventilasi. @amun, bila bertambah berat akan terjadi kelelahan yang menyebabkan retensi <+ akibat hiperventilasi. 9ila terjadi gagal napas, ditandai asidosis, hiperkapnea, adanya pernapasan dalam, takikardi, pulsus paradoksus, ekspirasi memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis sentral, sampai gangguan kesadaran. 4eadaan ini bersifat reversible dan dapat ditoleransi. @amun, pada kehamilan sangat berbahaya akibat adanya penurunan kapasitas residu. :anifestasi klinis asma ditandai dengan dyspnea, kesesakan dada, wheezing, dan batuk malam hari, di mana hanya menjadi tanda dalam beberapa kasus. Pasien melaporkan gejala seperti gangguan tidur dan nyeri dada. 9atuk yang memi*u spasme atau kesesakan dalam saluran pernapasan, atau berlanjut terus, dapat berbahaya. 9eberapa serangan dimulai dengan batuk yang menjadi progresif lebih sesakE, dan kemudian bunyi #heeBing terjadi. Ada pula yang berbeda, beberapa penderita asma hanya dimulai #heeBing tanpa batuk. 9eberapa yang lain tidak pernah #heeBing tetapi hanya batuk selama serangan asma terjadi. elama serangan asma, mu*us *enderung menjadi kering dan sukar, sebagian karena *epat, beratnya pernapasan umumnya terjadi saat serangan asma. :u*us juga menjadi lebih kental karena sel-sel mati terkelupas. 4ontraksi otot bronkus menyebabkan saluran udara menyempit atau konstriksi. $al ini disebut brokokonstriksi yang memperbesar obstruksi yaitu asma.
e*ara umum gejala yang sering mun*ul pada asma bronkial ialah %. 8anda dan gejala utama asma adalah bunyi #heBing, dispnea, dan +. &. '. . !.
batuk. Penggunaan otot bantu napas saat serangan. putum dengan sedikit mu*us. 8akikardi. 9erkeringan dingin. erangan berlangsung sekitar / menit sampai beberapa jam dan dapat
hilang se*ara spontan. /. 1on*hi basah. +.
4lasifikasi Asma 9erkaitan dengan gangguan saluran pernapasan yang berupa peradangan dan bronkokonstriksi, beberapa ahli membagi asma dalam + golongan besar, seperti yang dianut banyak dokter ahli pulmonologi (penyakit paru paru) dari nggris, yakni; %. Asma =kstrinsik Asma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan disebabkan karena reaksi alergi penderitanya terhadap hal-hal tertentu (alergen), yang tidak memba#a pengaruh apa-apa terhadap mereka yang sehat. 4e*enderungan alergi ini adalah kelemahan keturunanE. etiap orang dari lahir memiliki sistem imunitas alami yang melindungi tubuhnya terhadap serangan dari luar. istem ini bekerja dengan memproduksi antibodi. Pada saat datang serangan, misalnya dari virus yang memasuki tubuh, sistem ini akan menghimpun antibodi untuk menghadapi dan berusaha menumpas sang penyerang. Dalam proses mempertahankan diri ini, gejala-gejala
permukaan
yang
mudah
tampak adalah naiknya
temperatur tubuh, demam, perubahan #arna kulit hingga timbul ber*ak-ber*ak, jaringan-jaringan tertentu memproduksi lendir, dan sebagainya ($adibroto F Alam, +!). +. Asma ntrinsik
Asma intrinsik tidak responsif terhadap pemi*u yang berasal dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti *ua*a, kelembapan dan suhu tubuh. Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki ri#ayat kesehatan paru-paru yang kurang baik, misalnya karena bronkitis dan radang paru-paru (pneumonia). Penderita diabetes mellitus golongan lansia juga mudah terkena asma intrinsik. Penderita asma jenis ini kebanyakan berusia di atas & tahun ($adibroto F Alam, +!). @amun penting di*atat, bah#a dalam prakteknya, asma adalah penyakit yang kompleks, sehingga tidak selalu dimungkinkan untuk menentukan se*ara tegas, golongan asma yang diderita seseorang. ering indikasi asma ekstrinsik dan intrinsik bersama-sama dideteksi ada pada satu orang. ebagai *ontoh, dalam kasus asma bronkial (termasuk jenis ekstrinsik) yang kronis, pada saat menangani terjadinya serangan, dokter akan sering mendiagnosa hadirnya faktor-faktor ke*emasan dan rasa panik. 4eduanya adalah emosi yang sifatnya naluriah pada saat seseorang harus berjuang agar bisa bernapas. elanjutnya rasa *emas dan panik ini meneruskan lingkaran setan dan memperparah gejala serangan. 6uga akan ter*atat, bah#a bahan-bahan iritan (pengganggu) dari luar seperti asap rokok dan hairspray akan memperparah kondisi penderita. &. Asma bentuk lainnya. o :iGed asthma (asma *ampuran) Diduga ada *ampuran asma alergi dan asma infektif, ada dua subtipe yaitu *hroni* astmati* bron*hitis (keberadaan asma bersamaan dengan bron*hitis menahun) dan subtype asthma aspirin sensitivity and nasal polyposis (serangan asma timbul setelah + menit mengkonsumsi aspirin, tanpa atau dengan polip. 4ebanyakan penderita menunjukkan instrinsik asma o
dengan keluhan yang menetap. =Ger*ise-ndu*ed Asthma
Carian asma ini sebagai faktor pen*etusnya adalah akibat latihan sedang sampai berat, utamanya pada penderita atopi muda, timbul setelah latihan tersebut. Pengobatannya hindari olah raga berat
atau
mengkonsumsi
bronkodilator
atau
kombinasi
bronkodilator dengan steroid. =tiologinya adalah perubahan o
panas dan kelembaban pada saluran pernafasan. Dual type and Allergi* 1ea*tion. 7ebih dari satu mekanisme imun mengakibatkan asma. Penderita dengan reaksi ganda, umumnya episode sesak dan #heeBing akut timbul setelah %-& menit paparan alergen ditandai dengan penurunan 3=C% dan kemudian setelah +-! jam ada serangan ulang (relaps). 1eaksi yang kedua ini berjalan perlahan dan ditandai se*ara khas adanya gambaran obstruksi yang progresif sangat memberat, sesak dan sering pada beberapa penderita disertai dengan adanya infiltrat peradangan paru. 1eaksi ganda ini dapat terjadi pada respon benda asing berupa bulu burung (avian allergen), debu rumah, tungau, dan debu hutan.
odium
kromoglikat
dapat
men*egah
timbulnya
serangan, namun pengobatan yang efektif adalah menjauhi paparan bahan-bahan terebut. @amun bila kedua usaha tersebut gagal baru menggunakan steroid.
4esimpulannya adalah, dari asal asma bronkial (termasuk asma ekstrinsik) akan terlihat juga hadirnya faktor asma intrinsik. Demikian pula, seseorang yang punya sejarah bronkitis di masa kanakkanak sering tumbuh menjadi orang de#asa yang *enderung menderita asma yang alergik, sebagai akibat kelemahan ba#aan dari masa kanakkanaknya ($adibroto F Alam, +!). 4lasifikasi tingkat penyakit asma dapat dibagi berdasarkan frekuensi kemun*ulan gejala ($adibroto F Alam, +!).
%. Intermitten, yaitu sering tanpa gejala atau mun*ulnya kurang dari % kali dalam seminggu dan gejala asma malam kurang dari + kali dalam sebulan. 6ika seperti itu yang terjadi, berarti faal (fungsi) paru masih baik. +. Persisten ringan, yaitu gejala asma lebih dari % kali dalam seminggu dan serangannya sampai mengganggu aktivitas, termasuk tidur. >ejala asma malam lebih dari + kali dalam sebulan. emua ini membuat faal paru realatif menurun. &. Persisten sedang, yaitu asma terjadi setiap hari dan serangan sudah mengganggu aktivitas, serta terjadinya %-+ kali seminggu. >ejala asma malam lebih dari %-+ kali seminggu. >ejala asma malam lebih dari % kali dalam seminggu. 3aal paru menurun. '. Persisten berat , gejala asma terjadi terus-menerus dan serangan sering terjadi. >ejala asma malam terjadi hampir setiap malam. Akibatnya faal paru sangat menurun. 4lasifikasi tingkat penyakit asma berdasarkan berat ringannya gejala ($adibroto F Alam, +!); %. Asma akut ringan, dengan gejala; rasa berat di dada, batuk kering ataupun berdahak, gangguan tidur malam karena batuk atau sesak napas, mengi tidak ada atau mengi ringan, AP= ( Arus Puncak Aspirasi) kurang dari ". +. erangan asma akut sedang, dengan gejala; sesak dengan mengi agak nyaring, batuk keringHberdahak, aktivitas terganggu, AP= antara -". &. erangan asma akut berat, dengan gejala; sesak sekali, sukar berbi*ara dan kalimat terputus-putus, tidak bisa barbaring, posisi harus setengan duduk agar dapat bernapas, AP= kurang dari . 2.!
Pe"eriksaan Pen#n$ang
%. inar ? dada $iperinflasi paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area udara +. &. '. . !. 2.%
retsosoternal, hasil normal selama periode remisi. 8es fungsi paru 4apasitas inspirasi >DA (Pa<+ menurun, Pa2<+ meningkat) putum =4> dan tes stress
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita asma antara lain ; %. +. &. '. .
:en*egah adanya stress. :enghindari faktor pen*etus yang sudah diketahui se*ara intensif. :en*egah penggunaan aspirin karena dapat menimbulkan serangan. Pada serangan ringan dapat digunakan obat inhalan. Pada keadaan yang lebih berat penderita harus dira#at dan serangan dapat dihilangkan seperti efinefrin Hs* , oksigen, isoproerenolH inhalasi, aminoplinHinfuse, glukosa, hidrokortisonH infuse dektrose %.
8erapi asma bronkial memiliki + tujuan ; %. :eredakan serangan yang akut. +. :en*egah atau membatasi serangan yang datang. Pada semua individu yang menderita asma, allergen yang diketahui harus di eliminasi dan suhu harus dipertahankan nyaman didalam rumah. nfeksi pernafasan harus diobati dan di inhalasi uap atau kabut diterapkan untuk
mengen*erkan
lendir.
=pisode
akut
membutuhkan steroid,
aminofilin, oksigen, dan koreksi ketidakseimbangan *airan elektrolit. 8indakan pen*egahan khusus untuk obstetri* meliputi hal 0 hal berikut ; %. 6angan gunakan morfin dalam persalinan karena obat ini dapat menyebabkan brokhospasmae. :eperidin (demerol) biasanya akan meredakan bronkhospasmae. +. $indari atau batasi penggunaan efedrin dan kortikosteroid (obat 0 obatan penekan) pada klien dengan preeklamasi dan eklamsia. &. Pilih kelahiran pervaginam serta penggunaan anastesi lokal atau 2.&
anastesi regional setiap kalai ada kesempatan. Efek e'a"ilan Pada As"a
8idak dapat diprediksi. Perubahan fisiologis, yang diinduksi oleh kehamilan, tidak membuat #anita hamil lebih rentan terhadap serangan asma. Asma meningkatkan insiden aborsi dan persalinan prematur, tetapi janin sendiri tidak berpengaruh. Pada kasus 0 kasus yang berat, asma dapat mengan*am kehidupan #anita hamil. Pada kebanyakan kasus prognosis baik pada ibu dan janin. 2.(
o")likasi %. $ipoksia janin dan ibu +. Abortus &. Persalinan prematur '. 9971
2.1*
+,-
Zat Zat –– zat zat alergi, alergi, contohna contohna tepung, tepung, debu, debu, bulu bulu dll dll !n"eksi !n"eksi saluran saluran napas napas Pengaruh Pengaruh udara, udara, misalna misalna terlalu terlalu dingin, dingin, terlalu panas# $aktor $aktor psikis, psikis, misalna misalna kelelahan, kelelahan, stres stres
alergi alergi Pelepasan mediator infamasi (histamin, prostaglandin, Pelepasan mediator infamasi (histamin, bradikinin)
Hipersekresi mukus Hipereaktivitas Edema bronkus mukosa dan dinding Spasme bronkus otot saluran napas Hipersekres i mukus
Penempit an -alan
+ksigen dalam darah
Hipoventil
kral teraba dingin,
&ompensasi (hiperventila Suara napas %& ' pola a"as napas cuping Polatidak napas
%& ' gg per"us
&ebtuha n +. dlm tbuh tdak Suplai +. ke otak menurun esiko Hipoksia pada ibu dan -anin Penurunan %& ' kesadaran pada gangguan
&adar oksigen dlm &elemaha n/ kltivit as %& ' %& ' gangguan intoleran sipersonal
+.%%
Diagnosa yang :ungkin :un*ul %. 8idak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (bronkospasme), penumpukan sekret, sekret kental. +. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (bronkospasme). &. >angguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (bronkuspasme). '. >angguan kesadaran berhubungan dengan . ntoleransi aktivitas berhubungan dengan !. >angguan personal hygien dengan
No %
Diagnosa
/#$#an0riteria
e)eraatan
Hasil
Interensi
asional
/idak efektifna
Pen*apaian bersihan
ersi'an $alan
jalan napas dengan
nafas
kriteria hasil sebagai
bunyi nafas,
terjadi dengan
er'##ngan
berikut;
*atat adanya
obstruksi jalan
bunyi nafas,
nafas dan
eG; mengi
dapatHtidak
dengan
%.
Mandiri
%.
:empertahankan
gangg#an s#)lai
jalan napas paten
oksigen
dengan bunyi napas +.
5ronkos)as"e67
bersih atau jelas.
)en#")#kan
+.
%.
Auskultasi
9eberapa derajat spasme bronkus
4ajiHpantau
dimanifestasikan
frekuensi
adanya nafas
:enunjukan perilaku pernafasan,
advertisius.
sekret7 sekret
untuk memperbaiki
*atat rasio
kental
bersihan jalan nafas
inspirasiHekspir biasanya ada pada
misalnya batuk efektif
asi.
dan mengeluarkan
&.
+.
2atat adanya
8a*hipnea beberapa derajat dan dapat
sekret.
'.
derajat dispnea,
ditemukan pada
ansietas,
penerimaan atau
distress
selama
pernafasan,
stressHadanya
penggunaan
proses infeksi
obat bantu.
akut.
8empatkan &. posisi yang
pernafasan adalah
nyaman pada
variable yang
pasien, *ontoh;
tergantung pada
meninggikan
tahap proses akut
kepala tempat
yang menimbulkan
tidur, duduk
pera#atan di
pada sandara
rumah sakit.
tempat tidur. '. .
!.
Pertahankan
Peninggian kepala tempat tidur
polusi
memudahkan
lingkungan
fungsi pernafasan
minimum,
dengan
*ontoh; debu,
menggunakan
asap dll.
gravitasi.
8ingkatkan .
Pen*etus tipe
masukan *airan
alergi pernafasan
sampai dengan
dapat mentriger
& mlH hari
episode akut.
sesuai toleransi !.
/.
Disfungsi
$idrasi
jantung
membantu
memberikan
menurunkan
air hangat.
kekentalan sekret,
olaorasi
penggunaan *airan
9erikan obat
hangat dapat
sesuai indikasi
menurunkan
bronkodilator.
kekentalan sekret, penggunaan *airan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
/.
:erelaksasikan
otot halus dan menurunkan spasme jalan nafas, mengi, dan produksi mukosa.
+
Pola nafas tidak
Perbaikan pola nafas
efektif
dengan kriteria hasil %.
er'##ngan
sebagai berikut;
dengan
%.
Mandiri
:empertahankan
%.
Ajarkan
:embantu pasien
pasien
memperpanjang
pernapasan
#aktu ekspirasi
dalam.
sehingga pasien
gangg#an s#)lai
ventilasi adekuat
oksigen
dengan menunjukan +.
5ronkos)as"e6
11;%!-+ GHmenit dan
kepala dan
lebih efektif dan
irama napas teratur.
bantu
efisien.
+.
&.
8idak mengalami
8inggikan
mengubah
akan bernapas
+.
Duduk tinggi
sianosis atau tanda
posisi. 9erikan
memungkinkan
hipoksia lain.
posisi semi
ekspansi paru dan
fo#ler.
memudahkan
olaorasi
pernapasan.
Pasien dapat melakukan pernafasan dalam.
&.
9erikan
&.
:emaksimalkan
oksigen
bernapas dan
tambahan.
menurunkan kerja napas.
&
8angg#an
Perbaikan pertukaran
)ert#karan gas
gas dengan kriteria
er'##ngan
hasil sebagai berikut;
dengan
%.
gangg#an s#)lai+. oksigen 5ronk#s)as"e6
Mandiri
%.
%.
4ajiHa#asi
ianosis mungkin perifer
se*ara rutin
atau sentral keabu-
Perbaikan ventilasi.
kulit dan
abuan dan sianosis
Perbaikan oksigen
membrane
sentral
mukosa.
mengindikasikan
jaringan adekuat. +.
Palpasi
beratnya
fremitus. &.
'.
hipoksemia.
A#asi tanda-+.
Penurunan
tanda vital dan
getaran vibrasi
irama jantung.
diduga adanya
olaorasi
pengumplan
9erikan
*airanHudara.
oksigen
&.
8a*hi*ardi,
tambahan
disritmia, dan
sesuai dengan
perubahan tekanan
indikasi hasil
darah dapat
A>DA dan
menunjukan efek
toleransi
hipoksemia
pasien.
sistemik pada fungsi jantung. '.
Dapat memperbaiki atau men*egah memburuknya hipoksia.
'
isiko tinggi
8idak terjadinya
ter'ada) infeksi
infeksi dengan kriteria%.
A#asi suhu.
terjadi karena
er'##ngan
hasil sebagai berikut; +.
Diskusikan
infeksi dan atau
dengan tidak
%.
adek#at i"#nitas
:engidentifikasikan
%.
adekuat
Demam dapat
dehidrasi.
intervensi untuk
kebutuhan
men*egah atau
nutrisi.
mempengaruhi
menurunkan resiko
olaorasi
kesehatan umum
Dapatkan
dan menurunkan
infeksi. +.
Mandiri
Perubahan pola
&.
+.
:alnutrisi dapat
spe*imen
tahanan terhadap
hidup untuk
sputum dengan
infeksi.
meningkatkan
batuk atau
lingkungan yang
pengisapan
mengidentifikasi
nyaman.
untuk
organisme
pe#arnaan
penyabab dan
gram,
kerentanan
kulturHsensitifit
terhadap berbagai
as.
anti mi*robial.
&.
5ntuk
9A9 A5$A@ 4=P=1AWA8A@ @n. > +& tahun suku minang datang dengan keluhan napasnya sesak se#aktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas, klien juga batuk berdahak. Dari hasil pengkajian klien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak ber#arna putih, dan klien merasa sesaknya berkurang setelah dilakukan pengasapan (nebuliBer). 4lien juga mengatakan mempunyai ri#ayat asma sejak kelas ! D dan klien mengatakan bah#a ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki ri#ayat asma, yaitu ibunya. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan hasil; rongga dada simetris, retraksi dinding dada (I), taktil fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara napas klien terdengar #heeBing, resonan pada perkusi dinding dada, dan sputum ber#arna putih kental. Dari hasil observasi didapatkan hasil; tingkat kesadaran; kompos mentis, dan hasil 88C; 8D J %&H/ mm$g, 11 J &!GHmenit, $1 J /!GHmenit, suhu J &/ o 2. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil; $b J %, gr, leukosit J %/.Hmm &, trombosit +!.Hmm &, $t J '/vol. 4lien saat ini mendapatkan terapi; C3D 17 + ttsHi, Pulmi*ort, Centolin, 9isolvon dan < + dengan nasal kanul + 7. Pada pemeriksaan penunjang ?-ray dadaHthoraG, didapatkan hasil paru dalam batas normal.
B.
Pengka$ian
%.
Anamnesa
K
dentitas 4lien
@ama
; @n. >
5mur
; +& tahun
K
Alasan :asuk (4eluhan 5tama)
4lien masuk rumah sakit dengan keluhan napasnya sesak se#aktu bangun pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas, serta batuk berdahak. K
1i#ayat Penyakit Dahulu
4lien mengatakan mempunyai ri#ayat asma sejak kelas ! D K
1i#ayat penyakit ekarang
4lien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak ber#arna putih. K
1i#ayat Penyakit 4eluarga
4lien mengatakan bah#a ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki ri#ayat asma, yaitu ibunya.
+.
Pemeriksaan 3isik
a)
8ingkat 4esadaran; 2ompos mentis
b)
88C;
(%) 9P ; %&H/ mm$g (+) 11; &! GHmenit (&) $1; /! GHmenit (') 8 ; &/o2 *) K
$asil pengkajian; nspeksi
1ongga dada simetris, retraksi dinding dada (I), dan sputum ber#arna putih kental. K
Palpasi
8aktil fremitus simetris antara kiri dan kanan. K
Perkusi 1esonan dikedua lapang paru.
K
Auskultasi uara napas klien terdengar #heeBing.
&.
Pemeriksaan Penunjang dan 7aboratorium
K
Pada pemeriksaan penunjang
?-ray dadaHthoraG, didapatkan hasil paru dalam batas normal.
K
Pemeriksaan laboratorium
-
$b J %, gr
-
7eukosit J %/.Hmm&
-
8rombosit +!.Hmm&
-
$t J '/vol.
'.
8erapi Pengobatan aat ni
C3D 17 + ttsHi, Pulmi*ort, Centolin, 9isolvon dan < + dengan nasal kanul + 7.
-.
Analisa Data
No
%
Data
Etiologi
DS9
Pen:et#s serangan
%. 4lien
5alergen6
mengatakanbatuk berdahak dengan dahak
; eaksi antigen < antiodi
ber#arna
putih.
; Dikel#arkanna s#stansi
+. 4lien
merasa
sesak.
asoaktif 5'ista"in7 radikinin7 < anafilaksin6 ; = )er"eailitas ka)iler ;
D,9
ontraksi otot )olos
%. 8anda-tanda vital;
Ede"a "#kosa
9PJ%&H/
Hi)ersekresi
mm$g 11J&! GHmenit $1J/!GHmenit 8J&/o2 +. 4lien
tampak
sesak
nafas
disertai
batuk
berdahak, ber#arna
putih
agak kental. &. uara klien
napas terdengar
#heeBing. '. 8erapi
yang
diberikan; oksigen +7, C3D 17 + ttsHi,
; ,str#ksi $alan nafas ; /idak efektifna ersi'an $alan nafas
Masala' e)eraatan
8idak efektifnya bersihan nafas
jalan
Pulmi*ort, Centolin, 9isolvon. +
DS9
Pen:et#s serangan
%. 4lien
merasa
sesak
;
D,9
eaksi antigen < antiodi
%. 8anda-tanda
;
vital;
Dikel#arkanna s#stansi asoaktif 5'ista"in7
9PJ%&H/
radikinin7 < anafilaksin6
mm$g 11J&! GHmenit $1J/!GHmenit 8J&/o2 +. 4lien
tampak
sesak
nafas
disertai
batuk
berdahak, ber#arna
putih
agak kental. &. uara klien
5alergen6
; ontraksi otot )olos ; Bronkos)as"e ; S#)lai ,2 "en#r#n ; Merangsang ke"orese)tor sentral 5s)ons dan "ed#lla olongata6
napas terdengar
; Hi)erentilasi ;
#heeBing.
Sesak
'. 8erapi
yang
diberikan; oksigen +7, C3D 17 + ttsHi, Pulmi*ort, Centolin, 9isolvon.
D. +e of -a#tion 5+,-6
; Pola nafas tidak efektif
Pola nafas tidak efektif
E. As#'an e)eraatan N
Diagnosa
/#$#an0riteri
o
e)eraatan
a Hasil
%.
Interensi
asional
/idak
Pen*apaian
efektifna
bersihan jalan %. Auskultasi %. 9eberapa
ersi'an $alan
napas dengan
bunyi nafas,
derajat spasme
nafas
kriteria hasil
*atat adanya
bronkus terjadi
er'##ngan
sebagai berikut;
bunyi nafas,
dengan
eG; mengi
obstruksi jalan
dengan gangg#an
%. :empertahanka n jalan napas
Mandiri
nafas dan
s#)lai oksigen
paten dengan
dapatHtidak
5ronkos)as"e
bunyi napas
dimanifestasika
67 )en#")#kan
bersih atau jelas.
n adanya nafas
sekret7 sekret +. :enunjukan kental.
advertisius.
perilaku untuk memperbaiki
+. 8a*hipnea
bersihan jalan +. 4ajiHpantau
biasanya ada
nafas misalnya
frekuensi
pada beberapa
batuk efektif
pernafasan,
derajat dan
dan
*atat rasio
dapat
mengeluarkan
inspirasiHeksp
ditemukan pada
sekret.
irasi.
penerimaan atau selama stressHadanya proses infeksi akut. &. Disfungsi pernafasan
&. 2atat adanya
adalah variable
derajat
yang
dispnea,
tergantung pada
ansietas,
tahap proses
distress
akut yang
pernafasan,
menimbulkan
penggunaan
pera#atan di
obat bantu.
rumah sakit. '. Peninggian kepala tempat tidur
'. 8empatkan
memudahkan
posisi yang
fungsi
nyaman pada
pernafasan
pasien,
dengan
*ontoh;
menggunakan
meninggikan
gravitasi.
kepala tempat
tidur, duduk pada sandara tempat tidur.. Pen*etus tipe alergi . Pertahankan
pernafasan
polusi
dapat mentriger
lingkungan
episode akut.
minimum, *ontoh; debu, asap dll.
!. $idrasi membantu
!. 8ingkatkan
menurunkan
masukan
kekentalan
*airan sampai
sekret,
dengan &
penggunaan
mlH hari
*airan hangat
sesuai
dapat
toleransi
menurunkan
jantung
kekentalan
memberikan
sekret,
air hangat.
penggunaan *airan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. /. :erelaksasikan
olaorasi
/. 9erikan obat
otot halus dan menurunkan
sesuai
spasme jalan
indikasi
nafas, mengi,
bronkodilator. dan produksi mukosa. +
Pola nafas
Perbaikan pola
tidak efektif
nafas dengan %. 8inggikan %. Duduk tinggi
er'##ngan
kriteria hasil
Mandiri
kepala dan
memungkinkan
sebagai berikut;
dengan s#)lai oksigen
%. :empertahanka
bantu
ekspansi paru
mengubah
dan
erk#rang
n ventilasi
posisi.
memudahkan
5ronkos)as"e
adekuat dengan
9erikan
pernapasan.
6
menunjukan
posisi semi
11J%!-+
fo#ler.
GHmenit dan irama napas teratur. +. 8idak mengalami
+. Ajarkan
+. :embantu
pasien
pasien
pernapasan
memperpanjan
dalam.
g #aktu
sianosis atau
ekspirasi
tanda hipoksia
sehingga pasien
lain.
akan bernapas
&. Pasien dapat
lebih efektif
melakukan
dan efisien.
pernafasan dalam.
olaorasi &. :emaksimalka
&. 9erikan
n bernapas dan
oksigen
menurunkan
tambahan.
kerja napas
>.
Penatalaksanaan >ar"akologi dan Non >ar"akologi
%.
Penatalaksanan 3armakologi
9elum terlalu lama, yakni baru sejak pertengahan tahun %-an mulai mengental keyakinan di kalangan kedokteran bah#a asma yang tidak terkendali dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan dan paru paru. 2ara menangani asma yang reaktif, yakni hanya pada saat datangnya serangan sudah ketinggalan Baman. $asil penelitian medis menunjukkan bah#a para penderita asma yang terutama menggantungkan diri pada obat-obatan pelega (reliever Hbronkodilator) se*ara umum memiliki kondisi yang buruk dibandingkan penderita asma umumnya. elanjutnya prosentase keharusan kunjungan ke unit
ga#at daruat (5>D), keharusan mengalami ra#at inap, dan risiko kematiannya karena asma juga lebih tinggi. $al ini membuktikan bah#a pasa asma ekstrinsik, penyebab asma yang mereka derita adalah karena peradangan (inflamasi), dan bukan karena bronkokonstriksi. Dengan demikian, dokter masa kini menggunakan obat peradangan sebagai senjata utama, sedang obat-obatan pelega sebagai pendukung . 4eyakinan ini sangat disokong oleh penemuan obat-obatan pen*egah peradangan saluran pernapasan, yang aman untuk digunakan dalam jangka panjang. :enurut AAA (Amerika A*ademy of Allergy, Asthma F mmunology) penggolongan obat asma ($adibroto F Alam, +!) adalah sebagai berikut; a)
(%) 5saha pengendalian asma dalam jangka panjang (+) >olongan obat ini men*egah dan mengurangi peradangan, pembengkakan saluran napas, dan produksi lendir (&) 2ara kerjanya adalah dengan mengurangi sensitivitas saluran pernapasan terhadap pemi*u asma yang berupa alergen. (') Penggunaannya harus teratur dalam jangka panjang () Daya kerja lambatHgradual, biasanya mengambil #aktu sekitar dua minggu baru terlihat efektivitasnya ayang terukur. 2ontoh obat anti peradangan adalah be*lometasone L9e*otideMN, budesonide LPulmi*ortMN, fluti*asone L3liGotideMN, mometasone LAsmaneGMN, dan montelukast LingulairMN se*ara bertahap mengurangi peradangan saluran napas dan (jika digunakan se*ara teratur) akan mengontrol penyakit asma.
*)
:isalnya salbutamol LCentolinMN, terbutaline L9ri*anylMN, formoterol L3oradilM,
4ortikosteroid oral adalah obat yang ampuh untuk mengatasi pembengkakan dan peradangan yang men*etuskan serangan asma.
(+) Prednisolon (Prednisolone) Prednisolon adalah kortikosteroid oral yang sangat mirip prednisone, dengan kelebihan rasanya yang lebih bisa diterima anak-anak. Dengan merek Prelone
disajikan sebagai sirup % mg per ml. Prediaped disajikan sebagai sirup mg per ml. (&) :etilprednisolon (:ethylprednisolone) angat mirip dengan prednisolon, tetapi harganya lebih mahal. 9iasanya digunakan di rumah sakit dengan *ara intravenuous. (') Deksametason (DeGamethasone) Dengan merek De*adron, satu dosis tunggalnya berdaya kerja dua hingga tiga kali lebih lama dibandingkan preparat kortikosteroid yang lain. 2o*ok untuk pasien anak-anak yang sulit minum obat. e)
Alat-alat hirup
Alat hirup dosis terukur atau Metered ose !nhaler (:D) disebut juga inhaler atau puffer adalah alat yang paling banyak digunakan untuk menghantar obat-obatan ke saluran pernapasan atau paru-paru pemakainnya. Alat ini menyandang sebutan dosis terukur (metered-dose) karena memang menghantar suatu jumlah obat yang konsistenHterukur dengan setiap semprotan. ebagai hasil teknologi mutakhir, alat hirup dosis terukur kini bisa digunakan oleh segala tingkatan usia, mulai dari balita hingga lansia. Alat hirup dosis terukur memuat obat-obatan dan *airan tekan ( pressurized li"uid ), biasanya *hlorofluoro*erbousH232, yang mengembang menjadi gas ketika mele#ati mon*ongnya. 2airan yang sebutan populernya adalah propelan tersebut meme*ah obat-obatan yang dikandung menjadi butiran-butiran atau kabut halus, dan mendorongnya keluar dari mon*ong masuk ke saluran pernapasan atau paru-paru pemakainya. f)
Peak #low Meter
Alat ini memegang peranan yang sangat penting dalam usaha dan program pengendalian asma, terutama untuk mendeteksi gejala akan datangnya serangan asma. 9erpegang pada prinsip bah#a untuk menatalaksana segala sesuatu dengan baik harus ada tolok ukurnya, maka orangtua anak penderita asma, maupun anak-
anak dan orang de#asa penderita asma sendiri harus menguasai *ara mengukur fungsi paru-paru mereka. 8indakan selanjutnya kemudian adalah mengambil langkah yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut. Peak #low Meter adalah alat sederhana yang bisa digunakan di rumah, termasuk oleh anak-anak berumur lima tahun ke atas. Alat ini mengukur kekuatan embusan napas pemakainya. Ada tiga hal yang mempengaruhi kekuatan embusan napas seseorang, yaitu ukuran paru-parunya, besar usahanya dalam mengembusO dan bukaan (lebar atau sempitnya) saluran pernapasannya. 5ntuk menggunakannya, si pemakai menarik napas dan mengisi paru-parunya sepenuh mungkin, kemudian meniup ke dalam Peak #low Meter se*epatnya dengan sekuat-kuatnya. eseorang yang saluran pernapasannya menyempit, tidak akan bisa meniup sekuat bila saluran pernapasannya terbuka sempurna. Pertanda pertama dari datangnya serangan asma bisanya terlihat dari menurunnya ukuran *atatan Peak #low Meter seseorang. ni bahkan sebelum mun*ul gejala-gejala yang lain seperti batuk, lendir yang berlebihan, atau sesak napas. 5ntuk mengetahui kondisi bukaan saluran pernapasan seseorang, kita membandingkan hasil pengukuran sesaat dengan patokan ukuran terbaik dari orang tersebut. 5ntuk memperoleh patokan terbaik seseorang, lakukan pengukuran dengan Peak #low Meter pada #aktu orang tersebut berada dalam kondisi asmanya terkendali dengan baik, dan *atat hasilnya. 4ondisi asma seseorang dianggap terkendali baik jika hasil pengukuran sesaat ada dalam rentang "-% dari kondisi terbaiknya (masuk Bona hijau)O antara !" dari kondisi terbaik ia memasuki Bona kuning, yang berarti harus #aspada karena terlihat tanda-tanda akan datangnya serangan asma. Pengukuran di ba#ah ! kondisi terbaik memasuki Bona merah, berarti bahaya, dan orang yang bersangkutan harus segera ke dokter untuk menghindari keharusan dira#at di 5>D. +.
Penatalaksanan @on 3armakologi
Penatalaksanaan se*ara non farmakologi dapat memanfaatkan tanaman-tanaman herbal dalam penyembuhan berbagai penyakit pasien. Pengobatan yang
menggunakan tanaman herbal sebagai medianya biasa disebut sebagai pengobatan se*ara tradisional atau pengobatan menggunakan ramuan herbal. 9erikut ini beberapa ramuan herbal yang dapat dimanfaatkan dalam penanganan asma, yaitu; a)
1esep %
% g kulit jeruk mandarin kering (%)
2u*i bersih semua bahan, iris-iris, rebus dengan ! ** air hingga tersisa
+ **, lalu saring. (+)
:inum selagi hangat.
(&)
7akukan se*ara teratur + kali sehari (Wijayakusuma, +").
b)
1esep +
g adas batang serai + jari kayu manis + g jahe merah & g pegagan segar (% g keringi) >ula aren se*ukupnya
(%) 2u*i bersih semua bahan, rebus dengan ! ** air hingga tersisa + **, lalu saring. (+) :inum selagi hangat. (&) 7akukan se*ara teratur + kali sehari (Wijayakusuma, +").
*)
1esep &
& g bunga melati kering (% g segar) ! lembar daun jinten
(%) 2u*i bersih, rebus dengan ! ** air hingga tersisa + **, lalu saring. (+) :inum selagi hangat. (&) 7akukan se*ara teratur + kali sehari (Wijayakusuma, +"). d)
1esep '
+ g lobak putih & siung ba#ang putih &
ken*ur
(%) 2u*i bersih semua bahan, lalu jus atau blender dan saring. (+) Panaskan airnya dengan api ke*il hingga mendidih. :inum hangat-hangat. (&) 7akukan se*ara teratur + kali sehari (Wijayakusuma, +"). e)
1esep (pemakaian luar)
6ahe se*ukupnya, iris dengan ketebalan &- mm
(%) 8empelkan jahe dengan menggunakan koyo hangat pada titik daBhui, yaitu ruas tulang paling menonjol yang terletak antara ruas tulang belakang leher ketujuh dan ruas tulang belakang dada yang pertama. (+) 7akukan se*ara teratur + kali sehari (Wijayakusuma, +"). f)
1esep !
K
! buah biji *ermai merah
K
" butir buah lengkeng
K
' potong akar kara
K
" butir ba#ang merah
(%) Ditumbuk semua bahan dan direbus dengan + gelas air hingga satu setengah gelas. (+) Diminum satu hari + kali minum (Widjadja, +).
elain mengunakan ramuan herbal kita juga bisa menggunakan terapi. alah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi pijat ($artanti, +&).
8.
Healt' Ed#:ation 5Pendidikan ese'atan6
Pendidikan bagi pasien adalah suatu bagian yang penting dalam usaha meningkatkan *ara penanganan asma. Dasar pemikirannya, asma adalah suatu penyakit biasa yang bisa dikendalikan. @amun, asma juga penyakit yang bersifat Cariabel, dalam arti gejala-gejalanya bisa membaik dan memburuk dari #aktu ke #aktu. 4arena variabilitas ini, sering penanganannya harus ditinjau ulang dan
diubah. 5ntuk itu dibutuhkan komunikasi yang efektif antara sang pasien dengan dokternya ($adibroto F Alam, +!). Dalam hal ini sebaiknya s ang pasien mempunyai referensi atau pengetahuan tentang; %.
Apakah asma itu, beserta faktor-faktor pemi*unya, terutama yang
menyangkut dirinya sendiri. +.
eluk beluk pengobatan asma, dan kemungkinan akibat sampingan dari
masing-masing obat. &.
2ara menggunakan alat-alat pengobatan asma se*ara benar.
'.
8ujuan pengobatan dan penatalaksanaan.
.
Pengenalan tanda-tanda dan gejala a#al datangnya serangan.
!.
Penulisan ren*ana tindakan ( Action Plan).
1en*ana tindakan adalah suatu ren*ana mengatasi kondisi asma yang memburuk, dan ren*ana ini harus dimiliki oleh setiap penderita asma. 1en*ana tindakan menyesuaikan dengan tingakat keparahan gejala, sehingga si penderita punya pegangan dalam usaha mengendalikan asmanya ($adibroto F Alam, +!). 7engkapnya ren*ana ini bisa; a) :emberi pengarahan kapan #aktunya untuk mengubah, meningkatkan atau mengurangi, dan menambah obat-obatan yang digunakan. b) :emberitahukan apa yang harus dilakukan, juka kondisi sang pasien tidak membaik. *) :emberikan kesempaatan bagi penderita asma untuk segera dan lebih a#al memulai penanganan, menghadapi gejala asma yang memburuk, untuk men*egah serangan yang lebih ga#at. :emberi arahan akan kapan dan bagaimana usaha mengurangi penggunaan obatobatan hingga dosis seminimal mungkin, begitu asma sudah terkendali. /.
Pengisian 9uku $arian asma.
9uku harian asma adalah sarana yang sangat penting untuk men*atat gejala-gejala asma, obat-obatan yang digunakan, dan *atatan prestasi Peak #low Meter . 6ika gejala-gejala semuanya ter*atat, sang pasien akan lebih sadar akan perubahan perubahan yang mengindikasikan bah#a asmanya mulai lepas kendali. Dengan demikian ia bisa menyesuaikan pengobatannya berdasarkan 1en*ana 8indakan. 9uku $arian asma digunakan bersama dengan 1en*ana 8indakan, yang disiapkan di ba#ah penga#asan dan persetujuan dokter yang mera#at.