KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Pertama – tama, marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan perjalanan mengenai “Kuliah Kerja Lapangan” dalam bentuk maupun ini yang sederhana. Selain itu tidak lupa juga penulis ucapkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi panutan kita semua. Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak yang terlibat khususnya dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan menjadi sukses yakni : -
Dosen pembimbing bapak Dono Guntoro Senior pembimbing Rekan – rekan satu angkatan Dengan adanya laporan ini penulis berharap dapat menambah wawasan
bagi pembaca maupun penulis sendiri. Laporan ini pun tidak luput dari banyaknya kekurangan baik dalam segi penulisan maupun informasi yang diberikan, maka mohon sedianya bagi para membaca untuk memberikan kritik maupun saran yang membangun agar kedepannya penulis dapat membuat laporan yang lebih baik lagi.
Bandung, 19 September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pertambangan
merupakan
segala
upaya
yang
dilakukan
untuk
mengambil dan memanfaatkan semua bahan galian dari muka bumi yang mempunyai nilai ekonomi yang rangkaian kegiatannya dimulai dari penyelidikan bahan galian sampai pemasaran bahan galian. Dan dalam hal metoda ada 2 metoda yang biasa dikenal yaitu metoda tambang terbuka dan metode tambang bawah tanah. Selain itu kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini juga merupakan proses pembelajaran dalam memahami dunia pertambangan sehingga para mahasiswa bisa mengenal dunia tambang tersebut secara lebih dekat. Dan juga dapat mengetahui
bagaimana
keadaan
yang
sebenarnya
dilapangan.
Melalui
perusahaan-perusahaan tambang yang di indonesia khususnya PT. Semen Padang, PT. BA UPO Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini juga disertai dengan training di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah, Sawahlunto. Adapun materi yang diajarkan pada training tersebut yakni
Rescue, First Aid, pengeboran untuk peledakan, dan
Penyanggaan tambang bawah tanah. Bukan hanya itu saja, masih banyak materi-materi yang lainnya. Selain hal tersebut diatas adanya perkembangan dan kemajuan bidang pertambangan menuntut seorang mahasiswa pertambangan memahami dan mengikuti perkembangan kemajuan, dengan begitu perlu adanya tambahan bekal penunjang dalam kaitannya dengan profesi yang akan dihadapi di masa mendatang. Oleh sebab itu, pentingnya dilakukannya kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini.
1.2
Maksud dan Tujuan
1.2.1
Maksud Maksud dari pembuatan laporan ini yaitu untuk memenuhi salah satu
syarat dalam mengikuti kegiatan mining tour memahami dan melihat bagaimana dunia pertambangan terhadap kondisi yang ada dilapangan. Sehingga mahasiswa secara lebih dekat mengenal dunia pertambangan tersebut dan bisa lebih terbiasa dengan keadaan dilapangan sebenarnya. 1.2.2
Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu:
1. Menambah pengetahuan, kemampuan dan wawasan mahasiswa dalam bidang pertambangan 2. mahasiswa dapat mengenal
dunia
pertambangan
dengan
keadaan
sebenarnya dilapangan. 3. mahasiswa dapat mengetahui prosuder kerja dalam sebuah perusahaan tambang.
BAB II KEGIATAN
2.1
Pemberangkatan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini dilakukan selama 10 hari pada tanggal 5 September 2014 sampai dengan 15 September 2014 di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat Kegiatan diawali pada tanggal 5 September 2014 hari jumat. Dimulai dengan acara pelepasan mahasiswa dalam mengikuti Kuliah Kerja Lapangan. Keberangkatan peserta menggunakan 3 armada Bus Pariwisata dengan Jumlah peserta Kuliah Kerja Lapangan yang ikut sebanyak 117 orang dengan didampingi oleh dosen pembimbing berjumlah 1 orang serta senior pembimbing sebanyak 3 orang. Adapun pemberangkatan dari Bandung ke kota Sawahlunto ditempuh ± 48 jam dengan diselangi pemberhentian untuk istrahat makan, shalat, dan kegiatan lainnya.
2.2
Kegiatan di BDTBT Sawahlunto Kegiatan ini akan berlangsung selama 4 hari dimulai pada hari senin dan
berakhir pada hari jum’at. Dalam kegiatan ini pihak universitas bekerjasama dengan pihak panitia Balai Diklat Tambang Bawah Tanah untuk berlangsungnya pendidikan dan pelatihan seperti pemberian materi-materi hingga praktek kondisi yang dibuat sama dengan keadaan aslinya oleh tenaga ahli dari Balai Diklat Tambang Bawah Tanah tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan para peserta adalah sebagai berikut : 1. Kunjungan ke PT. Semen Padang 2. Melakukan Training di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah 3. Kunjungan ke PT. Bukit Asam UPO Sebelum melakukan beberapa rangkaian kegiatan diatas, para peserta terlebih dahulu mengikuti acara pembukaan. Kegiatan acara pembukaan tersebut dikuti oleh semua peserta Kuliah Kerja Lapangan, Dosen Pembimbing serta Staf dari Balai Diklat Tambang Bawah Tanah.
2.2.1
Pemboran Untuk Peledakan Training Pemboran dilakukan pada tanggal 8 September 2014.
Pengeboran untuk peledakan biasanya dlakukan pada titik – titik yang telah ditentukan. Titik – titik tersebut diberi tanda dengan pilok atau alat penanda lainnya. Dalam melakukan pemboran terdapat berbagai jenis alat bor. Meskipun
demikian secara prinsip dalam hal operasionalnya tidak banyak perbedaan. Beberapa alat bor diantaranya seperti jackleg, Coal Pick, dll. A.
Jackleg Jackleg dapat digunakan untuk pengeboran Development ataupun produksi.
Alat ini relatif mudah karena dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan maupun kondisi operator. Dalam penggunaan. Bor jackleg (jackleg drill) adalah mesin bor pneumatic yang dilengkapi kaki hidraulik yang dapat diatur menyesuaikan dengan arah pemboran.Mesin ini umumnya digunakan untuk mengebor batuan keras (hard rock). Kaki hidraulik memungkinkan operator melakukan pemboran dalam berbagai sudut.
Foto 2.1 Kegiatan Pemboran
Dari kegiatan pemboran tersebut terdapat beberapa metoda dalam melakukan pemboran untuk peledakan. Diantaranya seperti -
Pemboran Datar (Lurus) Pemboran Miring Ke Atas Pemboran Ke Samping Pemboran Ke Bawah Pemboran Diagonal Sebelum melakukan pemboran, diawali dengan penyiapan pengeboran
seperti pemasangan selang air dan selang udara dan pengisian oli samping untuk pelumas. Dalam pengeboran untuk peledakan terbagi menjadi pengeboran basah dan pengeboran kering. Untuk pelatihan di BDTBT digunakan pengeboran basah
Untuk mencoba alat bor, tangan operator diletakan pada pegangan gas (Throttle Handle) kemudian gas dapat ditarik hingga sepenuhnya untuk mengeluarkan aliran udara sapai ke ujung depan batang bor dan meniup lubang bor. Jika alat bor tidak digunakan pastikan posisi pegangan gas dalam posisi netral. Selain pengaturan gas, aliran udara dan aliran air juga harus diperhatikan agar pemboran dapat lebih cepat dengan kondisi basah (Pengeboran Basah). Untuk mengantisipasi keadaan darurat saat sedang melakukan penaikan hydraulic dapat menggunakan tombol air leg yang fungsinya menurunkan hydraulic kedalam posisi normal kembali. Pelatihan ini menggunakan metode yang diapakai yakni pemboran datar (Breast holes).Ini dikarenakan dari beberapa metoda pemboran untuk peledakan, pemboran datar merupakan cara yang paling mudah dan biasa dilakukan oleh pemula. Namun tetap saja terdapat beberapa kesulitan dalam pemboran. Kesulitan tersebut biasanya terjadi saat pengaturan hydraulic dari kaki Jackleg, ketepatan saat melakukan Flushing dan aspek – aspek lainnya. Dalam kegiatan pemboran dapat menghasilkan bor yang baik tetapi dapat juga menghasilkan bor yang buruk
Foto 2.2 Beberapa Hasil Pemboran
Dari foto tersebut, lubang dengan panah berwarna merah merupakan hasil bor yang buruk sedangkan pada lubang dengan panah berwarna kuning merupakan hasil bor yang baik. Perbedaan ini terlihat dari bentuk lubang yang dihasilkan. Bentuk lubang yang baik memiliki bentuk bulat sempurna. Buruknya hasil bor dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya seperti : -
Kurangnya Flushing saat pemboran
-
Posisi bor tidak datar
-
Adanya kerikil atau material lain yang mengganggu pada saat pemboran, dll
2.2.2
Penyanggaan Tambang Bawah Tanah Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 9 September 2014. Kegiaatan
penyanggaan ini bertujuan untuk melindungi dimensi lubang bukaan yang telah dibuat dengan komposisi penyangga yang ideal agar melindungi para pekerja dan alat – alat yang ada di dalam tambang bawah tanah dari reruntuhan serta menciptakan rasa nyaman, tentunya komposisi penyangga yang tepat akan menghemat cost. Meskipun dengan adanya penyanggaan tidak dapat menjamin keselamatan bagi para pekerja maupun prasarananya tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa dengan penyanggaan yang tepat akan mempengaruhi tingkat produksi dan efisiensi kerja. Berdasarkan sifatnya, penyanggaan terbagi menjadi 2 jenis penyangga. Yaitu: -
Penyangga Aktif A Sifat dari penyangga ini memperkuat batuan secara langsung (menjadikan batuan sebagai penyangga), contohnya seperti rockbolting, Hydraulic prop, Power Roof Support.
-
Penyangga Pasif Penyangga ini memiliki sifat dapat mendukung batuan yang akan runtuh dan
membatasi gerakan dari batuan tersebut. Beberapa penyangga itu seperti penyangga besi (Archies), penyangga kayu, ataupun beton. Di lokasi kegiatan training. Penyangga yang digunakan adalah penyangga pasif yang terdiri dari penyangga besi, beton, juga kayu. Namun instruktur menjelaskan bahwa di lokasi kegiatan tidak begitu serupa dengan keadaan aslinya (dilapangan) karena di tempat kegiatan dibuat dengan tujuan pelatihan, yang maka umur dari tunnel tempat kegiatan dibuat dengan umur jangka panjang. Sedangkan bila dalam aslinya (lapangan) umur tunnel baik pada sistem penyangga maupun yang lainnya hanya dibuat sesuai dengan umur tambang. Dalam penyanggaan bawah tanah diperlukan cara tersendiri agar lebih mudah dalam pemasangannya.
Foto 2.3 Lokasi Penyanggaan
Dalam penyanggaan, bentuk dan susunan dari penyangga khusunya pada penyangga kayu dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, antara lain cribbing, Three Piece set, Square set, dll. Untuk pemasangan penyangga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni : -
Sebelum memasang penyangga besi atau penyangga utama, baiknya memasang kerangka penyangga pada sisi dinding agar terhindar dari kecelakaan juga bertindak sebagai penguat.
-
Kaki penyangga lebih baik berada di ujung dengan penampang besar berada diatas dan ujung dengan penampang yang kecil berada dibawah.
-
Kayu penyangga atas digunakan yang lebih besar dari tiang.
-
Kayu yang bengkok digunaan pada bagian luar (sisi dinding).
-
Jika terpaksa untuk memotong hayu, potong bagian ujung yang penampangnya lebih kecil.
-
Jika penguat atau penyangga bergeser atau terlepas baiknya dipasang kembali.
-
Jika penyanggaan / pemasangan tiang telah dipasang sesuai rencana, lakukan penggalian sedalam 10 – 15 cm untuk alas. Kegiatan penyanggaan biasanya dilakukan seletah pemeriksaan secara teliti
baik pada atap maupun dinding dari lubang bukaan. Selain itu untuk mencegah batuan runtuhan baiknya memasang penahan pada bagian atap untuk sementara, setelah itu pekerjaan dapa dilakukan.
Foto 2.4 Kegiatan penyanggaan
Dalam lokasi penambangan, biasanya berbagai system penyanggaan dapat dilakukan sesuai dengan kondisi kerja. Baik hydraulic prop, Power Roof Support, ataupun dengan penyanggaan kayu dan besi selalu digabungkan karena kondisi lapangan yang kompleks atau bahkan jika ada struktur 2.2.3
Keselamatan Tambang (OBA & First Aid) Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 10 September 2014. Tujuan dari
kegiatan ini karena Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tambang merupakan bagian dari proses kegiatan tambang dan mempunyai peranan penting di dalam pencapaian tujuan perusahaan tambang, seperti pengendalian rugi dari efisiensi kerja perusahaan tersebut. Alasan ini adalah tepat mengingat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu kegiatan tambang betujuan mencegah, mengurangi dan menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian – kerugian yang tidak dikehendaki. Dalam kegiatan keselamatan tambang terbagi dalam dua sesi pelatihan, yakni pengenalan First Aid dan OBA (Oxygen Breathing Apparatus). A. First Aid Tindakan penyelamatan pada kondisi darurat dalam halnya medis dilakukan secara sementara kepada orang tang mengalami kecelakaan dengan cedera atau kerusakan dilakukan hingga penyerahan kepada dokter. Tindakan medis ini dapat dilakukan oleh siapa saja sekalipun orang tersebut tidak profesional asalkan orang tersebut memiliki pengetahuan yang benar khususnya dalam P3K.
Foto 2.5 Kegiatan First Aid
Pada tindakan penyelamatan orang bermacam – macam tergantung pada kondisi kerusakan yang dialami oleh orang yang mengalami bencana. Maka diperlukan
cara
yang
berbeda
–
beda
pula.
Tetapi
untuk
prosedur
dengan
tindakan
penyelamatannya secara umum sama - Danger (lihat kondisi sekitar) - Respone (Tunggu Respon Korban) - Send ( Cari Bantuan) - Airways (Buka dan Jaga jalannya Nafas) - Breathing (Periksa Nafas) - CPR - Defibrilation Setelah
mengikuti
prosedur,
dapat
dilanjutkan
penyelatan. Dalam penyelamatan korban luka, pada pelatihan ini instruktur pemberikan pembelajaran tentang penggunaan kain mitela. Kain ini adalah kain segitiga yang biasanya dibentuk hingga membentuk “Titik Puncak” dimana bentuknya seperti selendang yang biasa dipakai untuk membalut luka
Gambar 2.1 Prosedur Pembentukan Kain Mitela
Setelah pembentukan kain mitela lalu dapat dipakai untuk membalut luka pada bagian yang cedera. Selain pembalutan ada juga kegiatan penggotongan korban dengan cara tertentu sesuai dengan kondisi korban. Pada tindakan penggotongan ini dapat dilakukan oleh dua orang ataupun ada yang bias dilakukan hanya dengan seorang. B. OBA (Oxygen Breathing Apparatus) OBA merupakan alat yang sering digunakan pada tim mine rescue. Pada alat ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : - Masker - Konektor Selang Udara - Selang Udara - Tabung Pembersih - Kantung Pernafasan - Katup Buang Otomatis - Katup Tekanan Rendah - Tabung Pendingin - Pengatur Tekanan Udara - Selang Pernafasan - Katup Buang - Tabung Oksigen - Penurun Tekanan - Bodyguard
Foto 2.6 OBA (Oxygen Breathing Apparatus)
2.2.4
Kunjungan PT BA UPO Kegiatan kunjungan dilakukan pada tanggal 11 September 2014.
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengenali lingkungan secara langsung, khususnya pada tambang bawah tanah. Dari kunjungan ini menjelaskan kegiatan pada saat berada di BDTBT. PT BA UPO menggunakan metode penambangan room and pillar yang dimana metode ini merupakan metode tambang bawah tanah (Underground Minning). Tipe penyanggannya diantaranya menggunakan archies dan pada daerah penambangannya menggunakan archies dari baja dengan kombinasi wire mesh yang berupa kayu, selain itu ada juga penyanggaan – penyanggaan lain seperti cribbing ataupun yang lainnya PT BA UPO menggelompokan seam – seam batubara menjadi 3 kelompok perlapisan, yaitu : - Seam A setebal 6 meter dengan kandungan kalori 6200 - 6500 - Seam B setebal 0,5 meter (untuk sekarang belum ditambang) - Seam C setebal 12 meter dengan kandungan kalora 7200 – 7500 Dalam kegiatan kunjungan ini mahasiswa dibimbing oleh 2 instruktur dari PT BA UPO 2.2.5
Kunjungan PT Semen Padang Kunjungan PT Semen Pada dilakukan pada tanggal 12 September 2014.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengenali kondisi sebenarnya pada tambang terbuka. PT Semen Padang merupakan perusahaan pembuat semen yang pada lokasinya perusahaan ini menambang batu kapur dan batu silika, sedangkan untuk bahan lainnya mereka membeli ke produsen lain. Perusahaan ini memproduksi 20 ribu ton/hari dengan jam kerja kurang lebih 18 jam.
Foto 2.7 Kegiatan Penambangan dan Pengolahan
Kegiatan penambangan di PT Semen Padang menggunakan berbagai macam alat berat seperti Dump Truck, Excavator, dll juga alat pengolahan seperti Impact Crusher. Pemilihan alat pengolahan ini didasarkan oleh sifat dari batuan yang ditambangnya karena batuan di aerah tersebut cenderung keras.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan pada mahasiswa dibuat untuk mengenali keadaan tambang yang sebenarnya agar pada saat telah kerja dilapangan minimal para mahasiswa tau apa yang dikerjakan oleh para operator. Selain itu untuk meningkatkan nilai kompetensi mahasiswa khususnya pada saat melakukan pendidikan dan pelatihan di BDTBT Sawahlunto. Beberapa hasil dari pelatihan ini diantaranya : -
Mengetahui cara melakukan pemboran untuk peledakan
-
Mengenali kondisi Penyanggaan pada Tambang Bawah Tanah
-
Mengetahui penyelamatan pada saat terjadi kecelakaan baik dalam kondisi darurat maupun saat menjadi tim Mine Rescue
-
Mengetahui kondisi sebenarnya saat kunjungan ke perusahaan – perusahaan Dari hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapangan mahasiswa diharapkan terbuka
wawasannya akan kehidupan (kerja) asli di dunia tambang. Selain itu juga mahasiswa akan tau kegiatan yang akan dilakukan oleh operator (pekerja) tambang agar mengendalikan tingka efisiensi kerja pada suatu perusahaan. Juga mahasiswa tau akan bahaya yang ada pada lokasi tambang dan tau cara meminimalisir bahaya. Selain hal tersebut diatas adanya perkembangan dan kemajuan bidang pertambangan yang menuntut seorang mahasiswa pertambangan memahami dan mengikuti perkembangan kemajuan, maka dengan adanya tambahan bekal sebagai penunjang khususnya kaitannya dengan profesi yang akan dihadapi di masa mendatang.