Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
KATA PENGANTAR
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan di lakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Kebijakan implementasi Kurikulum 2013 pada tahun 2016 sebanyak 2.049 SMA sasaran (25%). Hal ini disebabkan karena peraturan-peraturan dan dokumen-dokumen pendukung implementasi Kurikulum 2013 belum optimal. Mengimplementasikan kebijakan tersebut telah dikeluarkan berbagai kebijakan pendukung dalam bentuk Permendikbud. Untuk mengoperasionalkan peraturanperaturan tersebut Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013 antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2016 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang telah dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskahnaskah yang direviu dan disusun sebagai berikut: Model-model Pembelajaran; Model Pengembangan RPP; Model Penyelenggaraan Aktualisasi Kepramukaan; Model Pengembangan Silabus; Model Penyelenggaraan Muatan Lokal di SMA; Model Pembelajaran Berbasis Proyek; Pola Pembinaan KTSP; Tanya Jawab Kurikulum 2013; Model Peminatan dan Lintas Minat; Model Pengembangan KTSP SMA; Panduan Pelaksanaan Budaya Sekolah; Panduan Supervisi Akademik; Panduan Penyusunan RKS; Model Penyelenggaraan SKS; Panduan Pembelajaran Tuntas; Model Penyelenggaraan Sekolah Aman dan Ramah Sosial; Panduan Pengembangan Pembelajaran Pembelajaran Aktif; Panduan Pemanfaatan Media Pembelajaran; Model Pelaksanaan Bimbingan TIK; Model Pembelajaran Kajian Konstitusional; Panduan Pemanfaatan LMS (Learning Management System); Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD; Panduan Pengelolaan Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013; Model Pengelolaan Perpustakaan Skeolah; Panduan Pengelolaan Laboratorium; Panduan Penyusunan Peraturan Akdemik; Model Penyelenggaraan Ekstrakurikuler; Model Layanan Bimbingan dan Konseling; Model Penumbuhan Literasi; Model Penumbuhan Budi Pekerti; Implementasi Pendidikan Keluarga; Panduan Penjaminan Mutu; Model Penyelenggaraan Kemitraan; Model Pemanfaatan Koperasi Siswa sebagai Laboratorium Pembelajaran; dan Panduan Matrikulasi.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
i
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.
Jakarta, 00 00 Agustus Agustus 2016 Direktur Pembinaan SMA,
Drs. Purwadi Sutanto, M.Si NIP. 196104041985031003
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
ii
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................... i BAB I....................................................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ....................................................................................................................................... 1 B. Tujuan ........................................................................................................................................................2 C. Landasan Hukum ..................................................................................................................................3 BAB II ..................................................................................................................................................................... 3 PENGERTIAN DAN KONSEP ANALISIS KOMPETENSI........................... ............................................3 A. Pengertian SKL, KI, KD dan IPK ...................................................................................................... 4 B. Mengapa HOTS....................................................................................................................................... 6 C. Penilaian hasil belajar HOTS ............................................................................................................8 D. Identifikasi KD HOTS dan Pembelajarannya .......................................................................... 10 BAB III ................................................................................................................................................................ 14 ANALISIS KETERKAITAN SKL, KI, DAN KD......................................................................................... 14 A. Analisis Muatan SKL dan KI .......................................................................................................... 14 B. Pengembangan IPK........................................................................................................................... 14 C. Analisis muatan KD .......................................................................................................................... 14 D. Perumusan IPK ................................................................................................................................... 14 E. Analisis Keterkaitan SKL, KI dan KD untuk Optimalisasi Pembelajaran.................... 14 F. SMA ......................................................................................................................................................... 14 BAB IV ................................................................................................................................................................. 28 PENUTUP........................................................................................................................................................... 28 A. Kesimpulan .................................................................................................................. 28 B. Saran ............................................................................................................................ 28
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
iii
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Kondisi yang Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, diharapkan cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Kondisi di Satuan Pendidikan tersebut maka diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Perlu Panduan Analisis Pada Lampiran Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Keterkaitan SKL, KI, KD dinyatakan bahwa SKL adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini selaras dengan penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan demikian, adanya SKL ini dapat memberikan gambaran tentang profil peserta didik setelah mereka lulus pendidikan di SMA. Proses mewujudkan profile lulusan SMA ini tentunya harus dikelola dengan baik melibatkan seluruh komponen satuan pendidikan serta mengacu pada standar nasional pendidikan. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Pasal 1 menyatakan bahwa SKL menjadi acuan utama bagi pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Di antara standar nasional pendidikan tersebut yang berkaitan langsung dengan pencapaian SKL adalah Standar Isi terdiri dari Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti jenjang pendidikan SMA sebagaimana diatur pada Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, Standar Proses sebagaimana diatur pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, dan Standar Penilaian sebagaimana diatur pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016. SKL memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, sedangkan standar isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran mengacu pada standar proses dan melakukan penilaian proses pembelajaran mengacu pada standar penilaian guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Memahami isi SKL sangat penting agar guru dapat menyusun rencana kegiatan belajar dan pembelajaran serta melakukan penilaian proses pembelajaran yang selaras dengan sasaran pembelajaran yang harus dicapai.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
1
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
SKL menentukan KI, dan KI menentukan KD. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan Peserta SKL KI KD Didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah kompetensi memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Proses menyatakan bahwa sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya tersebut mempengaruhi Standar Isi. Kualifikasi kemampuan pada SKL dijabarkan dalam bentuk kajian operasional berupa Kompetensi Inti (KI). KI merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki Peserta Didik pada setiap tingkat kelas. KI sebagai dasar pengembangan Kompetensi Dasar (KD). KD merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai Peserta Didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada KI. Tolok ukur pecapaian SKL adalah KI, sedangkan tolok ukur pencapaian KI adalah KD. Dengan demikian, antara SKL, KI, dan KD berkaitan. Keterkaitan antara SKL, KI, dan KD penting dipahami guru. Pemahaman ini akan berimplikasi pada ketepatan guru dalam menentukan tolok ukur pencapaian kompetensi. Tolok ukur pencapaian KD dilakukan melalui Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Ketepatan merumuskan IPK ini sangat penting. Akan tetapi, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa banyak guru belum mampu merumuskan IPK dengan tepat. Jika perumusan IPK tidak tepat, maka KD, KI dan SKL tidak tercapai. Memperhatikan kesenjangan tersebut, maka Direktorat Pembinaan SMA menyusun Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI dan KD untuk membantu guru mengoptimalisasi tujuan pembelajaran.
B. Tu uan Panduan ini disusun dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai acuan bagi: Tim Pengembang Kurikulum satuan pendidikan dalam melakukan analisis kompetensi; Guru dalam memahami pengertian dan konsep SKL, KI, KD, dan IPK; Guru dalam memahami kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS ), mengapa HOTS, melakukan penilaian hasil belajar HOTS, dan melakukan identifikasi KD HOTS; Guru dalam melakukan analisis muatan SKL, KI, dan KD Guru dalam merumusakan IPK berdasarkan hasil analisis muatan KD; dan Guru dalam melakukan analisis keterkaitan SKL, KI dan KD untuk optimalisasi tujuan pembelajaran.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
2
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
C. Landasan Hukum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstra Kurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
BAB II PENGERTIAN DAN KONSEP ANALISIS @2016 - Direktorat Pembinaan SMA
3
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
A. Pengertian SKL, KI, KD dan Pembahasan mengenai SKL, KI, KD, dan IPK tidak terlepas dari kurikulum dan standar. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Standar adalah kemampuan minimal untuk mencapai tujuan pendidikan yang tertuang dan tercermin pada SKL, KI, KD, dan IPK. Oleh karena itu, pada bagian ini kita akan fokus memahami pengertian empat hal tersebut.
SKL
KI
KD
IPK
SKL adalah kriteria/standar mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL terdiri atas kualifikasi standar kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
Standar sikap dalam SKL dirumuskan: memiliki perilaku yang mencerminkan sikap (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, (2) berkarakter, jujur, dan peduli, (3) bertanggungjawab, (4) pembelajar sejati sepanjang hayat, dan (5) sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. Kemampuan minimal pengetahuan yaitu memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan (1) ilmu pengetahuan, (2) teknologi, (3) seni, (4) budaya, dan (5) humaniora, serta mampu mengaitkan pengetahuan tersebut dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional. Sedangkan kemampuan minimal keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir dan bertindak (1) kreatif, (2) produktif, (3) kritis, (4) mandiri, (5) kolaboratif, dan (6) komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri Kemampuan minimal tersebut dapat diartikan sebagai kualifikasi minimal yang harus dimiliki seorang Peserta Didik. Jadi, seorang lulusan pendidikan menengah harus memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan minimal yang telah dirumuskan dalam SKL Pendidikan Menengah. KI merupakan tingkat kemampuan minimal untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas yang menjadi landasan pengembangan KD.
SKL
KI
KI mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL. KD merupakan kemampuan minimal dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
4
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
yang mengacu pada KI. Sedangkan KI merupakan standar kompetensi yang harus dimiliki peserta didik pada tingkat kelas.
KD dikembangkan dalam konteks muatan pembelajaran, pengalaman belajar, mata pelajaran sesuai dengan KI. KImemuat:KD KD Kemampuan minimal Peserta Didik Muatan pembelajaran untuk suatu mata pelajaran yang mengacu pada KI. KD mencakup sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dalam muatan pembelajaran dan mata pelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi antar Peserta Didik, antara Peserta Didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
KD IPK
IPK merupakan kemampuan minimal yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI 1 dan KI 2, dan kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI 3 dan KI 4. Seorang Peserta Didik boleh memiliki kemampuan di atas yang telah ditetapkan dalam IPK
A. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi/Hingher Order Thinking Skills/ HOTS Pembahasan (yang diolah) HOTS pada Panduan ini adalah pengetahuan menurut Anderson dan Krathwohl (2001) yang melibatkan dimensi proses kognitif meliputi 6 (enam) tingkatan, yaitu mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Proses Mencipta Mengingat kognitif tersebut dibagi menjadi 2 (dua) tingkatan berpikir, L H yaitu berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills) O O Mengevaluasi Memahami meliputi mengetahui, memahami, dan menerapkan , dan T T berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) meliputi S S menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta . Dan dimensi Menganalisis Menerapkan pengetahuan meliputi faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. HOTS merupakan pemikiran yang terjadi pada tingkat tinggi dalam suatu proses kognitif yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta
HOTS menghendaki cara belajar yang berbeda dan penilaian hasil belajar yang berbeda. Pembelajaran yang diharapkan pada HOTS adalah pembelajaran yang memberikan pengalaman berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Perilaku menganalisis menurut Anderson dan Krathwohl (2001) bisa diamati dari kemampuan Peserta Didik untuk menafsirkan elemen, prinsip-prinsip organisasi, struktur, konstruksi, hubungan internal, kualitas, keandalan komponen individu, dan menyeleksi hasil penerapannya. Perilaku mengevaluasi bisa diamati dari kemampuan Peserta Didik untuk menilai efektivitas seluruh konsep, dalam hubungannya dengan nilai-nilai output, khasiat, kelangsungan hidup; berpikir kritis, perbandingan strategis dan review; pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kriteria eksternal, dan mampu mengontrol. Sedangkan perilaku mencipta bisa diamati dari kemampuan Peserta @2016 - Direktorat Pembinaan SMA
5
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Didik untuk mengembangkan struktur unik baru, sistem, model, pendekatan, ide-ide, dan berpikir kreatif terhadap sebuah operasi. Proses belajar dan pembelajaran yang menghasilkan pengalaman belajar demikian, tentunya memerlukan cara penilaian yang sesuai dengan proses belajar dan pembelajaran tersebut. Kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagaimana dikemukakan, memuat tiga komponen yaitu kemampuan berpikir (menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta), kebiasaan berpikir (dicapai melalui pembelajaran HOTS) dan Kemampuan metakognitif (dicapai akibat pembiasaan pembelajaran HOTS). berpikir Tujuan pembelajaran secara luas di samping membekali ilmu, Kebiasaan juga membantu Peserta Didik mampu berpikir untuk berpikir mengontrol proses belajarnya sendiri. Belajar bagaimana belajar saat ini merupakan kebutuhan vital. Ketika seseorang Metakognitif mempelajari cara belajar, maka kepercayaan dan keyakinan akan meningkat. Kemandirian berpikir seperti ini merupakan keterampilan metakognitif yang diperoleh melalui proses belajar HOTS.
Dalam bentuk mengingat dan menyimpannya dalam skema seseorang, mengolah dan menggunakan pengetahuan yang sudah tersimpan, dan menghasilkan pengetahuan baru baik berupa fakta baru, konsep dan prosedur baru atau ketika menerapkan, menganalisis, menilai, atau ketika mencipta merupakan metakognitif. Metakognitif penting dilatihkan pada setiap pembelajaran untuk membekali Peserta Didik memiliki kesadaran, kontrol, dan mengelola perkembangan kognitifnya sendiri serta mampu memantau proses pembelajarannya sendiri, termasuk mengetahui kelebihan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya untuk mempelajari berbagai pengetahuan.
Contoh pembelajaran HOTS yang memberikan pengalaman belajar menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dapat diikuti pada Tabel 2.3 yaitu tips dan trik mengajarkan materi HOTS.
B. Mengapa HOTS HOTS mencakup kemampuan berpikir kompleks yang melampaui mengingat fakta-fakta dasar, seperti menganalisis, evaluasi dan penemuan yang memungkinkan Peserta Didik mampu menyimpan informasi dan mampu menerapkannya dalam menyelesaikan permasalahan pada kehidupan nyata. Pembelajaran demikian jika dilatihkan terus-menerus akan dapat membekali critical thinking dan problem solving skills, creativity, communication skills , dan collaboration sebagai kecakapan hidup abad 21 oleh karenanya HOTS diyakini dapat mempersiapkan Peserta Didik mampu menghadapi tantangan
pekerjaan serta permasalahan dalam kehidupan abad 21. Begitu pula jika memperhatikan standar pengetahuan dan keterampilan yang tercantum pada SKL disebutkan “ keterampilan diperoleh dengan menggunakan pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari dan @2016 - Direktorat Pembinaan SMA
6
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
sumber lain (pengetahuan) ”. Guna mendukung capaian tersebut, maka pembelajaran harus HOTS. Yang diolah HOTS adalah pengetahuan menurut Anderson dan Krathwohl (2001). Pengetahuan pada Kurikulum 2013 tidak dapat dipisahkan dari keterampilan. Oleh karenanya, guru perlu mengidentifikasi pasangan KD pada KI 3 dan KD pada KI 4 kategori HOTS dan merancang pembelajaran HOTS agar Peserta Didik memiliki kecakapan hidup abad 21. Guru dapat mendorong tumbuhnya HOTS antara lain melalui pemberian tugas dan pertanyaan-pertanyaan yang menantang. Pertanyaan yang membuat Peserta Didik untuk terus berpikir, terus mencari tahu, “penasaran” terhadap penyelesaian tugas atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka, tumbuhnya kepercayaan akan meningkatnya kemampuan mereka, dan ketika mereka terus menggali pengetahuan yang telah dimilikinya kemudian dikaitkan dengan pengetahuan lain Critical thinking dan yang relevan untuk menemukan dan membangun fakta, problem solving skills konsep dan prosedur baru, aktivitas-aktivitas demikian dapat Creativity mendorong tumbuhnya HOTS pada diri Peserta Didik. Berikut contoh pembelajaran Biologi yang mendorong tumbuhnya Communication skills, HOTS. Aktivitas serupa dapat diterapkan juga pada mata pelajaran lain. Collaboration
No 1
Tabel 2.1 Contoh Pembelajaran yang Mendorong Tumbuhnya HOTS Kegiatan Guru Capaian Pembelajaran HOTS Memberikan tugas proyek diawali Peserta Didik memiliki: dengan menyiapkan pertanyaan yang Pengalaman melakukan aktivitas ilmiah, mendorong Peserta Didik berpikir yaitu mengamati, menanya, mencoba, tingkat tinggi, sebagai berikut: menalar, menyaji, dan mencipta. a. Lakukan tugas proyek ini secara Kemampuan menganalisis, berkelompok. mengevaluasi, dan mencipta. b. Tumbuhkan ketertarikan kalian Perilaku yang mencerminkan sikap pada fenomena unik yang ada di jujur, dan peduli, bertanggungjawab, lingkungan sekitar (sekolah maupun dan pembelajar sejati sepanjang hayat, rumah). Pengetahuan faktual, konseptual, c. Berpikirlah secara terus-menerus hingga kalian menemukan fenomena prosedural, dan metakognitif pada yang menarik untuk diteliti. tingkat teknis, spesifik, detil, dan d. Ketika kalian mempertanyakan kompleks berkenaan dengan ilmu sesuatu terhadap apa yang kalian pengetahuan, serta kemampuan amati di lingkungan, jangan putus mengaitkan pengetahuan tersebut asa, pikirkan terus apa yang kalian dalam konteks lingkungan alam sekitar. pertanyakan tersebut hingga Keterampilan berpikir dan bertindak tumbuh keinginan untuk mencari kreatif, produktif, kritis, mandiri, jawaban dari apa yang kalian kolaboratif, dan komunikatif melalui pertanyakan. pendekatan ilmiah sebagai e. Jika kalian telah menemukan ketertarikan pada salah satu pengembangan dari yang dipelajari fenomena, jangan berhenti sampai di pada mata pelajaran Biologi dan sumber sini, carilah dan bacalah berbagai lain secara mandiri (keterampilan hidup sumber informasi yang mungkin abad 21) mendukung infomasi tentang hal tersebut. Pikirkan bahwa kalian akan tercatat sebagai peneliti muda yang menemukan biopestisida misalnya, atau penemu lainnya.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
7
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD No f.
g. h.
i.
j.
k.
l.
Kegiatan Guru Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber, buatlah desain penelitian sederhana. Buatlah jadwal penelitian. Laksanakan penelitian tersebut sesuai dengan jadwal (taati jadwal dengan baik), kumpulkan data, tabulasikan data dengan baik, dan ujilah data yang telah kalian kumpulkan menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang kalian miliki sebelumnya. Berdiskusilah dan mintalah bantuan kepada guru, teman, orang tua, atau siapa saja manakala kalian menemukan kesulitan. Lakukan pemantauan secara mandiri terhadap apa yang kalian lakukan, kemudian tuliskan ke dalam jurnal kegiatan. Rayakan hasil penelitian kalian, buatlah dalam bentuk sajian yang dapat dibaca oleh semua orang, pajanglah di tempat yang memungkinkan dapat dibaca oleh warga sekolah atau masukkan ke web site sekolah, sajikan dalam bentuk poster, artikel atau media lainnya. Setelah semuanya telah kalian lakukan, tuliskan pengalaman terbaik yang kalian peroleh dari kegiatan ini ke jurnal belajar kalian.
Capaian Pembelajaran HOTS
C. Penilaian hasil belajar Penilaian hasil belajar HOTS dalam panduan ini merujuk pendapat Nitko dan Bookhart (2011) yang menyatakan bahwa penilaian kemampuan HOTS menggunakan tugas- tugas yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan di situasi yang baru. Bahan-bahan yang baru digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan HOTS, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengunakan set-set butir yang bergantung pada konteks. Penilaian ini dilakukan dalam rangka mengukur (of ), mendorong ( for ), dan menstimulasi (as) ketercapaian kecapakan hidup abad 21. Menilai kemampuan HOTS membutuhkan sebuah instrumen yang melibat kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah dan kreatifitas Peserta Didik. Instrumen Penilaian yang dibuat merupakan pengembangan instrumen penilaian kognitif untuk mengukur kemampuan HOTS. Tabel 2.2 berikut contoh penilaian hasil belajar HOTS yang dibedakan dari penilaian hasil belajar LOTS (Lower Order Thinking Skills).
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
8
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
a.
b.
c.
d.
Tabel 2.2 Penilaian Hasil Belajar LOTS dan Hasil Belajar HOTS Penilaian Hasil Belajar LOTS Contoh LOTS HOTS Contoh HOTS Melibatkan 1) Mendefinisikan a. Melibatkan 1) Menafsirkan prinsipkemampuan pengertian good keterampilan prinsip organisasi berpikir yang lebih goverment berpikir tingkat pemerintahan orde rendah: 2) Menjelaskan tinggi: lama dikaitkan dengan mengingat, faktor penyebab menganalisis, sistem pemerintahan memahami, dan terjadinya mengevaluasi, orde baru untuk menerapkan. perubahan dan mencipta. menggambarkan musim di perjalanan sejarah Indonesia pemerintahan di 3) Menentukan Indonesia pada mapel langkah-langkah PPKn. percobaan 2) Mengevaluasi fotosintesis bagaimana Menggunakan 1) Melakukan peningkatan/penurun tugas-tugas yang percobaan an suhu global akan tidak memerlukan fotosintesis mempengaruhi pengetahuan dan seperti yang komponen siklus air keterampilan di pernah dilakukan pada mapel Biologi situasi yang baru. pada saat belajar 3) Membuat poster di SMP penelitian dari Bahan-bahan atau 1) Menuliskan berbagai elemen yang materi yang lama rumus Pitagoras diperlukan misalnya, digunakan dalam Pendahuluan, Metode, penilaian. Hasil, Pembahasan. Mengunakan set- 1) Menjelaskan Penutup berisi set butir yang komponen Kesimpulan dan Saran tidak bergantung prinsip siklus air (dapat dilakukan pada pada konteks. berbagai mapel) b. Menggunakan 1) Memprediksi dampak tugas-tugas MEA (Masyarakat yang Ekonomi Asia) memerlukan terhadap perubahan pengetahuan kehidupan sosial dan masyarakat Indonesia keterampilan di di abad 21 situasi yang baru. c. Bahan-bahan 1) Memprediksi bulanatau materi baru bulan terjadinya yang digunakan musim penghujan dan dalam penilaian. musim kemarau di Indonesia serta berbagai antisipasi akibat terjadinya perubahan musim. d. Menggunakan 1) Menafsirkan bagian set-set butir yang dapat yang bergantung dipertimbangkan pada konteks. untuk dapat dipercaya terkait isu “mulai menipisnya lapisan ozon” disertai argumentasi yang sesuai.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
9
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
D. Identifikasi KD HOTS dan Pembelajarannya
KD memuat kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik yang mengacu pada KI. Setiap KD memuat dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif meliputi kemampuan mengingat, memahami, LOTS menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta, dan dimensi pengetahuan berupa muatan pembelajaran (materi pokok) meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. KD HOTS dikembangkan dalam konteks muatan pembelajaran dan pengalaman belajar pada mata pelajaran sesuai dengan KI. Dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan pada KD ditunjukkan pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4. Sedangkan KD kategori HOTS beserta tips dan trik mengajarkan materi ditunjukkan pada Tabel 2.5.
No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel 2.3 Tingkatan Berpikir (Dimensi Proses Berpikir) Tingkat Berpikir Deskripsi Perilaku Mengingat: Mengingat atau menyadari informasi. Kata kerja: mengingat, mendaftar, mengulang, menirukan. Memahami: Memahami makna, menetapkan kembali dalam kata-kata sendiri, menafsirkan, ekstrapolasi ( perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia itu), menerjemahkan, merangkum, membuat ringkasan. Kata kerja: menjelaskan, mengklasifikasi, menerima, LOTS melaporkan. Menerapkan: Menggunakan atau menerapkan pengetahuan, mempraktikkan teori, menggunakan pengetahuan dalam menanggapi keadaan nyata, merespon yang dipahami. Kata kerja: menggunakan, mendemonstrasikan, mengilustrasikan, mengoperasikan. Menganalisis: Menafsirkan elemen/menginterpretasikan prinsipprinsip organisasi, struktur, konstruksi, hubungan internal, kualitas, keandalan komponen individu, menyeleksi hasil penerapannya. Kata kerja: menganalisis, menguji, mengukur, membandingan, menafsirkan, membagi HOTS Mengevaluasi: Menilai efektivitas seluruh konsep dalam hubungannya dengan nilai-nilai output, khasiat, kelangsungan hidup; berpikir kritis, perbandingan strategis dan review; penghakiman (mengambil keputusan sendiri) yang berkaitan dengan kriteria eksternal, mengontrol. Kata kerja: mengevaluasi, menilai, menyanggah, memutuskan, memilih, mendukung. Mencipta/meng Mengembangkan struktur baru yang unik, sistem, model, kreasi: pendekatan, ide-ide, berpikir kreatif. Kata kerja: mengkonstruksi, mendesain, mengkreasi, mengembangkan, menulis, memformulasikan Sumber: Anderson & Krathwohl (2001)
Pengetahuan terdiri atas kelompok dan tingkatan sebagai berikut.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
10
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD Tabel 2.4 Tingkatan Pengetahuan (Dimensi Pengetahuan) No Tingkatan Penjelasan Pengetahuan 1 Faktual Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. 2 Konseptual Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi, teori,model, dan struktur yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. 3 Prosedural Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode, dan kriteria untuk menentukan prosedur yang sesuai berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. etakognitif Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail, spesifik, kompleks, kontekstual dan kondisional berkenaan dengan ilmu engetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. Sumber: Permendikbud No. 20 Tahun 2016
Berikut ini adalah contoh Identifikasi KD HOTS pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, PPKn, dan Biologi beserta tips dan triks mengajarkan materi pada KD tersebut. Tabel 2.5 Tips dan Trik Mengajarkan Materi untuk KD HOTS Kelas/Mapel/Pasangan KD Tips dan Trik Mengajarkan Materi X/Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1.1 Terbiasa membaca al-Qur’an Mengupdate pengetahuan Peserta Didik berkaitan dengan Q.S. dengan meyakini bahwa Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadis tentang kontrol diri, kontrol diri (mujahadah anprasangka baik , dan persaudaraan dengan memberikan nafs), prasangka baik ceritera tentang hubungan perilaku seseorang (tokoh yang (husnuzzan), dan menjadi teladan) yang memiliki sifat terpuji (mampu persaudaraan (ukhuwah) mengontrol diri, berprasangka baik , dan menghargai adalah perintah agama persaudaraan) dengan tingkat keimamannya. 2.1 Menunjukkan perilaku Peserta Didik membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 untuk kontrol diri (mujahadah anmempertajam pengetahuannya tentang isi Q.S tersebut serta nafs), prasangka baik hadis tentang kontrol diri, prasangka baik , dan persaudaraan. (husnuz-zan), dan Peserta Didik mengucapkan hafalan Q.S. al-Hujurat /49: 10 dan persaudaraan (ukhuwah) 12. sebagai implementasi Berdiskusi dan bekerjasama kelompok untuk menguraikan perintah Q.S. al- Hujurat/49: bagian-bagian dan menemukan pikiran pokok pada konsep 10 dan 12 serta Hadis terkait Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12; serta hadis tentang kontrol diri, 3.1 Menganalisis Q.S. alprasangka baik , dan persaudaraan. Hujurat /49: 10 dan 12 serta Melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren terdekat untuk Hadis tentang kontrol diri belajar menafsirkan bagian-bagian Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan (mujahadah an-nafs), 12 serta berperilaku kontrol diri, prasangka baik, dan prasangka baik (husnuzzan), persaudaraan sebagai implementasi perintah Q.S. aldan persaudaraan (ukhuwah). Hujurat/49: 10 dan 12 tersebut. 4.1.1 Membaca Q.S. al-Hujurat /49: Menyeleksi hasil penafsiran ba gian-bagian Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan 10 dan 12 kemudian menghubungkan fenomena yang diamati kaidah tajwid dan dari lingkungan, media cetak atau media elektronik dengan makharijul huruf kontrol diri, prasangka baik , dan persaudaraan. 4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Bekerjasama kelompok untuk mendiskusikan hubungan Q.S. al-Hujurat /49: 10 dan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri, prasangka baik, 12 dengan fasih dan lancar
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
11
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD Kelas/Mapel/Pasangan KD
Tips dan Trik Mengajarkan Materi dan persaudaraan sesuai dengan tafsiran Q.S. al -Hujurat /49:
4.1.3 Menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al Hujurat /49: 10 dan 12, serta Hadis terkait X/PPKn 1.4 Menghormati hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa 2.4 Bersikap peduli terhadap hubunggangan pemerintah pusat dan daerah yang harmonis di daerah setempat 3.4 Merumuskan hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 4.4 Merancang dan melakukan penelitian sederhana tentang hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
10 dan 12, serta Hadis terkait . Peserta Didik berkerjasama kelompok untuk mensosiodramakan bentuk konkret hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri, prasangka baik, dan persaudaraan sesuai dengan tafsiran Q.S. al -Hujurat /49: 10 dan 12, serta Hadis terkait .
XI/Biologi 3.11 Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat 4.11 Melakukan kampanye narkoba di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Mempertajam kembali pengetahuan tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Membaca dari berbagai sumber (buku, artikel, media cetak maupun elektronik) tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah yang terjadi saat ini. Berdiskusi dan bekerjasama kelompok untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah yang terjadi saat ini. Melakukan wawancara dengan pemerintah setempat, ahli tata negara, dosen tata negara, orang tua, dan sebagainya untuk menggali informasi berkaitan dengan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah Berdiskusi dan bekerjasama kelompok untuk menganalisis konsep-konsep tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah dari hasil membaca, mengamati, wawancara dan lain-lain dan memberikan tanggapan terhadap hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah tersebut berdasarkan faktual beserta alasannya. Berdiskusi dan bekerjasama kelompok untuk mengevaluasi konsep hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah untuk memutuskan sikap, mana dari hubungan struktural pemerintah pusat dan daerah tersebut yang bagus dan penting untuk dipertahankan. Dari hasil mengevaluasi tersebut selanjutnya Peserta Didik diminta untuk merumuskan sebuah model hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah berdasarkan pengalaman belajarnya. Bekerjasama kelompok untuk merancang dan melakukan penelitian sederhana tentang model hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat menurut UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mempertajam kembali pengetahuan tentang senyawa psikotropika dan bahayanya bagi kesehatan. Mengangkat cerita tentang keputusan hukuman mati terhadap salah seorang “gembong” narkoba , yaitu Fredy Budiman di bulan Juli 2016. Membaca/mengamati korban pengguna senyawa psikotropika melalui pengamatan langsung, tayangan televisi atau media lainnya. Berdiskusi dan bekerjasama kelompok untuk merumuskan permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam memberantas penyalahgunaan pengguna senyawa psikotropika dan mencari penyelesaiannya dari berbagai sumber informasi. Melakukan wawancara dengan dokter atau kunjungan ke tempat rehabilitasi pengguna senyawa psikotropika dalam rangka menggali berbagai informasi berkenaan dengan
12
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD Kelas/Mapel/Pasangan KD
Tips dan Trik Mengajarkan Materi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat serta relevansinya dengan rencana aksi yang telah dilakukan oleh pihak yang berwewenang dalam melakukan rehabilitasi pengguna senyawa psikotropika. Berdiskusi dan bekerjasama kelompok untuk menemukan rencana aksi berdasarkan hasil wawancara untuk selanjutnya dikaji isi dan konsep rencana aksi penganggulangan penggunaan senyawa psikotropika. Berdiskusi dan bekerjasama kelompok untuk menguraikan isi atau konsep rencana aksi sebagai upaya untuk menghindari penggunaan senyawa psikotropika dan dampak penggunaan senyawa psikotropika terhadap kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat. Berdiskusi dan bekerjasama kelompok mengevaluasi rencana aksi yang dapat dilakukan dengan menilai kriteria yang sudah ada yaitu mana yang applicable dan mana yang tidak, mana yang sesuai dengan lingkungan tertentu, mana yang dapat dipertahankan dan mana yang perlu direvisi, dan sebagainya berkaitan dengan bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat . Bekerjasama kelompok untuk membuat poster untuk mengkampanyekan rencana aksi pencegahan penggunaan narkoba yang sesuai dengan lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
Kegiatan pembelajaran HOTS pada Tabel 2.5: Critical thinking dan problem solving skills, creativity, communication skills , dan collaboration berkembang melalui pembelajaran HOTS. Dimulainya kegiatan pembelajaran yang melibatkan proses berpikir disesuaikan dengan modalitas, potensi, kondisi dan karakteristik Peserta Didik, misalnya: Pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti pada pasangan KD tersebut dapat dimulai dari memahami, kemudian menerapkan pemahaman dilanjutkan menganalisis, atau dimulai dari menerapkan/menganalisis sebagai target minimal KD dari KI 3. Pembelajaran PPKn pada pasangan KD tersebut dapat dimulai dari memahami, menerapkan hasil pemahaman, kemudian menganalisis dilanjutkan dengan mengevaluasi dan setelah itu mencipta (menyusun), atau dimulai dari menerapkan/menganalisis/mengevaluasi/mencipta sebagai target minimal KD dari KI 3. Pembelajaran Biologi pada pasangan KD tersebut dapat dimulai dari memahami, menerapkan pemahaman, kemudian menganalisis dilanjutkan dengan mengevaluasi, atau dimulai dari menerapkan/menganalisis/mengevaluasi sebagai target minimal KD dari KI 3. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan terhadap proses kognitif tingkat rendah hingga tingkat tinggi atau langsung mencapai target minimal KD pada KI 3.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
13
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
BAB III ANALISIS KETERKAITAN SKL, KI,
A. Analisis Muatan SKL dan KI SKL terdiri atas kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Muatan kompetensi lulusan SMA ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut.
No 1
2
3
Tabel 3.1 Muatan Kompetensi Lulusan SMA Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencermin kan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggung jawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, 4. budaya, dan 5. humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional. Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara m andiri.
Dalam usaha mencapai SKL sebagaimana telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat Kompetensi. Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam SKL. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 menyebutkan bahwa tingkat Kompetensi Tingkat Tingkat Tingkat Pendidikan Pendidikan Pendidikan merupakan kriteria capaian Kompetensi yang Anak Dasar (SD Menengah dan SMP) (SMA/SMK) bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam @2016 - Direktorat Pembinaan SMA
14
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
rangka pencapaian SKL. Tingkat Kompetensi terdiri atas 4 (empat) jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan, yaitu tingkat pendidikan anak (TK/RA), tingkat pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs/SMPLB/Paket B), dan tingkat pendidikan menengah (SMA/MA/SMALB/Paket C). Tingkat Kompetensi tersebut diterapkan dalam hubungannya dengan tingkat kelas sejak peserta didik mengikuti pendidikan TK/RA, Kelas I sampai dengan Kelas XII jenjang pendidikan dasar dan menengah. Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan empat kriteria berikut.
Kriteria pengembangan tingkat kompetensi: Tingkat perkembangan peserta didik, Kualifikasi kompetensi Indonesia Penguasaan kompetensi yang berjenjang Tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, da n keterpaduan antar jenjang yang relevan.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Sehingga kompetensi generik terdiri dari 4 (empat) dimensi yang mempresentasikan sikap spiritual, sikap soial, pengetahuan, dan keterampilan. Berikut adalah muatan KI pada setiap Tingkat Kompetensi.
Tabel 3.2 Muatan KI pada Tingkat Kompetensi Pendidikan Menengah (Kelas X - XII) No Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi 1 Sikap Spiritual Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2 Sikap Sosial Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional. 3 Pengetahuan Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang @2016 - Direktorat Pembinaan SMA
15
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD No
Kompetensi Inti
4
Keterampilan
Deskripsi Kompetensi spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan. Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran dan penilaian. Pembelajaran dan penilaian pada tingkat yang sama memiliki karakteristik yang relatif sama dan memungkinkan terjadinya akselerasi belajar dalam 1 (satu) Tingkat Kompetensi. Tingkat Kompetensi yang berbeda menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian. B. Pengembangan IPK 1. Analisis muatan KD Pengembangan IPK diawali dengan melakukan analisis muatan KD dari KI 1 dan KD dari KI 2 pada mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti dan PPKn, KD dari KI 3 dan KD dari KI 4 pada mata pelajaran lainnya. Kegiatan analisis muatan KD dimaksudkan untuk menjamin arah keterlaksaaan pembelajaran mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan pembelajaran, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
16
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Mapel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn
Mapel selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn
KI 1, KI 2, KI 3, KI 4 Pasangan KD dari KI 1 (Spiritual), KD dari KI 2 (Sosial), KD dari KI 3 (Pengetahuan), dan KD dari KI 4 (Keterampilan)
Misalnya KD 1.1, KD 2.1, KD 3.1, dan KD 4.1
Pasangan KD dari KI 3, dan KD dari KI 4
Misalnya KD 3.1 dan KD 4.1
Menganalisis muatan KD: memerinci komponen-komponen konten dan kompetensi yang termuat pada KD dari KI yang dimaksud.
Menyusun IPK sesuai hasil analisis muatan KD dari KI yang dimaksud
Menyeleksi IPK sesuai dengan modalitas, potensi, kondisi dan karakteristik Peserta Didik
IPK terpilih
Mengembangkan RPP
Mengimplementasikan RPP dalam Pembelajaran
Gambar 3.1 Tahapan Analisis Muatan KD untuk Mengembangkan IPK
Penjelasan berikut menambah pemahaman alur analisis muatan KD pada Gambar 2.1. KD dari KI 1/KD sikap spiritual terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn. Sikap spiritual ini merupakan internalisasi dari KD pada KI 3 dan KD pada KI 4. SPIRITUAL Sebelum menganalisis/memerinci komponen yang terdapat pada KD sikap spiritual terlebih dahulu mencermati materi pokok dan keterampilan yang terdapat pada KD dari KI 3 dan KD dari KI 4. Pencermatan ini untuk memastikan adanya koherensi dan relevansi antara sikap dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan dibangun. Analisis muatan KD dari KI 1 dilakukan untuk mengembangkan IPK sikap spiritual.
KD
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
17
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Tahapan analisis muatan KD pada KI 1 hingga perumusan IPK: Menginterpretasikan tingkatan sikap KD tertentu pada KI 1: menerima/ menjalankan/menghargai/menghayati/mengamalkan akan tetapi untuk sikap harus sampai pada mengamalkan. Menentukan kata kerja sikap spiritual berdasarkan hasil interpretasi untuk disusun menjadi IPK spiritual. Merumuskan kriteria sikap spiritual berdasarkan IPK .
KD dari KI 2/KD sikap sosial sama halnya dengan KD spiritual terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn. Sikap sosial ini merupakan internalisasi dari KD pada KI 3 dan KD pada KI 4. Sebelum SOSIAL menganalisis/memerinci komponen yang terdapat pada KD sikap sosial terlebih dahulu mencermati materi pokok dan keterampilan yang terdapat pada KD dari KI 3 dan KD dari KI 4. Pencermatan ini untuk memastikan adanya koherensi dan relevansi antara sikap sosial dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan dibangun. Analisis muatan KD dari KI 2 dilakukan untuk mengembangkan IPK sikap sosial.
KD
Tahapan analisis muatan KD pada KI 2 hingga perumusan IPK : IPK : Menginterpretasikan tingkatan sikap pada KD tertentu dari KI 2: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati ataukah mengamalkan akan tetapi untuk sikap harus sampai pada mengamalkan. Menentukan kata kerja sikap sosial berdasarkan hasil interpretasi untuk disusun menjadi IPK sosial. Menentukan Menentukan kriteria kriteria sika sosial berdasarkan berdasarkan IPK.
Sikap spiritual dan sikap sosial pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn sebagaimana tercantum pada Permendikbud No. 24 Tahun 2016: rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi terse but dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), teaching ), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Indikator sikap dirumuskan dalam perilaku spiritual dan perilaku sosial secara umum.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
18
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
KD PENGETAHUAN
Selain mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn, KD dari KI 3/ KD pengetahuan berpasangan dengan KD dari KI 4/KD keterampilan. Analisis muatan KD pengetahuan digunakan untuk merumuskan IPK pengetahuan.
Tahapan menganalisis muatan KD pengetahuan: Menginterpretasikan dimensi proses kognitif pada KD tertentu dari KI 3: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan m encipta. Menentukan kata kerja berdasarkan hasil interpretasi terhadap dimensi proses kognitif yang terdapat pada KD pengetahuan. Menginterpretasikan materi pokok yang termuat pada KD pengetahuan: memuat pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural.
KD
Analisis Muatan Materi Pokok KETERAMPILAN
Analisis muatan KD dari KI 4/KD keterampilan digunakan u ntuk merumuskan IPK keterampilan.
Tahapan menganalisis muatan materi pokok pada KD dari KI 3: Menginterpretasikan muatan materi pokok: pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif Menginterpretasikan muatan lokal dan kemampuan HOTS yang relevan dengan materi pokok untuk diintegrasikan sebagai perluasan materi pokok. Menjabarkan materi pokok ke dalam materi pembelajaran (materi pembelajaran relevan dengan IPK)
Tahapan menganalisis muatan KD dari KI 4: 4: Menginterpretasikan kategori keterampilan pada KD tertentu dari KI 4: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Menginterpretasikan kategori keterampilan: abstrak dan konkret. Menginterpretasikan kata kerja keterampilan berdasarkan hasil interpretas. Menentukan keterkaitan proses pembelajaran pembelajaran antara KD dari KI 3 dan KD dari KI 4.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
19
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD Berikut ilustrasi terbangunnya sikap dari pengetahuan dan keterampilan.
Keterampilan:
Pengetahuan
Berpikir dan bertindak/perilaku
Sikap Gambar 3.2 Terbangunnya Sikap dari Pengetahuan dan Keterampilan
Penjelasan Gambar 3.2: Capaian optimum pengetahuan adalah keterampilan (keterampilan merupakan penerapan dari pengetahuan) Keterampilan berpikir dan bertindak seperti: 1) kreatif, 2) produktif, 3) kritis, 4) mandiri, 5) kolaboratif, dan 6) 6) komunikatif komunikatif dilaksanakan melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah dan sumber lain secara mandiri. Pendekatan ilmiah mendorong tumbuhnya perilaku/tindakan seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Dengan demikian berpikir dan bertindak merupakan keterampilan. Sikap merupakan internalisasi dari pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diperjelas oleh keterangan pada Tabel 3.3.
Berikut contoh analisis muatan KD mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti kelas X yang melibatkan pasangan pasangan KD dari KI 1, KD dari KI 2, KD dari KI 3, dan KD dari KI 4. Tabel 3.3 Contoh Analisis Muatan KD Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X KD
Materi Pokok
1.1 Terbiasa membaca alQur’an dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah (mujahadah an-nafs), an-nafs), prasangka baik (husnuzzan (husnuzzan), ), dan persaudaraan (ukhuwah) ukhuwah) adalah perintah agama 2.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah (mujahadah an-nafs), an-nafs), prasangka baik (husnuz-zan (husnuz-zan), ), dan persaudaraan (ukhuwah) ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12 serta 12 serta Hadis terkait
Q.S. AlHujurat/49: 10 dan 12; serta hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraa n (ukhuwah)
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Hasil Analisis Muatan KD dari KI 3 Dimensi Kata Kerja Proses Kognitif Terbiasa Memahami membaca (kategori sikap: menjalankan)
Menunjukkan perilaku: perilaku: 1. kontrol diri (menjalankan) 2. prasangka baik (menghayati) 3. persaudaraan (menghayati)
Memahami
Dimensi Pengetahuan Tata tertib membaca Qur’an
Pengetahuan tentang control diri, berprasangka baik/buruk, persaudaraan
20
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
KD
Materi Pokok
3.1 Menganalisis Q.S. AlHujurat/49: 10 dan 12; serta hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah)
4.1.1
Membaca Q.S. AlHujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf 4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar 4.1.3 Menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Hasil Analisis Muatan KD dari KI 3 Dimensi Dimensi Kata Kerja Proses Pengetahuan Kognitif Menganalisis Menentukan 1. Faktual: kelompok bacaan Q.S. Almuatan Hujurat/49: ajaran Q.S Al10 dan 12 Hujurat/49:1 serta hadis 0 dan 12 2. Konseptual: serta hadis tentang Menghubung kontrol diri kan isi QS Al(mujahadah Hujurat/49:1 an-nafs), 0 dan 12 prasangka dengan hadis baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) 3. Prosedural: kaidah tajwid, kaitan antara kontrol diri, prasangka baik, dan persaudaraan 4. Metakogni tif: interpretasi terhadap makna dari teks/bacaan Q.S. AlHujurat/49: 10 dan 12 serta hadis 1. Membaca Q.S. Menerapkan Al-Hujurat/49: hukum/kae 10 dan 12 dah tajwid (mengamati/ dan keterampilan makharijul konkret, huruf ketika 2. Mendemons membaca Q.S. trasikan Alhafalan Hujurat/49: (menyaji/kete 10dan 12 rampilan konkret), dan 3. Menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (menyaji/kete rampilan abstraks)
21
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Keterangan Tabel 3.3: 1. Capaian optimum pasangan KD 1.1, KD 2.1, KD 3.1 dan 4.1.1, KD 4.1.2, KD 4.1.3 adalah terampil membaca Q.S Al-Hujurat/49: 10 dan 12; mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar; menyajikan/mengemukakan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (ketiganya merupakan keterampilan); menjalankan perilaku kontrol diri, menghayati prasa ngka baik, dan menghayati persaudaraan (sikap). 2. Tiga macam keterampilan pada KD 4.1.1, KD 4.1.2, KD 4.1.3 dan tiga macam sikap pada KD 1.1, KD 2.1 dicapai selama Peserta Didik belajar membaca dan menganalisis KD 3.1. 3. Terampil membaca ditumbuhkan agar Peserta Didik terbiasa membaca Q.S Al-Hujurat/49: 10 dan 12, menghayati isi bacaan, dan menjalankan isi bacaan (pembiasaan ini merupakan sikap/terbangun dari pengetahuan dan keterampilan meliputi proses internalisasi dalam bentuk pembelajaran langsung dan tidak langsung). Oleh karenanya, pasangan KD 1.1, KD 2.1, KD 3.1 da n 4.1.1, KD 4.1.2, KD 4.1.3 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
2. Perumusan IPK Berdasarkan penjelasan dari bagian sebelumnya, secara ringkas penyusunan IPK ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut. (3) IPK disusun dari hasil analisis muatan KD. Oleh karenanya IPK juga memuat kemampuan berpikir dan pengetahuan, misalnya IPK berikut memuat kemampuan menganalisis terhadap pengetahuan prosedural (*)
(2) Mencermati “kalimat” setelah “ kata kerja” pada KD pengetahuan, bagian ini merupakan dimensi pengetahuan (KD dari KI 3 memuat kemampuan berpikir dan pengetahuan).
i s n e mi D
Metakognitif Prosedural Konseptual Faktual Mengingat
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Mengevaluasi
Mencipta
Dimensi Proses Kognitif (Kemampuan Berpikir)
(4) Untuk mencapai kemampuan menganalisis terhadap pengetahuan metakognitif (merupakan target pencapaian KD), IPK dapat “dijembatani” dengan , mengembangkan IPK sebelum level itu, misalnya kemampuan mengingat/memahami/menerapkan terhadap pengetahuan faktual /konseptual dan prosedural
(1) “Menyiapkan” pasangan KD dari KI 3/ pengetahuan dan KD dari KI 4/ keterampilan, “kata kerja” yang tercantum pada KD pengetahuan, merupakan dimensi proses kognitif/ kemampuan berpikir (**)
(5) Untuk menuliskan kemampuan berpikir pada KD pengetahuan menggunakan kata kerja dari taxonomi Anderson dan Krathwohl (2001) , sedangkan untuk IPK keterampilan menggunakan kata kerja yang menggambarkan capaian keterampilan yang diharapkan pada KD tersebut (pada Lampiran 6).
Gambar 3.3 Alur Perumusan IPK
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
22
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Keterangan Gambar 3.3: 1. (*) Apabila setelah proses pembelajaran kemampuan peserta didik ada yang mampu melewati "menganalisis" dapat dicatat sebagai capaian pengayaan (catatan ini akan menjadi bahan deskripsi sebagai capaian "istimewa" (pengayaan). Artinya, pemilihan kata kerja pada KD dari KI 3 bukan untuk membatasi, melainkan rambu-rambu yang memperlihatkan tahapan tingkat kesulitan, pencapaianya boleh saja melewati target capaian KD dari KI 3 sepanjang kemampuan utama (menganalisis) telah dikuasai Peserta Didik dengan baik. 2. (**) Kemampuan berpikir terhadap pengetahuan pada KD dari KI 3 sebenarnya juga memuat keterampilan, oleh karenanya keterampilan tidak bisa dipisahkan dengan pengetahuan, maka dari itu, KD dari KI 3 dan KD dari KI 4 merupakan pasangan yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran dan capaian tertinggi dalam pembelajaran adalah keterampilan untuk menerapkan pengetahuan tersebut.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
23
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
C. Analisis Keterkaitan Muatan SKL, KI dan KD untuk Optimalisasi Pembelajaran
Muatan SKL, KI, dan KD memiliki keterkaitan erat. Muatan KD merupakan penjabaran dari KI, KI penjabaran dari SKL. Dalam hal ini KD sebagai tolok ukur pencapaian KI dan KI tolok ukur pencapaian SKL. Berikut adalah contoh hubungan muatan pada tiga ranah pada dua mata pelajaran tersebut dapat diikuti pada Tabel 3.4 s.d Tabel 3.6 berikut. Tabel 3.4 Hubungan Muatan SKL, KI, dan KD pada R anah Sikap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan PPKn Muatan SKL Muatan KI Muatan KD Keterangan Hubungan Memiliki Sikap Spiritual: Sikap Spiritual: perilaku yang Menghayati dan Mapel PA Islam kelas X mencermin 1.1 Terbiasa membaca mengamalkan Terbiasa membaca al-Quran kan sikap: ajaran agama al-Qur’an dengan dengan meyakini bahwa 6. beriman yang dianutnya meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah andan kontrol diri nafs), prasangka baik bertakwa (mujahadah an(husnuzzan), dan kepada nafs), prasangka persaudaraan (ukhuwah) Tuhan baik (husnuzzan), YME, adalah perintah agama dan 7. Kerkarak dan persaudaraan mensyukuri nilai-nilai ter, jujur, (ukhuwah) adalah Pancasila dalam praktik dan peduli, perintah agama penyelenggaraan 8. bertanggu pemerintahan negara sebagai ngjawab, salah satu bentuk pengabdian 9. pembelajar kepada Tuhan Yang Maha Esa, sejati Mapel PPKn kelas X: kedua KD 1.1 pada dua mapel sepanjang 1.1. Mensyukuri nilaitersebut berhubungan dengan hayat, dan nilai Pancasila 10.sehat sikap menghayati ajaran jasmani dalam praktik agama yang dianutnya dan rohani penyelenggaraan sebagaimana termuat pada KI sesuai dengan pemerintahan 1, sikap ini berhubungan perkembanga negara sebagai dengan dimilikinya perilaku n anak di salah satu bentuk yang mencerminkan sikap lingkungan pengabdian orang beriman, berakhlak keluarga, kepada Tuhan mulia sebagaimana termuatan sekolah, Yang Maha Esa pada SKL masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional
Sikap Sosial: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan @2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Sikap Sosial: Mapel PA Islam kelas X: 1.1 Berperilaku kontrol diri (mujahadah annafs), berprasangka baik (husnuzzan), dan menjalin persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari perintah Q.S. AlHujurat/49: 10 dan
Berperilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), berprasangka baik (husnuzzan), dan menjalin persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari perintah Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadis terkait, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintah Negara, kedua
24
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD Muatan SKL
Muatan KI sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Muatan KD 12 serta hadis terkait. Mapel PPKn: 2.1 Mengamalkan nilainilai Pancasila dalam kerangka praktik penyenggaraan pemerintah Negara
Keterangan Hubungan KD 2.1 pada dua mapel tersebut berhubungan dengan sikap menghayati dan mengamalkan perilaku sosial sebagaimana termuat pada KI 2, sikap ini berhubungan dengan sikap perilaku berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagaimana termuat pada SKL
Tabel 3.5 Hubungan Muatan SKL, KI, dan KD Pada Ranah Pengetahuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan PPKn Muatan Muatan KI Muatan KD Keterangan Hubungan SKL Memiliki Pengetahuan: Pengetahuan: Menganalisis Q.S. Alpengetahuan Memahami,menerap Mapel PA Islam Hujurat/49: 10 dan 12; faktual, kan, menganalisis Kelas X: serta hadis tentang konseptual, pengetahuan faktual, 3.1 Menganalisis kontrol diri (mujahadah prosedural, dan konseptual, Q.S. Alan-nafs), prasangka baik metakognitif prosedural Hujurat/49: 10 (husnuzzan), dan pada tingkat berdasarkan rasa dan 12; serta persaudaraan teknis, spesifik, ingin tahunya hadis tentang (ukhuwah) pada KD 3.1 detil, dan tentang ilmu kontrol diri mapel PAI dan kompleks pengetahuan, (mujahadah anMenganalisis Nilai-nilai berkenaan teknologi, seni, nafs), prasangka Pancasila dalam dengan: budaya, dan baik kerangka praktik 6. ilmu humaniora dengan (husnuzzan), penyelenggaraan pengetahuan, wawasan dan pemerintahan Negara 7. teknologi, kemanusiaan, persaudaraan pada KD 3.1 mapel PPKn 8. seni, kebangsaan, (ukhuwah) berhubungan dengan 9. budaya, dan kenegaraan, dan Mapel PPKn Kelas X: menganalisis 10. humani peradaban terkait 3.1 Menganalisis pengetahuan ora. penyebab fenomena Nilai-nilai sebagaimana termuat Mampu dan kejadian, serta Pancasila dalam pada KI 3, kemampuan mengaitkan menerapkan kerangka ini berhubungan dengan pengetahuan di pengetahuan praktik dimilikinya pengetahuan atas dalam prosedural pada penyelenggaraa sebegaimana termuat konteks diri bidang kajian yang n pemerintahan pada pada muatan SKL sendiri, spesifik sesuai Negara keluarga, dengan bakat dan sekolah, minatnya untuk masyarakat dan memecahkan lingkungan alam masalah. sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
25
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Tabel 3.6 Contoh Hubungan Muatan SKL, KI, dan KD pada Ranah Keterampilan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan PPKn Muatan SKL Muatan KI Muatan KD Keterangan Hubungan Memiliki Keterampilan: Keterampilan: Membaca Q.S. Alketerampilan Mengolah, Mapel PA Islam Kelas Hujurat/49 10 dan berpikir dan menalar, dan X: 12, sesuai dengan bertindak: menyaji dalam 4.1Membaca Q.S. Alkaidah tajwid dan 7. kreatif, ranah konkret dan Hujurat/49: 10 dan makharijul huruf 8. produktif, ranah abstrak 12, sesuai dengan pada KD 4.1 mapel 9. kritis, terkait dengan kaidah tajwid dan PAI, dan 10. mandiri, pengembangan makharijul huruf . Mewujudkan 11. kolaboratif, dari yang Mapel PPKn kelas X: keputusan bersama dan dipelajarinya di 4.1 Mewujudkan sesuai nilai-nilai 12. komunikatif sekolah secara keputusan Pancasila dalam melalui pendekatan mandiri, dan bersama sesuai kerangka praktik ilmiah sebagai mampu nilai-nilai penyelenggaraan pengembangan dari menggunakan Pancasila dalam pemerintahan yang dipelajari di metoda sesuai kerangka praktik Negara pada KD 4.1 satuan pendidikan kaidah keilmuan penyelenggaraan mapel PPKn dan sumber lain pemerintahan kedunya secara mandiri. Negara berhubungan dengan keterampilan sebagaimana termuat pada KI 4, keterampilan ini berhubungan dengan dimilikinya kemampuan berpikir dan bertindak sebagaimana termuat pada SKL
Berikut ini adalah ilustrasi keterkaitan SKL, KI, KD, IPK, Pembelajaran, dan Penilaian.
Evaluate
SKL
Intended
KI
5 Penilaian Indikator Soal
3 KD
4 Pembelajaran
Implemented
IPK
Gambar 3.4 Keterkaitan SKL, KI, KD, IPK, Pembelajaran, dan Penilaian
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
26
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Makna penting Gambar 3.4: Ada tiga hal penting, yaitu (a) SKL, KI, dan KD ( intended ) peruntukannya telah disediakan oleh pemerintah sehingga tidak bisa diubah), (b) implemented (mengimplementasikan muatan intended , yaitu KD dari KI sesuai mata pelajaran yang diampu melalui IPK), dan ( 3) evaluate (penilaian) dilaksanakan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. SKL sebagai hulu dan hilirnya pencapaian kompetensi. KD merupakan “pintu gerbang” implementasi pembelajaran melalui IPK. Oleh karena itu IPK merupakan komponen srategis untuk mencapai muatan intended . IPK yang selaras dengan muatan KD akan menjadi rambu-rambu/arah dalam mengembangkan indikator soal. Penilaian dilakukan mengacu pada indikator soal dan selaras dengan KD agar dapat menjamin pencapaian KD, KI, dan SKL.
Berikutnya adalah langkah menganalisis keterkaitan muatan SKL, KI, dan KD untuk mengoptimalkan tujuan pembelajaran.
Membaca dan memahami isi Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Memilih satu pasangan KD dari KI 1, KD dari KI 2 (Khusus mapel pendidikan Agama dan Budi Pekert, PPKn), KD dari KI 3, dan KD dari KI 4 mata pelajaran yang diampu, ke mudian dimasukkan ke kolom 3
Merumuskan IPK berdasarkan pasangan KD dari KI yang dimaksud, kemudian dimasukkan ke kolom 4
SKL
KI
KD
IPK
1
2
3
4
Materi Pembelajaran 5
Kegiatan Pembelajaran 6
Rencana Penilaian 7
Menentukan materi pembelajaran dengan cara memisahkan kata kerja dengan kalimat berikutnya pada pasa ngan KD yang dipilih (khususnya pada KD pengetahuan), bagian ini merupakan materi pokok, kemudian memisahkan kata kerja dengan kalimat berikutnya p ada IPK, bagian ini merupakan materi pembelajaran, kemudian masukkan ke kolom (5)
Memilih model pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran dan pencapaian IPK, kemudian dimasukkan ke kolom (6)
Merencanakan penilaian, kemudian dimasukkan ke kolom 7
Gambar 3.5. Alur Analisis Keterkaitan SKL, KI dan KD untuk Optimalisasi Pembelajaran
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
27
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan 1. Panduan ini disusun dalam rangka memandu: (1) Tim Pengembang Kurikulum satuan pendidikan dalam melakukan analisis kompetensi; (2) Guru dalam memahami pengertian dan konsep SKL, KI, KD, dan IPK; (3) Guru dalam memahami kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS ), mengapa HOTS, melakukan penilaian hasil belajar HOTS, dan melakukan identifikasi KD HOTS dan pembelajarannya; (4) Guru dalam melakukan analisis muatan SKL, KI, dan KD; (5) Guru dalam merumusakan IPK berdasarkan hasil analisis muatan KD; dan (6) Guru dalam melakukan analisis keterkaitan SKL, KI dan KD untuk optimalisasi tujuan pembelajaran. 2. Panduan ini dilengkapi dengan contoh-contoh yang terbatas untuk memotivasi kreativitas Guru dalam melakukan kegiatan berkaitan dengan isi panduan. 3. Panduan ini dikembangkan mengacu kepada Peraturan Pemerintah dan Permendikbud yang berlaku.
B.
Saran 1. Para Tim Pengembangan Kurikulum dan Guru agar membaca Peraturan Pemerintah dan Permendikbud yang terkait dengan kegiatan analisis kompetensi. 2. Agar Tim Pengembang Kurikulum dan Guru mengembangkan komponenkomponen yang berkaitan dengan analisis kompetensi sesuai dengan kreativitasnya, utamanya hubungan muatan SKL, KI, dan KD pada mapel yang diampu, IPK HOTS, soal HOTS, dan analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD untuk mengoptimalkan pembelajaran yang diampu. 3. Hasil kegiatan No. 2 agar diterapkan untuk memperkuat pengembangan RPP.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
28
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (Eds). (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: revisi taksonomi pendidikan Bloom.(Terjemahan Agung Prihantoro). Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Buku asli diterbitkan tahun 2001). Brookhart, S. M. (2010). How to Assess Higher Order Thinking Skillss in Your Class-room. Alexandria: ASCD. Eggen, P., D., & Kauchak, D. P. (1996). Strategies for Teachers. Boston: Allyn and Bacon. Eanes, R. (1997). Content Area Literacy Teaching for Today and Tomorrow . Texas: Delmar Publishers. Kardi, S. (2005). Metakognisi. Surabaya: Unesa University Press. Limbach, B & Waugh, W. (2010). Developing Higher Level Thinking. Journal of Instructonal Pedagogies, 1(2), 1-9. Moore, D., M., & Dwyer, F. M. (2001). The relationship of field dependence and colorcoding to female students' achievement. Journal Perceptual and Motor Skills, 93, 81-85. McNeill, M., Gosper, M., & Xu, J. (2012). Assessment choices to target higher order learning outcomes: the power of academic empowerment. Research in Learning Technology , 20, 100-113. Nitko, A.J. & Brookhart, S.M. (2011). Educational Assessment of Student (6th ed). Boston: Pearson Education. Peters, M. (2000). Does constructivist ephystemology have a place in nurse education. Journal of Nursing Education, 39(4), 166-170. Rivers, W., & Summer (2001). Autonomy at All Costs: An Ethnography of Metacognitive Self-Assesment and Self-Management among Experienced Language Learners. Moderns Language Journal, 86(2), 279-290. Rivers, W. 2001. Autonomy at All Costs: An Ethnography of Metacognitive Self-Assesment and Self-Management among Experienced Language Learners. Moderns Language Journal, 86(2), 279-290. Ramos J.L.S., Dolipas, B.B., Villamor, B.B. (2013). Higher Order Thinking Skillss and Academic Performance in Physics of College Students: A Regression Analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary Research, (4), 48-60. Schraw, G., & Dennison, R. S. (1994). Assessing Metacognitive Awareness. Contemporary Educational Psycology, 19(4), 460-475. Schraw, G., & Moshman, D. (1995). Metacognitive theories. Educational Psychology Review, 7 (4), 351-371
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
29
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Schraw, G. (1998). Promoting General Metacognitive Awareness. Instructional Science, 26(1-2), 113-125. Schraw, G. (2000). Assessing metacognition: Implications of the Buros symposium. In G. Schraw & J. C. Impara (Eds.), Issues in the measurement of metacognition (pp. 297- 321), Lincoln, Nebraska: Buros Institute of Mental Measurements. Tajularipin Sulaiman, Aminuddin Hassan & Roselan Baki (2009), Readiness of Year 1 Students to Learn Science Process Skills in English: A Malaysian Experience. International Journal of Instruction. January 2009, 2(1), 17-26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstra Kurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
30
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Lampiran 1 Contoh Hasil Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD (Mewakili Peminatan MIPA, IPS, dan Bahasa dan Budaya) a. Mata Pelajaran Fisika SKL
KI
KD
1
2
1. Sikap: Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2.berkarakter, jujur, dan peduli, 3.bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional 2. Pengetahuan: Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, 4. budaya, dan 5. humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional. 3. Keterampilan: Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis,
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e.bertanggung jawab, f.responsif, dan g. pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional. KI 3: Memahami,menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif,
3 3.3 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor sebidang (misal nya perpindahan) 4.3 Meran cang percoba an untuk menentukan resultan vektor sebidang (misalnya perpindahan) beserta presenta si hasil dan makna fisisnya.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
IPK
3.3.1 3.3.2 3.3.3
3.3.4
3.3.5
3.3.6
3.3.7
4.3.1
4.3.2
4.3.3
4 Mendeskrip si kan besaran vektor Mengidentifikasi besaran vektor Menggam bar dua vektor dengan metode polygon Menggam bar dua vektor dengan metode jajaran genjang Menentu kan besar resultan vektor dengan metode analitis Menentu kan penjumla han vektor dalam perpinda han Menentu kan resultan vektor sebidang Medesain percobaan untuk menentukan resultan vektor sebidang Melakukan percobaan untuk menentukan resultan vektor sebidang Mempresentasikan laporan hasil percobaan penentuan resultan vektor sebidang
31
Materi Pembelajaran 5 Besaran vektor Resultan dua vektor dengan metode poligon Resultan dua vektor dengan metode jajaran genjang Resultan vektor menggunakan metode analitis Penerapan penjumlahan vektor
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD SKL
KI
KD
IPK
1 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri
2 c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
3
4
Materi Pembelajaran 5
b. Mata Pelajaran Sejarah Indonesia SKL 1 1. Sikap: Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2.berkarakter, jujur, dan peduli, 3.bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional 2. Pengeta huan: Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, 4. budaya, dan 5. humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,
Materi Pembelajaran 2 3 4 5 KI 1: 2.6 Menganali sis 2.6.1 Sejarah Menghayati dan perkembangan Menun jukkan Indone sia, mengamalkan ajaran kehidupan contoh buktizaman agama yang dianutnya masyara kat, bukti sejarah Hindu dan KI 2: pemerin tahan, kerajaanBuddha Menghayati dan dan budaya kerajaan Hindu Silang mengamalkan perilaku pada masa dan Buddha di budaya a. jujur, keraja anIndonesia yang lokal dan b. disiplin, kerajaan Hindu masih berlaku global tahap c. santun, dan Buddha di pada kehidupan awal d. peduli (gotong royong, Indonesia serta masyara kat Keraja ankerjasama, toleran, menun jukkan Indonesia masa keraja an damai), contoh buktikini Hindu dan e.bertanggung jawab, bukti yang 2.6.2 Buddha f.responsif, dan masih berlaku Menjelas kan Bukti-bukti g. pro-aktif, Dalam pada kehidupan kehidupan kehidupan berinteraksi secara masyarakat masyara kat penga ruh efektif sesuai dengan Indonesia masa pada masa Hindu dan perkembangan anak di kini kerajaanBuddha lingkungan, keluarga, 4.6 Menyajikan kerajaan Hindu yang masih sekolah, masyarakat dan hasil penala ran dan Buddha di ada sampai lingkungan alam sekitar, dalam bentuk Indonesia masa kini bangsa, negara, kawasan tulisan tentang 2.6.3 regional, dan kawasan nilai-nilai dan Menjelas kan internasional. unsur budaya pemerin tahan KI 3: yang pada masa Memahami,menerapkan, berkembang kerajaanmenganalisis dan pada masa kerajaan mengevaluasi kerajaan Hindu Hindu dan pengetahuan faktual, dan Buddha Buddha di konseptual, prosedural, yang masih Indonesia dan metakognitif pada berkelanjut an 2.6.4 tingkat teknis, spesifik, dalam Menjelas kan detil, dan kompleks kehidupan budaya pada berdasarkan rasa ingin bangsa Indone masa kerajaantahunya tentang a. ilmu sia pada masa kerajaan Hindu pengetahuan, kini. dan Buddha di b. teknologi, Indonesia c. seni, 2.6.5 d. budaya, dan Menafsir kan e. humaniora Dengan perkembangan wawasan kemanusiaan, kehidupan kebangsaan, kenegaraan, masyaraka dan peradaban terkait berdasar kan
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
KI
KD
IPK
•
•
•
•
32
Kegiata Pembelaja 6 Pembelajar kooperatif model TPS/ Think Pair Share, dengan langkah: Masingmasing siswa memba c materi da menger jakan LK Mem bentuk sepa sang kelom po Sepa san kelom po saling be kar pikira Mempres tasikan hasil diskusi (*) •
•
•
•
•
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD SKL 1 sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional. 3.Keterampilan: Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6.komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri
KI
KD
IPK
2 penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
3
4 bukti sejarah pada masa kerajaankerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia 2.6.6 Menafsir kan perkembangan pemerin tahan berdasar kan bukti sejarah pada masa kerajaankerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia 2.6.7 Menafsir kan perkembangan budaya berdasar kan bukti sejarah pada masa kerajaankerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia 4.6.1 Membuat makalah tentang nilainilai dan unsur budaya yang berkem bang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjut an dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
Materi Pembelajaran 5
c. Mata Pelajaran Antropologi SKL
KI
KD
IPK
1 1. Sikap: Memiliki perilaku yang mencerm inkan sikap: 1. beriman dan bertakw
2
3
4
KI 1: Menghayati dan mengamalk an ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayat i dan mengamal
3.3 Mendeskrip sikan strata sosial dalam masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria tertentu (misalnya: penghasilan,
3.3.1 Mendefinisi kan konsep strata sosial 3.3.2 Mengidentifi kasi berbagai strata sosial dalam masyarakat Indonesia
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Materi Pembelaja ran 5 Konsep strata sosial Ragam strata sosial dalam masyara kat Indone sia
Kegiatan Pembelaja ran 6 Discovery Learning dengan langkah: Memberi stimulus Mengiden tifikasi masalah
Rencana Penilaian 7 1. Pengetahu an: Tes tulis Penugas an 2. Keterampil an: Unjuk kerja
33
Kegiata Pembelaja 6
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD SKL
1 a kepada Tuhan YME, 2.berkar akter, jujur, dan peduli, 3.bertan ggungjaw ab, 4. pembelaj ar sejati sepanjan g hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkemb angan anak di lingkung an keluarga, sekolah, masyara kat dan lingkung an alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasi onal 2. Pengeta huan: Memiliki pengetah uan faktual, konseptu al, prosedur al, dan metakog nitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan komplek
KI
2 kan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e.bertangg ung jawab, f.responsif, dan g. pro-aktif, Dalam berinterak si secara efektif sesuai dengan perkemba ngan anak di lingkungan , keluarga, sekolah, masyaraka t dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasio nal. KI 3: Memahami ,menerapk an, menganalis is dan mengevalu asi pengetahu an faktual, konseptual ,prosedura l, dan metakognit if pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks
KD
IPK
3 pendidikan, pangkat) dalam rangka menyadari tentang adanya strata sosial dalam masyarakat Indonesia) 4.3 Melakukan kajian lapangan, kajian literatur, dan berdiskusi untuk mendeskrip sikan strata sosial dalam masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria tertentu (misalnya: penghasilan, pendidikan, pangkat) dalam rangka menyadari tentang adanya strata sosial dalam masyarakat Indonesia
4 3.3.3 Menyebut kan strata sosial dalam masyarakat Indonesia 3.3.4 Menjelaskan berbagai strata sosial dalam masyarakat Indonesia 3.3.5 Memberi contoh strata sosial dalam masyarakat Indonesia 3.3.6 Mengelom pokkan strata sosial berdasarkan kriteria tertentu (misalnya : penghasilan, pendidikan, pangkat) 4.3.1 Merancang observasi strata sosial dalam masyarakat
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Materi Pembelaja ran 5 berda sarkan kriteria tertentu (misal nya : pengha silan, pendidi kan, pangkat )
Kegiatan Pembelaja ran 6 Mengum pulkan data Mengolah data Memverifi kasi Menyim pulkan (*)
Rencana Penilaian 7
4.3.2 Melakukan observasi strata sosial dalam masyarakat 4.3.3 Melakukan kajian literatur adanya strata sosial dalam masyarakat Indonesia 4.3.4 Berdiskusi untuk mendeskrip sikan strata sosial dalam masyarakat Indonesia berdasarkan kriteria
34
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD SKL
1 s berkenaa n dengan: 1. ilmu pengetah uan, 2. teknologi , 3. seni, 4. budaya, dan 5. humanio ra. Mampu mengaitk an pengetah uan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyara kat dan lingkung an alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasi onal. 3. Keteram pilan: Memiliki keteram pilan berpikir dan bertinda k: 1. kreatif, 2. produkti f, 3. kritis, 4. mandiri,
KI
KD
IPK
2 berdasarka n rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahu an, b.teknologi , c. seni, d. budaya, dan e.humanio ra Dengan wawasan kemanusia an, kebangsaa n, kenegaraa n, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapka n pengetahu an pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahk an masalah KI 4: Menunjukk an keterampila n menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f.kolaboratif , g.komunika tif, dan h. solutif,
3
4 tertentu (misalnya: penghasilan, pendidikan, pangkat) dalam rangka menyadari tentang adanya strata sosial dalam masyarakat Indonesia
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Materi Pembelaja ran 5
Kegiatan Pembelaja ran 6
Rencana Penilaian 7
35
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD SKL
1 5. kolabora tif, dan 6.komuni katif melalui pendekat an ilmiah sebagai pengemb angan dari yang dipelajar i di satuan pendidik an dan sumber lain secara mandiri
KI
KD
IPK
2 Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengemban gan dari yang dipelajariny a di sekolah, serta mampu menggunak an metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
3
4
Materi Pembelaja ran 5
Kegiatan Pembelaja ran 6
Rencana Penilaian 7
d. Mata Pelajaran Geografi SKL
KI
KD
IPK
1 1. Sikap: Memiliki perilaku yang mencermi nkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2.berkara kter, jujur, dan peduli, 3.bertang gungjawa b, 4. pembelaja r sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan
2 KI 1: Menghayati dan mengamalk an ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayat i dan mengamal kan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e.bertangg ung jawab, f.responsif, dan g. proaktif, Dalam berinterak si secara efektif
3 3.5. Menganali sis dinami ka litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan 4.5 Menyajikan proses dina mika litosfer dengan mengguna kan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, video, dan/ atau animasi
4 3.5.1 Menjelaskan karakteristik lapisan bumi 3.5.2 Mengidentifi kasi pemben tukan tanah dan jenis tanah 3.5.3 Mengidentifi kasi sebaran bentuk muka bumi akibat gerakan tektonik 3.5.4 Mendeskrip sikan sebaran gempa bumi 3.5.5 Menentukan gejala vulkanisme yang pernah terjadi akibat dinamila litisfer 3.5.6
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Materi Pembelajaran
5 Karakteristik lapisan bumi Pembentu kan tanah dan jenis tanah Bentuk muka bumi akibat gerak tektonik Sebaran bentuk muka bumi Dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan Sebaran gempa bumi Gejala Vulkanisme Tenaga eksogen Penanggulangan kerusakan tanah Pengaruh bentuk muka bumi akibat
Kegiatan Pembelaja ran 6 Modifikasi PBL dengan langkah: Orientasi masalah Pengorga nisasian pembela jaran Kerja kelompok Diskusi hasil kerja kelompok Observasi lingku ngan Membim bing penyelidi kan berdasar kan hasil observasi Mengana lisis dan evaluasi proses pemeca han masalah
Rencana Penilaian 7 1. Pengetahu an: Tes tertulis 2. Keteram pilan: Portofolio
36
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD SKL
1 perkemba ngan anak di lingkunga n keluarga, sekolah, masyarak at dan lingkunga n alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasio nal 2. Pengeta huan: Memiliki pengetahu an faktual, konseptua l, prosedura l, dan metakogn itif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaa n dengan: 1. ilmu pengetahu an, 2. teknologi, 3. seni, 4. budaya, dan 5. humanior a. Mampu mengaitka n pengetahu an di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarak at dan
KI
KD
IPK
Materi Pembelajaran
2 sesuai dengan perkemba ngan anak di lingkungan , keluarga, sekolah, masyaraka t dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasio nal. KI 3: Memahami ,menerapk an, menganali sis dan mengevalu asi pengetahu an faktual, konseptual , prosedural , dan metakogni tif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasark an rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahu an, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora Dengan wawasan kemanusia an,
3
4 Menafsirkan bentuk muka bumi sebagai hasil proses tenaga eksogen 3.5.7 Menafsirkan dinamika litosfer yang terjadi di bumi 4.5.1 Menyajikan proses dinamika litosfer dengan mengguna kan peta, atau 4.5.2 Menyajikan proses dinamika litosfer dengan mengguna kan bagan, atau 4.5.3 Menyajikan proses dinamika litosfer dengan mengguna kan gambar, atau 4.5.4 Menyajikan proses dinamika litosfer dengan mengguna kan tabel, atau 4.5.5 Menyajikan proses dinamika litosfer dengan mengguna kan grafik, atau 4.5.6 Menyajikan proses
5 tektonisme bagi kehidupan
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Kegiatan Pembelaja ran 6 Menyu sun kesimpul an Mempre sentasi kan hasil kesimpul an (*)
Rencana Penilaian 7
37
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD SKL
1 lingkunga n alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasio nal. 3. Keteramp ilan: Memiliki keterampi lan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaborati f, dan 6.komuni katif melalui pendekata n ilmiah sebagai pengemba ngan dari yang dipelajari di satuan pendidika n dan sumber lain secara mandiri
KI
KD
2 kebangsaa n, kenegaraa n, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapka n pengetahu an pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahk an masalah KI 4: Menunjukk an keterampila n menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif , dan h. solutif, Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengemban gan dari yang dipelajariny a di sekolah, serta mampu menggunak an metoda sesuai
3
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
IPK
4 dinamika litosfer dengan mengguna video, dan/atau 4.5.7 Menyajikan proses dinamika litosfer dengan mengguna animasi
Materi Pembelajaran 5
Kegiatan Pembelaja ran 6
Rencana Penilaian 7
38
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD SKL
1
KI
2 dengan kaidah keilmuan.
KD
IPK
Materi Pembelajaran
3
4
5
Kegiatan Pembelaja ran 6
Rencana Penilaian 7
Lampiran 2 Contoh Hasil Perumusan IPK pada KD Sikap Spiritual, KD Sikap Sosial, Kriteria Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn a.
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti No 1
KD dari KI 1 dan KI 2 1.2 Terbiasa membaca alQur’an dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah annafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama
IPK 1.2.1
1.2.2
1.2.3
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Terbiasa membaca al dengan Qur’an meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah annafs) adalah perintah agama Terbiasa membaca aldengan Qur’an meyakini bahwa prasangka baik (husnuzzan), adalah perintah agama Terbiasa membaca aldengan Qur’an meyakini bahwa persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama
Kriteria dan Skor 4. Setiap hari membaca alQur’an sebagai sarana kontrol diri (mujahadah an-nafs)/ berprasangka baik (husnuzzan)/ menjalin persaudaraan (ukhuwah) dalam rangka menjalani perintah agama 3. Tiga kali dalam seminggu membaca alQur’an sebagai sarana kontrol diri (mujahadah an-nafs)/ berprasangka baik (husnuzzan)/ menjalin persaudaraan (ukhuwah) dalam rangka menjalani perintah agama 2. Dua kali dalam seminggu membaca alQur’an sebagai sarana kontrol diri (mujahadah an-nafs)/ berprasangka baik (husnuzzan)/ menjalin persaudaraan (ukhuwah) dalam rangka menjalani perintah agama 1. Sekali dalan seminggu membaca al-Qur’an sebagai sarana kontrol diri (mujahadah annafs)/ berprasangka baik (husnuzzan)/ menjalin persaudaraan (ukhuwah) dalam rangka menjalani perintah agama
Predikat/ Sebutan SB/Sangat Baik
B/Baik
C/Cukup
K/Kurang
39
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD 2
2.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuz-zan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait
2.1.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs) sebagai implementasi perintah Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait
2.1.2 Menunjukkan perilaku prasangka baik (husnuz-zan) sebagai implementasi perintah Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait
2.1.3 Menunjukkan perilaku persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait
4. Menunjukkan minimal 4 perilaku positif: tidak emosi, menerima kekurangan diri, mengakui kelebihan orang lain, dan mau meminta maaf manakala bersalah 3. Menunjukkan 3 perilaku positif 2. Menunjukkan 2 perilaku positif. 1. Menunjukkan 1 perilaku positif
SB/Sangat Baik
4. Menunjukkan minimal 4 perilaku positif: berpikir positif, tidak suka membincangkan orang lain, mengakui kelebihan orang lain, dan mau menerima saran dari orang lain 3. Menunjukkan 3 perilaku positif 2. Menunjukkan 2 perilaku positif. 1. Menunjukkan 1 perilaku positif
SB/Sangat Baik
4. Menunjukkan minimal 4 perilaku positif: menghargai orang lain, tidak membedakan SARA dalam bergaul, memperlakukan orang lain dengan baik, dan peduli kepada orang lain 3. Menunjukkan 3 perilaku positif 2. Menunjukkan 2 perilaku positif. 1. Menunjukkan 1 perilaku positif
SB/Sangat Baik
Predikat/ Sebutan SB/Sangat Baik
B/Baik C/Cukup K/Kurang
B/Baik C/Cukup K/Kurang
B/Baik C/Cukup K/Kurang
b. Mata Pelajaran PPKn No
KD dari KI 1 dan KI 2
IPK
Kriteria dan Skor
1
1.2. Mensyukuri nilai-nilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa
1.1.1 Mensyukuri nilainilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa 1.1.2
4. Memiliki minimal 4 keyakinan positif: menganut agama tertentu adalah keharusan, tidak mau menyakiti orang lain, suka menghargai orang lain, dan menyukai keadilan
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
B/Baik
40
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD No
2
KD dari KI 1 dan KI 2
2.1 Mengamalkan
IPK
2.1.1 Mengamalkan
nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyenggaraan pemerintah Negara
nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyenggaraan pemerintah Negara
2.1.2
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Kriteria dan Skor 3. Memiliki minimal 3 keyakinan positif 2. Memiliki minimal 2 keyakinan positif 1. Memiliki minimal 1 keyakinan positif 4. Memiliki minimal 4 perilaku positif: menganut agama tertentu, tidak menyakiti orang lain, menghargai orang lain, dan bersikap adil 3. Memiliki minimal 3 perilaku positif 2. Memiliki minimal 2 perilaku positif 1. Memiliki minimal 1 perilaku positif
Predikat/ Sebutan C/Cukup K/Kurang
SB/Sangat Baik
B/Baik C/Cukup K/Kurang
41
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Lampiran 3 Contoh Hasil Analisis Muatan KD (Mewakili Peminatan MIPA, IPS, dan Bahasa dan Budaya) a.
Mata Pelajaran Biologi KD Materi Pokok 1.1 2.1 3.1 Menjelaskan ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), melalui penerapan metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja
Ruang lingkup Biologi (permasala han pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamata n kerja berdasarka n pengamata n dan percobaan
4.1 Menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Hasil Analisis Muatan KD dari KI 3 Kata Kerja Dimensi Dimensi Proses Pengetahuan Kognitif Memahami Memahami 1. Faktual: ruang lingkup biologi (permasalah an pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan 2. Konseptual: prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dan percobaan 3. Prosedural: penerapan tentang ruang lingkup biologi dan metode ilmiah. Menyajikan (keterampilan konkret)
42
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
b. Mata Pelajaran Sosiologi KD Materi Pokok 1.3 2.3 3.3 Menerapkan konsepkonsep dasar Sosiologi untuk memahami ragam gejala sosial di masyarakat.
Konsepkonsep dasar Sosiologi untuk memahami ragam gejala sosial di masyarakat
4.3 Mengaitkan realitas sosial dengan menggunakan konsepkonsep dasar Sosiologi untuk mengenali
Hasil Analisis Muatan KD dari KI 3 Kata Kerja Dimensi Dimensi Proses Pengetahuan Kognitif Memahami Memahami 1. Faktual: ragam gejala sosial di masyarakat 2. Konseptual: konsepkonsep dasar sosiologi 3. Prosedural: penerapan konsep dasar sosiologi pada ragam gejala sosial di masyarakat 4. Metakognitif: interpretasi konsep dasar sosiologi pada ragam gejala sosial di masyarakat Mengaitkan (keterampilan abstraks)
c.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peminatan KD Hasil Analisis Muatan KD dari KI 3 Materi Kata Kerja Dimensi Dimensi Pokok Proses Pengetahuan Kognitif 1.1 Informasi dari suatu 2.1 tabel dan 3.1 Menafsirkan Menafsirkan Menafsirkan 1. Faktual: atau grafik informasi dari suatu informasi dengan tabel dan atau grafik dari suatu membaca dengan membaca tabel dan intensif. intensif. atau grafik 2. Konseptual: membaca intensif. 3. Prosedural: memahami informasi dari suatu
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
43
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD KD Materi Pokok
4.1 Mengubah informasi dari bentuk tabel dan atau grafik ke dalam bentuk uraian.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Hasil Analisis Muatan KD dari KI 3 Kata Kerja Dimensi Dimensi Proses Pengetahuan Kognitif tabel dan atau grafik dengan membaca intensif. 4. Metakognitif: interpretasi informasi dari suatu tabel dan atau grafik Mengubah (kategori mencipta/ keterampilan abstraks)
44
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Lampiran 4 Contoh Hasil Perumusan IPK pada KD Pengetahuan dan KD Keterampilan (Mewakili Peminatan MIPA, IPS, dan Bahasa dan Budaya) Contoh Perumusan IPK Berdasarkan Hasil Analisis Muatan KD dari KI No Mapel/KD dari KI Contoh IPK (*) 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1.1.1 Meyakini bahwa kontrol diri (mewakili mapel Umum) (mujahadah an-nafs) adalah perintah agama 1.1 Terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa kontrol diri 1.1.2 Meyakini bahwa prasangka baik (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan) adalah perintah agama (husnuzzan), dan persaudaraan 1.1.3 Meyakini bahwa persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama (ukhuwah) adalah perintah agama 1.1.4 Terbiasa membaca al-Qur’an 1.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri
(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuz-zan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait
3.1 Menganalisis Q.S. Al-Hujurat/49: 1 0
dan 12; serta hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah)
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
1.1.1 Menunjukkan
perilaku/berperilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs) untuk melaksanakan perintah Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait 1.1.2 Menunjukkan perilaku/berperilaku prasangka baik (husnuz-zan) untuk melaksanakan perintah Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait 1.1.3 Menunjukkan perilaku/berperilaku persaudaraan (ukhuwah) untuk melaksanakan perintah Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait 3.1.1 Menafsirkan Q.S. Al-Hujurat/49: 10. 3.1.2 Menafsirkan Q.S. Al-Hujurat/49: 12. 3.1.3 Menafsirkan hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs). 3.1.4 Menafsirkan hadis tentang prasangka baik (husnuzzan). 3.1.5 Menafsirkan hadis tentang persaudaraan (ukhuwah). 3.1.6 Menggunakan tafsir Q.S. AlHujurat/49: 10 untuk kontrol diri (mujahadah an-nafs). 3.1.7 Menggunakan tafsir Q.S. AlHujurat/49: 12 untuk kontrol diri (mujahadah an-nafs). 3.1.8 Menggunakan tafsir Q.S. AlHujurat/49: 10 untuk prasangka baik (husnuzzan). 3.1.9 Menggunakan tafsir Q.S. AlHujurat/49: 12 untuk prasangka baik (husnuzzan). 3.1.10 Menggunakan tafsir Q.S. AlHujurat/49: 10 untuk persaudaraan (ukhuwah). 3.1.11 Menggunakan tafsir Q.S. AlHujurat/49: 12 tentang persaudaraan (ukhuwah). 3.1.12 Menginterpretasikan prinsip-prinsip hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs).
45
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD No
Mapel/KD dari KI
4.1.1 Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf
4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar
4.1.3 Menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait
2
PPKn (mewakili mapel Umum) 1.1 Mensyukuri nilai-nilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa 1.2 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyenggaraan pemerintah Negara 3.1 Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Contoh IPK (*) 3.1.13 Menginterpretasikan prinsip-prinsip tentang hadis prasangka baik (husnuzzan). 3.1.14 Menginterpretasikan prinsip-prinsip tentang hadis persaudaraan (ukhuwah). 3.1.15 Menginterpretasikan kualitas kontrol diri (mujahadah an-nafs) di lingkungan rumah atau sekolah. 3.1.16 Menginterpretasikan kualitas prasangka baik (husnuzzan) di lingkungan rumah atau sekolah. 3.1.17 Menginterpretasikan kualitas persaudaraan (ukhuwah) di lingkungan rumah atau sekolah. 4.1.1.1 Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.1.2 Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 12 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.2.1 Melafalkan hafalan Q.S. alHujurat/49: 10 dengan fasih dan lancar 4.1.2.2 Melafalkan hafalan Q.S. alHujurat/49: 12 dengan fasih dan lancar 4.1.3.1 Mengemukakan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadis terkait 4.1.3.2 Mengemukakan hubungan antara kualitas keimanan dengan prasangka baik (husnuzzan) sesuai dengan pesan Q.S. alHujurat/49: 10 dan 12 serta hadis terkait 4.1.3.3 Mengemukakan hubungan antara kualitas keimanan dengan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadis terkait 1.1.1 Mengajak dan menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa 1.2.1 Mengamalkan norma/ nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintah Negara 3.1.1 Menafsirkan nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
46
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD No
3
Mapel/KD dari KI
4.1 Mewujudkan keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara Biologi (mewakili peminatan MIPA) 3.1 Menjelaskan ruang lingkup Biologi (permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja
4.1 Menyajikan data dalam berbagai bentuk media informasi tentang permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan sebagai hasil penerapan metode ilmiah dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Contoh IPK (*) 3.1.2 Menginterpretasikan nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara 3.1.3 Mengaitkan kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara dengan nilai-nilai Pancasila 3.1.4 Menganalisis hubungan internal praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara 3.1.5 Menganalisis kualitas praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara. 4.1.1 Membuat keputusan bersama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara 3.1.1 Menjelaskan ruang lingkup Biologi. 3.1.2 Mengklasifikasi permasalahan pada berbagai obyek Biologi berdasarkan tingkat organisasi kehidupan. 3.1.3 Merangkum permasalahan pada berbagai objek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan. 3.1.4 Menjelaskan langkah metode ilmiah. 3.1.5 Menjelaskan prinsip keselamatan kerja. 4.1.1 Menyajikan data dalam bentuk power point yang memberikan informasi tentang permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan sebagai hasil penerapan metode ilmiah dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja, atau 4.1.2 Menyajikan data dalam bentuk baner yang memberikan informasi tentang permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan sebagai hasil penerapan metode ilmiah dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja, atau 4.1.3 Menyajikan data dalam bentuk leafflet yang memberikan informasi tentang permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan sebagai hasil penerapan metode ilmiah dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja, atau 4.1.4 Menyajikan data melalui web site sekolah yang memberikan informasi tentang permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan sebagai hasil
47
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD No
Mapel/KD dari KI
4.1.5
4.1.6
4.1.7
4.1.8
4
Sosiologi (mewakili peminatan IPS) 3.3 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami ragam gejala sosial di masyarakat.
3.3.1 3.3.2
3.3.3 3.3.4
3.3.5
3.3.6
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Contoh IPK (*) penerapan metode ilmiah dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja, atau Menyajikan data dalam bentuk foto yang memberikan informasi tentang permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan sebagai hasil penerapan metode ilmiah dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja, atau Menyajikan data dalam bentuk blog yang memberikan informasi tentang permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan sebagai hasil penerapan metode ilmiah dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja, atau Menyajikan data dalam bentuk video yang memberikan informasi tentang permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan sebagai hasil penerapan metode ilmiah dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja, atau Menguploud video yang memberikan informasi tentang permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi kehidupan sebagai hasil penerapan metode ilmiah dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja. Menjelaskan konsep-konsep dasar Sosiologi Menjelaskan gejala sosial di masyarakat dengan cara memperluas data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia. Merangkum ragam gejala sosial di masyarakat (memahami faktual) Mengelompokkan ragam gejala sosial di masyarakat berdasarkan konsep-konsep dasar Sosiologi (memahami konseptual) Mengklarifikasi gejala sosial di masyarakat melalui narasumber, misalnya guru, tokoh masyarakat, pemerintah terkait, dan lain-lain (memahami prosedural) Memprediksi gejala sosial di masyarakat keterkaitannya dengan konsep-konsep dasar Sosiologi (memahami metakognitif).
48
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD No
Mapel/KD dari KI
Contoh IPK (*) 3.3.7 Menggunakan konsep dasar Sosiologi untuk mengkaji gejala sosial di masyarakat (menerapkan) 3.3.8 Mengenali berbagai gejala sosial di masyarakat berdasarkan konsepkonsep dasar Sosiologi. 3.3.9 Mengilustrasikan gejala sosial di masyarakat kaitannya dengan konsep dasar Sosiologi 3.3.10Menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami ragam gejala sosial di masyarakat (menerapkan) 4.3 Mengaitkan realitas sosial dengan 4.3.1 Mengemukakan keterkaitan realita menggunakan konsep-konsep dasar sosial dengan gejala sosial Sosiologi untuk mengenali berbagai berdasarkan konsep-konsep dasar gejala sosial di masyarakat. Sosiologi. 5 Bahasa Indonesia (mewakili peminatan 3.1.1 Menjelaskan makna informasi dari Bahasa dan Budaya) suatu tabel. 3.1 Menafsirkan informasi dari suatu tabel 3.1.2 Menjelaskan makna informasi dari dan atau grafik dengan membaca suatu grafik. intensif. 3.1.3 Menuliskan dalam kata-kata sendiri hasil pemaknaan informasi dari suatu tabel. 3.1.4 Menuliskan dalam kata-kata sendiri hasil pemaknaan informasi dari suatu grafik. 3.1.5 Menuliskan informasi dari suatu tabel 3.1.6 Menuliskan informasi dari suatu grafik 3.1.7 Memperluas informasi dari tabel yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan tabel yang tersedia. 3.1.8 Memperluas informasi dari grafik yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan grafik yang tersedia. 3.1.9 Merangkum/meringkas informasi yang tersedia pada tabel. 3.1.10Merangkum/meringkas informasi yang tersedia pada grafik. 4.1 Mengubah informasi dari bentuk tabel 4.1.1 Mengubah informasi dari bentuk dan atau grafik ke dalam bentuk tabel ke dalam bentuk uraian, atau uraian. Membuat informasi bentuk uraian dari informasi bentuk tabel. 4.1.2 Mengubah informasi dari bentuk grafik ke dalam bentuk uraian, atau membuat informasi bentuk uraian dari informasi bentuk grafik. (*) Guru perlu mengembangkan kriteria pencapaian IPK
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
49
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD Lampiran 5 Contoh Indikator Butir Soal (IBS) Sebagai Rambu- rambu Pengembangan Soal HOTS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Indikator Butir Soal Disajikan sebuah masalah (*), peserta didik dapat menyeleksi yang termasuk masalah utama berdasarkan masalah tersebut. Disajikan sebuah aturan, peserta didik dapat mengembangkan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas aturan tersebut. Disajikan sebuah gambar, peserta didik dapat memodifikasi kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi gambar tersebut. Disajikan sebuah eksperimen, peserta didik dapat menyimpulkan berdasarkan eksperimen tersebut. Disajikan data hasil eksperimen, peserta didik dapat menyimpulkan berdasarkan data has eksperimen tersebut. Disajikan sebuah situasi peserta didik dapat menyimpulkan argumentasi secara cepa berdasarkan situasi yang disajikan. Disajikan satu/dua argumentasi peserta didik dapat menyimpulkan argumentasi secara cepa berdasarkan satu/dua argumentasi yang disajikan. Disajikan sebuah situasi peserta didik dapat menyimpulkan berdasarkan situasi yan disajikan. Disajikan satu/dua argumentasi peserta didik dapat menyimpulkan berdasarkan satu/du argumentasi yang disajikan. Disajikan suatu situasi peserta didik dapat memberikan alasan yang mendukung argumen yang disajikan. Disajikan satu/dua argumentasi peserta didik dapat memberikan alasan yang mendukung argumen yang disajikan. Disajikan sebuah situasi peserta didik dapat memberikan alasan tidak mendukung argumen yang disajikan. Disajikan satu/dua argumentasi peserta didik dapat memberikan alasan tidak mendukung argumen yang disajikan. Disajikan teks sebuah argumentasi peserta didik dapat menafsirkan bagian yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dipercaya serta memberikan alasannya Disajikan produk iklan peserta didik dapat menafsirkan bagian yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dipercaya serta memberikan alasannya Disajikan data eksperimen dan interpretasinya peserta didik dapat menafsirkan bagian yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dipercaya serta memberikan alasannya Disajikan teks sebuah argumentasi peserta didik dapat menafsirkan bagian yang dapat dipertimbangkan untuk tidak dapat dipercaya serta memberikan alasannya Disajikan produk iklan peserta didik dapat menafsirkan bagian yang dapat dipertimbangkan untuk tidak dapat dipercaya serta memberikan alasannya Disajikan eksperimen dan interpretasinya peserta didik dapat menafsirkan bagian yang dapat dipertimbangkan untuk tidak dapat dipercaya serta memberikan alasannya Disajikan deskripsi konteks peserta didik dapat mempercayai deskripsi konteks tersebut beserta alasannya. Disajikan deskripsi laporan observasi peserta didik dapat mempercayai deskripsi laporan observasi tersebut beserta alasannya. Disajikan deskripsi laporan observer peserta didik dapat mempercayai deskripsi laporan observer tersebut beserta alasannya. Disajikan deskripsi konteks peserta didik dapat tidak mempercayai terhadap deskripsi konteks tersebut beserta alasannya. Disajikan deskripsi laporan observasi peserta didik dapat tidak mempercayai terhadap deskripsi laporan observasi tersebut beserta alasannya. Disajikan deskripsi laporan observer peserta didik dapat tidak mempercayai terhadap deskripsi laporan observer tersebut beserta alasannya. Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri dari satu kesimpulan yang benar dan logis, peserta didik dapat membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang disajikan.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
50
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
27.
28.
29.
30.
31.
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
Indikator Butir Soal Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri dari dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis, peserta didik dapat membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang disajikan. Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri dari: satu kesimpulan yang benar dan logis, peserta didik dapat menginterpretasikan kesimpulan yang harus diikuti. Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri dari: dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis, peserta didik dapat menginterpretasikan kesimpulan yang harus diikuti. Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan satu kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menafsirkan kesimpulan yang ada tersebut dan memberikan alasannya Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah tidak benar dan satu kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menafsirkan kesimpulan yang ada tersebut dan memberikan alasannya Disajikan sebuah pernyataan, peserta didik dapat menentukan sebuah kesimpulan yang tepat berdasarkan pernyataan tersebut dan memberikan alasannya Disajikan informasi/data, peserta didik dapat menentukan sebuah kesimpulan yang tepat berdasarkan informasi/data tersebut dan memberikan alasannya Disajikan beberapa kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menentukan sebuah kesimpulan yang tepat dan memberikan alasannya Disajikan deskripsi sebuah situasi peserta didik dapat menentukan solusi yang positif untuk memecahkan masalah yang disajikan dan memberikan alasannya Disajikan deskripsi sebuah situasi peserta didik dapat menentukan solusi yang negatif untuk memecahkan masalah yang disajikan dan memberikan alasannya Disajikan pernyataan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalah tersebut, peserta didik dapat menentukan solusi yang positif dan memberikan alasannya Disajikan pernyataan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalah tersebut, peserta didik dapat menentukan solusi yang negatif dan memberikan alasannya Disajikan deskripsi sebuah situasi peserta didik dapat menentukan solusi mana yang paling tepat untuk memecahkan situasi yang disajikan, dan memberikan alasannya Disajikan pernyataan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalah tersebut, peserta didik dapat menentukan solusi mana yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang disajikan, dan memberikan alasannya Disajikan pernyataan situasi, peserta didik dapat memodifikasi konsep yang dinyatakan dengan bahasa sendiri Disajikan argumentasi/naskah, peserta didik dapat memodifikasi konsep yang dinyatakan dengan bahasa sendiri Disajikan sebuah argumentasi, peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai dengan asumsi beserta alasannya Disajikan beberapa pilihan yang impisit di dalam asumsi, peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai dengan asumsi beserta alasannya Disajikan sebuah teks persuatif, peserta didik dapat menafsirkan pernyataan yang dihilangkan Disajikan sebuah dialog, peserta didik dapat menafsirkan pernyataan yang dihilangkan Disajikan produk iklan, peserta didik dapat menafsirkan pernyataan yang dihilangkan Disajikan segmen dari video klip, peserta didik dapat menafsirkan pernyataan yang dihilangkan
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
51
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Lampiran 6 Beberapa Contoh Soal HOTS pada Mata Pelajaran Matematika, Kimia, dan Fisika (Sumber: Naskah HOTS yang Dikembangkan oleh Dit. PSMA, (2016)) a.
Matematika PERJALANAN SEMUT Perhatikan gambar sebuah rubik dibawah ini.
G
6 cm
A
6 cm
Seekor semut berada di pojok rubik (di posisi titik A), dan di posisi G ada gula. Semut akan berusaha mengambil gula. Pertanyaan: PERJALANAN SEMUT Berapa jarak terpendek ditempuh semut? A. B. C. D. E.
( 6 + 6√ 2) 6√ 3 6√ 5 18 (18+6√ 2)
Jawaban : C b. Kimia Kalor pembakaran bahan bakar Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah pembakaran, yaitu suatu reaksi cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai terjadinya api. Bahan bakar merupakan suatu senyawa yang bila dilakukan pembakaran terhadapnya dihasilkan kalor yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bahan bakar yang banyak dikenal adalah jenis bahan bakar fosil, misalnya minyak bumi atau batu bara. Selain bahan bakar fosil dikembangkan pula bahan bakar jenis lain misalnya alkohol,
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
52
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
hidrogen. Nilai kalor bakar dari bahan bakar umumnya dinyatakan dalam satuan kJ/gram, yang menyatakan berapa kJ kalor yang dapat dihasilkan dari pembakaran 1 gram bahan bakar tersebut, misalnya nilai kalor bakar bensin 48 kJ g -1, artinya setiap pembakaran sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan kalor sebesar 48 kJ. Berikut ini nilai kalor bakar beberapa bahan bakar yang umum dikenal. Tabel 1.2. Nilai Kalor Bakar Beberapa Bahan Bakar Jenis Bahan Bakar Gas Alam (LNG/LPG) Batu bara (Antrasit) Batu bara (Bituminos) Minyak Mentah Bensin Arang Kayu Hidrogen
C 70 82 77 85 85 100 50 0
Komposisi (%) H O 23 0 1 2 5 7 12 0 15 0 0 0 6 44 100 0
Nilai Kalor ( kJ/gram) 40 31 32 45 48 34 18 142
Pertanyaan 1 : Bahan Bakar Jenis bahan bakar yang akan menghasilkan nilai kalor terbesar serta memiliki tingkat pencemaran terendah adalah…. A. Gas alam B. Minyak mentah C. Bensin D. Arang E. Hidrogen Kunci (A) c.
Fisika
Kasur Pegas Kasur pegas (per) atau yang dikenal dengan spring bed adalah tipe tempat tidur yang sampai sekarang masih popular di kalangan konsumen. Kasur jenis ini menggunakan kombinasi per dan busa. Biasanya, makin banyak jumlah pegasnya, makin bagus kualitas kasur. Spring bed sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, namun jika terbuat dari bahan logam yang kurang bagus akan berbahaya bagi kesehatan. Sayangnya, saat ini semakin banyak produsen yang memproduksi kasur pegas dengan jumlah pegas dan kualitas busa pelapis yang dibawah standar. Pegas yang terbuat dari logam yang kurang bagus sangat rentan terhadap karat dimana karat. Selain itu pegas makin lama akan aus dan bentuknya makin cekung karena tidak kuat lagi menopang titik-titik tubuh kita yang berbeda massanya, hal ini akan berakibat buruk bagi tulang belakang.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
53
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
1) Lingkari ‘Ya’ atau ‘Tidak’ untuk setiap pernyataan di bawah ini! Karakteristik susunan pegas pada spring bed Susunan pegas pada spring bed secara paralel
Ya/Tidak
Spring bed kualitas bagus hanya ditentukan oleh desain (bentuk)
Ya/Tidak
Pemilihan spring bed yang tepat membantu kita untuk memulihkan energi
Ya/Tidak
2) Mengapa semakin banyak pegas pada spring bed, makin bagus kualitas spring bed?
Jawab: Karena sifat pegas yang elastis yaitu dapat menerima gaya atau tekanan dan memantulkan kembali setelah gaya atau tekanan dihilangkan, maka ia dapat mengikuti berat badan dan gerak tubuh seseorang saat berada di atasnya.
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
54
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Lampiran 7 Kata Kerja Ranah Sikap (Spiritual dan Sosial) Sikap Spiritual
Menerima aturan, norma, perintah, dan larangan agama
Menjalankan, melaksanakan, dan mentaati aturan, norma, perintah, dan larangan agama
Mendahulukan, menunjung tinggi, dan mengutamakan aturan, norma, perintah, dan larangan agama
Meyakini, mengajak, dan menyebarluaskan aturan, norma, perintah, dan larangan agama
Sikap Sosial
Menerima keutamaan nilai kejujuran, Disiplin Tanggungjawab Peduli Santun Resnsif proaktif
Menjalankan, melaksanakan, mentaati perintah untuk berperilaku jujur, Disiplin, Tanggungjawab, Peduli, Santun, Resnsif, dan proaktif
Menjunjung tinggi, menghormati, mengutamakan kejujuran, Disiplin, Tanggungjawab, Peduli, Santun, Resnsif, dan proaktif
Meyakini, mengajak, dan menyeberluaskan perilaku jujur, Disiplin, Tanggungjawab, Peduli, Santun, Resnsif, dan proaktif
Menerima
Menanggapi
Menghargai
Menghayati
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Menjadi teladan, membela, dan memelihara pelaksanaan aturan, norma, perintah, dan larangan agam Menjadi teladan, membela, dan memelihara kejujuran, Disiplin, tanggung jawab, Peduli, Santun, Resnsif, dan proaktif Mengamalkan
55
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Lampiran 8 Kata Kerja Ranah Pengetahuan Menurut Anderson dan Khratwohl (2001) a. Pengembangan Indikator Pengetahuan it i
Mengidenk
tifikasi
g
n o at
Membongkar/
Merefleksika
mengurai
n
Memadukan
Memutuskan
Membeda-kan
Memastikan
Menunjuk-kan
Memilih
Memeriksa
Menerapkan
Menganalisis
Mengevaluasi
Memprediksi
Mengguna-kan
Menmper-jelas
Melakukan
Mengelom-
Menetapkan/
pokkan
menetapkan
Merangkum
Memahami
Mengkreasi
e
n a u h a t e g n e P i s n e i
M
Menyebutk u
an kembali d
ar
l
Merancang
es or P l a ut p
Mengenali es
Menghimpun
n o K
Membuat l a ut
Daftar k
Menggenera lisasi
a F
Mengingat
Mencipta
Dimensi Proses Kognitif
b. Jenis dan Sub Jenis Dimensi Pengetahuan A.
Pengetahuan Faktual: Unsur-unsur dasar yang harus diketahui ol eh siswa untuk berkenalan dengan suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah di dalamnya. 1. Pengetahuan tentang istilah Kosa kata teknis, simbol music 2. Pengetahuan tentang detail Sumber daya alam utama, sumber suatu hal dan unsur-unsur informasi yang dapat dipercaya B. Pengetahuan Konseptual: Hubungan antar unsur-unsur dasar dalam suatu susunan yang besar secara fungsional 1. Pengetahuan tentang klasifikasi Perode waktu geologi, bentukdan kategori bentuk kepemilikan bisnis, teorema 2. Pengetahuan tentang prinsipPhytagoras, teori evolusi, hukum prinsip dan generalisasi Newton, 3. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur C. Pengetahuan Prosedural: Bagaimana melakukan sesuatu, metode-metode dalam inkuiri, dan kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritma, teknik, dan metode 1. Pengetahuan tentang keahlianKeahlian untuk melukis dengan cat keahlian khusus dan algoritma air 2. Pengetahuan tentang teknik Kriteria yang digunakan untuk dan metode khusus suatu penentuan ketika menerapkan bidang 3. Pengetahuan tentang kriteria prosedur yang melibatkan Hukumuntuk penentuan ketika hukum Newton. menggunakan prosedur yang sesuai D. Pengetahuan Metakognitif: Pengetahuan kognitif secara umum mengenai kesadaran dan pengetahuan yang dimiliki seseorang 1. Pengetahuan strategi Pengetahuan membuat garis besar Pengetahuan tentang tipe tes yang biasa digunaan oleh guru
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
56
Panduan Analisis Keterkaitan SKL, KI, dan KD 2.
c.
Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang sesuai
Pengetahuan tentang tuntutan kognitif dari tugas-tugas yang berbeda
Kata Kerja dan Deskripsi Perilaku yang Dapat Diukur No.
Level Taksonomi
1.
Mengingat
2.
Memahami
3.
Menerapkan
4.
Menganalisis
5.
Mengevaluasi
6.
Mencipta
Kata Kerja Operasional yang Dapat Diukur 1. Mengidentifikasi 2. Menyebutkan 3. Mendaftar 4. Menunjukkan 5. Mendefinisikan 6. Melabel 1. Menjelaskan 2. Mendeskripsikan 3. Mengklasifikasi 4. Mencontohkan 5. Meringkas 6. Mengelompokkan 1. Menggunakan 2. Menerapkan 3. Memecahkan 4. Mengubah 5. Menanggapi 6. Menentukan 1. Menganalisis 2. Menguji 3. Mengukur 4. Membandingkan 5. Menafsirkan 6. Membagi 1. Menilai 2. Meninjau 3. Menyelidiki 4. Mengelola 5. Membenarkan 6. Mempertahankan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Merencanakan Merevisi Mengembangkan Membangun Mengintegrasikan Memodivikasi
@2016 - Direktorat Pembinaan SMA
Deskripsi Perilaku Mengingat informasi.
atau
menyadari
Memahami makna, menetapkan kembali dalam kata-kata sendiri, menafsirkan, ekstrapolasi, menerjemahkan, merangkum, membuat ringkasan. Menggunakan atau menerapkan pengetahuan, mempraktikkan teori, menggunakan pengetahuan dalam menanggapi keadaan nyata, merespon yang dipahami. Menafsirkan elemen, prinsipprinsip organisasi, struktur, konstruksi, hubungan internal, kualitas, keandalan komponen individu, menyeleksi hasil penerapannya. Menilai efektivitas seluruh konsep, dalam hubungannya dengan nilainilai output, khasiat, kelangsungan hidup; berpikir kritis, perbandingan strategis dan review; penghakiman yang berkaitan dengan kriteria eksternal, mengontrol. Mengembangkan struktur unik baru, sistem, model, pendekatan, ide-ide, berpikir kreatif, operasi.
57