BUKU 2
PEDOMAN P ESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PPSDM KESEHATAN 2015
EDISI 4 CETAKAN KE EMPAT TAHUN 2015 BUKU 2 Pedoman Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia
610.69 P
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Ind Indonesia, Kementerian Kesehatan RI.
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan Pedoman Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia: Buku 2 Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2011 1. Judul I. HEALTH MANPOWER 2. PHYSICIANS
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) telah berhasil menyelesaikan pedoman yang akan digunakan dalam pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia. Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) adalah program yang ditujukan untuk seap dokter yang baru lulus pendidikan dokter, sebagai prasyarat untuk prakk mandiri dan registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia. Dalam pelaksanaan PIDI dibutuhkan perangkat pedoman pelaksanaan, pedoman peserta, pedoman wahana dan pedoman pendamping. Pedoman tersebut telah disusun oleh Tim, yang terdiri atas perwakilan Konsil Kedokteran Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit, Asosiasi Instusi pendidikan Kedokteran serta Tim dari Kementerian Kesehatan. Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang se nggi-ngginya kepada seluruh Tim Penyusun yang telah berdedikasi dalam penyusunan Pedoman Program Internsip Dokter Indonesia ini. Harapan saya semoga program ini akan dapat meningkatkan kualitas dokter di Indonesia. Kepada para peserta yang akan menjalani program dan dokter pendamping yang akan berparsipasi dalam PIDI, saya harapkan dapat menjalankan peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan panduan pedoman yang telah disusun tersebut. Saya yakin dokter peserta internsip melalui PIDI ini akan mendapatkan pengalaman prak k yang berharga, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, sehingga pada waktunya kelak akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Terima Kasih dan Selamat Bekerja. Jakarta, Agustus 2015 Kepala Badan PPSDM Kesehatatan
Usman Sumantri
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
|i
KATA P ENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ilmu dan kekuatan kepada kita sehingga penyusunan Pedoman Program Internsip Dokter Indonesia ini dapat terlaksana. Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) telah dilaksanakan sejak tahun 2010, diperlukan pedoman untuk acuan peserta, pendamping wahana dan semua pihak yang terkait dengan program PIDI tersebut. Buku pedoman yang telah disusun ini memuat informasi tentang batasan program, tatacara pelaksanaan, tempat pelaksanaan, kriteria peserta, pendamping dan wahana serta ketentuan penyelesaian program dan informasi lainnya. Untuk memudahkan, buku pedoman disusun menjadi 5 buku yaitu buku 1 pedoman pelaksanaan, buku 2 pedoman peserta, buku 3 pedoman pendamping, buku 4 pedoman wahana ditambah satu buku berisi buku log dan kumpulan borang PIDI. Buku pedoman ini adalah edisi kedua sebagai penyempurnaan edisi pertama yang telah diterbitkan pada tahun 2009. Penyempurnaan melipu islah-islah yang lazim digunakan dalam program pelayanan kesehatan, sinkronisasi antar buku pedoman, dan format buku log. Ditambahkan pula implementasi program internsip dalam beberapa program pemerintah di bidang kesehatan dan konsep kedokteran keluarga pada pelayanan kesehatan primer. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berparsipasi pada penyusunan buku Pedoman Pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia.
Jakarta, Agustus 2015 Ketua Komite Internsip Dokter Indonesia
dr. Nur Abadi, MM, M.Si
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
iii
DAFTAR ISI Hal Sambutan Kepala Badan PPSDM Kesehatan
i
Kata Pengantar
iii
Daar Isi
v
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup
1 2
c.
3
Tujuan
BAB II PEDOMAN PEMILIHAN, PENEMPATAN DAN KEGIATAN PESERTA DI WAHANA INTERNSIP
4
A. Penetapan Peserta
4
B. Pembekalan Peserta
5
C. Kegiatan Peserta di Wahana
6
BAB III TATA TERTIB PESERTA
11
BAB IV EVALUASI PESERTA
17
BAB V PENUTUP
28
DAFTAR SINGKATAN
29
GLOSSARY
30
PENULIS
32
UCAPAN TERIMA KASIH
33
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN – LAMPIRAN
38
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
|v
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sesuai dengan amanah Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Prakk Kedokteran, seap dokter dan dokter gigi yang akan berprak k di Indonesia harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Se ap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki STR memiliki kewenangan melakukan prakk kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki. Syarat untuk mendapatkan STR diantaranya: memiliki ijazah dokter, mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/ janji dokter, dan memiliki Serfikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh kolegium sebagai pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk menjalankan prakk kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi. Pasal 27 UU No 29 tahun 2004 tentang Prakk Kedokteran menyebutkan bahwa untuk memberikan kompetensi kepada dokter,
dilaksanakan pendidikan dan
pelahan kedokteran sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter. Setelah dididik dan dilah dan lulus dari instusi pendidikan dokter, diperlukan program pemahiran sebagai salah satu tahap pelahan keprofesian pra registrasi berbasis kompetensi pelayanan primer. Untuk itu Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia telah merancang Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI). Penyelenggara PIDI adalah Kementerian Kesehatan bersama dengan pemangku kepenngan (stake holders) terkait diantaranya pemerintah daerah, asosiasi instusi pendidikan kedokteran Indonesia (AIPKI), asosiasi rumah sakit daerah (ARSADA), dan pihak terkait lainnya. Pelaksana program adalah Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI), baik dingkat pusat maupun daerah, yang dibentuk berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 133/Menkes/ SK/V/2014. Tugas utama KIDI adalah melakukan koordinasi pelaksanaan PIDI dan mengambil langkah penyelamatan kegiatan bila terjadi hal-hal yang berpotensi mengganggu kelancaran proses pelaksanaan PIDI tersebut.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
|1
Sebelum terbentuk KIDI Pusat dan KIDI Provinsi, persiapan dan pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan oleh Tim Ad Hoc Pelaksana Penyiapan Program Internsip Dokter Indonesia (SK Ka Badan PPSDM Kesehatan Nomor. HK.02.04/2/1767.2/09) dan Tim Ad Hoc Pelaksana Program Internsip Dokter Indonesia (SK Ka Badan PPSDM Kesehatan Nomor. HK.05.03/I/IV/9275.1/2010). Program Internsip Dokter Indonesia merupakan tahap pelahan keprofesian praregistrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna memahirkan kompetensi yang telah mereka capai setelah memperoleh kuali fikasi sebagai dokter melalui pendidikan kedokteran dasar. Program Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) RS dan Puskesmas yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan disahkan sebagai wahana Internsip oleh Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) Pusat. Peserta Internsip hanya diijinkan melakukan prak k kedokteran di Wahana Internsip sesuai Surat Ijin Prak k Internsip (SIP Internsip) dan untuk itu seap peserta didampingi oleh seorang Dokter dari wahana tersebut yang disebut sebagai dokter Pendamping. Peran dan fungsi pendamping adalah memfasilitasi proses pemahiran peserta agar tercapai kinerja sebagai dokter yang mampu menerapkan pendekatan kedokteran keluarga. Setelah menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia, peserta akan memperoleh: SK Ka Badan PPSDM Kesehatan tentang penetapan peserta yang telah menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia dan Surat Tanda Selesai Internsip (STSI) yang dikeluarkan oleh KIDI Pusat. Selanjutnya peserta akan memperoleh STR definif dari KKI. Untuk memudahkan pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia, KIDI menerbitkan empat buku pedoman ditambah satu buku log yang terdiri atas: 1.
Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia
2.
Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia
3.
Pedoman Pendamping Peserta Program Internsip Dokter Indonesia.
4.
Pedoman Wahana Program Internsip Dokter Indonesia
5.
Buku Log dan Kumpulan Borang Program Internsip Dokter Indonesia
2 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
B.
RUANG LINGKUP
Pedoman Peserta merupakan acuan yang harus dipatuhi dalam penyelenggaraan Internsip Dokter Indonesia. Pedoman ini berisi penjelasan tentang pedoman pemilihan, penempatan dan kegiatan peserta di wahana internsip, tata ter b, dan penilaian peserta internsip. Seap peserta internsip wajib membaca buku pedoman ini untuk memahami seluruh kegiatan internsip.
C.
TUJUAN
Pedoman Peserta Internsip Dokter Indonesia bertujuan menuntun peserta mencapai tujuan PIDI.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
|3
BAB II PROSES PENETAPAN DAN KEGIATAN PESERTA DI WAHANA
A.
Penetapan peserta
Proses penetapan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1 (alur SOP) . Secara singkat kegiatan penetapan peserta diwahana dapat digambarkan sebagai berikut : Penempatan peserta di wahana
Proses penempatan peserta di wahana melalui serangkaian proses yang cukup kompleks dengan urutan sebagai berikut : 1.
KIDI Pusat menerima nomer STR untuk kewenangan internsip dari KKI
2.
KIDI Pusat mengirimkan daar nama calon peserta internsip ke KIDI Provinsi
3.
KIDI Provinsi melakukan pemetaan (mapping) kapasitas dan kondisi rumah sakit dan Puskesmas yang telah ditetapkan sebagai wahana internsip di seluruh kabupaten/ kota (RS dan PKM ) di provinsi tersebut.
4.
KIDI Provinsi mengirimkan daar lokasi/wahana yang memungkinkan untuk penempatan peserta internsip di satu Provinsi ke KIDI pusat
5.
KIDI Pusat menetapkan peserta, wahana, dan pendamping internsip
6.
KIDI Pusat membuat surat pengantar kepada Menteri Kesehatan RI cq Kepala Badan PPSDMK untuk dapat membuat SK penempatan peserta, SK pendamping, SK penetapan wahana dan SK peserta
7.
Kepala Badan PPSDMK atas nama menteri Kesehatan RI menerbitkan SK penempatan peserta, SK pendamping, SK penetapan wahana dan SK peserta
8.
KIDI Pusat menerima SK penempatan peserta, SK pendamping, SK penetapan wahana dan SK peserta dari Badan PPSDMK, selanjutnya
mengirimkan
seluruh dokumen tersebut dengan surat pengantar ke KIDI Provinsi untuk dindaklanju dengan persiapan pembekalan peserta 9.
KIDI Provinsi melaksanakan pembekalan untuk peserta internsip
4 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
10.
KIDI Provinsi menyerahkan dokter peserta internsip kepada wahana sesuai dengan yang tercantum dalam SK wahana, SK peserta dan SK penempatan
11.
Wahana menerima peserta dan mengadakan pekan orientasi peserta di wahana
12.
Seap peserta mendapat 2 wahana (Rumah Sakit dan Puskesmas atau tempat lain)
Surat Ijin Prakk (SIP) Internsip
Seap peserta internsip wajib mengurus dan memiliki Surat Izin Prakk dokter untuk seap wahana yang ditempa peserta. Proses penerbitan SIP internsip melalui tahapan sebagai berikut: 1.
Peserta mengurus pendaaran keanggotaan IDI ke IDI Wilayah dengan melengkapi seluruh syarat administrasi pendaaran anggota IDI, ditambah dengan SK penempatan peserta internsip di wahana yang berada di wilayah kerja IDI tersebut. Keanggotaan penng untuk pengurusan Surat Izin Prakk Dokter
2.
IDI Wilayah menerbitkan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan surat rekomendasi bagi dokter peserta internsip ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk menerbitkan SIP internsip sesuai wahana internsipbagi peserta tersebut.
3.
SIP internsip diproses oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat dan setelah selesaikan diserahkan melalui KIDI provinsi
4.
SIP peserta internsip diserahkan kepada koordinator wahana internsip sesuai penempatan peserta
5.
Wahana mengeluarkan SK mengenai status ketenagaan peserta PIDI di wahana tersebut
B.
Pembekalan Peserta
Pembekalan peserta merupakan hal yang sangat penng untuk memberikan pengetahuan dan informasi tentang seluk beluk kegiatan internsip kepada peserta sebelum kegiatan internsip dimulai. Pembekalan peserta dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
|5
1.
Pembekalan oleh KIDI provinsi, dilakukan sebelum peserta ditempatkan di wahana. Lama pembekalan 1 hari dan isi pembekalan tentang pelaksanaan PIDI, program kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi setempat, pengenalan profesi IDI dan tata cara pengurusan KTA oleh IDI wilayah. Selama pembe kalan juga dilakukan penjelasan dan penandatanganan kontrak Internsip
2.
Pembekalan diwahana, dilakukan pada minggu pertama pelaksanaan PIDI di wahana. Sifat pembekalan adalah orientasi yang dapat dilaksanakan selama 1 minggu untuk memberikan kesempatan kepada peserta mengenal lingkungan wahana yang akan ditempanya. Materi pekan orientasi antara lain : orientasi profil RS, tata terb disiplin yang berlaku, standar pelayanan setempat, hambatan atau kendala pelayanan kesehatan di wahana, kultur atau budaya setempat dan teknik tata cara pengurusan oleh IDI Cab.
C.
Kegiatan Peserta di Wahana Pengaturan jadwal kegiatan
Sebagaimana diterangkan sebelumnya, durasi pelaksanaan internsip adalah 12 bulan yang terbagi atas 2 wahana yaitu 8 bulan di RS dan 4 bulan di Puskesmas. Cakupan kegiatan di rumah sakit selama 8 bulan melipu 4 bulan dijalankan di instalasi rawat jalan, rawat inap medik, rawat inap bedah dan kejiwaan. Sedangkan dan 4 bulan lainnya dijalankan di instalasi rawat emergensi atau UGD. Seluruh kegiatan harus tersusun dalam jadwal yang tertata agar seap peserta dapat dibagi merata keseluruh instalasi sehingga magang dapat berjalan dengan baik. Untuk itu perlu dibuat jadwal kegiatan sebagai acuan bagi peserta, pendamping dan wahana serta KIDI provinsi yang akan memudahkan pemantauan kegiatan. Contoh jadwal kegiatan peserta internsip selama 1 tahun dapat dilihat di tabel 1
6 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Tabel 1. Contoh jadwal kegiatan peserta internsip no
wahana
Rumah 1 sakit
bagian/ instalasi
1
2
3
4
5
bulan ke 6 7 8 9 10 11 12
Rawat Jalan dan Rawat Inap - Medi k - Bedah - Kejiwaan
Rumah 2 sakit
UGD/ emergensi
3 Puskesmas - Poli Umum/ BP - K unjungan rumah - kegi atan paliatif - Ceramah Kesehatan - Dinas Luar
Keterangan: Lingkup kegiatan Peserta Internsip di wahana dak semata melakukan pengobatan, melainkan seluruh kegiatan profesional yang terdiri atas: 1.
Melakukan layanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga pada pasien secara pofesional yang melipu kasus medik dan bedah, kedaruratan
2.
dan kejiwaan baik pada anak, dewasa dan lanjut usia. Melakukan konsultasi dan rujukan untuk kasus-kasus yang ditemukan di wahana
3.
Melakukan kegiatan ilmiah medic berupa diskusi kasus, presentasi kasus dan diskusi portofolio tentang masalah atau kasus yang ditemukan selama menjalanka kegiatan internsip
4.
Melakukan kegiatan kesehatan masyarakat baik didalam maupun diluar gedung. Kegiatan ini terutama dilakukan di Puskesmas.
Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh peserta internsip di wahana sangat beragam sebagaimana lazimnya sebuh akvitas dokter yang bertugas disebuah fasilitas pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa:
1. 2.
Prak k kedokteran di bagian/ instalasi di wahana yang sedang ditempa Pengisian buku log kegiatan sebagai buk kegiatan yang telah dilaksanakan
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
|7
3.
Pengisian borang Portofolio untuk melaporkan kasus menarik atau penng yang ditemukan peserta keka menjalan prakk kedokteran di wahana.
4.
Persentasi laporan kasus
Seap peserta akan dievaluasi oleh Pendamping, koordinator wahana dan KIDI Provinsi. Evaluasi melipu: 1.
Sikap dan perilaku profesional peserta yang dilakukan melalui observasi oleh pendamping dan pemangku kepenngan terkait
2.
Kinerja peserta yang dilakukan melalui evaluasi buku log, portofolio kasus, presentasi kasus, laporan mini project. Evaluasi kinerja dilakukan oleh pendamping di seap wahana.
Alur kegiatan Peserta
8 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Kewajiban dan Hak Peserta
Seap dokter, peserta internsip mempunyai kewajiban yaitu: 1.
bekerja sesuai dengan standar kompetensi, standar pelayanan dan standar profesi medik;
2.
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh selama pendidikan dan mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan;
3.
mengembangkan keterampilan praktik kedokteran pelayanan kesehatan primer;
4.
bekerja dalam batas kewenangan hukum dan eka;
5.
berperan aktif dalam tim pelayanan kesehatan holistik, terpadu, paripurna; dan
6.
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada pelaksanaan internsip, seap peserta wajib menjaga dan menjalankan kewajiban tersebut dan pelaksanaannya akan dievaluasi oleh pendamping dan KIDI provinsi. Disamping kewajiban, peserta juga mempunyai hak sebagai berikut: 1.
mendapat bantuan biaya hidup dan penggantian transportasi bagi dokter yang mengikuti program internsip ikatan dinas;
2.
memilih fasilitas pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan oleh Menteri
3.
bagi dokter yang mengikuti program internsip mandiri; mendapat perlindungan hukum dari Pemerintah selama menjalankan program internsip sesuai dengan standar profesi
4.
mendapatkan cu selama sepuluh (10) hari kerja yang
dak
dilaksanakan
secara berturut-berturut untuk menjalankan upacara pernikahan, menghadiri upaya kemaan orang tua/ saudara kandung/ kakek/nenek/ suami/ istri/ anak, menjalankan tugas negara, menjalani rawat inap karena sakit yang dialami. 5.
mendapat izin untuk dak melaksanakan program internsip, diluar hak cu sebagaimana dimaksud pada bur 4 dan wajib menggan sebanyak hari yang dinggalkan;
6.
mendapatkan hak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
|9
Buk kehadiran
Buk kehadiran peserta pada kegiatan diwahana adalah da ar hadir peserta dan pendamping yang ditandatangani oleh Koordinator Wahana. Contoh da ar hadir terlampir pada lampiran 2. Laporan kegiatan
1.
Buku Log: berisi catatan kegiatan yang dilaksanakan seap hari dengan mengisi sesuai kolom yang telah tersedis di format buku log tersebut. Seap peserta mendapatkan 21 buku log untuk catatan kegiatan di rumah sakit dan puskemas
2.
Laporan kasus dalam bentuk portofolio: adalah laporan kasus menarik atau penng yang ditemukan oleh peserta selama mengiku kegiatan prakk kedokteran dengan mengisikan informasi kasus tersebut ke borang portofolio yang telah disediakan. Selama menjalankan magang di rumah sakit, se ap peserta wajib membuat 5 laporan kasus dalam bentuk portofolio. Borang portofolio dan contoh portofolio yang telah diisi terdapat dilampiran 3.
3.
Laporan presentasi kasus: adalah laporan kasus yang dibuat secara lengkap termasuk pembahasannya dan disusun dalam format presentasi. Kasus yang dipresentasikan dapat dipilih salah satu dari 5 kasus yang dilaporkan dalam bentuk portofolio atau kasus lain selain yang dilaporkan dalam bentuk portofolio. Selama menjalankan internsip di rumah sakit, se ap peserta wajib membuat 1 laporan presentasi kasus. Format laporan presentasi kasus terdapat di lampiran 4.
4.
Laporan pelayanan: adalah laporan kegiatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari UKM di Puskesmas. Laporan pelayanan dibuat se ap hari berdasarkan kasus yang didapatkan. Semua kasus yang dikerjakan harus dituliskan didalam laporan pelayanan. Format dan contoh laporan pelayanan terdapat di lampiran 5
5.
Laporan penyuluhan: adalah laporan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan langsung oleh peserta internsip baik didalam gedung maupun diluar gedung. Laporan penyuluhan dibuat untuk kegiatan klinis kepada individu, kelompok atau masyarakat. Format laporan penyuluhan terdapat di lampiran 6
10 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
BAB III TATA TERTIB PESERTA
Supaya pelaksanaan internsip berjalan ter b dan lancar, seap peserta wajib mengiku dan menjalankan tata terb yang diatur oleh KIDI sebagai berikut: 1.
Proses credenalling sebelum bertugas:
a.
Cedenalling adalah proses verifikasi keabsahan buk kompetensi peserta dan penetapan kewenangan klinik untuk melakukan pelayanan medis di suatu wahana
b.
Seap peserta yang akan bertugas di wahana wajib mengiku proses credenalling yang dilaksanakan oleh wahana
c.
Jenis area credenalling ditentukan oleh wahana sesuai kebutahan
d.
Peserta yang dak memenuhi syarat bekerja di wahana tersebut, diwajibkan mengiku pembekalan yang dilaksanakan oleh wahana
2.
Pengaturan penempatan peserta di wahana:
a.
Penempatan peserta di wahana ditentukan sepenuhnya oleh KIDI secara acak
b.
Peserta yang terikat dengan ikatan dinas instansi tertentu, penempatannya diatur oleh instansi tersebut bersama KIDI dengan ketentuan wahana yang digunakan memenuhi syarat KIDI
c.
Penempatan peserta diputuskan selambat-lambatnya 7 hari sebelum program dimulai, kecuali ada situasi atau keadaan khusus
d.
Sebelum ditempatkan diwahana, peserta diwajibkan mengikut pembekalan di KIDI provinsi selama 1 hari dengan cakupan materi:
e.
i.
Penjelasan tentang program internsip
ii.
Penjelasan peraturan pelaksanaan internsip
iii.
Penandatangan kontrak internsip
Seap peserta wajib menjalani orientasi di wahana selama 7 hari dengan materi: i.
Orientasi rumah sakit ( mengenal profil RS)
ii.
Mengenal Tata terb wahana
iii.
Mengenal IDI Cabang
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
11
f.
Mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) secara kolekf oleh KIDI Pusat
g.
Peserta diwajibkan menjadi anggota IDI cabang ditempat wahana untuk rekomendasi pengurusan SIP internsip
h.
Surat Izin prakk (SIP) difasilitasi secara kolekf oleh KIDI Provinsi cq Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
3.
Pengaturan hari dan jam kerja
a.
Seap peserta wajib mengiku ketentuan hari dan jam kerja yang berlaku di wahana, termasuk ketentuan jam tugas jaga
b.
Seap peserta diharapkan hadir sekurang-kurangnya 15 menit sebelum mulai bertugas
c.
Seap peserta wajib mengisi daar hadir harian yang disediakan oleh wahana
d.
Daar hadir dilaporkan seap bulan ke KIDI provinsi dengan persetujuan pendamping diketahui dg penanggungjawab wahan
4.
Pengaturan pakaian kerja
a.
Peserta wajib menggunakan pakaian yang sopan, rapi dan pantas
b.
Peserta diharuskan menggunakan jas dokter yang sesuai dengan ketentuan wahana
c.
Peserta diwajibkan menggunakan tanda pengenal yang dikeluarkan oleh wahana
d. e.
Peserta dak diperkenankan menggunakan kaos oblong, T –Shirt, jins dan sandal Peserta
dak
diperkenankan menggunakan dandanan dan asesoris yang
berlebihan f.
Pada saat bertugas di UGD, peserta dimungkinkan menggunakan pakaian jaga khusus dan sandal sesuai kelaziman di wahana
5.
Pengaturan akomodasi peserta
a.
Peserta wajib mengatur dan mengurus akomodasi selama bertugas diwahana
b.
Bila kondisi memungkinkan,
dak
tertutup kemungkinan akomodasi
disediakan oleh wahana c.
Untuk kenyamanan dan keamanan, peserta disarankan bertempat nggal ditempat dengan waktu tempuh selambat-lambatnya 30 menit dari wahana
12 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
6.
Pengaturan bantuan biaya hidup, honorarium dan imbal jasa
a.
Peserta akan mendapatkan bantuan biaya hidup sesuai ketentuan yang berlaku
b.
Bantuan biaya hidup ditentukan oleh SK Menteri Kesehatan atau SK pimpinan instansi yang memiliki peserta ikatan dinas
c.
Bantuan biaya hidup dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan/ instansi yang memiliki peserta ikatan dinas, ke rekening masing-masing peserta sesuai jadwal yang diatur oleh KIDI
d.
Peserta yang meninggalkan pelaksanaan internsip karena izin, akan tetap dibayarkan bantuan biaya hidupnya, dan pada saat menggan hari izin dak mendapatkan bantuan biaya hidup lagi
e.
KIDI
dak
menyediakan honorarium dan imbal jasa lainnya untuk peserta
internsip f.
Peserta
dak
dibenarkan menerima ajakan kerjasama dari instansi lain
termasuk menerima komisi atau hadiah yang mengikat peserta 7.
Pengaturan hari libur dan izin
a.
Ketentuan hari libur mengiku kalendar nasional dan ketentuan yang berlaku di wahana
b.
Peserta dak diperkenankan meninggalkan tugas, kecuali dengan izin tertulis dari penanggungjawab wahana.
c.
Terdapat 2 jenis Izin: i.
Izin yang dak perlu digan: 1.
Sakit yang
dak
memungkinkan peserta menjalankan tugas,
maksimum 2 hari 2.
Duka cita karena kemaan keluarga in (orangtua, anak, istri/ suami, saudara kandung), maksimum 2 hari
ii.
3.
Menikah, maksimum 2 hari
4.
Mengiku kegiatan ilmiah, maksimum 4 hari
5.
Maksimum jumlah hari izin yang dak perlu digan adalah 4 hari
Izin yang harus digan: 1.
Menjalankan ibadah keagamaan
2.
Melahirkan
3.
Pendidikan kedinasan
4.
Izin selain yang diatur pada bur i
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
13
5.
Pengganan hari izin dilakukan setelah proses internsip selesai seluruhnya (rumah sakit dan puskesmas)
6.
Jika sampai akhir program, izin belum digan, maka penerbitan Surat Tanda Selesai Internsip akan ditangguhkan sampai semua kewajiban pengganan hari izin dipenuhi
8.
Pengaturan tugas jaga
a.
Pengaturan tugas jaga untuk peserta internsip diatur oleh wahana
b.
Peserta wajib mengiku ketentuan yang diberlakukan oleh wahana untuk tugas jaga tersebut
c.
Peserta diharuskan mengisi daar hadir sebagai buk kehadiran yang akan dilampirkan dalam laporan akhir pelaksanaan internsip
9.
Pengaturan penggan tugas jaga
a.
Peserta internsip yang meninggalkan tugas dengan alasan yang dapat diterima, diwajibkan mencari penggan tugas jaga.
b.
Pengaturan pengganan disampaikan dalam bentuk tertulis dan diupayakan agar
dak
mengganggu kelancaran pelayanan, serta diketahui oleh
pendamping c. 10.
Pengaturan pengganan tugas jaga dak boleh diambil berturut-turut
Pengaturan kewajiban simpan rahasia
a.
Seap peserta internsip diwajibkan merahasiakan segala sesuatu tentang informasi medis pasien yang diketahuinya pada transaksi medik
b.
Peserta internsip diperkenankan melakukan semua ndakan medis dan non medis sesuai kompetensinya
11.
Pengaturan absensi
a.
Seap peserta wajib mengisi daar hadir: i.
Harian
ii.
Tugas Jaga
iii.
Kegiatan ilmiah dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di wahana
b.
Peserta
dak
diperkenankan menipkan pengisian daar hadir kepada
peserta lainnya
14 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
12.
Pengaturan penyelesaian tugas dan lap oran
a.
Seap peserta diwajibkan mengisi buku log kegiatan yang dilaporkan pada pertemuan mingguan ke pendamping untuk mendapatkan pengesahan
b.
Seap peserta yang ditempatkan di RS, wajib menyerahkan: i.
ii. c.
13.
Lima (5) laporan portofolio di RS dengan rincian kasus: 1.
Satu (1) kasus medik
2.
Satu (1) kasus bedah
3.
Satu (1) kasus kegawatdaruratan
4. 5.
Satu (1) kasus kejiwaan Satu (1) kasus medikolegal
Buku log kegiatan di RS
Seap peserta yang ditempatkan di Puskesmas, wajib menyerahkan : i.
Satu (1) laporan proyek mini
ii.
Buku log kegiatan di Puskesmas
iii.
Laporan pelayanan dan kegiatan penyuluhan
Klasifikasi pelanggaran tata terb, Pembinaan dan Pemberian sanksi
a.
Pelanggaran tata terb pelaksanaan internsip dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu: i.
Pelanggaran ringan melipu: 1.
Terlambat hadir > 3 kali
2.
Pelanggaran disiplin berpakaian > 1 kali
3.
Tidak mengisi daar hadir sesuai keadaan yang sebenarnya > 1 kali
ii.
Pelanggaran sedang melipu: 1.
Menuntut sesuatu yang bukan haknya
2.
Bersikap dak sopan terhadap sesama teman sejawat, staf dan pimpinan wahana
3.
Tidak bersedia melaksanakan tugas jaga
4.
Meninggalkan tugas sebelum wakutnya
5.
Tidak membuat laporan sesuai ketentuan
6.
Menerima komisi dari pihak lain
7.
Tidak melaksanakan kewajiban yang diberikan sebagai sanksi atas pelanggaran ringan sesuai peringatan yang diterima
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
15
iii.
Pelanggaran berat melipu: 1.
Pemalsuan tanda tangan
2.
Pemalsuan laporan
3.
Pemberian informasi palsu
4.
Melaksanakan pekerjaan yang dak sesuai dengan kompetensinya
5.
Menyalin laporan orang lain (plagiat)
6.
Menghilangkan rekam medik
7.
Memanipulasi data rekam medik
8. 9.
Membocorkan rahasia pasien Membuat onar
10.
Melaksanakan perbuatan asusila
11.
Tidak menjalankan sanksi yang diberikan akibat pelanggaran sedang yang dilakukan
b.
Tindakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh peserta adalah sebagai berikut: i.
Peringatan tertulis: 1.
untuk peserta yang terbuk melakukan pelanggaran ringan.
2.
Peringatan dikeluarkan oleh KIDI provinsi dan ditembuskan ke KIDI Pusat
ii.
3.
Peringatan tertulis berisi:
a. b.
Jenis pelanggaran Tanggal pelanggaran
c.
Nama peserta
d.
Wahana
Perpanjangan masa internsip di wahana terkait: 1.
Seap pelanggaran yang termasuk klasi fikasi sedang kepada peserta diwajibkan menambah 7 hari kerja dengan penugasan sesuai dengan kegiatan internsip oleh penanggungjawab wahana dan diketahui oleh KIDI provinsi dan KIDI pusat. untuk pelanggaran berat 15 hari kerja dengan penugasan sesuai dengan kegiatan internsip oleh penanggungjawab wahana dan diketahui oleh KIDI provinsi dan KIDI pusat.
2.
Peserta yang sedang dalam proses pemberian sanksi, Surat Tanda Selesai Internsip dak akan diberikan sampai peserta tersebut menyelesaikan sanksi tersebut
16 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
BAB IV EVALUASI PESERTA
Evaluasi kinerja peserta secara keseluruhan dilakukan oleh pendamping. Penilaian kinerja didapat dari observasi terhadap sikap, perilaku, kompetensi medik, komunikasi, kepribadian dan pofesionalisme. Selain itu penilaian juga diperoleh dari buku log, portofolio, laporan kasus dan mini project. Pendamping secara informal dapat memperoleh masukan dari pemangku kepenngan terkait, antara lain sejawat lain, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan pasien. Evaluasi kinerja peserta dilakukan dengan target yang telah diuraikan sebelumnya dengan rincian: 1)
Pengelolaan kasus UKP yang dilaksanakan di RS dan Puskesma, harus memenuhi jumlah dan jenis yang cukup dengan kode kegiatan:
2)
a)
Kasus Medik
b)
Kasus Bedah
c)
Kasus Kegawat daruratan
d)
Kasus Jiwa
e)
Medikolegal
Pengelolaan kasus UKM dilaksanakan di Puskesmas (Kesehatan Masyarakat) dan ditargetkan harus memenuhi jumlah dan jenis yang cukup melipu PKMP dan PKPP. a)
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)* dengan kode kegiatan: 1.
Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2.
Upaya Kesehatan Lingkungan
3.
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB)
4.
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5.
Upaya surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
6.
Upaya Pengobatan Dasar
7.
Mini project dengan pendekatan lingkaran pemecahan masalah.
b) c)
Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)** Penelian sederhana mengenai status kesehatan masyarakat
d)
Masing-masing kode kegiatan sekurang-kurangnya satu kasus PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
17
Semua data tersebut dilaporkan kepada dan ditandatangani oleh dokter Pendamping secara berkala dan bersinambung.
Laporan Peserta
Seap peserta diwajibkan untuk membuat laporan sebagai target kegiatan internsip dengan rincian: 1)
Lima (5) laporan portofolio kasus PKPP yang dilaporkan serta didiskusikan dalam
2)
diskusi portofolio yang dijadwalkan untuk itu. Membuat satu ( 1) laporan presentasi kasus dari salah satu kasus di laporan poroolio atau kasus lain dengan format presentasi kasus dan dipresentasikan di depan staf medik Rumah sakit setempat.
3)
Membuat laporan pelayanan dan penyuluhan sebagai bagaikan dari kegitan PKMP yang didiskusikan dalam diskusi kelompok yang dijadwalkan untuk itu
4)
Membuat satu (1) mini poject yang harus dilaporkan dan dipresentasikan di jajaran Puskesmas setempat.
5)
Mengisi buku log kegiatan di rs dan puskesmas sebagaimana format buku log yang telah disediakan.
18 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Format Buku Log
Format dan contoh pengisian Buku Log untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP) / Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Keterangan format: (1) Tanggal pelaksanaan kegiatan (2) Kode Kegiatan dan Data Dasar (3) Data dasar mencakup umur dan jenis kelamin sedangkan (4) Kode kegiatan sebagai berikut: a. KasusMedik b. Kasus Bedah c. Kasus Kegawat daruratan d. Kasus Kejiwaan e. Kasus Medikolegal (5) Diagnosis untuk kegiatan A s/d E (6) Penatalaksanaan untuk kegiatan A s/d E (7) Catatan dan usulan pendamping a. Evaluasi kinerja peserta b. Usulan perbaikan kinerja c. Tanda tangan pendamping (8) Keterangan:Hal-hal lain yang dianggap perlu, antara lain umpan balik posif bagi peserta, tempat/lokasi kasus ditemukan (wahana) PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
19
Format dan contoh pengisian Buku Log untuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) / Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) Kode Kegiatan
UraianKegiatan
Tanda tangan pendamping
Tanggal
Catatan pendamping
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (1) 1.
(2) Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Sehat
(3) 11/8/ 2012
9/9/ 2012
(4) 6/10/ 2012
$ Dr. Widjaya
(5) Metode penyuluhan tepat
F.2. Upaya Kesehatan Lingkungan (1) 1.
(2)
(3)
Melakukan kunjungan rumah untuk menilai tempat nggal (mendiagnosis rumah sehat/ dak sehat)
(4) $ Dr. Widjaya
(5) Diagnosis kurang tepat Tingkatkan kemampuan
F.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB) (1) 1.
(2)
(3)
Melakukan pelayanan antenatal sesuai standar
(4) $ Dr. Widjaya
(5) Kinerja sudah baik
F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (1) 1.
(2)
(3)
Melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak balita menggunakan KMS
(4) $ Dr. Widjaya
(5) Kemampuan sangat baik
F.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular (1) 1.
(2)
(3)
Melakukan acve case finding
(4) $ Dr. Widjaya
(5) Metode kerja baik
F.6. Upaya Pengobatan Dasar (1) 1.
(2)
(3)
Melaksanakanklasi fikasi penyakit/ coding penyakit (KLB, wabah, penyakit program)
(4) $ Dr. Widjaya
(5) Peserta sudah mampu
F.7 Mini Project (1) 1.
(2) Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang di RT X
(3) 15/9/2012
20 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
(4) $ Dr. Widjaya
(5) Tujuan sudah tercapai
Keterangan format: 1.
Kode Kegiatan
2.
Uraian Kegiatan: jenis kegiatan dan materi kegiatan yang dilakukan
3.
Tanggal Pelaksanaan kegiatan: kegiatan selama di wahana
4.
Tanda tangan pendamping
a.
Catatan pendamping
b.
Evaluasi kinerja peserta
5.
Usulan perbaikan kinerja
Format Mini Project
Mini project adalah kegiatan yang dilakukan untuk membantu pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas. Untuk itu seap peserta diminta memilih salah satu upaya kesehatan di Puskesmas, menentukan indikator hasil pelaksanaan yang masih dapat dingkatkan atau diperbaiki, kemudian memilih dan melaksanakan solusi mampu laksana selama mereka bertugas di Puskesmas. Contoh kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam bentuk mini project adalah; edukasi kesehatan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat dalam bentuk gotong royong, sosialisasi kepada tokoh masyarakat, dll. Langkah-langkah dalam pelaksanaanmini project adalah sebagai berikut: 1.
Tetapkan topik masalah (dari upaya pokok puskesmas)
2. 3.
Analisis masalah dengan mengumpulkan data Analisis data primer dan sekunder
4.
Tetapkan diagnosis komunitas dan faktor terkait
5.
Kembangkan solusi penatalaksanaan
6.
Pilih dan rencanakan solusi yang mampu laksana
7.
Laksanakan solusi
8.
Evaluasi keberhasilan mini project
Format laporan mini project sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan, terdiri atas: 1.
Latar belakang
2.
Pernyataan masalah
3. 4.
Tujuan Manfaat
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
21
Bab II: Tinjauan Pustaka berisi njauan tentang program yang diintervensi Bab III: Metode, berisi metode dan langkah-langkah yang dilakukan Bab IV: Hasil terdiri atas 1.
Profil komunitas umum
2.
Data geografis
3.
Data demografik
4.
Sumber daya kesehatan yang ada
5.
Sarana pelayanan kesehatan yang ada
6.
Data kesehatan masyarakat (primer) yaitu: a.
prevalensi masalah kesehatan masyarakat sebelum dan sesudah intervensi
b.
Perilaku kesehatan masyarakat sebelum dan sesudah intervensi
Bab V: Diskusi, berisi pendapat dan masukan dari hasil pelaksanaan mini project. Bab VI: Kesimpulan dan Saran.
22 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
TABEL PENILAIAN KINERJA Form 3.x1 UKP MEDIK, B EDAH, KEGAWATDARURATAN, JIWA, MEDIKOLEGAL
NO. Perilaku
KINERJA AB
CD
E
• Disiplin (kehadiran tepat waktu) • Parsipasi (ikut serta memberi masukan) • Argumentasi (rasionalitas) • Tanggungjawab(misalnya, mengisi rekam medis) • Kerjasama (tenggang rasa, tolong-menolong, tanggap) Klinis (dapat dinilai melalui wawancara dan atau presentasi kasus) Ilmu pengetahuan (mempunyai ilmu yang memadai dan mampu menerapkannya, di nilai melalui presentasi kasus dan atau portofolio) Keterampilan medis klinis (Keterampilan klinis yang memadai termasuk anamnesis dan pemeriksaanjasmani, dinilai melalui audit medis) Kemampuan membuat keputusan klinis reasoning” dinilai melalui presentasi kasus)
(“Clinical
Kemampuan mengatasi kegawatan medis(kemampuan berndak cepat dan tepat mengatasi kedaruratan sekalgus menyadari keterbatasannya) Keterampilan prosedural (kemampuan menyelesaikan ndak medis secara ”lege ars”, sesuai dengan SOP, diniliai melalui laporan periodik. Komunikasi Kemampuan berkomunikasi secara efekf (dengan pasien, keluarganya, sejawat, dan staf klinik) Kemampuan bekeja dalamm (kerjasama dengan semua unsur di dalam maupun di luar klinik) Kepribadian dan profesionalisme Tanggungjawab profesional(kejujuran, keandalan) Menyadari keterbatasan (merujuk, konsultasi pada saat yang tepat)
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
23
UKP MEDIK, B EDAH, KEGAWATDARURATAN, JIWA, MEDIKOLEGAL
NO. Perilaku
Menghargai kepenngan dan pendapat pasien (Menjelaskan semua pilihan ndak media yang dapat dilakukan dan membiarkan pasien/keluarganya memilih yang terbaik untuk pasien ybs) Parsipasi dalam pembelajaran (akf mengutarakan pendapat dan rasionalisasi ndak medis dalam seap
kegiatan pembelajaran) Kemampuan membagi waktu (menyelesaikan semua tugas pada waktunya dan tetap mempunyai waktu untuk membantu orang lain) Pengelolaan rekam medis (selalu menulis data medis secara benar dan baik dalam rekam medis)
24 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
KINERJA AB
CDE
NO.
KINERJA
UKM Perilaku
A
Disiplin (kehadiran tepat waktu)
Parsipasi (dalam melakukan assessment dan intervensi F.1 s/d F.7)
Argumentasi (rasionalitas)
Tanggungjawab(misalnya, menulis laporan kasus, laporan kunjungan rumah, penyuluhan)
Kerjasama (tenggang rasa, tolong-menolong, tanggap)
B
C
D
E
Manajerial (dinilai berdasarkan laporan dan atau presentasi kasus) Latar Belakang permasalahan atau kasus Permasalahan di keluarga, masyarakat maupun kasus Perencanaan dan Pemilihan Intervensi(misalnya metode penyuluhan, menetapkan prioritas masalah dan intervensi) Pelaksanaan (proses intervensi) Monitoring dan Evaluasi termasuk didalamnya pengambilan kesimpulan Komunikasi Kemampuan berkomunikasi secara efekf(dengan kasus, keluarga maupun masyarakat) Kemampuan bekeja dalamm (kerjasama dengan semua unsur di masyarakat) Kepribadian dan profesionalisme Tanggungjawab profesional(kejujuran, keandalan) Menyadari keterbatasan(merujuk, konsultasi pada saat yang tepat) Menghargai kepenngan dan pendapat kasus maupun pihak lain(Menjelaskan semua pilihanndak UKP dan UKM yang dapat dilakukan dan membiarkan kasus/ keluarga/ masyarakat untuk memutuskan pemecahan masalah) Parsipasi dalam pembelajaran (akf mengutarakan
pendapat dan rasionalisasi ndak UKP dan UKM dalam se ap kegiatan pembelajaran) Kemampuan membagi waktu
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
25
Keterangan: 1.
Lembar evaluasi kinerja internsip di atas diisi dengan data pekerjaan 2 mingguan yang telah dikerjakan peserta.
2.
Simpulkan kinerja peserta dalam huruf A sampai E sesuai dengan baku mutu berikut ini:
a.
Melebihi standar; sudah patut bekerja mandiri dan bahkan kreaf
b.
Sesuai dengan standar; sudah mampu bekerja mandiri tanpa pengarahan lanjut
c.
Perlu perbaikan; masih perlu arahan di sejumlah kegiatan
d. e.
Perlu dibentuk; masih perlu mendapat arahan menyeluruh Belum tampak adanya perubahan menuju yang lebih baik
26 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
BAB V PENUTUP
Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia ini disusun untuk memenuhi kebutuhan seluruh pihak terkait agar dapat memahami seluk beluk program internsip dokter Indonesia. Hendaknya semua pihak dapat menggunakan buku ini sebagai acuan dalam melaksanakan Program Internsip Dokter Indonesia di seluruh Indonesia. Diharapkan melalui Program Internsip Dokter Indonesia yang dilakukan dengan baik akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia, sehingga dapat memberikan dampak kepada status kesehatan di masyarakat Indonesia. Buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu sangat diharapkan koreksi, masukan, usulan penyempurnaan dari semua pihak yang memiliki perhaan untuk perkembangan Program Internsip Dokter Indonesia.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
27
DAFTAR SINGKATAN 1.
AIPKI: Asosiasi Instusi Pendidikan Kedokteran Indonesia
2.
BALKESMAS: Balai Kesehatan Masyarakat
3.
DPJP: Dokter Penanggung Jawab Pasien
4.
EKG: Elektro Kardio Gram
5.
IDI: Ikatan Dokter Indonesia
6. 7.
IPTEKDOKKES: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran dan Kesehatan KBK: Kurikulum Berbasis Kompetensi
8.
KDDKI: Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia
9.
KIDI: Komite Internsip Dokter Indonesia
10.
KKI: Konsil Kedokteran Indonesia
11.
MKDKI: Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
12.
PKPP: Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
13.
PKMP: Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
14.
PUSKESMAS: Pusat Kesehatan Masyarakat
15.
RS: Rumah Sakit
16.
FASYANKES: Fasilitas Pelayanan Kesehatan
17.
SDM: Sumber Daya Manusia
18. 19.
SKP: Satuan Kredit Parsipasi STR: Surat Tanda Registrasi
20.
STSI: Surat Tanda Selesai Internsip
21.
SLPI: Surat Laporan Pelaksanaan Internsip
22.
UKP: Upaya Kesehatan Perorangan
23.
UKM: Upaya Kesehatan Masyarakat
24.
PKPP : Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
25.
PKMP: Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
28 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
GLOSSARY
1.
AIPKI:
Sebuah asosiasi yang dibentuk oleh para dekan fakultas kedokteran
yang berfungsi memberikan permbangan dalam rangka memberdayakan dan menjamin kualitas pendidikan kedokteran yang diselenggarakan oleh fakultas kedokteran 2.
Dokter: lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundangundangan.
3.
IDI: Organisasi profesi untuk dokter
4.
KBK: Kurikulum yang menik -beratkan kepada kompetensi dokter sesuai dengan standar kompetensi dokter yang di tetapkan oleh KKI.
5.
KDDKI: Badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masing disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut
6.
KIDI Pusat:
instusi/ lembaga yang dibentuk berdasarkan kep menkes dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program internsip 7.
KIDI Provinsi: Instusi/ lembaga yang diangkat dan bertanggung jawab terhadap KIDI Pusat dengan tugas menyelenggarakan program internsip
8.
KKI: suatu lembaga negara, mandiri, nonstruktural, dan bersifat independen, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.
9.
Kolegium: badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut.
10.
Kompetensi dokter menjalankan prakk kedokteran sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter yang telah disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
11.
Layanan primer Pelayanan medik dasar yang merupakan kompetensi dokter prakk umum
12.
MKDKI Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada daknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dan menetapkan sanksi
13.
Pasien Seap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
14.
Pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun dak langsung kepada dokter atau dokter gigi PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
29
15.
Pendamping Internsip Dokter yang telah memiliki kriteria sebagai pendamping internsip
16.
Peserta Internsip Dokter peserta program internsip yang telah lulus dari Fakultas Kedokteran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
17.
Prakk Layanan medik yang diberikan seorang dokter kepada pasien sesuai dengan kompetensinya
18.
Prakk Kedokteran Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi
19.
terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. Program Internsip Dokter Indonesia Program pelahan keprofesian praregistrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna memahirkan kompetensi yang telah mereka capai setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan kedokteran dasar
20.
Registrasi Pencatatan resmi terhadap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hokum untuk melakukan ndakan profesinya
21.
FASYANKES Tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang digunakan untuk prakk kedokteran adtau kedokteran gigi
22.
Serfikat Kompetensi Dokter Surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan prak k kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi
23.
SK Pendamping Internsip Surat keputusan yang diterbitkan oleh KIDI Pusat yang diberikan kepada seorang dokter yang telah memenuhi syarat sebagai pendamping internsip dokter
24.
SLPI Surat yang ditandatangani oleh Pendamping dan Pimpinan Wahana Internsip sebagai buk bahwa peserta telah menyelesaikan Program Internsip
25.
STR Internsip Buk tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter yang telah diregistrasi untuk mengiku kegiatan internsip
26.
STSI Surat yang dikeluarkan oleh pimpinan saryankes yang menyatakan bahwa sudah menyelesaikan program internsip
27.
Sumpah/ Janji Dokter Sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi
30 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
28.
Surat Ijin Prakk Buk tertulis yang di berikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan prakk kedokteran setelah memenuhi persyaratan
29.
UKP/PKPPSeap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
30.
UKM/PKMP Seap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi mbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
31.
Wahana Sarana pelayanan kesehatan yang menjadi tempat pelaksanaan program internsip yang telah memenuhi kriteria sebagai wahana internsip
32.
Stakeholders Semua pihak, organisasi maupun perorangan yang peduli dan atau terlibat terhadap suatu usaha.
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
31
PENULIS
1.
drg. Tritaraya, SH
2.
Prof. Mulyohadi Ali, dr, Sp. FK
3.
Prof. Firman Lubis
4.
Dr. Slamet Budiarto, SH
5.
Prof. Budi Sampurna
6. 7.
Dr. Iskandar, Sp. A Dr. Nur Abadi
8.
Dr. Tom Surjadi
9.
DR. Basuki D. Purnomo, dr. Sp. U
10.
Dr. M. Djauharai Widjajakusumah
11.
Dr. Riyani Wikaningrum
12.
Prof. dr. Soeharto
13.
Dr. Masruroh Rahayu
14.
Dr. Sugito Wonodirekso
15.
Prof. Dr. Qomariyah
16.
Dr. Herqutanto
17.
Dr. Wida Fatmaningrum
18. 19.
Dr. Yulherina Dr. Bernard SM Hutabarat
20.
Dr. Woro Hapsari
21.
Dr. Nita Arisan
22.
DR. dr. Putu Suriyasa
32 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
UCAPAN TERIMAKASIH
Kementerian Kesehatan RI menyampaikan terima kasih dan penghargaan se nggingginya
kepada semua pihak yang telah membantu, dimulai dari usulan draf pertama
hingga diterbitkannya Pedoman Internsip Dokter Indonesia ini. A.
Kelompok Kerja Program Internsip Dokter Indonesia Sesuai dengan Kepmenkes Nomor 993/MENKES/SK/X/2008 1. 2.
Sekretaris Jenderal Depkes RI Dirjend. Bina Pelayanan Medik Depkes RI
3.
Dirjend. Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI
4.
Ketua Konsil Kedokteran Indonesia
5.
Ketua Umum PB IDI
6.
Kepala Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI
7.
Kabid Pemberdayaan Puspronakes LN, Badan PPSDMK
8.
Kabid Perencanaan dan Sumberdaya Pusdiknakes Badan PPSDM
9.
Sekretaris Badan PPSDMK
10.
Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK
11.
Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK
12.
Ketua Elect PB IDI
13. 14.
Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia Kepala Biro Kepegawaian, Depkes RI
15.
Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK
16.
Kepala Bidang Bin-Bang Pradokyan Primer dan Doga
17.
drg. Ninin Seaningsih, MM (Kepala Bagian Program dan Informasi, Ditjen Bina Yanmedik)
18.
drg. Marliana Purba, MM (Biro Kepegawaian, Depkes RI)
19.
Syamsul Bahri SKM, M.Kes (Kepala Bagian Program dan Informasi, Set. Badan PPSDMK) Minarto, SKM, M.Kes (Sekretariat KKI)
20.
Ney T. Pakpahan (Biro Hukum dan Organisasi, Depkes RI)
21.
Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Indonesia
22.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI
23. 24.
Wakil Ketua MKDKI Kabag Hukormas Badan PPSDMK
25.
Kabag Penyusunan Peraturan Biro Hukor Depkes RI PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
33
26.
Kabag Hukormas Ditjen Yanmedik Depkes RI
27.
Kabag Hukormas Ditjen Binkesmas, Depkes RI
28.
Kabag Pelayanan Hukum Sekretariat KKI
29.
Sekretaris Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga
30.
Biro Hukum PB IDI
31.
Ketua Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia PB IDI
32.
Kepala Pusdiklat SDMK, Badan PPSDMK
33.
Ketua PDKI
34. 35.
Ketua Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Indonesia Ketua Divisi Registrasi Kosil Kedokteran Indonesia
36.
Kabag Kepegawaian dan TU Set. Badan PPSDMK
37.
Kabid Perencanaan dan Informasi Pusrengun SDM Kesehatan Badan PPSDMK
38.
Kabag Umum dan Kepegawaian Set. Ditjen Bina Yanmedik
39.
Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI
40.
Ketua BP2KB PB IDI
41.
Kabid Perencanaan dan Program Puspronakes LN Badan PPSDMK
42.
Kasubag Perencanaan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI
43.
Kepala Pusrengun SDM Kesehatan, Badan PPSDMK
44.
Ses Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI
45.
Kabid Distribusi dan Kemandirian Pusrengun SDM Kesehatan Badan PPSDMK
46. 47.
Kabag Tata Laksana Keuangan, Biro Keuangan danPerlengkapan, Depkes RI Kabag Keuangan dan Perlengkapan Set. Badan PPSDMK
48.
Kasubdit Bina Yanmed RSU Pendidikan, Ditjen Bina Yanmed Depkes RI
49.
Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI
50.
Ketua Komisi Internsip Kolegium DDKI PB IDI
51.
Kabag Administrasi Umum dan Sekretariat KKI
52.
Kabag Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI
53.
Kabid Kendali Mutu Pusdiklat SDMK, Badan PPSDM Kesehatan
34 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
B.
TIM AD HOC Sesuai dengan SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.04/2/1767.2/09 1.
dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH (Kepala Badan PPSDM Kesehatan)
2.
Zulkarnain Kasim, SKM, MBA (Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan)
3.
Drs. Abdurrahman, MPH (Kepala Pusrengun SDM Kesehatan Badan PPSDMK)
4.
dr. Seawan Soeparan, MPH (Kepala Pusdiknakes Badan PPSDMK)
5.
dr. Ida Bagus Indra Gautama (Kepala Pusdiklat SDM Kesehatan, Badan PPSDMK)
6.
dr. Asjikin Iman H. Dachlan, MHA (Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
7.
dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F(K) (Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI)
8.
Prof. DR. Mulyohadi Ali, dr (Konsil Kedokteran Indonesia)
9.
dr. Djauhari Widjajakusumah, PFK (Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia)
10.
drg. Judianto, MPH (Kepala Bidang Pemberdayaan, Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
11.
dr. Rini Rachmawa, MARS (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
12.
Ir. Herwan Bahar, MSc (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
13.
Jenny Songkilawang, SKM (Kasubbid Profesi, Puspronakes LN)
14. 15.
drg. Helmawaty Hamid, MPd (Kasubbid TKKI dan TKKA, Puspronakes LN) Prof. Dr. Hj. Qomariyah, MS, PKK, AIFM
16.
dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
17.
dr. Bernard SM. Hutabarat, PAK
18.
Prof. DR. Soeharto, dr, MSc, MPdK, SpPD KPTIdr. Ti Savitri
19.
Ira Heriawa, SKp
20.
dr. Yulherina, MKM
21.
dr. Tom Surjadi, MPH
22.
dr. Si Pariani
23.
Prof. Dr. Nancy Margarita Rehaa, dr., Sp.An.KIC, KNA
24.
Dr. Ova Amelia, dr. SpOG, M.Med
25.
A. Syahroni, S.Sos, MPd
26. 27.
Hani Annadoroh, Amd. Keb, SKM dr. Sugito Wonodirekso, MS, PKK, PHK
28.
dr. Riyani Wikaningrum, DMM, MSc PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
35
29.
DR. Respa S. Drajat, dr. SpOT
30.
DR. Basuki B. Purnomo, dr. SpU
31.
drg. Widyawa, MQIH
32.
Mufliha, S.Kep, Ners
33.
Dorce Tandung, S.Sos, Msi
34.
Asril Rusli, SH, MH
35.
Burlian SH, M.Kes
36.
drg. Astuty, MARS
37. 38.
Ney T. Pakpahan, SH, MH Uud Cahyono, SH
39.
Dra. Farida Uli Siahaan, Apt
40.
Dewi Suci Mahaya M, SSt
41.
JB. Soekirno
42.
Wasiya Djuremi, SKM
43.
Rr. Kristan Endah WW, SKM
44.
Yenni Sulistyowa, SP
36 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2004
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Prakk Kedokteran, Departemen Kesehatan, Jakarta, 2004
3.
Kurikulum Pendidikan Tinggi, SK no 045/U/2002, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, 2002
4.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, 2003
5.
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi, Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta, 2006
6.
Standar Pendidikan Profesi Dokter, Surat Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia no 20/KKI/KEP/IX/2006, Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta, 2006
7.
Standar Kompetensi Dokter, Surat Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 21A/KKI/KEP/IX/2006, Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta, 2006
8.
Gan L, Azwar A, Wonodirekso S; A Premier on Family Medicine Prace, Singapore Internaonal Foundaon, Jakarta, 2004
9.
Boelen C, Hag C, Hunt V,Rivo M, Shahady E; Eds Educaon and Professional Development dalam Improvving Health System: The Contribuon of Family Medicine, Best Prinng Company, Singapore, 2002
10.
Teaching Family Medicine dalam A Premier on Family Medicine Prace Ed.1, Onion Design Pte Ltd, Singapore 2004
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
37
Lampiran 1
KIAT KLINIK UNTUK DOKTER LAYANAN PRIMER A.
Prinsip dasar
1.
Pasien datang dengan keluhan bukan diagnosis
2.
Picu Sambut dengan salam dan tanyakan masalah utamanya lalu biarkan bercerita, •
jangan mengarahkan,
• •
Jangan mendesak, Jangan menyudutkan
•
Jangan menakut-naku
•
Pancing bicara jika buntu
3.
Idenfikasi bur in, gali secara cermat mengarah kepada dugaan diagnosis
4.
Biasakan menggunakan Kiat Klinik ini sampai menjadi kebiasaan dan dak perlu berpikir banyak untuk mengingatnya.
5.
Pasien berlainan jenis dengan dokter selalu didampingi oleh salah satu anggota keluarganya atau tenaga kesehatan lainnya.
6.
Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh salah satu anggota keluarganya terutama untuk penyakit kronik agar keluarga pasien ikut berpar sipasi
7.
dalam proses pengobatan. Sedapat mungkin Catat nama dan hubungan keluarga yang mendampingi pasien saat di ruang periksa kecuali pasien dak menghendaki didampingi.
8.
Ingat: Catatan dalam rekam medis secara random/acak akan diperiksa oleh sejawat lain disaksikan oleh dokter pendamping dalam sebuah rapat pleno periodik.
B.
Daar lik dalam prakk
a)
Anamnesis terarah menuju diagnosis yang dituju dan menyingkirkan diagnosa banding 1)
Pasien datang dengan keluhan
2) 3)
Biarkan pasien bercerita secara lengkap Dengarkan baik-baik penuh empa
4)
Jangan arahkan ceritanya
38 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
b)
5)
Tangkap bur-bur pokoknya
6)
Kembangkan pertanyaan untuk merinci bur pokok itu
7)
Lanjutkan pertanyaan untuk menegakkan diagnosis
8)
Prakirakan penyebab keluhan dan pikirkan (Diagnosa Banding, DB?)
9)
Singkirkan diagnosa banding dengan sejumlah pertanyaan
10)
Catat seluruhnya secara singkat dalam rekam medis
Pemeriksaan jasmani secara umum dan khusus dan memprakirakan apa yang akan ditemukan 1)
Prakirakan tanda yang hendak dicari
2)
Pasien dak harus berbaring atau buka baju jika dak perlu
3)
Dapatkan tanda vital dan catat dalam rekam medis
4)
Cari tanda pendukung diagnosis catat dalam rekam medis
5)
Cari tanda penyingkir diagnosa banding (paskan
dak
ada), catat
dalam rekam medis c)
Pemeriksaan penunjang yang rasional dan prakirakan hasilnya 1)
Pilih yang esensial bukan yang ideal dan bukan normaf
2)
Jelaskan mengapa harus diperiksa
3)
Tawarkan kepada pasien, jelaskan manfaatnya jika dilakukan dan risikonya jika dak dilakukan
4) 5)
Biarkan pasien dan atau keluarganya menentukan pilihan Jelaskan langkah yang harus atau akan dijalani pasien dalam pemeriksaan penunjang
6)
Prakirakan hasil yang akan didapat dan manfaatnya untuk ndak lanjut yang harus dilakukan
d)
Susun strategi penyelesaian masalah yang dihadapi 1)
Ajak pasien dan atau keluarganya memahami masalah yang dihadapi
2)
Sampaikan sejumlah pilihan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah itu
3)
Biarkan pasien dan atau keluarganya memilih yang sesuai setelah dijelaskan
4)
Jelaskan manfaatnya jika dijalani dan risikonya jika dak dijalani
5) 6)
Jika disyaratkan, buatlah “informed consent” Jelaskan peran pasien dan atau keluarganya dalam upaya yang hendak dilakukan PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
39
e)
Idenfikasi saat terbaik untuk konsultasi kepada pendamping dan konsultan/ spesialis dan perujukan 1)
Kadang-kadang
diperlulkan
konsultasi
dan
perujukan
karena
penyakitnya dak dapat diatasi di tempat anda internsip. 2)
Catat dalam rekam medis indikasi konsultasi dan perujukan atau cukup tandai gejala dan tanda yang mengharuskan anda merujuk atau memerlukan konsultasi dengan spesialis
3)
Jika ragu-ragu, tanyakan dokter pendamping anda.
4)
Perlu diingat bahwa keperluan akan rujukan mungkin dapat terjadi setelah pasien di rumah
5)
Jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya untuk mengenali gejala
6)
Berikan “hot-line” agar pasien segera menghubungi dokter jika gejala
7)
Siapkan surat rujukan agar pasien dak perlu kembali ke klinik, kecuali
8)
Paskan tempat dan dokter spesialis yang hendak dituju
dan tanda yang memerlukan perhaan itu kegawatan muncul untuk diperlukan pemasan
f)
Jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya perihal diagnosis, rasionalitas ndak
medis, termasuk keperluan akan konsultasi, rujukan, dan jangan lupa
jelaskan pula prognosisnya sedapat mungkin. 1)
Pasien berhak mendapatkan informasi yang lengkap tentang masalah yang dihadapi dan dokter wajib menjelaskannya sampai pasien dan atau keluarganya paham
2)
Kejelasan dan kejujuran ilmiah merupakan landasan utamanya
3)
Sedapat mungkin bantulah pasien dan atau keluarganya mencari jalan keluar dari masalahnya
g)
Jelaskan peran pasien dan keluarganya dalam proses penyembuhan penyakit 1)
DK menyembuhkan pasiennya di habitat pasien sendiri
2)
Sebagian tugas dokter didelegasikan kepada pasien dan atau
3)
Jelaskan secara rinci peran pasien dan atau keluarganya
4) 5)
Dalam proses penyembuhan Tanggung jawab tetap pada dokter
keluarganya
40 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
h)
Idenfikasi risiko dan lakukan ndak pencegahan penyakit dan komplikasinya 1)
Sejumlah penyakit mungkin menular atau menurun
2)
Jelaskan menggunakan bahasa awam masalah yang dihadapi dan risiko kejadian itu pada anggota keluarga yang lain
3)
Jelaskan langkah yang harus dilakukan oleh pasien dan atau keluarganya jika penyakit itu menular agar dak terjadi penularan
4)
Jelaskan upaya pencegahan penularan dan atau munculnya penyakit menurun
5) C.
Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi dan cara pencegahannya
Daar Tilik kegiatan kesehatan masyarakat
1. Micro Planning a.
Analisa situasi wilayah kerja dan puskesmas setempat (data umum,
b.
Idenfikasi masalah
c.
Penyusunan prioritas masalah
d.
Penyusunan rencana pemecahan masalah
upaya kesehatan, manajemen kerja puskesmas)
2.
3.
Pelaksanaan / Implementasi a.
Upaya peningkatan status kesehatan masyarakat
b. c.
Upaya pencegahan Upaya pengobatan
d.
Upaya rehabilitaf
Evaluasi Penyusunan laporan kegiatan kesehatan masyarakat
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
41
LAMPIRAN 2
DAFTAR HADIR PESERTA Nama Peserta
:
Nama Wahana
:
NO.
BAGIAN
NAMDAPJP
……………………………………………….., Peserta
(
PARAF
…………………………………. Pendamping
)
(
42 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
)
LAMPIRAN 3
Berita acara presentasi portofolio Catatan:
Halaman protofolio ini sebaiknya disalin~sinar (fotokopi) karena anda akan membuat sejumlah laporan yang sekaligus merupakan catatan untuk bekal and berprakk nannya.
Pada hari ini tanggal : …........................................... telah dipresentasikan portofolio oleh: Nama
: ....................................................................................................
Judul/topik
: ....................................................................................................
Nama Pendamping : (Dr. Pendamping atau staf ahli lainnya) Nama Wahana NO
: .................................................................................................... NAMA
TTD
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.
Pendamping
(
)
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
43
il m u B
ia s n a L
M R . o N
a k ta s u P n a u a j n i T
: g n i p m a d n e P a m a N
n a r a g e y n e P
io l o f o tr o P g n a r o B
: ta r e sP e a m a N
: a n a h a W a m a N
: k i p o T
):s u s a (k l a g g n a T
: n ie sP a a m a N
i:s a t n e s e rl P a g g n a T
i:s a t n e s e rt P a p m e T
i:s a t n e s e r fP k e y b O
a w e m sI
h la a s a M
s o P
sa a w e D
it d u A
ja a m e R
s u s a K
k a n A
n a il p m a r te e K
n e m je a n a M
i y a B
n a u lm i e K
k s o n g a i D
s u t a n o e N
:i s p i rs k e D
44 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
: a n ju u T
li a m E
te is R
is u k is d n a d is a t n se e r P
a k ta s u P n a u a j n i T
is u k si D
: n a s a h a b n a h a B
:s a h a b m e m a r a C
i:s a rt isg e R r o m o N
: k a j se r a a rd e T
: a m a N
: lp e T
: n sie a p ta a D
: ik lin k a m a N
S A IT LI S A F n a g n e d i a u s e s, A D A
i:s u k is d n a h a b k u t n u a m a t u ta a D
N G A Y N A H A B M A T n a d M U I R ) O N T A A R JA O R B E A K L E P N , : A N ) A A su S G s K I N k a E R U K n M G a d E N IL n P , IK , e i H sa S I A p F M n N U a A A R ( g n S K k is e d IR fi n E :t n a :s i a ik M k d a E i P a l in y su :h l ia n K s e s o e o i t n :n P n / a : sn (d r a o n i c a ta a :a n s a b b ta g a a g a n s ir j r i e m o r h a u n b a g e u e k k u id n s l G (: /s e e e e g m n k k p i i is P t t t t l t n o y a y a y a y a is y a la in g a a a a d n a in a w w w w i i i i i o w i D R R R R K R a L . . . . . . . . 1 2 3 4 5 6 7 8
) IK N O R T K E L E IA D E M u a t a , R E V U O C N A V , D R A V R A H M E T S I S I A K A M E M , h o t n o c ri e ib d ( : a ) k A a t N A sP H u A ra W a . D 1
. 2
. 3
: n a r ja a l e b m e P li s a . H 1
. 2
. 3
. 4
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
45
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
Uraikan secara singkat dan jelas semua bu r yang sudah dipelajari sesuai dengan yang tercantum dalam bagian akhir borang portofolio. Hasil pembelajaran diurai secara singkat. Supaya menjadi lebih runut dan terpadu, rangkuman disusun berdasarkan pedoman rekam medis, SOAP.
•
”Subjekve”(keluhan pasien, diperoleh darianamnesis dan alo~anamnesis),
•
”Objekve” (yang ditemukan oleh dokter dari pemeriksaan jasmani maupun
•
penunjang) ”Assessment”(Penalaran klinis/ kasus/ masalah, membahas hubungan antara S dan O, di antara komponen S dan O)
•
”Plan” = rencana ndakan dan ndak lanjut terhadap diagnosis, terapi, konsultasi,
rujukan, kontrol, dan terapi berdasarkan A
Contoh Pengisian Portofolio
Ini adalah contoh laporan yang cukup ideal. Upayakan anda dapat membahas kasus anda sedalam dan seluas mungkin seper pada kasus ini.Pembahasan itulah yang akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan anda. Banyak jenis kasus yang dapat dibahas menggunakan format ini, termasuk kasus: 1.
“General check~up”atau
2.
“KB dan KIA”
3.
“Kegawatdaruratan medik”di layanan primer
4.
“Ceramah kesehatan”untuk awam
5.
“Kunjungan rumah”
6.
“Pembinaan keluarga”
7.
“Tumbuh kembang anak normal”.
8.
“Masalah menajemen klinik misalnya asuransi kesehatan”
9.
Dsb. yang mungkin anda akan hadapi dalam prakk mandiri nannya. Dalam buku ini dicontohnya kasus yang cukup menarik dan membawa banyak
masalah sehingga bermanfaat untuk pembelajaran yaitu “spondilis TBC”.
46 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
il m u B
a si n a L
e n a w a j d a r
a P i n a D .r D :r te n se r e P
1 s u s a K
C B T s il i d n o p S : k i p o T
4 0 0 2 i e M 3 1 :) s u s a l(k a g g n a T
a k a ts u P n a u ja n i T
o sk e ri d o n o W o it g u S r. D : g in p m a d n e P
4 0 0 2 i n u J 4 1 :i s ta n se re p l a g g n a T
I K D P R R :i s a t n e s e rt p a p m e T
:i s a t n e s re f p k e y b O
a w e m sI
n ra a g e y n e P
h a l a s a M
n la i p m a r e t e K
n e m je a n a M
n a
k s
m u il e K
o n g a i D
a s a w e D
a j a m e R
k a n A
iy a B s u t a n o e N
. d a y n la u b 5 h a k i n e m k a d n e h ,) ~ ( s u b i g 8 ~ 7 h T n a g in r is k u trs e d , C B T s il i n d o p s ,k i n o r k g n u g n u p ir e y n , n h t 9 2 ,s i d a G i:s rk ip s e D
ti d u A
s o P
li a m E
li m a h n a n ik g n u m e k i p a k i y n e m r, a n o m l u p n o n C B T a b o g n e m : n a u j u T
i:sa rt si g e R r o m o N
: k a j e s r a a d r e T
s u s a K
t e s i R a k ta s u P n a u ja n i T
: n a s a h a b n a h a B
is u k is d n a d i s ta n e s e r P
is u k is D
:s a h a b m e m a r a C
: a m a N
: n sie a p ta a D
: p l e T
: k i lin k a m a N
i:s u k is d n a h a b k u t n u a m a t u ta a D
s:i in l K n ra a b m a G s/i s o n g a i D . 1
ir e y n , h u b m e s r a n e b -r a n e b i a p m a s n a li m a h e k a d n u n e m n i g in , k i a b . m su u m u u h k n t a e a sr d o a k e i K a l, k a a im m e n i m m k s a d ta i rm a k i o f jh e d u , b C m B a T k s g il n i u d n n o g p u S p
is d e M is a tl i b a h e R ti n U ( M R U n a g n e id s a tl u s n o k
: n ta a b o g n e P t a y a w i R
h la e t e s s u s u h k t e sr o k , ia s n a r o b o r , id m a n iz ra i P , H N I , n is i m o t p e rt S , in si p m a fi R
. ta r a k a J , M C S R
. 2
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
47
. n a ju a m e k a d a k a d ,i sk e fl
:t i k a y n e P / n a t a h e s e k t a y a w i R . 3
rt e a ij p n a d ir i d n e s a b o i d , 4 0 0 2 n u h a t l a w a k ja e s g n u g g n u p ir e y n , ru a p C B T h a n r e p m u l e b is n e a P
: a g r a u l e k t a y a w i R . 4
l ta o t h u b m e s n a d n a g in r k ro ts h a n r e p ,i s n e rt e p i h n iu s n e p . h d s h a y a r, a s e b r e t n a u p m e r e p k a n A
: n a a jr e k e p t a y a w i R . 5
.r e t u p m o k , ta s a w s n a a h a s u r e p si r a t re k e S
: n i la ~ n i a L . 6
n ra a l u n e p i a t n a r s u t u m e m n a d is k e f n i s u k fo ir a c n e m k u t n u l ia s o s n a d k is fi n a g n u k g n li is in d o K
: a k a t sP u r a a D
6 1 is i d E , e n cii d e m f o k o o b t~ x e t n o ris a H . a
. b
.c
: n a r ja a l e b m e p li s a H
r a n o m l u p ~ n o n C B T iss o n g a i D
k i n o r k g n u g g n u p ri e y n i a d a sp a W
. 1
. 2
48 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
g im e R
M R U n a g n e d a m a s a jr e k t a a f n a M
C B T s lii s n o p s a d a p g n u g n u p ir e y n e m si n a k e M
n ra a l u n e p n a h a g e c n e p k u t n u is a k u d E
t a b ro e b n a h u t a p e k k tu n u is a v o M
n a il m a h e k o k is re n a g n e d s u ib g n a g n u b u h g n a t n te is a k u d E
. 3
. 4
. 5
. 6
. 7
. 8
il m a h a ti n a w a d a p r a n o m l u p ~ n o n C B T i p a r te n e
Catatan: Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
Uraikan secara singkat dan jelas semua bu r yang sudah dipelajari sesuai dengan yang tercantum dalam bagian akhir borang portofolio. Hasil pembelajaran diurai dan dikemas secara singkat. Supaya menjadi lebih runut dan terpadu, rangkuman disusun berdasarkan pedoman rekam medis, SOAP.
·
”Subjecve”(keluhan pasien, diperoleh darianamnesis dan alo~anamnesis),
·
”Objecve” (yang ditemukan oleh dokter dari pemeriksaan jasmani maupun penunjang)
·
”Assessment”(Penalaran klinis, membahas hubungan antara S dan O, di antara
komponen S dan O) ·
”Plan” = rencana ndakan dan ndak lanjut terhadap diagnosis, terapi, konsultasi,
rujukan, kontrol, dan terapi berdasarkan A
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
49
Contoh dalam hal kasus no 1: 1.
Subyekf: Pasien mengeluh nyer i punggung kronis di tempat yang sama harus diwaspadai adanya kelainan tulang belakang oleh berbagai sebab termasuk spondilis, osteoartrosis, hiperskoliosis, kiposis, lordosis, masalah ergonomis,dsb.
2.
Objekf: Hasil pemeriksaan jasmani, foto ronsen toraks AP dan lateral, pemeriksaan darah tepi, dan njauan ergonomis berdasarkan pekerjaannya sehari-hari sangat mendukung diagnosis TBC tulang belakang (spondili s TB). Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
3.
Gejala klinis (nyeri punggung di tempatyang sama yang Gambaran ronsen yang khas
dak kunjung mereda)
Endemisitas TB di Idnonesia
Kelainan sesibilitas minimal(neuropa )senggi L1–L3
Tidak ditemukan hiperskoliosis, spondiloartr osis, ataupun gangguan ergonomis yang berar.
”Assessment”(penalaran klinis): Nyeri punggung berawal dari destruksi ruas tulang belakang yang menyebabkan deformitas ringan. Secara biomekanik kejadian ini mengubah garis berat yang melalui sumbu tulang belakang, yang semula lurus menjadi tergeser dan bersudut di daerah punggung sehingga beban yang dipikul oleh ”m. errector trunci”kiridan kanan dak seimbang dan muncullah nyeri punggung yang merupakan manifestasi kelelahan otot di satu sisi. Itulah sebabnya, ke ka dalam posisi duran pasien merasa nyerinya hilang dan ke ka bangun muncul lagi. Keadaan ini membawa konsekuensi pemberian penghilang nyeri dan pelemas otot untuk sementara. Selanjutnya harus dicari cara untuk mengurangi beban yang berat sebelah dengan pengunaan korset khusus hasil konsultasi dengan Unit Rehabilitasi Medis RS. Penggunaan korset khusus ini ternyata sangat membantu sehingga pasien terbebas darikebutuhan akan analge k sehingga upaya pengobatan terfokus untuk mengatasi spondili snya. Kepada pasien perlu ditekankan bahwa kehamilan dak terpengaruh oleh pemakaian OAT (Obat An TB) kecuali streptomisin yang dapat bersifat ototoksik dan nefrotoksik terutama pada janin, oleh karena itu selama penggunaan streptomisin pasien dianjurkan untuk dak hamil dulu dengan berbagai cara, misalnya menggunakan kondom jika bersanggama di saat masa subur. Selain itu, agar dak terlalu membebani tulang belakang,jika bersanggama pasien dianjurkan dalam posisi terlentang. Keluarganya, terutama suaminya diminta ikut mengawasi pengobatan di rumah, mengingatkan pasien minum obat dan sunk streptomisin pada waktunya sampai selesai. Perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa deformitas tulang belakangdak dapat pulih seper sediakala dan karenanya harus menggunakan korset seumur hidup dan olah raga terbaiknya adalah berenang.
50 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
4.
”Plan”: Diagnosis: kecil kemungkinannya keluhan ini bukan disebabkan oleh TB.Upaya diagnosis sudah opmal. Pengobatan: penggunaan analgek sudah selayaknya distop dan pasien dianjurnya sepenuhnya menggunakan korset. Pengunaan sejumlah obat secara sinkron dilakukan untuk menghindari MDR (Mulple Drug Resistance) dan memperpendek masa pengobatan serta membatasi disabilitas akibat deform itas. Pendidikan: dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu proses penyembuhan dan pemulihan, untuk itu pada tahap awal pasien dan keluarganya diminta
datang untuk pengarahan secara bertahap. Anjurkan pasien dan atau keluarganya segera meneleponjika ada hal-hal yang meragukan. Konsultasi: Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan spesialis Rehabilitasi Medis. Konsultasi ini merupakan upaya, agar keterbatasan akibat deformitas dapat teratasi tanpa harus makan analgek sepanjang hayat untuk nyeri pingangnya. Rujukan: direncananakan jika proses penyakit berlanjut dan atau terjadi tekanan saraf spinal neuropa berubah menjadi neuris perifer pada dematom yang ybs. Kontrol: Kegiatan
Periode
Hasiy l angdiharapkan
Kepatuhan makan obat dan 10 hari sekali untuk bulan I Segera diketahui efek samping obat pemantauan efek samping obat Sebulan sekali untuk selanjutnya dan atau kesalahan cara minum obat Laboratorium
Seap 3 bulan kecuali jika gejala
Parameter laboratorium semuanya
Ronsen
semakin parah Setelah6bulankecualijika gejala semakin parah
membaik Terjadi proses perbaikan, deformitas dak makin parah.
Kehamilan
Segeralaporjikaadatanda kehamilan
Jika hamil streptomisin harus segera distop
Nasihat
Seap kali kunjungan
Kepatuhan minum obat dan pemahaman akan penyakitnya meningkat
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
51
Dalam contoh kasus no 2 1.
”Subjecve”: Keluhan subyekf influensa sudah sangat dikenal oleh masyarakat oleh karena itu dokter harus mencerma dan berusaha mengidenfikasi penyakit lain yang mirip atau muncul bersama, misalnya DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)dan infeksi EBV (Eptein-Barr Virus)termasuk CMV (Cytomegalo Virus).
2.
”Objekve”: Pasien dengan riwayat kesehatan yang baik dan tercatat semuanya dalam rekam medis sangat membantu penegakan diagnosis dan penyingkiran DD.
3.
”Assessment”: diagnosis pada kasus ini semata-mata berdasarkan temuan klinis dan catatan riwayat kesehatan dalam rekam medis. Pemberian an bioka sebenarnya dak diperlukan akan tetapi mengingat pasien ini anak tunggal dengan orang tua tunggal yang sibuk, dokter terpaksa memberikan anbioka. Namun demikian anbioka itu dak segera diberikan mealinkan ditunggu sampai hari ke-3, jika saat itu demamnya belum mereda. Pasien dianjurkan untuk dak membeli anbioka itu terlebih dahulu dengan menuliskannya di lembar resep yang berbeda. Dengan demikian pasien mendapat dua lembar resep yang satu berisiobat an-flu yang lainnya berisi anbioka. Pada pasien ini perlu dilakukan pengawasan pola suhu badan agar dapat terdeteksi kemungkinan DHF.
4.
”Plan”: Diagnosis dapat berubah sewaktu-waktu jika terjadi perubahan mengingat ISNA pada anak-anak sering berkomplikasi dengan OMA atau idapan DHF yang tersamar. Terapi sudah sesuai dan selanjutnya adalah pemantauan kepatuhan minum obat yang perlu dicerma. Pemeriksaan laboratorium terutama darah dan urin ru n akan dilakukan jika sampai hari ke-3 masih demam dan atau anak tampak ”loyo” atau ada keluhan sakit perut, mual, dan atau sesak napas. Pendidikan untuk pasien dan dan keluarganya berupa wewan
bahwa influensa sangat cepat menular melalui udara pernapasan dan masa inkubasinya sangat cepat, dalam 24 jam sudah dapat muncul gejalanya jika tertular. Untuk pencegahan cukup dengan asupan gizi yang baik, israhat yang cukup, dan olah raga. Dengan demikian jika tertular dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan yang berar. Kontrol dilakukan jika sampai hari ke-3 masih demam. Kegiatannya melipu pemeriksaan jasmani ulang dan jika dipandang perlu dilakukan pemeriksan laboratorium sesuai dengan dugaan diagnosis tambahan atau perubahannya saat itu. Pasien diminta segera kontak jika terjadi hal-hal dak diinginkan misalnya alergi obat, muntah yang hebat, keluhan sakit perut dan atau tampak sesak napas atau anak ngantuk melulu atau makin rewel.
52 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Lampiran 4 Slide no :
Isi slide
1.
Ju du l (k as us y an g di pres enta si kan) Nama presentan Nama anggota kelompok (jika ada)
2.
Pendahuluan • Kasus Anda r ekaan atau asli • • • • • •
Alasan mengapa kasus ini diajukan: Alasan klinis, epidemiologis, atau apa pun presentasi kasus ini Yang menarik dari kasus ini Fokus pembicaraan Masalah pada kasus ini Tujuan presentasi ini (terutama yang berkaitan dengan dampak yang merugikan atau membahayakan pasien) Buku acuan ~acuan yang dipakai
3.
Da ta ad mi ni stras i p as ie n Nama, No register, Status kepegawaian, Status sosial, dsb…..
4.
Data D emografis
Alamat Agama Suku Pekerjaan Bahasaibu Jenis kelamin Dsb.
5.
Data biologik Tinggi badan Beratbadan Habitus Dsb, ….
6.
Data Klinis Anamnesis terfokus diagnosis A B B Dst (tambahkan slide baru jika diperlukan)
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
53
7.
Pemeriksaan jasmani
8.
Anamnesis penyingkir DD (Diagnosis banding,DB) Berkaitan dengan DD~1 ……. ……. …….Dst. Berkaitan dengan DD 2 Berkaitan dengan DD 3 Dst. (tambahkan slide jika diperlukan)
Tanda vita l Tensi Nadi Dst….. Untukdugaan diagnosis Status lokalis sesuai dengan dugaan diagnosis (tanda klinis yang ditemukan yang mendukung dugaan diagnosis) Dugaan DD (sebaiknya selalu dibuat DD) Status lokalis penyingkir DD (tanda klinis yang ditemukan yang tidak mendukung DD)
Pem erik saan p enun jang y ang di perl ukan (tul iska n “tid ak pe rlu” jik a mema ng tida k diperlukan dan cantumkan alasannya mengapa tidak diperlukan) • Laboratorium untuk mencari tanda~tanda sbb.: • 1 • • • •
2 3 Dst……. Pemeriksaan lain …………………………..
9.
Hasi l yang dipe rol eh a tau pra kir aka n da ta yang aka n dip ero leh • 1 • 2 • 3 • Dst……. • Komentar/ kesimpulan atas hasil tersebut
10.
Pemeriksaan p enunjang l ain • Alasan pemeriksaan • Hasil yang dicari • Hasil yang diperoleh • Komentar/simpulan atas hasil Tuliskan tidak perlu jika memang tidak memerlukannya
54 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
11.
Diagnosis Tuliskan diagnosis di sini Alasannya adalah: Dari Anamnesis Dari Pemeriksaanjasmani Dari pemeriksaan penunjang Dari data lain nya ……
12.
Diagnosis holistic • Diagnosi s klinis • Diagnosi s biologis • Diagnosis psikologis • Diagnosi s sosial
13.
Strategi P enanganan Ma sala h • Untuk diagnosi s klinis • Untuk diagnosis biologis • Untuk diagnosis psikologis • Untuk diagnosi s sosial
14.
Ala san K ons ult asi da n Ruju kanji ka dip erluk an Tandaobyektif 1 2 4, dst Tandasubyektif 1
2 3 dst Alasan lainnya?
15.
Penje las an un tuk p asi en da n ke lua rganya Diagnosis dan konsekuensinya Masalah dan risiko yang dihadapi Berbagai jalan keluar Apa yang sebaiknya dilakukan (Biarkan pasien dan keluarganya memilih sendiri) Khasiatdan efeksamping obat
16.
Peran pasien d an keluargany a dalam penanganan masalah • Berkaitan dengan obat • Berkaitan dengan diet • Berkaitan dengan kegiatan lain, • Berkaitan dengan masalah agama • Berkaitan dengan masalah budaya • ….dsb ……
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
55
17.
Ide nti fik asi Ri sik oda n Pen ceg aha nnya • Adakah risiko kambuh, menularatau menurun • Bagaimana mencegahnya (mungkin juga tidak bisa dicegah)
18.
Ilm u yan g dip unyai unt uk me nan ganan i ka sus in i Ilmu Dasar Kedokteran: A B Dsb. Ilmu Klinik
19.
A B Dsb Ilmu Kedokteran Komunitas Keterampilan A B Dsb
Ilmu y ang dip erol eh dar ipre sent asi ini ( inila h yang d irangkum dalam l apor an portofolio,berupa uraian rasionalitas tindak medis yang dilakukan) Ilmu dasar kedokteran: A B Dsb. Ilmu klinik A B Dsb Ilmu Kedokteran Komunitas Keterampilan A B Dsb.
56 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Lampiran 5 : Lapo ran Pelayanan
(1) Kode Kegiatan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Tanggal dan tempat kegiatan
Topik/kegiatan
Catatan pendamping
Tanda tangan pendamping
Keterangan tambahan
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA |
57
Lampiran 6: Laporan Penyuluhan
Nama Peserta
:
Tanda tangan :
Nama Pendamping
:
Tanda tangan :
NamaWahana
:
TemaPenyuluhan
:
Tujuan Penyuluhan
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
JumlahPeserta
:
58 | PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA